Pengelolaan Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan Komunitas Kepada Lansia Dengan Hipertensi Di Lingkungan 8 Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor

(1)

L A P O R A N P B L K

Pengelolaan Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan Komunitas Kepada Lansia Dengan Hipertensi Di Lingkungan 8 Kelurahan Titi Kuning

Kecamatan Medan Johor

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Mata Ajar Pengalaman Belajar Lapangan Komprehensif

Oleh

ELY MASRIDAYANTI SIREGAR, S.Kep 051101057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI FAKULTAS KEPERAWATAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Hasil Praktik Belajar Lapangan Komprehensif ini Telah Mendapat Persetujuan

Medan, Juli 2012 Pembimbing,

Lufthiani, S. Kep, Ns, M.Kes

Koordinator Program Studi Pendidikan Ners Tahap Profesi,

Salbiah, S.Kep, M.Kep NIP. 19751013 2001 12 2 002


(3)

Pengelolaan pelayanan dan asuhan keperawatan komunitas kepada lansia dengan hipertensi di Lingkungan 8 Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor. Ely Masridayanti Siregar, S.Kep

Program Studi Pendidikan Ners Tahap Profesi F.Kep USU ABSTRAK

Usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus hidup manusia, yaitu bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Hipertensi adalah suatu penyakit yang angka kejadiannya cukup tinggi terjadi di masyarakat.. Kasus hipertensi merupakan gejala yang paling sering ditemui pada orang lanjut usia dan menjadi faktor resiko utama insiden penyakit kardiovaskuler. Karenanya,control tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang yang lanjut usia.Pemberian asuhan keperawatan komunitas dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi tingkat pengetahuan lansia tentang hipertensi dan meningkatkan status kesehatan lansia di lingkungan 8 kelurahan titi kuning, kecamatan Medan Johor. Pengelolaan asuhan keperawatan pada lansia difokuskan untuk meningkatkan pengetahuan lansia melalui pendidikan dan pelatihan kesehatan. Dari hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pengetahuan terhadap lansia yaitu dari hasil pembagian soal kuisioner Post Test yang diberikan pada kelima lansia, didapatkan hasil 90% lansia menjawab benar dan mengatakan puas dan paham tentang penyajian materi yang sudah diberikan.


(4)

Service management and community nursing care to elderly with hypertension in Lingkungan 8, Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor.

Ely Masridayanti Siregar.S.Kep

Nursing study program, faculty of nursing, Universitas Sumatera Utara ABSTRACT

Elderly is the end of live cycle, a part of live process that can’t avoid and every body will passing it. In this part people get many change both of phisicly and phsicys, specially decreasing of function and capability that someone have. Hipertension is a disease that elderly getting often. Hipertension is a major risk of cardiovascular disease and control the tension is a preventif point to avoid it. Community nursing care purpose is to identify elderly knowledge level about hypertension and to increase healthy status elderly in Lingkungan 8, Kelurahan Titi kuning, Kecamatan Medan Johor. Nursing care for elder is focusing to increase elderly knowledge with health education and training. From the activity we get result that the knowledge is increase. It can know from the post test quisioner given to the elder. The quisioner result show that 90% elder have true answer and say satisfied and usderstand about the education.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan laporan praktik belajar lapangan komprehensif yang berjudul “Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Komunitas kepada Lansia dengan Hipertensi di Lingkungan 8, Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor.

Solawat dan salam kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini. Laporan ini di buat sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan ners di fakultas keperawatan, Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penulisan ini, penulis banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Salbiah, S.Kep, M.Kep selaku koordinator Bidang Profesi Ners fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Lufthiani, S.Kep.Ns, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan. 4. Ayahanda Husin Siregar dan Ibunda Fatimah Anwar dan kedua adikku


(6)

memberikan kasih sayang, dukungan, semangat, doa dan semua jerih payah yang sangat berarti bagi penulis.

5. Terima kasih untuk suami dan anakku tercinta Daman Huri Harahap dan Abiy Putra Brilliant Harahap, kalian adalah semangat dan penerang hidupku.

6. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua.

Penulis berharap semoga laporan Praktek Belajar lapangan Komprehensif ini dapat bermanfaat untuk kemajuan Ilmu pengetahuan khususnya Profesi keperawatan.

Medan, Juli 2012


(7)

DAFTAR ISI

Halaman Lembar Sampul

Lembar Pengesahan

Abstrak ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Lampiran ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 4

BAB II PENGELOLAHAN PELAYANAN KEPERAWATAN ... 5

A. Konsep Dasar ... 5

B. Analisis Lingkungan Kelolaan ... 7

1 Pengkajian ... 7

2. Analisa Data ... 15

3. Rumusan Masalah ... 17

4. Rencana Penyelesaian Masalah... 18

5. Implementasi ... 18

6. Evaluasi ... 18

C. Pembahasan ... 19

BAB III PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN ... 22

A. Landasan Teori ... 22

B. Tinjauan Kasus ... 51

1. Pengkajian ... 51

2. Diagnosa Keperawatan... 76

3. Intervensi Keperawatan ... 77

4. Implementasi dan Evaluasi ... 80


(8)

B. Saran ... 87 DAFTAR PUSTAKA ... 89


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kontrak Belajar PBLK di Wilayah Binaan Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor.

2. Instrumen pengkajian

3. Satuan Acara pengajaran di Wilayah Binaan Lingkungan 8 Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor


(10)

Pengelolaan pelayanan dan asuhan keperawatan komunitas kepada lansia dengan hipertensi di Lingkungan 8 Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor. Ely Masridayanti Siregar, S.Kep

Program Studi Pendidikan Ners Tahap Profesi F.Kep USU ABSTRAK

Usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus hidup manusia, yaitu bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Hipertensi adalah suatu penyakit yang angka kejadiannya cukup tinggi terjadi di masyarakat.. Kasus hipertensi merupakan gejala yang paling sering ditemui pada orang lanjut usia dan menjadi faktor resiko utama insiden penyakit kardiovaskuler. Karenanya,control tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang yang lanjut usia.Pemberian asuhan keperawatan komunitas dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi tingkat pengetahuan lansia tentang hipertensi dan meningkatkan status kesehatan lansia di lingkungan 8 kelurahan titi kuning, kecamatan Medan Johor. Pengelolaan asuhan keperawatan pada lansia difokuskan untuk meningkatkan pengetahuan lansia melalui pendidikan dan pelatihan kesehatan. Dari hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pengetahuan terhadap lansia yaitu dari hasil pembagian soal kuisioner Post Test yang diberikan pada kelima lansia, didapatkan hasil 90% lansia menjawab benar dan mengatakan puas dan paham tentang penyajian materi yang sudah diberikan.


(11)

Service management and community nursing care to elderly with hypertension in Lingkungan 8, Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor.

Ely Masridayanti Siregar.S.Kep

Nursing study program, faculty of nursing, Universitas Sumatera Utara ABSTRACT

Elderly is the end of live cycle, a part of live process that can’t avoid and every body will passing it. In this part people get many change both of phisicly and phsicys, specially decreasing of function and capability that someone have. Hipertension is a disease that elderly getting often. Hipertension is a major risk of cardiovascular disease and control the tension is a preventif point to avoid it. Community nursing care purpose is to identify elderly knowledge level about hypertension and to increase healthy status elderly in Lingkungan 8, Kelurahan Titi kuning, Kecamatan Medan Johor. Nursing care for elder is focusing to increase elderly knowledge with health education and training. From the activity we get result that the knowledge is increase. It can know from the post test quisioner given to the elder. The quisioner result show that 90% elder have true answer and say satisfied and usderstand about the education.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Badan kesehatan dunia WHO bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia. Badan Pusat Statistik (BPS). Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun.

Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua (Pujianti, 2003). Usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus hidup manusia, yaitu bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya (Soejono, 2000).

Hipertensi adalah suatu penyakit yang angka kejadiannya cukup tinggi terjadi di masyarakat. Kasus hipertensi merupakan gejala yang paling sering


(13)

ditemui pada orang lanjut usia dan menjadi faktor resiko utama insiden penyakit kardiovaskuler. Karenanya, kontrol tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang yang lanjut usia. Jose Roesma, dari divisi nefrologi ilmu penyakit dalam FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta mengungkapkan bahwa pada orang tua umumnya menjadi hipertensi dengan sistolik terisolasi yang berhubungan dengan hilangnya elastisitas arteri atau bagian dari penuaan. Jenis yang demikian lebih sulit untuk diobati dibanding hipertensi esensial atau pada pasien yang lebih muda. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar the silent killer. Hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi. Hipertensi bisa menyebabkan timbulnya penyakit jantung, stroke dan ginjal. Di seluruh dunia, hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius. Disamping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat dimasa yang akan datang, juga karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian. (Mangunkusumo, 2007).

