MANAJEMEN PENDIDIK SESUAI DENGAN STANDAR (1)

MANAJEMEN PENDIDIK SESUAI DENGAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Disusun Oleh:
Muhamad Ade Dwi Cahya (171011500149)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2018

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berhubungan dengan tuntutan zaman tenaga pendidik begitu semakin berperan
dalam mencerdaskan anak bangsa dilihat dari tugasnya sangatlah dibutuhakan tidak
hanya seorang yang dapat memberikan materi namun dibutuhkan pendidik yang
profesional dalam profesinya. Selain itu, tenaga pendidik pun harus memiliki
persyaratan sebelum nya dinyatakan sebagai pendidik yang sah sesuai Standar Nasional
Pendidikan. Maka untuk menciptakan tenaga pendidik yang sesuai Standar Nasional
Pendidikan ini begitu jelas bahwa pendidik bukanlah suatu profesi yang sembarangan

baik dalam tugasnya maupun persyaratan sebelumnya dinyatakan sebagai pendidik.
Pendidik haruslah mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan karean selain
dibutuhkannya pendidik yang baik dan jelas di profesinya bahkan setelahnya pun akan
berdampak dalam setiap tingkatannya baik itu tunjanga pokok, dan tunjangan
fungsionalnya.
B. Ruang Lingkup Kajian
Dalam penyusunan makalah ini ruang lingkup permasalahan berkaitan tentang
Manajemen Pendidik yang harus mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan yang
didalamnya ada beberapa aspek seperti Pengertian Manajemen dan Pendidik,
Manajemen Pendidik, Hakikat Manajemen Pendidik, Standar Nasional Pendidikan
tentang Pendidik serta Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen
Pendidik.
C. Tujuan
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah, makalah
ini saya susun untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa, tenaga pendidik,
maupun masyarakat berkaitan dengan Manajemen Pendidik yang harus mengacu
kepada Standar Nasional Pendidikan yang didalamnya ada beberapa aspek seperti
Pengertian Manajemen dan Pendidik, Manajemen Pendidik, Hakikat Manajemen
Pendidik, Standar Nasional Pendidikan tentang Pendidik serta Implikasi Standar
Nasional Pendidikan terhadap Manajemen Pendidik.


1

II. PEMBAHASAN
A. Hakikat Manajemen Pendidik sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
1.

Pengertian Manajemen Pendidik
Manajemen termasuk bagian yang tak kalah pentingnya dalam
pengelolahan dan perencanaan khususnya pendidik. Maka tak heran dalam
pendidik memiliki suatu manajemen yang mengacu kepada Standar Nasional
Pendidikan. Karena sangat dibutuhkan tenaga pendidik yang bermutu dan
professional dalam bidang yang di embannya sehingga semuanya tak luput
dengan manajemen itu sendiri.
Secara etimologi (etimos = asal usul kata, logos = ilmu atau kajian),
ensiklopedia bebas Wikipedia menjelaskan bahwa istilah manajemen berasal
dari kata dalam Bahasa Perancis kuno “menajement” , yang berarti “seni
melaksanakan dan mengatur “. Oleh karena itu , Mary Parker Follet, telah
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pakerjaan melalui
orang lain. Definisi ini bermakna bahwa seorang menejer bertugas mengatur

dan mengarahkan orang lain untuk secara sinergi mencapai tujuan organisasi.
Dalam makna opersionalnya, Ricky W. Griffin menjelaskan bahwa manajemen
tidak lain adalah “ satu proses perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), pengoordinasian (coordinating), dan
pengontrolan (controlling) sumber daya untuk mencapai sarana (goal’s) secara
efektif dan efisien”. Efektif berarti tujuan dapat dicapai sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan, sedangkan efisien berarti tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisasi dengan baik, serta sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan”.1
Dengan kalimat yang sama , James A.F Stoner juga menjelaskan bahwa
manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan

1

Suparlan. Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori sampai dengan Praktik. (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2013), h. 41.

