BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Pelatihan Dan Aktivitas Manajerial Terhadap Kinerja Pegawai PT.Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Stabat Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Setiap perusahaan semakin memperhatikan kebutuhan sumber daya manusianya dewasa ini. Hal ini dilakukan agar pegawai di perusahaan tetap memberikan kinerja terbaiknya bagi pertumbuhan perusahaan. Pelatihan menjadi salah satu upaya perusahaan meningkatkan keahlian kerja bagi pegawainya.

  Selain itu, aktivitas manajerial sesuai dengan gaya kepemimpinan masing-masing perusahaan juga akan berpengaruh pada kinerja pegawai. Untuk itu, peningkatan kinerja pegawai sebagai tujuan akhir perusahaan juga sebaiknya didukung dengan pelaksanaan pelatihan dan sejalan dengan kebijakan pemimpin perusahaan.

  Perusahaan memberi perhatian penuh terhadap perkembangan pegawainya agar tidak tertinggal dengan perkembangan zaman dan persaingan pada saat ini.

  Tujuan akhir dari penerapan pelatihan dan aktivitas manajerial pemimpin perusahaan adalah untuk meningkatkan kinerja pegawainya agar lebih baik dari waktu ke waktu karena hal ini akan berdampak pada kehidupan operasional perusahaan. Menurut Moeheriono (2009 : 61) kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika.

  Selain itu, menurut Moeheriono (2009 : 63) dalam suatu organisasi dikenal tiga jenis kinerja yang dapat dibedakan, yaitu sebagai berikut :

  1. Kinerja operasional, yakni kinerja yang berkaitan dengan efektivitas penggunaan setiap sumber daya yang digunakan oleh perusahaan, seperti modal, bahan baku, teknologi, dan lain sebagainya, yaitu seberapa penggunaan tersebut secara maksimal untuk mencapai keuntungan atau mencapai visi dan misinya.

  2. Kinerja administratif, kinerja ini berkaitan dengan kinerja administrasi organisasi, termasuk didalamnya struktur administrasi yang mengatur hubungan otoritas wewenang dan tanggung jawab dari orang yang menduduki jabatan. Selain itu, berkaitan dengan kinerja mekanisme aliran informasi antar unit kerja dalam organisasi.

  3. Kinerja strategik, kinerja ini berkaitan dengan kinerja perusahaan dan evaluasi ketepatan perusahaan dalam memilih lingkungannya serta kemampuan adaptasi perusahaan, khususnya secara strategi perusahaan dalam menjalankan visi dan misinya.

  Pelatihan pegawai dilaksanakan dengan memperhatikan tahapan-tahapan sesuai kebutuhan kerja pegawai, pemberian pelatihan menjadi salah satu upaya menciptakan perubahan kinerja kearah yang lebih baik bagi setiap pegawai. Pelatihan yang diberikan bertujuan meningkatkan kinerja pegawai, karena hal ini merupakan bentuk dari sikap pemimpin yang memperhatikan perkembangan pegawainya. Ini akan membuat pegawai lebih giat dalam bekerja karena lebih menguasai bidang kerja sehingga akan berpengaruh terhadap kinerja.

  Menurut Dessler (2006 : 280) pelatihan mengacu kepada metode yang digunakan untuk memberikan pegawai baru atau yang ada pada saat ini dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan. Pelatihan adalah proses terintegrasi yang digunakan oleh pengusaha untuk memastikan agar para pegawai bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Saat ini, pelatihan juga berperan penting dalam proses manajemen kinerja. Manajemen kinerja adalah proses yang digunakan oleh pengusaha untuk memastikan pegawai bekerja searah dengan tujuan organisasi. Melakukan pendekatan manajemen kinerja berarti bahwa upaya-upaya pelatihan yang dilakukan harus sesuai dengan apa yang diinginkan pengusaha untuk diberikan oleh setiap pegawai agar tujuan perusahaan dapat dicapai. Sedangkan menurut Rae dalam Sofyandi (2008 : 113) pelatihan adalah suatu usaha meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya lebih efektif dan efisien.

  Karena perubahan yang terus terjadi dan banyaknya persaingan yang bermunculan pada masa sekarang ini, maka banyaklah kebutuhan yang timbul bagi setiap pegawai. Perusahaan tentunya mengharapkan agar setiap pegawai dapat melaksanakan pekerjaan lebih baik, lebih cepat dan tepat waktu. Hal tersebut menjadi salah satu sebab perusahaan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kinerja pegawai dan juga guna memenuhi kebutuhan keahlian yang lebih baik lagi, sehingga pegawai dapat melaksanakan pekerjaan dan juga merasa diperhatikan kebutuhannya.