Hipertensi juga menjadi faktor utama terjadinya penyakit jantung koroner, yang terutama menyerang di atas usia 75 tahun. Sebagai konsekuensinya, kontrol tekanan darah merupakan kunci utama menjaga kesehatan kardiovaskular. Dokter juga harus melakukan edukasi terus menerus untuk menghindari terjadinya hipertensi sistolik. Berdasarkan Global Risk Assesment Scoring Chart dari penelitian Framingham, berat badan seiring usia juga akan meningkatkan risiko terjadinya PJK setiap kenaikan lima tahun. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga.


(14)

Pada umumnya perempuan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria. Prevalensinya didaerah luar Jawa dan Bali lebih besar dibandingkan di kedua pulau itu. Hal tersebut terkait erat dengan pola makan, terutama konsumsi garam, yang umumnya lebih tinggi di luar Pulau Jawa dan Bali. Hipertensi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang serius. Hipertensi saat ini terdaftar sebagai penyakit pembunuh ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Penyakit ini sangat terkait dengan pola hidup seseorang. Insiden hipertensi sangat berbeda-beda pada setiap daerah. Pada sebagian besar masyarakat, tekanan darah cenderung meningkat mengikuti pertambahan umur bahkan ditemukan pula bukti bahwa ada faktor keturunan.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan praktek belajar lapangan komprehensif mengenai kepedulian lansia terhadap hipertensi yang dideritanya yang akan dilakukan di wilayah lingkungan 8. Kelurahan Titi Kuning. Kecamatan Medan Johor.

B. Tujuan

1. Mengidentifikasi sejauh mana tingkat pengetahuan lansia mengenai hipertensi

2. Memberikan asuhan keperawatan terhadap lansia yang menderita hipertensi

3. Menerapkan metode pelayanan asuhan keperawatan melalui optimalisasi program promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan.

4. Mengaplikasikan kemampuan (skills) pemecahan masalah, keterampilan intelektual dan keterampilan interpersonal yang dimiliki untuk


(15)

menciptakan perawat yang mampu melakukan praktik secara mandiri dan professional.

5. Meningkatkan status kesehatan lansia dengan meningkatkan pengetahuannya mengenai hipertensi.

C. Manfaat

Adapun manfaat penulisan laporan Praktik Belajar Lapangan Komprehensif ini antara lain :

1. Bagi peneliti

Sebagai informasi dan pengetahuan tentang sejauh mana tingkat pengetahuan lansia mengenai hipertensi yang dideritanya.

2. Bagi institusi pendidikan

Sebagai informasi dan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan dan pelatihan para kader kesehatan untuk menunjang status kesehatan dimasyarakat. Hasil laporan ini juga dapat digunakan sebagai informasi atau data untuk penulis selanjutnya.

3. Bagi lahan Praktik

Sebagai informasi dan masukan bagi perawat komunitas untuk dapat memahami kondisi kesehatan dimasyarakat, sehingga perawat dapat meningkatkan status kesehatan dimasyarakat dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan kesehatan bagi lansia terutama yang menderita hipertensi.


(16)

BAB II

PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN

A. Konsep Dasar

Pada dasarnya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan sintesa dari konsep keperawatan dari konsep kesehatan masyarakat serta didukung oleh ilmu-ilmu lain. Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Azrul Azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata tersebut yaitu: Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem tubuh. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari.

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin


(17)

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987). Menurut ANA (1973) keperawatan komunitas adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.

Keperawatan komunitas dikatakan juga sebagai bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan (WHO,1959)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang


(18)

utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.

B. Analisis Lingkungan Kelolaan 1. Pengkajian

Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor terbagi dalam 13 lingkungan yang masing-masing dikepalai oleh Kepala Lingkungan (Kepling). Di dalam kelurahan ini juga terdapat satu buah Puskesmas Medan Johor. Di lingkungan VIII terdapat 125 kepala keluarga dengan jumlah penduduk sebanyak 905 jiwa.

Secara umum didapatkan gambaran wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Medan Polonia

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Gedong Johor

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Kuala Bekala

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Suka Damai

DATA UMUM

Diagram 1

Proporsi Data Penduduk di lingkungan VIII Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor


(19)

data

 

penduduk

26%

6%

34% 10%

24%

bayi/balita ibu hamil dewasa lansia remaja

Diagram 2

Proporsi Jumlah KK Berdasarkan Umur di Lingkungan VIII Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor 2012

umur

80% 9%

11% 0%

24‐50 51‐60 >60

Analisa Data :

Dari diagram 1 dan 2 di peroleh bahwa mayoritas penduduk adalah dewasa yaitu (34%) dan diketahui mayoritas jumlah KK berada pada usia produktif yaitu 80 % pada usia (24-50 tahun). Data ini


(20)

mengindikasikan bahwa dukungan dan keterlibatan masyarakat yang berada pada usia produktif dapat membantu dalam upaya-upaya peningkatan kesehatan baik individu maupun masyarakat berupa kesehatan lingkungan, prilaku hidup sehat, sehingga diharapkan optimalisasi peran serta masyarakat dapat tercapai dalam pemenuhan kesehatan masyarakat.

Diagram 3

Proporsi Jumlah KK Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Lingkungan VIII

Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor 2012

PENDIDIKAN

3%

22%

15% 47%

13%

Tidak sekolah SD

SMP SMU

Perguruan TINGGI

Analisa data :

Dari diagram 3 dapat dilihat bahwa mayoritas pendidikan penduduk di lingkungan VIII adalah SMU (47%). Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan masyarakat sudah tinggi sehingga dapat berpartisipasi dalam penatalaksanaan pendidikan kesehatan di mayarakat.


(21)

Diagram 4

Proporsi Jumlah KK Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan VIII Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor 2012

pekerjaan

1% 8%1%

70%

4%

16%

tidak

 

bekerja

PNS

P.swasta

Wiraswasta

buruh

lain

lain

Diagram 5

Proporsi Jumlah KK Berdasarkan Penghasilan di Lingkungan VIII Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor 2012

penghasilan

14%

55% 31%

<700.000

700.000‐1.500.000 >1.500.000

Analisa data :

Dari diagram 4 dan 5 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas pekerjaan kepala keluarga adalah wiraswasta (70%), dimana penghasilan rata-rata Rp 700.000-1.500.000 (55%). Hal ini menunjukkan rata-rata pendapatan KK di masyarakat dapat meningkatkan kualitas kesehatan keluarga di masyarakat.


(22)

Diagram 6

Proporsi jumlah KK Berdasarkan Agama di Lingkungan VIII Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor 2012

agama

95% 5% 0%0%

islam kristen

Analisa Data:

Dari diagram 5 diatas dapat terlihat bahwa mayoritas penduduk di lingkungan VIII beragama Islam (95%). Data ini mengindikasikan bahwa dalam pelaksanaan upaya-upaya kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui pendekatan kegiatan keagamaan misalnya melalui perwiritan, pengajian, dan organisasi keagamaan lainnya.

Diagram 7

Proporsi jumlah KK Berdasarkan Suku di Lingkungan VIII Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor pada tahun 2012

suku

80% 20% 0%0%

jawa batak


(23)

Analisa Data:

Dari diagram 6 diperoleh bahwa mayoritas suku yang terdapat di Lingkungan VIII adalah suku jawa yaitu 96%,dimana dari kebudayaan yang masyarakat miliki dapat dilakukan peningkatan kesehatan masyarakat dengan melakukan pendekatan kesehatan melalui pemberian informasi tentang kesehatan yang menyangkut kebudayaan.

Data Kesehatan Lansia Diagram 8

Proporsi Lansia Rutin Memeriksa Kesehatan di Lingkungan VIII Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor 2012

Analisa Data:

Dari diagram 8 di dapat bahwa masih sedikit lansia yang memeriksakan kesehatannya ( 39%) dan yang tidak memeriksakan kesehatannya ada ( 61%).

