PENGARUH KUALITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH INDONESIA (PERIODE 2010 – 2014) Noor Dwi Yantiningsih1 , Islahuddin2 , Said Musnadi3
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
11 Pages pp. 79- 89 PENGARUH KUALITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH INDONESIA (PERIODE 2010 – 2014)
1
2
3 Noor Dwi Yantiningsih , Islahuddin , Said Musnadi 1)
Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2) Staf Pengajar Magister Akuntansi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Based on Bank Indonesia Regulation No. 8/12 / PBI / 2006 on the Amendment of Bank Indonesia Regulation Number 8/4 / PBI / 2006 on the Implementation of Good Corporate Governance which then makes the obligation for commercial banks including Islamic Bank because of a conflict of interest and the legal basis for good corporate governance in the banking sector defines good corporate governance as a governance of banks to apply the principles of transparency, accountability, responsibility, independence, and fairness.
The purpose of this study is to highlight how the influence of the quality of GCG implementation of financial performance proxy Islamic Banks with CAR, ROA, ROE and BOPO. The research uses secondary data from annual reports and the report of Good Corporate Governance (GCG) Islamic commercial bank from 2010 to 2014. The population of this study are 10 Islamic banks in Indonesia which have made a self-assessment and annual report for the period from 2010 to 2014. The analysis tool that is used as a hypothesis test is a simple linear regression analysis.
The results showed that the quality of GCG implementation has positive and significant impacts on the financial performance proxied by CAR and BOPO and a significant negative effect on the financial performance proxy with, ROA and ROE. This indicates that the quality of GCG implementation by Bank Indonesia (BI) in Islamic banks are very influential in the financial performance of the Indonesian Islamic banking growing, Islamic banking performance, especially with the hope to attract investors to increase their investment.
Keywords: good corporate governance, financial performance, CAR, ROA, ROE, BOPO and Islamic Banking.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/12/PBI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance yang kemudian menjadikan kewajiban bagi Bank Umum termasuk Bank Syariah karena terjadi konflik kepentingan dan menjadi dasar hukum good corporate governance dalam sektor perbankan mendefinisikan Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness).
Tujuan penelitian ini adalah menguji bagaimana pengaruh kualitas penerapan GCG terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah yang diproksikan dengan CAR, ROA, ROE dan BOPO. Penelitian menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan (annual report) dan laporan Good Corporate Governance (GCG) bank umum syariah periode 2010-2014. Populasi dalam penelitian ini adalah 10 bank umum syariah di Indonesia yang sudah membuat self assessment dan annual report selama periode 2010 sampai dengan 2014. Alat analisis yang digunakan sebagai pengujian hipotesis adalah analisis regresi linier sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas penerapan GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan (CAR dan BOPO) dan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan, ROA dan ROE . Ini menunjukkan bahwa kualitas penerapan GCG oleh BI pada bank syariah sangat berpengaruh dalam kinerja keuangan perbankan Syariah Indonesia menumbuhkan kinerja perbankan syariah khususnya dengan harapan dapat menarik investor untuk meningkatkan investasinya.
Kata Kunci: Good Corporate Governance, kinerja keuangan, CAR, ROA, ROE, BOPO dan Perbankan
Syariah. PENDAHULUAN disesuaikan dengan prinsip-prinsip syaria h” (Sudarsono, 2007;27). Bank Syariah adalah lembaga keuanganKondisi keuangan pada perbankan dapat
yang usaha pokoknya memberikan kredit dan menentukan kesehatan bank itu sendiri. Sehat atau
tidaknya bank dapat dengan 5 aspek, yaitu Capital,
jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran Assets, Management, Earning, Liquidity . Aspek- serta peredaran uang yang beroperasi
aspek tersebut kemudian dinilai dengan menggunakan rasio keuangan sehingga dapat menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan (Kasmir, 2008:273). Aspek capital (permodalan) dapat dinilai melalui Capital Adequacy Ratio (CAR), aspek assets dinilai dengan Non Performing Loan (NPL), aspek earning meliputi Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), dan BOPO, sedangkan aspek likuiditas meliputi Loan to Deposit
Ratio (LDR).
