Kekuasaan dan Politik Lokal (Studi tentang Peran Pemuda Pancasila dalam Mendukung Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008)

  

ANGGARAN DASAR

PEMUDA PANCASILA

MUKADIMAH

DENGAN RAHMAT TUHAN

YANG MAHA ESA

  Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, maka penjajahan dalam segala bentuk dan manifestasinya di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Bahwa Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia sejak berabad-abad dicapai dengan korban jiwa, raga, airmata dan harta benda yang tak ternilai. Bahwa cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah untuk mewujudkan masyarakat madani yang demokrati adil dan makmur materiil dan spiritual berdasarkan PANCASILA sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Bahwa oleh karena itu, sadar sepenuhnya terhadap panggilan sejarah dan tanggung jawabnya sebagai generasi penerus perjuangan cita-cita bangsa, kami masyarakat warga Negara Indonesia yang bersemangatkan Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 1945, berideologi Pancasila, berjiwa patriotik dan militan, setia dan konsekuen kepada Negera Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasial dan UUD 1945, dengan ini mempersatukan diri dalam wadah Organisasi Sosial Kemasyarakatan Pemuda Pancasila yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

  

BAB I

NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

Organisasi ini bernama PEMUDA PANCASILA

Pasal 2

Organisasi Pemuda Pancasila didirikan pada tanggal 28 Oktober 1959 untuk jangka waktu

  yang tidak ditentukan

  

Pasal 3

Organisasi Pemuda Pancasila berkedudukan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB II

AZAS DAN TUJUAN

Pasal 4

Organisasi PEMUDA PANCASILA berazaskan Pancasila

Pasal 5 Organisasi Pemuda Pancasila bertujuan untuk melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera materiil dan

  spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

  BAB III STATUS DAN SIFAT Pasal 6 Status Organisasi Pemuda Pancasila adalah Independen Pasal 7

  1. Organisasi Pemuda Pancasila bersifat terbuka tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, golongan, serta latar belakang sosial politik kemasyarakatan.

  2. Organisasi Pemuda Pancasila memiliki sifat mandiri, perjuangan/pergerakan yang militan, persaudaraan, patriotik, inovatif, kreatif dan kepemimpinan yang konsekuen.

  BAB IV POKOK-POKOK PERJUANGAN Pasal 8 Organisasi Pemuda Pancasila memiliki pokok-pokok perjuangan yang merupakan misi

  perjuangan organisasi di berbagai bidang seperti:

   Di Bidang Organisasi dan Kaderisasi

  a. Memajukan peran dan program Pemuda Pancasila sebagai pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.

  b. Membangun iklim yang harmonis dan kondusif serta taat dan menjunjung tinggi aturan-aturan organisasi.

  c. Menciptakan SDM yang berkualitas sebagai kader-kader bangsa.

  d. Mengokohkan basis dan menguatkan eksistensi Pemuda Pancasila sebagai organisasi yang mengakar, modern, maju, mandiri serta bermoral.

   Di Bidang Ideologi dan Politik

  a. Melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

  b. Merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

  c. Memupuk kesadaran dan penghayatan akan arti hakekat nusantara sebagai kesatuan politik, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial-budaya dan satu kesatuan

   Di Bidang Ekonomi a. Membangun kedaulatan ekonomi masyarakat, bangsa dan negara.

  b. Mengangkat harkat dan martabat bangsa melalui pemberdayaan ekonomi rakyat.

   Di Bidang Agama, Sosial dan Budaya

 Membangun masyarakat Indonesia yang berbudi pekerti luhur, terampil dan cerdas.

   Memajukan kebudayaan daerah secara nasional.

   Membangun solidaritas dan kesetiakawanan nasional.

   Membangun etika moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

   Di Bidang Pertahanan dan Keamanan Nasional a. Mewujudkan Indonesia yang nyaman, aman, tenteram dan damai.

  b. Mewujudkan pertahanan keamanan rakyat semesta.

   Di Bidang Alam dan Lingkungan Hidup

  a. Mewujudkan Pembangunan Nasional yang berkelanjutan dan berwawasan alam dan lingkungan hidup.

  b. Menciptakan kesadaran alam dan lingkungan hidup dalam kehidupan masyarakat.

  c. Menciptakan keseimbangan alam dan lingkungan hidup.

   Di Bidang Hubungan Luar Negeri

  a. Mendukung kesetaraan bangsa Indonesia dalam tatanan kehidupan Internasional ataupun era globalisasi.

  b. Mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

   Di Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia

  a. Menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan melalui penegakan supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia.

  b. Mewujudkan kepastian dan keadilan hukum.

  c. Mewujudkan kepastian hak-hak warga negara

  

BAB V

IKRAR, TEKAT, SEMBOYAN SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN

Pasal 9

Ikrar, Tekat, Semboyan, Salam Perjuangan dan Lagu Perjuangan Organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB VI LAMBANG DAN ATRIBUT Pasal 10 Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai lambang yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

  

Pasal 11

Organisasi Pemuda Pancasila memiliki atribut yang merupakan identitas organisasi berupa:

   Musyawarah Besar (MUBES)

   Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL)

  

Pasal 15

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Wilayah terdiri dari: Musyawarah Wilayah (MUSWIL)  Musyawarah Wilayah Luar Biasa (MUSWILLUB)

   Rapat Pleno

   Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)

   Rapat Pimpinan Paripurna (RAPIMPUR)

   Musyawarah Besar Luar Biasa (MUBESLUB)

  

BAB VIII

KEDAULATAN

Pasal 13

Kedaulatan Organisasi Pemuda Pancasila di tangan anggota yang dilaksanakan sepenuhnya oleh perwakilan dalam Musyawarah Besar.

