Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani Menanam Bawang Merah di Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Samosir di Kecamatan Simanindo
Desa Cinta Dame. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
(purposive). Pertimbangan yang dilakukan peneliti dikarenakan daerah tersebut
merupakan salah satu sentra produksi bawang merah di Sumatera Utara. Salah
satu faktor yang menyebabkan produksi menurun adalah karena serangan hama
dan penyakit serta tidak tersedianya jumlah bibit untuk menanam bawang merah.
Selain itu Kabupaten Samosir dipilih sebagai daerah penelitian dengan alasan
pertimbangan jumlah produksi dan luas panen menempati posisi ketiga di
Sumatera Utara setelah Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Dairi.
Tabel 6. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah di
Kecamatan Simanindo Tahun 2016

No

Desa

Luas Panen (Ha)


Produksi (Ton)

Produktivitas
(Ton/Ha)

1

Dosroha

6,70

32,79

4,80

2

Simarmata


8,00

38,43

4,80

3

Simanindo

33,60

196,70

5,80

4

Cinta Dame


41,90

270,90

6,50

5

Sihusapi

1,00

3,95

3,90

6

Maduma


1,30

5,75

4,40

7

Ambarita

0,50

3,25

5,50

8

Martoba


0,75

2,89

3,80

9

Tuktuk

0,25

1,08

4,30

Universitas Sumatera Utara

10


Garoga

0,90

3,29

3,60

11

Tomok

5,10

21,59

4,20

12


Tanjungan

4,00

16,71

4,10

13

Huta Ginjang

-

-

-

14


Parbalokan

0,80

2,90

3,60

15

Pardomuan

1,90

6,93

3,60

16


Parmonangan

1,31

4,93

3,70

108,01

686,34

67,60

Jumlah
Sumber : PPL Simanindo 2015

Dari Tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa lokasi penelitian dilakukan di Desa
Cinta Dame dengan alasan bahwa desa tersebut merupakan daerah sentra produksi
bawang merah terbesar di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir dengan luas

panen bawang merah pada tahun 2015 adalah 41,9 Ha dan produksi 270,9 Ton.

3.2 Metode Penentuan Sampel
Responden pada penelitian ini adalah petani bawang merah di Desa Cinta
Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Menurut Sutrisno Hadi (2000)
bahwa sampel adalah sebagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang
jumlahnya kurang dari populasi. Sehingga ditarik kesimpulan bahwa sampel
adalah sebagian dari populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah petani bawang
merah di Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.
Jumlah petani bawang merah yang ada di Desa Cinta Dame Kecamatan
Simanindo, Kabupaten Samosir adalah sebanyak 109 petani. Metode penentuan
besar

sampel

ditentukan

dengan

metode


slovin

dimana

metode

ini

mengasumsikan populasi besar, dan sampel ditarik secara acak (simple random

Universitas Sumatera Utara

sampling). Ukuran sampel untuk setiap kelompok atau strata berdasarkan formula
berikut :

))
Dimana :
n = ukuran sampel,
N = ukuran populasi
= tingkat akurasi (level of precision , 0,05)
Maka jumlah sampel petani bawang merah ditentukan sebanyak 85 dari
populasi petani bawang merah sebesar 109 petani di Desa Cinta Dame.

3.3 Metode Pengumpulan Data
Data Primer dan Data Sekunder
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli atau tidak melalui perantara (Indriantoro dan
Supono,1999). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada
petani bawang merah di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten
Samosir dengan menggunakan kuesioner terstruktur (structured questionnare).
Data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari instansi atau
lembaga terkait serta literatur-literatur yang terkait dengan penelitian ini. Adapun
data yang digunakan dalam penelitian yang termasuk dalam data primer dan
sekunder dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 7. Pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder
No Data Primer
1

2

Data Sekunder

Luas lahan petani bawang merah Luas

Panen Bawang

(Ha)

Sumatera Utara 2

Lama pendidikan (Tahun)

Data

Produksi,

Merah di

Produktivitas

Bawang Merah di Sumatera Utara
3

Lama bertani (Tahun)

Daftar Perkembangan Harga Bawang
Merah di Sumatera Utara

4

Jumlah tanggungan petani

Luas

Panen Bawang

Merah di

Kabupaten Samosir
5

Status kepemilikan lahan

3.4 Metode Analisis Data
Untuk menyelesaikan masalah 1, digunakan analisis deskriptif dengan cara
menggambarkan dan menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi minat
petani untuk menanam bawang merah di daerah penelitian. Untuk masalah 2
dianalisis dengan mengunakan metode model regresi logit binomial (binomial
logit regresi), yang mengunakan lebih dari 2 variabel dependen untuk menganalis
seberapa besar pengaruh faktor – faktor yang mempengaruhi minat petani
menanam bawang merah di daerah penelitian. Hal ini dilakukan karena variabel
dependen terdiri dari 2 jenis variabel. Regresi logit binomial sebenarnya sama
dengan regresi berganda hanya saja variabel terikatnya merupakan variabel
dummy (1 dan 2). Regresi logit mempunyai asumsi normalitas meskipun
screening data outlier tetap bisa dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

Model regresi logit binomial mengunakan transformasi logit. Pada model
ini yang diregresikan adalah peluang variabel respon = 1. Model regresi logit
binomial untuk hipotesis pertama adalah
{[

]} = β0 + β1

+ β2

+ ......... β6

+

ln (p/(1-p) adalah Odd Ratio (perbandingan resiko)
dimana (p) menyatakan probabilitas terjadinya peristiwa (y =1) : y =

Dan (p-1) menyatakan probabilitas tidak terjadinya peristiwa (y=0).
= Konstanta
Keterangan :
X1

= Luas lahan (Ha)

X2

= Pengalaman (Tahun)

X3

= Pendapatan
= 1, pendapatan usahatani diatas UMP
= 0, pendapatan usahatani dibawah UMP

X4

= Bantuan
= 1, jika petani menerima bantuan untuk usahatani bawang merah
= 0, jika petani tidak menerima bantuan untuk usahatani bawang merah

X5

= Trauma

Universitas Sumatera Utara

= 1, jika petani tidak mengalami trauma
= 0, jika petani mengalami trauma
Y

= Minat petani bawang merah
= 0, Tidak Minat
= 1, Minat
Sebelum dilakukan analisis regresi logit binomial maka harus lulus uji

validitas dan realibilitas. Hal ini dilakukan karena variabel persepsi di ukur
dengan metode skoring. Dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Uji Validitas.
Uji Validitas adalah uji yang menunjukkan sejauh mana pertanyaan, tugas
atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan
dan proporsional persepsi sampel. Artinya tes itu valid apabila butir-butir tes itu
mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang
seharusnya dikuasai secara proporsional. Uji validitas dalam penelitian ini adalah
dengan membandingkan nilai sig Pearson Corelation dengan α (0,05).
Hal ini dapat dijelaskan karena nilai Pearson Corelation Sig < α (0,05),
sehingga setiap item pertayaan variabel sudah layak dalam penelitian atau
instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional persepsi sampel.
b. Uji Reliabilitas.
Uji Reliabilitas adalah uji sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap

Universitas Sumatera Utara

kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Dalam penelitian ini
digunakan dua alat pengujian pada variabel penelitian, karena vaiabel penelitian
mengunakan skala ukur yang berbeda yaitu rating skale dan interval (Widiyanto,
2012).
3. 4. 2 Pengujian Parameter
Model persamaan yang diperoleh perlu dilakukan pengujian signifikansi
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetehui apakah variable yang terdapat
dalam model memiliki kontribusi yang nyata bagi variable respon. Pengujian yang
dilakukan adalah :
a. Pengujian Serentak
Dilakukan untuk mengetahui signifikansi parameter

secara keseluruhan

atau serentak. Hipotesis pengajian ini adalah :
H0
H1 ; paling tidak ada satu
Dengan uji statistik :
[



)

)

)

)

]

Dengan penolakan : tolak H0 apabila nilai G >

dimana p merupakan

banyaknya variabel statistik dalam model atau p- value < α
b. Uji Individu (Uji Wald)
Dimaksudkan untuk memeriksa siginifikansi parameter

secara individu.

Hipotesis pengujian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

H0 ;

H1 :

Dengan uji statistik :
W (Wald)

)

atau p- value < α

Daerah penolakan : tolak H0 apabila
c. Uji Hosmer and Lemeshow

Uji ini bertujuan untuk membandingkan distribusi observasi dengan
distribusi teori (uji model). Hipotesis pengujian ini adalah :
H0 : K = (1-B) = 1, tidak ada perbedaan distribusi observasi dengan distribusi
teori / model sesuai dengan data
H1: K = (1-B)

0, ada perbedaaan distribusi obeservasi dengan distribusi teori
/ model tidak sesuai dengan data.

Kriteria pengujian :
Jika sign < 0,1 maka terima H1 tolak H0
Jika sign > maka terima H0 tolak H1 (Hosmer dan Lemeshow 2002)
c. Odd Ratio dan perhitungan efek marjinal
Odds ratio adalah kemungkinan hasil yang diperoleh antara
dengan x = 1 didefenisikan

) [

individu

)]. Demikian pula, kemumungkinan

hasil yang hadir antara individu dengan x = 0 didefenisikan sebagai

) [

)]. Odds Ratio yang dilambangkan dengan OR, didefenisikan sebagai rasio

peluang untuk x = 1 dan peluang untuk x = 0 yang dapat dituliskan dalam
persamaan berikut :

[

) [
) [

)]

]

)]

Marginal Effect dapat dihitung dengan cara

(Gujarati, 2007).

Universitas Sumatera Utara

3.5 Defenisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka digunakan
definisi operasional sebagai berikut:
3.5.1 Defenisi
1.

Bawang merah merupakan salah satu komoditi hortikultura yang termasuk ke
dalam sayuran rempah yang digunakan sebagai pelengkap bumbu masakan
guna menambah citarasa dan kenikmatan masakan.

2.

Petani bawang merah merupakan orang yang melaksanakan dan mengelola
usahatani bawang merah pada sebidang tanah atau lahan dan memperoleh
pendapatan dari usahanya.

3.

Luas lahan merupakan areal/tempat yang digunakan untuk melakukan
usahatani bawang merah diatas sebidang tanah, yang diukur dalam satuan
hektar (Ha).

4.

Pengalaman usahatani adalah pengalaman yang telah dihadapi responden
sejak awal berusahatani bawang merah sampai penelitian dilakukan (Tahun)

5.

Pendapatan adalah penerimaan yang diperoleh petani setelah dikurangi biaya
produksi. Pendapatan usahatani bawang merah diukur dalam satuan rupiah
per tahun (Rp/Tahun)

6.

Bantuan merupakan suatu bentuk pemberian yang diterima petani bawang
berupa uang, bibit, mesin dan peralatan untuk mendukung kegiatan usaha tani
bawang merah.

Universitas Sumatera Utara

7.

Trauma adalah kondisi atau keadaan yang mengacu pada pengalaman
emosional yang menghasilkan efek mental pada petani dikarenakan
keagagalan panen akibat serangan hama penyakit pada tanaman bawang
merah, harga bawang merah yang turun, harga bibit yang mahal dan tidak
tersedianya bibit unggul serta faktor lainnya yang mengakibatkan trauma
pada petani bawang merah.

8.

Minat petani menanam bawang merah adalah suatu kecenderungan yang
tinggi atau dorongan petani untuk menanam bawang merah yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor diantaranya luas lahan, pengalaman, trauma, bantuan dan
pendapatan.

3.5.2 Batasan Operasional
1.

Penelitian dilakukan di Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten
Samosir.

2.

Petani sampel pada penelitian adalah petani yang menanam bawang merah.

3.

Variabel independen yang dianalisis dalam penelitian terdiri dari luas lahan,
pengalaman, pendapatan, trauma dan bantuan.

4.

Penelitian dilaksanakan pada tahun 2017.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

4.1 Deskripsi Wilayah
4.1.1 Letak Geografi dan Luas Wilayah
Desa Cinta Dame memiliki luas wilayah 3500 ha. Desa Cinta Dame
berada di pinggiran Danau Toba dan dikelilingi gunung dan bukit-bukit. Desa
Cinta Dame terletak di antara 2° 49’– 2° 54’ LU dan 98° 23’ – 98° 31’ BT.
Berada pada ketinggian 700-1300 m dpl. Rata-rata suhunya adalah 23°C, dengan
keadaan iklim dingin. Adapun batas-batas Desa Cinta Dame sebagai berikut .
− Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Maduma
− Sebelah Barat berbatasan dengan Danau Toba
− Sebelah Utara berbatasan dengan Danau Toba
− Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Simarmata.
4.1.2 Tata Guna Tanah
Desa Cinta Dame mempunyai luas dan fungsinya dibagi menjadi areal
persawahan, pemukiman, hutan, tanah kering dan untuk keperluan lainnya. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada pola penggunaan tanah di Desa Cinta Dame

Universitas Sumatera Utara

Tabel 8. Pola Penggunaan Tanah di Desa Cinta Dame
No

Penggunaan Lahan

Luas (Ha)

Persentase (%)

1

Tanah Sawah

230

7

2

Tanah Kering

1800

51

3

Pemukiman

75

2

4

Hutan

95

3

5

Lain – Lain

1300

37

3500

100

Jumlah

Sumber : Data Monografi Desa Cinta Dame
Tabel 8 menunjukkan bahwa penggunaan lahan tanah sawah 230 ha (7%),
tanah kering 1800 ha (51%), pemukiman 75 ha (10%), hutan 95 ha (3%), dan
untuk lain-lain 1300 ha (37%) seperti sekolah, tempat ibadah, lahan tidur.

