Analisis Usahatani Bawang Merah (Studi Kasus : Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir)
Lampiran 1. Karakteristik Petani Sampel No. Sampel Umur Sampel (Tahun) Lama Pendidikan (Tahun) Luas Lahan (Ha) Lama Bertani (Tahun) Jumlah Tanggungan (Jiwa) Status Kepemilikan Lahan
1 60 6 0,04 40 0 Milik Sendiri
2 60 6 0,04 40 0 Sewa
3 32 12 0,04 8 3 Sewa
4 55 6 0,04 30 2 Milik Sendiri
5 54 6 0,08 30 5 Sewa
6 28 12 0,08 1 1 Milik Sendiri
7 50 6 0,08 35 1 Milik Sendiri
8 60 9 0,08 45 1 Milik Sendiri
9 60 6 0,08 45 0 Milik Sendiri
10 55 9 0,12 25 1 Milik Sendiri
11 50 6 0,12 30 2 Milik Sendiri
12 35 12 0,12 10 4 Milik Sendiri
13 48 9 0,12 25 3 Milik Sendiri
14 52 6 0,12 30 2 Milik Sendiri
15 46 9 0,12 20 6 Sewa
16 45 9 0,12 25 4 Milik Sendiri
17 50 6 0,12 30 3 Milik Sendiri
18 50 9 0,12 40 2 Milik Sendiri
19 42 6 0,12 20 3 Milik Sendiri
20 45 12 0,12 25 4 Milik Sendiri
21 50 9 0,16 35 1 Milik Sendiri
22 36 9 0,16 3 2 Sewa
23 42 12 0,16 25 5 Milik Sendiri
24 46 9 0,16 20 3 Milik Sendiri
25 45 9 0,16 20 3 Milik Sendiri
26 40 12 0,16 20 4 Milik Sendiri
27 50 6 0,16 30 2 Milik Sendiri
28 35 12 0,16 10 4 Milik Sendiri
29 45 6 0,16 5 4 Milik Sendiri
30 43 9 0,16 20 4 Milik Sendiri
Jumlah 1409 255 3,48 742 79
(2)
Lampiran 2. Biaya Penggunaan Benih Bawang Merah Per Petani Selama 1 Musim Tanam
No. Sampel Luas Lahan (Ha)
Jumlah Benih
(Kg) Harga (Rp/Kg) Total Harga (Rp)
1 0,04 28 30.000 840.000
2 0,04 25 30.000 750.000
3 0,04 25 30.000 750.000
4 0,04 30 30.000 900.000
5 0,08 54 30.000 1.620.000
6 0,08 55 30.000 1.650.000
7 0,08 50 30.000 1.500.000
8 0,08 53 30.000 1.590.000
9 0,08 50 30.000 1.500.000
10 0,12 80 30.000 2.400.000
11 0,12 85 30.000 2.550.000
12 0,12 75 30.000 2.250.000
13 0,12 85 30.000 2.550.000
14 0,12 75 30.000 2.250.000
15 0,12 75 30.000 2.250.000
16 0,12 80 30.000 2.400.000
17 0,12 82 30.000 2.460.000
18 0,12 75 30.000 2.250.000
19 0,12 80 30.000 2.400.000
20 0,12 85 30.000 2.550.000
21 0,16 110 30.000 3.300.000
22 0,16 110 30.000 3.300.000
23 0,16 110 30.000 3.300.000
24 0,16 120 30.000 3.600.000
25 0,16 100 30.000 3.000.000
26 0,16 105 30.000 3.150.000
27 0,16 110 30.000 3.300.000
28 0,16 100 30.000 3.000.000
29 0,16 115 30.000 3.450.000
30 0,16 110 30.000 3.300.000
Jumlah 3,48 2.337 900.000 70.110.000
(3)
Lampiran 3. Biaya Penggunaan Benih Bawang Merah Per Hektar Selama 1 Musim Tanam
No. Sampel Jumlah Benih (Kg) Harga (Rp/Kg) Total Harga (Rp)
1 700 30.000 21.000.000
2 625 30.000 18.750.000
3 625 30.000 18.750.000
4 750 30.000 22.500.000
5 675 30.000 20.250.000
6 688 30.000 20.625.000
7 625 30.000 18.750.000
8 663 30.000 19.875.000
9 625 30.000 18.750.000
10 667 30.000 20.000.000
11 708 30.000 21.250.000
12 625 30.000 18.750.000
13 708 30.000 21.250.000
14 625 30.000 18.750.000
15 625 30.000 18.750.000
16 667 30.000 20.000.000
17 683 30.000 20.500.000
18 625 30.000 18.750.000
19 667 30.000 20.000.000
20 708 30.000 21.250.000
21 688 30.000 20.625.000
22 688 30.000 20.625.000
23 688 30.000 20.625.000
24 750 30.000 22.500.000
25 625 30.000 18.750.000
26 656 30.000 19.687.500
27 688 30.000 20.625.000
28 625 30.000 18.750.000
29 719 30.000 21.562.500
30 688 30.000 20.625.000
Jumlah 20.096 900.000 602.875.000
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Lampiran 8. Biaya Sarana Produksi Usahatani Bawang Merah Per Petani Selama 1 Musim Tanam
No. Sampel Luas Lahan (Ha) Biaya Benih (Rp) Biaya Pupuk (Rp) Biaya Pestisida
(Rp) Total Biaya (Rp)
1 0,04 840.000 122.500 74.000 1.036.500
2 0,04 750.000 157.500 59.000 966.500
3 0,04 750.000 100.000 159.000 1.009.000
4 0,04 900.000 107.500 59.000 1.066.500
5 0,08 1.620.000 45.000 172.000 1.837.000
6 0,08 1.650.000 64.500 56.000 1.770.500
7 0,08 1.500.000 140.000 140.000 1.780.000
8 0,08 1.590.000 550.000 141.000 2.281.000
9 0,08 1.500.000 234.500 148.000 1.882.500
10 0,12 2.400.000 525.000 195.000 3.120.000
11 0,12 2.550.000 450.000 335.000 3.335.000
12 0,12 2.250.000 375.000 220.000 2.845.000
13 0,12 2.550.000 375.000 300.000 3.225.000
14 0,12 2.250.000 375.000 195.000 2.820.000
15 0,12 2.250.000 375.000 160.000 2.785.000
16 0,12 2.400.000 420.000 220.000 3.040.000
17 0,12 2.460.000 545.000 360.000 3.365.000
18 0,12 2.250.000 498.000 335.000 3.083.000
19 0,12 2.400.000 98.000 125.000 2.623.000
20 0,12 2.550.000 750.000 335.000 3.635.000
21 0,16 3.300.000 760.000 480.000 4.540.000
22 0,16 3.300.000 170.000 360.000 3.830.000
23 0,16 3.300.000 610.000 491.000 4.401.000
24 0,16 3.600.000 327.500 291.000 4.218.500
25 0,16 3.000.000 497.500 340.000 3.837.500
26 0,16 3.150.000 850.000 220.000 4.220.000
27 0,16 3.300.000 1.000.000 316.000 4.616.000
28 0,16 3.000.000 595.000 296.000 3.891.000
29 0,16 3.450.000 610.000 282.000 4.342.000
30 0,16 3.300.000 470.000 351.000 4.121.000
Jumlah 3,48 70.110.000 12.197.500 7.215.000 89.522.500
(10)
Lampiran 9. Biaya Sarana Produksi Usahatani Bawang Merah Per Hektar Selama 1 Musim Tanam
No. Sampel Biaya Benih
(Rp) Biaya Pupuk (Rp)
Biaya Pestisida
(Rp) Total Biaya (Rp)
1 21.000.000 3.062.500 1.850.000 25.912.500
2 18.750.000 3.937.500 1.475.000 24.162.500
3 18.750.000 2.500.000 3.975.000 25.225.000
4 22.500.000 2.687.500 1.475.000 26.662.500
5 20.250.000 562.500 2.150.000 22.962.500
6 20.625.000 806.250 700.000 22.131.250
7 18.750.000 1.750.000 1.750.000 22.250.000
8 19.875.000 6.875.000 1.762.500 28.512.500
9 18.750.000 2.931.250 1.850.000 23.531.250
10 20.000.000 4.375.000 1.625.000 26.000.000
11 21.250.000 3.750.000 2.791.667 27.791.667
12 18.750.000 3.125.000 1.833.333 23.708.333
13 21.250.000 3.125.000 2.500.000 26.875.000
14 18.750.000 3.125.000 1.625.000 23.500.000
15 18.750.000 3.125.000 1.333.333 23.208.333
16 20.000.000 3.500.000 1.833.333 25.333.333
17 20.500.000 4.541.667 3.000.000 28.041.667
18 18.750.000 4.150.000 2.791.667 25.691.667
19 20.000.000 816.667 1.041.667 21.858.333
20 21.250.000 6.250.000 2.791.667 30.291.667
21 20.625.000 4.750.000 3.000.000 28.375.000
22 20.625.000 1.062.500 2.250.000 23.937.500
23 20.625.000 3.812.500 3.068.750 27.506.250
24 22.500.000 2.046.875 1.818.750 26.365.625
25 18.750.000 3.109.375 2.125.000 23.984.375
26 19.687.500 5.312.500 1.375.000 26.375.000
27 20.625.000 6.250.000 1.975.000 28.850.000
28 18.750.000 3.718.750 1.850.000 24.318.750
29 21.562.500 3.812.500 1.762.500 27.137.500
30 20.625.000 2.937.500 2.193.750 25.756.250
Jumlah 602.875.000 101.808.333 61.572.917 766.256.250
(11)
(12)
(13)
(14)
Lampiran 12. Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Bawang Merah per Petani dan per Hektar Selama 1 Musim Tanam
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
Lampiran 17. Pendapatan Tenaga Kerja per Petani dan per Hektar Selama 1 Musim Tanam No. Sampel Luas Lahan (Ha)
Upah TKDK (HKO)
Pendapatan Bersih / Petani (Rp)
Pendapatan Tenaga Kerja Keluarga /