BAB IX

MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 14

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Nasional terdiri dari:

  pataka, panji-panji, Kartu Tanda Anggota (KTA), pakaian seragam, papan nama, kop surat, stempel dan kelengkapan lainnya yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

  3. Ketentuan keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

  Anggota Luar Biasa

   Anggota Kehormatan 

   Anggota Biasa

  2. Keanggotaan Organisasi Pemuda Pancasila terdiri dari:

  1. Anggota Pemuda Pancasila ialah warga negara Indonesia yang setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

  

BAB VII

KEANGGOTAAN

Pasal 12

   Rapat Pleno

  

Pasal 16

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Cabang terdiri dari:

  dari:

  4. Sistem dan mekanisme pengambilan keputusan diatur dalam peraturan organisasi.

  3. Apabila pengambilan keputusan dalam musyawarah atau dalam rapat-rapat tidak dapat tercapai mufakat maka keputusan diambil melalui voting yang berdasarkan suara terbanyak.

  2. Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat pada azasnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat.

  1. Quorum musyawarah dan rapat-rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh setengah ditambah satu dari jumlah unsur utusan yang hadir.

  

BAB X

QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 21

  2. Kekuasaan, wewenang musyawarah-musyawarah dan rapat-rapat diatur secara rinci dalam Anggaran Rumah Tangga.

  

Pasal 20

1. Kekuasaan tertinggi dalam organisasi adalah Musyawarah Besar (Mubes).

   Rapat Pleno

   Musyawarah Anak Ranting (MUSANRAN)

  

Pasal 19

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Anak Ranting terdiri

   Musyawarah Cabang (MUSCAB)

   Rapat Pleno

   Musyawarah Ranting (MUSRAN)

  

Pasal 18

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Ranting terdiri dari:

   Rapat Pleno

   Musyawarah Anak Cabang (MUSANCAB)

  dari:

  

Pasal 17

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Anak Cabang terdiri

   Rapat Pleno

   Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB)

   Musyawarah Cabang Luar Biasa (MUSWILCAB)

  5. Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah unsur utusan yang hadir.

  6. Khusus Quorum tentang perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan pembubaran organisasi harus dihadiri oleh dua pertiga dari jumlah unsur utusan yang hadir yakni Majelis Pimpinan Wilayah dan Majelis Pimpinan Cabang yang definitif. Dan pengambilan keputusan untuk hal ini diambil dengan persetujuan sekurang- kurangnya dua pertiga dari jumlah unsur utusan anggota musyawarah yang hadir.

  BAB XI SUSUNAN, PIMPINAN DAN KEDUDUKAN Pasal 22 Kedudukan Organisasi Pemuda Pancasila di setiap jenjang dan tingkatan sebagai berikut:

   Tingkat Nasional, keberdudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia dipimpin oleh Majelis Pimpinan Nasional.

   Tingkat Propinsi berkedudukan di Ibukota Propinsi dipimpin oleh Majelis Pimpinan Wilayah.

   Tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota dipimpin oleh Majelis Pimpinan Cabang.

  

 Tingkat Kecamatan berkedudukan di daerah Kecamatan dipimpin oleh Majelis

Pimpinan Anak Cabang.

   Tingkat Kelurahan/Desa berkedudukan di daerah Kelurahan/Desa dipimpin oleh Majelis Pimpinan Ranting.

   Tingkat RW atau yang setingkat dipimpin oleh Majelis Pimpinan Anak Ranting.

  1. Organisasi Pemuda Pancasila di tingkat Nasional, tingkat Propinsi, tingkat Kabupaten/Kota mempunyai Majelis Pertimbangan Organisasi.

  2. Di tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa dan RW mempunyai Penasehat.

  3. Susunan dan Komposisi kepimpinan, wewenang dan tugas pokok Majelis Pimpinan, Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting, Majelis Pertimbangan dan Penasehat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

  BAB XII LEMBAGA DAN BADAN Pasal 24

  1. Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai atau dapat membentuk Lembaga-lembaga sesuai kebutuhan organisasi seperti: LPPH, Tani dan Nelayan, Pekerja, Pelajar dan sesuai kebutuhan seperti: Pendidikan, Sosial, Keagamaan, Seni dan Budaya dan lain- lain.

  2. Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai dan dapat membentuk badan-badan usaha.