menggunakan hasil survey IICG dan majalah SWA tentang implementasi GCG dalam perusahaan tahun 2001 dan 2002 yaitu CGPI (Corporate Governance
perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Penilaian permodalan dimaksud untuk menilai kecukupan
Capital Adequacy Rasio (CAR) merupakan
Pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti bermaksud untuk mengetahui apakah kualitas penerapan GCG memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan pada perbankan syariah Indonesia.
kinerja yang tercermin dari nilai pasar perusahaan dilihat dari segi profitabilitas, umur perusahaan dan ukuran perusahaan. Meskipun demikian, penelitian sebelumnya menemukan perbedaan dalam praktik tata kelola perusahaan di berbagai industri, khususnya di pasar negara berkembang.
corporate governance tidak berpengaruh terhadap
penelitian ini menunjukan pelaksanaan good
corporate governance terhadap kinerja. Hasil
Sukamulja (2004) meneliti dampak good
dengan kinerja keuangan (Return on Equity/ROE) dan nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel corporate governance secara statistik signifikan mempengaruhi ROE namun tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Perception Index ) sebagai proksi variabel corporate governance . Sedangkan kinerja perusahaan diproksi
governance dan kinerja perusahaan. Penelitian ini
CAR sebagai indikator permodalan harus berada di atas ketentuan BI yaitu minimal 8% dari total asetnya. Maka semakin menurunnya CAR mencerminkan permodalan bank yang semakin melemah.
dilakukan, baik penelitian yang menggunakan index penilaian corporate governance maupun struktur (mekanisme) corporate governance. Darmawati, dkk (2005) meneliti hubungan antara corporate
governance dan kinerja perusahaan telah banyak
Penelitian mengenai hubungan good corporate
Sehubungan dengan semakin banyaknya publikasi tentang kecurangan (fraud) maupun keterpurukan bisnis yang terjadi akibat kesalahan yang dilakukan oleh para eksekutif manajemen, maka hal ini menimbulkan suatu tanda tanya tentang kecukupan (adequacy) corporate governance.
penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Risiko (Risk Based Bank Rating/RBBR) ditetapkannya Good Corporate Governance sebagai salah satu faktor penilaian tingkat kesehatan Bank. Hal ini menunjukkan keseriusan Bank Indonesia dalam meminta pengurus perbankan agar taat untuk menerapkan manajemen risiko guna melindungi kepentingan para pemangku kepentingan (stakeholder).
Corporate Governance diterbitkan mengenai
Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good
Hasil perhitungan rasio keuangan dapat diketahui apakah bank tersebut dalam keadaan sehat atau tidak sehat. Seperti halnya perusahaan, tujuan akhir dari bank adalah menjaga kelangsungan hidup bank melalui usaha untuk meraih keuntungan. Artinya, pendapatan harus lebih besar dari semua biaya yang dikeluarkan, terutama mengingat bank bekerja dengan dana yang diperoleh dari masyarakat yang dititipkan pada bank atas dasar kepercayaan. Menjaga kepercayaan dari masyarakat merupakan resiko yang harus ditanggung oleh perbankan.
Rasio BOPO mencerminkan tingkat efisiensi perbankan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Jika BOPO semakin kecil, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan (perbankan) semakin meningkat atau membaik (Riyadi, 2004:141).
pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan. Secara umum semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.
Return on equity (ROE) merupakan suatu
Profitabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk mengukur kinerja suatu bank. Profitabilitas dapat diukur dengan Return On Assets (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya, 2009:118).
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
modal bank, apakah sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan. Bank Indonesia menggunakan laporan keuangan sebagai dasar dalam penentuan status suatu bank (apakah bank tersebut merupakan bank sehat atau tidak).