Diagram 9

Proporsi Perkumpulan Lansia di Lingkungan VIII Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor 2012


(24)

perkumpulan

 

lansia

28%

72%

0% 0%

ya tidak

Analisa data :

Berdasarkan diagram 9 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada perkumpulan lansia dilingkungan yaitu (61%). Berdasarkan presentase tersebut, maka perlu dipertimbangkan bagi tenaga kesehatan bekerjasama dengan masyarakat untuk membentuk wadah perkumpulan lansia.

Diagram 10

Proporsi Lansia Yang Mengikuti Perkumpulan di Lingkungan VIII Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor 2012

Lansia

 

Mengikuti

 

Perkumpulan

28%

72%

0% 0%

ya tidak


(25)

Diagram 11

Proporsi Lansia Yang Mau Mengikuti Perkumpulan di Lingkungan VIII Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor 2012

Lansia

 

Yang

 

Mau

 

Mengikuti

 

Perkumpulan

 

50% 50%

0% 0%

ya tidak

Analisa data :

Dari diagram 10 dan 11 diatas dapat dilihat bahwa 39% lansia mengikuti perkumpulan lansia bila ada, tetapi ada sebanyak 61% lansia tidak mengikuti perkumpulan lansia yang ada dilingkungan tersebut dengan alasan malas, tidak ada waktu, dan tidak dapat bejalan jauh. Kondisi ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan pembentukan dan penggerakan perkumpulan lansia seperti Posyandu lansia yang diaktifkan dan dimaksimalkan oleh tenaga kesehatan bekerjasama dengan masyarakat.


(26)

Diagram 12

Proporsi Kegiatan Lansia Waktu Luang di Lingkungan VIII Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor 2012

Kegiatan

 

Lansia

 

Waktu

 

Luang

50%

6% 44%

0%

Kegiatan Rohani olah raga mengurus cucu

Analisa Data:

Dari diagram 12 di dapat persentase bahwa sebanyak (79%) lansia menghabiskan waktunya dengan kegiatan Rohani,dan (12%) mengurus cucu,dan sisannya (9%) berolah raga.

Diagram 13

Proporsi Keluhan Lansia 6 Bulan Terakhir di Lingkungan VIII Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor 2012

Keluhan

 

Lansia

 

6

 

Bulan

 

Terakhir

33%

33% 28%

6%

Darah Tinggi Batuk, Pilek,asma rematik,encok


(27)

Analisa data :

Dari diagram 13 Data ini menunjukan Lansia lingkungan VIII mempunyai resiko terhadap adanya gangguan kesehatan lansia. Hal ini ditunjukan dengan 33% lansia memiliki keluhan darah tinggi, 27 % Mengeluh rematik, 33% batuk/pilek,asma dan 7% gangguan penglihatan. Sehingga perlu dilakukan pendidikan kesehatan kepada lansia di masyarakat di lingkungan VII tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin dan perlu pola hidup yang teratur dengan berolagraga, pola nutrisi yang adekuat, berhenti merokok, tidak mengkonsumsi minuman keras dan pola tidur yang cukup.

2. Analisa Data

DATA MASALAH KEPERAWATAN

DATA KESEHATAN LANSIA Lansia tidak rutin memeriksa kesehatan (61%)

Keluhan lansia 6 bulan terakhir o Penyakit darah tinggi

(33%)

o Gangguan penglihatan (7%)

o Batuk, Pilek, Asma (33%) o Rematik, Encok (27%) Lansia yang tidak memiliki

Penurunan status kesehatan lansia di Lingkungan VIII Kelurahan Titi Kuning berhubungan dengan lansia

tidak memeriksakan kesehatannya dan kurangnya

pendidikan kesehatan dari petugas kesehatan


(28)

perkumpulan lansia di lingkungan (72%)

Bila ada perkumpulan lansia yang dibentuk di lingkungan, lansia yang tidak mau mengikuti perkumpulan lansia tersebut (50%)

OBSERVASI

Dari hasil observasi diperoleh beberapa lansia melakukan kegiatan walau hanya di rumah.

WAWANCARA

 Dari hasil wawancara, para lansia mengatakan enggan memeriksa kesehatan secara rutin karena merasa tidak mengalami masalah dengan kesehatannya

 Hasil wawancara dengan petugas di Puskesmas Medan Johor bahwa Posyandu lansia dilakukan 2x sebulan dilakukan di kelurahan namun tidak ada lansia yang mengikuti Posyandu Lansia


(29)

tersebut

3. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dilakukan dengan melihat adanya kesenjangan antara pencapaian dan target yang ditetapkan oleh puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan lansia di komunitas. Tujuan program kesehatan lanjut usia di puskesmas adalah tercapainya lansia yang sehat dan berkualitas. Salah satu indikator lansia sehat dan berkualitas adalah peningkatan status kesehatan lansia. Program kesehatan lansia di posyandu masih perlu dikembangkan karena belum mencapai aspek promotif dan preventif. Belum terdapat penyuluhan tentang masalah kesehatan lansia, dan upaya peningkatan kesehatan lansia lain seperti olah raga.

4. Rencana Penyelesaian Masalah

Optimalisasi pelayanan dapat dilakukan dengan mengembangkan program preventif dan promosi kesehatan, dalam hal ini dapat dilakukan dengan pemberian pendidikan kesehatan kepada lansia dan keluarga pada saat kegiatan di komunitas, melatih anggota keluarga massase kaki, penyediaan leaflet tentang hipertensi dan pola nutrisi bagi penderita hipertensi serta terapi non farmakologis yang dapat dilakukan dalam bentuk booklet, penyediaan poster untuk posyandu dan perbanyakan leaflet untuk puskesmas.

5. Implementasi

Berdasarkan hasil observasi belum terdapat penyuluhan tentang masalah kesehatan lansia, dan upaya peningkatan kesehatan lansia serta belum ada kegiatan pendukung lainnya dalam mengkontrol tekanan darah. Untuk


(30)

mengatasi masalah tersebut, salah satu langkah yang dapat diambil yaitu dengan mengadakan pembuatan leaflet. Leaflet yang dibuat yaitu pengetahuan mengenai hipertensi, karena dalam memberikan asuhan keperawatan seorang perawat harus memberikan perawatan secara komprehensif. Selain itu, juga dilakukan kegiatan lainnya seperti melatih lansia dan anggota keluarga massase kaki untuk penderita hipertensi dan terapi non farmakologis yang dapat dilakukan dalam bentuk ramuan tradisional.

6. Evaluasi

Evaluasi kegiatan dilakukan melalui pengamatan langsung, wawancara dan mengajukan pertanyaan secara langsung tentang pendidikan kesehatan yang telah diberikan tentang hipertensi serta mendemonstrasikan massase kaki dengan minyak essensial secara langsung terhadap lansia. Hasil yang diperoleh berdasarkan evaluasi pengetahuan lansia dan keluarga tentang pendidikan kesehatan yang telah diberikan, lansia dan keluarga mampu menjawab pertanyaan yang diajukan sekitar 90%. Sedangkan mendemonstrasikan secara langsung massase kaki dengan minyak essensial, lansia dan keluarga mampu mengulang apa yang telah dipraktekkan, dengan angka keberhasilan sekitar 85%.

C. Pembahasan

Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Pada era


(31)

desentralisasi Pemko Medan memiliki tujuh program prioritas dan delapan program pengembangan. Salah satu program pengembangan yang dilaksanakan oleh Puskesmas yaitu Posyandu Lansia.

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan (Erfandi, 2008). Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

Tujuan posyandu lansia antara lain: 1) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia, 2) Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut (Erfandi, 2008).

Menurut Erfandi (2008) beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas pelayanan kesehatan antara lain :

1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat kegiatan. Pengetahuan lansia akan manfaat kegiatan ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan


(32)

pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia

2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.

3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.

4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu. Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang


(33)

diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons.

Adapun tindakan yang mahasiswa lakukan adalah sosialisasi tentang keberadaan posyandu lansia pada saat home visit, mengadakan pembuatan leaflet. Leaflet yang dibuat yaitu pengetahuan tentang hipertensi, karena dalam memberikan asuhan keperawatan seorang perawat harus memberikan perawatan secara komprehensif. Dengan demikian tingkat pengetahuan lansia akan meningkat, sehingga menjadi dasar pembentukan sikap untuk mendorong lansia untuk lebih berkeinginan untuk mengikuti program kesehatan lansia yang dilaksanakan oleh Puskesmas maupun oleh kader-kader kesehatan ataupun instansi kesehatan lainnya.


