Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Penyakit Kronis oleh Keluarga Di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor
LAMPIRAN
KONTRAK BELAJAR PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN KOMPREHENSIF (KONTRAK BELAJAR PBLK)
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN USU
DI LINGKUNGAN II KELURAHAN GEDUNG JOHOR KECAMATAN MEDAN JOHOR TANGGAL 11 JUNI – 07 JULI 2012
TanggalNo. Kegiatan
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
2
3
4
5
6
7
1. Bimbingan dengan dosen pembimbing
Orientasi lahan
Pengumpulan data
Penyusunan Instrumen Pengkajian
Konsul Pembimbing
3. Pengelolaan Pelayanan Kesehatan
- Pengumpulan data dan menganalisa masalah
2. Kasus Kelolaan
Pengkajian kasus
kelolaan
Merumuskan ma- salah keperawatan kasus kelolaan
Mempriorotaskan
masalah dan menentukan intervensi keperawatan
Konsul dengan pembimbing
Implemenasi Kasus kelolaan
Konsul Laporan dengan pembimbing
Evaluasi Kegiatan
Konsul laporan dengan pembimbing
Penyelesaian laporan akhir
Keterangan:
: Hari Minggu : Dinas di Kampus : Kegiatan
Tabel POA
Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV No Kegiatan
11
12
13
14
15
16
18
19
20
21
22
23
25
26
27
28
29
30
2
3
4
5
6
7
1. Meninjau Lokasi PBLK
2. Mengkaji masalah lansia
3. Menentukan judul & POA
4. Konsul Judul PBLK
5. Mengumpulkan bahan
6. Mengkaji lansia kelolaan
7. Entry data
8. Menentukan diagnosa dan intervensi
9. Konsul diagnosa dan intervensi
10. Implementasi pada pasien kelolaan
11. Menyusun Evaluasi
12. Melakukan Evaluasi
13. Menyusun laporan presentasi hasil implementasi dan evaluasi kegiatan
14. Konsul Laporan PBLK
15. Memperbaiki laporan PBLK
16. Mengumpulkan laporan PBLK
Kuesioner Kemampuan Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga Lansia
yang Mengalami Penyakit Kronis
√) NO Pernyataan Ya Tidak
Mengenal Masalah Kesehatan
1. Apakah keluarga merasakan adanya masalah kesehatan pada lansia?
2. Apakah keluarga mengetahui kebutuhan lansia untuk mendukung kesehatannya?
3. Apakah keluarga mengetahui perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi pada lansia?
4. Apakah keluarga menjaga dan memeriksakan kesehatan lansia secara teratur?
Membuat Keputusan Tindakan Kesehatan yang Tepat
5. Apakah keluarga dapat langsung mengenali ketika penyakit lansia sedang kambuh?
6. Apakah keluarga berdiskusi bersama dalam menentukan tempat pengobatan lansia?
7. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami lansia?
Memberikan Perawatan kepada Lansia yang Sakit
8. Ketika lansia mengalami nyeri di bagian kepala, biasanya saya memijat kepala lansia.
9. Saya melakukan kompres air hangat/dingin ketika lansia mengalami nyeri sendi.
10. Saya selalu memotivasi lansia untuk berolahraga ringan.
11. Saya membedakan makanan bagi lansia dengan makanan yang akan disajikan kepada keluarga.
12. Saya mengingatkan lansia merawat diri atau kebersihan dirinya.
13. Saya membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak dapat dipenuhi oleh lansia secara mandiri
14. Saya menyarankan lansia untuk beristirahat saja apabila lansia sedang sakit (tidak perlu banyak bergerak)
15. Saya menjaga dan mempertahankan fisik lansia
Memodifikasi Lingkungan Rumah 17. Saya memantau lantai agar tidak licin maupun basah.
18. Saya selalu memastikan bahwa penerangan di rumah khususnya kamar mandi baik, tidak terlalu terang maupun redup.
19. Saya menata barang-barang di rumah sebaik mungkin agar lansia tidak perlu sampai menggapai ataupun membungkuk ketika akan mengambil sesuatu.
Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang ada
20. Apakah keluarga membawa lansia ke tempat pelayanan kesehatan apabila kondisi lansia tidak memungkinkan lagi untuk dirawat dirumah?
21. Apakah keluarga lebih memilih untuk membawa lansia berobat ke dokter daripada membeli obat langsung ke apotik?
22. Apakah keluarga meminta bantuan kepada petugas kesehatan dalam memecahkan masalah kesehatan yang dialami lansia?
23. Apakah keluarga percaya terhadap kinerja tenaga kesehatan?
24. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada?
PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN
RENTANG PERGERAKAN (RANGE OF MOTION/ROM)
DI KELURAHAN GEDUNG JOHOR MEDAN
1. Latar Belakang
Penuaan adalah proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Walaupun proses penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi pada kenyataannya hal ini menjadi beban bagi setiap manusia yang mengalami proses ini. Penuaan merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Proses penuaan biologis yang dialami lansia relatif tidak akan menimbulkan perubahan buruk apabila daya tahan tubuh dan kesehatannya terpelihara. Namun munculnya penyakit kronis diusia lanjut seperti Hipertensi mengakibatkan tingkat ketergantungan lansia terhadap orang lain sangat tinggi. Hal ini dikarenakan penurunan kekuatan otot dan penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas.