  3. Lembaga-lembaga sesuai peran sektoral dan kekhususannya berada baik di tingkat nasional, wilayah dan cabang.

  4. Badan-badan sesuai kekhususannya berada di tingkat nasional atau tingkat wilayah atau di tingkat cabang.

  5. Hubungan lembaga dan badan dengan Organisasi Pemuda Pancasila diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

  BAB XIII KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI Pasal 25

   Keuangan Organisasi Pemuda Pancasila diperoleh dari:

   Iuran wajib anggota

   Sumbangan yang tidak mengikat

   Usaha-usaha yang syah

   Iuran sukarela pengurus

   Iuran wajib anggota diatur dalam peraturan organisasi

  1. Kekayaan Organisasi Pemuda Pancasila adalah semua barang yang bergerak dan barang tidak bergerak yang tercatat dan terdaftar sebagai asset dan investaris.

  2. Kekayaan Organisasi Pemuda Pancasila setelah dibubarkan akan ditentukan di dalam Musyawarah Besar yang membubarkan organisasi sesuai Bab X Pasal 21 Anggaran Dasar.

  BAB XIV KETENTUAN KHUSUS Pasal 27

  1. Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa.

  2. Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Besar Luar Biasa yang khusus diadakan untuk itu, atas permintaan sekurang-kurangnya ¾ dari MPW dan atau 2/3 MPC.

  BAB XV PERATURAN PERALIHAN Pasal 28

  1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini, dan dapat dievaluasi dalam Rapat Pimpinan Paripurna. diselesaikan oleh Rapat Pimpinan Paripurna dan dievaluasi dalam Musyawarah Besar/ Musyawarah Besar Luar Biasa.

  BAB XVI PENUTUP Pasal 29

  1. Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi setelah Anggaran Dasar ini ditetapkan.

  2. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PANCASILA

   Bentuk bulat di dalamnya terdapat lambang Pemuda Pancasila dengan diameter 4,5 cm.

   Tulisan putih.

   Ditengah-tengah perisai Pancasila.

   8. Papan nama dengan ukuran perbandingan panjang dan lebar 3 (tiga) dan 2 (dua) dengan:  Warna dasar merah.

   Ditengah-tengah perisai Pancasila.

   Warna merah dasar.

  7. Panji-panji kebesaran dan pataka dengan ukuran perbandingan panjang dan lebar 3 (tiga) dan 2 (dua) dengan:

  6. Kartu Tanda Anggota dan Kartu Tanda Pengurus dengan atau menyertakan warna merah putih serta dicantumkan lambang Pemuda Pancasila.

   Tinta stempel berwarna merah.

  BAB I LAMBANG, IKRAR,TEKAD, SEMBOYAN SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN Pasal 1

  1. Lambang Organisasi Pemuda Pancasila ialah lambang Pancasila di dalam perisai dan dibagian atas bertuliskan Pemuda Pancasila.

   Padi berwarna kuning, Kapas berwarna hijau/putih dengan dasar warna putih melambangkan keadialn sosial bagi rakyat Indonesia.

   Kepala Banteng berwarna hitam dengan warna dasar warna merah melambangkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

   Pohon Beringin berwarna hijau dengan dasar warna putih melambangkan persatuan Indonesia.

   Rantai berwarna kuning dengan dasar warna merah, melambangkan kemanusiaan yang adil beradab.

   Bintang berwarna kuning dengan dasar warna hitam melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

  4. Warna lambang Pancasila sesuai dengan aslinya.

  3. Perisai Pancasila sesuai dengan Perisai yang terlukis dalam lambang negara Bhinneka Tunggal Ika.

  2. Warna Dasar lambang adalah merah darah yang mengandung arti gagah perkasa dan kesatria.

  5. Stempel

  11. Kelengkapan seragam organisasi teridiri dari: Jaket memakai 4 (empat) tanda yaitu: - Lengan kanan : Badge Bhinneka Tunggal Ika di dalam bulatan hitam, dasar putih.

  10. Lencana disesuaikan dengan ukuran perbandingan 3 ( tiga) dan 2 (dua).

  9. Seragam Organisasi terdiri dari:

   Safari warna biru gelap dan loreng berwarna dasar oranye dengan kombinasi warna hitam coklat.

   Baju lengan pendek dan lengan panjang loreng berwarna dasar oranye dengan kombinasi waran hitam coklat.

   Baju lengan panjang hitam.

   Celana biru gelap, hitam, jeans hitam, dan loreng berwarna dasar oranye dengan kombinasi hitam coklat.

   Baret berwarna merah darah les putih, topi pet loreng berwarna dasar oranye dengan kombinasi hitam coklat. Pengaturan lebih lanjut tentang seragam organisasi diatur dalam peraturan organisasi.

  • Lengan kiri : Nama wilayah/menurut jenjangnya dan tanda ciri wilayah sesudah dilaporkan kepada DPP. Dua benderah merah putih yang bersilangan.
  • Dada kanan : Nama Anggota.
  • Dada kiri : Lambang Pemuda Pancasila.

  

Pasal 2

Ikrar Organisasi Pemuda Pancasila adalah: - Bertanah air satu, tanah air Indonesia.

  • Berbangsa satu, bangsa Indonesia.
  • Berideologi satu, ideologi Pancasila.

  

Pasal 3

Tekad Organisasi Pemuda Pancasila adalah

  “Pancasila Abadi”

  

Pasal 4

Semboyan Organisasi Pemuda Pancasila

  “Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang”

Pasal 5 Salam perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila adalah:

  “Merdeka” 1x dijawab “Merdeka” 1x “Pancasila” 3x dijawab “Abadi” 3x

Pasal 6 Lagu perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila adalah Mars Pemuda Pancasila dan Putra/i Indonesia.