Menurut Riyadi (2006), Return on Equity adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan Modal (Modal Inti) bank, rasio ini menunjukkan tingkat % (persentase) yang dapat dihasilkan. Santoso (1996) menyatakan Return on Equity (ROE) mengukur kemampuan bank untuk menghasilkan
berpengaruh terhadap Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dan rangkaian hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
: Good Corporate Governance (GCG)
4
H
Menurut Berger, et al (Kuncoro dan Suhardjono, 2002), bank yang dalam kegiatan usahanya tidak efisien akan mengakibatkan ketidakmampuan bersaing dalam mengerahkan dana masyarakat maupun dalam menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan sebagai modal usaha.
Dalam mengukur rasio efisiensi, proxy yang dalam penelitian ini menggunakan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Riyadi (2006) menyatakan BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan.
3 : Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
H
semakin rendah probabilitas bank mengalami kebangkrutan.
income dari ekuitas. Semakin tinggi ROE maka
Gill, 2008).
Muljono (1999) menyatakan CAR digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Rasio ini menggambarkan perbandingan modal bank dengan seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain), semakin tinggi resiko ini semakin baik. Menurut Santoso (1996), semakin besar rasio ini, semakin kecil probabilitas suatu bank mengalami kerugian.
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio laba atas ekuitas digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Rasio yang tinggi berarti manajemen telah melakukan tugasnya dengan baik, pada umumnya semakin tinggi rasio maka semakin baik (James O.
2 : Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA) Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Return on Equity (ROE)
H
Keuntungan menggunakan ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan. Salah satu tujuan suatu usaha adalah untuk mendapatkan laba (profit) sehingga semakin baik dan konsisten perusahaan menerapkan GCG maka akan semakin mudah perusahaan mencapai tujuannya yaitu laba.
Riyadi (2006) menyatakan ROA adalah rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba (sebelum pajak), dengan total asset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Menurut Santoso (1996), ROA merupakan salah satu dari rasio utama untuk mengukur risiko efisiensi. Semakin tinggi ROA maka semakin rendah probabilitas bank mengalami kebangkrutan., semakin besar ROA semakin besar pula tingkat keuntungan bank.
income dari pengelolaan asset yang dimiliki.
Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja profitabilitas bank adalah Return on Asset (ROA). ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan
Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Return on Asset (ROA)
1 : Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh terhadap CAR
H
Gambar 1 Pengaruh Variabel Independen dan Variabel Dependen Variabel Independen Variabel Dependen ( variabel bebas) (variabel terikat) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perbankan Syariah Indonesi.
H
2 : Kualitas Penerapan Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh positif
terhadap Return On Asset (ROA) pada
Capital Adequacy perbankan Syariah Indonesia.
Ratio (CAR)
H : Kualitas Penerapan Good Corporate
3 Governance (GCG) berpengaruh positif (+)
terhadap Return On Equity (ROE) pada perbankan Syariah Indonesia.
Return On Asset
H Kualitas Penerapan Good Corporate
4 : (+)
Good
(ROA)
Governance (GCG) berpengaruh negatif Coorporate
terhadap Biaya Operasional Terhadap
Governance
Pendapatan Operasional (BOPO) pada (GCG ) perbankan Syariah Indonesia.