(34)

BAB III

PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Landasan Teori 1. Lanjut Usia

a. Pengertian Lanjut Usia

Menurut Ernawati lansia adalah orang yang berusia 50 tahun atau lebih Lansia merupakan kelompok orang lanjut usia yang mengalami proses penuaan yang terjadi secara bertahap dan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindarkan. Menurut BKKBN 1998, penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, ditandai dengan penurunan daya tahan fisik dan rentan terhadap penyakit yang mengakibatkan kematian. Secara ekonomi lansia dianggap sebagai beban sumber daya. Saparinah (1983) berpendapat bahwa lansia merupakan kelompok umur yang mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lansia adalah kelompok orang yang berumur lebih dari 50 tahun yang secara fisiologis mengalami kemunduran baik dari segi biologis, ekonomi maupun sosial secara bertahap hingga akhirnya sampai pada kematian.

Proses menua merupakan proses yang normal terjadi pada setiap manusia dan bukan merupakan suatu penyakit. Penuaan juga dapat didefenisikan sebagai suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga lebih rentan terhadap infeksi dan tidak dapat memperbaiki kerusakan yang dideritanya. Penuaan merupakan proses ilmiah yang terjadi secara


(35)

terus-menerus dalam kehidupan yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan anatomik, fisiologik dan biomekanis dalam sel tubuh, sehingga mempengaruhi fungsi sel, jaringan dan organ tubuh.

Berdasarkan kelompok usia, lanjut usia menurut DEPKES RI dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Kelompok usia dalam masavirilitas (45-54 tahun), merupakan kelompok yang berada dalam keluarga dan masyarakat luas.

2. Kelompok usia dalam masa prasenium (55-64 tahun), merupakan kelompok yang berada dalam keluarga, organisasi usia lanjut dan masyarakat pada umumnya.

3. Kelompok usia masa senecrus (> 65 tahun), merupakan kelompok yang umumnya hidup sendiri, terpencil, hidup dalam panti, penderita penyakit berat.

Menurut WHO Lansia dapat dibagi atas Middle aged antara 45-59 tahun, Elderly antara 60-74 tahun, Aged 75 tahun atau lebih. Sementara itu, menurut Pathy(1985) Lansia dapat dikelompokkan atas Young elderly antara 65-75 tahun dan Oldelderly 75 tahun keatas.

b. Teori-Teori Proses Menua

Proses menua melibatkan berbagai sistem di dalam tubuh yang akan mengakibatkan berkurangnya fungsi sistem-sistem tersebut. Hal ini dapat dijelaskan melalui teori-teori meliputi :

1). Teori Nutritional Component

Teori ini menjelaskan bahwa makanan memegang peranan penting dalam proses penuaan. Kekurangan makanan menyebabkan kerusakan dan


(36)

terbatasnya regenerasi sel. Diet memegang peranan penting dari beberapa penyakit degenerasi yang menyertai proses penuaan.

2). Teori Sintesa Protein

Proses penuaan disebabkan karena gangguan mekanisme sintesa protein. Tahapan sintesa protein dipengaruhi oleh aktivitas enzim . Perubahan aktivitas enzim menyebabkan gangguan sintesa protein sehingga terbentuk protein abnormal.

3). Teori Molekul Radikal Bebas

Adanya fragmen molekul yang disebut radikal bebas yang bereaksi dengan asam lemak tidak jenuh pada membran sel untuk membentuk produk peroksidasi. Keadaan tersebut akan menghalangi keluar masuknya zat makanan melalui membran sel sehingga mempercepat kematian sel.

4). Teori Imunologi

Proses penuaan disebabkan kerusakan secara perlahan pada proses imunologis. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya sintesa antibodi dalam tubuh dan pembentukan antibodi.

5). Teori Genetika

Kegagalan regulasi genetik menyebabkan menurunnya fungsi genetika pada usia lanjut. Hal tersebut sebagai akibat dari tidak cukupnya perbaikan DNA yang rusak secara spontan, mutasi dalam sel somatik dan besarnya kesalahan dari DNA sendiri error catasthrope.

6). Teori Stochastik

Teori ini merumuskan penuaan disebabkan oleh penimbunan sisa-sisa dari lingkungan. Sebagai contoh paling spesifik dari teori ini adalah mutasi


(37)

somatik dan kesalahan (error). Mutasi somatik, disebabkan oleh radiasi dan kemungkinan bahan-bahan radioaktif yang tertimbun. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan mensintesis protein, kegagalan fungsi dan berakhir dengan kematian. Perubahan molekul protein selama penuaan tidak langsung jelas pada umur, tergantung dari kesalahan sintesis protein, adanya akumulasi perubahan molekul protein fungsional (akibat kesalahan mensintesis protein karena terjadinya mutasi tersebut). Inilah yang mungkin dapat merusak kapasitas fisiologi dari jaringan atau sel yang menua.

7). Teori Cross Linking Colagen-Elastin

Teori ini didasari pada adanya saling silang dalam makromolekul, terutama kolagen dan elastin. Matrik molekul ini menyusun tubuh sebanyak 20% dari berat badan manusia. Peristiwa saling silang ini akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur. Yang mendasari teori ini adalah adanya saling silang kolagen, menjadi elastin sehingga terjadi kemungkinan simplistik yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan proses fisiologis vital pada matrik kolagen. Saling silang merupakan suatu proses pematangan, dimana bertambahnya jumlah elastin pada beberapa tempat tertentu akan berperan untuk memperbaiki fungsi, sementara di tempat lain dapat mengurangi fungsi.

2. Hipertensi

a. Pengertian Hipertensi

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada


(38)

populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2005).

Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh darah perifer dan kardiak output (Wexler, 2002)

b. Klasifikasi Hipertensi 1). Berdasarkan penyebab

Dikenal dua jenis hipertensi, yaitu :

Hipertensi primer (esensial) adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup + 90% dari kasus hipertensi (Wibowo, 1999).

Hipertensi sekunder Adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi. (Sheps, 2005).

2). Berdasarkan bentuk hipertensi

Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik. Biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.

Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi) yaitu peningkatan tekanan darah pada sistol dan diastol.


(39)

Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik. Umumnya ditemukan pada usia lanjut. (Gunawan, 2001)

c. Etiologi hipertensi

Corwin (2000) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). Maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi. Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Namun, peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak menimbulkan hipertensi (Astawan,2002)

Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkatan preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik ( Amir, 2002).


(40)

Peningkatan Total Periperial Resistence yang berlangsung lama dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau responsivitas yang berlebihan dari arteriol terdapat rangsangan normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pada peningkatan Total Periperial Resistence, jantung harus memompa secara lebih kuat dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong darah melintas pembuluh darah yang menyempit. Hal ini disebut peningkatan dalam afterload jantung dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Apabila peningkatan afterload berlangsung lama, maka ventrikel kiri mungkin mulai mengalami hipertrifi (membesar). Dengan hipertrofi, kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga ventrikel harus mampu memompa darah secara lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tesebut. Pada hipertrofi, serat-serat otot jantung juga mulai tegang melebihi panjang normalnya yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup. (Hayens, 2003)

d. Patofisiologi hipertensi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca


(41)

ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Corwin, 2001).

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mengsekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapt memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi ( Dekker, 1996 )

Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam


(42)

mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Corwin, 2001).

e. Tanda dan Gejala Hipertensi

Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus). Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan azetoma [peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin]. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan (Wijayakusuma,2000 ).

Crowin (2000: 359) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa : Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intracranial. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.


(43)

Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Wiryowidagdo,2002).

f. Faktor-faktor Resiko Hipertensi Faktor resiko hipertensi meliputi :

Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Julianti, 2005). Jenis kelamin juga sangat erat kaitannya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang wanita mengalami menopause (Depkes@gmail.com)

Perbandingan antara pria dan wanita, ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi. Dari laporan sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6% dari pria dan 11% pada wanita. Laporan dari Sumatra Barat menunjukan 18,6% pada pria dan 17,4% wanita. Di daerah perkotaan Semarang didapatkan 7,5% pada pria dan 10,9% pada wanita. Sedangkan di daerah perkotaan Jakarta didapatkan 14,6 pada pria dan 13,7% pada wanita (Gunawan, 2001).


(44)

Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya hipertensi hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi ( Astawan,2002 )

Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah (Basha, 2004).

Garam mengandung 40% sodium dan 60% klorida. Orang-orang peka sodium lebih mudah meningkat sodium, yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah (Sheps, 2000).

Garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan darah tinggi gangguan pembuluh darah ini hampir tidak ditemui pada suku pedalaman yang asupan garamnya rendah. Jika asupan garam kurang dari 3 gram sehari prevalensi hipertensi presentasinya rendah, tetapi jika asupan garam 5-15 gram perhari, akan meningkat prevalensinya 15-20% (Wiryowidagdo, 2004).

Garam mempunyai sifat menahan air. Mengkonsumsi garam lebih atau makan-makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah. Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan. Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan. Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi (Wijayakusuma, 2000).


(45)

Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekanan darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan menagakibatkan tekanan darah meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan tubuh (Astawan, 2002).

Aktivitas sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana pada orang yang kuat beraktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi.Makin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri (Amir, 2002).

Stress juga sangat erat memicu terjadinya hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Dunitz, 2001).


(46)

g. Komplikasi Hipertensi

1) Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma (Corwin, 2000). Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti, orang bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak (Santoso, 2006).

2) Infark Miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Karena hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan (Corwin, 2000). 3) Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi


(47)

darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik (Corwin, 2000).

4) Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru, kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan didalam paru – paru menyebabkan sesak napas,timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema (Amir, 2002)

5) Ensefalopati dapat terjadi terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolaps dan terjadi koma serta kematian (Corwin, 2000).

h. Perawatan Penderita Hipertensi di Rumah

Perawatan penderita hipertensi pada umumnya dilakukan oleh keluarga dengan memperhatikan pola hidup dan menjaga psikis dari anggota keluarga yang menderita hipertensi. Pengaturan pola hidup sehat sangat penting pada klien hipertensi guna untuk mengurangai efek buruk dari pada hipertensi. Adapun cakupan pola hidup antara lain berhenti merokok, mengurangi kelebihan berat badan, menghindari alkohol, modifikasi diet. Dan yang mencakup psikis antara lain mengurangi sress, olahraga, dan istirahat (Amir, 2002).


(48)

Merokok sangat besar peranannya meningkatkan tekanan darah, hal ini disebabkan oleh nikotin yag terdapat didalam rokok yang memicu hormon adrenalin yang menyebabkan tekana darah meningkat. Nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah didalam paru dan diedarkan keseluruh aliran darah lainnya sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan kerja jantung semakin meningkat untuk memompa darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah yang sempit. Dengan berhenti merokok tekanan darah akan turun secara perlahan, disamping itu jika masih merokok maka obat yang dikonsumsi tidak akan bekerja secara optimal dan dengan berhenti merokok efektifitas obat akan meningkat (Santoso, 2001).

Mengurangi berat badan juga menurunkan resiko diabetes, penyakit kardiovaskular, dan kanker .Secara umum, semakin berat tubuh semakin tinggi tekanan darah, jika menerapkan pola makan seimbang maka dapat mengurangi berat badan dan menurunkan tekanan darah dengan cara yang terkontrol . Alkohol dalam darah merangsang adrenalin dan hormon –hormon lain yang membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan penumpukan natrium dan air. Minum-minuman yang beralkohol yang berlebih juga dapat menyebabkan kekurangan gizi yaitu penurunan kadar kalsium.Mengurangi alkohol dapat menurunkan tekanan sistolik 10 mmhg dan diastolik 7 mmhg.

Modifikasi diet atau pengaturan diet sangat penting pada klien hipertensi, tujuan utama dari pengaturan diet hipertensi adalah mengatur tentang makanan sehat yang dapat mengontrol tekanan darah tinggi dan mengurangi penyakiit kardiovaskuler. Secara garis besar, ada empat macam diet untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan keadaan tekanan darah, yakni : diet rendah garam,


(49)

diet rendah kolesterol, lemak terbatas serta tinggi serat, dan rendah kalori bila kelebihan berat badan (Astawan, 2002).

Diet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema atau asites serta hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah untuk menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah edema dan penyakit jantung (lemah jantung). Adapun yang disebut rendah garam bukan hanya membatasi konsumsi garam dapur tetapi mengkonsumsi makanan rendah sodium atau natrium (Na). Oleh karena itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam melakukan diet rendah garam adalah komposisi makanan yang harus mengandung cukup zat – zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan rendah sodium dan natrium (Gunawan, 2001).

Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet makanan atau natrium benzoat (Biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai, jelly), makanan yang dibuat dari mentega serta obat yang mengandung natrium (obat sakit kepala). Bagi penderita hipertensi, biasakan penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. (Hayens, 2003).

Diet rendah kolestrol dan lemak terbatas. Di dalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu : kolesterol, trigeserida, dan pospolipid. Tubuh memperoleh kolesterol dari makanan sehari – hari dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolesterol dapat berbahaya jika dikonsumsi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolesterol dapat terjadi karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25 – 50 % dari setiap makanan (Amir, 2002).


(50)

Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, serat terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar (Crude fiber) dan serat kasar banyak terdapat pada sayuran dan buah – buahan, sedangkan serat makanan terdapat pada makanan karbohidrat yaitu : kentang, beras, singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya membuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan yang dikonsumsi mengandung serat kasar yang cukup tinggi (Mayo, 2005).

Diet rendah kalori dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan atau obesitas akan berisiko tinggi terkena hipertensi. Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun mudah terkena hipertensi. Dalam perencanaan diet, perlu diperhatikan hal – hal berikut :

a). Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500 kalor untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat badan per minggu.

b). Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi. c). Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.

Stres tidak menyebabkan hipertensi yang menetap, tetapi stress berat dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah yang bersifat sementara yang sangat tinggi. Jika periode stress sering terjadi maka akan mengalami kerusakan pada pembuluh darah, jantung dan ginjal sama halnya seperti yang menetap (Amir,2002).

Manfaat olah raga yang sering di sebut olah raga isotonik seperti jalan kaki, jogging, berenang dan bersepeda sangat mampu meredam hipertensi. Pada olah raga isotonik mampu menyusutkan hormone non adrenalin dan hormone –


(51)

hormone lain penyebab naiknya tekanan darah. Hindari olah raga Isometrik seperti angkat beban, karena justru dapat menaikkan tekanan darah ( Mayer,1980). Istirahat merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh energi sel dalam tubuh, istirahat dapat dilakukan dengan meluangkan waktu. Meluangkan waktu tidak berarti minta istirahat lebih banyak dari pada bekerja produktif samapai melebihi kepatuhan.Meluangkan waktu istirahat itu perlu dilakukan secara rutin diantara ketegangan jam sibuk bekerja sehari–hari. Bersantai juga bukan berarti melakukan rekreasi yang melelahkan, tetapi yang dimaksudkan dengan istirahat adalah usaha untuk mengembalikan stamina tubuh dan mengembalikan keseimbangan hormon dan dalam tubuh (Amir, 2002).

i. Massase Kaki untuk Menurunkan Hipertensi

Masase adalah sentuhan yang dilakukan dengan sadar dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan.

Manfaat massase yaitu :

a). Menimbulkan relaksasi yang dalam sehingga meringankan kelelahan jasmani dan rohani dikarenakan sistem saraf simpatis mengalami penurunan aktivitas yang akhirnya mengakibatkan turunnya tekanan darah (Kaplan,2006).

b). Memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi nyeri dan inflamasi, dikarenakan masase meningkatkan sirkulasi baik darah maupun getah bening (Price, 1997).

c). Memperbaiki secara langsung maupun tidak langsung fungsi setiap organ internal berdasarkan filosofi aliran energi meridian masase mampu memperbaiki aliran peredaran energi (meridian) didalam tubuh menjadi positif


(52)

sehingga memperbaiki energi tubuh yang sudah lemah (Thie, 2007; Dalimartha, 2008).

d). Mendorong kepada postur tubuh yang benar dan membantu memperbaiki mobilitas (Price, 1997). Menurut George Goodheart (1960), otot yang tegang menyebabkan nyeri dan bergesernya tulang belakang keluar dari posisi normal sehingga postur tubuh mengalami perubahan, masase berfungsi untuk menstimulasi saraf otonom yang dapat mengendurkan ketegangan otot (Perry&Potter, 2005).

e). Sebagai bentuk dari suatu latihan pasif yang sebagian akan mengimbangi kurangnya latihan yang aktif karena masase meningkatkan sirkulasi darah yang mampu membantu tubuh meningkatkan energi pada titik vital yang telah melemah (Price, 1997; Dalimartha, 2008).

Hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Kondisi klien jika terlalu lapar, terlalu kenyang.

2. Kondisi ruangan yang nyaman, suhu tidak terlau panas, tidak terlalu dingin, pencahyaan yang cukup tidak remang-remang.

3. Posisi klien dalam keadaan berbaring yang mana bagian pinggang sampai telapak kaki ditutup oleh handuk dan posisi pemijat dibelakang klien.

Alat :

1. Sphygmomsnometer 2. Stetoskop

3. Minyak lavender yang telah diencerkan dengan minyak kelapa 4. Lembar observasi tekanan darah


(53)

6. Karpet berbusa

Pelaksanaan Masase Kaki

1. Effleurage, gerakan mengusap yang ringan dan menenangkan pada bagian awal yang bertujuan untuk meratakan minyak esensial lavender dan menghangatkan otot agar lebih rileks.

2. Masase pada bagian kaki belakang, kaki depan lalu telapak kaki. Masase dilakukan selama 20 menit.

3. Effleurage, gerakan mengusap dengan ringan yang bertujuan untuk mengakhiri masase dan membersihkan sisa minyak esensial lavender.


(54)

Prosedur Gerakan Masase Pada Kaki 1. Effleurage

Letakkan telapak tangan dipermukaan tubuh dengan jemari rapat dan lekukan gerakan seperti berenang. Buatlah lingkaran yang saling bertumpukkan dengan kedua tangan secara bergantian. Usap seluruh bagian tubuh hingga kebagian sisi. Ketika tangan berada dibagian bawah, gerakkan tangan kembali keatas.

2. Masase pada kaki belakang

Letakkan tangan bersilangan dibelakang pergelangan kaki kanan. Dorong kedua tangan hingga pangkal paha. Pisahkan dan kembali turun ke bawah dengan lembut, ikuti tekuk kaki. Ulangi lagi gerakan tersebut.


(55)

Tekan ibu jari ke bagian tengah otot betis seolah-olah memisahkannya, pijat hingga ke bagian bawah lutut. Dengan sangat lembut pijat bagian belakang lutut. Buat lingkaran kecil dengan ibu jari diseluruh wilayah tersebut.

Kembali ke telapak kaki dan lakukan gerakan mengusap panjang ke atas menuju paha. Untuk mengakhiri pemijatan pada kaki bagian belakang urut turun kembali ke pergelangan kaki. Lakukan hal yang sama pada kaki kiri


(56)

3. Masase pada kaki bagian depan

Ambillah posisi menghadap ke kaki klien dengan kedua lutut berada disamping betisnya. Letakkan tangan kita sedikit diatas pergelangan kaki dengan jari-jari menuju ke atas, dengan satu gerakan tak putus luncurkan tangan ke atas pangkal paha dan kembali turun di sisi kaki mengikuti lekuk kaki.

Tarik ibu jari dan buatt bentuk V (posisi mulut naga). Letakkan tangan di atas tulang garas dibagian bawah kaki. Gunakan tangan secara bergantian untuk memijat pergelangan hingga ke bawah lutut. Dengan tangan masih pada posisi V urut ke atas dengan sangat lembut hingga ke tempurung lutut, pisahkan tangan dan ikuti lekuk tempurung lutut pijat ke bagian bawah. Lalu ulangi pijat keatas bagian tempurung lutut.


(57)

Tekanlah dengan sisi luar telapak tangan membuat lingkaran secara bergantian mulai dari atas lutut hingga pangkal paha dan mendorong otot. Dengan kedua tangan pijatlah kebawah pada sisi kaki hingga ke pergelangan kaki. Kemudian remas bagian dorsum dan plantaris kaki dengan kedua tangan sampai ke ujung jari. Ulangi pada kaki kiri.


(58)

4. Masase pada telapak kaki

Letakkan alas yang cukup besar dibawah kaki klien, lalu tangkupkan telapak tangan kita di sekitar sisi kaki kanannya. Rilekskan jari-jari serta gerakkan tangan kedepan dan kebelakang dengan cepat. Ini akan membuat kaki rileks.


(59)

Biarkan tangan tetap memegang bagian atas kaki. Geser tangan kiri kebawah tumit kaki, dengan lembut tarik kaki ke arah pemijat mulai dari tumit. Dengan gerakan oval putar kaki beberapa kali kesetiap arah.

Pegang kaki pasangan dengan ibu jari kita berada di atas dan telunjuk di bagian bawah. Kemudian dengan menggunakan ibu jari, tekan urat-urat otot mulai dari jaringan antara ibu jari dan telunjuk kaki. Tekan diantara urat-urat otot dengan ibu jari. Ulangi gerakan ini pada tiap lekukan.


(60)

Pegang tumit kaki klien dengan tangan kanan, gunakan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pemijat untuk menarik kaki dan meremas jari kaki. Pertama, letakkan ibu jari pemijat diatas ibu jari kaki dan telunjuk dibawahnya. Lalu pijat dan tarik ujungnya, dengan gerakan yang sama pijat sisi-sisi jari. Lakukan gerakan ini pada jari yang lain.


(61)

5. Effleurage

Untuk mengakhiri dan menyeimbangkan energi kaki, letakkan tangan kiri pemijat diatas kaki klien dan tangan kanan dibawahnya. Tarik tangan kiri pemijat mundur hingga ke jari-jari kaki dan dorong tangan kanan ke arah atas kaki dengan usapan yang tak terputus.

j. Obat tradisional untuk mengatasi hipertensi a). Buah belimbing

Buah ini bisa mengontrol tekanan darah dalam keadaan normal dan juga bisa menurunkan tekanan darah bagi mereka yang sudah mengalaminya.

Cara pembuatan dan penggunaan :

Ambil buah yang cukup besar dan sudah agak matang, diparut halus, kemudian air parutan di peras sebanyak 1 gelas, air perasan ini diminum setiap pagi. Lakukan selama 3 minggu sampai 1 bulan, setelah 1 bulan, bisa


(62)

dikurangi minumnya 2 hari sekali saja. Tidak perlu menambahkan gula pasir atau sirup pada air perasannya.

b). Daun seledri

Cara pembuatan dan penggunaan :

Ambil segenggam daun seledri di tumbuk sampai halus, saring, dan peras dengan memakai kain halus, air saringan usahakan 1 gelas, diamkan selama lebih kurang 1 jam, kemudian diminum pagi hari dan sore dengan sedikit ampasnya yang ada di dasar gelas.

c). Bawang putih

Cara pembuatan dan penggunaan :

Ambil 3 siung bawang putih mentah, makan secara langsung setiap pagi dan sore hari. Pilihlah bawang putih yang kulitnya berwarna coklat kehitaman karena mutunya lebih baik. Jika tidak dapat makan secara langsung, bisa direbus atau dikukus dulu, namun karena banyak zat-zat berkhasiatnya yang ikut larut dalam air rebusan, sebaiknya ditambah menjadi 8-9 siung sekali makan.

d). Mentimun

Ketimun, Timun atau Mentimun tergolong sayuran murah dan mudah didapat sepanjang musim. Manfaatnya sangat beragam mulai dari sebagai obat alami, untuk kecantikan, bahkan untuk memberantas hama dan membersihkan rumah. Sebagai Obat herbal antara lain untuk menyembuhkan hipertensi atau tekanan darah tinggi, peluruh racun/detoks, pelangsing badan, atasi selulit, obat diare, sariawan, typhus, dll.


(63)

Mentimun bisa dimakan atau diambil airnya (dijus) 2-3 kali, 2 buah sehari. e). Buah mengkudu/ pace

Cara pembuatan dan penggunaan :

Ambil 1 buah pace ukuran sedang yang sudah cukup tua (masak), cuci bersih dan diiris atau di parut, kemudian peras airnya. Air perasan diminum sekaligus. Diminum 2-3 kali sehari

f). Daun alpukat

Cara pembuatan dan penggunaan :

Ambil daun alpukat segar 5-7 lembar, cuci bersih, tambahkan air 2 gelas kemudian rebus samapai diperoleh 1 gelas larutan. Minum sekaligus atau dibagi 2 menjadi 2 kali minum pagi dan sore.

B. Tinjauan Kasus 1. Pengkajian

Klien 1 1. Identitas

a. Nama : Ny. P

b. Tempat/ tanggal lahir : jawa/1945 c. Jenis Kelamin : perempuan d. Status perkawinan : menikah

e. Agama : islam

f. Pendidikan : tidak sekolah g. Pekerjaan : tidak bekerja


(64)

2. Berapa lama ibu/bapak menderita hipertensi

Klien mengatakan menderita hipertensi lebih dari 5 tahun 3. Saya sering mengkonsumsi makanan yang asin

Klien mengatakan tidak sering mengkonsumsi makanan yang asin 4. Saya memiliki kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol

Klien mengatakan tidak pernah merokok ataupun mengkonsumsi minuman beralkohol

5. Saya sering berolahraga

Klien mengatakan sering berolahraga

6. Saya memiliki keluarga yang juga menderita hipertensi

Klien mengatakan memiliki keluarga yang juga menderita hipertensi 7. Saya sering kerumah sakit/pusat pelayanan kesehatan

Klien mengatakan jarang kerumah sakit/ pusat pelayanan kesehatan 8. Hipertensi saya sering kambuh

Klien mengatakan hipertensinya jarang kambuh

9. Saya sering mengkonsumsi obat- obatan tradisional untuk mencegah hipertensi, misalnya jus timun, buah mengkudu

Klien mengatakan sering mengkonsumsi obat- obatan tradisional untuk mencegah hipertensi

10. Saya pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi

Klien mengatakan belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi


(65)

Pengkajian pengetahuan lansia tentang hipertensi No Pernyataan

Pre Test Post Test Benar Salah Benar Salah 1

2

3

4

Hipertensi adalah…

a. Peningkatan tekanan darah b. Peningkatan jumlah volume darah

c. Anemia/kurang darah Tekanan darah yang termasuk hipertensi yaitu…

a. 120/90 b. 130/80 c. 140/100

Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

Salah satu penyakit yang timbul akibat hipertensi yaitu…

a. Stroke b. Asam urat c. Sakit lambung

Orang-orang yang berisiko tinggi

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √


(66)

5

6

7

8

9

terkena hipertensi yaitu… a. Usia tua

b. Banyak anak c. Usia muda

Penyebab Hipertensi yaitu… a. Faktor keturunan

b. Usia

c. Betul semua

Kebiasaan hidup yg dapat

menyebabkan hipertensi adalah… a. Konsumsi garam yang tinggi

b. Rajin berolah raga c. Tidak pernah merokok Tanda dan gejala hipertensi adalah…

a. Sakit kepala b. Sakit perut

c. Tekanan darah menurun Yang dapat dilakukan untuk mencegah hipertensi adalah…

a. Mengurangi asupan garam b. Olah raga teratur

c. Betul semua

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √


(67)

10 Obat- obat tradisional yang dapat mengurangi hipertensi adalah…

a. Mengkudu b. Timun c. Betul semua


(68)

Klien 2 1. Identitas

a. Nama : Tn. S

b. Tempat/ tanggal lahir : Sragen/1948 c. Jenis Kelamin : laki- laki d. Status perkawinan : menikah

e. Agama : islam

f. Pendidikan : tidak sekolah g. Pekerjaan : wiraswasta

h. Alamat : Jalan karya tani gang pinang 2. Berapa lama ibu/bapak menderita hipertensi

Klien mengatakan menderita hipertensi lebih dari 5 tahun 3. Saya sering mengkonsumsi makanan yang asin

Klien mengatakan sering mengkonsumsi makanan yang asin

4. Saya memiliki kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol

Klien mengatakan tidak pernah merokok ataupun mengkonsumsi minuman beralkohol

5. Saya sering berolahraga

Klien mengatakan sering berolahraga

6. Saya memiliki keluarga yang juga menderita hipertensi

Klien mengatakan memiliki keluarga yang juga menderita hipertensi 7. Saya sering kerumah sakit/pusat pelayanan kesehatan

Klien mengatakan jarang kerumah sakit/ pusat pelayanan kesehatan 8. Hipertensi saya sering kambuh


(69)

Klien mengatakan hipertensinya sering kambuh

9. Saya sering mengkonsumsi obat- obatan tradisional untuk mencegah hipertensi, misalnya jus timun, buah mengkudu

Klien mengatakan sering mengkonsumsi obat- obatan tradisional untuk mencegah hipertensi

10.Saya pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi

Klien mengatakan belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi


(70)

Pengkajian pengetahuan lansia tentang hipertensi

No Pernyataan Pre Test Post Test

Benar Salah Benar Salah

1

2

3

Hipertensi adalah… a. Peningkatan

tekanan darah

b. Peningkatan jumlah volume darah c Anemia/

kurang darah Tekanan darah yang termasuk hipertensi yaitu… a. 120/90 b. 130/80 c. 140/100 Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi a. Ya


(71)

4

5

6

b. Tidak c. Tidak tahu Salah satu penyakit yang timbul akibat hipertensi yaitu… a. Stroke b. Asam urat c. Sakit

lambung Orang- orang yang berisiko tinggi terkena hipertensi yaitu… a. Usia tua b. Banyak anak c. Usia muda Penyebab Hipertensi yaitu… a. Faktor

keturunan


(72)

7

8

9

b. Usia c. Betul

semua Kebiasaan hidup yg dapat

menyebabkan hipertensi adalah… a. Konsumsi

garam yang tinggi

b. Rajin berolah raga

c. Tidak pernah merokok Tanda dan gejala hipertensi adalah…

a. Sakit kepala b. Sakit perut c. Tekanan

darah menurun Yang dapat


(73)

10

dilakukan untuk mencegah hipertensi adalah…

a. Mengurangi asupan garam b. Olah raga

teratur

c. Betul semua Obat- obat tradisional yang dapat

mengurangi hipertensi adalah… a. Mengkudu b. Timun c. Betul semua


(74)

Klien 3 1. Identitas

a. Nama : Ny. L

b.Tempat/ tanggal lahir : Medan/1971 c. Jenis Kelamin : perempuan d.Status perkawinan : menikah

e. Agama : islam

f. Pendidikan : SMP g.Pekerjaan : IRT

h.Alamat : Jalan karya tani gang pinang 2. Berapa lama ibu/bapak menderita hipertensi

Klien mengatakan menderita hipertensi kurang dari 5 tahun 3. Saya sering mengkonsumsi makanan yang asin

Klien mengatakan sering mengkonsumsi makanan yang asin

4. Saya memiliki kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol

Klien mengatakan tidak pernah merokok ataupun mengkonsumsi minuman beralkohol

5. Saya sering berolahraga

Klien mengatakan sering berolahraga

6. Saya memiliki keluarga yang juga menderita hipertensi

Klien mengatakan tidak memiliki keluarga yang juga menderita hipertensi 7. Saya sering kerumah sakit/pusat pelayanan kesehatan

Klien mengatakan sering kerumah sakit/ pusat pelayanan kesehatan 8. Hipertensi saya sering kambuh


(75)

Klien mengatakan hipertensinya sering kambuh

9. Saya sering mengkonsumsi obat- obatan tradisional untuk mencegah hipertensi, misalnya jus timun, buah mengkudu

Klien mengatakan sering mengkonsumsi obat- obatan tradisional untuk mencegah hipertensi

10.Saya pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi

Klien mengatakan pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi


(76)

Pengkajian pengetahuan lansia tentang hipertensi

No Pernyataan Pre Test Post Test

Benar Salah Benar Salah 1 2 3 4 5 Hipertensi adalah…

a. Peningkatan tekanan darah b. Peningkatan jumlah volume

darah

c. Anemia/kurang darah Tekanan darah yang termasuk hipertensi yaitu…

a. 120/90 b. 130/80 c. 140/100

Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

Salah satu penyakit yang timbul akibat hipertensi yaitu…

a. Stroke b. Asam urat c. Sakit lambung

Orang- orang yang berisiko tinggi

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √


(77)

6

7

8

9

terkena hipertensi yaitu… a. Usia tua

b. Banyak anak c. Usia muda

Penyebab Hipertensi yaitu… a. Faktor keturunan

b. Usia

c. Betul semua

Kebiasaan hidup yg dapat

menyebabkan hipertensi adalah… a. Konsumsi garam yang tinggi b. Rajin berolah raga

c. Tidak pernah merokok Tanda dan gejala hipertensi adalah…

a. Sakit kepala b. Sakit perut

c. Tekanan darah menurun Yang dapat dilakukan untuk mencegah hipertensi adalah… a. Mengurangi asupan garam b. Olah raga teratur

c. Betul semua

√ √ √ √ √ √ √ √


(78)