  

BAB II

KEANGGOTAAN

Pasal 7

Yang dapat diterima menjadi calon anggota biasa adalah: 1. Setiap warga negara Indonesia yang telah berusia 15 tahun.

  1. Kader adalah kekuatan inti organisasi, selaku pengerak, pemikir, penggagas dan pelaksana tugas organisasi yang dipersiapkan menjadi pemimpin dalam kehidupan organisasi, masyarakat, bangsa dan negara.

  4. Kaderisasi adalah proses terus menerus dalam rangka mendewasakan, memandirikan dan mengakarkan Pemuda Pancasila dalam kehidupan masyarakat dan bangsa.

   Kader Kecabangan

  Kader Ulama

   

   Kader Pratama

  3. Kader Organisasi Pemuda Pancasila terdiri dari:

  2. Kader Organisasi Pemuda Pancasila ialah anggota Pemuda Pancasila yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kaderisasi formal Pemuda Pancasila dan dinyatakan lulus dengan sertifikat/piagam sebagai kader dan merupakan pengerak inti organisasi.

  

BAB III

KADER

Pasal 10

  2. Menyatakan persetujuannya dan menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, misi perjuangan dan semua peraturan-peraturan dan ketentuan Organisasi Pemuda Pancasila.

  yang banyak bantuannya terhadap organisasi, berideologikan Pancasila dan bertindak menguntungkan organisasi.

  

Pasal 9

Anggota Kehormatan bukan anggota biasa dan luar biasa dari pejabat dan tokoh masyarakat

  terhadap organisasi minimal dalam waktu 10 (sepuluh) tahun dan dianggap berjasa dan menaruh perhatian dalam pemgembangan organisasi.

  

Pasal 8

Anggota Luar Biasa adalah anggota yang telah memperlihatkan/membuktikan kesetiaannya

  5. Keanggotaan Lembaga dan badan Organisasi Pemuda Pancasila diatur dalam Peraturan Organisasi.

  4. Setiap calon anggota dinyatakan sah sebagai anggota apabila telah mendapatkan Kartu Tanda Anggota Organisasi Pemuda Pancasila yang secara tehnis diatur dalam Peraturan Organisasi.

  3. Mengajukan dan mengisi formulir permohonan untuk menjadi anggota biasa.

  5. Ketentuan mengenai Kaderisasi akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

  BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 11

   Melaksanakan tugas-tugas organisasi.

   Pemberhentian sementara.

   Teguran tertulis.

   Teguran lisan.

  1. Sanksi terhadap anggota atau fungsionaris terdiri dari:

  BAB V SANKSI DAN BERHENTINYA ANGGOTA Pasal 13

  2. Anggota Kehormatan berhak memberikan pendapat serta mengajukan saran-saran dan atau nasehat baik diminta ataupun tidak, secara lisan dan tertulis.

  1. Anggota Luar Biasa berhak mengajukan dan atau memberikan pendapat, saran yang bertalian dengan organisasi baik lisan maupun tertulis kepada semua tingkat organisasi dengan mengindahkan tata hubungan kerja organisasi.

   Menjaga kerahasiaan, keharmonisan dan kehormatan organisasi.

   Membayar iuran wajib anggota.

   Khusus bagi kader wajib menghadiri setiap acara organisasi.

   Menghadiri acara-acara yang diselenggarakan oleh organisasi.

   Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak citra organisasi .

  1. Setiap anggota mempunyai hak:

   Berdedikasi, loyal dan penuh tanggung jawab terhadap organisasi.

   Mengamankan dan memperjuangkan terwujudnya visi dan misi organisasi.

   Mematuhi dan melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah Besar.

   Menghayati, mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan semua ketentuan serta peraturan organisasi.

  2. Setiap anggota berkewajiban:

  

 Terkecuali untuk memilih dan menjadi pengurus, harus mematuhi ketentuan dan

persyaratan yang telah ditetapkan organisasi.

   Membela diri.

   Dipilih.

   Mengeluarkan pendapat, saran, usul yang bersifat konstruktif dan positif baik secara lisan maupun tertulis.

   Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan dan pelatihan kader, bimbingan dan pembinaan dari organisasi.

   Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi

   Pemecatan.

  2. Sanksi yang berupa teguran lisan danteguran tertulis serta pemberhentian sementara dapat dilakukan oleh Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan organisasi.

  3. Teguran lisan dan tertulis dapat dilakukan kepada jenjang kepemimpinan organisasi oleh Majelis Pimpinan Nasional atau kepemimpinan setingkat diatasnya serta kepada anggota dilakukan oleh kepemimpinan sesuai tingkatannya.

  4. Pemberhetian sementara dilakukan oleh Majelis Pimpinan Nasional atas usul Majelis Pimpinan Wilayah atau oleh Majelis Pimpinan Wilayah atas usul Majelis Pimpinan Cabang.

  5. Khusus sanksi berupa pemecatan hanya dapat diberikan oleh Majelis Pimpinan Nasional setelah yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dihadapan forum Musyawarah Besar.