(+) Return On Equity
METODE PENELITIAN
(ROE)
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank syariah yang telah beroperasi di Indonesia dan telah menyusun laporan penilaian sendiri (self
(-)
Biaya Operasional
asissment) GCG dan laporan keuangan dari tahun
Terhadap Pendapatan 2010-2014, sedangkan untuk sampel dalam
Operasional (BOPO) penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
H 1 : Kualitas Penerapan Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh positif
Tabel 1 Kriteria Sampel
N Kriteria Sampel Jumlah
oSampel
Bank yang terdaftar di BI
1
11 Bank yang tidak memenuhi kritei kriteria
2
1
penelitian
Jumlah Sampel
10 Jumlah Tahun Pengamatan
5 Total Observasi
50 Sumber : Data Diolah, 2015 Metode Analisis ROE (Y 4 ) dan BOPO (Y 4 ) dengan persamaan dari
Analysis Method regresi linier sederhana adalah sebagai berikut :
Pengolahan data dilakukan dengan Y = a + bX +
ɛ
menggunakan analisis uji regresi linier sederhana HASIL DAN PEMBAHASAN
(simple linier regression) dengan menggunakan Gambaran Subyek Penelitian
perangkat SPSS (Statistical Package for the Social Untuk mengetahui hasil pembahasan maka
Sciences). Dalam hal ini variabel independennya pada tabel 2 dapat dilihat gambaran dari bank
adalah GCG (X) serta kinerja keuangan yang syariah yang menjadi sampel, secara umum diukur dengan rasio-rasio keuangan sebagai disajikan statistik deskriptif dari variabel mengenai variabel dependen yaitu CAR (Y
1 ), ROA (Y 2 ), karakteristik variabel penelitian yang diamati.
Tabel 2
Statistik Deskriptif
Minim Maximu Mea Std.N um m n Deviation
05 Negatif dan signifikan Sumber : Data sekunder diolah, 2015
2,02
Pengaruh
GCG
→CAR
94,436 -22,673
0,0
05 Negatif dan signifikan GCG
→ROA
1 0,0
Untuk menjawab dan membuktikan hipotesis penelitian apakah berpengaruh secara signifikan (nyata) terhadap variabel terikat sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya maka perlu dilakukan uji t. Hasil analisis regresi yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.
49 Positif dan signifikan GCG
→ROE
2,92
6 0,0
05 Positif dan signifikan GCG
→BOPO
134,090 -17,825
0,0
Tabel 3 Hasil Analisis Regresi GCG, CAR, ROA, ROE dan BOPO Model Regresi Konstan ta
Koefisien
Regresi
t hitun g Sig .Hasil Pengujian Hipotesis
GCG
ROE 5 -17.31 35.00 8.821
5
1.55 4.00 2.977 .45144 CAR
5 9.00 150.00
26.93
82 26.3092
5 ROA 5 -2.63 4.90 1.549
2 1.39893
2 9.47928
Kinerja keuangan yang diproksikan dengan CAR, out put menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar 9,00 ,nilai maksimum sebesar 150,00 dan nilai rata-ratanya adalah 26,9382. Variabel ROA menunjukkan bahwa nilai minimum -2,63 ,nilai maksimum sebesar 4,90 nilai rata-rata adalah 1,5492 . ROE menunjukkan bahwa nilai minimum -17,31 dan maksimum sebesar 35,00, sedangkan nilai rata-ratanya adalah sebesar 8,8212. Untuk out put variabel BOPO pada Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai minimum 10,00 dan nilai maksimum adalah sebesar 146,00, sementara untuk nilai rata-ratanya adalah sebesar 81,0242.
BOP O
5 10.00 146.00
81.02
42 20.6897
6 Valid N
(listwise)
5 Sumber : Data sekunder diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 2 menggambarkan deskripsi variabel-variabel secara statistik dalam penelitian ini. N Statistik adalah jumlah dari populasi yang diteliti sebanyak 50. Sedangkan out put dapat diketahui bahwa nilai skor komposit variabel Good Corporate Governance (GCG) setelah reverse pada perbankan syariah yang membuat laporan yang dipublikasikan dalam kurun waktu lima tahun, nilai tertinggi 4,00 dan terendah 1,55 . Hal ini memiliki arti bahwa nilai terbaik skor komposit GCG adalah sebesar 1,00 atau 4,00 setelah dilakukan reserve sedangkan nilai terburuk skor komposit GCG dari sampel perbankan syariah adalah sebesar 1,55 atau 3,45 setelah dilakukan reverse. Sedangkan nilai rata-rata skor komposit GCG reverse menunjukkan nilai sebesar 2,0230 atau sebesar 2,9770 setelah dilakukan reverse. Hal ini memiliki makna bahwa skor rata-rata nilai komposit adalah berada dalam kategori “baik”.