Body Mechanic (mekanika tubuh) adalah suatu usaha mengoordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak dan melakukan aktivitas. Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi risiko cedera sistem muskuloskeletal. Mekanika tepat juga memfasilitasi pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi otot yang berlebihan. Mekanika tubuh meliputi rentang gerak, gaya berjalan, latihan dan toleransi aktivitas, kesejajaran tubuh, dan posisi tubuh yang aman saat bekerja.
Mekanika tubuh yang baik yakni yang dapat memelihara dan mempertahankan kekuatan otot serta memelihara pergerakan sendi, salah satunya dengan ROM (Range of Motion) yaitu kemampuan klien untuk menggerakan sendi agar tidak terjadi kekakuan, pembengkakan, nyeri, keterbatasan sendi dan gerakan yang tidak seimbang. ROM (Range of Motion) adalah latihan gerakan
ROM adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & meningkatkan kekuatan otot secara bertahap dan ROM sebagai bentuk latihan untuk mencegah depormitas sendi dan kontraktur sendi yang dapat menyebabkan pleksi sendi yang permanent.
Oleh karena alasan tersebut, perawat memberikan pendidikan kesehatan pada lansia kelolaan yang mengalami penurunan kekuatan otot dan kekakuan agar kekuatan otot lansia kembali maksimal dan dapat memenuhi kebutuhan pribadinya secara mandiri. Disamping itu, lansia juga dapat mengambil tindakan pengobatan yang tepat, mengubah gaya hidupnya dan mengurangi aktivitas yang dapat membahayakannya.
2. Satuan Acara Pengajaran
2.1 Tujuan Instruksional
2.1.1 Umum Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit, klien dan keluarga di Kelurahan Gedung Johor Medan akan mampu melakukan latihan rentang pergerakan (ROM).
2.1.2 Khusus Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit, klien dan keluarga di Kelurahan Gedung Johor Medan akan dapat: 1)
Menyebutkan pengertian ROM 2)
Menyebutkan tujuan ROM 3)
Menyebutkan manfaat ROM 4)
Menjelaskan prinsip dasar latihan ROM 5)
Pembagian ROM
4. Sub Pokok Bahasan 1.
Pengertian ROM 2. Tujuan ROM Manfaat ROM 4. Prinsip dasar latihan
5. Sasaran
Nenek N, H, Y, S, M
6. Waktu dan Tempat
Di rumah lansia binaan
7. Metode
Ceramah,
- Praktek,
- Diskusi. >8. Media
- Leaflet
9. Strategi Kegiatan
Kegiatan Media dan Estimasi Tahap Kegiatan Penyuluh Metode
Klien alat Waktu Pendahuluan
1. Mendengar Ceramah Leaflet 5’ Perkenalan
2. Bertanya Menjelaskan manfaat mengetahui latihan
ROM 3. Penjelasan TIK 4. Cakupan materi
Mempraktek- Diskusi ♦ Manfaat ROM kan ♦ Prinsip Dasar Latihan
ROM ♦ Pembagian ROM ♦ Praktek gerakan ROM oleh klien dibantu perawat
- Penutup Umpan balik Diskusi Leaflet 5’
Memberi kesempatan kepada peserta penyuluhan untuk bertanya
- gerakan ROM oleh klien dibantu keluarga
Mempraktekkan
- penyuluhan bagaimana perasaannya setelah mengikuti penyuluhan
Bertanya kepada peserta
- penyuluhan
Menyimpulkan materi
- memberi salam
Menutup pertemuan dan
- 8.
Membagikan leaflet
Evaluasi Evaluasi Struktur: Penggunaan media yang lengkap, kondisi tempat yang kondusif.
- Penyuluh menguasai materi dan mampu menyampaikan informasi
Evaluasi Proses
Proses penyuluhan dapat terlaksana sesuai dengan perencaan
- 50 % dari materi penyuluhan dapat dijelaskan oleh klien dan keluarga
- 9. Materi Penyuluhan
9.1 Pengertian Range of Motion (ROM)
Range of motion atau rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan transfersal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan transfersal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
9.2 Tujuan ROM
1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah kelainan bentuk
5. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
6. Memperlancar eliminasi Alvi dan Urin
7. Mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal dan atau
9.3 Manfaat ROM
1. Memperbaiki tonus otot
3. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
4. Meningkatkan massa otot
5. Mengurangi kehilangan tulang
9.4 Prinsip Dasar Latihan ROM 1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dilatih minimal 2 kali sehari.
2. ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan klien.
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur klien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan ROM adalah leher, jari lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang mengalami proses penyakit atau kelemahan.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah dilakukan
9.5 Pembagian Range of Motion (ROM)
1. ROM Pasif Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakukan klien dengan bantuan perawat atau keluarga pada setiap gerakan ROM. Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi, tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (Suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif
2. ROM Aktif Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif .
9.6 Gerakan ROM 1. Leher
- Angkat dagu ke arah atas
- Kembalikan posisi kepala ke awal
- Tekuk kepala ke belakang sejauh mungkin
- Miringkan kepala kearah bahu kiri dan kanan
- Putar kepala 2.
Bahu
- Angkat lengan keatas ke arah kepala
- Kembalikan lengan ke posisi awal
- Gerakkan lengan ke belakang tubuh dengan posisi tetap lurus
- Angkat lengan ke samping dengan telapak tangan kearah atas
- Kembalikan posisi lengan kearah tubuh
- Tekuk siku dan gerakkan ke depan
- Tekuk siku dan gerakkan kearah atas ke belakang
- Gerakkan bahu dengan lingkaran penuh 3.