  6. Rehabilitasi dapat dilakukan dengan pertimbangan kepentingan organisasi dan hak anggota atas kebenaran argumentasinya yang diverifikasi oleh sesuatu komisi yang dibentuk.

1. Anggota dinyatakan berhenti apabila:  Meninggal dunia.

   Dipecat oleh Majelis Pimpinan Nasional atas usul Majelis Pimpinan Wilayah dan atau karena yang bersangkutan melanggar ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, peraturan-peraturan organisasi dan atau beberapa kali membuat kesalahan yang merugikan nama baik secara sengaja.

   Lepas dari kewarganegaraan Indonesia.

  2. Sanksi terhadap anggota didasarkan pada:

   Melanggar ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga yang dianggap cukup berat.

   Berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis.

  3. tata cara pemberhentian sementara atau pemecatan anggota adalah sebagai berikut:

   Terlebih dulu memberikan teguran lisan.

   Memberikan teguran tulisan.

   Jika tidak dijawab atau terdapat keterangan, maka diadakan rapat untuk mengambil keputusan pemberhentian sementara.

   Keputusan yang diambil oleh Majelis Pimpinan Nasional atau Majelis Pimpinan Wilayah dipertanggungjawabkan pada Musyawarah Besar. pada Musyawarah Besar dengan pemberian kesempatan membela diri akan diambil keputusan dalam bentuk:

   Membatalkan pemberhentian sementara.

   Menetapkan pemberhentian sementara untuk masa waktu tertentu.

   Memecat.

   Melakukan tindakan yang merugikan organisasi.

  BAB VI KEDAULATAN, KEKUASAAN, WEWENANG MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 15

   Majelis Pimpinan Organisasi Tingkat Nasional.

  1. Musyawarah Besar Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan Musyawarah Besar.

  7. Tempat Musyawarah Besar ditentukan oleh Majelis Pimpiana Nasional.

  6. Musyawarah Besar dipimpin oleh Majelis Pimpinan Nasional.

  5. Majelis Pimpinan Nasional memberikan pertanggungjawabannya kepada Musyawarah Besar dan disampaikan oleh/melalui Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional.

  4. Bahan, acara dan tata tertib Musyawarah Besar dipersiapkan oleh Majelis Pimpinan Nasional untuk dimajukan ke Musyawarah Besar.

  3. Penyelenggaraan Musyawarah Besar dilakukan oleh Majelis Pimpinan Nasional.

   Lembaga/ Badan tingkat Nasional  Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasioanl.

   Majelis Pimpinan Cabang.

   Majelis Pimpinan Wilayah.

   Majelis Pimpinan Nasional.

  1. Musyawarah Besar emuda Pancasila adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang diadakan sekali dalam lima tahun danberwenang:

  2. Musyawarah Besar dihadiri oleh:

   Menetapkan kebijakan dan pemikiran organisasi dalam menghadapi persoalan nasional maupun internaisonal.

   Menetapkan badan verfikasi keuangan dan kekayaan organisasi.

  

 Menetapakan lembaga dan badan organisasi Pemuda Pancasila atau keputusan-

keputusan lainnya yang dianggap perlu.

   Menetapkan keputusan pemberhentian sementara, pemecahan an atau merehabilitasi anggota yang terkena sanksi pemberhentian sementara.

   Menetapkan Majelis Pertimbangan.

  

 Memilih dan menetapkan Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional dan menyusun

komposisi kepengurusan kolektif untuk masa bakti lima tahun.

   Menilai dan menetapkan laporan pertanggungjawaban laporan Majelis Pimpinan Nasional.

   Menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) dan program umum organisasi.

   Menetapkan dan atau merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

  2. Musyawarah Besar Luar Biasa diselenggarakan atas dasar rekomendasi Rapat Pimpinan Paripurna (Rapimpur) Majelis Pimpinan Nasional dengan ketentuan sebagai berikut:

   Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Nasional apabila kelangsungan hidup organisasi dalam keadaan terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar.

   Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Wilayah.

  Pasal 19

   Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Cabang dan atau ½ (setengah)

   Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Wilayah.

  2. Musyawarah Wilayah Luar Biasa diselenggarakan atas dasar keputusan/ instruksi Majelis Pimpinan Nasional apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar yang memaksa di Majelis Pimpinan Wilayah dengan ketentuan sebagai berikut:  Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Nasional.

  1. Musyawarah Wilayah Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan Musyawarah Wilayah.

  Pasal 18

   Undang-undangan lainnya yang detentuksn oleh Majelis Pimpinan Wilayah.

   Lembaga/ Badan tingkat Wilayah.

   Majelis Pimpinan Cabang.

   Majelis Pimpinan Wilayah.

   Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Wilayah dan ½ (setengah) ditambah satu Majelis Pimpinan Cabang.

   Majelis Pimpinan Nasional.

  2. Musyawarah Wilayah dihadiri oleh:

   Mensahkan atau menolak pemberhentian sementara terhadap anggota yang telah diberhentikan sementara oleh Majelis Pimpinan Wilayah.

   Menentukan pendirian/ sikap organisasi di tingkat wilayah dalam menghadapi persoalan wilayah.