4.2 Demografi
4.2.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Desa Cinta Dame memiliki penduduk yang mempunyai potensi yang
berbeda - beda terutama dalam hal mengolah lahan pertanian. Menurut data yang
diperoleh dari kepala desa Cinta Dame penduduk desa Cinta Dame 1563 jiwa
dengan jumlah laki-laki 753 jiwa (48,17%) dan perempuan 810 jiwa (51,82%) dan
kepala keluarga terdiri dari 105 KK.
4.2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Untuk

mengetahui

keadaan

penduduk

sangat

penting

membuat

pengelompokan umur untuk melihat penduduk yang masih produktif, belum
produktif dan tidak produktif. Dimana tingkat usia penduduk yang tinggal pada

Universitas Sumatera Utara

suatu desa merupakan gambaran tingkat kualitas pembangunan suatu desa.
Berikut ini jumlah penduduk menurut kelompok umur di Desa Cinta Dame.
Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
No

Golongan Usia Penduduk (Tahun)

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1

0 – 14

381

24,37

2

15 – 54

978

62,57

3

>54

204

13,05

Sumber : Kantor Kepala Desa Cinta Dame, 2015

Dari Tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa penduduk pada golongan usia
produktif yaitu 15–54 tahun lebih dominan (62,57%) di daerah penelitian, hal ini
menggambarkan bahwa penduduk di daerah penelitian optimal dalam melakukan
kegiatan usahatani bawang merah.
4.2.3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Ditinjau dari segi mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari- hari, penduduk Desa Cinta Dame mayoritas dengan mata pencaharian
bertani. Berikut tabel mata pencaharian penduduk Desa Cinta Dame.
Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No

Mata Pencaharian

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1

Petani

765

77,27

2

Pedagang

160

16,16

3

Pegawai Negeri Sipil

65

6,56

990

100

Jumlah

Sumber : Kantor Kepala Desa Cinta Dame, 2015

Universitas Sumatera Utara

Dari Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Cinta Dame
mayoritas dengan mata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 765 jiwa
(77,27), hal ini menunjukkan bahwa penduduk di daerah penelitian berpotensi
untuk meningkatkan produksi usahataninya.
4.2.4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No

Tingkat Pendidikan

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1

Dasar

186

14,21

2

Menengah

802

61,27

3

Tinggi

321

24,52

1.309

100

Jumlah

Sumber : Kantor Kepala Desa Cinta Dame, 2015

Dari Tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya penduduk Desa
Cinta Dame berada pada tingkat pendidikan menengah yaitu 802 jiwa (61,27%),
hal ini menunjukkan bahwa pendidikan penduduk di daerah penelitian cukup baik
untuk mengusahakan usahataninya khususnya dalam membudidayakan usahatani
bawang merah.

4.3 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan infrastruktur yang sangat penting dalam
suatu wilayah. Sarana dan prasarana yang baik di Desa Cinta Dame akan
mempengaruhi perkembangan dan kemajuan dari daerah dan masyarakat sekitar.
Semakin baik sarana dan prasarana pendukung yang ada akan mempercepat laju

Universitas Sumatera Utara

perkembangan masyarakat dan memperlancar akses masuknya informasi di Desa
Cinta Dame. Berikut merupakan sarana dan prasarana di Desa Cinta Dame dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel 12. Sarana dan Prasarana di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo
Kabupaten Samosir.
No

Sarana / Prasarana

Jumlah (Unit)

1

Kantor Kepala Desa

1

2

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

2

3

Sekolah Dasar (SD)

3

4

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

1

5

Posyandu

2

6

Puskesmas

1

7

Gereja

3

Jumlah

12

Sumber : Kantor Kepala Desa Cinta Dame, 2015

Tabel 12 di atas dapat menjelaskan bahwa sarana / prasarana di Desa Cinta
Dame sudah cukup untuk menunjang kegiatan penduduk setempat. Hal ini dapat
dilihat dari adanya fasilitas-fasilitas yang membantu kegiatan penduduk seperti
fasilitas kesehatan, rumah ibadah, kantor Kepala Desa, maupun fasilitas
pendidikan.

Universitas Sumatera Utara

4.5 Karakteristik Petani Sampel
4.5.1 Tingkat Usia
Berdasarkan usia responden petani bawang merah di Desa Cinta Dame,
rata– rata usia petani bawang merah adalah 46 tahun. Data mengenai usia petani
bawang merah dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Tingkat Usia Petani Bawang Merah di Desa Cinta Dame
No

Usia (Tahun)

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

1

≤ 40

24

28,2

2

41 – 50

39

45,8

3

51 – 60

20

23,5

4

>60

2

2,35

85

100

Jumlah

Sumber : Data diolah dari lampiran

Dari Tabel 13 diatas dapat dilihat bahwa petani bawang merah yang paling
banyak tergolong pada kisaran usia 41 – 50 tahun yaitu sebanyak 39 orang
sedangkan yang paling sedikit adalah sebanyak 2 orang dengan kisaran usia diatas
60 tahun. Setelah dihitung rata – rata usia petani bawang merah yang terdapat di
Desa Cinta Dame adalah usia 46 tahun dan tergolong pada usia sangat produktif.
4.5.2 Pendidikan
Tingkat pendidikan petani bawang merah di Desa Cinta Dame adalah .
Data tingkat pendidikan petani bawang merah ditampilkan pada Tabel 14.
Tabel 14. Tingkat Pendidikan Petani Bawang Merah
No

Tingkat Pendidikan

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Universitas Sumatera Utara

1

SD

39

45,8

2

SMP

40

47,05

3

SMA

6

7,05

85

100

Jumlah

Sumber : Data diolah dari lampiran

Berdasarkan Tabel 14 diatas dapat dilihat bahwa jumlah petani bawang
merah yang paling dominan adalah petani bawang merah yang mempunyai tingkat
pendidikan SD yaitu sebesar 45,8 % atau sebanyak 39 orang sedangkan jumah
petani dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 40 orang dan yang paling rendah
dengan tingkat pendidikan sampai SMA sebanyak 6 orang atau sebesar 7,05 %.
4.5.3 Pengalaman Bertani
Tingkat pengalaman bertani menggambarkan berapa lama petani bawang
merah telah menjalankan usahatani yang sekarang sedang dijalani. Data mengenai
pengalaman bertani petani bawang merah dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 15. Lama Bertani Petani Bawang Merah di Desa Cinta Dame
No

Kisaran Lama Bertani (Tahun)