Petani (Rp) 1 0,04 975.000 1.461.808 2.436.808 2 0,04 750.000 1.016.808 1.766.808 3 0,04 1.200.000 1.929.364 3.129.364 4 0,04 750.000 1.311.975 2.061.975 5 0,08 1.275.000 1.761.933 3.036.933 6 0,08 1.050.000 1.814.808 2.864.808 7 0,08 1.050.000 2.620.919 3.670.919 8 0,08 1.050.000 4.739.808 5.789.808 9 0,08 1.050.000 4.636.475 5.686.475 10 0,12 1.200.000 4.953.142 6.153.142 11 0,12 1.050.000 8.075.808 9.125.808 12 0,12 1.125.000 7.219.808 8.344.808 13 0,12 1.575.000 5.826.808 7.401.808 14 0,12 1.950.000 5.088.975 7.038.975 15 0,12 1.575.000 4.734.642 6.309.642 16 0,12 1.950.000 5.650.142 7.600.142 17 0,12 1.125.000 4.002.225 5.127.225 18 0,12 1.725.000 9.641.656 11.366.656 19 0,12 1.725.000 4.310.100 6.035.100 20 0,12 1.650.000 6.410.489 8.060.489 21 0,16 1.350.000 6.088.433 7.438.433 22 0,16 1.800.000 7.399.767 9.199.767 23 0,16 1.500.000 8.413.267 9.913.267 24 0,16 1.650.000 7.060.433 8.710.433 25 0,16 1.125.000 5.644.989 6.769.989 26 0,16 1.425.000 6.344.433 7.769.433 27 0,16 1.350.000 4.347.767 5.697.767 28 0,16 1.425.000 5.429.933 6.854.933 29 0,16 1.650.000 6.965.600 8.615.600 30 0,16 1.650.000 5.753.433 7.403.433 Jumlah 3,48 40.725.000 150.655.750 191.380.750 Rata-rata 0,12 1.357.500 5.021.858 6.379.358
(20)
Lampiran 18. Pendapatn Keluarga Usahatani Bawang Merah per Petani dan per Hektar Selama 1 Musim Tanam
No. Sampel
Luas Lahan
(Ha) Bunga Modal (Rp)
Pendapatan Keluarga per Petani (Rp)
1 0,04 68.782,46 2.505.590,79
2 0,04 69.107,46 1.835.915,79
3 0,04 69.591,35 3.198.955,24
4 0,08 70.721,62 2.132.696,63
5 0,08 145.474,33 3.182.407,67
6 0,08 122.537,46 2.987.345,80
7 0,08 122.140,24 3.793.059,69
8 0,08 179.412,46 5.969.220,80
9 0,12 153.629,12 5.840.104,13
10 0,12 224.045,79 6.377.187,46
11 0,12 247.272,46 9.373.080,79
12 0,12 197.612,46 8.542.420,79
13 0,12 235.507,46 7.637.315,79
14 0,12 205.466,63 7.244.441,63
15 0,12 199.248,29 6.508.889,96
16 0,12 212.865,79 7.813.007,46
17 0,12 246.855,38 5.374.080,38
18 0,12 231.292,39 11.597.947,94
19 0,12 187.843,50 6.222.943,50
20 0,16 262.568,22 8.323.057,11
21 0,16 332.251,83 7.770.685,17
22 0,16 299.015,17 9.498.781,84
23 0,16 330.637,67 10.243.904,34
24 0,16 314.571,83 9.025.005,17
25 0,16 297.375,72 7.067.364,61
26 0,16 318.861,83 8.088.295,17
27 0,16 354.395,17 6.052.161,84
28 0,16 302.254,33 7.157.187,67
29 0,16 327.236,00 8.942.836,00
30 3,48 302.026,83 7.705.460,17
Jumlah 6,92 6.630.601,24 198.011.351,33
(21)
Lampiran 19. Pendapatan Bersih Usahatani Bawang Merah Per Petani Selama 1 Musim Tanam
No. Sampel Luas Lahan (Ha) Penerimaan/ Petani (Rp)
Total Biaya/ Petani (Rp)
Pendapatan Bersih/ Petani (Rp)
1 0.04 2,520,000.00 1,058,191.66 1,461,808.34
2 0.04 2,080,000.00 1,063,191.66 1,016,808.34
3 0.04 3,000,000.00 1,070,636.10 1,929,363.90
4 0.04 2,400,000.00 1,088,025.00 1,311,975.00
5 0.08 4,000,000.00 2,238,066.66 1,761,933.34
6 0.08 3,700,000.00 1,885,191.66 1,814,808.34
7 0.08 4,500,000.00 1,879,080.55 2,620,919.45
8 0.08 7,500,000.00 2,760,191.66 4,739,808.34
9 0.08 7,000,000.00 2,363,524.99 4,636,475.01
10 0.12 8,400,000.00 3,446,858.33 4,953,141.67
11 0.12 11,880,000.00 3,804,191.67 8,075,808.33
12 0.12 10,260,000.00 3,040,191.67 7,219,808.33
13 0.12 9,450,000.00 3,623,191.67 5,826,808.33
14 0.12 8,250,000.00 3,161,025.00 5,088,975.00
15 0.12 7,800,000.00 3,065,358.33 4,734,641.67
16 0.12 8,925,000.00 3,274,858.33 5,650,141.67
17 0.12 7,800,000.00 3,797,775.00 4,002,225.00
18 0.12 13,200,000.00 3,558,344.44 9,641,655.56
19 0.12 7,200,000.00 2,889,900.00 4,310,100.00
20 0.12 10,450,000.00 4,039,511.11 6,410,488.89
21 0.16 11,200,000.00 5,111,566.66 6,088,433.34
22 0.16 12,000,000.00 4,600,233.33 7,399,766.67
23 0.16 13,500,000.00 5,086,733.33 8,413,266.67
24 0.16 11,900,000.00 4,839,566.66 7,060,433.34
25 0.16 10,220,000.00 4,575,011.11 5,644,988.89
26 0.16 11,250,000.00 4,905,566.66 6,344,433.34
27 0.16 9,800,000.00 5,452,233.33 4,347,766.67
28 0.16 10,080,000.00 4,650,066.66 5,429,933.34
29 0.16 12,000,000.00 5,034,400.00 6,965,600.00
30 0.16 10,400,000.00 4,646,566.66 5,753,433.34
Jumlah 3.48 252,665,000.00 102,009,249.92 150,655,750.08
(22)
Lampiran 20. BEP Usahatani Bawang Merah Per Petani No. Sampel Luas Lahan (Ha) Produksi / Petani (Kg) Harga (Rp/Kg) Total Biaya (Rp) BEP Produksi (Rp) BEP Harga (Rp)
1 0,04 180 14.000 1.058.192 75,59 5.878,84
2 0,04 130 16.000 1.063.192 66,45 8.178,40
3 0,04 150 20.000 1.070.636 53,53 7.137,57
4 0,04 150 16.000 1.088.025 68,00 7.253,50
5 0,08 400 10.000 2.238.067 223,81 5.595,17
6 0,08 370 10.000 1.885.192 188,52 5.095,11
7 0,08 150 30.000 1.879.081 62,64 12.527,20
8 0,08 300 25.000 2.760.192 110,41 9.200,64
9 0,08 350 20.000 2.363.525 118,18 6.752,93
10 0,12 600 14.000 3.446.858 246,20 5.744,76
11 0,12 540 22.000 3.804.192 172,92 7.044,80
12 0,12 570 18.000 3.040.192 168,90 5.333,67
13 0,12 525 18.000 3.623.192 201,29 6.901,32
14 0,12 550 15.000 3.161.025 210,74 5.747,32
15 0,12 600 13.000 3.065.358 235,80 5.108,93
16 0,12 525 17.000 3.274.858 192,64 6.237,83
17 0,12 600 13.000 3.797.775 292,14 6.329,63
18 0,12 600 22.000 3.558.344 161,74 5.930,57
19 0,12 600 12.000 2.889.900 240,83 4.816,50
20 0,12 550 19.000 4.039.511 212,61 7.344,57
21 0,16 800 14.000 5.111.567 365,11 6.389,46
22 0,16 1.000 12.000 4.600.233 383,35 4.600,23
23 0,16 750 18.000 5.086.733 282,60 6.782,31
24 0,16 700 17.000 4.839.567 284,68 6.913,67
25 0,16 730 14.000 4.575.011 326,79 6.267,14
26 0,16 750 15.000 4.905.567 327,04 6.540,76
27 0,16 700 14.000 5.452.233 389,45 7.788,90
28 0,16 720 14.000 4.650.067 332,15 6.458,43
29 0,16 750 16.000 5.034.400 314,65 6.712,53
30 0,16 800 13.000 4.646.567 357,43 5.808,21
Jumlah 3,48 16.140 491.000 102.009.250 6.666,14 198.420,89 Rata-rata 0,12 538,00 16.367 3.400.308 222,20 6.614,03
(23)
Lampiran 21. BEP Usahatani Bawang Merah Per Hektar No. Sampel Luas Lahan (Ha) Produksi / Ha (Kg)
Harga (Rp/Kg) Total Biaya (Rp) BEP Produksi (Rp) BEP Harga (Rp)
1 0,04 4.500 14.000 26.454.792 1.889,63 5.878,84 2 0,04 3.250 16.000 26.579.792 1.661,24 8.178,40 3 0,04 3.750 20.000 26.765.903 1.338,30 7.137,57 4 0,04 3.750 16.000 27.200.625 1.700,04 7.253,50 5 0,08 5.000 10.000 27.975.833 2.797,58 5.595,17 6 0,08 4.625 10.000 23.564.896 2.356,49 5.095,11 7 0,08 1.875 30.000 23.488.507 782,95 12.527,20 8 0,08 3.750 25.000 34.502.396 1.380,10 9.200,64 9 0,08 4.375 20.000 29.544.062 1.477,20 6.752,93 10 0,12 5.000 14.000 28.723.819 2.051,70 5.744,76 11 0,12 4.500 22.000 31.701.597 1.440,98 7.044,80 12 0,12 4.750 18.000 25.334.931 1.407,50 5.333,67 13 0,12 4.375 18.000 30.193.264 1.677,40 6.901,32 14 0,12 4.583 15.000 26.341.875 1.756,13 5.747,32 15 0,12 5.000 13.000 25.544.653 1.964,97 5.108,93 16 0,12 4.375 17.000 27.290.486 1.605,32 6.237,83 17 0,12 5.000 13.000 31.648.125 2.434,47 6.329,63 18 0,12 5.000 22.000 29.652.870 1.347,86 5.930,57 19 0,12 5.000 12.000 24.082.500 2.006,88 4.816,50 20 0,12 4.583 19.000 33.662.593 1.771,72 7.344,57 21 0,16 5.000 14.000 31.947.292 2.281,95 6.389,46 22 0,16 6.250 12.000 28.751.458 2.395,95 4.600,23 23 0,16 4.688 18.000 31.792.083 1.766,23 6.782,31 24 0,16 4.375 17.000 30.247.292 1.779,25 6.913,67 25 0,16 4.563 14.000 28.593.819 2.042,42 6.267,14 26 0,16 4.688 15.000 30.659.792 2.043,99 6.540,76 27 0,16 4.375 14.000 34.076.458 2.434,03 7.788,90 28 0,16 4.500 14.000 29.062.917 2.075,92 6.458,43 29 0,16 4.688 16.000 31.465.000 1.966,56 6.712,53 30 0,16 5.000 13.000 29.041.042 2.233,93 5.808,21 Jumlah 3,48 135.167 491.000 865.890.670 55.868,67 198.420,89 Rata-rata 0,12 4.506 16.367 28.863.022 1.862,29 6.614,03
(24)
Lampiran 22. R/C (Return Cost Ratio) Usahatani Bawang Merah Per Petani Selama 1 Musim Tanam
No. Sampel Luas Lahan (Ha)
Penerimaan (Rp)
Total Biaya (Rp)
Return Cost Ratio (R/C) per Petani
1 0,04 2.520.000 1.058.192 2,38
2 0,04 2.080.000 1.063.192 1,96
3 0,04 3.000.000 1.070.636 2,80
4 0,04 2.400.000 1.088.025 2,21
5 0,08 4.000.000 2.238.067 1,79