- 2,926
- 1,035 0,868
- 15,496 8,168
- 2,925
49 Hipotesis Diterima
Berdasarkan tabel 2 maka dapat dilihat bahwa koefisien regresi pengaruh variabel GCG berpengaruh terhadap BOPO sebagai variabel terikat adalah bertanda -17,825, yang memiliki makna bahwa makin baik skor nilai indikator komposit GCG maka akan makin kecil nilai BOPO. Hasil penelitian ini menunjukkan kualitas penerapan GCG terhadap BOPO dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005. Karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel , (-2,925<-2,011) maka H 01 ditolak, H a1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas penerapan GCG berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan BOPO.
21 0,0
0,868 2,0
H 2 Kualitas penerapan GCG berpengaruh positif
05 Hipotesis Ditolak
0,0
H 1 Kualitas penerapan GCG berpengaruh positif terhadap CAR
Tabel 4
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Hipotes is Pernyataan Hipotesis Hasil Pengujian Statistik Keterang an β t Sig .Pembahasan Untuk lebih mudah dalam pembahasan maka dapat dilihat tabel 4 tentang ringkasan hasil pengujian penelitian dibawah ini :
Pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Volume 5, No. 1, Februari 2016 - 84 Pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
Pengujian hipotesis kedua (H 2 ) berdasarkan tabel 2 diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,005 (< 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas penerapan GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE.
Pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Return on Equity (ROE)
02 ditolak dan menerima H a2 sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas penerapan GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA.
0,868 dan bertanda positif, sedangkan mempunyai nilai signifikan 0,049. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (2,021>2,011) maka H
Pengujian hipotesis kedua (H 2 ) berdasarkan tabel 2 diperoleh nilai β 2 sebesar
Pengaruh kualitas penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Return on Asset (ROA)
01 ditolak, H a1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas penerapan GCG berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan CAR.
tabel (menggunakan uji dua arah) sebesar ± 2,011, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005 Karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel , (- 2,926<-2,011) maka H
Berdasarkan tabel 3 maka dapat dilihat bahwa pengaruh koefisien regresi variabel GCG berpengaruh terhadap CAR sebagai variabel terikat adalah bertanda -22,673, yang memiliki makna bahwa makin baik skor nilai indikator komposit GCG maka akan terjadi penurunan nilai CAR. Hasil penelitian ini menunjukkan kualitas penerapan GCG memiliki t hitung
- 2,926 dan mempunyai t
- 22,673
- 2,926
- 17,825
- 2,925
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa GCG memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) sementara pada hipotesis penelitian dikemukakan bahwa GCG memiliki pengaruh positif terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR), maka dengan demikian hasil hipotesiss ditolak sehingga temuan ini tidak konsisten dengan hipotesis penelitian.
Beberapa penelitian yang mendukung bahwa GCG berpengaruh terhadap ROA yaitu Klapper dan Love (2002) dalam Sari (2010) menemukan adanya hubungan positif antara corporate governance dengan kinerja perusahaan yang diukur dengan Return On
Pengaruh yang positif menunjukkan bahwa semakin baik kualitas penerapan GCG maka akan semakin meningkat kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA. Semakin tinggi nilai ROA suatu bank, maka semakin besar juga tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam penggunaan asset. Pernyataan- pernyataan tersebut juga didukung dengan pendapat dari Nainggolan (2009) menyatakan ROA adalah salah satu alat yang penting dalam menilai kinerja keuangan dari suatu lembaga keuangan.
Pembahasan hipotesis yang kedua adalah tentang pengaruh GCG dengan ROA. Berdasarkan hasil hipotesis pada penelitian menunjukkan bahwa kualitas penerapan Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang kedua, sehingga dengan demikian hasil hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima.