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

1

6 – 10

49

57,6

2

11 – 15

32

37,6

3

16 – 20

3

3,52

4

>20

1

1,17

85

100

Jumlah

Sumber : Data diolah dari lampiran

Berdasarkan Tabel 15 diatas dapat dilihat bahwa pengalaman bertani
petani bawang merah di Cinta Dame yang paling lama adalah kisaran 6 – 10 tahun

Universitas Sumatera Utara

sebanyak 49 petani sedangkan pengalaman bertani lebih dari 20 tahun hanya
berjumlah 1 orang. Setelah dihitung rata – rata pengalaman bertani petani bawang
merah di Cinta Dame adalah kurang lebih selama 11 tahun.
4.5.4 Luas Lahan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata – rata luas lahan petani
bawang merah adalah seluas 0,08 ha. Data mengenai luas lahan yang dimiliki
petani bawang merah dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Luas Lahan Yang Dimiliki oleh Petani Bawang Merah di Desa
Cinta Dame
No

Luas Lahan (Ha)

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

1

0,04

16

18,82

2

0,08

41

48,23

3

0,12

10

11,76

4

0,16

12

14,11

5

0,2 – 0,24

6

7,05

85

100

Jumlah

Sumber : Data diolah dari lampiran

Berdasarkan Tabel 16 diatas dapat dilihat bahwa jumlah petani bawang
merah memiliki luas lahan sebesar 0,04 ha adalah sebanyak 16 orang, sedangkan
petani yang memiliki luas lahan paling besar adalah 0,2 – 0,24 ha adalah sebanyak
6 orang. Setelah dihitung, rata – rata luas lahan yang dimiliki petani bawang
merah di Desa Cinta Dame adalah seluas 0,08 ha atau sebesar 2 rante untuk
dijadikan lahan untuk menanam bawang merah.

Universitas Sumatera Utara

4.5.5 Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh
petani bawang merah di daerah penelitian. Jumlah anggota keluarga yang
ditanggung oleh petani bawang merah adalah semua anggota keluarga dan berada
dalam anggaran belanja keluarga. Data mengenai jumlah tanggungan petani
bawang merah dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Bawang Merah di Desa
Cinta Dame
No

Jumlah Tanggungan (Orang)

Jumlah Petani (Orang)

Persentase (%)

1

0

1

1,17

2

1

13

15,3

3

2

40

47,05

4

3

26

30,6

5

4

5

5,8

85

100

Jumlah

Sumber : Data diolah dari lampiran
Berdasarkan Tabel 17 diatas dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan
petani bawang merah paling besar berjumlah 4 orang dengan jumlah petani
sebanyak 5 orang atau sebesar 5,8 %. Setelah dihitung, rata – rata petani bawang
merah di Desa Cinta Dame memiliki jumlah tanggungan sebanyak 2 orang.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Analisis
5.1.1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani Bawang Merah di
Desa Cinta Dame
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi minat petani bawang merah di
Desa Cinta Dame berdasarkan hasil penelitian adalah luas lahan, pengalaman,
pendapatan, bantuan dan trauma. Berikut akan dijelaskan secara deskriptif faktor–
faktor yang mempengaruhi minat petani bawang merah di Desa Cinta Dame.
A. Luas lahan
Berdasarkan hasil penelitian dengan petani bawang merah di Desa Cinta
Dame, luas lahan rata – rata petani bawang merah yang digunakan untuk usaha
tani bawang merah adalah seluas 0,08 ha dan lahan yang digunakan petani adalah
sebagian besar milik sendiri dan sebagian kecil adalah lahan yang disewa oleh
petani untuk membudidayakan bawang merah. Menurut Lains (1988) dalam Joko
Triyanto (2006) luas lahan sangat mempengaruhi minat, apabila luas lahan
semakin luas maka minat petani untuk berusahatani semakin tinggi. Teori ini
sesuai dengan hasil penelitian dengan petani bawang merah di Desa Cinta Dame
bahwasanya apabila petani memiliki luas lahan yang besar maka petani akan
menanam bawang merah agar dapat memperoleh produksi yang lebih besar
sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani bawang merah di daerah

Universitas Sumatera Utara

penelitian. Luas lahan yang semakin luas memotivasi petani di Desa Cinta Dame
untuk menanam bawang merah.
Desa Cinta Dame merupakan salah satu desa yang memiliki luas panen terbesar di
Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir dengan luas lahan sebesar 41,90 ha
dan produktivitas sebesar 6,50 ton/ha. Walaupun luas lahan yang dimiliki petani
hanya 0,08 ha akan tetapi petani bawang merah tetap menanam bawang merah
walaupun harga jual bawang merah turun. Yang menjadi motivasi petani bawang
merah di Desa Cinta Dame adalah mereka dapat memperoleh produksi bawang
merah yang tinggi karena bawang merah dapat disimpan selama 75 hari setelah
panen.
B. Pengalaman
Pengalaman merupakan salah satu variabel yang dianalisis untuk
mengetahui bagaimana pengaruh variabel tersebut terhadap minat petani
menanam bawang merah di Desa Cinta Dame. Berdasarkan hasil penelitian
terhadap petani bawang merah bahwa rata – rata pengalaman bertani bawang
adalah selama 10 tahun. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan
analisis logit diperoleh hasil bahwa variabel pengalaman tidak berpengaruh secara
pasrsial terhadap minat petani menanam bawang merah di Desa Cinta Dame. Hal
ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Chapli (2006) bahwa
pengalaman merupakan pengetahuan atau keterampilan yang diketahui dan
dikuasai seseorang sebagai akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang teah
dilakukan sebelumnya selama jangka waktu tertentu yang dapat mempengaruhi
minat seseorang terhadap apa yang dikerjakan. Menurut Milton (1961) minat yang

Universitas Sumatera Utara

timbul akibat perasaan yang menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman tertentu
yang bersifat menyenangkan dan dimiliki karena dibangkitkan atau ditimbulkan.
Semakin banyak pengalaman yang diperoleh oleh petani, maka minat mereka
terhadap usahatani padi sawah semkin tinggi, dengan banyaknya pengalaman
yang telah mereka lalui, maka banyak cara yang dapat mereka lakukan untuk
menaikkan produksi panen. Akan tetapi teori tersebut berbanding terbalik dengan
pengalaman bertani petani bawang merah di Desa Cinta Dame. Pengalaman
bertani yang rata – rata lebih selama 10 tahun tidak mempengaruhi minat petani
untuk menanam bawang merah. Alasan yang dikemukakan petani bahwa lama
bertani atau pengalaman bertani tidak menjamin untuk dapat mengatasi
kegagalan panen yang terjadi pada bawang merah yang bisa datang kapan saja
seperti virus yang pernah menyerang tanaman bawang merah pada tahun 2001 2005. Akibat virus tersebut petani mengalami kerugian yang sangat besar akibat
gagal panen.
C. Pendapatan
Pendapatan merupakan total penerimaan dikurangi total biaya usahatani.
Variabel pendapatan yang diperoleh petani dikategorikan menjadi pendapatan
yang lebih tinggi dari Upah Minimum Provinsi (UMP) yang dikategorikan dengan
angka 1 dan pendapatan yang lebih rendah dari Upah Minimum Provinsi (UMP)
yang dikategorikan dengan angka 0. UMP yang digunakan adalah Upah Minimum
Provinsi Sumatera Utara di tahun 2017 per bulan sebesar Rp 1.961.000.
Pendapatan yang diperoleh petani bawang merah di Desa Cinta Dame
diklasifikasikan menjadi 6 tingkatan

berdasarkan luas lahan yang digunakan

petani untuk menanam bawang merah.