6 0,08 3.700.000 1.885.192 1,96
7 0,08 4.500.000 1.879.081 2,39
8 0,08 7.500.000 2.760.192 2,72
9 0,08 7.000.000 2.363.525 2,96
10 0,12 8.400.000 3.446.858 2,44
11 0,12 11.880.000 3.804.192 3,12
12 0,12 10.260.000 3.040.192 3,37
13 0,12 9.450.000 3.623.192 2,61
14 0,12 8.250.000 3.161.025 2,61
15 0,12 7.800.000 3.065.358 2,54
16 0,12 8.925.000 3.274.858 2,73
17 0,12 7.800.000 3.797.775 2,05
18 0,12 13.200.000 3.558.344 3,71
19 0,12 7.200.000 2.889.900 2,49
20 0,12 10.450.000 4.039.511 2,59
21 0,16 11.200.000 5.111.567 2,19
22 0,16 12.000.000 4.600.233 2,61
23 0,16 13.500.000 5.086.733 2,65
24 0,16 11.900.000 4.839.567 2,46
25 0,16 10.220.000 4.575.011 2,23
26 0,16 11.250.000 4.905.567 2,29
27 0,16 9.800.000 5.452.233 1,80
28 0,16 10.080.000 4.650.067 2,17
29 0,16 12.000.000 5.034.400 2,38
30 0,16 10.400.000 4.646.567 2,24
Jumlah 3,48 252.665.000 102.009.250 74,46 Rata-rata 0,12 8.422.167 3.400.308 2,48
(25)
Lampiran 23. R/C (Return Cost Ratio) Usahatani Bawang Merah Per Hektar Selama 1 Musim Tanam
No. Sampel Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) Return Cost Ratio (R/C)
1 63.000.000 26.454.792 2,38
2 52.000.000 26.579.792 1,96
3 75.000.000 26.765.903 2,80
4 60.000.000 27.200.625 2,21
5 50.000.000 27.975.833 1,79
6 46.250.000 23.564.896 1,96
7 56.250.000 23.488.507 2,39
8 93.750.000 34.502.396 2,72
9 87.500.000 29.544.062 2,96
10 70.000.000 28.723.819 2,44
11 99.000.000 31.701.597 3,12
12 85.500.000 25.334.931 3,37
13 78.750.000 30.193.264 2,61
14 68.750.000 26.341.875 2,61
15 65.000.000 25.544.653 2,54
16 74.375.000 27.290.486 2,73
17 65.000.000 31.648.125 2,05
18 110.000.000 29.652.870 3,71
19 60.000.000 24.082.500 2,49
20 87.083.333 33.662.593 2,59
21 70.000.000 31.947.292 2,19
22 75.000.000 28.751.458 2,61
23 84.375.000 31.792.083 2,65
24 74.375.000 30.247.292 2,46
25 63.875.000 28.593.819 2,23
26 70.312.500 30.659.792 2,29
27 61.250.000 34.076.458 1,80
28 63.000.000 29.062.917 2,17
29 75.000.000 31.465.000 2,38
30 65.000.000 29.041.042 2,24
Jumlah 2.149.395.833 865.890.670 74,46
(26)
Lampiran 24. Hasil Regresi Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah Dengan SPSS 16.0
Model Summaryb
Mode
l R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .963a .927 .916 .16870 .927 79.614 4 25 .000 2.086
a. Predictors: (Constant), tenagakerja, pupuk, pestisida, benih
b. Dependent Variable: produksi
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients
t Sig.
Correlations
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
(Constant) 1.059 .526 2.013 .055
benih .970 .142 .778 6.832 .000 .953 .807 .369 .224 4.455
pupuk .139 .065 .184 2.138 .042 .787 .393 .115 .392 2.549
pestisida -.076 .118 -.065 -.639 .528 .794 -.127 -.034 .283 3.538
tenagakerja .291 .172 .129 1.692 .103 .715 .321 .091 .499 2.003
a. Dependent Variable: produksi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .15663592
Most Extreme Differences Absolute .091
Positive .060
Negative -.091
Kolmogorov-Smirnov Z .499
Asymp. Sig. (2-tailed) .965
(27)
(28)
Lampiran 25. Hasil Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Bawang Merah Dengan SPSS 16.0
Model Summaryb
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .730a .532 .458 1.66688E6 .532 7.119 4 25 .001 1.385
a. Predictors: (Constant), produksi, tkdk, harga, lama bertni
b. Dependent Variable: pndptn
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.54765552E6
Most Extreme Differences Absolute .206
Positive .206
Negative -.159
Kolmogorov-Smirnov Z 1.129
Asymp. Sig. (2-tailed) .156
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Correlations
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
(Constant) -2.322E6 1.910E6 -1.216 .236
lama bertni -35169.174 29311.413 -.186 -1.200 .241 -.150 -.233 -.164 .775 1.290
tkdk 96728.299 70579.531 .197 1.370 .183 .297 .264 .187 .906 1.103
harga 6139.182 1391.723 .628 4.411 .000 .583 .662 .603 .922 1.085
produksi 226.462 79.370 .438 2.853 .009 .182 .496 .390 .792 1.263
(29)
(30)
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1998. Pedoman Bertanam Bawang. Kanisius. Yogyakarta. AAK. 2004. Pedoman Bertanam Bawang. Kanisius. Yogyakarta.
Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Asri. Jakarta. Narbuko, Cholid dan H.Abu Ahcmadi. 1997. Metedologi Penelitian. Bumi
Aksara. Jakarta
Prawirokusumo, Soeharto. 1999. Ilmu Usahatani. BPFE. Yogyakarta.
Rahayu, Estu dan Nur Berlian VA. 1999. Bawang Merah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rahim, ABD dan Dian Retno Dwi Hastuti. 2007. Pengantar Teori dan Kasus Ekonomi Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rukmana, Rahmat. 1994. Budidaya dan Pengolahan Pascapanen Bawang Merah. Kanisius. Yogyakarta.
Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia. Jakarta. Soepomo,1997. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor
Supranto, J. 2001. Ekonometri (Edisi Revisi). Ghalia Indonesia. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Suratiyah, Ken. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tim Bina Karya Tani. 2008. Pedoman Bertanam Bawang Merah. CV.Yrama Widya. Bandung.
Wibowo, Singgih. 1995. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay. Penebar Swadaya. Jakarta.
(31)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditetapkan secara purposive yaitu secara sengaja karena merupakan salah satu sentra produksi bawang merah di Sumatera Utara. Kabupaten Samosir dipilih sebagai daerah penelitian dengan alasan pertimbangan jumlah produksi dan luas panen menempati posisi ketiga di Sumatera Utara setelah Kabupaten Simalungun menempati posisi pertama dan Kabupaten Dairi menempati posisi kedua.
Tabel 5. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah di Kecamatan Simanindo Tahun 2011
No Desa Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
1 Dosroha 6,70 32,79 4,80
2 Simarmata 8,00 38,43 4,80
3 Simanindo 33,60 196,70 5,80
4 Cinta Dame 41,90 270,90 6,50
5 Sihusapi 1,00 3,95 3,90
6 Maduma 1,30 5,75 4,40
7 Ambarita 0,50 3,25 6,50
8 Martoba 0,75 2,89 3,80
9 Tuktuk 0,25 1,08 4,30
10 Garoga 0,90 3,29 3,60
11 Tomok 5,10 21,59 4,20
12 Huta ginjang 4,00 16,71 4,10
13 Tanjungan - - -
14 Parbalokan 0,80 2,90 3,60
15 Pardomuan 1,90 6,93 3,60
16 Parmonangan 1,31 4,93 3,70
Jumlah 108,01 686,34 67,60
(32)
Dari tabel di atas dapat ditentukan bahwa lokasi penelitian dapat dilaksanakan di Desa Cinta Dame karena merupakan daerah sentra produksi bawang merah terbesar di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir dengan luas panen bawang merah pada tahun 2011 adalah 41,9 Ha dan produksi 270,9 Ton.
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Responden dalam penelitian ini adalah petani bawang merah di daerah penelitian yaitu di kecamatan Simanindo. Jumlah populasi petani bawang merah di desa Cinta Dame sebanyak 105 kepala keluarga (KK) diambil sampel sebanyak 30 orang. Menurut teori Bailey, ukuran untuk melakukan penelitian menggunakan analisis statistik, ukuran responden paling minimum sebanyak 30 sampel (Soepomo, 1997).
Metode pengambilan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling. Teknik
Simple Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel secara rambang atau acak yaitu pengambilan sampel yang tanpa pilih-pilih, didasarkan atas prinsip-prinsip sistematis, karena dianggap sebagai sampel paling baik (Narbuko, 1997).
