Komunikasi Antar Pribadi dan Efektivitas Kerja (Studi Korelasional peranan komunikasi antar pribadi dalam meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sum

(1)

KOM UNI KASI ANT AR P RIB ADI

DAN EFEKTIVITAS KERJA

(Studi Korelasional peranan komunikasi antar pribadi dalam meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum

Provinsi Sumatera Utara Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 )

SKRIPSI

Guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Diajukan Oleh :

YESSI SONIA ATARINI SINULINGGA 050922009

Ilmu Komunikasi (Ekstension)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA


(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini mengambil judul Komunikasi Antar Pribadi dan Efektivitas Kerja (Studi Korelasional peranan komunikasi antar pribadi dalam meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008).

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yaitu metode yang bertujuan mencari hubungan antara dua variabel yang diteliti. Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 46 orang dan penarikan sampelnya menggunakan teori arikunto. Oleh karena subjek kurang dari 100 orang, maka penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Total Sampling”. Dimana populasi merupakan sampel.. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan dan kuesioner.

Analisa data menggunakan analisa tabel tunggal dan analisa tabel silang, sedangkan hipotesa penelitian diuji dengan korelasi Rank Spearman. Hasil antara x dan y diukur berdasarkan skala Guilford dan dilanjutkan dengan uji signifikan untuk N<50 dapat menggunakan rumus ttest. Dan hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara kegiatan Komunikasi Antar Pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara dengan peningkatan Efektivitas Kerja pegawai.

Ha : Terdapat hubungan antara kegiatan Komunikasi Antar Pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara dengan peningkatan Efektivitas Kerja pegawai.

Berdasarkan analisa data diketahui bahwa terdapat hubungan antara persepsi pegawai terhadap komunikasi antar pribadi dengan efektivitas kerja pegawai di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya rs = 0,99 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Merujuk pada skala Guilford hubungan ini menunjukkan hubungan yang berarti.

Hasil uji signifikan nilai rxy ditemukan nilai ttest sebesar 32,5 dan ttabel 2,021 yang berarti thitung>ttabel maka hubungan signifikan. Hal ini berarti hubungan antara persepsi pegawai terhadap komunikasi antar pribadi dengan efektivitas kerja pegawai di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 dinyatakan signifikan (Ha diterima dan Ho ditolak).


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : YESSI SONIA ATARINI SINULINGGA Nim : 050922009

Jurusan : Ilmu Komunikasi Ekstension

Judul : Komunikasi Antar Pribadi dan Efektivitas Kerja

(Studi Korelasional peranan komunikasi antar pribadi dalam meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008)

Medan, November 2007

Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Dewi K, Msi Drs. Amir Purba, MA

Nip : 131 837 036 Nip : 131 654 104

Dekan

Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA Nip: 131 757 010


(4)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : YESSI S. A. SINULINGGA

NIM : 050922009

PEMBIMBING : Dra. Dewi K, Msi

NO TANGGAL

PERTEMUAN

PEMBAHASAN PARAF

PEMBIMBING 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

ACC Seminar Penyerahan Bab I Perbaikan Bab I ACC Bab I

Penyerahan Bab II Perbaikan Bab II ACC Bab II

Penyerahan Bab III Dan Kuesioner Perbaikan Bab III Dan Kuesioner Acc Bab III Dan Kuesioner Penyerahan Bab IV Dan V Pengembalian Bab IV Dan V Acc Bab IV Dan V Sekaligus Acc Untuk Meja Hijau Catatan :


(5)

BIODATA PENELITI

Nama : Yessi Sonia Atarini, Amd Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 09 Januari 1983 Jenis Kelamin : Wanita

Agama : Islam

Berat/Tinggi : 53 kg / 169 cm

Alamat : Jl.Karyawisata, Komp. Johor Indah Permai Blok. V No. 41, Medan.

Telepon/Hp : 061-7867575 / 08153189293 Pendidikan Formal : 1. SD. ST ANTONIUS Medan

2. SMP HARAPAN 2 Medan 3. SMU KARTIKA I-1 Medan 4. D III Bahasa Inggris USU Nama Orang Tua

1. Ayah : Drs. Johan Sinulingga 2. Ibu : Dra. Endang Ikaviani


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAKSI

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 3

I.3. Pembatasan Masalah ... 3

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

I.4.1. Tujuan Penelitian ... 4

I.4.2. Manfaat Penelitian ... 5

I.5. Kerangka Teori ... 5

I.5.1. Komunikasi ... 6

I.5.2. Komunikasi Antar Pribadi ... 8

I.5.3. Teori Self Discloser ... 9

I.5.4. Komunikasi Organisasi... 10

I.5.5. Efektivitas Kerja ... 11

I.6. Kerangka Konsep ... 13

I.7. Model Teoritis ... 14

I.8. Operasionalisasi Variabel ... 15

I.9. Defenisi Operasional ... 16

I.10. Hipotesis ... 19

BAB II URAIAN TEORITIS ... 20

II.1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi ... 20

II.1.1. Proses Komunikasi Antar Pribadi... 22

II.1.2. Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi ... 28

II.1.3. Teori Self Discloser ... 30

II.2. Komunikasi Antar Organisasi ... 34


(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 48

III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 48

III.1.1. Gambaran Umum Sekrt. KPU-SU ... 48

III.1.2. Lokasi Penelitian ... 51

III.1.3. Struktur Organisasi dan Uraian tugas Sekrt. KPU-SU ... 52

III.2. Metode Penelitian ... 56

III.3. Populasi dan Sampel ... 56

III.4. Teknik Penarikan Sampel ... 57

III.5. Teknik Pengumpulan Data ... 57

III.6. Teknik Analisa Data ... 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 62

IV.1. Analisa Tabel Tunggal ... 62

IV.2. Analisa Tabel Silang ... 86

IV.3. Uji Hipotesis ... 89

IV.4. Pembahasan ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 93

V.1. Kesimpulan ... 93

V.2. Saran ... 95

DAFTAR REFERENSI


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Umur Responden ... 62

Tabel 2. Jenis Kelamin Responden ... 63

Tabel 3. Tingkat Pendidikan Responden ... 63

Tabel 4. Masa Kerja Responden ... 64

Tabel 5. Penghasilan Responden ... 65

Tabel 6. Intensitas Komunikasi dengan Pimpinan... 65

Tabel 7. Waktu Berkomunikasi dengan Pimpinan ... 67

Tabel 8. Berapa Lama Berkomunikasi dengan Pimpinan ... 69

Tabel 9. Keleluasaan Berbicara Dengan Pimpinan Mengenai Pekerjaan ... 70

Tabel 10. Pesan yang Disampaikan ... 70

Tabel 11. Hal yang Disampaikan kepada Pimpinan ... 71

Tabel 12. Sosok Pimpinan... ... 73

Tabel 13. Memberi Ide Dan Saran Kepada Pimpinan……… 75

Tabel 14. Memberi Ide Tentang Kebijakan Baru ... 76

Tabel 15. Apakah Ide dan Saran Diterima Pimpinan ... 76

Tabel 16. Peningkatan Efektivitas ... 77

Tabel 17. Inisiatif yang dilakukan ... 80

Tabel 18. Peningkatan Efektivitas Kerja ... 82

Tabel 19. Yang Anda Lakukan Terhadap Pekerjaan Sekarang ... 84

Tabel 20. Hubungan Koordinasi Antar Bagian ... 85

Tabel 21. Pengaruh KAP Terhadap Efektivitas Kerja ... 85

Tabel 22. Hubungan jenis kelamin terhadap mudahnya beradaptasi dengan ritme kerja yang meningkat……… 86


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner

Lampiran 2 Tabel Foltron Cobol Lampiran 3 Tabel Data Mentah

Lampiran 4 Nilai-nilai Dalam Distibusi t Lampiran 5 Tabel Skor Rank

Lampiran 6 Lembar Catatan Bimbingan Lampiran 7 Biodata Peneliti


(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “KomunikasiAntarPribadi dan Efektivitas Kerja” dengan sebaik-baiknya.

Selama melakukan penulisan skripsi ini, banyak hal-hal yang merupakan hambatan-hambatan maupun keterbatasan yang penulis alami, kesemuanya ini disebabkan karena keterbatasan ilmu pengetahuan penulis.

Dalam penulisan laporan ini penulis banyak menerima bantuan, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu izinkan penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Arif Nasution,MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

3. Ibu Dra. Dewi K, Msi selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan bimbingan selama penelitian dalam penulisan skrpsi ini.

4. Bapak Drs. Humaizi, MA selaku dosen wali.

5. Bapak dan Ibu dosen, serta staf departemen ilmu komunikasi Universitas Sumatera Utara Kak Cut dan Kak Ros.


(11)

6. Pimpinan dan seluruh Pegawai Set. Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara, yang telah banyak membantu selama penulis melakukan riset di Instansi tersebut.

7. Papa, Mama, dan kedua adikku (Tria dan Manda) serta seluruh Keluarga besar yang telah banyak memberikan dukungan dan inspirasi kepada penulis.