Universitas Sumatera Utara

Untuk menghitung pendapatan usahatani bawang merah, terlebih dahulu dihitung
berapa besar penerimaan yang diperoleh petani selama 1 musim tanam dikurangi
dengan total biaya yang dikeluarkan petani selama 1 musim tanam. Penerimaan
diperoleh dari total produksi bawang merah yang di peroleh petani dikalikan
dengan harga jual bawang merah per kg. Sedangkan untuk total biaya produksi
yang dihitung adalah terdiri dari biaya pembelian benih, biaya pupuk, biaya
pestisida, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin dan peralatan dan biaya –
biaya lainnya. Adapun rata – rata pendapatan petani berdasarkan luas lahan yang
dimiliki untuk menanam bawang merah selama 1 kali musim tanam dapat dilihat
pada Tabel 17 berikut.
Tabel 18. Pendapatan Petani Bawang Merah Berdasarkan Luas Lahan
Selama 1 Musim Tanam

No

Luas Lahan (Ha)

Pendapatan Rata- Rata Petani Bawang
Merah (Rp)

1.

0,04

1.839.962

2.

0,08

4.461.901

3.

0,12

7.605.165

4.

0,16

11.015.396

5.

0,2

25.110.998

6.

0,24

29.940.180

Sumber : Data diolah dari lampiran

Berdasarkan Tabel 18 diatas dapat dilihat bahwa rata – rata pendapatan
yang diperoleh petani bawang merah di Desa Cinta Dame untuk luas lahan yang
dimiliki petani 0,04 ha untuk menanam bawang merah adalah sebesar Rp
1.839.692 dan pendapatan tersebut termasuk dibawah UMP Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

(UMP Sumatera Utara = Rp 1.961.354,69). Sedangkan untuk pendapatan petani
dengan luas lahan yang dimiliki petani 0,04 ha – 0,24 ha adalah diatas UMP
Sumatera Utara.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan model binary logistic diperoleh
bahwa variabel pendapatan tidak berpengaruh secara parsial terhadap minat petani
bawang merah di Desa Cinta Dame. Menurut Suyanto (2008) pendapatan adalah
jumlah dana yang diperoleh dari pemanfaatan faktor produksi yang dimiliki yang
dapat mempengaruhi minat seseorang. Akan tetapi variabel pendapatan tidak
berpengaruhi secara parsial terhadap minat petani untuk menanam bawang merah
di Desa Cinta Dame.
D. Bantuan
Bantuan merupakan suatu bentuk pemberian yang diterima petani bawang
merah berupa uang, bibit, mesin dan peralatan untuk mendukung kegiatan
usahatani bawang merah. Berdasarkan hasil penelitian di Desa Cinta Dame, petani
bawang merah sangat berharap pemerintah memberikan bantuan berupa saprodi
baik dalam bentuk benih yang unggul, pupuk dan pestisida maupun mesin dan alat
pertanian yang digunakan untuk mendukung kegiatan usahatan bawang merah.
Bantuan yang pernah diberikan berdasarkan hasil wawancara dengan petani
bawang merah adalah berupa bibit, pupuk dan mesin pompa air. Petani di Desa
Cinta Dame sangat berharap besar pemerintah dapat memberikan bantuan benih
dikarenakan harga benih yang dianggap petani cukup mahal yaitu sebesar Rp
30.000/kg nya. Selain itu bantuan penyuluhan juga diharapkan petani untuk
membantu petani bawang merah dalam menjalankan kegiatan usahatani seperti

Universitas Sumatera Utara

cara yang efektif dan efisien untuk menangani permasalahan hama dan penyakit
yang dapat mengakibatkan kegagalan panen bawang merah sehingga menurunkan
produksi dan menurunkan pendapatan usahatani bawang merah.
Menurut Crow and Crow (1973) yang menyatakan bahwa rangsangan
yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan
atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. Menurut Soekartawii
dalam Widodowati (2007) Bantuan yang diperoleh tiap petani seperti faktor
produksi maupun teknologi yang dapat menghasilkan atau menaikkan produksi,
akan menambah minat petani semakin tinggi dan mendorong para petani untuk
tetap bekerja pada pertanian. Oleh karena itu dengan adanya bantuan dapat
mendorong dan memberikan motivasi kepada petani bawang merah agar lebih
meningkatkan minat petani untuk menanam bawang merah di daerah penelitian.
E. Trauma
Perubahan minat tanam petani terhadap bawang merah diakibatkan
serangan hama yang menyerang hampir 90 % tanaman bawang milik petani di
Desa Cinta Dame. Kondisi tersebut juga yang mengakibatkan ekonomi
masyarakat yang telah menggantungkan hidupnya dari hasil bertani bawang
merah menjadi menurun dan hampir lumpuh.
Berdasarkan hasil penilitian sekitar 10 – 15 tahun lalu, tanaman bawang
merah pernah terjangkit virus yang menyebabkan bawang mati dan panen menjadi
gagal total. Serangan virus tersebut menyerang daun dan pangkal bawang dan
kondisi tersebut membuat petani trauma dan memilih tanaman lain seperti jagung,
cabai dan tanaman lainnya untuk diusahakan.