Pembahasan Kualitas penerapan Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh terhadap ROA.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Indah Purnamasari dan Toto Sugiarto, S. Ir.,M.Sc, Ph.D (2012), tetapi sejalan dengan hasil penelitian Ika Permatasari dan Retno Novitasary tentang Pengaruh Implementasi Good Corporate Governance terhadap Permodalan dan Kinerja Perbankan di Indonesia: Manajemen Risiko Sebagai Variabel Intervening yang menghasilkan hipotesis bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap CAR. Hasil penelitian yang tidak signifikan dengan arah hubungan negatif dan tidak sesuai dengan arah hubungan hipotesis.
CAR sesuai dengan teori , menyatakan bahwa dalam menjalankan operasinya bank dihadapi oleh banyak risiko yang dapat mengancam profitabilitas bank tersebut, salah satu contoh ialah kredit macet yang mengakibatkan CAR menurun (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2003). Selain itu variabel makro ekonomi yang berpengaruh terhadap CAR j u g a antara lain: inflasi, kurs rupiah terhadap valuta asing dan kondisi ekonomi lainnya.
Melihat rata-rata rasio CAR pada bank syariah yang ditunjukkan dalam Tabel 2, menunjukkan bahwa rata-rata rasio CAR berada diatas 8% sehingga dapat dikatakan kondisi permodalan pada perbankan yang diteliti selama peride pengamatan (2010-2014) dalam kondisi yang sehat. CAR mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 26,9382 dengan standar deviasi (SD) sebesar 26,30925. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel CAR mempunyai penyebaran data yang baik karena nilai standar deviasinya lebih kecil daripada nilai rata-ratanya (26,30925<26,9382)
Sesuai dengan SE BI No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993 besarnya CAR yang harus dicapai oleh suatu bank minimal 8%
Pembahasan Kualitas penerapan Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh terhadap CAR.
terhadap ROA H 3 Kualitas penerapan
Sumber : Data Sekunder (diolah), 2015
05 Hipotesis Diterima
0,0
H 4 Kualitas penerapan GCG berpengaruh negatif terhadap BOPO
05 Hipotesis Diterima
26 0,0
2,9
GCG berpengaruh positif terhadap ROE 8,168
Assets (ROA) dan Tobin’s Q. Hasil penelitian yang sama juga sesuai dengan hasil penelitian Hudan Diandono (2012) menyatakan bahwa Pascasarjana Universitas Syiah Kuala GCG yang diproksikan dengan ukuran dewan komisaris dan komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA.
Akan tetapi bertolak belakang dengan hasil penelitian menurut Sulaiman (2012).
Pembahasan Kualitas penerapan Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh terhadap BOPO.
Antonio, Muhammad Syafi’I. 2011. Bank Syariah. Dari Teori ke Praktik, Jakarta, Gema Insani Press dan Tazkia Cendekia.
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan periode penelitian yang lebih lama serta variabel yang lebih banyak agar hasil penelitian lebih tepat .
Dari hasil penelitian menghasilkan kesimpulan dimana kualitas penerapan GCG berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA dan ROE sesuai dengan hipotesis penelitian, kualitas penerapan GCG berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan BOPO artinya dapat diterima sedangkan kualitas penerapan GCG berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan CAR ditolak.
Kesimpulan dan Saran
Hasil penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah Indah Purnamasari dan Toto Sugiarto S. Ir., M.Sc, Ph.D (2012) menyatakan bahwa pemeringkatan GCG berpengaruh terhadap BOPO.
Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%, karena jika rasio BOPO terhadap melebihi 90% hingga mendekati 100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Pada penelitian ini nilai rata-rata dari BOPO sebesar 81,0242, sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia bahwa nilai BOPO pada penelitian ini dibawah 90% maka dinyatakan bank yang diteliti dikategorikan efisien dalam menjalankan operasinya.
Bank yang efisien dalam menekan biaya operasionalnya dapat mengurangi kerugian akibat ketidakefisienan bank dalam mengelola usahanya sehingga laba yang diperoleh juga akan meningkat. Semakin kecil BOPO menunjukan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya sehingga semakin sehat bank tersebut (Herdiningtyas, 2005).
) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kualitas penerapan GCG maka semakin rendah atau semakin menurun nilai BOPO.
Dilihat dari hasil persamaan regresi linier sederhana menunjukkan bahwa hipotesis keempat (H a4 ) yang menyatakan bahwa kualitas penerapan GCG berpengaruh negatif dan signifikan terhadap BOPO, hasil hipotesis ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa Kualitas Penerapan GCG berpengaruh negatif terhadap BOPO sehingga hipotesis keempat (H a4
Hasil penelitian Nur Hisamuddin dan Yayang Tirta (2011) yang menyatakan bahwa GCG berpengaruh terhadap ROE, serta penelitian yang dilakukan oleh Indah Purnamasari dan Toto Sugiarto, S.Ir.,M.Sc,Ph.D (2012) juga menyatakan pendapat yang sama. Selanjutnya Darmawati, dkk (2005) dalam Sabrina (2010) menggunakan indeks CGPI tahun 2001 dan 2002 dalam penelitiannya yang menguji pengaruh corporate governance terhadap kinerja perusahaan.
Pembahasan Kualitas penerapan Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh terhadap ROE.
perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Kenaikan dalam rasio ini, berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa jika kualitas penerapan GCG itu meningkat maka akan diikuti pula dengan peningkatan nilai ROE.
Return On Equity (ROE) yang merupakan
positif terhadap Return on Equity (ROE), sehingga dengan demikian hasil hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima.
Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh
yang mengemukakan bahwa Kualitas penerapan
3
dan signifikan terhadap ROE. Hal ini juga sesuai dengan hipotesis penelitian yang ketiga yaitu H
Corporate Governance (GCG) berpengaruh positif
Pengaruh GCG dengan ROE merupakan pembahasan penelitian yang ketiga yang menunjukkan bahwa kualitas penerapan Good
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Good Corporate Governance
“Kebijakan Penerapan Good Corporate Governance pada Perbankan Syariah”. Paparan Workshop
Jakarta. National Committee on Corporate Governance (NCCG), 2006. Indonesian Code for
Muhammad Syafi’I Antonio. 1999. Bank Syariah Wacana Ulama & Cendekiawan.
Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia. 3013.
Kompas.com. 2012. Tiga Masalah Terbesar Di Bank Syariah. http://bisnis keuangan. kompas.com/read/2012/08/13/15282835 .
“Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2008.
Kaihatu, Thomas S. 2006, “Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 8, No. 1, Maret
Junaidy. 2012. “Analisis Kinerja Keuangan Dalam Bentuk Rasio CAMEL Sebelum Dan Sesudah Penerapan Good Coorporate Governance (Studi pada PT. Bank Aceh). Tesis Universitas Syah Kuala. Banda Aceh.
Good Corporate Governance Syariah diselenggarakan oleh ICDIF
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Ilyas, Nasyirwan. 2012.
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Arani, D. 2010. Hubungan Penerapan Prinsip Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri. Unpublished Undergraduate Thesis, Universitas Gunadarma, Jakarta, Indonesia. Bank Indonesia. 2013. Statistik Perbankan Indonesia. Dikutip dari
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.Good Corporate Governance terhadap kinerja Perbankan nasional (studi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa Efek indonesia periode 2006-2008). Skripsi.
Indah Purnama Sari dan totok Sugiharto S, Ir., M.Sc., Ph.D. “Pengaruh Good Corporate Governance Index (CGPI) Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Yogyakarta: Baliarung & Co.
Hessel, Nogi S. 2003. Mengelolah Kredit Berbasis Good Corporate Governance.
Heri Darsono, 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Edisi keempat, Yogyakarta, Ekonesia. Heri Darsono.2009. Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perbankan di Indonesia: Perbandingan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah. Jurnal Ekonomi Islam. La_Riba Vol 3, No. 1, Juli 2009.
”. Jurnal Fokus Ekonomi. Vol.5. 104-123.
Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perbankan Nasional (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006- 2008)
Duwi Priyatno. 2012. “Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20”. Edisi I, Yogyakarta, CV Andi Offset. Diandono, Tototk . 2012. “Pengaruh Mekanisme
Governance d an Kinerja Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar FCGI, 2001, Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan, Edisi Ketiga, Jakarta
Budiarti. 2014. I. Penerapan Prinsip-Prinsip GCG Pada Dunia Perbankan. Jurnal Majalah Ilmiah UNIKOM, http://jurnal.unikom.ac.id/jurnal/penerapa n-prinsip-prinsip.1u. Darmawati, Deni, Khomsiyah, dan Rika Gelar Rahayu. 2004. “Hubungan Corporate
- – LPPI.
Pengaruh good corporate governance terhadap kinerja Keuangan bank umum Syariah. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Jember. Jember. OECD (Organisation for Economic Co- operation and Development), 1999,
Yon. Jakarta: Salemba Empat.
Governance Perception Index.
Trinanda. 2009. “Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Perbankan.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.8. No.1. 1-8. _________. The Indonesian Institute For Corporate Governance tantang Corporate
9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Sukamulja,
Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No.
Bank Indonesia.
Governance Bagi Bank Umum. Jakarta .
Jakarta. Sulistyo, Joko. 2011. 6 Hari Jago SPSS. Cetakan ke-2. PT Cakrawala. Yogyakarta. Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Cetakan Pertama. PT Sinar Grafika. Jakarta. Surat Edaran Bank Indonesia. 2013.Perihal Pelaksanaan Good Coorporate
Solihin, Ismail. 2008. Corporate Sosial Responsibility. PT Salemba Empat.
Governance Terhadap Kinerja Keuangan”.Vol.8.No.1. Juni 2004. Hal 1-25.
Sukmawati. 2004. ”Good Corporate Governance di Sektor Keuangan: Dampak Good Corporate
1-19. Sekaran, U. 2006. Reseach Methodes for Business. Diterjemahkan oleh Kwan Men
OECD Principles of Corporate Governance, OECD Publications Service, France: 9-19.
Sayidah, Nur. 2007. “Pengaruh Kualitas Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Publik (Studi Kasus Peringkat 10 Besar CGPI Tahun 2003, 2004, 2005).” Jurnal JAAI. Vol.11. No.1.
Profit Margin, dan Earning Per Share Pada Perusahaan yang Terdaftar di Corporate Governance Perception Index.” Jurnal Ekonom. Vol.14. No.3. 127-133.
Riandi, Dani. 2011. “Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Return On Asset, Net
Rahayu Budi Santoso.Dr.MS, Ashari, SE.Akt. 2005, Analisis Statistik dengan Mikrosoft Evel & SPSS, Semarang, Andi Yogyakarta.
Purwantini, Titi. 2009. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada Perusahaan- Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bur sa Efek Indonesia.” Jurnal Akuntansi. Vol.10. No.5. Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum.
________. 2006. Pelaksanaan Good Corporate Governance . Jakarta Bank Indonesia.
Asset (Roa) Bank Umum Syariah (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2005 – 2010). Unpublished Undergraduate Thesis, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia. 2012. _________. PSAK No. 101 Tahun 2007 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
Penetapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Badan Usaha Milik Negara. Jakarta. Pratiwi. 2012. D. D.Pengaruh CAR, BOPO, NPF Dan FDR Terhadap Return On
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. 09/MBU/2012. 2012.
Tentang Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah.
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah PSAK No. 101 tahun 2007 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tantang perubahan atas Undang-undang No. 7 tahun 1992. Perkembangan Kantor dan Aset Syariah di Indonesia. (Statistik perbankan Syariah Bank Indonesia) http://kamusbahasaindonesia.org/konsep/ m