8. Riki Aulia, Anggi, Oki, Shelly, Hendra, Kiki, Melvin, Mario, Bota, yang telah banyak membantu dan memberi semangat agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

9. Teman-teman Ekstension 05’ Habibi, Vada, Fahmi, Tony, Niko, Edo, Jo, Mail sebagai teman seperjuangan menimba ilmu, pendidikan, wawasan dan yang lainnya yang tak mungkin penulis sebut satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, September 2007 Penulis,

YESSI S. A. SINULINGGA NIM. 050922009


(12)

ABSTRAKSI

Penelitian ini mengambil judul Komunikasi Antar Pribadi dan Efektivitas Kerja (Studi Korelasional peranan komunikasi antar pribadi dalam meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008).

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yaitu metode yang bertujuan mencari hubungan antara dua variabel yang diteliti. Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 46 orang dan penarikan sampelnya menggunakan teori arikunto.Oleh karena subjek kurang dari 100 orang, maka penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Total Sampling”. Dimana populasi merupakan sampel.. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan dan kuesioner.

Analisa data menggunakan analisa tabel tunggal dan analisa tabel silang, sedangkan hipotesa penelitian diuji dengan korelasi Rank Spearman. Hasil antara x dan y diukur berdasarkan skala Guilford dan dilanjutkan dengan uji signifikan untuk N<50 dapat menggunakan rumus ttest. Dan hipotesa yang diajukan dalam

penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara kegiatan Komunikasi Antar Pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara dengan peningkatan Efektivitas Kerja pegawai.

Ha : Terdapat hubungan antara kegiatan Komunikasi Antar Pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara dengan peningkatan Efektivitas Kerja pegawai.

Berdasarkan analisa data diketahui bahwa terdapat hubungan antara persepsi pegawai terhadap komunikasi antar pribadi dengan efektivitas kerja pegawai di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya rs = 0,99 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Merujuk pada skala Guilford hubungan ini menunjukkan hubungan yang berarti.

Hasil uji signifikan nilai rxy ditemukan nilai ttest sebesar 32,5 dan ttabel 2,021 yang

berarti thitung>ttabel maka hubungan signifikan. Hal ini berarti hubungan antara

persepsi pegawai terhadap komunikasi antar pribadi dengan efektivitas kerja pegawai di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 dinyatakan signifikan (Ha diterima dan Ho ditolak).


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang Masalah

Setiap hari semua orang selalu berbicara dan berkomunikasi. Setiap manusia suka berkomunikasi dengan manusia lain, karena itu tiap-tiap orang selalu berusaha agar mereka lebih dekat satu sama lain. Faktor kedekatan atau proximity bisa menyatakan dua orang yang mempunyai hubungan erat. Dalam komunikasi antar pribadi, apabila tujuan komunikator untuk megubah sikap, pendapat dan tingkah laku komunikan dapat tercapai, maka komunikasi antar pribadi disebut efektif.

Komunikasi antar pribadi tidak akan terlepas dari kehidupan sehari-hari baik di rumah, tempat bekerja dan di masyarakat luas. Khususnya Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara. Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara merupakan suatu Lembaga Pemerintahan Indonesia yang Independent, Otonom dan Non Partisan yang terbentuk dariKeputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2001 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum. Memiliki 46 orang pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda dan memiliki perbedaan lain seperti suku, ras, agama dan lain-lain.

Dalam mensukseskan tujuan dari Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara, dibutuhkan pegawai yang solid antara


(14)

satu dengan yang lainnya. Suasana yang tercipta di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara juga harus dijaga keharmonisannya, agar efektifitas kerja tidak terganggu hanya karena terjadinya kesalahpahaman antara sesama pegawai karena komunikasi antar pribadi yang kurang baik. Terlebih pada waktu dekat ini Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara akan melaksanakan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tahun 2008. Karena akan semakin dekatnya waktu pemilihan maka akan dibutuhkan peningkatan efektivitas kerja yang baik, sehingga secara tidak langsung dibutuhkan juga komunikasi yang baik antar pribadi pada seluruh pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara.

Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2004 yang lalu juga memiliki catatan sukses dalam melaksanakan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk Wilayah Provinsi Sumatera Utara. Namun menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 yang akan datang, terdapat permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi oleh Pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara, salah satunya adalah perbedaan jumlah penduduk pada Pemilihan Umum yang lalu dengan Pemilihan Kepala Daerah yang akan dilaksanakan pada Tahun 2008 yang akan datang, serta terdapatnya pemekaran Daerah yang terjadi di Kabupaten/Kota dan permasalahan lainnya.


(15)

Oleh karena itu maka penulis merasa tertarik untuk meneliti Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara yang efektivitas kerja pegawainya menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara ini melakukan Pilkada yang sukses, aman dan jauh dari kerusuhan. Dibutuhkan tim yang solid untuk mensukseskan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 dan komunikasi yang baik antar pribadi pegawai yang satu dengan yang lainnya. Efektivitas kerja tidak terganggu dan Pilkada dapat berjalan dengan semestinya.

.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Sejauhmanakah hubungan Komunikasi Antar Pribadi dalam meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008? ”.

.3 Pembatasan masalah

Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan menjadikannya lebih khusus, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran ragam identitas/karakteristik pegawai (usia, jenis kelamin, pendidikan, dll).


(16)

2. Bagaimana pelaksanaan waktu, cara, dan isi pesan / informasi yang disampaikan pimpinan dalam komunikasi antar pribadi kepada pegawai.

3. Bagaimana kesan, efek dan berapa besar bobot terpaan komunikasi antar pribadi terhadap efektivitas kerja pegawai.

.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

.4.1 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan sudah pasti mempunyai tujuan yang akan dicapai, adapun tujuan penelitian ini adalah:

1.Untuk menemukan, mengetahui keterangan, data faktual yang terkait dengan komunikasi antar pribadi di lingkungan Sekretariat KPU Provinsi Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui dan membahas ragam identitas responden dan kaitannya dengan terpaan komunikasi antar pribadi.

3. Untuk mengetahui, mencari, mengungkapkan dan membahas pelaksanaan, waktu, cara, dan isi pesan yang disampaikan pimpinan kepada pegawai dalam komunikasi antar pribadi.

4. Untuk mengetahui dan mengungkapkan ragam kesan terhadap terpaan pesan pada komunikasi antar pribadi yang mempengaruhi pegawai menjalankan tugasnya secara efektif.


(17)

.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Secara Akademis:

1. Menguji seberapa besar kemampuan mahasiswa untuk menerapkan serta mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat selama masa perkuliahan di USU.

2. Penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU khususnya jurusan ilmu komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan.

3. Sebagai bahan studi banding bagi mahasiswa jurusan komunikasi yang meneliti mengenai teori komunikasi antar pribadi.

b. Secara Praktis

1. Memberi masukan kepada pimpinan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara agar mengetahui efek komunikasi antar pribadi terhadap efektivitas kerja pegawai.

2. Memberi masukan kepada pimpinan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara untuk meningkatkan frekuensi komunikasi antar pribadi dengan pegawai dalam menunjang efektivitas kerja.

3. Dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian sejenis.


(18)

.5 Kerangka Teori

Ilmu pengetahuan terdiri atas seperangkat teori dalam bidang tertentu, dengan teori ini kita dapat membaca kenyataan empiris yang terjadi disekitar kita. Setiap penelitian memerlukan teori sebagai landasan kerangka berfikir yang mendukung pemecahan masalah secara sistematis. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang dapat menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan dibahas (Nawawi,

1995:39).

Dengan adanya kerangka teori, maka peneliti akan mempunyai landasan untuk menentukan tujuan arah penelitiannya. Kerangka teori membantu peneliti dalam memilih konsep-konsep yang tepat guna membentuk hipotesis-hipotesis selanjutnya. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan masalah penelitian ini adalah: Teori Komunikasi, Komunikasi Antar Pribadi, Teori Komunikasi Organisasi dan Teori Efektivitas Kerja.

.5.1 Komunikasi

Istilah komunikasi sebenarnya berasal dari bahasa latin “communication” dan berasal dari kata communis yang berarti sama. Yang dimaksud sama disini adalah sama makna. Komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi,


(19)

Komunikasi juga merupakan sarana untuk memodifikasi perilaku, mempengaruhi perubahan, memproduktifkan informasi dan sarana untuk mencapai tujuan.

Sehingga dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi sangat penting artinya, karena tanpa komunikasi tidak mungkin suatu organisasi dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya komunikasi antara orang-orang yang ada di dalamnya. Sedangkan di dalam organisasi diperlukan adanya informasi dari para orang yang terkait di dalamnya, baik itu dari atasan maupun dari bawahan yang tergabung dalam organisasi tersebut.

Menurut Effendy Onong U (1992:5) komunikasi adalah proses

penyampaian pesan seseorang kepada orang lain, untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku baik langsung maupun tidak langsung melalui media.

Dari keseluruhan defenisi yang di kemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi itu sangatlah penting artinya karena komunikasi memadukan fungsi-fungsi manajemen. Secara khusus komunikasi diperlakukan untuk menetapkan dan menyebarluaskan tujuan Perusahaan, menyusun rencana dalam mencapai tujuan, mengorganisir sumber daya manusia dan sumber daya lain, serta sumber-sumber yang diperlukan dalam menggapai tujuan yang ingin di tuju perusahaan tersebut.


(20)

.5.2 Komunikasi Antar Pribadi

Kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan di antara manusia dalam keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat bekerja, organisasi sosial dan lain sebagainya.