Siku
- Tekuk siku sehingga sejajar dengan lengan atas
- Luruskan siku keposisi awal
- Luruskan siku sejauh mungkin
5. Pergelangan Tangan
- Gerakkan telapak tangan ke bawah
- Gerakkan telapak tangan sejajar dengan lengan bawah
- Gerakkan tangan ke atas kearah bahu
- Tekuk pergelangan tangan ke arah dalam
- Tekuk pergelangan tangan ke arah luar
6. Jari
- Kepalkan tangan
- Luruskan jari/terbuka
- Tekuk jari ke belakang
- Jauhkan masing-masing jari
- Gabung jari secara bersama-sama
7. Ibu Jari
- Gerakkan ibu jari kearah telapak tangan
- Gerakkan kembali ibu jari menjauh
- Gerakkan ibu jari ke samping
- Gerakkan ibu jari ke dalam
- Sentuh jari-jari dengan ibu jari
8. Pinggul
- Gerakkan kaki ke depan
- Gerakkan kaki ke posisi sejajar
- Gerakkan ke arah belakang menjauhi posisi sej>Gerakkan kaki kesamping menjauhi kaki lain
- Gerakkan kaki ke dalam, ke kaki lain
- Gerakkan telapak kaki dan kaki ke dalam
9. Lutut
- Angkat tumit ke belakang tubuh
- Kembalikan kaki ke posisi awal
10. Pergelangan Kaki
- Gerakkan telapak kaki sehingga jari ke atas
- Gerakkan telapak kaki sehingga jari kaki kebawah
11. Kaki
- Putar telapak kaki ke dalam
- Putar telapak kaki ke luar
- Kepitkan jari kaki
- Luruskan jari kaki
- Jauhkan masing-masing jari
- Gerakkan masing-masing jari ke arah dalam
DAFTAR PUSTAKA
Maryam, R.Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta; Salemba Medika. Stanley, Mickey dan Patricia. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2.
Jakarta: EGC Stockslager, Jaime dan Liz Schaeffer. (2008). Asuhan Keperawatan Geriatrik.
Edisi 2 . Jakarta: EGC
1. I. Identitas Pengkajian Lansia I a.
Inisial kepala keluarga : Nenek N b.
Usia : 60 tahun c.
Tempat/Tanggal Lahir : Medan/ 11 Januari 1952 d.
Pendidikan : Tidak Sekolah e.
Agama : Islam f.
Suku : Jawa g.
Alamat : Jln. Eka Jaya III, Lingk II Kelurahan Gedung Johor Medan h.
Tipe Keluarga : Keluarga besar (Extended Family)
Ket : : Perempuan : Laki-Laki : Klien : Meninggal (Perempuan)
II. Riwayat Kesehatan Keluarga
Nenek N mengatakan bahwa ibunya dulu mengalami hipertensi dan pernah juga terserang stroke, yakni lumpuh pada bagian tubuh sebelah kanan.
III. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Nenek pernah terserang stroke, dan saat ini nenek mengalami kelemahan pada ekstremitas kiri bagian atas dan bawah. Kekuatan otot lengan maupun kaki nenek bernilai 4. Nenek tampak berjalan dengan pelan dan pincang. Nenek N juga mengeluhkan nyeri di sendi-sendi kaki dan tangan, serta nyeri di pinggangnya. Nenek N sering kebas, kesemutan dan kaku di ekstremitas atas maupun bawah pada saat bangun tidur di pagi hari. Nenek tidak bisa memastikan kondisi-kondisi yang bagaimana saja yang dapat menimbulkan nyeri. Tetapi apabila cuaca dingin, nyeri sendi nenek akan timbul. Nenek juga mengalami hipertensi. Nenek juga sering merasa pusing, sakit kepala dan berat di tengkuk. Apabila tekanan darah nenek sedang naik dan menimbulkan nyeri kepala, biasanya nenek tidak bisa tidur semalaman.
IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Nenek N mengalami stroke pertama kali tiga tahun yang lalu. Pada saat itu nenek bangun tidur dan mengeluhkan bagian tubuh sebelah kiri tidak bisa digerakkan. Nenek menjalani terapi dan akhirnya tangan dan kaki nenek bisa digerakkan walaupun tidak pulih maksimal. Tetapi kemudian nenek terserang stroke kembali sekitar 7 bulan yang lalu. Tangan dan kaki sebelah kiri tidak bisa digerakkan kembali. Kemudian nenek menjalani terapi lagi dan akhirnya tangan dan kaki nenek dapat digerakkan, tetapi kekuatannya sangat lemah. Nenek tampak berjalan pincang. Sejak dulu, Nenek N juga mengalami hipertensi dan rematik. Apabila rematik nenek kambuh, nenek merasakan nyeri yang sangat menyakitkan. Nenek juga mengalami maag kronik.
V. Riwayat sehari-hari a.
Persepsi lansia terhadap sehat sakit Sehat adalah suatu keadaan dimana badan terasa enak, tidak merasa Sedangkan sakit adalah saat beliau merasa lesu dan lunglai, tidak dapat berbuat apa-apa dan terasa nyeri.
b.