  Pemimpin setiap perusahaan memiliki pola kepemimpinan yang berbeda- beda karena setiap kebijakan yang diambil bergantung pada gaya kepemimpinan dan aktivitas manajerial kepemimpinan masing-masing perusahaan. Menurut Wisnu dan Nurhasanah (2005 : 208) pembuatan keputusan organisasi merupakan sebuah proses menanggapi sebuah masalah dengan mencari dan memiliki solusi atau rangkaian tindakan yang akan menciptakan nilai bagi para pemegang saham organisasi. Gaya kepemimpinan yang diterapkan pada sebuah perusahaan akan mempengaruhi kinerja pegawai, karena pemimpin akan menggunakan masing- masing gaya kepemimpinannya dalam membina hubungan dengan para pegawai dan mengatur kehidupan perusahaan.

  Peningkatan kinerja yang akan dicapai tentunya juga berkaitan dengan gaya kepemimpinan yang merupakan salah satu bentuk aktivitas manajerial pemimpin.

  Gaya kepemimpinan pada suatu perusahaan tidak sama dengan gaya kepemimpinan di perusahaan lainnya, pemenuhan kebutuhan para pegawai juga akan diterapkan berbeda-beda sesuai dengan pemimpinnya disetiap perusahaan. Diharapkan melalui beberapa aspek inilah pegawai dapat memperoleh peningkatan kinerja ke arah yang lebih baik dan searah dengan tujuan organisasi itu sendiri.

  Kendala yang sering terjadi pada PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Stabat disebabkan oleh kelalaian penggunaan alat keamanaan dan keselamatan kerja. Dilihat dari tingkat kecelakaan kerja yang sering terjadi saat pegawai bekerja di kebun maupun di pabrik, tingkat kelalaian dalam penggunaan alat keamanan dan keselamatan kerja mencapai 65% dari jumlah pegawai yang bekerja di kebun maupun di pabrik sehingga banyak kecelakaan kerja yang terjadi diantaranya seperti tertimpa saat membawa karung goni yang berisikan banyak tebu karena tidak menggunakan sepatu boot ataupun sarung tangan sehingga terpeleset karena jalan dan pegangan yang licin, terbakar saat mengelas drum untuk penampungan limbah pabrik karena tidak menggunakan pelindung wajah dan tangan. Hal ini berpengaruh pada kinerja perusahaan yang menurun karena banyak pekerja yang pada akhirnya harus dirawat di rumah sakit ataupun cuti bekerja

  Oleh karena itu, PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Stabat melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan berupaya untuk mencapai tujuan peningkatan kinerja pegawai agar setiap pegawai dapat mendukung kelancaran kegiatan operasional perusahaan dan diharapkan dapat mengurangi tingkat kecelakaan kerja. Program pelatihan berupa penggunaan alat keselamatan kerja menjadi materi pelatihan yang diterapkan.

  Sedangkan aktivitas manajerial pemimpin PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Stabat mengalami kendala pada pola pengawasan kerja yang terlihat kurang baik. Pimpinan sangat jarang mengawasi pegawai saat melakukan pekerjaannya secara langsung sehingga menimbulkan suasana yang kaku antara pimpinan dengan pegawainya. Keberhasilan aktivitas manajerial pemimpin PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Stabat dilihat dari tindakan memberikan kesempatan bagi setiap pegawai agar lebih berkembang lagi, misalnya saja ketika melakukan rapat kerja ketika perusahaan memerlukan keputusan pada saat-saat tertentu dan juga membuka peluang bagi setiap pegawai untuk lebih meningkatkan keahlian kinerjanya melalui program pelatihan yang diberikan, karena hal ini tentunya akan berdampak pada kemajuan perusahaan. Hal ini juga menunjukkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Stabat berharap dapat memajukan perusahaan melalui kinerja pegawai ke arah yang lebih baik lagi.

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dilakukanlah penelitian tentang “Pengaruh Pelatihan dan Aktivitas Manajerial Terhadap

  

Kinerja Pegawai pada PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala

Madu Stabat Sumatera Utara”.

  1.2 Perumusan Masalah

  Perumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan adalah mengenai “Apakah pemberian pelatihan dan aktivitas

  

manajerial yang diterapkan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Stabat?”

  1.3 Tujuan Penelitian

  1. Mengetahui dan meneliti pengaruh pemberian pelatihan dari perusahaan dan aktivitas manajerial terhadap kinerja pegawai PT. Perkebunan Nusantara

  II Pabrik Gula Kwala Madu Stabat.

  2. Untuk melihat lebih dekat bentuk pengaplikasian pelatihan dan aktivitas manajerial pemimpin yang telah didapat pada masa perkuliahan.

1.4 Manfaat Penelitian

  1. Bagi PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Penelitian diharap dapat memberikan masukan mengenai pelatihan pegawai dan aktivitas manajerial yang sesuai untuk meningkatkan kinerja pegawai PT.

  Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Stabat.

  2. Bagi Peneliti Lain Sebagai referensi bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti masalah terkait.

  3. Bagi Peneliti a.

  Sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan S1 Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara b. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang Sumber Daya

  Manusia khususnya mengenai pelatihan pegawai dan aktivitas manajerial.

  c.

  Sebagai salah satu alat pengaplikasian ilmu pengetahuan yang didapat selama masa perkuliahan.