Semua ditunjukkan tidak saja pada derajat suatu pergaulan di dalam lingkungan, namun frekwensi pertemuan, jenis relasi mutu dari interaksi-interaksi diantara mereka tetapi juga terletak pada seberapa jauh keterlibatan di antara mereka satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi.

Proses mempengaruhi ini merupakan suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan psikologis antara manusia yang memiliki pribadi dan memberikan peluang bakal terbentuknya suatu kebersamaan dalam kelompok yang tidak lain merupakan tanda adanya proses sosial.

Menurut Effendy Onong U (1992:35), Komunikasi Antar

Pribadi adalah komunikasi antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam percakapan. Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara berhadapan muka (face to face), bisa juga melalui sebuah medium, contohnya telepon. Ciri khas komunikasi antar pribadi ini ialah sifatnya yang dua arah atau timbal balik (two way traffic communication). Dalam komunikasi antar pribadi komunikator dan komunikan saling berganti fungsi.


(21)

Sukses atau tidaknya sebuah komunikasi antar pribadi banyak tergantung pada kualitas konsep diri yaitu positif atau negatif. Sebagai peminat komunikasi, sebaiknya kita mampu mengidentifikasi tanda-tanda konsep diri yang positif dan negatif.

Dari pengertian komunikasi antar pribadi yang telah dikemukakan, dapat dilihat bahwa komunikasi antar pribadi dapat tercapai dengan baik apabila komunikasi yang dilakukan secara langsung, bergantung pada proses penyampaian pesan dan seberapa jauh interaksi keterlibatan di antara mereka satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Begitu juga komunikasi antar pribadi yang dilakukan antara atasan dengan bawahan, komunikasi antar pribadi tersebut harus mampu menarik perhatian komunikan sehingga terjadi umpan balik kepada komunikator baik yang dilakukan atasan maupun bawahan, maka dengan sendirinya tujuan yang hendak dicapai dapat tercapai dengan baik yaitu efektivitas kerja pegawai perusahaan tersebut.

.5.3 Teori Self Disclosure

Teori self disclosure sering juga disebut teori “Johari Window” atau Jendela Johari (Liliweri, 1997:49). Para pakar psikologi

menganggap bahwa model teoritis yang dia ciptakan merupakan dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi antar pribadi secara manusiawi. Garis besar model teoritis Jendela Johari dapat dilihat dalam gambar berikut ini :


(22)

Terbuka

Diketahui diri sendiri dan orang lain

Buta

Tidak diketahui diri sendiri dan orang lain tahu

Tersembunyi

Diketahui diri sendiri tetapi tidak diketahui orang lain

Tidak dikenal

Tidak diketahui diri sendiri dan orang lain

Jendela Johari terdiri dari empat bingkai. Masing-masing bingkai berfungsi menjelaskan bagaimana tiap individu mengungkapkan dan memahami diri sendiri dalam kaitannya dengan orang lain.

Asumsi Johari bahwa kalau setiap individu bisa memahami diri sendiri maka dia bisa mengendalikan sikap dan tingkah lakunya di saat berhubungan dengan orang lain.

Proses komunikasi antar pribadi akan datang berlangsung dengan baik bila pribadi-pribadi yang terlibat didalam proses komunikasi antar pribadi tersebut saling memiliki keterbukaan. Atau dalam bahasa lain komunikasi antar pribadi tidak akan berjalan dengan baik bila masing-masing orang yang terlibat saling menutup diri.

.5.4 Komunikasi Organisasi

Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi organisasi. Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam manajemen organisasi, Soekanto dan Handoko T. Hani (1991:117)


(23)

berpendapat bahwa organisasi sangat memerlukan informasi, dengan berkembangnya organisasi maka kebutuhan akan informasi juga akan bertambah. Oleh karena itu seorang pimpinan dalam suatu perusahaan harus memperlihatkan bahwa hal ini merupakan hal yang penting dalam kelancaran jalannya organisasi atau perusahaan.

Dalam Muhammad Arni (1995:67) komunikasi organisasi

adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang pasti atau yang selalu berubah. Sehingga arus pesan dalam jaringan komunikasi yang bersifat formal atau non formal sangat mempengaruhi proses komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi.

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal dan informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada kepentingan organisasi. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Komunikasi yang dilakukan lebih kepada komunikasi antar anggotanya secara individual.

.5.5 Efektivitas Kerja

Sebelum penulis menjelaskan tentang efektivitas kerja, ada baiknya dijelaskan terlebih dahulu pengertian efektivitas.


(24)

Gibson (1995:25) dalam hal ini membagi keefektifan individu

adalah: kemampuan, keahlian, pengetahuan, sikap , dan motivasi: sedangkan keefektifan kelompok dipengaruhi oleh kepaduan, kepemimpinan, struktur, status dan norma: terakhir keefektifan organisasi dipengaruhi oleh teknologi, pilihan strategis, struktur, proses dan budaya.

Emerson (Handayaningrat, 1993:88) mengatakan efektivitas

merupakan pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam membina efektivitas kerja tersebut beberapa analisis organisasi berusaha menandai hal-hal yang menonjol walaupun sebenarnya jika dijejerkan terdapat deretan panjang hal-hal yang dapat menjadi kriteria evaluasi dan efektivitas kerja tersebut, namun berdasarkan pendapat Sterrs (1985:46) kriteria

yang paling banyak dipakai adalah:

1. Kemampuan menyesuaikan diri / keluwesan 2. Produktivitas

3. Kemampuan berlaba 4. Pencarian sumber daya

Dari semua defenisi yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa sesuatu itu dikatakan efektif, apabila telah dapat mencapai sasaran atau tujuan dari yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain, penilaian efektivitas harus berkaitan dengan masalah sarana maupun tujuan-tujuan organisasi.


(25)

Dalam hal ini bahwa seseorang itu dapat dikatakan bekerja dengan efektif, sangat tergantung pada saat tugas itu dapat diselesaikan dengan baik.

.6 Kerangka Konsep

Nawawi (1995 : 37), mengatakan bahwa langkah yang harus dilakukan

setelah sejumlah teori diuraikan adalah merumuskan kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai.

Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas, maka ada beberapa konsep yang harus dioperasionalisasikan menjadi:

1. Variabel Bebas atau Independen Variabel (X)

Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah komunikasi antar pribadi antara pimpinan dengan bawahan. Hal ini dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut:

- Cara berkomunikasi yang dilakukan pimpinan - Isi pesan yang pimpinan komunikasi pada bawahan - Waktu berkomunikasi yang dilakukan pimpinan 2.Variabel Terikat atau Dependent Variabel (Y)

Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variable bebas (X). Dalam penelitian ini variabel terikat (Y) adalah peningkatan efektivitas


(26)

kerja pegawai. Hal ini dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut:

- Keseriusan kerja - Disiplin kerja - Partisipasi kerja - Mutu kerja - Semangat kerja

3. Variabel Antara atau intervening variabel (Z)

Yaitu variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antar variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini variabel antara (Z) adalah Karakteristik Sosial Responden . Hal ini dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut:

- Umur - Kelamin - Agama

- Tingkat Pendidikan - Lamanya Bekerja - Golongan Jabatan

.7 Model Teoritis

Variabel Bebas (X) Kegiatan Komunikasi

Antar Pribadi

Variabel Terikat (Y) Efektivitas Kerja

Pegawai

Variabel Bebas (Z) Karakteristik


(27)

.8 Operasional Variabel

VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL

1. Variabel Bebas (X)

Kegiatan Komunikasi Antar Pribadi

1. Frekwensi tatap muka 2. Pertemuan formal melalui:

Rapat Pleno, Rapat Intern, Diskusi

3. Konsultasi tentang masalah pekerjaan, saran pekerjaan. 4. Keterbukaan

5. Dukungan 2. Variabel Terikat (Y)

Tingkat Efektivitas Kerja

1. Keseriusan kerja 2. Disiplin kerja 3. Partisipasi kerja 4. Mutu kerja 5. Semangat kerja 3. Variabel Antara (Z)

Karakteristik sosial Responden

1. Umur 2. Kelamin 3. Agama

4. Tingkat Pendidikan 5. Lamanya Bekerja 6. Golongan Jabatan


(28)

.9 Defenisi Operasional

Defenisi Operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara mengukur variabel-variabel. Defenisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1989 : 46).

Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (X)

- Kegiatan Komunikasi Antar Pribadi:

Komunikasi yang dilakukan oleh Pimpinan kepada Pegawainya ataupun sebaliknya secara langsung untuk meningkatkan efektivitas kerja pegawai.

- Frekwensi tatap muka:

Jumlah (Kuantitas) komunikasi antar pribadi yang terjadi.

- Pertemuan Formal:

Pertemuan resmi yang di pimpin oleh Pimpinan Rapat guna memecahkan suatu masalah atau untuk membuat suatu keputusan bersama.


(29)

Komunikasi yang dilakukan antara pimpinan dan pegawai yang lebih bersifat pribadi dan dilakukan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan pekerjaan.

- Keterbukaan:

Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membuka diri, menyatakan tentang keadaan diri sendiri sehubungan dengan kegiatan komunikasi.

- Dukungan:

Suatu keadaan yang mendorong seseorang untuk berkomunikasi tanpa merasa suatu tekanan atau ketakutan atas kritik yang ditujukan kepadanya.

2. Variabel Terikat (Y) - Efektivitas Kerja:

Suatu kegiatan dalam meningkatkan keterampilan dan kerajinan di dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

- Keseriusan kerja:

Sikap untuk melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan tidak mengabaikan peraturan yang berlaku.

- Disiplin kerja:

Sikap dan tingkah laku dalam menaati dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan secara sadar pada lingkungan pekerjaan guna mencapai tujuan yang lebih baik.


(30)

Keikutsertaan para pegawai dalam usaha mencapai tujuan yang ingin dicapai organisasi.

- Mutu kerja:

Suatu hasil yang di berikan oleh seorang pekerja di dalam melakukan aktivitas kerja sesuai dengan bidangnya.

- Semangat kerja:

Suatu hasil yang diberikan oleh seseorang di dalam melakukan aktivitas kerja sesuai dengan bidangnya.

3. Variabel Bebas (Z)

- Umur: Umur seseorang dimana responden dijadikan samperl yaitu pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara

- Kelamin: Yaitu identitas para pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara yang terbagi dalam pria dan wanita.

- Agama: Yaitu kepercayaan yang dianut oleh pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara.

- Tingkat Pendidikan: Yaitu jenjang pendidikan yang dimilikinya pada saat bekerja di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara.

- Lamanya Bekerja: Yaitu seberapa lama pegawai tersebut bekerja di lingkungan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara.


(31)

- Golongan Jabatan: Yaitu pada tingkatan golongan apa seorang pegawai tersebut berada.

.10 Hipotesa

Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting yang tidak bisa di tinggalkan, karena hipotesis merupakan instrumen dari teori. Suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungi antara dua variabel atau lebih.

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak terdapat hubungan antara kegiatan Komunikasi Antar Pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara dengan peningkatan Efektivitas Kerja pegawai.

Ha : Terdapat hubungan antara kegiatan Komunikasi Antar Pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara dengan peningkatan Efektivitas Kerja pegawai.


(32)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah komunikan, komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga bentuk, yaitu : a) komunikasi antar pribadi, b) komunikasi kelompok dan c) komunikasi massa. Sehubungan dengan penelitian ini, maka yang dibahas hanyalah yang menyangkut komunikasi antar pribadi.

Komunikasi antar pribadi (sering juga disebut Diadic Communication) adalah : “komunikasi antar dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan, bisa secara berhadapan muka (face to face) atau bisa juga melalui sebuah medium, umpanya telepon” (Effendy, 1981 : 48).

Jadi komunikasi jenis ini selalu membutuhkan adanya seorang lain sebagai lawan komunikasi. Ciri khas komunikasi antar pribadi ialah sifatnya dua arah atau timbal balik (two way traffic of communication). Dalam komunikasi seperti komunikasi antar pribadi, komunikator dan komunikan saling bergantian fungsi. Pada suatu ketika komunikan menjadi komunikator, demikian sebaliknya. Dalam situasi seperti itu, maka komunikator utama adalah orang yang pertama-tama menyampaikan pesan (message), sebab dialah yang memulai komunikasi, dialah yang mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan komunikasi itu. Demikian seterusnya selama proses komunikasi itu berlangsung.


(33)

Jika Onong U. Effendy memberikan defenisi seperti di atas yaitu : komunikasi antar pribadi itu antara dua orang, maka William F. Gluck yang dikutip oleh A.W. Widjaja lain lagi memberikan defenisi komunikasi antar pribadi, yaitu :“proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antar dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia” (A.W. Widjaja,

1986 : 8).

Jadi bagi beliau komunikasi antar pribadi itu bukan hanya ditujukan kepada dua orang saja, tetapi bisa lebih dari dua orang, yang penting dalam suatu kelompok kecil. Hanya saja beliau tidak memberikan batasan kelompok kecil itu berapa orang.

Selanjutnya untuk menjelaskan pengertian komunikasi antar pribadi, De Vito (1976) (dalam Liliweri, 1997:12) memberikan beberapa ciri

komunikasi interpersonal yang terdiri atas adanya : a. Keterbukaan (openess)

Pihak komunikator dan komunikan saling mengungkapkan segala ide atau gagasan bahwa permasalahan secara bebas (tidak ditutupi) dan terbuka tanpa rasa takut atau malu. Kedua-duanya saling mengerti dan memahami pribadi masing-masing.

b. Empati (empathy)

Segala kepentingan yang dikomunikasikan ditanggapi dengan penuh perhatian oleh kedua belah pihak. Masing-masing merasakan situasi dan kondisi yang dialami tanpa pura-pura.


(34)

c. Dukungan (supportiveness)

Setiap pendapat, ide atau gagasan yang disampaikan mendapat dukungan dari pihak-pihak yang berkomunikasi. Sehingga dengan demikian keinginan atau hasrat yang ada dimotivasi untuk mencapainya. Dukungan membantu seseorang untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta meraih tujuan yang didambakan.

d. Rasa positif

Jika setiap pembicaraan yang dibicarakan mendapat tanggapan pertama yang positif, maka lebih mudah melanjutkan percakapan yang selanjutnya. Rasa positif menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk curiga atau berprasangka yang mengganggu jalinan interaksi.

e. Kesamaan

Suatu komunikasi lebih akrab dan jalinan antar pribadipun lebih kuat, apabila mempunyai kesamaan pandangan, kesamaan sikap, kesamaan ideologi dan sebagainya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar pribadi adalah terdapatnya suatu hubungan komunikasi yang bukan saja sekedar menyampaikan informasi, tetapi terdapat unsur pendekatan pribadi. Karena hal ini penting dalam upaya mengubah sikap, pendapat dan prilaku.

2.1.1. Proses Komunikasi Antar Pribadi

Kegiatan komunikasi antar pribadi tentu terjadi tidak dengan sendirinya. Dia membutuhkan suatu rangkaian peristiwa yang berlangsung satu dengan kata lain membutuhkan suatu proses.


(35)

Sementara itu dalam lingkup ilmu komunikasi, proses yang dimaksud memuat komponen-komponen yang dibutuhkan. Sejumlah komponen atau unsur yang dicakup yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi, maka perlu diperhatikan paradigma Lasswell yang berbunyi : “who says what in which channel to whom with what effect atau siapa, mengatakan apa, dengan media apa, kepada siapa, dengan efek apa” (Effendy, 1992:10).

Tepatnya cara menjelaskan proses komunikasi Lasswell dengan menjawab :

- who ? siapa : komunikator

- says what ? mengatakan apa : pesan (message) - in which channel ? saluran apa : saluran / media - to whom ? kepada siapa : komunikan - with what effect ? dengan efek apa : efek yang terjadi

Maka dalam proses komunikasi (baik interpersonal atau massa) Lasswell menunjukkan terhadap lima unsur di dalamnya, yaitu :

1. Komunikator : orang yang menyampaikan pesan.

2. Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang (verbal ataupun non verbal).

3. Media :sarana / saluran yang mendukung pesan yang dilontarkan.

4. Komunikan : orang yang menerima pesan. 5. Efek : dampak yang ditimbulkan.


(36)

Melalui formula Lasswell ini, jalannya proses komunikasi dapat dilihat seperti di bawah ini :

PROSES KOMUNIKASI

Selanjutnya Everett M. Rogers memberikan karakteristik dari komunikasi antar pribadi (Edward Depari dan Collin Mc. Andrews,

1988:18).

KARAKTERISTIK KOMUNIKASI

ANTAR PRIBADI

1 Arus pesan Cenderung dua arah

2 Konteks komunikasi Tatap muka / bermedia

3 Tingkat umpan balik Tinggi

4 Tingkat selektivias Tinggi

5 Kecepatan jangkauan terhadap audiens Relatif lambat

Berdasarkan uraian sebelumnya tentang pengertian komunikasi antar pribadi, komponen komunikasi Lasswell serta karakteristik komunikasi antar pribadi Everett M. Rogers, maka dapat dibuat Who

komunikator

says what pesan

in which channel

media

to whom komunikan

to whom effect efek yang


(37)

visualisasi dari proses komunikasi antar pribadi dilembar berikutnya ini.

PROSES LENGKAP KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Maka dari gambar diatas jelas proses komunikasi antar pribadi itu, adanya pihak pelaku inisiatif dan penerima pesan yang kita artikan pemberi stimulus dan penerima stimulus dimana arus pesan itu secara timbal balik (dua arah) dan umpan baliknya itu segera atau langsung dengan menggunakan media tertentu, dan yang tidak boleh diabaikan bahwa komunikator dan komunikan saling berganti peranan, satu saat sebagai komunikator saat lain jadi komunikan (berganti peran).

Feed back (umpan balik)

Penyebar pesan komunikator

pesan Media

channel

Penerima pesan komunikan

feed back (umpan balik)

efek yang terjadi


(38)

Proses komunikasi antar pribadi dapat diuraikan sebagai berikut :

“Pertama-tama, sumber memberikan pesan atau informasi kepada komunikator (apabila sumber adalah suatu kejadian), kemudian oleh komunikator pesan itu disampaikan dengan atau tanpa media kepada komunikan. Penerimaan pesan itu oleh komunikan melalui tahapan-tahapan yang dikenal dengan sensasi, persepsi, memori dan berpikir” (Rakhmat, 1986:89).

- Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Proses itu berhubungan dengan keterlibatan alat indra.

- Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan penafsiran pesan.

- Memori adalah sistem yang bersrtuktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Setiap saat stimuli mengenai indra kita, setiap saat pula stimuli direkam secara sadar atau tidak sadar.

Sehubungan dengan penelitian ini, maka proses lengkap dari komunikasi antar pribadi yang ingin diteliti adalah sebagai berikut :


(39)

PROSES KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM

PENELITIAN YANG DIMAKSUD

Proses komunikasi antar pribadi mempergunakan lambang sebagai media. lambang sebagai media yang terdapat dalam komunikasi antar pribadi terbagi dua, yaitu :

- Lambang Verbal

Lambang verbal artinya penggunaan bahasa sebagai media. Bahasa adalah lambang yang dapat mewakili kenyataan yang konkrit dan objektif dalam dunia sekeliling kita, dan juga mewakili hal yang abstrak.

- Lambang Non Verbal

Lambang non verbal berlangsung dengan gejala yang menyangkut gerak-gerik (gestures), sikap (pastures), ekspresi (facial expression), dan lain gejala yang sama.

Feed back (umpan balik)

komunikator komunikan

pesan yang dipertu-karkan

Media channel

komunikan komunika-tor

feed back (umpan balik)

Efektivitas kerja pegawai Sek. KPU-SU


(40)

Dalam proses komunikasi, baik antar pribadi atau massa, lambang-lambang yang dipergunakan harus dipahami dan dimengerti baik oleh kominukator maupun komunikan, jika lambang yang dipergunakan atau diperlukan tidak saling dimengerti itu bukan komunikasi, hanya kontak sosial. Komunikasi lebih mudah berlangsung dan berlanjut antara orang-orang yang sependapat tentang sesuatu masalah.

Proses komunikasi antar pribadi berhasil apabila terjadi kesesuaian antara komunikator dan komunikan dalam arti tercapainya tujuan dari komunikasi yaitu perubahan sikap.

2.1.2. Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi

Yang dimaksud dengan efektif adalah mengenai sasaran atau mencapai tujuan sesuai dengan maksud si pembicara. Jadi, dalam komunikasi antar pribadi apabila tujuan untuk mengubah pendapat, sifat dan tingkah laku komunikasi dapat tercapai, maka komunikasi antar pribadi itu efektif.

Efektivitas komunikasi juga tergantung pada “siapa” serta “cara” penyampaian pesan kepada komunikan. Apabila kita berbicara dengan rekan sejawat, guru, orang tua, atau pimpinan, kita harus menentukan sikap terlebih dahulu, tempat kita berada, posisi, kemudian hal apa yang kita pesankan. Setelah itu kita harus mendefenisikan diri kita pada saat suatu posisi tertentu. Maka selanjutnya dapatlah kita sampaikan pesan


(41)

dengan “cara” dan “sikap” yang tepat agar dapat menjadi sasaran yang kita inginkan.

Selanjutnya Cutlip dan Center didalam bukunya “Effective Public Relations” menggunakan fakta tanda mental yang perlu diingat oleh komunikator yaitu :

1. Bahwa komunikan terdiri dari orang-orang yang hidup, bekerja dan bermain satu sama lainnya dalam jaringan lembaga sosial. Karena itu, setiap orang adalah subjek bagi lembaga pengaruh, diantaranya adalah pengaruh bagi komunikator.

2. Bahwa komunikan membaca, mendengar dan menonton komunikasi yang menyajikan pandangan hubungan pribadi yang mendalam.

3. Bahwa tanggapan yang diinginkan oleh komunikator dari komunikan harus menguntungkan bagi komunikan : kalau tidak, ia tidak akan memberikan tanggapan. (Effendy, 1981:38).

Dari sudut komunikator, ada dua faktor penting dari komunikator yaitu kepercayaan pada komunikator (source credibility) dan daya tarik komunikator (source attractiveness). Kedua hal ini berdasarkan posisi komunikan yang akan menerima pesan:

a. Hasrat seseorang untuk memperoleh suatu pernyataan yang benar. Jadi komunikator mendapat kualitas komunikasinya sesuai dengan kualitas sampai dimana ia memperoleh kepercayaan dari komunikan dan apa yang dinyatakannya.


(42)

b. Hasrat seseorang untuk menyamakan diri dengan komunikator atau bentuk hubungan lainnya dengan komunikator yang secara emosional memuaskan. Jadi komunikator akan sukses dalam komunikasinya, bila ia berhasil memikat perhatian komunikan.

(Effendy, 1981:39).

Dari uraian-uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas komunikasi antar pribadi pada prinsipnya adalah :

1. Kemampuan komunikator dan komunikan untuk menyesuaikan diri baik secara fisik maupun psikis. Hal ini tidak mungkin disebabkan oleh daya arus balik langsung.

2. Adanya keseimbangan atau keharmonisan antara komunikator dan pesan yang disampaikan.

3. Adanya respon atau tindakan nyata dari komunikan berupa perubahan sikap, memperkuat pendapat dan sebagainya.

2.1.3. Teori Self Disclosure

Teori ini diperkenalkan oleh Joseph Luft (1969) yang menekankan bahwa setiap orang bisa mengetahui dan tidak mengetahui tentang dirinya, maupun orang lain. Untuk hal seperti itu dapat dikelompokkan kedalam empat macam bidang pengenalan yang ditunjukkan dalam suatu gambar yang disebutnya dengan jendela Johari (Johari Window). (Liliweri, 1997:49).

Berikut gambar jendela Johari tentang bidang pengenalan diri dan orang lain.


(43)

Terbuka

Diketahui diri sendiri dan orang lain

Buta

Tidak diketahui diri sendiri dan orang lain tahu

Tersembunyi

Diketahui diri sendiri tetapi tidak diketahui orang lain

Tidak dikenal

Tidak dikethui diri sendiri dan orang lain

Gambar yang disebut Jendela Johari tersebut melukiskan bahwa dalam pengembangan hubungan antar seorang dengan yang lainnya terdapat empat kemungkinan sebagaimana terwakili melalui suasana dikeempat bidang (jendela) itu.

- Bidang 1 (Daerah Terbuka)

Daerah terbuka (open self) berisikan semua informasi, prilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi, gagasan, dan sebagainya yang diketahui oleh diri sendiri dan oleh orang lain. Daerah terbuka masing-masing individu akan berbeda-beda besarnya bergantung pada dengan siapa orang ini berkomunikasi. Ada orang yang membuat kita merasa nyaman dan mendukung kita, terhadap mereka, kita membuka diri kita lebar-lebar. Terhadap orang yang lain kita lebih suka menutup sebagian besar diri kita. Tetapi kebanyakan diantar kita, membuka diri kepada orang-orang tertentu tentang hal-hal tertentu pada waktu-waktu tertentu.


(44)

Komunikasi bergantung pada sejauh mana kita membuka diri kepada orang lain dan kepada kita sendiri. Jika kita tidak membiarkan orang lain mengenal kita, komunikasi menjadi sangat sukar, jika malah tidak mungkin. Kita dapat berkomunikasi secara bermakna hanya bila kita saling mengenal dan juga mengenal diri sendiri. Untuk meningkatkan komunikasi, kita terlebih dahulu harus memperbesar daerah terbuka ini.

- Bidang 2 (Daerah Buta)

Daerah buta (blind self) berisikan informasi tentang diri kita yang diketahui orang lain tetapi kita sendiri tidak mengetahuinya. Ini dapat berupa kebiasaan-kebiasaan kecil mengatakan “tahu kan” atau memegang-megang hidung bila marah atau hal-hal lain yang lebih berarti seperti sikap defensif, atau pengalaman terpendam. Komunikasi menuntut keterbukaan pihak-pihak yang terlibat. Bila daerah buta, komunikasi menjadi sulit. Tetapi, daerah seperti ini akan selalu ada pada diri kita masing-masing. Walaupun kita mungkin dapat menciutkan daerah ini, menghilangkannya sama sekali tidaklah mungkin.

- Bagian 3 (Daerah Tersembunyi)

Daerah tersembunyi (hidden self) mengandung semua hal yang kita ketahui tentang diri sendiri dan tentang orang lain tetapi kita simpan hanya untuk kita sendiri. Ini adalah daerah tempat kita


(45)

merahasiakan segala sesuatu tentang diri sendiri dan tentang orang lain.

- Bagian 4 ( Daerah Tidak Dikenal)

Daerah tidak dikenal (unknown self) adalah bagian dari diri kita yang tidak diketahui baik oleh kita sendiri maupun oleh orang lain. Ini adalah informasi yang tenggelam di alam bawah sadar atau sesuatu yang luput dari perhatian.

Keadaan yang dikehendaki sebenarnya dalam suatu komunikasi antar pribadi khususnya didalam sebuah perusahaan adalah bidang 1 (daerah terbuka), dimana antar komunikator (pimpinan) dengan komunikan (pegawai) saling mengetahui makna pesan yang sama. Meskipun demikian kenyataan hubungan antar pribadi tidak seideal yang diharapkan itu, ini disebabkan karena dalam berhubungan dengan orang lain baik pimpinan dan bawahan betapa sering mempunyai peluang untuk menyembunyikan atau mengungkapkan masalah yang dihadapinya.

Menurut Luft (Deddy Mulyana, 1996:19) menggambarkan

beberapa ciri penyingkapan diri (self disclosure) yang tepat. Lima ciri terpenting adalah sebagai berikut:

1. Merupakan fungsi dari suatu hubungan sedang berlangsung 2. Dilakukan oleh kedua belah pihak.


(46)

4. Berkaitan dengan apa yang terjadi saat ini pada dan antar orang-orang yang terlibat.

5. Ada peningkatan dalam penyingkapan, sedikit demi sedikit.

2.2 Komunikasi dalam Organisasi

Haber memberikan defenisi “Komunikasi Organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah” (Muhammad Arni 1995:160).

Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks (Muhammad Arni 1995:163). Yang termasuk dalam bidang ini

adalah komunikasi internal atau komunikasi dari atasan kepada bawahan (downlward communication), komunikasi dari bawahan kepada atasan (upward communication), dan komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.

Meskipun dari bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi ini namun demekian ada beberapa hal yang umum yang dapat disimpulkan, yaitu:

a. Komunikasi Organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungan sendiri baik internal maupun eksternal.


(47)

b. Komunikasi organisasi mengikuti pesan dan arusnya.

c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungan dan keterampilannya.

Sehingga apabila disimpulkan ketiganya, maka diperoleh bahwa komunikasi organisasi itu merupakan proses untuk saling menukar pesan dalam rangkaian hubungan yang saling bergantung antara satu dengan yang lain untuk menyelesaikan suatu masalah yang berlaku di lingkungan yang tidak tentu.

A. Jaringan Komunikasi Formal

Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hirarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan formal. Ada tiga bentuk utama arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti struktur organisasi, yaitu:

A.1 Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)

Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau pimpinan kepada bawahannya. Secara umum komunikasi ke bawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe, yaitu:

1. Instruksi Tugas

Yaitu, pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. Pesan itu mungkin bervariasi seperti perintah langsung, deskipsi tugas, prosedur manual, program latihan


(48)

tertentu, alat-alat Bantu melihat dan mendengar yang berisi pesan-pesan tugas dan sebagainya. Instruksi tugas yang tepat dan langsung cenderung dihubungkan dengan tugas yang sederhana yang hanya menghendaki keterampilan pengalaman yang minimal.

2. Rasional

Yaitu, pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam organisasi atau objektif organisasi, kualitas dan kuantitas dari komunikasi rasional ditentukan oleh filosofi dan asumsi pimpinan mengenai bawahannya.

3. Ideologi

Pesan mengenai ideologi ini adalah merupakan perluasan dari pesan rasional. Pada pesan rasional, penenekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi, sedangkan pada ideologi sebaliknya. Mencari sokongan dan antusias dari anggota guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi.

4. Informasi

Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktek-praktek organisasi, peraturan-peratuan organisasi, keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak


(49)

berhubungan dengan instruksi dan rasional. Misalnya handbook bagi karyawan adalah contoh pesan informasi.

5. Balikan

Yaitu, pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu bentuk sederhana dari balikan ini adalah pembayaran gaji karyawan yang telah siap melakukan pekerjaannya atau apabila tidak ada informasi dari atasan yang mengkritik pekerjaannya, berarti pekerjaannya sudah memuaskan. Tetapi apabila hasil pekerjaan karyawan kurang baik, balikannya mungkin berupa kritikan atau peringatan terhadap karyawan tersebut.

A.1.1 Faktor yang mempengaruhi komunikasi ke bawah

Arus komunikasi dari atasan kepada bawahan tidaklah selalu berjalan dengan lancar, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain(Muhammad Arni 1995:110):

a. Keterbukaan

Kurangnya sifat terbuka pimpinan dan karyawan akan menyebabkan pembelokan atau tidak mau menyampaikan pesan dan gangguan dalam pesan.

b. Kepercayaan pada pesan tulisan

Kebanyakan para pimpinan lebih percaya pada pesan tulisan dan metode difusi yang menggunakan alat-alat


(50)

elektronik daripada pesan yang disampaikan secara lisan dengan tatap muka.

c. Pesan yang berlebihan

Karena banyaknya pesan-pesan yang dikirimkan secara tulisan maka banyak karyawan yang hanya membaca pesan-pesan tertentu yang hanya dianggap penting bagi dirinya dan yang lain dibiarkan saja tidak dibaca.

d. Timing

Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi komunikasi kebawah.

e. Penyaringan

Pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan tidaklah semuanya mereka terima. Tetapi mereka saring mana yang mereka perlukan. Penyaringan pesan ini dapat disebabkan oleh macam-macam faktor di antaranya perbedaan persepsi di antara karyawan, jumlah mata rantai dalam jaringan komunikasi, perasaan percaya.

A.2 Komunikasi ke Atas (Upward Communication)

Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Menurut Muhammad Arni (1995:117) pimpinan haruslah


(51)

a. Apa yang dilakukan bawahan, pekerjaannya, hasil yang dicapai, kemajuan mereka dan rencana masa yang akan datang.

b. Menjelaskan masalah-masalah pekerjaan yang tidak terpecahkan yang mungkin memerlukan bantuan tertentu. c. Menawarkan saran-saran atau ide-ide bagi penyempurnaan

organisasi secara keseluruhan.

d. Menyatakan bagaimana pikiran dan perasaan mereka mengenai pekerjaannya, teman sekerja dan organisasi. A.3 Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication)

Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama tingkat otoritasnya di dalam organisasi. Komunikasi horizontal mempunyai tujuan tertentu diantaranya, sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan tugas.

b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas. c. Memecahkan masalah yang timbul di antara orang-orang yang

berada dalam tingkatan yang sama.

d. Menyelesaikan konflik diantara anggota organisasi. e. Menjamin pemahaman yang sama.


(52)

B. Hambatan-Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi

Ketidak efektifan komunikasi dalam suatu organisasi dapat dsebabkan oleh berbagai macam hambatan manusiawi dan teknis. Bentuk-bentuk hambatan itu menurut Soekanto dan Hondoko T. Hani

(1991:185) dapat diklasifikasikan kedalam empat kategori, yaitu: diri pribadi, antar pribadi, organisasional dan teknologi.

1.Faktor Hambatan Dalam Diri Sendiri

a. Persepsi Selektif

Persepsi selektif adalah suatu proses menyeluruh dimana seseorang dapat menyeleksi, mengorganisasikan dan mengartikan segala sesuatu yang terjadi dalam lingkungannya. Dalam hal ini individu mempunyai kecenderungan untuk melihat dan mendengar hanya terbatas pada apa yang diinginkannya.

b. Perbedaan Individual Dalam Keterampilan Komunikasi

Disamping perbedaan persepsi, individu juga memiliki perbedaan dalam hal kemampuan untuk mengembangkan dan menerapkan keterampilan komunikasi. Ada individu yang merupakan pembicara yang baik tetapi menjadi pendengar yang jelek. Ada yang tidak mampu mengungkapkan sesuatu secara verbal (lisan) tetapi mampu menulis berita-berita dengan sangat jelas dan ringkas.


(53)

2.Faktor Hambatan Antar Pribadi

a. Iklim

Iklim akan mempengaruhi proses komunikasi. Pada saat pimpinan dan bawahan berkomunikasi, perasaan-perasaan yang muncul akan membatasi atau mendorong isi maupun frekuensi komunikasi mereka. Suasana yang kurang mendukung dapat dengan mudah menjadi sebuah penolakan bagi aliran komunikasi yang dilakukan. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakpercayaan dari komunikan terhadap komunikator

b. Kepercayaan

Tingkat kepercayaan komunikan terhadap komunikator sangat dipengaruhi oleh pandangan dan reaksi komunikan terhadap gagasan dan tindakan komunikator. Ketidakpercayaan dapat menyebabkan salah satu pihak bersikap defensive sehingga dapat mengurangi kemungkinan untuk mlakukan komunikasi yang efektif.

c. Kreadibilitas

Kreadibilitas berhubungan erat dengan kepercayaan. Kreadibilitas itu sendiri menyangkut unsur: kejujuran, keahlian atau kemampuan, dinamisme atau antusiasme dan keterbukaan atau objektivitas. Para pegawai akan lebih mempercayai informasi yang berasal dari sumber yang menurut mereka paling jujur, adil dan objektif.


(54)

d. Kesamaan komunikator dan komunikan

Adanya kesamaan seperti unsure jenis kelamin, ras atau suku bangsa, sikap, minat dan kemampuan seseorang akan dapat meningkatkan efektivitas komunikasi antara komunikator dan komunikan.

3.Faktor Hambatan Organisasional

a. Status

Status seseorang dalam organisasi bergantung pada posisi yang sedang ia duduki. Kenyataan menunjukkan bahwa:

• Orang yang memiliki status lebih tinggi biasanya lebih senang melakukan komunikasi dengan mereka yang sama derajatnya daripada mereka yang sama derajatnya dan mereka yang berstatus lebih rendah.

• Semakin lebar perbedaan status, semakin besar kecenderungan bahwa informasi akan mengalir dari individu yang berstatus lebih tinggi ke individu yang berstatus lebih rendah dan ini tidak berlaku sebaliknya.

• Individu yang berstatus lebih tinggi pada umumnya lebih mendominasi pembicaraan dibandingkan dengan individu yang berstatus lebih rendah.

b.Transmisi Hirarki

Perbedaan hirarki merupakan aspek pokok pengembangan sebuah organisasi. Hirarki dimaksudkan untuk memudahkan pencapaian


(55)

kegiatan-kegiatan melalui informasi yang disalurkan secara sistematik keseluruh bagian organisasi. Namun kesulitan komunikasi juga akan timbul, jika semakin banyak tingkatan yang harus dilalui pesan atau informasi maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ketempat tujuan sehingga ketepatan berita akan semakin kecil pula.

4.Faktor Hambatan Teknologi

Salah satu hambatan yang terbesar takurasi komunikasi adalah anggapan bahwa setiap kata yang sama akan mengandung pengertian yang sama pula. Latar belakang seseorang, kepentingan dan pendidikan seseorang akan menentukan pengertian terhadap pesan yang diterima sebagai contoh perintah atasan untuk mengerjakan tugas “secepat mungkin” dapat mengandung arti satu jam, satu hari bahkan satu minggu.

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau berantakan.

Komunikasi dalam organisasi membuat kita mampu menggunakan dua hal,yaitu:


(56)

1. Menunjukkan bagaimana para anggota bekerja sebagai seorang organisator.

2. Bagaimana operasi jaringan kerja yang menaikkan mereka satu sama lain, jadi bagaimana kedudukan mereka sebagai human actors.

Pengertian Efektivitas Kerja

Pemerintah sebagai pembangkit partisipasi seluruh masyarakat juga harus mampu melihat dan mengantisipasi keadaan, dalam arti lebih baik mencegah akan terjadinya kemungkinan kendala daripada menganggulangi dikemudian hari. Sebagai instansi yang memiliki kewenangan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara dalam melangsungkan Pilkada sangat membutuhkan pegawai yang dapat bekerja secara profesional dan berhati-hati dalam menuntaskan tugas-tugasnya.

Dalam hal ini Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara membutuhkan pegawai yang memiliki tanggungjawab kerja serta memiliki skill yang dapat membantu mensukseskan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008. Pegawai juga diharapkan mampu bekerja secara lebih efektif agar kemampuan yang dimiliki setipa pegawai dapat dimanfaatkan dengan baik dan terciptanya efektivitas kerja pegawai.

Emerson (Handayaningrat, 1993:88) mengatakan efektivitas

merupakan pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam membina efektivitas kerja tersebut


(57)

beberapa analisis organisasi berusaha menandai hal-hal yang menonjol walaupun sebenarnya jika dijejerkan terdapat deretan panjang hal-hal yang dapat menjadi kriteria evaluasi dan efektivitas kerja tersebut.

Selanjutnya Handoko (1993:7) mengatakan bahwa efektivitas adalah

kemampuan untuk sumber daya, dana, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya, untuk menghasilkan sejumlah barang / jasa dengan mutu tertentu tepat pada waktunya. Berarti efektivitas sebagai orientasi kerja menyoroti 4 hal, yakni:

1. Sumber daya, dana, sarana dan prasarana yang dapat digunakan sudah ditentukan dan dibatasi.

2. Jumlah dan mutu barang atau jasa yang dihasilkan sudah ditentukan. 3. Batas waktu untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut sudah

ditentukan.

4. Tata cara yang ditempuh untuk menyelesaikan tugas sudah ditentukan.

Kemudian berdasarkan sintesis dari penemuan ini kita dapat menarik beberapa kesimpulan yang berarti sehubungan dengan variabel yang berakibat langsung kepada keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi.

Gibson (1995:25) dalam hal ini membagi keefektifan individu adalah:

kemampuan, keahlian, pengetahuan, sikap , dan motivasi: sedangkan keefektifan kelompok dipengaruhi oleh kepaduan, kepemimpinan, struktur, status dan norma: terakhir keefektifan organisasi dipengaruhi oleh teknologi, pilihan strategis, struktur, proses dan budaya.


(1)

7.

Pada waktu kapan saja Pimpinan berkomunikasi dengan anda?

Uraian

Tidak Pernah

Jarang

Sering

Sangat Sering

pagi

siang

sore

diluar jam kerja

8.

Berapa lama pimpinan berkomunikasi dengan anda?

: 1. < 30 menit

16

2. 30 menit

3. 1 jam

4. > 1 jam

9.

Seberapa besar keleluasaan anda berbicara dengan Pimpinan mengenai pekerjaan?

: 1. tidak bebas

17

2. kurang bebas

3. bebas

10.

Apakah pesan yang disampaikan pimpinan pada umumnya sesuai dengan kepentingan Anda ?

: 1. tidak sesuai

18

2. kurang sesuai

3. sesuai

11.

Seberapa seringkah dan hal-hal apa saja yang disampaikan pimpinan kepada anda?

Uraian

Tidak Pernah

Jarang

Sering

Sangat Sering

Mengenai Pekerjaan

Mengenai Disiplin Waktu

Mengenai Kepribadian/

Penampilan

Memberikan semangat/

dukungan dalam bekerja

Mengenai Hal Pribadi

12.

Sosok pimpinan bagi anda?

Uraian

Tidak

mengesankan

Kurang

mengesankan

Mengesankan

Sangat

Mengesankan

Memberi Petunjuk/ arahan

Memberi Teguran/ Pujian

Menanyakan hal yang

sifatnya pribadi

Terbuka baik dari segi

pekerjaan/ pribadi

12

13

14

15

19

20

21

22

23

24

25

52

26


(2)

13.

Apakah Anda pernah memberikan ide dan saran kepada pimpinan mengenai permasalahan yang timbul di

kantor (instansi) Anda ?

: 1. Tidak pernah 28

2. jarang

3. Sering

14.

Apakah Anda pernah memberikan ide dan saran kepada pimpinan mengenai kebijakan baru maupun

peraturan keputusan yang ada di kantor Anda ?

: 1. Tidak pernah 29

2. jarang

3. Sering

15.

Jika pernah, apakah saran dan ide Anda diterima pimpinan ?

: 1. Tidak diterima 30

2. Kadang diterima

3. Sering diterima

I I I . PENI NGKATAN EFEKTI VI TAS KERJA

16.

Anda dalam bekerja sehari-hari di Kantor?

Uraian

Tidak

memuaskan

Kurang

memuaskan

Memuaskan

Sangat

Memuaskan

Hadir Tepat Waktu/ disiplin

Kompak bekerja sama

dengan sesama rekan kerja

Tugas cepat diselesaikan

Mudah Beradaptasi dengan

ritme kerja yang meningkat

Mau memberikan pendapat

atau usul kepada Pimpinan

tentang pekerjaan

Serius dalam bekerja

Semangat menyelesaikan

pekerjaan

17.

I nisiatif yang anda lakukan sebagai pegawai dalam ritme pekerjaan yang semakin meningkat?

Uraian

Tidak Pernah

Jarang

Sering

Sangat Sering

Menyelesaikan pekerjaan tanpa

harus diperintah terlebih dahulu

Diskusi pekerjaan dengan

sesama pegawai

Membantu pegawai yang

membutuhkan bantuan

Menyelesaikan tugas dengan

cepat dan baik

31

30

32

33

34

35

38

39

40

41

36

37


(3)

Mengambil keputusan yang

terbaik saat dibutuhkan apabila

atasan sedang tidak berada di

kantor

18.

Efek dari peningkatan efektivitas kerja yang anda lakukan?

Uraian

Tidak

memuaskan

Kurang

memuaskan

Memuaskan

Sangat

Memuaskan

Mendapat pujian dari

pimpinan

Mendapat kepercayaan

pimpinan

Tugas cepat diselesaikan

Menerima tanggungjawab

yang lebih besar

Mendapat bonus gaji

Mutu dari pekerjaan

19.

Apa yang akan anda lakukan terhadap pekerjaan anda sekarang?

a.

akan tetap meningkatkan ritme pekerjaan

49

b.

akan bertahan dengan kemampuan yang dimiliki

c.

bekerja seadanya seperti biasa

d.

mencari pekerjaan sampingan di luar pekerjaan yang dimiliki

20.

Apa koordinasi antar bagian harus ada agar pekerjaan dapat efektif terlaksana?

a.

Setuju

50

b.

Kurang setuju

c.

Tidak setuju

21.

Apakah komunikasi antar pribadi berpengaruh terhadap efektivitas kerja dalam usaha pencapaian tujuan

pada kantor (instansi) Anda?

a.

Setuju

51

b.

Kurang setuju

c.

Tidak setuju

22.

Saran-saran Anda bagi peningkatan Komunikasi Antar Pribadi guna mencapai efektivitas kerja pegawai di

Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur Sumatera Utara...

………...

...

...

43

44

45

46

47

48


(4)

LAMPIRAN 2

TABEL FOLTRON COBOL

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN EFEKTIVITAS KERJA

(Studi Korelasional peranan komunikasi antar pribadi dalam meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara

Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008)

NO

Karakteristik Responden Z)

Variabel Bebas (X) Kegiatan Komunikasi Antar Pribadi

Variabel Terikat (Y) Efektivitas Kerja

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51

1 2 2 5 1 2 4 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 1 1 2 2 1 5 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 1 2 2 3 1 1 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 2 4 1 1 3 2 2 5 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 1 1 4 2 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 1 5 2 2 5 1 2 3 1 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 6 3 2 5 2 2 2 1 2 2 3 2 3 1 2 2 2 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 1 3 3 3 1 1 7 2 2 5 3 2 2 1 1 3 2 2 2 1 1 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 3 3 2 2 3 3 1 1 8 1 2 3 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 3 2 3 2 2 3 3 1 2 2 2 1 3 3 3 1 1 3 1 1 1 9 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 1 3 3 2 3 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 3 3 1 1 10 2 1 5 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 1 1 11 2 2 5 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 1 3 3 1 1 12 3 2 3 2 2 2 1 1 2 3 1 3 1 2 1 1 3 3 2 2 1 3 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 3 3 3 1 2 2 3 1 1 13 2 2 5 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 1 1 14 2 1 2 3 2 2 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 2 1 3 2 1 3 2 3 1 3 3 3 2 2 3 3 1 1 15 2 2 5 2 2 3 1 2 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 2 1 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 1 3 3 1 1 16 5 1 1 3 2 1 1 1 3 2 2 3 1 1 1 2 4 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 4 2 4 4 1 3 3 4 1 1 4 3 3 3 3 2 2 3 2 1 1 17 5 1 5 6 3 3 2 4 3 3 3 2 1 3 3 3 4 1 1 3 3 3 2 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 1 1 18 4 1 3 5 3 4 3 4 4 4 4 2 1 4 3 3 4 1 1 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 19 5 1 3 6 3 1 1 2 2 2 2 1 1 1 3 3 3 1 1 3 1 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 1 1 20 2 1 3 3 2 3 2 2 4 1 3 1 1 2 3 3 4 1 1 2 2 3 3 1 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 1 3 3 3 3 2 3 4 1 1 21 3 1 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 1 1 2 3 3 1 1 3 1 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 1 1 22 4 1 5 3 3 1 1 1 4 2 2 1 1 1 2 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 4 1 1 23 3 2 5 3 2 3 1 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 1 1 24 2 1 3 2 2 1 1 1 3 3 2 2 1 1 3 2 3 1 2 2 1 3 3 2 1 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 1 25 2 1 3 2 2 1 1 1 3 3 2 2 1 1 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 1 1 26 3 1 4 1 2 3 1 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 1 2 4 1 1 27 5 1 5 6 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 1 1 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 1 1 28 3 1 5 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 1 1 29 4 1 3 5 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 30 4 1 5 6 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 1 1 31 5 1 5 6 3 1 2 2 2 3 2 3 1 2 2 2 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 3 3 1 1 32 2 2 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 3 3 1 1 3 1 1 1 33 2 2 5 3 2 2 3 4 3 2 2 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 3 2 3 2 2 3 3 1 2 2 2 1 3 3 3 2 1 3 3 1 1 34 5 1 5 6 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 1 1 35 5 1 5 6 3 2 4 4 3 2 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 1 36 5 1 5 6 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 1 1 37 4 1 3 6 3 2 2 2 1 2 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 4 1 1 38 4 1 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 1 1 39 5 2 3 6 3 1 1 1 2 3 2 3 1 2 2 2 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 3 3 1 1 40 4 1 3 6 3 2 3 3 2 2 2 2 1 1 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 1 1 41 4 1 5 4 3 2 3 3 3 2 2 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 3 2 3 2 2 3 3 1 2 2 2 1 3 3 3 1 3 3 3 1 1 42 3 2 5 3 2 3 1 1 3 2 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 1 43 2 1 5 1 2 3 1 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 1 3 1 1 1 44 2 1 5 6 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 2 2 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 1 3 3 1 1 45 4 1 3 6 3 2 3 3 2 2 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 1 1 46 4 1 5 4 3 2 3 3 3 2 2 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 3 2 3 2 2 3 3 1 2 2 2 1 3 3 3 3 1 3 3 1 1


(5)

LAMPIRAN 3

TABEL DATA MENTAH

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN EFEKTIVITAS KERJA

(peranan komunikasi antar pribadi dalam meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Sek. KPU

Provinsi Sumatera Utara Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008)

NO.

X

Y

Di = X - Y

Di

²

1

63

54

9

87

2

49

49

0

0

3

75

48

27

729

4

57

46

11

121

5

59

58

1

1

6

48

44

4

16

7

64

50

14

196

8

48

46

2

4

9

48

44

4

16

10

65

58

7

49

11

70

46

24

576

12

50

48

2

4

13

62

50

12

144

14

52

48

4

16

15

58

52

4

16

16

48

46

2

4

17

60

54

6

36

18

49

44

5

25

19

60

56

4

16

20

43

42

1

1

21

62

44

18

324

22

64

50

14

196

23

59

46

13

169

24

62

52

10

100

25

46

44

2

4

26

56

46

10

10

27

48

48

0

0

28

61

50

11

121

29

49

48

1

1

30

64

52

12

144

31

54

46

10

100

32

57

54

3

9

33

53

28

25

625

34

52

44

8

64

35

56

46

10

100

36

64

48

16

256

37

58

50

8

64

38

52

48

4

16

39

56

52

4

16

40

63

46

17

289

41

44

34

10

100

42

58

56

2

4

43

58

42

16

256

44

45

44

1

1

45

63

50

7

49


(6)

LAMPIRAN 5

TABEL SKOR RANK

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN EFEKTIVITAS KERJA

(peranan komunikasi antar pribadi dalam meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Sek. KPU

Provinsi Sumatera Utara Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008)

NO.

X

Y

rx

ry

Di=rx-ry

(

Di

²)

1

75

58

1

1,5

-0,5

0,25

2

70

58

2

1,5

0,5

0,25

3

65

56

3

3,5

-0,5

0,25

4

64

56

5,5

3,5

2

4

5

64

54

5,5

6

-0,5

0,25

6

64

54

5,5

6

-0,5

0,25

7

64

54

5,5

6

-0,5

0,25

8

63

52

9

9,5

-0,5

0,25

9

63

52

9

9,5

-0,5

0,25

10

63

52

9

9,5

-0,5

0,25

11

62

52

12

9,5

2,5

6,25

12

62

50

12

14,5

-2,5

6,25

13

62

50

12

14,5

-2,5

6,25

14

61

50

14

14,5

-0,5

0,25

15

60

50

15,5

14,5

1

1

16

60

50

15,5

14,5

1

1

17

59

50

17,5

14,5

3

9

18

59

49

17,5

18

-0,5

0,25

19

58

48

20,5

22

-1,5

2,25

20

58

48

20,5

22

-1,5

2,25

21

58

48

20,5

22

-1,5

2,25

22

58

48

20,5

22

-1,5

2,25

23

57

48

23,5

22

1,5

2,25

24

57

48

23,5

22

1,5

2,25

25

56

48

26

22

4

16

26

56

47

26

26

0

0

27

56

46

26

31

-5

25

28

54

46

28,5

31

-2,5

6,25

29

54

46

28,5

31

-2,5

6,25

30

53

46

30

31

-1

1

31

52

46

32

31

1

1

32

52

46

32

31

1

1

33

52

46

32

31

1

1

34

50

46

34

31

3

9

35

49

46

36

31

5

25

36

49

44

36

39

-3

9

37

49

44

36

39

-3

9

38

48

44

40

39

1

1

39

48

44

40

39

1

1

40

48

44

40

39

1

1

41

48

44

40

39

1

1

42

48

44

40

39

1

1

43

46

42

43

43,5

-0,5

0,25

44

45

42

44

43,5

0,5

0,25

45

44

34

45

45

0

0

46

43

28

46

46

0

0


Dokumen yang terkait

Efektivitas Penggunaan Fasilitas pada Biro Umum Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara

0 94 138

Pemenuhan Hak-Hak Kaum Disabilitas dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 di Kota Medan

6 62 116

Iklim Komunikasi dan Efektivitas Kerja Unit Sahiva Universitas Sumatera Utara (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi terhadap Efektivitas Kerja Unit Sahiva Universitas Sumatera Utara)

2 31 89

Komunikasi Antar Pribadi dan Efektivitas Kerja (Studi Korelasional peranan komunikasi antar pribadi dalam meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sum

1 25 116

Kebijakan Dan Kiprah Politik Muhammadiyah Sumatera Utara Terhadap Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Analisis Pada : Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008)

4 96 75

BAB IV PEMBAHASAN A. Muhammadiyah dan Politik - Pengaruh Kebijakan Muhammadiyah Sumatera Utara Terhadap Pemilihan Kepala Daerah (Analisis Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Periode 2013 – 2018) - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 14

BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Sejarah Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara 2.1.1 Sejarah Berdirinya Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara - Efektivitas Penggunaan Fasilitas pada Biro Umum Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara

0 1 29

Efektivitas Penggunaan Fasilitas pada Biro Umum Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara

0 0 14

Peranan Panitia Pengawas Pemilu Kota Medan Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pemenuhan Hak-Hak Kaum Disabilitas dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 di Kota Medan

0 0 37