3.3 Metode Pengambilan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari wawancara langsung kepada petani bawang merah dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait seperti BPS (Badan Pusat Statistik), Dinas Pertanian Sumatera Utara, Kantor Kepala Desa di Kecamatan Simanindo.
(33)
3.4 Metode Analisis Data
Untuk hipotesis 1, dianalisis dengan formula produktivitas. Adapun modelnya menurut Suratiyah (2006), sebagai berikut .
Produktivitas =Jumlah produksi (Kg) Luas lahan (Ha)
Untuk menentukan tingkat produktivitas di daerah penelitian dibandingkan dengan produktivitas bawang merah di Kabupaten Samosir dan Kabupaten Simalungun.
Untuk hipotesis 2, dianalisis dengan menggunakan fungsi Cobb-Douglas. Adapun modelnya menurut Supranto (2001), sebagai berikut .
Y = f (X1,X2,…… Xn
Y = aX1b1 X2b2 X3b3 X4b4 µ
Dimana .
Y = Produksi bawang merah (kg) X1=Benih (kg)
X2=Pupuk (kg)
X3=Pestisida (ml)
X4=Tenaga kerja (HKO)
µ = Kesalahan pengganggu
Untuk menguji apakah variabel bebas yakni input produksi (Xi) bersama-sama (serempak) berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (Y) digunakan uji F dengan rumus .
(34)
F-hitung = r²/(k−1) (1−r2)/(n−k)
�²= �����ℎ��������������
�����ℎ����������������������
Dimana .
r² = Koefisien determinasi n = Jumlah responden k = Derajat pembilang bebas n-1-k = Derajat bebas penyebut Kriteria uji .
F hitung <
Sbi = standart deviasi koefisien regresi ke-i yang diduga. F tabel . Hipotesis Ho diterima, H1 ditolak. F hitung > F tabel . Hipotesis H1 diterima, Ho ditolak. Dengan hipotesisi .
Ho . Semua variabel independen (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap nilai variabel dependen (Yi)
H1 . Semua Variabel independen (Xi) berpengaruh nyata terhadap nilai variabel dependen (Y)
Untuk menguji apakah variabel bebas yakni input produksi (Xi) yang digunakan dalam usahatani bawang merah secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas (Y) digunakan uji t dengan rumus .
t hitung = bi Sbi Dimana .
(35)
Kriteria uji .
t hitung < t tabel . Hipotesis Ho diterima, H1 ditolak. t hitung > t tabel . Hipotesis H1 diterima, Ho ditolak. Dengan hipotesis .
Ho . Variabel independen (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap nilai variabel dependen (Yi)
H1 . Variabel independen (Xi) berpengaruh nyata terhadap nilai variabel dependen (Y)
Untuk hipotesis 3, dianalisis melalui metode deskriptif dengan cara membandingkan biaya tetap dan biaya variabel.
Untuk hipotesis 4, dianalisis dengan menggunakan rumus pendapatan yaitu mencakup pendapatan bersih usahatani, pendapatan tenaga kerja keluarga dan pendapatan keluarga. Adapun modelnya menurut Soekartawi (1995), sebagai berikut .
Rumus Penerimaan Usahatani . TR = Y.Py Dimana .
TR = Total Penerimaan (total revenue) Y = Produksi yang diperoleh (kg) Py = Harga jual (Rp)
(36)
Dimana .
TC = Total Cost/Total biaya (Rp) FC = Fixed Cost/Biaya tetap (Rp) VC = Variable Cost/Biaya variabel (Rp)
Pendapatan bersih usahatani bawang merah dapat dihitung dengan rumus . Pd = TR – TC
Dimana .
Pd = Pendapatan Usahatani (Rp) TR = Total Penerimaan (total revenue) TC = Total biaya (total cost)
Kriteria uji .
Pendapatan bersih usahatani dikatakan tinggi apabila pendapatan bersih usahatani per bulan lebih tinggi dari upah minimum provinsi (UMR).
Pendapatan Tenaga Kerja keluarga petani adalah pendapatan bersih ditambah upah tenaga kerja petani dan anggota keluarga yang diperhitungkan.
Pendapatan keluarga petani adalah pendapatan tenaga kerja petani ditambah bunga modal milik sendiri (Prawirokusumo, 1999)
Untuk hipotesis 5, dianalisis dengan Regresi Linear Berganda. Adapun modelnya menurut Supranto (2001), dituliskan sebagai berikut.
(37)
Keterangan .
Y = Pendapatan (Rp) X1 = Lama bertani (Tahun)
X2 = Tenaga kerja dalam keluarga (HKO)
X3 = Harga Jual (Rp)
X4 = Produksi (kg)
a = konstanta
b1,b2,b3,b4 = koefisien
Untuk menguji apakah variabel bebas yakni input produksi (Xi) bersama-sama (serempak) berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (Y) digunakan uji F dengan rumus .
F hitung =
) /( ) 1 ( ) 1 /( 2 2 k n R k R − − −
�²= �����ℎ��������������
�����ℎ����������������������
Keterangan.
R2 = Koefisien determinasi k-1 = Derajat bebas pembilang n = Jumlah sampel
(38)
Dengan kriteria uji serempak sebagai berikut. Fhit > F tabel (0,05) maka Ho ditolak, H1 diterima
Fhit ≤ F tabel (0,05) maka Ho diterima, H1 ditolak
Dengan hipotesis .
Ho . Variabel independen (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap nilai variabel dependen (Yi)
H1 . Variabel independen (Xi) berpengaruh nyata terhadap nilai variabel dependen (Y)
Untuk menguji apakah variabel bebas yakni input produksi (Xi) yang digunakan dalam usahatani bawang merah secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas (Y) digunakan uji t dengan rumus .
t hitung = bi Sbi Dimana .
bi = koefisien regresi ke-i yang diduga
Sbi = standart deviasi koefisien regresi ke-i yang diduga Kriteria uji .
t - hitung < t tabel . Hipotesis Ho diterima, H1 ditolak t - hitung > t tabel . Hipotesis H1 diterima, Ho ditolak Dengan hipotesis .
Ho . Variabel independen (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap nilai variabel dependen (Yi)
H1 . Variabel independen (Xi) berpengaruh nyata terhadap nilai variabel dependen (Y).
(39)
Untuk hipotesis 6 dianalisis dengan menggunakan R/C Ratio dan BEP
BEP Produksi =TC P
Dimana .
TC = Total Cost/ biaya total (Rp) P = Harga Jual (Rp)
BEP Harga (Rp./kg) =TC Y
Dimana .
TC = Total cost/ biaya total (Rp) Y = Produksi total (Kg)
Untuk menghitung kelayakan usahatani bawang merah dianlisis dengan R/C (Return Cost Ratio), atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah antara penerimaan dan biaya. Adapun modelnya menurut Soekartawi (1995) dapat dituliskan sebagai berikut.
A = R/C R = Py . Y C = FC + VC
a = [( Py. Y) / (FC + VC)] Dimana .
R = Penerimaan C = Biaya
Py = Harga Output Y = Output FC = Biaya tetap
(40)
VC = Biaya tidak tetap Kriteria uji .
Jika R/C > 1, maka usahatani layak untuk diusahakan Jika R/C = 1, maka usahatani layak impas
Jika R/C < 1, maka usahatani tidak layak untuk diusahakan.
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman atas pengertian dan penafsiran peneltian ini maka penulis membuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut .
3.5.1 Defenisi
1. Usahatani bawang merah adalah suatu usaha yang dilakukan di atas sebidang lahan usahatani dengan menanam tanaman bawang merah.
2. Petani bawang merah adalah orang yang melaksanakan dan mengelola usahatani bawang merah pada sebidang tanah atau lahan.
3. Sarana produksi adalah semua korbanan yang digunakan dalam usahatani bawang merah sehingga menghasilkan suatu keluaran (output).
4. Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pertani untuk usahatani bawang merah.
5. Harga jual adalah besarnya nilai penjualan yang diterima oleh petani bawang merah.
6. Penerimaan usahatani bawang merah adalah jumlah produksi bawang merah dikali dengan harga jual bawang merah.
(41)
7. Pendapatan bersih usahatani bawang merah adalah penerimaan yang diperoleh oleh petani bawang merah dikurangi dengan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam usahatani bawang merah.
8. Pendapatan tenaga kerja keluarga petani adalah penjumlahan pendapatan bersih dengan upah tenaga kerja petani dan anggota keluarga yang diperhitungkan.
9. Pendapatan keluarga adalah pendapatan tenaga kerja keluarga petani ditambah bunga modal milik sendiri
10.Kelayakan usaha adalah ukuran suatu usaha dapat menghasilkan keuntungan yang proporsional dengan membandingkan jumlah penerimaan dengan seluruh biaya produksi usahatani.
11.Break even poin adalah titik pulang pokok dimana total revenue sama dengan
total cost.
12.Data yang dianalisis adalah data per petani.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. 2. Petani Sampel adalah petani yang menanam bawang merah.
(42)
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL
4.1. Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1. Luas Wilayah dan Letak Geografis
Desa Cinta Dame memiliki luas wilayah 3500 ha. Desa Cinta Dame berada di pinggiran Danau Toba dan dikelilingi gunung dan bukit-bukit. Desa Cinta Dame terletak di antara 2° 49’– 2° 54’ LU dan 98° 23’ – 98° 31’ BT. Berada pada ketinggian 700-1300 m dpl. Rata-rata suhunya adalah 23°C, dengan keadaan iklim dingin. Adapun batas-batas Desa Cinta Dame sebagai berikut .
− Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Maduma − Sebelah Barat berbatasan dengan Danau Toba − Sebelah Utara berbatasan dengan Danau Toba − Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Simarmata.
4.1.2. Tata Guna Tanah
Pola penggunaan tanah di Desa Cinta Dame dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Pola Penggunaan Tanah di Desa Cinta Dame
No PenggunaanLahan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Tanah Sawah 230 7
2 Tanah Kering 1800 51
3 Pemukiman 75 2
4 Hutan 95 3
5 Lain-lain 1300 37
Jumlah 3500 100
(43)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa penggunaan lahan tanah sawah 230 ha (7%), tanah kering 1800 ha (51%), pemukiman 75 ha (10%), hutan 95 ha (3%), dan untuk lain-lain 1300 ha (37%) seperti sekolah, tempat ibadah, lahan tidur.
4.2. Demografi
4.2.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Desa Cinta Dame memiliki penduduk yang mempunyai potensi yang berbeda - beda terutama dalam hal mengolah lahan pertanian. Menurut data yang diperoleh dari kepala desa Cinta Dame penduduk desa Cinta Dame 1563 jiwa dengan jumlah laki-laki 753 jiwa (48,17%) dan perempuan 810 jiwa (51,82%) dan kepala keluarga terdiri dari 105 KK.
4.2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Untuk mengetahui keadaan penduduk sangat penting membuat pengelompokan umur untuk melihat penduduk yang masih produktif, belum produktif dan tidak produktif. Dimana tingkat usia penduduk yang tinggal pada suatu desa merupakan gambaran tingkat kualitas pembangunan suatu desa.
Berikut ini jumlah penduduk menurut kelompok umur di Desa Cinta Dame.
Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
No Golongan Usia
Penduduk (Tahun)
Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
1 0-14 381 24,37
2 15-54 978 62,57
3 >54 204 13,05
(44)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penduduk pada golongan usia produktif yaitu 15–54 tahun lebih dominan (62,57%) di daerah penelitian, hal ini menggambarkan bahwa penduduk di daerah penelitian optimal dalam melakukan kegiatan usahatani bawang merah.
4.2.3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Ditinjau dari segi mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari, penduduk desa Cinta Dame mayoritas dengan mata pencaharian bertani. Berikut tabel mata pencaharian penduduk desa Cinta Dame.
Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 Petani 765 77,27
2 Pedagang 160 16,16
3 Pegawai Negeri Sipil 65 6,56
Jumlah 990 100
Sumber . Kantor Kepala Desa Cinta Dame, 2014
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa penduduk desa Cinta Dame mayoritas dengan mata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 765 jiwa (77,27), hal ini menunjukkan bahwa penduduk di daerah penelitian berpotensi untuk meningkatkan produksi usahataninya.
4.2.4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Dasar 186 14,21
2 Menengah 802 61,27
3 Tinggi 321 24,52
Jumlah 1309 100
(45)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya penduduk desa Cinta Dame berada pada tingkat pendidikan menengah yaitu 802 jiwa (61,27%), hal ini menunjukkan bahwa pendidikan penduduk di daerah penelitian cukup baik untuk mengusahakan usahataninya khususnya dalam membudidayakan usahatani bawang merah.
4.3. Sarana dan Prasarana
Tabel 10. Sarana dan Prasarana di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir
No Sarana / Prasarana Jumlah (Unit)
1 Kantor Kepala Desa 1
2 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2
3 Sekolah Dasar (SD) 3
4 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1
5 Posyandu 2
6 Puskesmas 1
7 Gereja 3
Jumlah 12
Sumber . Kantor Kepala Desa Cinta Dame, 2014
Tabel di atas dapat menjelaskan bahwa sarana / prasarana di Desa Cinta Dame sudah cukup untuk menunjang kegiatan penduduk setempat. Hal ini dapat dilihat dari adanya fasilitas-fasilitas yang membantu kegiatan penduduk seperti fasilitas kesehatan, rumah ibadah, kantor Kepala Desa, maupun fasilitas pendidikan.
4.5. Karakteristik Petani Sampel Tabel 11. Karakteristik petani
No Karakteristik Satuan Range Rataan
1 Umur Tahun 28 - 60 46,97
2 Tingkat Pendidikan Tahun 6 - 18 8,50
3 Luas Lahan Ha 0,04 - 0,16 0,12
4 Lama Bertani Tahun 1 - 45 24,73
5 JumlahTanggungan Jiwa 0 - 6 2,63
(46)
Tabel di atas dapat menjelaskan bahwa umur petani, tingkat pendidikan, luas lahan, lama bertani, dan jumlah tanggungan merupakan karakteristik petani sampel di daerah penelitian.
(47)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Teknis Budidaya Usahatani Bawang Merah 5.1.1 Pengolahan lahan
Tanah yang paling baik untuk lahan bawang merah adalah tanah yang mempunyai keasaman sedikit agak asam sampai normal, yaitu pH-nya antara 6,0-6,8. Keasaman dengan pH antara 5,5-7,0 masih termasuk kisaran keasaman yang dapat digunakan untuk lahan bawang merah. Jenis tanah yang paling baik adalah tanah lempung yang berpasir atau berdebu karena sifat tanah yang demikian ini mempunyai aerase dan draenase yang baik. Tanah yang demikian ini mempunyai perbandingan yang seimbang antara fraksi liat, pasir, dan debu.
Pengolahan lahan di daerah penelitian dilakukan dengan mencangkul tanah sedalam 20-40 cm, dilanjutkan dengan menggemburkan tanah hingga benar-benar gembur. Lahan disiapkan dalam bentuk bedengan-bedengan lebar 100-200 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan 20-40 cm, sekaligus sebagai parit untuk memudahkan pemupukan dan penyemprotan serta melindungi umbi dari genangan air terutama pada musim hujan.
5.1.2. Penanaman
Petani di Desa Cinta Dame terlebih dahulu melakukan pemupukan secara merata sebelum melakukan penanaman. Pupuk yang digunakan petani di daerah penelitian beranekaragam yaitu pupuk Mabar, ZA, NPK, Ponska, TSP, dan pupuk Organik pada lubang tanam yang sudah disiapkan, dengan jarak tanam antara 15x15 cm dan 20x20 cm.
(48)
Jenis benih yang digunakan petani adalah bawang lokal atau bawang yang disisahkan pada panen sebelumnya untuk dijadikan benih. Harga benih bawang merah adalah Rp.30.000/kg dengan kebutuhan benih rata-rata sebanyak 670 Kg/Ha tergantung jarak tanam yang digunakan. Benih yang telah disiapkan ditanam pada lobang yang sudah diberi pupuk dengan 1 umbi pada setiap lubang. Selanjutnya lubang ditutup tanah yang sudah digemburkan dengan menggunakan cangkul.
5.1.3. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dalam usahatani bawang merah mencakup kegiatan penyiangan, pemupukan, penyemprotan dan penyiraman.
1. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk menghilangkan rumput-rumput atau gulma yang ada disekitar tanaman bawang merah, karena gulma tempat menompangnya hama dan dapat menurunkan produksi bawang merah. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penyulaman dan pembumbunan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam (HST), selanjutnya dilakukan penyiangan susulan sesuai kondisi gulma di lapangan. Rata-rata penggunaan tenaga kerja untuk penyiangan di daerah penelitian ± 20 HKO/Ha.
2. Pemupukan
Penggunaan pupuk pada umumnya ditentukan petani berdasarkan luas lahan, kesuburan tanah dan ketersediaan modal petani. Pemupukan dilakukan pada saat sebelum penanaman. Kebutuhan pupuk dan dosis yang digunakan petani di daerah penelitian sangat beragam sesuai kebutuhan tanaman bawang merah dan
(49)
pengetahuan petani. Rata-rata penggunaan tenaga kerja untuk kegiatan pemupukan ± 21 HKO/Ha. Jenis dan harga pupuk yang digunakan petani di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Jenis dan Harga Pupuk yang Digunakan Petani Bawang Merah per Hektar di Daerah Penelitian
No Jenis Pupuk Kebutuhan(Kg/Ha) Harga (Rp/Kg)
1 Mabar 967,05 2.000
2 Za 191,05 1.500
3 NPK 95,88 9.000
4 Ponska 52,49 2.700
5 TSP 57,41 6.800
6 Organik 75,00 200
Sumber. Data diolah dari lampiran 4
3. Penyemprotan
Penyemprotan bertujuan untuk memberantas hama dan penyakit yang menganggu pertumbuhan tanaman bawang merah dengan menggunakan pestisida yang sesuai dengan jenis hama dan penyakit yang menyerang bawang merah. Jenis dan harga pestisida yang digunakan petani di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 13 berikut.
Tabel 13. Jenis dan Harga Pestisida yang Digunakan Petani Bawang Merah per Hektar di Daerah Penelitian
No Jenis Pestisida Kebutuhan (gram/Ha) Harga (Rp)
1 Seprin 9.991,66 865.278
2 Gandastar 1.187,80 163.793
3 Curacron 148,81 104.167
4 Antracol 798,61 95.833
5 Porclaim 16,67 150.000
6 Alika 520,83 62.500
7 Matador 350,00 87.500
8 Trigard 38,19 324.653
9 Dithane 1.388,89 83.333
10 Agrimec 52,45 104.167
(50)
Penyemprotan dilaksanakan 1 sampai 3 kali dalam seminggu untuk menghilangkan hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah dan juga untuk mencuci zat asam akibat turunnya hujan pada siang hari. Oleh karena itu, pestisida yang digunakan petani juga beragam sesuai jenis hama dan penyakit tanaman bawang merah yang ada di lapangan. Rata-rata penggunaan tenaga kerja untuk penyemprotan ini ± 15 HKO/Ha.
4. Penyiraman
Penyiraman tidak selalu dilakukan, tergantung dari pada cuaca. Penyiraman dilakukan pada saat musim kemarau. Sistem penyiraman di daerah penelitian dengan menggunakan ember dan alat penyiram menggunakan mesin, tergantung dari pada luas lahan dan ketersediaan modal petani untuk mengeluarkan biaya penyiraman. Rata-rata penggunaan tenaga kerja untuk penyiraman ini ± 15 HKO/Ha.
5.1.4. Panen dan Pascapanen
Tanaman bawang merah yang telah berumur 2 bulan sudah dapat dipanen dengan mencabut secara manual, lalu daunnya diikat untuk digantung di gudang maupun diteras rumah. Setelah daun bawang merah kering selanjutnya daun bawang merah dipotong dan umbinya dijemur kembali sampai umbinya kering dan layak untuk dijual. Rata-rata jumlah produksi bawang merah di daerah penelitian adalah 4.506 Kg/Ha, dengan rata-rata penggunaan tenaga kerja untuk panen ± 36 HKO/Ha dan untuk kegiatan penjemuran ± 17 HKO/Ha.
Curahan tenaga kerja berasal dari tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Penggunaan tenaga kerja dalam usahatani
(51)
bawang merah di daerah penelitian didasarkan pada hari kerja orang (HKO) dengan upah Rp.70.000 per HKO.
5.2. Produktivitas Bawang Merah di Daerah Penelitian
Produksi bawang merah di daerah penelitian adalah 538 kg per petani, atau 4.506 kg per hektar (4,506 ton per hektar). Jika dibandingkan dengan Produktivitas bawang merah tingkat Kabupaten Samosir sebesar 6,2 ton per hektar dan produktivitas bawang merah tingkat Kabupaten Simalungun sebesar 14,6 ton per hektar (data Sumatera Utara dalam Angka 2011), maka produktivitas bawang merah di daerah penelitian lebih rendah dari produktivitas bawang merah Kabupaten Samosir dan Kabupaten Simalungun. Dengan demikian produktivitas bawang merah di daerah penelitian tergolong tinggi tidak diterima (ditolak).
5.3. Pengaruh Faktor Produksi terhadap Produksi Bawang Merah
Faktor produksi usahatani bawang merah yang dimaksud dalam hal ini adalah benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja dalam satuan per petani. Mula – mula variabel bebas yang dianalisis antara lain luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja, namun mengalami multikolineritas pada luas lahan.
Berikut tabel hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani bawang merah di daerah penelitian dengan mengikutsertakan variabel luas lahan.
(52)
Tabel 14. Pengaruh Faktor Produksi Usahatani Bawang Merah Terhadap Produksi Bawang Merah
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 15.010 115.092 .130 .897
luaslahan 4009.459 4570.384 .712 .877 .389 .021 48.358 benih -.537 6.116 -.067 -.088 .931 .024 42.107
pupuk 1.067 .595 .375 1.794 .085 .312 3.210
pestisida -.072 .064 -.218 -1.120 .274 .360 2.779 tenagakerja .767 8.200 .015 .093 .926 .553 1.809
Sumber . Hasil Pengolahan Data SPSS
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi multikolinearitas pada luas lahan, sehingga luas lahan tidak dimasukkan dalam model karena luas lahan di daerah penelitian terbatas.
Untuk menganalisis pengaruh faktor benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja terhadap produksi bawang merah digunakan analisis Cobb-douglas dimana data yang hendak dianailisis adalah data yang sudah di logaritma naturalkan sehingga dapat dianalisis dengan regresi linear berganda. Untuk mengetahui apakah data yang digunakan layak atau tidak layak untuk dianalisis dengan analisa regresi linear berganda maka dilakukan uji asumsi klasik mencakup uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedasitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual memiliki residual normal. Untuk analisa ini digunakan analisis grafik (normal P-P plot) dan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan uji normalitas nilai one sample kolmogorov-smirnov 0,499 > 0,05 artinya data
(53)
berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dengan analisis grafik dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2. Hasil Uji Normalitas Pada Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah
Gambar di atas menunjukkan bahwa distribusi residual normal karena plotnya mendekati plot distribusi normal yang membentuk garis diagonal. Dengan demikian dikatakan bahwa model regresi yang digunakan berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan multikolinearitas antar variabel. Untuk uji multikolenearitas digunakan Collianearity Diagnostics. Nilai toleransi terhadap nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10. Dari hasil uji multikolenearitas diperoleh sebagai berikut.
(54)
Tabel 15. Pengaruh Faktor Produksi Usahatani Bawang Merah Terhadap Produksi Bawang Merah
Model Unstandardized
Coefficients
Collinearity Statistics B Std. Error Tolerance VIF Constant 1,059 0,526
Benih 0,970 0,142 0,224 4,455
Pupuk 0,139 0,065 0,392 2,549
Pestisida -0,076 0,118 0,283 3,538
Tenaga Kerja 0,291 0,172 0,499 2,003
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Dari output Coefficients di atas, nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja tidak lebih dari 10, artinya tidak terdapat multikolinearitas antar variabel.
c. Uji Heteroskedasitas
Uji Heteroskedasitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kesamaan varian dari residul pada model regresi. Cara yang digunakan untuk uji heteroskedasitas dalam penelitian ini adalah dengan melihat scatter plot (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID). Hasil uji heteroskedasitas yang dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut ini .
Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedasitas Pada Model Regresi Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah.
(55)
Gambar di atas menunjukkan bahwa data tidak membentuk model tertentu yang sistematis. Berdasarkan plot data di atas, dapat dikatakan bahwa tidak terjadi persoalan heteroskedasitas.
Setelah dilakukan pengujian asumsi terhadap model yang digunakan dan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai residual yang digunakan berdistribusi normal, tidak ditemukan masalah multikolenearitas serta tidak ada persoalan heteroskedasitas maka analisis regresi linear berganda dapat dilanjutkan. Berdasarkan analisis yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 16. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Untuk Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah
Model B T hitung Signifikansi Keterangan
Constant 1,059 2,013 ,055 Tidak Nyata
Benih 0,970 6,832 ,000 Nyata
Pupuk 0,139 2,138 ,042 Nyata
Pestisida -0,076 -0,639 ,528 Tidak Nyata Tenaga Kerja 0,291 1,692 ,103 Tidak Nyata
R² 0,927 F hitung 79,614 F table 2,620 T table 2,042
Sumber . Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan hasil analisis maka diperoleh R square sebesar 0,927. Hal ini menunjukkan bahwa produksi bawang merah 92,7 % dipengaruhi oleh variabel benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja, sedangkan 7,3% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model.
Selanjutnya hasil analisis faktor yang mempengaruhi produksi dimasukkan kedalam fungsi persamaan Cobb - Douglas sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut.
(56)
ln Y = ln 1,059 + 0,970 ln X1 + 0,139 ln X2 – 0,076 ln X3 + 0,291 ln X4
Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut .
- Koefisien benih (X1) sebesar 0,970 artinya jika jumlah benih bertambah 1
satuan, maka produksi akan mengalami peningkatan sebesar 0,970 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel ( 6,832 > 2,042) dan nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05 dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu faktor benih berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah.
- Koefisien pupuk (X2) sebesar 0,139 artinya jika jumlah pupuk bertambah 1
satuan, maka produksi akan mengalami peningkatan sebesar 0,139 asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel ( 2,138 > 2,042) dan nilai signifikansi 0,042 < α = 0,05 dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu faktor pupuk berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah.
Secara umum dikatakan, semakin banyak benih dan pupuk yang diberikan, akan meningkatkan produksi bawang merah (Rahim, 2007). Hal ini juga sesuai dengan kondisi yang terjadi didaerah penelitian bahwa dengan penambahan benih dan penambahan pemberian pupuk dapat meningkatkan produksi bawang merah. Berdasarkan hasil analisa F hitung adalah 79,614 sedangkan F tabel adalah 2,620 pada tingkat signifikansi 5%, artinya F hitung lebih besar dari F tabel. Dengan demikian Ho ditolak dengan kata lain H1 diterima, yaitu faktor benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja berpengaruh nyata secara serempak terhadap produksi bawang merah.
(57)
Dari estimasi model di atas diketahui bahwa secara serempak variabel bebas (benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja) berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah di daerah penelitian, sementara secara parsial variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah adalah benih dan pupuk. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa hipotesis 2 yang menyatakan faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani bawang merah adalah pestisida dan tenaga kerja ditolak.
5.4 Komponen Biaya Produksi Usahatani Bawang Merah di Daerah Penelitian
Struktur biaya dalam usahatani bawang merah di daerah penelitian terdiri dari biaya tetap (sewa lahan, PBB, biaya penyusutan) dan biaya variabel (biaya saprodi, dan biaya tenaga kerja). Biaya produksi usahatani bawang merah di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 17. Biaya Produksi Usahatani Bawang Merah per Musim Tanam
No Jenis Biaya Rata-rata Biaya per-Petani (Rp)
Rata-rata Biaya per-Han (Rp)
Persentasi Biaya per-Ha
(%) 1 Biaya Tetap
-Sewa lahan 10.944 91.200 0,3
- PBB 2.166 18.050 0,1
- Penyusutan 28.380 236.500 0,8 2 Biaya Variabel
- Saprodi 2.984.083 24.867.358 87,8
- Tenaga kerja 265.000 2.208.333 7,8
3 Biaya Lain-lain 109.733 914.441 3,2
Total Biaya 3.400.308 28.335.900 100
Sumber .Analisis Data Primer (lampiran 14,15)
(58)
Dari tabel di atas diketahui persentase biaya produksi usahatani bawang merah di daerah penelitian adalah biaya sewa lahan 0,3%, biaya PBB 0,1%, biaya penyusutan 0,8%, saprodi 87,8% dan biaya tenaga kerja 7,8% dan biaya lain-lain 3,2%.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa hipotesis 3 yang menyatakan komponen biaya produksi usahatani bawang merah di daerah penelitian didominasi oleh biaya saprodi (benih, pupuk, pestisida) adalah benar dan dapat diterima.
5.5. Pendapatan Tenaga Kerja Keluarga, Pendapatan Keluarga, dan Pendapatan Bersih Usahatani Bawang Merah di Daerah Peneltian
Pendapatan usahatani bawang merah di daerah penelitian terdiri dari pendapatan tenaga kerja keluarga petani, pendapatan keluarga petani, dan pendapatan bersih usahatani.
Pendapatan bersih usahatani adalah total penerimaan dikurangi total biaya. Pendapatan tenaga kerja keluarga petani adalah penjumlahan pendapatan pengelola (Pendapatan bersih usahatani) dengan upah tenaga kerja petani dan anggota keluarga yang diperhitungkan. Pendapatan keluarga petani adalah pendapatan tenaga kerja keluarga petani ditambah bunga modal milik sendiri (Prawirokusumo, 1990)
(59)
Berikut tabel pendapatan usahatani bawang merah.