2

dan pengendalian semua anggota organisasi, serta penggunaan sumber daya

yang ada untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.2
Sedangkan pendidik dalam pembahasan ini disandingkan dengan tenaga
pendidik atau guru dengan salah satu tugasnya mendidik. Secara sederhana guru
adalah seorang yang harus digugu dan ditiru walaupun sejatinya pendidik dan
guru hal yang berbeda dalam maknanya.
Menurut Ngalim Purwanto (1995) menjelaskan bahwa guru adalah orang
yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu seseorang atau
kelompok orang, sedangkan guru sebagai pendidik adalah seorang yang berjasa
terhadap masyarakat dan Negara.3Pendidik merupakan tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. (UU No.20 THN 2003, PSL 39 (2)). Guru adalah tenaga
kependidikan yang berasal dari anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam mendefinisikan
kata guru ataupun pendidik, setiap orang pasti memiliki perspektifnya masingmasing.
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru, pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang tanpa
memiliki keahlian sebagai guru. Dalam Pasal aturan Pemerintah (PP) No. 74
tahun 2008 tentang guru. Sebutan guru mencakup: (1) guru itu sendiri, baik gur

kelas, gur bidang studi, maupun guru bimbingan dan konseling atau guru
bimbingan kariri, (2) guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah; dan
(3) guru dalam jabatan pengawas.4
Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pasal 39 ayat (2) : Pendidik merupakan tenaga profesional yang
2

Ibid.
Latifah Husein. Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional. (Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS,
2017), h. 21.
4
Ibid, h. 22.

3

3

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukakan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi.5
Dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
Dalam ajaran agama islam guru adalah orang yang bertanggungjawab
terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya,
baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik. Guru berarti
orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada anak didik
dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan,
serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah.
Selain itu guru mampu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu yang
mandiri.6
Manajemen Pendidik adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari
tenaga pendidik masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya
berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan,
pemberian, kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan/ pengembangan
dan pemberhentian. Bisa kita simpulkan manajemen pendidik adalah
pengelolahan baik itu perencanaan yang di atur dalam standar nasional

pendidikan untuk lebih mengarahkan bagi seorang pendidik dalam setiap
tingkatan dimana pendidik itu mengajar.
2.

Tujuan Manajemen Pendidik
Tujuan Manajemen Pendidik secara umm adalah:

5

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS),(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), h.27.
6
Latifah Husein. Op.Cit, h.22.

4

 Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga
kerja yang cakap, dapat dipercaya, dan memiliki motivasi tinggi.
 Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan.
 Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi

prosedur perekrutan dan seleksi yang ketat, sistem kompensasi dan intensif
yang disesuaikan dengan kinerja, pengembangan manajemen serta
aktivitas pelatihan yang terkait dengan kebutuhan organisasi dan individu.
 Mengembangkan praktik manajemen dengan komitmen tinggi yang
menyadari bahwa tenaga pendidik merupakan stakeholder internal yang
berharga

serta

membantu

mengembangkan

iklim

kerjasama

dan

kepercayaan bersama.

 Menciptakan iklim kerja yang harmonis.
 Menentukan Standar Mutu Pendidikan.
 Menjadikan tenaga pendidik yang profesional.7
Tujuan umum ini tak lepas untuk menciptakan atau menghasilkan calon
guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan
bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab
dan menurut Permendiknas No.8 tahun 2009 bahwa tujuan nya menghasilkan
calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan
menilai pembelajaran, menindaklanjutihasil penilaian, melakukan pembimbingan,
pelatihan peserta didik, serta melakukan penelitian dan mampu mengembangkan
profesionalitas secara berkelanjutan.

7

Ibid. h.23.

5


3. Tugas dan Fungsi Pendidik
Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pasal 39 (2): Pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Secara khusus tugas dan fungsi pendidik (guru dan dosen) didasarkan pada
Undang-Undang No.14 Tahun 2005, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk ,
meningkatkan mutu pendidikan Nasional, pengembang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni, serta pengabdian kepada masyarakat. Jelas sekali fungsi
tenaga pendidik ialah meningkatkan mutu pendidikan nasional. Seperti halnya
dikatakan Edward Sallis : Mutu bagi setiap institusi , mutu adalah agenda utama
meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting.8
4. Standar Manajemen Pendidik
Dalam bidang khusus nya pendidik, satuan pendidikan sekolah melakukan
program dengan standar manajemen pendidik sebagai berikut.
1.