Universitas Sumatera Utara

Padahal sebelum virus menyerang tanaman bawang merah di daerah
penelitian, bawang merah tumbuh subur dan berkualitas sangat baik di Desa Cinta
Dame dan menjadi sentra produksi bawang merah. Oleh karena itu penanganan
yang dilakukan petani bawang merah adalah agar terhindar dari serangan virus,
hama dan penyakit adalah dengan menggunakan pestisida. Karena jika tidak maka
hama akan dengan muda menyerang daun bawang sementara setiap daun yang
telah terserang hama harus dibuang sehingga tidak menyebar ke daun lainnya.
Oleh karena itu, yang menyebabkan tidak adanya semangat dan motivasi ataupun
kurangnya minat petani menanam bawang merah adalah kegagalan panen akibat
serangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah sehingga
produksi bawang merah di Desa Cinta Dame menurun dan akibatnya petani tidak
memperoleh pendapatan sesuai yang diharapkan petani. Selain itu faktor lainnya
berdasarkan pengalaman yang dialami petani adalah curah hujan yang tinggi yang
akibatnya tanaman bawang merah terendam banjir sehingga bawang merah yang
akan dipanen lebih cepat membusuk.
5.1.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan.
Instrumen dikatan valid berarti meunjukkan alat ukur apa yang seharusnya diukur
(Sugiyono, 2004). Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan yang benar
– benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Uji validitas adalah uji yang menunjukkan sejauh mana pertanyaan, tugas atau
butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan

Universitas Sumatera Utara

proporsional persepsi sampel. Artinva tes itu valid apabila butir-butir tes itu
mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang
seharusnya dikuasai secara proporsional. Uji validitas dalam penelitian ini adalah
dengan membandingkan nilai sig Pearson Corelation dengan α (0,05).
Tabel 19. Hasil Uji Validitas
Pearson Corelation Sig
Item
Bantuan

Trauma

Minat

1

0,000

0,000

0,000

2

0,000

0,000

0,000

3

0,000

0,000

0,000

4

0,000

0,000

0,000

5

-

-

0,000

6

-

-

0,000

Sumber : Diolah dari data primer.
Jika dilihat dari Tabel 18 menunjukkan bahwa semua item pertayaan
dalam setiap variabel adalah valid. Hal ini dapat dijelaskan karena nilai Pearson
Corelation Sig< α (0,05), sehingga setiapitem pertanyaan variabel sudah layak
dalam penelitian atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan
proporsional persepsi sampel.
b. Uji Reliabilitas.
Uji reliabilitas adalah uji sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya,
maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok

Universitas Sumatera Utara

yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Dalam penelitian ini digunakan dua
alat pengujian pada variabel penelitian, karena variabel penelitian mengunakan
skala ukur yang berbeda yaitu rating scale dan interval (Widiyanto, 2012).
Uji reliabiltas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini
kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang
sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas
instrumen mencirikan tingkat konsistensi.
Tabel 20. Hasil Uji Reliabilitas
Keterangan

Cronbach's Alpha

RTabel

Hasil

Bantuan

0,350

0,213

Reliable

Trauma

0,420

0,213

Reliable

Minat

0,251

0,213

Reliable

Sumber : Diolah dari data primer

Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa variabel sudah reliable. Hal ini
dijelaskan karena nilai Cronbach’s Alpha > RTabel. Artinya semua variabel dalam
penelitian ini dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik dan konsisten.

Universitas Sumatera Utara

5.1.3. Hasil Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani
Bawang Merah

Variabel yang di uji sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi minat
petani untuk menanam bawang merah adalah luas lahan, pengalaman, pendapatan,
bantuan dan trauma. Pada Tabel 21 menunjukkan bahwa bagaimana pengaruh
luas lahan, pengalaman, pendapatan dan trauma terhadap minat petani bawang
merah di Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.
Tabel 21. Pengaruh Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani
Menanam Bawang Merah di Desa Cinta Dame
Variabel

B

S.E.

Wald

Sig.

Exp(B)

Luas Lahan

1,384

0.552

3,472

0,042

3,991

Pengalaman

0,013

0.140

0.005

0,941

1,013

Pendapatan

0.738

1.159

0,150

0,699

2,092

Bantuan

-5,791

1.452

11,988

0,001

0.003

Trauma

-4,219

1.208

7,831

0,005

0.015

Constant

0,185

1.846

0.005

0.944

1,204

Sumber : Diolah dari data primer

1,204 + 3,991 X1 + 1,013 X2 + 2,092 X3 + 0,003 X4 + 0,015 X5

Hasil estimasi logit pada faktor-faktor yang mempengaruhi minat petani untuk
menanam bawang merah.

Universitas Sumatera Utara

5.1.4. Hasil Pengujian dalam Model Binomial Logit
Uji Kesesuaian Model
Analisis kesesuaian model logit dilakukan dengan 2 cara yaitu (1) dengan
membandingkan percentage correct predicted value untuk masing – masing nilai
observasi dan (2) dengan membandingkan distribusi data dan distribusi logit.
a. Uji Percentage Correct/Change Accuracy
Untuk model Logit Binary nilai sampel pada penelitian terdiri dari 2 yaitu
0 dan 1, sehingga yang diinginkan adalah Percentage Correct bagi kedua nilai
observasi tersebut. Berikut merupakan hasil SPSS yang menunjukkan
Classification Table pada suatu persamaan Logit Binary.
Classification Tablea,b
Observed

Predicted
Minat
0

Percentage Correct
1

0

52

0

100,0

1

33

0

,0

Minat
Step 0
Overall
Percentage

61,2

a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500

Universitas Sumatera Utara

Pada Classification Table tersebut dapat dilihat bahwa overall percentage
cukup baik sebesar 61,2 %. Namun jika dilihat secara detail, ternyata Percentage
Correct tersebut hanya baik untuk observasi yang bernilai 0 sebesar 100 %. Hal
ini menunjukkan bawa parameter yang dipilih dapat memprediksi seluruh
observasi yang bernilai 0. Sebaliknya, parameter tersebut tidak dapat memprediksi
satupun nilai observasi 1 (Percentage Correct = 1). Hal tersebut menunjukkan
bahwa model Binary Logit sudah dapat digunakan untuk dataset yang dimiliki
namun parameter yang diestimasi belum mengakomodir seluruh variasi variabel
dependen.
b. Uji Distribusi (Hosmer dan Lemeshow)
Dalam model binary logit uji perbandingan distribusi binary logit dengan
distribusi data dilakukan dengan uji Hosmer dan Lemeshow. Jika model logit
merupakan model yang sesuai dengan data, maka nilai observasi akan sama
dengan nilai prediksi. Hasil uji menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan distribusi
observasi dengan distribusi binary logit atau dapat disimpulkan model logit sangat
sesuai dengan distribusi data observasi. Dimana hal ini dijelaskan oleh nilai
signifikansi yang diperoleh yaitu sebesar 0,972 dengan α sebesar 0,05. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak dapat tolak H0 dan dapat disimpulkan
bahwa model logit sangat sesuai dengan distribusi data observasi.
c. Uji Omnibus (Uji Kesesuaian Variabel/Uji Serempak)
Dalam uji Omnibus dapat dilihat perbandingan nilai Likelihood antara
model yang tidak memasukkan satupun variabel independen (hanya memasukkan
intersep) dengan nilai Likelihood yang memasukkan seluruh variabel independen.