Kebiasaan Setiap hari nenek menghabiskan waktunya duduk di teras rumah sambil menjaga kedai yang ada di rumah. Nenek juga menjaga cucunya apabila anak nenek sedang bekerja dan belanja. Nenek juga sering bepergian bersama anak maupun besannya ke rumah sanak saudara di provinsi lain.
c.
Pola nutrisi Klien mengatakan biasanya sarapan pada pukul 08.00 WIB, sarapan lontong, siang hari makan nasi antara pukul 14.00 WIB, sedangkan pada malam hari terkadang lansia makan nasi atau makan roti pada pukul 20.00 WIB. Di malam hari nenek lebih sering makan kue daripada makan nasi karena nenek tidak selera makan. Nenek N suka makan ikan. Kalau untuk sayur, nenek akan makan sayur yang disukai oleh nenek.
d.
Pola istirahat dan tidur Nenek biasanya istirahat di siang hari pada pukul 12.00-13.00 WIB. Di malam hari biasanya nenek tidur pada pukul 22.00 WIB. Nenek tidak mengalami kesulitan dalam tidur, tetapi ketika hipertensi nenek sedang kambuh, maka nenek akan sangat sulit tidur karena nyeri kepala yang dirasakan oleh nenek. Nenek bangun dipagi hari pada pukul 06.30 WIB. Tiap malam klien selalu terbangun 3-4 kali untuk BAK.
e.
Pola eliminasi Klien mengatakan BAK lancar. Klien mengalami masalah dalam yang lama. Ini yang menyebabkan nenek sering terbangun dimalam hari untuk BAK. Kebiasaan BAB nenek biasanya tidak teratur biasanya klien BAB sekali dalam 2-3 hari dengan konsistensi yang tradisional dari pedagang keliling dan akhirnya BAB nenek seminggu ini lancar.
f.
Kebiasaan olahraga Nenek N jarang berolah raga di pagi hari. Nenek mengatakan karena kaki kiri nenek mengalami kelemahan, maka nenek tidak berani berjalan jauh untuk berolahraga.
g.
Kemampuan melakukan aktivitas Nenek tidak mampu lagi melakukan pekerjaan rumah yang ringan sekalipun. Nenek hanya mampu merawat dirinya sendiri, misalnya mandi. Dalam hal berpakaian, untuk memakai pakaian bawah, nenek tidak bisa secara mandiri melakukannya, nenek biasanya dibantu oleh anaknya. Dalam hal makan, biasanya anak nenek akan menyiapkan makanan nenek, dan nenek hanya tinggal makan.
h.
Rekreasi Nenek N sering melakukan rekreasi bersama anak dan besannya.
Biasanya nenek akan mengunjungi rumah sanak saudara selama kurang lebih 1 minggu. Di rumah biasanya rekreasi nenek hanyalah menonton tv.
VI. Riwayat psikologi Nenek N tidak pernah merasa stress dalam menjalani kehidupan.
Walaupun nenek mengalami banyak penyakit, tetapi nenek tetap semangat dalam menjalani hidup. Terkadang nenek juga merasa kesepian karena suami nenek bekerja di luar kota dan hanya beberapa kali pulang ke rumah dalam setahun. Tetapi kesepian itu terobati dengan kelucuan dari cucu
VII. Riwayat sosial
Klien sudah lama tinggal di daerah Lingkungan II jalan Eka Jaya dan memiliki hubungan yang baik dengan tetangga lingkungan sekitar. Nenek akan sosialisasi. Nenek selalu menyapa tetangga-tetangga yang lewat di depan rumahnya dan tetangga nenek pun sering duduk-duduk di teras rumah nenek untuk cerita-cerita.
VIII. Riwayat spiritual dan kultural
Klien tidak pernah lupa untuk sholat lima waktu. Apabila kondisi kesehatan nenek mengizinkan, biasanya nenek akan mengikuti pewiridan. Pewiridan tersebut diadakan setiap hari rabu yang dinamakan dengan arisan silaturahmi.
IX. Pemeriksaan fisik a.
Keadaan umum Klien terlihat rapi, bersih, dan ramah. Klien tampak berjalan dengan pincang.
b.
Tanda-tanda vital TD = 170/90 mmHg, HR = 81x/i, RR = 20/i, T = afebris c. Kepala
Bentuk kepala klien normal dan anatomis, kulit kepala bersih, penyebaran rambut merata, rambut mulai menipis dan warna rambut putih, tidak ada pembengkakan/benjolan, tidak ada lesi ataupun kelainan pada kepala.
d.
Mata Letak mata simetris kanan dan kiri, tidak dijumpai adanya tanda-tanda anemis ataupun ikterus, pupil isokor ka/ki 3mm, refleks cahaya (+), edema (-), kemampuan membaca sudah berkurang dan sudah e.
Telinga Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, kedua telinga bersih kiri dan kanan. Klien tidak mendengar dengan jelas.
f.
Hidung Bentuk hidung anatomis, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, penciuman klien tidak terganggu, klien masih mengenal bau-bauan.
g.
Mulut/Tenggorokan Mulut bersih, tidak dijumpai peradangan ataupun stomatitis, gigi klien sudah mulai berkurang jumlahnya, tidak ada tanda-tanda pembesaran uvula.
h.
Sistem pernafasan Klien tidak ada gangguan pernafasan seperti sesak nafas, (-) pernapasan cuping hidung, suara pernapasan vesikuler dengan frekuensi 23x/i, ronchi (-), wheezing (-). i.