Sekolah/madrasah menyusun program pendayagunaan pendidik.


2.

Program pendayagunaan pendidik;


Disusun dengan memperhatikan standar pendidik dan tenaga pendidikan;



Dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah termasuk
pembagian tugas, mengatasi bila terjadi kekurangan tenag, menentukan
sistem penghargaan, dan pengembangan profesi bagi setiap pendidik
serta menerapkannya secara profesional, adil, dan terbuka.

3.

Pengangkatan pendidik tambahan dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan oleh penyelenggara sekolah/madrasah.

8

Edward Sallis. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. (Jogjakarta: IRCiSoD, 2010), h.5.

6

4.

Sekolah/madrasah perlu mendukung upaya:


Promosikan pendidik berdasarkan asas kemanfaata, kepatutan, dan
profesionalisme;



Pengembangan pendidik yang diidentifikasi secara sestematis sesuai
dengan aspirasi individu, kebutuhan kurikulum, dan sekolah/madrasah.

5.

Sekolah/madrasah mendayagunakan:


Kepala sekolah/madrasah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pemimpin pengelolahan sekolah/madrasah;



Wakil kepala sekolah/madrasah melaksanakan tugas membantu kepala
sekolah/madrasah dalam mengelolah bidang kurikulum.



Guru melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai agen
pembelajaran yang memotivai, mendidik, membimbing, dan melatih
peserta didik sehingga menjadi manusia yang berkualitas dan mampu
mengaktualisasi potensi kemanusiaannya secara optimal.

B. Standar Nasional Pendidikan tentang Pendidik
1.

Kualifikasi Akademik Pendidik Melalui Pendidikan Formal
Kualifikasi guru tertera dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2003 yaitu
Guru wajib memiliki kualfikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Dalam Standar Nasional Pendidikan pendidik diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Komptensi Guru.
a. Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA


Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang

7

pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi
yang terakreditasi.
b. Kualifikasi Akademik Guru SD/MI


Pada guru SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1/PGSD/PGMI)
atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

c. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs


Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

d. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA


Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

e. Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB


Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (DIV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan
program studi yang terakreditasi.

d. Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK*

8

diperoleh dari



Guru pada SMK/MAK* atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

2.

Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaran
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai
guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum
dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan
kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seorang yang memiliki keahlian
tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk
melaksanakannya.

3.

Standar Kompetensi Guru
Menurut UU Nomor 14 tahun 2005 pasal 10 ayat (1) Kompetensi guru
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi dan (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai
kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah. Isi dari peraturan pemerintah tersebut sebenarnya sama dengan UU
nomer 14 tahun 2005.
Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan
pasal 28 ayat (3) Kompetensi sebagai agen pembelanajran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:


Kompetensi Pedagogik.



Kompetensi Kepribadian.



Kompetensi Profesional dan



Kompetensi Sosial.

a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi yang terdiri atas lima sub
kompetensi yaitu: memahami peserta didik secara mendalam; merancang
pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan
9

pembelajaran;

melaksanakan

pembelajaran;

dan

melaksanakan

evaluasi

pembelajaran; dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensinya.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi ini terdiri dari lima subkompetensi, yaitu kepribadian yang
mantap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia. Subkompetensi
kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai
dengan norma hukum, subkompetensi yang dewasa melalui indikator esensial:
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos
kerja sebagai guru. Guru yang berwibawa memiliki indikator esensial yaitu:
memiliki prilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki
prilaku yang disegani.
c. Kompetensi Profesional
Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam
yang

memungkinkannya

membimbing

peserta

didik

memenuhi

standar

kompetensi yang ditetapkan dalam standar pendidikan.
d. Kompetensi Sosial
Dalam kompetensi ini guru mampu berkomunikasi dan begaul secara efektif
dengan peserta didik dan tenaga kependidikan. Mampu berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan lingkungan sekitar seperti halnya masyarakat dan
orang tua wali peserta didik. Interaksi guru ini ialah interaksi sosial yang
meniscayakan kompetensi sosial.
C. Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen Pendidik
Dalam implikasi terhadap Manajemen Pendidik adanya Standar Nasional
Pendidikan tehadap Manajemen Pendidik sangatlah banyak memberikan manfaat yang
baik kepada tenaga pendidik karena dalam prosesnya untuk menjadi seorang guru
profesional lebih terarah baik dalam capaian kualifikasinya untuk menjadi sebagai
tenaga pendidik dan dalam kompetensinya pun sudah tersusun dengan baik. Sehingga
menjadi tenaga pendidik yang profesional dalam profesiya dan sesuai dengan
kemampuan dalam bidang studi yang diemban.