Universitas Sumatera Utara

Nilai Likelihood menunjukkan perbedaan antara nilai prediksi (dengan paramater
yang terpilih) dengan nilai obeservasi.
Uji Omnibus bertujuan untuk mengetahui kemampuan seluruh variabel
independent secara bersama-sama memprediksi variasi pada variabel dependent
dan hal ini dikenal dengan uji serempak.
Hasil uji omnibus yang dilakukan diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,00 dengan
α = 0,05, yang artinya bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi minat petani
yaitu luas lahan, pengalaman, pendapatan, trauma dan bantuan berpengaruh nyata
terhadap minat petani menanam bawang merah di Desa Cinta Dame. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh variabel independen yang dimasukkan ke
dalam model signifikan. Hal ini di jelaskan pada Tabel 22.
Tabel 22. Uji Omnibus dan Hosmer & Lemeshow Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Minat Petani Bawang Merah
Uji

Omnibus

Chi Square
Sig

Hosmer & Lemeshow
93,959

1,760

0,00

0,972

Sumber : Diolah dari data primer

d. Uji Wald (Uji Parsial)
Uji Wald adalah pengujian yang menjelaskan bagaimana pengaruh
variabel luas lahan, pengalaman, pendapatan, bantuan dan trauma terhadap minat
petani menanam bawang merah . Hasil estimasi menunjukkan bahwa luas lahan,
bantuan dan trauma signifikan secara statistik atau mempengaruhi minat petani

Universitas Sumatera Utara

menanam bawang merah secara parsial. Dimana hal ini di jelaskan oleh hasil
signifikansi < 0,05 yang di peroleh masing-masing variabel luas lahan 0,042,
bantuan 0,001 dan trauma 0,005 dengan α sebesar 0,05. Variabel pengalaman dan
pendapatan tidak signifikan secara statistik atau tidak mempengaruhi minat petani
menanam bawang merah secara parsial dengan hasil signifikansi > 0,05, dimana
hal ini diketahui dari nilai signifikansi yang diperoleh yaitu pengalaman 0,941 dan
pendapatan 0,699.
e. Marginal Effect
β0 + β1(1-P)

Dimana : ketika Xi = 1 maka

bertambah sebesar βi atau

bertambah

sebesar Exp (βi). Sehingga perhitungan marginal effect masing-masing variabel
adalah sebagai berikut :


Luas Lahan

Pi =
Pi =
Pi = 0,8
Ci = βPi (1-Pi)
Ci = (1,384) (0,8) (1-0,8)
Ci = 0,22
Hasil perhitungan menjelaskan bahwa ketika luas lahan bertambah sebesar 1 ha
maka peluang petani untuk menanam bawang merah meningkat sebesar 22%. Hal

Universitas Sumatera Utara

ini dapat dijelaskan menurut Lains (1988) dalam Joko Triyanto (2006) luas lahan
sangat mempengaruhi minat, apabila luas lahan semakin luas maka minat petani
untuk berusahatani semakin tinggi.
Desa Cinta Dame sebagian besar masyarakatnya bekerja di lahan pertanian, dari
beberapa desa yang ada di Kecamatan Simanindo Desa Cinta Dame merupakan
desa yang memiliki populasi petani bawang merah yang paling besar
dibandingkan dengan desa – desa lainnya. Artinya luas lahan terluas untuk
menanam bawang merah terletak di Desa Cinta Dame. Namun petani bawang
merah di desa ini tidak hanya menanam bawang merah sebagai mata pencaharian
akan tetapi menanam tanaman lainnya untuk meningkatkan pendapatan petani.
Rata – rata luas lahan yang dimiliki petani bawang merah di Desa Cinta Dame
adalah sebesar 0,08 ha. Walaupun luas lahan yang digunakan petani untuk
menanam bawang merah tidak cukup besar akan tetapi petani bawang merah tetap
menanam bawang merah walaupun harga jual bawang merah turun, hal tersebut
dapat dijadikan bukti bahwa minat petani yang berada di Desa Cinta Dame cukup
tinggi.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sitty Muawiyah Panurat
(2014) yang menyatakan bahwa koefesien regresi dari luas lahan sebesar 0,703
terlihat adanya kontribusi positif luas lahan terhadap minat dan berpengaruh
sangat nyata terhadap minat petani (Pvalue = 0,002). Luas lahan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat petani Desa Sendangan pada taraf yang
sangat nyata 0,2 persen sehingga luas lahan sangat mempengaruhi minat petani
untuk berusahatani semakin tinggi.

Universitas Sumatera Utara



Pengalaman

Pi =
Pi =
Pi = 0,50
Ci = βPi (1-Pi)
Ci = (0,013) (0,50) (1-0,50)
Ci = 0,003
Hasil perhitungan menjelaskan bahwa setiap peningkatan pengalaman sebesar 1
tahun akan meningkatkan peluang petani untuk menanam bawang merah sebesar
0,3%. Hal ini berarti bahwa variabel pengalaman tidak terlalu berpengaruh
terhadap minat petani bawang merah di Desa Cinta Dame. Sebagaimana dengan
teori yang dikemukakan oleh Chapli (2006) pengalaman merupakan pengetahuan
atau keterampilan yang diketahui dan dikuasai seseorang sebagai akibat dari
perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya selama jangka waktu
tertentu yang dapat mempengaruhi minat seseorang terhadap apa yang dikerjakan.
Menurut Crow (1973) dalam Khairani (2013) menyatakan minat pada hakekatnya
merupakan sebab akibat dari pengalaman. Minat berkembang sebagai hasil dari
pada suatu kegiatan dan akan menjadi sebab akan dipakai lagi dalam kegiatan
yang sama. Pengalaman merupakan reaksi yang merangsang kegiatan-kegiatan
para petani dalam lingkungannya yang bersifat menyenangkan dan memberikan
sifat positif. Menurut Milton (1961) minat yang timbul akibat perasaan yang
menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman tertentu yang bersifat menyenangkan
dan dimiliki karena dibangkitkan atau ditimbulkan. Semakin banyak pengalaman

Universitas Sumatera Utara

yang diperoleh oleh petani, maka minat mereka terhadap usahatani bawang merah
semakin tinggi, dengan banyaknya pengalaman yang telah mereka lalui, maka
banyak cara yang dapat mereka lakukan untuk menaikkan produksi panen. Akan
tetapi hal ini bertolak belakang dengan petani bawang merah di Desa Cinta Dame
sebab lama berusaha tani bawang merah atau pengalaman bertani tidak
memberikan peluang yang cukup besar bagi petani bawang merah untuk
menanam bawang merah di daerah penelitian.


Pendapatan

Pi =
Pi =
Pi = 0,67
, pada variabel pendapatan X =1 maka

Diketahui

menunjukkan variabel pendapatan usahatani bawang merah diatas UMP,
sedangkan X = 0 maka

menunjukkan variabel pendapatan usahatani

bawang merah di bawah UMP. Artinya nilai

pada pendapatan diatas UMP

lebih besar sebesar β dibandingkan dengan pendapatan dibawah UMP. Karena
untuk pendapatan usahatani dibawah UMP nilai odd rationya adalah
maka

)

,

atau peluang jika memperoleh pendapatan dibawah

UMP untuk menanam bawang merah Pi = 0,5. Diperoleh nilai exp (β) = 2,092
maka nilai Pi = 0,67.