   Menetapkan Majelis Pertimbangan.

   Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Wilayah dan menyusun komposisi kepengurusan kolektif untuk masa bakti lima tahun.

   Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan Wilayah.

   Menetapkan program wilayah dalam rangka pelaksanaan program umum Pemuda Pancasila.

  1. Musyawarah Wilayah adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Wilayah yang diadakan sekali dalam waktu lima tahun dan berwenang:

  Pasal 17

  1. Musyawarah Cabang Pemuda Pancasila adalah pemegang kekuasaan tertinggi Cabang yang diadakan sekali dalam empat tahun dan berwenang:

   Menetapkan program Cabang dalam rangka pelaksanaan program umum Pemuda Pancasila.

  2. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan atas dasar keputusan/ instruksi Majelis Pimpinan Wilayah apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar yang memaksa di Majelis Pimpinan Cabang dengan ketentuan sebagai berikut:

   Majelis Pimpinan Cabang.

   Pimpinan Anak Cabang.

   Menetapkan Penasehat Anak Cabang.

   Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Anak Cabang dan komposisi kepengurusan personalia funsionaris kolektif untuk masa bakti tiga tahun.

   Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan Anak Cabang.

  1. Musyawarah Pimpinan Anak Cabang adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Kecamatan yang diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun dan berwenang:

  Pasal 21

   Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Anak Cabang.

   Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Cabang.

   Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Wilayah.

  1. Musyawarah Cabang Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan Musyawarah Cabang.

   Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan Cabang.

  Pasal 20

   Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Cabang.

   Lembaga/ Badan tingkat Cabang.

   Majelis Pimpinan Anak Cabang.

   Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Cabang.

   Majelis Pimpinan Cabang.

   Majelis Pimpinan Wilayah.

  2. Musyawarah Cabang dihadiri oleh:

  

 Menentukan pendirian/sikap organisasi di tingkat cabang dalam menghadapi

persoalan cabang.

   Menetapkan Majelis Pertimbangan.

   Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Cabang dan komposisi kepengurusan kolektif untuk masa bakti empat tahun.

   Pimpinan Ranting.  Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan Anak Cabang.

  Pasal 22

   Ketua umum berhalangan tetap/ meninggal, berhenti atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya sehingga menganggu/mengancam kelangsungan hidup organisasi.

  Pasal 24

   Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasional.

    Majelis Pimpinan Cabang.

   Majelis Pimpinan Wilayah.

   Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Nasional.

   Majelis Pimpinan Nasional.

  4. Rapat Pimpinan Paripurna dihadiri oleh:

  3. Rapat Pimpinan Paripurna berwenang merekomendasikan pemikiran kebijakan organisasi yang akan dibahas dalam Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa.

  2. Rapat Pimpinan Paripurna adalah forum rapat tertinggi organisasi di tingkat Nasional hanya mempunyai kekuasaan dan wewenang mengevaluasi dan menetapkan rekomendasi dan keputusan-keputusan lainnya yang tidak bertentangan dengan kekuasaan dan wewenang Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa.

   Organisasi mengalami keadaan genting yang memaksa.

  1. Rapat Pimpinan Paripurna Pemuda Pancasila yang hendak merekomendasikan Mubeslub adalah forum rapat tertinggi organisasi di tingkat nasional yang dapat diadakan sewaktu-waktu oleh Majelis Pimpinan Nasional apabila:

  1. Musyawarah Pimpinan Ranting adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Kelurahan/ Desa yang diadakan sekali dalam 2 (dua) tahun dan berwenang:

  Pasal 23

   Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan Ranting.

   Anggota Ranting.

   Penasehat Ranting.

   Pimpinan Anak Cabang.

   Pimpinan Ranting.

  2. Musyawarah Pimpinan Ranting dihadiri oleh:

   Menetapkan Penasehat Ranting.

   Memilih dan menetapkan Ketua Pimpinan Ranting dan komposisi kepengurusan personalia funsionaris kolektif untuk masa bakti dua tahun.

   Memilih dan menetapkan laporan pertanggungjawaban Pimpinan Ranting. dan komposisi kepengurusan personalia funsionaris kolektif untuk masa bakti dua tahun.

  1. Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat Nasional yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan program kerja jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang akan dilaksanakan Majelis Pimpinan.

  2. Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila dilaksanakan oleh Majelis Pimpinan Nasional.

   Majelis Pimpinan Cabang.

  

Pasal 27

Rapat Pleno Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum internal di masing-

    Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Cabang.

   Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Cabang.

   Majelis Pimpinan Wilayah.

   Majelis Pimpinan Cabang.

  3. Rapat Kerja Cabang dihadiri oleh:

  2. Rapat Kerja Cabang Pemuda Pancasila diselenggarakan oleh Majelis Pimpinan Cabang.

  1. Rapat Kerja Cabang Pemuda Pancasila adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat Cabang yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan program kerja jangka pendek dan jangka menengah yang akan dilaksanakan Majelis Pimpinan Cabang.

  

Pasal 26

   Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Wilayah.

   Lembaga/ Badan tingkat Wilayah.

   Majelis Pimpinan Nasional.

  3. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh:

   Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Wilayah.

   Majelis PimpinanWilayah.