Sistem kardiovaskular Frekuensi nadi 81x/i, irama reguler dan tetap, irama jantung sama dengan radialis, bunyi jantung S1 dan S2 normal, Gallop (-), Murmur (-), dan CRT < 2 detik. j.
Abdomen Bentuk soepel, tidak ada tanda-tanda ascites, tidak ada nyeri ulu hati, peristaltik (+). Pencernaan baik, klien tidak ada mengeluhkan tentang maag sejak dulu. k.
Sistem gastrointestinal Klien tidak ada gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti diare. l.
Sistem genitourinari Klien mengalami gangguan genitourinari (perkemihan) yakni m.
Sistem muskuloskeletal Tampak tubuh nenek sebelah kiri mengalami kelemahan. Kekuatan otot lengan bernilai 4 dan kekuatan otot kaki juga bernilai 4. Nenek sering mengalami kebas dan kaku pada ekstremitas atas maupun bawah. n.
Sistem neurologi Keadaan status mental klien baik dan emosi stabil. Klien berbicara dengan normal dan jelas. Klien tidak ada gangguan neurologi. Klien masih dapat mengingat kejadian-kejadian di masa lampau maupun yang baru terjadi.
X. Pemeriksaan penunjang
- XI. Riwayat terapi
Klien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit rematik dan hipertensi secara teratur dari dokter yang ada di puskesmas.
XII. Hasil Pengkajian Keluarga Nenek N
Berdasarkan hasil pengkajian dengan kuesioner tentang kemampuan keluarga dalam merawat lansia dengan penyakit kronik hasilnya yakni “Perawatan Cukup”. Dalam hal mengenal masalah kesehatan pada lansia, keluarga Nenek N dapat merasakan adanya masalah kesehatan pada lansia dan dapat mengenali perubahan-perubahan kesehatan pada lansia. Ini sangat bermanfaat sekali dalam mengenal masalah kesehatan pada lansia, karena ketika keluarga mengetahui bahwa kondisi lansia sedang tidak baik, keluarga langsung dapat mengambil tindakan. Tetapi keluarga tidak mengetahui apa-apa saja kebutuhan yang diperlukan lansia untuk oleh karena itu, penting sekali untuk memeriksakan kesehatan lansia secara teratur.
Dalam hal membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat, keluarga tidak menyerah dalam menghadapi masalah yang dialami lansia.
Dalam hal ini, keluarga tidak dapat langsung mengenali ketika penyakit lansia sedang kambuh. Keluarga dapat mengetahui apabila lansia mengeluh akan kondisinya dan apabila lansia sudah tidak beraktivitas lagi (hanya tidur-tiduran saja), ketika ini terjadi berarti lansia sedang sakit.
Dalam memberikan perawatan kepada lansia yang sakit, keluarga sebisa mungkin membantu lansia untuk mengurangi keluhan yang dirasakan lansia, misalnya ketika lansia sedang mengalami nyeri kepala, keluarga akan melakukan masase di daerah kepala lansia. Keluarga juga membedakan makanan bagi lansia dengan makanan yang akan disajikan kepada keluarga, membantu lansia dalam memenuhi kebutuhan sehari- hari yang tidak dapat dipenuhi oleh lansia secara mandiri, menyarankan lansia untuk beristirahat apabila lansia sedang sakit (tidak perlu banyak bergerak), dan mengingatkan lansia untuk minum obat.
Dalam hal memodifikasi lingkungan rumah, keluarga selalu memantau lantai agar tidak licin maupun basah. Tetapi untuk hal penerangan di rumah, keluarga tidak terlalu memperhatikan. Begitu juga dengan barang-barang di rumah tidak diatur dengan baik. Hal ini akan dapat menimbulkan resiko cedera bagi lansia. Keluarga juga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. Ketika lansia sudah tidak memungkinkan lagi untuk dirawat di rumah, maka keluarga akan membawa lansia ke pelayanan kesehatan terdekat. Keluarga juga lebih memilih untuk meminta bantuan dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan daripada langsung ke apotik untuk membeli obat atas inisiatif sendiri. kebutuhan yang diperlukan lansia untuk mendukung kesehatannya dan pentingnya memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Nenek N banyak menderita penyakit kronis, diantaranya hipertensi, stroke, kesehatan lansia secara teratur ke pelayanan kesehatan. Agar kondisi kesehatan lansia tetap terjaga. Dalam hal merawat lansia yang sedang sakit kronis, keluarga masih kurang maksimal dalam melakukannya, ini dikarenakan pengetahuan keluarga yang tidak memadai. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan kepada keluarga bagaimana cara merawat lansia yang sedang sakit dan memberikan pengetahuan tentang penyakit yang diderita oleh lansia, agar pemahaman keluarga akan penyakit tersebut bertambah. Keluarga juga perlu untuk mendapatkan pendidikan kesehatan tentang cara memodifikasi rumah untuk menghindari terjadinya cedera/jatuh pada lansia.
Analisa Data
NO Data Analisa Data Masalah
1. DS : Proses menua -
Nyeri Kronik Klien mengatakan bahwa sendi-sendinya sering terasa kebas dan nyeri, baik sendi kaki maupun
Perubahan perfusi/aliran darah tangan. ke jaringan dan ekstremitas
- saat bangun tidur, berkurang ekstremitas klien terasa kaku. Pinggang klien juga sering terasa nyeri.
Klien mengatakan bahwa
Kurang atau tidak lancarnya Klien mengatakan apabila
- peredaran darah ke tubuh tekanan darah klien sedang naik, maka kepala klien akan terasa sangat nyeri. Tengkuk klien juga
Menurunnya cairan synovial, terasa berat. menurunnya kadar esterogen, peningkatan kadar asam urat, penurunan kadar kalsium pada tulang
DO : Wajah klien meringis.
- TTV
- Nyeri
TD : 170/90mmHg HR : 81x/i RR : 20x/i
- dan mengurut-urut kakinya.
Klien memegangi kakinya
- 2. DS :
Skala nyeri bernilai 6
- sebelum Ia sampai di persyarafan, salah satunya kamar mandi, urinenya adalah saraf yang mengatur sudah keluar.
Penurunan fungsi kerja Klien mengatakan
sistem perkemihan Klien mengatakan
- terbangun di malam hari sebanyak 3-4 kali tiap malam.
Hiperrefleksi Destrusor
DO :
Bladder Spastik Klien mengalami
- inkontinensia urine
- Inkontinensia
Nokturia
Urgensi
- Sering berkemih
- 3. DS :
- semenjak mengalami pembuluh darah otak mobilitas fisik stroke tangan dan kakinya mengalami kelemahan.
Proses patologi pada sistem Hambatan Klien mengatakan bahwa
- Penyumbatan lumen pembuluh
Klien mengatakan bahwa
Ia sudah sulit untuk bergerak bebas, terkadang darah oleh trombosis atau aktivitas sehari-hari emboli dibantu oleh anaknya.
Klien tidak mampu untuk melakukan pekerjaan rumah. Pecahnya dinding pembuluh
- darah otak, perubahan klien dibantu oleh anaknya untuk memakai permeabilitas dinding pakaian bawah dan anak pembuluh darah dan perubahan klien juga selalu viskositas maupun kualitas menyediakan nasi klien darah sendiri apabila klien mau makan.
Dalam hal berpakaian,
DO :
Gangguan fungsi otak Keterbatasan untuk
- Penurunan aktivitas
kasar (makan)
Kelemahan pada bagian tubuh
- Kekuatan otot lengan dan kaki bernilai 4
- Melambatnya pergerakan
Hambatan mobilitas fisik
4. DS :
- Klien mengatakan bahwa kaki dan tangannya lemah dan tidak bertenaga.
- Klien tampak pincang sewaktu berjalan.
- Klien mengatakan bahwa
Ia sering mengalami pusing dan nyeri kepala karena hipertensi.
DO :
- TTV :
TD 170/90 mmHg HR 81 x/i RR 20 x/i
Proses patologi pada sistem pembuluh darah otak Penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau emboli
Pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri
Resiko Tinggi Cedera
Kelemahan pada bagian tubuh
Resiko Tinggi Cedera
Diagnosa Keperawatan 1.
Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan urat d/d skala nyeri 6, wajah meringis, klien memegangi dan mengurut- urut kaki serta lengannya.
2. Gangguan pola eliminasi : Inkontinensia Urine b/d proses menua, penurunan fungsi kerja persyarafan yang mengatur sistem perkemihan, hiperrefleksi destrusor d/d nokturia, keluarnya urine sebelum mencapai kamar mandi, dan urgensi.
3. Hambatan mobilitas fisik b/d Pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri, gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke bagian otak d/d keterbatasan untuk bergerak bebas, keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar (makan), penurunan aktivitas, kekuatan otot lengan dan kaki bernilai 4 (empat), melambatnya pergerakan.
4. Resiko tinggi cedera b/d pernah mengalami stroke ringan akibat pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri, gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke bagian otak d/d kekuatan otot lengan dan kaki bernilai 4, keterbatasan dalam ruang gerak, klien sering pusing dan nyeri kepala karena hipertensi.
2. Kaji faktor-faktor yang menyebabkan nyeri muncul.
4. Anjurkan klien untuk mandi air hangat dan anjurkan kepada keluarga untuk membantu lansia dalam menyediakan air panas untuk mandian.
5. Kompres panas dapat menurunkan nyeri sendi dan memperlancar aliran darah.
4. Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari.
3. Mengajarkan kepada keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami oleh klien.
2. Untuk meminimalkan resiko timbulnya nyeri.
Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program.
5. Ajarkan kepada keluarga tentang teknik penghilang nyeri dengan melakukan kompres panas. Sediakan waslap untuk 1.
3. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penyakit kronis rematik dan diskusikan bersama tentang keluhan dan masalah kesehatan yang dialami klien.
Intervensi Keperawatan
Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), catat faktor yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal.
Kriteria Hasil :
Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang.
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d skala nyeri 6, wajah meringis, klien memegangi dan mengurut-urut kaki serta lengannya.
Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
NO Diagnosa
- Skala nyeri berkurang
- Wajah tampak tenang
- Mendemostrasikan teknik-teknik menurunkan nyeri dengan baik 1.
6.
6. Ajarkan pasien cara menghilangkan nyeri Agar posisi/postur tulang belakang punggung melalui tirah baring dengan tetap terjaga. menggunakan matras yang keras dan tidak menggulung.
7.
7. Berikan masase lembut. Ajarkan kepada Meningkatkan relaksasi otot. keluarga teknik masase dan jelaskan manfaatnya.
8.