10

Selain itu, adanya Standar Nasional Pendidikan memberikan dampak yang positif
kepada pendidik yakni dalam mengemban tugasnya dan menjadi pendidik yang
profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mewujudkan cita-cita pendidikan
nasional dan adanya Standar Nasional Pendidikan ini menjadikan pendidik semakin giat
dalam mengejar target pendidikannya seperti pengejaran sertifikasi pendidik karena
semakin tinggi riwayat pendidikannya begitu banyak keuntungan yang didapatkan oleh
seorang pendidik dan semakin besar pula tanggungjawab yang diembannya.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam makalah ini kesimpulan yang didapatkan dari Manajemen Pendidik bahwa
dalam mewujudkan cita-cita Pendidikan Nasional haruslah merujuk kepada Standar
Nasional Pendidikan. Selain itu Manajemen Pendidik ialah aktivitas yang harus
dilakukan mulai dari tenaga pendidik masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai
akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan,
pemberian, kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan/ pengembangan dan
pemberhentian.
Selain itu Standar Nasional Pendidikan tentang Manajemen Pendidik juga
mengatur kualifikasi standar pendidik seperti yang telah tertera di Undang-Undang No.
14 tahun 2003 yaitu Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan Pendidikan Nasional. Dalam Standar Nasional Pendidikan pendidik diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Komptensi Guru.
Selanjutnya Standar Nasional Pendidikan juga menjelaskan kompetensi khusus
tenaga pendidik Menurut UU Nomor 14 tahun 2005 pasal 10 ayat (1) Kompetensi guru
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi.

11

B. Saran
Untuk menjadikan pendidik yang bermutu sebagai seorang pendidik haruslah
mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan. Masih banyak realita dilingkungan kita
pendidik yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan maka baik itu pendidik
haruslah berusaha membenahi apa yang belum terpenuhi sebagai tenaga pendidik dan
bagi calon pedidik harus berusaha untuk mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan
agar lebih teratur dan terarah lebih jelas dalam mengemban profesi yang mewujudkan
cita-cita Pendidikan di Indonesia.
Walaupun adanya Standar Nasional Pendidikan ini terhadap Manajemen Pendidik
tidak dipungkiri masih ada saja tenaga pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan
Standar Nasional Pendidik karena substansinya pendidik masih tidak memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan Standar Nasional Pendidikan maka setiap
penyelenggara seleksi di sekolah harus lebih diperhatikan lagi agar lebih efektif.

12

IV. DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. (2009). Pendidikan Guru
Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Berdasarkan

Pendekatan

Husien, Latifah. (2017). Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional.
Yogyakarta: PUSTAKA.
Kosasi, Raflis dan Soetjibto. (2007). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sallis,

Edward. (2010).
Jogjakarta:IRCiSoD.

Manajemen

Mutu

Terpadu

Pendidikan.

Suparlan. (2015). Manajemen Berbasis Sekolah: dari Teori dampai dengan
Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Undang-Undang RI No.20. (2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
A’yun,

Qurrota. (2010). Manajemen Tenaga Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, https://elfalasy88.wordpress.com/2010/11/30/manajementenaga-pendidik-dan-tenaga-kependidikan/ , di akses pada tanggal 27
juni 2018.

Rismadi, Puguh. (2015). 4 Kompetensi yang harus dimiliki Guru Profesional,
http://www.pojokguru.com/empat-kompetensi-guru-pedagogikkepribadian-sosial-dan-profesional/, diakses pada tanggal 29 juni 2018
Wakhinuddin. (2010). Pengertian Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
https://wakhinuddin.wordpress.com/2010/01/23/pengertian-pendidikdan-tenaga-kependidikan/. diakses pada tanggal 27 juni 2018.

13