  3. Rapat Kerja Wilayah dihadiri oleh:

  2. Rapat Kerja Wilayah Pemuda Pancasila diselenggarakan oleh Majelis Pimpinan Wilayah.

  1. Rapat Kerja Wilayah Pemuda Pancasila adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat Wilayah/ Propinsi yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan program kerja jangka pendek dan jangka menengah yang akan dilaksanakan Majelis Pimpinan Wilayah.

  

Pasal 25

   Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasional.

   Lembaga/ Badan tingkat Nasional.

   Majelis Pimpinan Wilayah.

   Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Nasional.

   Majelis Pimpinan Nasional.

  masing Majelis Pimpinan yang dihadiri oleh: a. Kolektif Majelis Pimpinan.

  b. Ketua-Ketua Lembaga dan badan.

  c. Undangan yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan apabila diperlukan.

  

Pasal 28

Rapat Harian Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum rapat internal di

  masing-masing Majelis Pimpinan yang dihadiri oleh: a. Unsur Harian Majelis Pimpinan.

  b. Undangan yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan apabila diperlukan.

  

Pasal 29

Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang ialah forum rapat Internal di masing-masing Pimpinan Anak Cabang yang dihadiri oleh Pimpinan Kolektif Anak Cabang.

Pasal 30

Rapat Ranting ialah forum internal di masing-masing Pimpinan Ranting yang dihadiri oleh Pimpinan Kolektif Ranting.

BAB VII

HAK BICARA DAN HAK SUARA

Pasal 31

Pelaksanaan Hak Bicara dan Hak Suara para utusan Musyawarah dan rapat-rapat yang diatur

  dalam Bab VI Anggaran Rumah Tangga ini akan ditetapkan dalam peraturan organisasi dan tata tertib persidangan.

  

BAB VIII

SUSUNAN DAN KOMPOSISI KEPEMIMPINAN

Pasal 32

Susunan dan Komposisi Kepemimpinan Majelis Pimpinan, adalah sebagai berikut: Majelis Pimpinan Nasional: a. 1 (satu) orang Ketua Umum.

  b. 2 (dua) orang Wakil Ketua Umum.

  c. 10 (sepuluh) orang Ketua-Ketua.

  d. 1 (satu) orang Seketaris Umum e. 10 (sepuluh) orang Sekretaris.

  f. 1 (satu) orang Bendahara Umum.

  g. 2 (dua) orang Bendahara.

  h. 3 (tiga) orang anggota Masing-masing bidang.

  

Pasal 33

Majelis Pimpinan Wilayah: a. 1 (satu) orang Ketua.

  b. 2 (dua) orang Wakil Ketua.

  c. 9 (sembilan) orang Ketua Bidang. d. 1 (satu) orang Seketaris.

  e. 9 (sembilan) orang Wakil Sekretaris.

  f. 1 (satu) orang Bendahara.

  g. 2 (dua) orang Wakil Bendahara.

  h. 4 (empat) orang anggota masing-masing bidang. i. Ex-Officio Lembaga/ Badan.

  Pasal 34 Majelis Pimpinan Cabang: a. 1 (satu) orang Ketua.

  b. 2 (dua) orang Wakil Ketua.

  c. 9 (sembilan) orang Ketua Bidang.

  d. 1 (satu) orang Seketaris.

  e. 9 (sembilan) orang Wakil Sekretaris.

  f. 1 (satu) orang Bendahara.

  g. 2 (dua) orang Wakil Bendahara.

  h. 4 (empat) orang anggota masing-masing bidang. i. Ex-Officio Lembaga/ Badan.

  Pasal 35 Pimpinan Anak Cabang: a. 1 (satu) orang Ketua.

  b. 6 (enam) orang Wakil Ketua.

  c. 1 (satu) orang Seketaris.

  d. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris.

  e. 1 (satu) orang Bendahara.

  f. 2 (dua) orang Wakil Bendahara.

  g. 3 (tiga) orang anggota masing-masing bidang.

  Pasal 36 Pimpinan Ranting: a. 1 (satu) orang Ketua.

  b. 1 (satu) orang Wakil Ketua.

  c. 1 (satu) orang Seketaris.

  d. 1 (satu) orang Wakil Sekretaris.

  e. 1 (satu) orang Bendahara.

  Pasal 37 Pimpinan Anak Ranting: a. 1 (satu) orang Ketua.

  b. 1 (satu) orang Wakil Ketua.

  c. 1 (satu) orang Seketaris.

  d. 1 (satu) orang Wakil Sekretaris.

  e. 1 (satu) orang Bendahara.

  Pasal 38

  2. Untuk bidang-bidang Majelis Pimpinan Wilayah dan Majelis Pimpinan Cabang terdiri dari point (a) sampai point (i) ayat 1 Pasal 38 di atas yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tingkatan dan untuk bidang-bidang di tingkat anak cabang disesuaikan kebutuhan.

  d. Anggota-anggota lainnya yang dianggap perlu oleh musyawarah.

  c. Ketua dan atau pengurus sebelumnya.

  a. Tokoh-tokoh yang mempunyai wibawa dan pengaruh, baik di tingkat Kecamatan, Kelurahan dan Desa. atau hubungan pembinaan serta pengembangan generasi muda.