8. Dorong penggunaan teknik masase Memberikan rasa nyaman sehingga dapat mengurangi nyeri.
9.
9. Berikan pendidikan kesehatan tentang Mengendalikan nyeri rematik dari diet bagi pasien rematik kepada keluarga diet sehari-hari. dan klien dan diskusikan bersama.
10.
10. Anjurkan klien untuk rutin Sebagai antiimflamasi dan efek mengkonsumsi obat dari dokter. Ajarkan analgesik dalam mengurangi nyeri. kepada keluarga untuk selalu mengingatkan klien untuk minum obat dan selalu mengawasi klien dalam mengkonsumsi obat.
11.
11. Anjurkan kepada keluarga untuk Untuk tetap menjaga kesehatan membawa lansia ke tempat pelayanan lansia melalui tindakan preventif
2. Anjurkan kepada klien dan keluarga untuk selalu mengganti pakaian lansia apabila sudah basah.
1. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan yang dihadapi lansia.
(pencegahan).
2. Gangguan pola eliminasi : Inkontinensia Urine b/d proses menua, penurunan fungsi kerja persyarafan yang mengatur sistem perkemihan, hiperrefleksi destrusor d/d nokturia, keluarnya urine sebelum mencapai kamar mandi, dan urgensi.
Tujuan : Mempertahankan pola eliminasi urine yng optimum.
Kriteria Hasil :
3. Untuk memperkuat otot perkemihan lansia.
1. Jelaskan dan diskusikan kepada klien dan keluarga tentang masalah yang dihadapi oleh lansia.
kesehatan terdekat guna memeriksakan kondisi kesehatan lansia secara teratur.
3. Ajarkan teknik memperkuat sfingter dan struktur pendukung kandung kemih (misalnya latihan otot pelvis, latihan menghentikan dan memulai lagi berkemih).
2. Pakaian basah dapat mengiritasi kulit lansia.
- Tidak terjadi inkontinensia
- Klien dapat menahan
4. Jelaskan kepada lansia bahwa hal itu mungkin membutuhkan latihan selama beberapa minggu untuk mencapai peningkatan.
BAK dalam waktu yang normal.
4. Agar lansia lebih berkomitmen dalam melakukan latihan selama beberapa minggu.
5. Batasi pemasukan zat yang mengandung cola, kopi, teh, dan coklat).
5. Dapat mengiritasi kandung kemih.
3. Hambatan mobilitas Tujuan : 1.
1. Kaji kebutuhan akan bantuan pelayanan Untuk meminimalkan masalah yang kesehatan di rumah mungkin akan dihadapi klien. fisik b/d Pecahnya
Mobilitas fisik dapat dinding pembuluh terpenuhi 2.
Meningkatkan pengetahuan lansia darah otak,
2. dan keluarga akan kondisi
Kaji kebutuhan akan pendidikan perubahan kesehatan dan diskusikan bersama klien kesehatannya. permeabilitas dan keluarga tentang masalah kesehatan
Kriteria Hasil: dinding pembuluh yang dialami oleh lansia. darah dan perubahan
- Melakukan aktivitas 3.
3. Jelaskan manfaat ROM pada keluarga Untuk mempertahankan atau viskositas maupun secara mandiri sesuai dan klien serta ajarkan kepada keluarga meningkatkan kekuatan dan kualitas darah dengan kemampuan dan klien gerakan latihan ROM. ketahanan otot. sendiri, gangguan
- Meminta bantuan fungsi otak yang untuk aktivitas yang 4.
Motivasi keluarga untuk selalu membantu disebabkan oleh diluar kemampuan. dan mengingatkan lansia untuk 4.
Agar hasil yang diperoleh dari gangguan aliran melakukan gerakan ROM. latihan ROM lebih maksimal. darah ke bagian otak 5.
Anjurkan keluarga untuk memenuhi d/d keterbatasan kebutuhan klien yang tidak bisa 5.
Agar pemenuhan kebutuhan lansia untuk bergerak dilakukan secara mandiri oleh lansia. tetap terpenuhi. bebas, keterbatasan kemampuan untuk
6.
6. Ajarkan teknk ambulasi dan perpindahan Untuk mencegah cedera/jatuh pada melakukan yang aman lansia. keterampilan 7.
7. motorik kasar Berikan lingkungan di dalam maupun di Mencegah terjadi jatuh pada lansia luar rumah yang aman bagi lansia.
(makan), penurunan aktivitas, kekuatan otot lengan dan kaki 8.
8. Dorong klien untuk mempertahankan Memaksimalkan sendi postur tegak bernilai 4 (empat), melambatnya pergerakan
4. Resiko tinggi cedera Tujuan : 1.
1. Kaji kemampuan klien secara fungsional Mengidentifikasi kekuatan dan dan kaji TTV klien. kelemahan b/d pernah
Tidak terjadi cedera/ mengalami stroke cedera dapat dihindari.
2.
2. Berikan pendidikan kesehatan kepada Untuk menghindari terjadinya keluarga dan lansia tentang cedera pada trauma fisik ringan akibat lansia dan diskusikan kepada keluarga pecahnya dinding dan klien tentang hal-hal yang dapat
Kriteria Hasil : menyebabkan cedera pada lansia. pembuluh darah
- TTV normal otak, perubahan 3.