10 Obat- obat tradisional yang dapat mengurangi hipertensi adalah… a. Mengkudu

b. Timun c. Betul semua


(79)

Klien 4 1. Identitas

a.Nama : Tn. Su

b.Tempat/ tanggal lahir : Jogja/1948 c.Jenis Kelamin : laki- laki d.Status perkawinan : menikah

e.Agama : islam

f. Pendidikan : tidak sekolah g.Pekerjaan : wiraswasta h.Alamat : Jalan karya tani 2. Berapa lama ibu/bapak menderita hipertensi

Klien mengatakan menderita hipertensi kurang dari 5 tahun 3. Saya sering mengkonsumsi makanan yang asin

Klien mengatakan jarang mengkonsumsi makanan yang asin

4. Saya memiliki kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol

Klien mengatakan tidak pernah merokok ataupun mengkonsumsi minuman beralkohol

5. Saya sering berolahraga

Klien mengatakan jarang berolahraga

6. Saya memiliki keluarga yang juga menderita hipertensi

Klien mengatakan tidak memiliki keluarga yang juga menderita hipertensi 7. Saya sering kerumah sakit/pusat pelayanan kesehatan

Klien mengatakan sering kerumah sakit/ pusat pelayanan kesehatan 8. Hipertensi saya sering kambuh


(80)

Klien mengatakan hipertensinya jarang kambuh

9. Saya sering mengkonsumsi obat- obatan tradisional untuk mencegah hipertensi, misalnya jus timun, buah mengkudu

Klien mengatakan sering mengkonsumsi obat- obatan tradisional untuk mencegah hipertensi

10.Saya pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi

Klien mengatakan belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi


(81)

Pengkajian pengetahuan lansia tentang hipertensi

No Pernyataan Pre Test Post Test

Benar Salah Benar Salah 1 2 3 4 Hipertensi adalah… a. Peningkatan tekanan darah b. Peningkatan jumlah volume darah c. Anemia/kurang darah

Tekanan darah yang termasuk hipertensi yaitu… a. 120/90 b. 130/80 c. 140/100 Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu Salah satu penyakit

√ √ √ √ √ √ √ √


(82)

5

6

7

yang timbul akibat hipertensi yaitu… a. Stroke b. Asam urat c. Sakit lambung Orang- orang yang berisiko tinggi terkena hipertensi yaitu…

a. Usia tua b. Banyak anak c. Usia muda Penyebab Hipertensi yaitu…

a. Faktor keturunan b. Usia

c. Betul semua Kebiasaan hidup yg dapat menyebabkan hipertensi adalah… a. Konsumsi garam

yang tinggi b. Rajin berolah

raga


(83)

8

9

10

c. Tidak pernah merokok Tanda dan gejala hipertensi adalah… a. Sakit kepala b. Sakit perut c. Tekanan darah

menurun Yang dapat dilakukan untuk mencegah hipertensi adalah…

a. Mengurangi asupan garam b. Olah raga teratur c. Betul semua Obat- obat tradisional yang dapat mengurangi hipertensi adalah… a. Mengkudu b. Timun c. Betul semua


(84)

Klien 5 1. Identitas

a. Nama : Ny. Sa

b.Tempat/ tanggal lahir : Jawa/1944 c. Jenis Kelamin : perempuan d.Status perkawinan : janda

e. Agama : islam

f. Pendidikan : tidak sekolah g.Pekerjaan : tidak bekerja h.Alamat : Jalan karya tani 2. Berapa lama ibu/bapak menderita hipertensi

Klien mengatakan menderita hipertensi lebih dari 5 tahun 3. Saya sering mengkonsumsi makanan yang asin

Klien mengatakan jarang mengkonsumsi makanan yang asin

4. Saya memiliki kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol

Klien mengatakan tidak pernah merokok ataupun mengkonsumsi minuman beralkohol

5. Saya sering berolahraga

Klien mengatakan jarang berolahraga

6. Saya memiliki keluarga yang juga menderita hipertensi

Klien mengatakan memiliki keluarga yang juga menderita hipertensi 7. Saya sering kerumah sakit/pusat pelayanan kesehatan

Klien mengatakan sering kerumah sakit/ pusat pelayanan kesehatan 8. Hipertensi saya sering kambuh


(85)

Klien mengatakan hipertensinya sering kambuh

9. Saya sering mengkonsumsi obat- obatan tradisional untuk mencegah hipertensi, misalnya jus timun, buah mengkudu

Klien mengatakan sering mengkonsumsi obat- obatan tradisional untuk mencegah hipertensi

10.Saya pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi

Klien mengatakan belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi


(86)

Pengkajian pengetahuan lansia tentang hipertensi

No Pernyataan

Pre Test Post Test Benar Salah Benar Salah 1 2 3 4 5 Hipertensi adalah…

a. Peningkatan tekanan darah b. Peningkatan jumlah volume

darah

c. Anemia/kurang darah

Tekanan darah yang termasuk hipertensi yaitu…

a. 120/90 b. 130/80 c. 140/100

Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

Salah satu penyakit yang timbul akibat hipertensi yaitu…

a. Stroke b. Asam urat c. Sakit lambung

Orang- orang yang berisiko

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √


(87)

6

7

8

9

10

tinggi terkena hipertensi yaitu… a. Usia tua

b. Banyak anak c. Usia muda

Penyebab Hipertensi yaitu… a. Faktor keturunan

b. Usia

c. Betul semua

Kebiasaan hidup yg dapat menyebabkan hipertensi adalah…

a. Konsumsi garam yang tinggi b. Rajin berolah raga

c. Tidak pernah merokok

Tanda dan gejala hipertensi adalah…

a. Sakit kepala b. Sakit perut

c. Tekanan darah menurun

Yang dapat dilakukan untuk mencegah hipertensi adalah… a. Mengurangi asupan garam b. Olah raga teratur

c. Betul semua

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √


(88)

Obat- obat tradisional yang dapat mengurangi hipertensi adalah… a. Mengkudu

b. Timun c. Betul semua

2. Diagnosa Keperawatan

Kurang pengetahuan lansia mengenai hipertensi dan penanganannya b/d kurangnya informasi yang didapatkan, misalnya melalui pendidikan kesehatan d/d lansia mengatakan belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai hipertensi, klien banyak bertanya dan jarang mengunjungi pusat pelayanan kesehatan


(89)

3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Umum Khusus 1 Kurang pengetahuan lansia mengenai hipertensi dan penanganannya b/d kurangnya informasi yang didapatkan, misalnya melalui pendidikan Intervensi 1. Setelah dilakukan penyuluhan, lansia dapat menjelaskan tentang hipertensi dan penanganannya. Intervensi 2. Intervensi 1. Setelah dilakukan intervensi tentang hipertensi dan penanganannya, lansia dapat menjelaskan tentang :

a. pengertian hipertensi b. tanda dan gejala

hipertensi

Intervensi 1.

a. Lansia dapat

menyebutkan tentang pengertian hipertensi

b. Lansia dapat

menyebutkan tentang tanda dan gejala hipertensi

c. Lansia dapat

menyebutkan tentang

Intervensi 1

1. Jelaskan pada lansia tujuan

dilakukan pendkes mengenai hipertensi dan

penanganannya.

2. Diskusikan dengan lansia tentang hipertensi dan penanganannya.

3. Gali pengetahuan lansia tentang hipertensi dan


(1)

5. Effleurage

Untuk mengakhiri dan menyeimbangkan energi kaki, letakkan tangan kiri pemijat diatas kaki klien dan tangan kanan dibawahnya. Tarik tangan kiri pemijat mundur hingga ke jari-jari kaki dan dorong tangan kanan ke arah atas kaki dengan usapan yang tak terputus.


(2)


(3)

(4)

(5)

(6)


Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Melalui Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasien Diabetes Mellitus di Lingkungan XI Kelurahan Gedung Johor Medan Kecamatan Medan Johor

7 102 158

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor

15 117 133

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Masalah Kesehatan Ibu dan Balita di Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

4 104 284

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kader Posyandu di Wilayah Binaan Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

4 39 152

EKSISTENSI KOMUNITAS PUNK DI KELURAHAN TITI KUNING KECAMATAN MEDAN JOHO.

0 2 25

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor

0 0 40

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor

0 0 20

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Penyakit Kronis oleh Keluarga Di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

1 2 158

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Penyakit Kronis oleh Keluarga Di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

0 1 18

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Penyakit Kronis oleh Keluarga Di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

0 0 7