  Pasal 41 Penasehat terdiri dari:

  d. Anggota-anggota lainnya yang dianggap perlu oleh musyawarah.

  c. Ketua dan atau pengurus sebelumnnya.

  b. Unsur-unsur permintaan yang memangku jabatan yang mempunyai ruang lingkup dan atau hubungan pembinaan serta pengembangan generasi muda.

  a. Tokoh-tokoh yang mempunyai wibawa dan pengaruh, baik di tingkat pusat, Dati I, dan Dati II.

  Pasal 39 Majelis Pimpinan Cabang kota administratif akan diatur dalam peraturan tersendiri. BAB IX SUSUNAN DAN KOMPOSISI MAJELIS PERTIMBANGAN DAN PENASEHAT Pasal 40 Majelis Pertimbangan terdiri dari:

   Hubungan Luar Negeri

  1. Bidang-bidang Majelis Pimpinan Nasional terdiri dari:

   Alam dan Lingkungan Hidup

   Pengembangan Usaha

   Hukum dan HAM

  Agama, Sosial dan Budaya

   Ekonomi 

   Litbang dan Kaderisasi

   Pertahanan dan Keamanan Nasional (Hankamnas)

   Ideologi dan Politik

   Organisasi dan Keanggotaan

  Pasal 42 Majelis Pertimbangan di tingkat Nasional , Wilayah dan Cabang terdiri dari: a. 1 (satu) orang Ketua

  b. 1 (satu) orang Wakil Ketua

  2. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi untuk pencapaian tujuan organisasi.

  3. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi di tingkat wilayah untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat wilayah. melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan Pemuda Pancasila.

  2. Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan dan pedoman-pedoman organisasi di tingkat wilayah sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih tinggi.

  1. Pimpinan Organisasi tertinggi di tingkat wilayah dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi.

  Pasal 45 Wewenang Majelis Pimpinan Wilayah ialah:

  5. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani situasi yang mengancam dan atau mengancam kelangsungan hidup organisasi Pemuda Pancasila.

  4. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi khususnya dalam hal ini memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.

  3. Memimpin dan mengendalikan jajaran Pemuda Pancasila dalam melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan Pemuda Pancasila.

  1. Pimpinan Organisasi tertinggi dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokok- pokok perjuangan organisasi.

  c. 1 (satu) orang Sekretaris

  BAB X WEWENANG DAN TUGAS POKOK Pasal 44 Wewenang Majelis Pimpinan Nasional ialah:

  d. Sejumlah anggota sesuai keperluan

  c. 1 (satu) orang Sekretaris

  b. 1 (satu) orang Wakil Ketua

  a. 1 (satu) orang Ketua

  Pasal 43 Penasehat Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Ranting terdiri dari:

  d. Sejumlah anggota sesuai keperluan

  5. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi di tingkat wilayah, khususnya dalam hal ini memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/ pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.

  Pasal 46 Wewenang Majelis Pimpinan Cabang ialah:

  2. Mengambil keputusan-keputusan di tingkat kelurahan.

  3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap Majelis Pimpinan Wilayah maupun Lembaga/Badan di tingkat Nasional.

  2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan

  1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna, Rakernas, Rapat Pleno MPN dan Peraturan Organisasi.

  Pasal 50 Majelis Pimpinan Nasional memiliki tugas pokok:

  2. Mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan tingkatannya

  Pasal 49 Wewenang Pimpinan Anak Ranting ialah: 1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat RW.

  Pasal 48 Wewenang Pimpinan Ranting ialah: 1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat kelurahan.

Dokumen yang terkait

Kekuasaan dan Politik Lokal (Studi tentang Peran Pemuda Pancasila dalam Mendukung Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008)

21 221 405

Kebijakan Partai Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Studi Kasus: Kebijakan Partai Demokrat Dalam Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Periode 2013-2018)

0 51 95

Pemenuhan Hak-Hak Kaum Disabilitas dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 di Kota Medan

6 62 116

Tinjauan Makna Dan Bahasa Visual Pada Iklan Papan Reklame Kampanye Politik (Analisis Semiotika Iklan Papan Reklame Kampanye Politik Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara 2013)

2 75 185

Komunikasi Antar Pribadi dan Efektivitas Kerja (Studi Korelasional peranan komunikasi antar pribadi dalam meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sum

1 25 116

Strategi Kampanye Pasangan Calon H.Syamsul Arifin Dan Gatot Pujonugroho Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008

1 51 161

Kebijakan Dan Kiprah Politik Muhammadiyah Sumatera Utara Terhadap Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Analisis Pada : Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008)

4 96 75

Rekrutmen Calon Gubernur dan Wakil Gubernur oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Provinsi Lampung Tahun 2013

1 17 79

BAB IV PEMBAHASAN A. Muhammadiyah dan Politik - Pengaruh Kebijakan Muhammadiyah Sumatera Utara Terhadap Pemilihan Kepala Daerah (Analisis Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Periode 2013 – 2018) - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 14

BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Sejarah Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara 2.1.1 Sejarah Berdirinya Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara - Efektivitas Penggunaan Fasilitas pada Biro Umum Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara

0 1 29