3. Anjurkan kepada keluarga untuk Meminimalkan resiko jatuh
- Resiko cedera menciptakan penerangan yang aman, permeabilitas diminimalkan khususnya di kamar mandi
- Lansia dapat dinding pembuluh mendemonstrasikan 4.
4. Pastikan bahwa lantai kamar mandi Pengawasan terhadap lansia lebih darah dan perubahan teknik-teknik dalam dalam tidak licin dan lantai kamar mandi ditingkatkan. menghindari viskositas maupun luar tidak basah/becek. Ganti alas kaki cedera/jatuh. apabila sudah sangat basah. kualitas darah sendiri, gangguan
5.
5. Berikan pendidikan kesehatan tentang Agar keluarga memahami kondisi hipertensi dan diet untuk penderita klien dan bahaya dari penyakit fungsi otak yang hipertensi. Diskusi bersama klien dan kronik yang dialami. disebabkan oleh keluarga tentang bahaya hipertensi. gangguan aliran 6.
6. Anjurkan kelurga untuk selalu Mengurangi resiko jatuh pada mengawasi klien ketika berjalan lansia. darah ke bagian otak
(khusunya ketika terbangun di malam d/d kekuatan otot hari untuk BAK). lengan dan kaki 7.
7. Anjurkan kepada lansia untuk selalu Meminimalkan resiko terjadinya bernilai 4, berpegangan pada benda atau sesuatu jatuh pada lansia. yang bisa dipegang ketika berjalan. Dan keterbatasan dalam tidak melakukan aktivitas apabila kepala ruang gerak, klien pusing atau sedang tidak bertenaga sering pusing dan nyeri kepala karena hipertensi
Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Diagnosa NO Waktu Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
1. Gangguan rasa Kamis, 1.
S :
Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), mencatat faktor yang nyaman : nyeri
21 Juni Klien dan keluarga mengatakan bahwa
- memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal.
b/d proses menua, mereka mengerti mengenai rematik, 2012 Hasil pengkajian nyeri : menurunnya tanda dan gejala, dan cara cairan synovial penanggulangannya.
- lokasi nyeri di sekitar sendi-sendi lengan kadar kalsium maupun kaki dan daerah pinggang
- panas membuat sendi-sendinya lebih pada tulang dan
Klien mengatakan bahwa kompres air
- skala nyeri 6 nyaman.
estrogen dan
- wajah klien meringis
- peningkatan asam • klien mengurut-urut sendi-sendi kakinya untuk mengikuti saran dari perawat yakni
Klien mengatakan bahwa Ia bersedia
- yang memperberat nyeri yakni cuaca urat d/d skala mandi dengan air hangat.
dingin, mandi air dingin, dan banyak nyeri 6, wajah beraktivitas. meringis, klien 2.
Mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan
O :
memegangi dan timbulnya nyeri sendi pada lansia. mengurut-urut
Hasil pengkajian faktor-faktor : TTV :
- kaki serta
TD 170/90 mmHg
- Memakan makanan yang mengandung lengannya.
kacang-kacangan, seperti tahu, tempe, HR 79 x/i sayur kacang panjang, buncis, dll.
- Memakan makanan berlemak
RR 24 x/i • Mandi air dingin, cuaca yang dingin.
3. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien Wajah klien tampak tenang
- dan keluarga tentang penyakit kronis rematik
Skala nyeri berkurang (bernilai 4)
- dan diskusikan bersama tentang keluhan dan
Keluarga dan klien mengerti akan masalah kesehatan yang dialami klien. rematik dan penanggulangannya.
4. Menganjurkan klien untuk mandi air hangat dan menganjurkan kepada keluarga untuk membantu lansia dalam menyediakan air panas untuk mandian.
5. Melakukan kompres air panas ke sendi-sendi lengan dan kaki maupun pinggang klien serta
A :
mengajarkan kepada keluarga tentang teknik penghilang nyeri dengan melakukan kompres Kompres hangat dapat menurunkan nyeri dan panas. Sediakan waslap untuk mengkompres membuat otot lebih rileks, skala nyeri sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. berkurang. Masalah teratasi sebagian.
6. Mengajarkan pasien cara menghilangkan nyeri punggung melalui tirah baring dengan menggunakan matras yang keras dan tidak menggulung.
P :
Intervensi dilanjutkan dengan melakukan kompres hangat untuk menurunkan nyeri. Sabtu, 1.
S :
Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), catat faktor yang
- 23 Juni memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal. Klien dan keluarga mengatakan bahwa mereka mengerti akan diet untuk
Hasil pengkajian nyeri : 2012 penderita rematik.
- Skala nyeri 4
- Nyeri di sendi lengan dan kaki • Nyeri di pinggang tidak ada lagi.
- Wajah klien tampak lebih tenang 2.
- Klien mengatakan bahwa dengan dilakukannnya masase, sendi-sendinya terasa enak dan nyeri berkurang.
- Keluarga mengatakan akan merencanakan diet khusus untuk lansia dan membedakan menu harian lansia dengan anggota keluarga yang lain.
Melakukan masase pada ekstremitas atas dan bawah. Mengajarkan kepada keluarga teknik masase dan menjelaskan manfaatnya.
- Keluarga mengatakan akan melakukan teknik masase dan selalu mengingatkan lansia untuk minum obat secara teratur.
3. Memotivasi dan mendorong keluarga untuk melakukan penggunaan teknik masase
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet bagi pasien rematik kepada keluarga dan klien dan mendiskusikannya bersama.