Tabel 18. Pendapatan Tenaga Kerja Keluarga, Pendapatan Keluarga dan Pendapatan Bersih Usahatani Bawang Merah per Musim Tanam
No Uraian Pendapatan Pendapatan per-Petani (Rp)
Pendapatan per-Hektar (Rp) 1 Pendapatan Tenaga Kerja Keluarga 6.379.358 53.161.316
2 Pendapatan Keluarga 6.600.378 55.003.150
3 Pendapatan Bersih Usahatani 5.021.858 41.848.816
Sumber . Analisis Data Primer (lampiran 17,18,19)
Ket . *Rata-Rata Luas Lahan per Petani = 0.12 Ha
Dari tabel 17 di atas dapat diketahui rata-rata pendapatan tenaga kerja keluarga per petani Rp. 6.379.358, per hektar Rp. 53.161.316, pendapatan keluarga per petani Rp. 6.600.378, per hektar Rp. 55.003.150, pendapatan bersih usahatani per petani Rp. 5.021.858, per hektar Rp. 41.848,816.
Lama usahatani bawang merah dalam satu kali musim tanam adalah dua bulan, sehingga dapat dikatakan bahwa pendapatan tenaga kerja petani dalam sebulan sebesar Rp. 3.189.67, pendapatan keluarga petani dalam sebulan sebesar Rp. 3.300.189 dan pendapatan bersih petani dalam sebulan sebesar Rp. 2.510.929, sedangkan Upah Minimum Provinsi (UMR) Sumatera Utara per bulan pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.305.000.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pendapatan tenaga kerja keluarga petani dalam sebulan, pendapatan keluarga petani dalam sebulan dan pendapatan bersih usahatani dalam sebulan lebih tinggi dari Upah Minimum Provinsi Sumatera Utara.
Dengan demikian hipotesis 4 yang menyatakan pendapatan tenaga kerja keluarga petani, pendapatan keluarga dan pendapatan bersih usahatani di daerah penelitian tergolong tinggi dapat diterima.
(60)
5.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Bawang Merah di Daerah Penelitian
Faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani bawang merah dalam hal ini adalah lama bertani, tenaga kerja dalam keluarga (TKDK), harga jual dan produksi dalam satuan per petani.
Untuk menganalisis pengaruh faktor lama bertani, tenaga kerja dalam keluarga (TKDK), harga jual dan produksi terhadap pendapatan usahatani bawang merah digunakan analisis regresi linear berganda.
Untuk mengetahui apakah data yang digunakan layak atau tidak layak untuk dianalisis dengan analisa regresi linear berganda maka dilakukan uji asumsi klasik mencakup uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedasitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual memiliki residual normal. Untuk analisa ini digunakan analisis grafik (normal P-P plot) dan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan uji normalitas nilai one sample Kolmogorov-smirnov 1,129 > 0,05 artinya data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dengan analisis grafik dapat dilihat pada gambar berikut ini.
(61)
Gambar 4. Hasil Uji Normalitas Pada Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Bawang Merah.
Gambar di atas menunjukkan bahwa distribusi residual normal karena plotnya mendekati plot distribusi normal yang membentuk garis diagonal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model regresi yang digunakan berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan multikolinearitas antar variabel. Untuk uji multikolenearitas digunakan Collianearity Diagnostics. Nilai toleransi terhadap nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10. Dari hasil uji multikolenearitas diperoleh sebagai berikut .
(62)
Tabel 19. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Bawang Merah
Model
Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Tolerance VIF Constant -2.322.000 1.910.000
Lama Bertani -35.169,174 29.311,413 .775 1.290 Tenaga Kerja Dalam
Keluarga 96.728,299 70.579,531 .906 1.103 Harga Jual 6.139,182 1.391,723 .922 1.085 Produksi 226,462 79,370 .792 1.263
Sumber . Hasil Pengolahan SPSS
Dari output Coefficients di atas, nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk lama bertani, tenaga kerja dalam keluarga, biaya produksi, harga jual dan produksi tidak lebih dari 10, artinya tidak terdapat multikolinearitas antar variabel.
c. Uji Heteroskedasitas
Uji Heteroskedasitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kesamaan varian dari residul pada model regresi. Cara yang digunakan untuk uji heteroskedasitas dalam penelitian ini adalah dengan melihat scatter plot (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID). Hasil uji heteroskedasitas yang dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut ini
(63)
Gambar 5. Hasil Uji Heteroskedasitas Pada Model Regresi Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Bawang Merah
Gambar di atas menunjukkan bahwa data tidak membentuk model tertentu yang sistematis. Berdasarkan plot data di atas, dapat dikatakan bahwa tidak terjadi persoalan heteroskedasitas.
Setelah dilakukan pengujian asumsi terhadap model yang digunakan dan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai residual yang digunakan berdistribusi normal, tidak ditemukan masalah multikolenearitas serta tidak ada persoalan heteroskedasitas maka analisis regresi linear berganda dapat dilanjutkan.
(64)
Tabel 20. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Untuk Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Bawang Merah
Model B T hitung Signifikansi Keterangan
Constant -2.322.000 -1.216 .236 Tidak Nyata Lama Bertani -35.169,174 -1.200 .241 Tidak Nyata Tenaga Kerja Dalam
Keluarga 96.728,299 1.370 .183 Tidak Nyata Harga Jual 6.139,182 4.411 .000 Nyata Produksi 226,462 2.853 .009 Nyata
R² 0,532
F hitung 7,119 F tabel 2,620 T tabel 2,042
Sumber . Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan hasil analisis maka diperoleh R square sebesar 0,532. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan dipengaruhi oleh variabel lama bertani, tenaga kerja dalam keluarga (TKDK), harga jual dan produksi sebesar 53,2 %, sedangkan 46,8 % lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model. Selanjutnya hasil analisis faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani dimasukkan kedalam fungsi persamaan regresi linear berganda .
Y = -2.322.000 – 35.169,174X1 + 96.728,299X2 + 6.139,182X3 + 226,462X4
Dari persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut .
- Koefisien harga jual (X3) sebesar 6.139,182 artinya jika harga jual bertambah
Rp. 1000 maka pendapatan akan mengalami peningkatan sebesar Rp. 6.139.182 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel (4,411 > 2,042) dan nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05 dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak, yaitu variabel harga jual
(65)
- Koefisien produksi (X4) sebesar 226,462, artinya jika produksi bertambah 1 kg
maka pendapatan akan mengalami peningkatan sebesar Rp 226,462 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel ( 2,853 > 2,042) dan nilai signifikansi 0,009 < α = 0,05 dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak, yaitu variabel produksi berpengaruh nyata terhadap
pendapatan usahatani bawang merah.
Menurut Daniel (2002) dalam buku Pengantar Ekonomi Pertanian, bahwa dengan bertambahnya produksi dan meningkatnya harga jual maka akan meningkatkan pendapatan petani, hal ini juga sesuai dengan kondisi yang terjadi didaerah penelitian bahwa dengan bertambahnya produksi dan meningkatnya harga jual bawang merah akan meningkatkan pendapatan petani bawang merah.
Berdasarkan hasil analisa F hitung adalah 7,119 sedangkan F tabel adalah 2,620 pada tingkat signifikansi 5%, artinya F hitung lebih besar dari F tabel. Dengan demikian Ho ditolak dengan kata lain H1 diterima, yaitu variabel lama bertani, tenaga kerja dalam keluarga (TKDK), harga jual dan produksi berpengaruh nyata secara serempak terhadap pendapatan usahatani bawang merah.
Dari estimasi model di atas diketahui bahwa secara serempak variabel bebas (lama bertani, tenaga kerja dalam keluarga (TKDK), harga jual dan produksi berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani bawang merah di daerah penelitian, sementara secara parsial variabel yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani bawang merah adalah harga jual dan produksi.
(66)
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa hipotesis 5 yang menyatakan faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani bawang merah adalah lama bertani dan tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) ditolak.
5.7. Kelayakan Usahatani Bawang Merah
Analisis usahatani bawang merah dilakukan untuk mengetahui apakah usahatani bawang merah di daerah penelitian layak atau tidak layak untuk diusahakan. Untuk mengetahui kelayakan usahatani digunakan kriteria Break Even Poin
(BEP) dan Return Of Cost ratio (R/C). Hasil perhitungan diperlihatkan pada tabel 21.
Tabel 21. Analisis Kelayakan Usahatani Bawang Merah di Daerah Penelitian
No Uraian Per Petani Per Hektar
1 BEP Produksi (kg) 222 1.850
2 BEP Harga (Rp/kg) 6.614 6.614
3 R/C (Rp) 2,48 2,48
Sumber. Data diolah dari Lampiran 20,21,22,23
Dari tabel di atas dapat diketahui BEP produksi per petani sebesar 222 kg, BEP produksi per hektar sebesar 1.850 kg. BEP harga bawang merah adalah sebesar Rp. 6.614/kg.
Jika BEP harga tersebut di atas dibandingkan dengan rata – rata harga jual di tingkat petani (Rp 16.367), maka harga jual bawang merah berada 2,4 kali di atas harga Break Even Poin (BEP). Artinya dari sisi harga jual, usahatani tergolong layak.
Jika BEP produksi per hektar (1.850 kg) dibandingkan dengan produksi per hektar aktual (4.506 kg), maka produksi per hektar aktual lebih tinggi 2,4 kali di
(67)
atas nilai perhitungan BEP produksi. Artinya dari sisi produksi, usahatani tergolong layak
Untuk R/C Ratio diketahui sebesar 2,48 artinya setiap biaya Rp 1000,- yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 2.480 atau dengan kata lain, hasil penjualan bawang merah mencapai 248% dari biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan kriteria yang menyatakan bahwa usaha dapat dikatakan layak untuk diusahakan apabila nilai R/C Ratio > 1, maka usahatani bawang merah di daerah penelitian layak untuk diusahakan.
(68)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Produktivitas bawang merah di daerah penelitian sebesar 4,5 ton per hektar lebih rendah dari produktivitas bawang merah tingkat Kabupaten Samosir (6,2 ton per hektar) dan tingkat Kabupaten Simalungun (14,6 ton per hektar). Disimpulkan bahwa produktivitas bawang merah di daerah penelitian masih tergolong rendah.
2. Penggunaan faktor produksi:
- Analisis secara parsial menunjukkan bahwa hanya faktor benih dan pupuk yang berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah, sedangkan faktor pestisida dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata.
- Secara serempak menunjukkan bahwa semua faktor produksi berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah di daerah penelitian.
- Koefisien determinasi sebesar 0,927 menunjukkan bahwa variabel produksi, pengaruhnya dapat dijelaskan oleh variabel benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja sebesar 92,7 %, sedangkan 7,3 % lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model.