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil analisis diperoleh bahwa peluang variabel pendapatan diatas UMP lebih
besar 67% dibandingkan dengan pendapatan dibawah UMP . Artinya pendapatan
yang diperoleh petani diatas UMP mempunyai peluang lebih besar terhadap minat
petani menanam bawang merah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh
petani dibawah UMP. Dengan kata lain apabila petani memperoleh pendapatan
yang lebih tinggi maka akan mempengaruhi minat petani untuk menanam bawang
merah. Untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi maka petani juga harus
meningkatkan produksi bawang merah dan meminimalisir biaya yang dikeluarkan
untuk usahatani bawang merah di Desa Cinta Dame. Hal ini sesuai dengan
pendapat Suyanto (2008) bahwa semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi
minat petani untuk menanam.


Bantuan

Pi =
Pi =
Pi = 0,003
, pada variabel bantuan X =1 maka

Diketahui

menunjukkan adanya bantuan untuk usahatani bawang merah, sedangkan X =
0 maka

menunjukkan tidak adanya bantuan untuk usahatani

bawang merah. Artinya nilai

dengan adanya bantuan lebih besar sebesar

β dibandingkan dengan tidak adanya bantuan usahatani.

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil analisis diperoleh bahwa peluang variabel dengan adanya bantuan yang
diberikan kepada petani lebih besar 0,3 % dibandingkan dengan tidak adanya
bantuan yang diterima petani untuk usahatani bawang merah . Artinya dengan
adanya bantuan yang diterima petani bawang merah mempunyai peluang terhadap
minat petani menanam bawang merah dibandingkan dengan tidak adanya bantuan
yang diterima petani bawang merah. Dengan kata lain apabila petani mendapatkan
bantuan berupa saprodi, mesin dan alat pertanian untuk mendukung kegiatan
usahatani bawang merah di Desa Cinta Dame maka akan mempengaruhi minat
petani untuk menanam bawang merah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Crow and Crow (1973) dalam penelitian
Sitty (2014) yang menyatakan bahwa rangsangan yang datang dari lingkungan
atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan
mudah menimbulkan minat. Hasil penelitian juga sejalan dengan teori menurut
Soekartawai dalam Widodowati (2007) yang menyatakan bahwa bantuan yang
diperoleh tiap petani seperti faktor produksi maupun teknologi yang dapat
menghasilkan atau menaikkan produksi akan menambah minat petani semakin
tinggi dan mendorong para petani untuk tetap bekerja pada pertanian bawang
merah.


Trauma

Pi =
Pi =
Pi = 0,014

Universitas Sumatera Utara

Diketahui

, pada variabel bantuan X =1 maka

menunjukkan tidak adanya trauma yang dialami petani bawang merah,
sedangkan X = 0 maka

petani bawang merah. Artinya nilai

menunjukkan adanya trauma yang dialami

dengan tidak adanya trauma yang

dialami petani lebih besar sebesar β dibandingkan dengan adanya trauma yang
dialami petani.
Nilai Pi yang diperoleh adalah 0,014 dimana Pi merupakan peluang untuk
menanam bawang merah. Dari hasil analisis diperoleh bahwa peluang variabel
dengan tidak adanya trauma yang dialami petani lebih besar 1,4 % dibandingkan
dengan adanya trauma yang dialami petani selama berusahatani bawang merah di
Desa Cinta Dame. Artinya dengan tidak adanya trauma yang dialami petani
bawang merah mempunyai peluang terhadap minat petani untuk menanam
bawang merah dibandingkan dengan ketika petani mengalami trauma. Dengan
kata lain apabila petani tidak mengalami trauma seperti gagal panen akibat
serangan hama dan penyakit pada tanaman bawang merah yang menyebabkan
hasil produksi tidak dapat dipanen seluruhnya maka akan mempengaruhi minat
petani untuk menanam bawang merah dan meningkatkan motivasi dan semangat
petani.
Kondisi trauma yang dialami petani bawang merah dikarenakan serangan
hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah sehingga
mengakibatkan bawang merah mati dan panen menjadi gagal total. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Puji Astuti (2013) mengenai faktor – faktor

Universitas Sumatera Utara

penyebab rendahnya minat petani untuk menerapkan budidaya cabai merah ramah
lingkungan

di

Kabupaten

Lampung

Selatan,

salah

satu

faktor

yang

mempengaruhinya adalah serangan hama dan penyakit. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa rendahnya minat petani untuk menerapkan budidaya cabai
merah ramah lingkungan disebabkan oleh hama dan penyakit pada pertanaman
cabai merah ramah lingkungan lebih banyak dibandingkan pada pertanaman cabai
merah non lingkungan. Berdasarkan petunjuk teknis sekolah lapang pengendalian
hama terpadu oleh Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Lampung (2011), hama dan penyakit yang muncul pada pertanaman tidak harus
segera dimusnahkan, selama jumlahnya tidak banyak dan segera dilakukan
pengendalian dengan fisik dan biologi, maka hama dan penyakit tersebut tidak
akan menyebabkan kerugian bagi tanaman.

Universitas Sumatera Utara

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Faktor – faktor yang mempengaruhi minat petani menanam bawang merah
yang terdiri dari variabel luas lahan (X1), pengalaman (X2), pendapatan
(X3), bantuan (X4) dan trauma (X5) yang dimasukkan kedalam model
secara serentak signifikan pada α = 5%. Sedangkan secara parsial variabel
luas lahan (X1), bantuan (X4) dan trauma (X5) signifikan terhadap model
secara parsial pada α = 5%.
2. Luas lahan memiliki marginal effect sebesar 22 % yang artinya ketika luas
lahan bertambah sebesar 1 ha maka peluang petani untuk menanam
bawang merah meningkat sebesar 22 %. Peluang variabel bantuan lebih
besar 0,3 % dibandingkan dengan tidak adanya bantuan yang diterima
petani terhadap minat menanam bawang merah sedangkan peluang
variabel tidak adanya trauma lebih besar 1,4 % dibandingkan dengan
adanya trauma yang dialami petani terhadap minat menanam bawang
merah di Desa Cinta Dame.

Universitas Sumatera Utara

6.2. Saran
1. Kepada pemerintah agar dapat meningkatkan sarana dan prasarana
sebagai bentuk dukungan pemerintah kepada petani bawang merah dalam
menjalankan usaha tani bawang merah di Desa Cinta Dame dan
pemerintah juga diharapkan menjaga stabilitas harga bawang merah
dipasar agar tidak merugikan petani dalam menjual hasil produksi.
2. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat m