Eranan Teknologi Komunikasi Dalam Teknol

eranan Teknologi Komunikasi Dalam Teknologi Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan dunia salah satunya ditandai dengan perkembangan IPTEK
yang sangat pesat yang selalu memberikan kemudahan dan keleluasaan tanpa batas
waktu, ruang dan jarak. Koneksi secara elektronik antarnegara, antarkawasan,
antarbenua bisa dilakukan dengan mudah. Inovasi-inovasi yang dihasilkan berkembang
pesat dan mempengaruhi disemua bidang kehidupan manusia. Bidang ekonomi, bidang
Hankam, bidang Sosial budaya, bidang Politik, dan bidang Pendidikan tidak pernah
lepas dari sirkulasi teknologi. Perkembangan teknologi komunikasi mempengaruhi
perkembangan pembangunan suatu bangsa yang mengubah paradigma masyarakat
dalam mencari dan menemukan informasi yang tidak terbatas melalui media sederhana
tetapi juga melalui media teknologi tinggi sebagai sumber informasi.
Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan
perkembangan teknologi komunikasi adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya
pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada
peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur:
pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan
materi pendidikan serta peserta didik sebagai pembelajar. Dengan perkembangan ini
juga mempengaruhi perubahan penyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia,

sehingga sudah sepatutnya pendidikan nasional dilaksanakan secara kondusif sebagai
salah satu tuntutan zaman dengan segala perkembangannya, dan membawa kita ke
arah globalisasi yang menuntut kita untuk terus mengembangkan Sumber daya
Manusia (SDM).
Teknologi komunikasi merupakan suatu hasil pemikiran dan hasil karya
manusia yang diaplikasikan untuk menghubungkan proses komunikasi antarmanusia.

Melihat pengertian tersebut banyak sekali teknologi komunikasi yang berkembang
dimasyarakat, salah satunya adalah teknologi komunikasi pendidikan.
Perkembangan teknologi komunikasi telah memberikan pengaruh terhadap
dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001),
dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses
pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana
dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on-line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas
jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media
pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon,
komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya
dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan
media-media tersebut. Melalui teknologi komunikasi, dalam situasi tertentu guru dapat
memberikan pelayanan mengajar tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa

karma dapat menggunakan media pembelajaran dalam teknologi komunikasi. Melalui
teknologi komunikasi juga, siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas
dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan
komputer atau internet, bahkan pembelajaran dapat dilakukan melalui cyber teaching
atau pengajaran maya.
Dengan penggunaan media elektronik dalam pemebelajaran maka dikenal
dengan pembelajaran elektronik (e-learning). Dalam berbagai literatur e-learning tidak
terlepas dari jaringan Internet, karena media ini yang dijadikan sarana untuk penyajian
ide dan gagasan pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa teknologi komunikasi
berperan dalam teknologi pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam kajian makalah ini, akan dibahas tentang: Bagaimana peranan teknologi
komunikasi dalam bidang pendidikan. Bagaimana karakteristik yang dimiliki teknologi
komunikasi jika diterapkan dalam pendidikan formal. Bagaimana kelebihan dan
kelemahan yang dimiliki oleh teknologi komunikasi pendidikan yang diaplikasikan dalam
pendidikan formal. www.orgenestonga.blogspot.com
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Komunikasi
Komuikasi merupakan suatu proses yang sangat penting dan terjadi pada

setiap kegiatan manusia. Dalam proses komunikasi terdapat unsur-unsur atau
komponen yang dapat membangun istilah evasi, persepsi, retorika serta teknologi
komunikasi. Komunikasi menjadi sangat penting saat proses tersebut berjalan efektif
dan sesuai dengan apa yang diharapkan dalam pencapaian tujuan. Banyak kegiatan
manusia yang tidak lepas dari komuikasi, bahkan saat berdiam diri, manusia sering
berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Dalam kehidupan sosial, komunikasi mengambil
peran yang sangat penting, dimana komunikasi yang dilakukan oleh seseorang
merupakan tolak ukur dari karakter yang dimiliki. Terkadang orang yang memiliki
kepandaian berkomunikasi sosial biasanya dipersepsi oleh orang lain sebagai individu
yang berkarakter baik. Sebenarnya, jika ditelusuri lebih jauh maka inti dari komunikasi
itu sendiri adalah penyaluran pesan kepada orang lain. Komunikasi yang efektif dan
efisien dapat membuat proses penyaluran pesan dapat berjalan dengan baik, sehingga
makna dari pesan yang disampaikan dapat ditangkap oleh orang lain.
Teknologi pendidikan merupakan suatu kajian baik teori maupun praktek
dimana suatu teknologi yang ada dapat dikembangkan dan diaplikasikan sesuai dengan
aspek-aspek yang ada guna kepentingan pendidikan. Disini komunikasi mengambil
peranan sebagai suatu kajian ilmu yang digunakan sebagai cara atau strategi dalam
penyampaian pesan secara efektif dan efisien. Teknologi pendidikan nantiya akan
mencetak seorang teknolog dalam bidang pendidikan yang akan berada pada bidang
garapan seperti pembuatan media pembelajaran, penyusunan kurikulum pendidikan,

