MINERAL DAN BATUAN Posted (1)

MINERAL DAN BATUAN
Posted on September 28, 2013 by askiravistara
1. Mineral
1.1 Definisi dan Klasifikasi Mineral
Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, terdiri
dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom di dalamnya
tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis.
Beberapa jenis mineral memiliki sifat dan bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai
perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Kristal secara umum dapat didefinisikan
sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang
teratur. Studi khusus yang mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya
bahan padat tersebut dinamakan kristalografi.
Pengetahuan tentang mineral merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari bagian yang
padat dari bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian luar yang padat dari bumi ini disebut
litosfir, yang berarti selaput yang terdiri dari batuan, dengan mengambil lithos dari bahasa
latin yang berarti batu , dan sphere yang berarti selaput.
1.2 Sifat Fisik Mineral
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan
melakukan analisis secara kimiawi, dan yang kedua yang paling umum dilakukan adalah
dengan cara mengenali sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat fisik mineral antara lain bentuk
kristalnya, berat jenis, bidang boleh, warna, goresan, kilap, dan kekerasan.

1. Bentuk kristal (crystall form) :
Pembentukan kristal suatu mineral tergantung pada ada atau tidaknya hambatan. Contohnya
suatu cairan panas terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama suhu tetap dalam
keadaan tinggi, ion-ion tetap bergerak bebas dan tidak terikat satu dengan yang lain. Jika
suhu turun, kebebasan bergeraknya berkurang, mulai terikat dan berkelompok membentuk
Natrium Chlorida.
Semakin menurunnya suhu cairan, kelompok tersebut membesar dan membentuk mineral
Halit yang padat. Pada umumnya pertumbuhan mineral Kuarsa terbatas, namun bentuknya
yang tidak teratur tetap memperlihatkan susunan ion-ionnya dengan struktur kristalnya yang
khas berupa prisma bersisi enam. Kristal mineral intan berbentuk segi-delapan atau
Oktahedron dan mineral grafit dengan segi enam yang pipih, keduanya mempunyai susunan
kimiawi sama, terdiri dari unsure karbon (C). Perbedaan terjadi karena susunan atom
karbonnya yang berbeda.

Setiap mineral mempunyai sifat bentuk Kristal yang khas perwujudan kenampakan luar,
terjadi sebagai akibat susunan kristal didalamnya. Bentuk-bentuk kristal : Prismatik,
Orthorombik, Kubus, Tetrahedral, Heksagonal, Trigonal dll.
Berat jenis (specific gravity) :
Berat jenis setiap mineral ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan ikatan
unsur-unsur dalam susunan kristalnya.

1. Bidang belah (fracture) :
Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah
tertentu yang ditentukan susunan dalam atom-atomnya, yang merupakan bidang lemah suatu
mineral.
1. Warna (color) :
Meskipun warna bukan menjadi ciri utama untuk membedakan antar mineral, namun terdapat
warna-warna khas untuk mengetahui unsur tertentu di dalamnya. Contohnya warna gelap
mengindikasikan adanya unsur besi, sedangkan warna terang mengindikasikan kandungan
aluminium.
Goresan pada bidang (streak) :
Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan
pyrite yang terlihat jelas dan khas.
1. Kilap (luster) :
Kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Ada 2 jenis kilap,
yaitu kilap Logam dan Non-logam.
1. Kekerasan (hardness) :
Kekerasan yaitu sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi
atau mudah tergores. Kekerasan bersifat relatif, maksudnya jika mineral saling digoreskan
dengan yang lain maka mineral yang tergores relatif lebih lunak dibanding lawannya.
Skala kekerasan mineral dari yang terlunak (skala 1) hingga terkeras (skala 10) diajukan oleh

Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.

Kekerasan (Hardness)

Mineral

1

Talc

2

Gypsum

3

Calcite

4


Fluorite

5

Apatite

6

Orthoclase

7

Quartz

8

Topaz

9


Corundum

10

Diamond

1.2 Penggolongan Mineral
Berdasarkan senyawa kimianya, mineral dikelompokkan menjadi mineral Silikat dan Nonsilikat. Dari 2000 jenis mineral yang dikenal, hanya beberapa yang terlibat dalam
pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan Mineral Pembentuk Batuan atau
Rock Forming Minerals, yang merupakan penyusun utama batuan kerak dan mantel Bumi.
Mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi empat yaitu Silikat, Oksida, Sulfida,
Karbonat dan Sulfat:
1. Mineral Silikat
90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan
antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Silikat merupakan bagian utama
yang membentuk batuan baik itu seperti batuan beku maupun batuan malihan. Silikat
pembentuk batuan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok ferromagnesium dan nonferromagnesium.
Tabel 3.2 Kelompok Mineral Silikat
1. Mineral ferromagnesium :


Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.
1. Olivine: warnanya yang olive. Berat jenis 3.27- 3.37, tumbuh sebagai mineral yang
mempunyai bidang belah yang kurang sempurna.
2. Augitite: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. Berat jenis berkisar antara 3.2 –
3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus.
3. Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; Berat jenis 3.2 dan mempunyai bidang
belah yang berpotongan dengan sudut antara 56° dan 124° yang sangat membantu
dalam cara mengenalnya.
4. Biotite: mineral mika berbentuk pipih yang dengan mudah dapat terkelupas. Dalam
keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam. Berat jenis 2.8 – 3.2.
1. Mineral non-ferromagnesium
2. Muskovit : Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat,
hijau atau merah. Memiliki Berat jenis 2,8 – 3,1.
Tabel 3.3 Kelompok Mineral Non-Silikat
1. Felspar
: Mineral pembentuk batuan yang paling banyak. Dalam bahasa Jerman
Feld adalah lapangan, didalam kerak bumi jumlahnya hampir 54%. Terdapat dua
nama yang diberikan kepada felspar yaitu Plagioklas dan ortoklas. Dari nama
Plagioklas tersebut dibagi lagi menjadi dua yaitu albit dan anorthit. Dimana arti nama
Orthoklas mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit

mengandung Kalsium.
2. Orthoklas : mempunyai warna yang khas yaitu abu-abu atau merah jambu dengan
Berat jenis 2,57.
3. Kuarsa : Dapat disebut dengan silika, terbentuk dari senyawa silikon dengan oksigen.
Terkadang berwarna smooky, atau berwarna ungu. Nama kuarsa yang seperti itu
amethyst. Warna yang bermacam-macam terjadi karena terdapat unsur yang tidak
bersih.
4. Mineral Oksida
Terbentuk dari persenyawaan langsung dari oksigen dan tertentu. Dengan susunan lebih
sederhana lebih sederhana dari silikat kemudian mineral oksida lebih keras dibanding mineral
lainnya kecuali silikat dan lebih berat kecuali sulfida. Adapun mineral-mineral oksida yang
paling umum adalah korondum (Al2O3), es (H2O), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2)
hematit
5. Mineral Sulfida

Terbentuk dari persenyawaan antara unsur sulfida seperti perak, tembaga dan merkuri.
Beberapa mineral ini memiliki nilai yang ekonomis seperti pirit (FeS 2), galena (PbS), dan
sphalerit (ZnS).
sphalerit
6. Mineral-Mineral Karbonat dan Sulfat

Persenyawaan dari ion (CO3)2- atau yang disebut dengan karbonat. Misal CaCO yang biasa
disebut kalsit. Mineral ini merupakan penyusun utama dari mineral sedimen.
karbonat
Kesimpulan tentang Mineral
1. Mineral adalah unsur secara alamiah maupun senyawa anorganik dalam keadaan padat
2. Batuan merupakan agregat yang terbentuk dari kelompok mineral-mineral
3.Persenyawan sangat menentukan dalam pembentukan
4. Struktur kristalin yang khas
5. Dengan sifat fisik tertentu karena susunannya dan struktur yang kristalin
Adapun mineral-mineral yang umum dijumpai dalam batuan beku misal:
1. Olivine : Sekumpulan mineral milikat yang penyusunnya besi (Fe) dan magnesium (Mg).
Berwarna hijau, mengkilap, terbentuk di temperatur yang tinggi. Umumnya di temukan di
batuan basalt dan ultramafic. Batuan yang mayoritas terdiri dari olivine disebut Dunite.
olivine
2. Amphibole : Kelompok mineral silikat berbentuk prismatik (seperti jarum), berwarna hijau
tua kehitaman. Penyusunnya besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Alumunium (Al),
Silika (Si), Oksigen (O). Banyak ditemui pada batuan metamorf dan batuan beku.
amphibole
3. Biotite : Berbentuk pipih, kristal berlembar, dan merupakan bidang belahan dari mineral
biotite. Berwarna hitam atau coklat namun muscovite berwarna terang, abu-abu terang.

Mineral mika bersifat lunak dan dapat digores kuku.
Biotite
1. Plagioclase feldspar: Mineral ini mengandung unsur kalsium atau natrium kristal
feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelap
plagioklas yang mengandung natrium dikenal dengan mineral albite, sedangkan yang
mengandung Ca disebut an-orthite.

1. Potassium feldspar (orthoclase): Seperti halnya plagioclase feldspar, potassium
feldspar adalah mineral silikat yang mengandung unsur kalium dan bentuk kristalnya
prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih.
1. Mica: kelompok mineral silikat dengan komposisi yang bervariasi dari potassium (K),
magnesium (Mg), iron (Fe), aluminium (Al), silicon (Si) dan air (H2O).
1. Quartz: mineral yang umumnya banyak dijumpai pada kerak bumi. Mineral ini
tersusun dari silica dioksida (SiO 2) berwarna putih, kilap kaca dan belah (cleavage)
tidak teratur (uneven) concoidal.
1. Calcite: tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umunya berwarna putih transparan
dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dri binatanag laut terbuat dari calcite
mineral yang berhubungan dengan lime stone batu gamping.
2. Batuan
Jenis batuan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu Batuan Beku, Batuan

Sedimen, dan Batuan Malihan atau Metamorfis. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli
menyimpulkan bahwa batuan beku merupakan nenek moyang dari batuan lainnya melalui
gambaran tentang permukaan luar bumi yang terdiri dari batuan beku yang seiring dengan
berjalannya waktu terbentuklah kelompok-kelompok batuan lainnya. Proses perubahan
kelompok batuan menjadi kelompok batuan lain dinamakan daur batuan.
James Hutton menjelaskan bahwa dalam daur batuan tersebut terjadi oleh pendinginan dan
pembekuan magma yang berupaka lelehan silikat yang dapat terjadi di bawah atau di atas
permukaan bumi melalui erupsi gunung berapi. Saat batuan beku tersingkap di permukaan,
maka akan bereaksi dengan atmosfir dan hidrosfir sehingga terjadi proses pelapukan.
Batuan akan mengalami proses penghancuran dan kemudian akan terpindahkan atau tergerak
oleh berbagai macam proses alam seperti aliran alir, hembusan angin, gelombang pantai,
maupun gletser. Media pengangkut tersebut dikenal sebagai alat pengikis, yang dapat
membawa fragmen atau bahan yang larut ke tempat-tempat tertentu berupa sedimen dan
berupaya untuk meratakan permukaan bumi. Kemudian terjadi perubahan dari batuan lepas
menjadi batuan yang keras melalui pembebanan dan perekatan oleh senyawa mineral dalam
larutan menjadi batuan sedimen. Batuan-batuan tersebut akan menyesuaikan dengan
lingkungan yang baru sehingga terbentuklah batuan malihan atau metamorfis.
Daur Batuan (Siklus Batuan)
Panah-panah dalam gambar menunjukkan bahwa jalannya siklus dapat terganggu dengan
adanya jalan-jalan pintas yang dapat ditempuh, seperti dari batuan beku menjadi batuan

metamorfis, atau batuan metamorfis menjadi batuan sedimen tanpa melalui pembentukan
magma dan batuan beku. Batuan sedimen dapat kembali menjadi sedimen akibat tersingkap
ke permukaan dan mengalami proses pelapukan.
KESIMPULAN :

1. Mineral adalah zat non-organik padat yang terbentuk secara alamiah, terdiri atas unsur
atau senyawa unsur-unsur yang mempunyai susunan kimia tertentu dan struktur
internal kristal beraturan
2. Mineral pembentuk batuan yaitu Mineral Silikat, Oksida, Sulfida, Karbonat dan
Sulfat.
3. Batuan adalah bagian dari kerak bumi yang dapat terdiri atas agregat kohesif salah
satu atau lebih mineral, atau bahan-bahan mineral. Dapat diartikan bahwa batuan
terdiri atas banyak butiran mineral kristal dan silika ,yang semua mineral tidak harus
sama kemudian yang bersatu sebagai massa padat.
4. Siklus batuan adalah sebagai berikut Magma yang membeku membentuk Batuan
Beku. Batuan beku yang berada di permukaan bumi akan mengalami Proses
Sedimentasi > Pelapukan, Erosi, Transportasi, Pengendapan, Kompaksi, Sementasi
dan akhirnya akan terbentuk Batuan Sedimen. Sedangkan Batuan Metamorf
dihasilkan oleh Batuan Beku yang berada di dalam bumi lalu terkena tekanan dan
suhu yang tinggi sehingga merubah komposisi mineral di dalamnya membentuk
Batuan Metamorf. Selain itu, Batuan Metamorf juga dapat dihasilkan oleh Batuan
Sedimen yang dibawa ke dalam bumi oleh proses dinamika bumi, misalnya proses
Subsduksi Lempeng. Di dalam bumi Batuan Sedimen akan terkenal tekanan dan suhu
yang tinggi menjadi Batuan Metamorf. Jika pengaruh tekanan dan suhu sangat tinggi
sehingga melewati titik leleh batuan, maka batuan itu akan meleleh menjadi magma.