dan kegiatan optimalisasi pendidikan lainnya. Dari kegiatan-kegiatan tersebut
komunikasi diperlukan untuk menciptakan suatu cara atau strategi agar pesan-pesan
dari produk yang dihasilkan dapat dipahami oleh orang lain, khusunya peserta didik.
Berikut merupakan beberapa definisi komunikasi menurut para ahli:
1)

Wiliam Albig, Komunikasi adalah penyampaian lambing-lambang yang berarti diantara
individu.

2)

Harold dan Havland, Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau
komunikator mengoverkan peransang, biasanya dengan lambing-lambang bahasa
untuk merubah tingkah laku individu lain.

3)

D. Lawrence Kincaid dan Wilbur Schramm, Komunikasi adalah proses saling berbagi
atau menggunakan informasi secara bersama, dan pertalian antara para peserta dalam
proses komunikasi.


4)

Louis Forsdale, Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan
tertentu, sehingga dengan cara ini suatu system dapat didirikan, dipelihara, dan diubah.

5)

Brent D. Ruben, Komunikasi manusia adalah suatu proses melalui individu dalam
hubungannya, dalam kelompok dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan,
mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasilingkungannya dan
orang lain.

6)

Hovland, Janis & Kelley, Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan
tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya

7)


Weaver, Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat
mempengaruhi pikiran orang lainnya.

8)

Gode. Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari semula yang
dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dengan protokol/aturan tertentu dari satu
pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara kedua pihak. Dalam
proses komunikasi melibatkan komponen “siapa” “mengatakan apa” “dengan saluran
apa”, “kepada siapa” , dan “dengan akibat/hasil apa”.
Komunikasi merupakan suatu proses untuk menyampaikan pesan yang
mengandung sebuah atau beberapa makna yang nantinya akan dipersepsi oleh
penerima pesan baik itu berupa informasi, data-data, maksud atau keinginan. Pesan
yang yang kita sampaikan dapat dilakukan dengan komunikasi kepada individu atau
perorangan, kelompok atau organisasi dan masyarakat luas. Masing-masing penerima
pesan tersebut memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda, hal itu mengakibatkan
efek yang ditimbulkan dari pesan yang kita sampaikan terhadap masing-masing individu


dapat berbeda-beda. Namun secara umum proses komunikasi yang kita lakukan dapat
dikatakan berhasil jika penerima pesan menerima efek dari apa yang kita sampaikan.
Efek-efek yang dapat ditimbulkan dari proses komunikasi dapat berupa perubahan
sikap dan perilaku, pemikiran, bahkan dapt menjadi sebuah konsep bagi orang lain, dan
tentunya efek-efek yang ditimbulkan tersebut dapat bersifat konstruktif. Proses
komunikasi dapat dilakukan secara langsung yakni dengan cara bertatap muka secara
langsung baik itu secara perorangan maupun kelompok, sedangkan secara tidak
langsung kita dapat menggunakan alat atau media yang dapat kita gunakan untuk
berkomunikasi. Di era moderen ini, banyak alat atau media yang dapat kita gunakan
untuk berkomunikasi seperti, komputer dan internet dengan layanan website, email,
chating dan lainnya; hand phone dengan layanan SMS, MMS dan lain sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari baik sadar ataupun tidak sadar kita banyak melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan komunikasi. Salah satu jenis komunikasi yang kita
lakukan dan sering tidak kita sadari adalah komnikasi nonverbal.

2.2. Komponen Komunikasi
Dalam proses komunikasi terdapat beberapa komponen yang saling terkait,
yaitu:
1)


Pengirim atau komunikator (sender). Adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada
pihak lain. Komunikator dapat mengirimkan pesan secara langsung atau tidak langsung
kepada pihak lain.

2)

Pesan (message). Adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak
kepada pihak lain. Pesan yang disampaikan dapat berupa pesan verbal, nonverbal atau
objek lainnya.

3)

Saluran (channel). Adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan.
dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang
mengalirkan getaran nada/suara. Teknologi komunikasi yang ada juga dapat digunakan
sebagai salah satu media komunikasi.

4)


Protokol (protocol). Adalah aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang
bagaimana komunikasi itu akan dijalankan. Aturan tersebut dapat berupa penggunaan
tata bahasa, kode-kode tertentu, yang disepakati secara universal.

5)

Penerima atau komunikate (receiver). Adalah pihak yang menerima pesan dari pihak
lain. Penerima pesan dapat berupa individu, kelompok atau organisasi dan masyarakat
luas.

6)

Umpan balik (feedback). Adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang
disampaikannya. Salah satu tanda komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya
feedback.

2.3. Faktor-faktor yang dapat membentuk komunikator menjadi efektif
Efektifnya suatu komunikasi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
1)


Faktor Internal
Faktor ini berasal dari dalam diri seorang komunikator. Faktor-faktor yang
mendukung faktor internal ini adalah:

a.

Intelegensi. Tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat intelegensi seseorang sangat
berpengaruh kepada pembentukan seorang komunikator yang baik. Seseorang yang
memiliki intelegensi yang tinggi dalam bidang tertentu akan sangat mungkin menguasai
dan memahami materi-materi bidang tersebut, sehingga mampu membuat sebuah
kejelasan (clarity), ketepaatan (accuracy), konteks (context), dan alur (flow) yang baik
dalam melakukan komunikasi kepada orang lain, baik itu komunikasi intrapersonal,
interpersonal dan publik (massa). Kemampuan intelegensi seseorang erat kaitannya
kepada jenjang pendidikan formal yang ditempuh. Namun banyak hal lain seprti
pendidikan informal, nonformal sebagai pengalaman-pengalaman di luar pendidikan
formal yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan intelegensi seseorang. Untuk itu
seorang komunikator hendaknya terus mengasah intelegensinya disuatu bidang yang
ditekuni agar menjadi komunikator yang handal.

b.


Psikologis. Faktor lain yang sangat berpengaruh adalah faktor psikologis seorang
komunikator. Faktor ini lebih kepada sikap mental seorang komunikator terhadap apa
yang disampaikan dan apa yang diterima terhadap apa yang disampaikan tersebut.

Seorang komunikator yang baik hendaknya harus merasa yakin dan memiliki
keparcayaan diri terhadap apa yang ia sampaikan kepada orang lain. Tak hanya itu, ia
juga harus bisa dan siap menerima umpan balik (feedback) dari apa yang
disampaikannya, baik berupa tanggapan, saran, atau kritik.
c.

Kondisi fisik. Jika seorang komunikator telah memiliki intelegensi yang mumpuni,
mental yang baik maka ia juga harus memperhatikan kondisi fisiknya. Alat indera yang
ada hendaknya harus dioptimalkan dalam proses komunikasi. Kebanyakan komunikator
menggunakan tubuh mereka untuk melakukan komunikasi dengan orang lain. Terkait
dengan bahasa nonverbal, bahasa tubuh juga memegang peranan penting untuk
mendukung bahasa verbal yang ditampilkan oleh seorang komunikator agar lebih
efektif.

2)

Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor pendukung yang berasal dari luar diri
seorang komunikator. Faktor-faktor yang mendukung faktor eksternal adalah:

a.

Penggunaan media. Penggunaan media sebagai sarana seorang komunikator
menyampaikan pesan, juga membantu dalam proses komunikasinya. Penggunaan
media yang tepat akan lebih meyakinkan orang lain (komunikan) terhadap apa yang
disampaikannya. Pada era kemajuan teknologi komunikasi ini, komunikator banyak
menggunakan media-media guna mendukung terhadap apa yang disampaikan. Baik itu
media interaktif, semiinteraktif, ataupun noninteraktif sudah banyak dan dapat
digunakan. Untuk itu sebagai seorang komunikator yang baik, selain kemapuankemapuan internal yang sudah dimiliki hendaknya juga bisa memilih serta
menggunakan media-media yang ada agar komunikasi berjalan lebih efektif.

b.

Kondisi lingkungan. Salah satu kondisi eksternal yang memiliki jangkauan luas dalam
proses komunikasi adalah kondisi lingkungan seorang komunikator. Kondisi lingkugan
mencakup banyak aspek seperti lingkugan sosial, lingkungan budaya dan lain
sebagainya. Untuk itu seorang komunikator harus mampu melihat dan menyesuaikan
kondisi lingkungan yang ada baik itu kondisi lingkugan tempat tinggalnya sendiri
maupun kondisi lingkungan orang lain, yang terkait dengan proses komunikasi dengan
orang pada lingkungan tersebut. Hal itu tidak lain adalah bertujuan untuk meminimalkan
kemungkinan terjadi evasi terhadap apa yang disampaikan.

2.4. Teknologi Komunikasi Pendidikan
Teknologi Komunikasi Pendidikan merupakan kajian yang mempelajari tentang
pemahaman dan penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam menganalisis
konsep teknologi komunikasi dalam pendidikan, mengadopsi hasil inovasi teknologi
komunikasi dalam mengembangkan pendidikan dan pembelajaran, serta mampu
menerapkan konsep dan prinsip serta cara kerja hasil inovasi di bidang teknologi
komunikasi dalam dunia pendidikan dan desain pembelajaran. Teknologi komunikasi
dalam teknologi pembelajaran merupakan pemanfaatan teknologi komunikasai oleh
guru/pengajar dan siswa/pelajar, dimana teknologi yang berkembag dalam penerapan
model pembelajaran berbasis TIK adalah pembelajaran elektronik (e-learning).
Teknologi komunikasi dalam teknologi pembelajaran meliputi:
1)

CBT(Computer Based Training), pelatihan berbasis komputer

2)

CBI (Computer Based Instruction), pembelajaran berbasis komputer

3)

DL (Distance Learning), belajar jarak jauh

4)

DE (Distance Education), pendidikan jarak jauh

5)

CLE (Cybernetic Learning Environment), lingkungan belajar jaringan maya

6)

Teleconferencing, telekonferensi

7)

Desktop Videoconferencing, videokonferensi desktop/ antar muka

8)

ILS (Integrated Learning System), sistem pembelajaran terpadu

9)

LCC (Learner-Centerted Classroom), pembelajaran-terpusat di kelas

10) WBT (Web-Based Training), pelatihan berbasis web
Kehadirannya teknologi komunikasi telah memberikan dampak yang cukup
besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi
khususnya bidang pendidikan dengan penerapan e-learning.

2.5. Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolahsekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas,

sifatnya resmi, serta terikat dengan aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan. Pendidikan
formal juga memegang peranan penting dalam proses mengembangkan Sumber Daya
Manusia.
Jenis-jenis pendidikan formal adalah:
1)

Taman Kanak-kanak (TK)

2)

Raudatul Athfal (RA)

3)

Sekolah Dasar (SD)

4)

Madrasah Ibtidaiyah (MI)

5)

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

6)

Madrasah Tsanawiyah (MTs)

7)

Sekolah Menengah Atas (SMA)

8)

Madrasah Aliyah (MA)

9)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

10) Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
11) Perguruan tinggi: Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, Universitas.
Dalam pendidikan formal proses yang dilalui cukup panjang, yang melibatkan
beberapa unsur seperti:
1)

Pendidik.

2)

Administrator pendidikan.

3)

Proses komunikasi.

4)

Peserta didik.

5)

Pesan-pesan atau informasi pendidikan.

6)

Tujuan-tujuan yang dicapai dari proses pendidikan yang dimaksud.
Pada pelaksanaan pendidikan formal atau pendidikan melalui lembagalembaga pendidikan sekolah, tampak jelas bahwa proses komunikasi sangat dominan
kedudukannya. Dari sini tampak bahwa pendidikan formal bukan sekadar mengajari
anak-anak supaya menjadi lebih baik, menjadi pintar, atau sekadar berkomunikasi
dengan mereka yang isinya memberi nasehat supaya mereka berperilaku baik. Namun
sudah semakin kompleks, karena melibatkan banyak unsur di dalamnya termasuk
teknologi.

2.6. Teknologi komunikasi dalam Pendidikan Formal
Teknologi komunikasi memiliki hubungan dengan pendidikan formal. Hal ini
ditunjukan dengan penerapan teknologi komunikasi dalam pendidikan formal yang
dapat dilihat pada kegiatan pembelajaran antara pendidik (guru) dan peserta didik,
serta kegiatan administratif yang ada di dalam institusi pendidikan formal.
2.6.1. Teknologi Dan Hubungannya Dengan Metodologi Pembelajaran
Kata teknologi sering dipahami oleh orang awam sebagai sesuatu yang berupa
mesin atau hal-hal yang berkaitan dengan permesinan, namun sesungguhnya teknologi
pendidikan memiliki makna yang lebih luas, karena teknologi pendidikan merupakan
perpaduan dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur, dan pengelolaannya (Hoba,
1977), kemudian pengertian tersebut akan lebih jelas dengan pengertian bahwa pada
hakikatnya teknologi adalah penerapan dari ilmu atau pengetahuan lain yang
terorganisir ke dalam tugas-tugas praktis (Galbraith, 1977). Teknologi tidak dapat
dipisahkan dari masalah, sebab teknologi lahir dan dikembangkan untuk memecahkan
perpermasalahan yang dihadapi oleh manusia, dalam hal ini keberadaan teknologi
harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam
masalah pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknologi pendidikan juga
dapat dipandang sebagai suatu produk dan proses (Sadiman, 1993). Sebagai suatu
produk teknologi pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih konkrit seperti radio,
televisi, proyektor dan sebagainya. Teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai
sesuatu proses yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi
permasalahan melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah tersebut
yang mencakup semua aspek belajar manusia. (AECT, 1977). Sejalan dengan hal
tersebut, maka lahirnya teknologi pendidikan dari adanya permasalahan dalam
pendidikan. Permasalahan pendidikan yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu/kualitas, relevansi, dan
efisiensi pendidikan. Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai

dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah masalah kualitas, tentu saja ini
dapat di pecahkan melalui pendekatan teknologi pendidikan.
Terdapat tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan dalam
pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu : pendekatan sistem, berorientasi pada
siswa/mahasiswa, dan pemanfaatan sumber belajar (Sadiman, 1984:44). Prinsip
pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu
desain/perancangan dengan menggunakan pendekatan sistem. Dalam merancang
pembelajaran diperlukan langkah-llangkah procedural meliputi : identifikasi masalah,
analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode,
penetapan media evaluasi pembelajaran (IDI model, 1989) . Prinsip berorientasi pada
siswa beratri bahwa dalam pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada
peserta didik dengan memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari siswa. Prinsip
pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran siswa hendaknya dapat
memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkannya.
Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang yang menekankan pada aspek
belajar siswa melalui suatu upaya yang dilakukan dalam kegiatan pendidikan dengan
memperhatikan bagaimana siswa dapat belajar, dengan cara mengidentifikasi,
mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan segala macam sumber belajar
untuk mencapai tujuan. Dengan demikian upaya pemecahan masalah dalam
pendekatan teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan sumber belajar. Hal
ini sesuai dengan ditandai dengan pengubahan istilah dari teknologi pendidikan menjadi
teknologi pembelajaran.
2.6.2. Peran Teknologi Informasi Dalam Modernisasi Pendidikan
Menurut Resnick (2002) ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang terkait
dengan modernisasi pendidikan: (1) bagaimana kita belajar (how people learn); (2) apa
yang kita pelajari (what people learn); dan (3) kapan dan dimana kita belajar (where and
when people learn).
Bagaimana kita belajar, terkait dengan metode dan model pembelajaran yang
terjadi melalui interaksi antara guru dengan siswa dalam pembelajaran. Terkait dengan

ini, menurut Pannen (2005), saat ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran terkait
dengan ketergantungan terhadap guru dan peran guru dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran seharusnya tidak 100% bergantung kepada guru lagi (instructor
dependent) tetapi lebih banyak terpusat kepada siswa (student-centered learning atau
instructor independent), sehingga guru tidak lagi dijadikan satu-satunya rujukan semua
pengetahuan tetapi lebih sebagai fasilitator atau konsultan.
Secara umum, penerapan teknologi komunikasi dalam pendidikan yaitu
penerapan pada kegiatan pembelajaran dan penerapan pada kegiatan administratif
institusi. Lebih jauh mengenai peranannya, dijelaskan sebagai berikut:
a. Penerapan di dalam kegiatan pembelajaran.
Peranan teknologi komunikasi dalam pembelajaran ditandai dengan hadirnya elearning dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan dalam
pembelajaran yang disampaikan melalui semua media elektronik termasuk seperti:
audio/video, TV interaktif, CD ROM, intranet dan internet. Secara umum, peranan elearning dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:
Komplementer, mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatapmuka masih berjalan tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan teknologi
informasi; Substitusi, sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan
teknologi informasi.
Dalam kegiatan pembelajaran, penerapan teknologi komunikasi dapat terlihat
dari bagaimana cara pendidik memberikan sebuah materi yang disampaikan kepada
peserta didik. Peran sekolah sebagai institusi yang memfasilitasi sarana (teknologi
komunikasi) dalam menunjang kegiatan pembelajaran, seperti komputer atau laptop,
Internet atau jaringan wifi, LCD proyektor, TV, VCD, OHP/OHT, Tape recorder dan
sebagainya. Dari fasilitas-fasilitas yang ada tersebut dapat dimanfaatkan pendidik untuk
mengakomodasi teknik pembelajaran yang akan digunakan.
Paradigma dari perkembangan teknologi komunikasi yang ada mengakibatkan
model belajar konvensinal sedikit demi sedikit berubah. Untuk itu tuntutan bagi pendidik
agar bisa mengikuti perkembangan teknologi komunikasi yang ada. Sehingga
diharapkan kegiatan belajar berjalan efektif karena ditunjang dengan kemapuan dari
pendidik dalam memanfaatkan teknologi yang ada.

Beberapa

contoh

penerapan

teknologi

komunikasi

dalam

kegiatan

pembelajaran adalah:
1)

Penggunaan media pembelajaran oleh pendidik dalam penyampaian materi pelajaran
seperti Power Point, Windows Journal, CD tutorial dan interaktif, Penggunaan OHT,
tutor audio, dan sebagainya.

2)

Penggunaan internet atau jaringan wifi yang disediakan oleh sekolah sebagai sarana
peserta didik untuk mencari referensi tugas-tugas yang diberikan oleh pendidik.

3)

Penggunaan komputer sebagai sarana praktek terhadap materi-materi tertentu yang
memang membutuhkan fasiltas komputer seperti, materi TIK yang mengajarkan
penggunaan aplikasi office, desain grafis, dan sebagainya.

b. Penerapan di dalam kegiatan administratif institusi.
Dalam

menjalankan

seluruh

kegiatan

operasinalnya,

sekolah

banyak

memanfaatkan berbagai teknologi, khusunya yang berbasis teknologi komunikasi untuk
mempermudah seluruh kegiatannya. Contoh penerapan teknologi komunikasi dalam
kegiatan administratif adalah:
1)

Penggunaan komputer dalam sistem penilaian prestasi akademis peserta didik.

2)

Penggunaan komputer untuk pendataandatabase identitas seluruh warga sekolah baik
peserta didik dan pendidik.

3)

Penggunaan internet sebagai akses aktualisasi identitas institusi pendidikan (website
sekolah atau perguruan tinggi) dan monitoring penialaian secara online.

4)

Penggunaan perangkat audio (sound sistem, tape recorder) dan visual (LCD proyektor,
TV) untuk kegiatan di luar pembelajaran seperti rapat, diklat, seminar, dan sebagainya.
2.6.3. Fungsi Teknologi komunikasi Dalam Pembelajaran
Teknologi komunikasi memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran, yaitu: (1) Teknologi berfungsi sebagai alat (tools). Dalam hal ini,
teknologi komunikasi digunakan sebagai alat bantu bagi pengguna (user) atau siswa
untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka,
membuat desain grafis, membuat database, membuat program administratif untuk
siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keungan dan sebagainya. (2) Teknologi
berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi sebagai bagian

dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa dalam meningkatkan kompetensinya.
(3) Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy).
Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat
bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer dengan tetap
menjadikan guru sebagai fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator dalam prinsip
pembelajaran tuntas.
Dengan demikian, teknologi informasi dan komunkasi harus tetap ada dalam
pendidikan dan terus dikembangkan dengan cara: (1) Meminimalisir kelemahan internal
dengan mengadakan perkenalan teknologi informasi global dengan alat teknologi
informasi itu sendiri (radio, televisi, komputer), (2) Mengembangkan teknologi informasi
menjangkau seluruh daerah dengan teknologi informasi itu sendiri (Local Area Network,
Metropolitan Area Network dan Wide Area Network), dan (3) Pengembangan warga
institusi pendidikan menjadi masyarakat berbasis teknologi informasi agar dapat
berdampingan dengan teknologi informasi melalui alat-alat teknologi informasi.
Peran dan fungsi teknologi informasi dalam konteks yang lebih luas, yaitu
dalam manajemen dunia pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan
teknologi informasi di dunia pendidikan terkemuka di Amerika, Alavi dan Gallupe (2003)
menemukan beberapa tujuan pemanfaatan teknologi informasi, yaitu (1) memperbaiki
competitive positioning; (2) meningkatkan brand image; (3) meningkatkan kualitas
pembelajaran dan pengajaran; (4) meningkatkan kepuasan siswa; (5) meningkatkan
pendapatan; (6) memperluas basis siswa; (7) meningkatkan kualitas pelayanan;
(8)mengurangi biaya operasional; dan (9) mengembangkan produk dan layanan baru.
Karenanya, tidak mengherankan jika saat ini banyak institusi pendidikan di Indonesia
yang berlomba berinvestasi dalam bidang teknologi informasi untuk memenangkan
persaingan yang semakin ketat. Maka dari itu untuk memenangkan pendidikan yang
bermutu maka disolusikan untuk memposisikan institusi pendidikan pada lingkungan
peluang yang menguntungkan dan kekuatan internal yang kuat.
2.6.4. Faktor Pendukung Teknologi komunikasi Dalam Pendidikan
Teknologi komunikasi yang merupakan bahan pokok dari e-learning itu sendiri
berperan dalam menciptakan pelayanan yang cepat, akurat, teratur, akuntabel dan

terpercaya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka ada beberapa faktor yang
mempengaruhi teknologi informasi yaitu: (1)Infrastruktur, (2)Sumber Daya Manusia,
(3)Kebijakan, (4)Finansial, dan (5)Konten dan Aplikasi (Soekartawi,2003).
Dengan demikian, agar teknologi komunikasi dapat berkembang dengan pesat
maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yakni: Pertama,
dibutuhkan infrastruktur yang memungkinkan akses informasi di manapun dengan
kecepatan yang mencukupi. Kedua, faktor SDM menuntut ketersediaan human brain
yang menguasai teknologi tinggi. Ketiga, faktor kebijakan menuntut adanya kebijakan
berskala makro dan mikro yang berpihak pada pengembangan teknologi informasi
jangka panjang. Keempat, faktor finansial membutuhkan adanya sikap positif dari pihakpihak penyedia dana seperti pemerintah, bank dan lembaga keuangan lain untuk
membantu pengembangan teknologi komunikasi dalam pendidikan. Kelima, faktor
konten dan aplikasi menuntut adanya informasi yang disampai pada orang, tempat, dan
waktu yang tepat serta ketersediaan aplikasi untuk menyampaikan konten tersebut
dengan nyaman pada penggunanya.
E-learning yang merupakan salah satu produk teknologi informasi dalam
pendidikan tentu juga memiliki faktor pendukung dalam terciptanya pendidikan yang
bermutu, adapun faktor-faktor tersebut; Pertama, harus ada kebijakan sebagai payung
yang antara lain mencakup sistem pembiayaan dan arah pengembangan. Kedua,
pengembangan isi atau materi, misalnya kurikulum harus berbasis teknologi
komunikasi. Dengan demikian, nantinya yang dikembangkan tak sebatas operasional
atau latihan penggunaan komputer. Ketiga, persiapan tenaga pengajar, dan Keempat,
penyediaan perangkat kerasnya (Soekartawi,2003).
2.6.5. Masalah Penggunaan Teknologi komunikasi Dalam Pendidikan
Teknologi komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat yang dapat
dimanfaatkan dalam berbagai bidang, salah satu teknologi informasi dan komunikasi
yang sangat canggih adalah internet. Internet merupakan salah satu instrumen dalam
era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubung
dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau
kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk

memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan memberikan
pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Kehadiran teknologi komunikasi membawa
banyak potensi manfaat bagi pendidikan, disamping itu kehadiran teknologi komunikasi
juga dapat membawa masalah. Khususnya Internet, penyebaran informasi yang sangat
luas, cepat dan sulit terkendalikan telah membuka akses terhadap informasi yang tidak
bermanfaat dan merusak moral bagi sebagian pengguna. Karena itu, penyiapan etika
siswa juga perlu dilakukan dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikas untuk
menghadang berbagai informasi yang tidak bermanfaat.
Kehadiran teknologi komunikasi membawa pengaruh pemanfaatan dalam
pembelajaran, namun penerapannya masih menjadi permasalahan serius bagi dunia
pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa permasalahan, yaitu: Ketersediaan
layanan,

Ketersediaan

fasilitas

penunjang,

Pemanfaatan

oleh

pendidik,

dan

Pemanfaatan oleh peserta didik.
Dengan ketersediaan layanan teknologi komunikasi serta fasilitas penunjang
yang memadai memungkinkan potensi untuk menyesuaikan cara belajar dan
mendapatkan informasi. Pemanfaan teknologi komunikasi sebagai media pembelajaran
oleh tenaga pengajar juga masih menjadi suatu hal yang perlu mendapat perhatian
melalui peningkatan kompetensinya. Bahkan siswa juga perlu membekali dirinya untuk
tetap memanfaatkan teknologi komunikasi untuk memperoleh berbagai informasi
pengetahuan dan menggunakannya sesuai dengan kaidah-kaidah moralitas.

2.7. Karakteristik Teknologi Komunikasi Dalam Pendidikan Formal
Teknologi komunikasi memiliki hubungan dengan berapa karakteristik teknologi
komunikasi dalam pendidikan secara formal, antara lain :
a.

Bersifat formal, terkontrol serta terikat dalam aturan-aturan tertentu.
Teknologi komunikasi yang berada pada lingkup formal memiliki aturan-aturan
yang dibuat oleh institusi pendidikan yang terkait. Sehingga penggunaannya diatur agar
sesuai dengan penggunaan yang normatif dan sesuai tujuan intitusi tersebut. Sehingga
pemanfaatanya tidak bisa sama dan bebas dengan pemanfaatan teknologi komunikasi
di luar lingkup formal tersebut.

Sebagai contoh penggunaan internet, peserta didik dapat menggunakan
internet hanya untuk tujuan-tujuan yang konstruktif seperti mencari informasi dari
beberapa search engine, mailing, penggunaan situs jejaring sosial. Sehingga akses
terhadap situs-situs yang sifatnya destruktif seperti situs-situs asusila yang ada
dilakukan blocking sebagai tindakan preventif.
b.

Bersifat terbatas.
Teknologi komunikasi yang disediakan oleh suatu institusi pendidikan tertentu
tidak memungkinkan seseorang di luar institusi tersebut untuk bisa mengakses fasilitas
yang ada. Sehingga yang memiliki privilege (keistimewaan) hanya orang-orang yang
memang berada pada institusi tersebut. Batasan yang lain adalah terbatasnya waktu
untuk mengakses teknologi tersebut.
Sebagai contoh adalah penggunaan jaringan wifi yang memang memiliki
privilege untuk penggunaanya. Sehingga yang memungkinkan untuk mengakses
fasilitas tersebut hanya orang-orang yang berada dalam lingkup institusi yang ada. Dan
juga akses terhadap fasilitas yang ada juga memiliki batasan waktu. Sehingga tidak
bisa secara terus menerus dalam sehari penuh dapat digunakan.

c.

Bersifat instruksional.
Fasilitas yang berkenaan dengan teknologi komunikasi yang tersedia dalam
institusi formal yang ada diharapkan memiliki sifat konstruktif salah satunya dengan
menjalankan fungsi instruksional dalam pemanfaatannya. Sehingga dalam pendidikan
formal kehadiran teknologi komunikasi dapat memberikan “profit” dalam setiap kegiatan
institusi.

Sehingga

teknologi

tersebut

memang

memiliki

daya

guna

dalam

pengaplikasiannya.

2.8. Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Teknologi Komunikasi Pendidikan
Dalam Pendidikan Formal
Dalam proses penerapannya di lingkup pendidikan formal, teknologi komunikasi
pendidikan memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun secara umum peran teknologi
tersebut secara garis besar membawa kelebihan dalam aplikasinya. Berikut adalah
kelebihan dan kekurangannya:

a.

Kelebihan



Dalam kegiatan pembelajaran.

1)

Proses pembelajaran yang disampaikan lebih variatif dan tidak monoton (penggunaan
Power Point, CD tutorial dan interaktif).

2) Penggunaan media dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan masing-masing
pengguna, baik pendidik dan peserta didik.
3)

Proses pembelajaran tidak semata-mata secara tekstual.

4) Banyak menekankan kepada poin-poin dari setiap materi yang disampaikan
(Penggunaan Power Point).
5)

Akses informasi dari luar semakin cepat didapat (penggunaan internet).

6)

Bagi peserta didik akses tersebut murah, tanpa biaya yang besar.



Dalam kegiatan administratif institusi.

1)

Monitoring yang mudah terhadap kegiatan akademis dan nonakademis.

2) Mempercepat dan mempermudah pengerjaan tugas dari masing-masing fungsi struktur
institusi formal.
b.

Kekurangan

1)

Akses terbatas terhadap fasilitas yang ada, dalam hal ini waktu dan tempat.

2)

Penggunaanya terikat oleh aturan yang ada dalam institusi formal yang terkait.

3)

Beban biaya yang cukup besar dalam pengadaan, karena kebutuhannya secara masal
www.orgenestonga.blogspot.com

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Teknologi komunikasi dapat diaplikasikan dalam teknologi pembelajaran yang
dapat membantu guru dan siswa, dan memiliki potensi berperan dalam meningkatkan
mutu pendidikan. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan
menggunakan

media

teknologi

pendidikan,

yaitu

dengan

cara

mencari

dan

mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam belajar kemudian dicarikan
pemecahannya melalui aplikasi Teknologi Informasi dan komunikasi yang sesuai.
Upaya pemecahan permasalahan pendidikan terutama masalah yang berhubungan
dengan kualitas pembelajaran, dapat ditempuh dengan cara penggunaan berbagai
sumber belajar dan penggunaan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat
bantu dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Penggunaan teknologi komunikasi dalam teknologi pendidikan harus bersifat
formal dan terkontrol penggunaannya secara normatif sesuai tujuan pendidikan.
Pemanfaatan teknologi komunikasi yang ada dalam institusi pendidikan harus dibatasi
hanya untuk kalangan institusi dengan keperluan mengakses informasi untuk keperluan
pendidikan, dan ketersediaan waktu yang disesuaikan dengan institusi pendidikan.
Pemanfaatan teknologi komunikasi yang dilakukan dalam institusi pendidikan harus
bersifat instruksional yang disesuaikan dengan daya guna dari teknologi informasi dan
komunikasi.
Secara umum, kehadiran teknologi komunikasi sangat bermanfaat bagi
pelaksanaan pembelajaran maupun pengelolaan administrasi. Namun teknologi
komunikasi hanya akan menjadi barang berharga yang disimpan jika tidak
dimanfaatkan secara baik, dan dapat menjadi barang terlarang jika dimanfaatkan untuk
keperluan

yang

tidak

normatif.

www.orgenestonga.blogspot.com
Diposkan oleh Orgenes Tonga di 20.22
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Model Pembelajaran, Pendidikan