3. Komponen biaya produksi usahatani bawang merah di daerah penelitian didominasi oleh biaya saprodi dengan proporsi 87,8 % yang terdiri dari benih, pupuk dan pestisida.
(69)
5. Faktor yang mempengaruhi pendapatan :
- Analisis secara parsial menunjukkan bahwa hanya faktor harga jual dan produksi yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani bawang merah, sedangkan faktor lama bertani dan tenaga kerja dalam keluarga tidak berpengaruh nyata.
- Secara serempak menunjukkan bahwa semua faktor pendapatan berpengaruh nyata terhadap pendapatan bersih usahatani di daerah penelitian.
- Koefisien determinasi sebesar 0,532 menunjukkan bahwa variabel pendapatan, pengaruhnya dapat dijelaskan oleh variabel lama bertani, tenaga kerja dalam keluarga, harga jual dan produksi sebesar 53,2 %, sedangkan 46,8 % lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model.
6. Usahatani bawang merah di daerah penelitian layak diusahakan karena:
- Produksi bawang merah di daerah penelitian lebih besar dari BEP produksi yaitu sebesar 222 kg.
- Harga bawang merah daerah penelitian lebih besar dari BEP harga yaitu sebesar Rp 6.614 per kg
- R/C Ratio bawang merah di daerah penelitian sebesar 2,48 lebih besar dari 1.
(70)
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian disarankan sebagai berikut: 1. Kepada Petani
Dalam meningkatkan produktivitas bawang merah di daerah penelitian maka petani perlu :
- Menggunakan benih yang unggul
- Memberikan pupuk sesuai dosis kebutuhan tanaman 2. Kepada Pemerintah
Untuk menaikkan pendapatan petani sebaiknya pemerintah perlu menjaga kestabilan harga bawang merah.
3. Peneliti Selanjutnya
Melanjutkan dan mengembangkan penelitian dengan menambahkan variabel yang belum dimasukkan dalam model antara lain variabel iklim.
(71)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Tinjauan Pustaka
Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan sejarah banyak ditemukan bukti-bukti yang mengisahkan tentang khasiat dan kehebatan tanaman ini. Tanaman bawang merah diduga berasal dari daerah Asia Tengah yaitu di deretan daerah sekitar India, Pakistan, sampai Palestina (Rahayu, 1999).
Varietas bawang merah di Indonesia bermacam. Berikut adalah macam-macam varietas bawang merah di Indonesia.
Bawang merah varietas Bima Brebes Bawang merah varietas Medan Bawang merah varietas Australia Bawang merah varietas Bali Bawang merah varietas Filipina Bawang merah varietas Ampenan Bawang merah varietas Sumenep Bawang merah varietas Bangkok
Varietas Medan banyak ditanam di daerah Samosir, Sumatera Utara. Umur panennya lebih lama dari Bima Brebes, yakni 70 hari setelah tanam. Jumlah produksi umbi rata-rata 7 ton/ha umbi kering. Susut bobot umbi tergolong tinggi, yakni 25 % dari bobot panen basah (Tim Bina Karya Tani, 2008).
Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah.Jumlah
(72)
perakaran tanaman bawang merah dapat mencapai 20-200 akar. Diameter bervariasi antara 0,5-2 mm. Akar cabang tumbuh dan terbentuk antara 3-5 akar (AAK, 2004).
Batang tanaman baswang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekat perakaran dan mata tunas (titik tumbuh). Di bagian atas discus terbentuk batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun. Batang semu yang berada di dalam tanah akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi umbi lapis (Rukmana, 1994).
Daun bawang merah mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat kecil memanjang dan berlubang seperti pipa. Bagian ujung daunnya meruncing dan bagian bawahnya melebar seperti kelopak dan membengkak. Ada juga yang daunnya membentuk setengah lingkaran pada penampang melintang daunnya. Warnanya hijau muda. Kelopak-kelopak daun sebelah luar selalu melingkar dan menutup daun yang ada didalamnya (Rukmana, 1994).
Bunga bawang merah merupakan bunga sempurna, yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Tiap kuntum bunga terdiri atas enam daun bunga yang berwarna putih, enam benang sari yang berwarna hijau kekuning-kuningan, dan sebuah putik. Kadang-kadang, di antara kuntum bunga bawang merah ditemukan bunga yang memiliki putik sangat kecil dan pendek atau rudimenter. Meskipun kuntum bunga banyak, namun bunga yang berhasil mengadakan persarian relatif sedikit (Wibowo, 1995).
Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Bentuk biji pipih, sewaktu masih muda berwarna bening atau putih, tetapi
(73)
setelah tua menjadi hitam. Biji-biji berwarna merah dapat dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tenaman secara generatif (Rukmana, 1994).
Daerah yang paling baik untuk budidaya bawang merah adalah daerah beriklim kering yang cerah dengan suhu udara25ºC-32ºC. Tempatnya yang terbuka, tidak berkabut dan angin yang sepoi-sepoi. Daerah yang cukup mendapat sinar matahari juga sangan diutamakan dan lebih baik jika lama penyinaran matahari lebih dari 12 jam (Wibowo, 1995).
Bawang merah dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah dengan ketinggian tempat 10-250 m dpl. Pada ketinggian 800-900 m dpl bawang merah juga dapat tumbuh, namun pada ketinggian tersebut yang berarti suhunya rendah pertumbuhan tanaman terhambat dan umbinya kurang baik (Wibowo, 1995).
Tanah yang gembur, subur, banyak mengandung bahan organis atau humus sangat baik untuk bawang merah. Tanah yang gembur dan subur akan mendorong perkembangan umbi sehingga hasilnya besar-besar. Jenis tanah yang paling baik adalah tanah lempung yang berpasir atau berdebu karena sifat tanah yang demikian ini mempunyai aerase dan draenase yang baik (Wibowo, 1995).
Tanah yang paling baik untuk lahan bawang merah adalah tanah yang mempunyai keasaman sedikit agak asam sampai normal, yaitu pH-nya antara 6,0-6,8. Keasaman dengan pH antara 5,5-7,0 masih termasuk kisaran keasaman yang dapat digunakan untuk lahan bawang merah (Wibowo, 1995).
Suhu yang baik untuk bawang merah adalah pada suhu yang agak panaslah bawang merah sebaiknya ditanam, pada suhu yang rendah memang kurang baik. Pada suhu 22ºC memang masih mudah untuk membentuk umbi , tetapi hasilnya
(1)
3. Seluruh Pegawai pada Program Studi Agribisnis khususnya Kak Lisbet, Kak
Yani dan Kak Runi yang membantu penulis dalam administrasi kampus.
Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada Ayahanda
M. Pardede dan Ibunda T. Hutapea yang selalu memberikan nasihat, kasih sayang
dan dukungan baik secara materi maupun doa yang diberikan selama menjalani
perkuliahan. Terima kasih banyak kepada kakak Redingse Pardede, kakak
Agustina Pardede. Abang Hidmen Pardede, abang Irwan Pardede. Adik Esra
Pardede serta keluarga besar yang memberikan doa dan dukungan semangat.
Penulis juga berterima kasih kepada semua teman-teman Agribisnis Stambuk
2009, khususnya kepada sahabat-sahabat penulis yaitu Pascaria Purba, Triana
Sibarani, Ellen Simanjuntak, Maninting Sitorus dan seluruh pembahas utama
penulis yang memberikan semangat, kritik dan saran serta doa yang tulus.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
diperlukan sumbangan pemikiran, kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan karya terbaru selanjutnya. Semoga
skripsi ini dapat berguna untuk kemajuan pendidikan khususnya dunia pertanian
dan berguna bagi kita semua.
Medan, juli 2014
(2)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Identifikasi Masalah ... 5
1.3.Tujuan Penelitian ... 6
1.4.Kegunaan Penelitian ... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7
2.1. Tinjauan Pustaka ... 7
2.2. Landasan Teori ... 10
2.3. Kerangka Pemikiran ... 11
2.4. Hipotesis Penelitian ... 15
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 16
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian... 16
. 3.2. Metode Pengambilan Sampel ... 17
3.3. Metode Pengambilan Data ... 17
3.4. Metode Analisis Data ... 18
3.5. Defenisi dan Batasan Operasional ... 25
3.5.1. Defenisi ... 25
3.5.2. Batasan Operasional ... 26
BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL ... 27
4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ... 27
4.1.1. Luas Wilayah dan Letak Geografis ... 27
4.1.2. Tata Guna Tanah ... 27
4.2. Demografi ... 28
4.2.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 28
4.2.2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 28
4.2.3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 29
(3)
4.2.4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 29
4.3. Sarana dan Prasarana ... 30
4.4. Karakteristik Petani Sampel ... 30
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32
5.1. Teknis Budidaya Usahatani Bawang Merah ... 32
5.1.1 Pengolahan Tanah ... 32
5.1.2 Penanaman... 32
5.1.3 Pemeliharaan ... 33
5.1.4 Panen dan Pasca Panen... 35
5.2. Produktivitas Bawang Merah di Daerah Penelitian ... 36
5.3. Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Produksi Bawang Merah... 36
5.4. Komponen Biaya Produksi Bawang Merah ... 42
5.5. Pendapatan Tenaga Kerja Petani, Pendapatan Keluarga Petani dan Pendapatan Bersih Usahatani... 43
5.6. Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani ... 44
5.7. Kelayakan Usahatani Bawang Merah ... 50
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 52
6.1. Kesimpulan ... 52
6.2. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(4)
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
1 Kekurangan Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2007-2011. 2 2 Perkembangan Produksi Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun
2007-2011
3
3 Perkembangan Luas Panen Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2007 – 2011
4
4 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah di Sumatera Utara tahun 2011.
4
5 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah di Kecamatan Simanindo Tahun 2011
16
6 Pola Penggunaan Tanah di Desa Cinta Dame 27
7 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur 28
8 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian 29
9 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 29
10 Sarana dan Prasarana di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir
30
11 Karakteristik petani 30
12 Jenis dan Harga Pupuk yang Digunakan Petani Bawang Merah per Hektar di Daerah Penelitian
34
13 Jenis dan Harga Pestisida yang Digunakan Petani Bawang Merah per Hektar di Daerah Penelitian
34
14 Pengaruh Faktor Produksi Usahatani Bawang Merah Terhadap Produksi Bawang Merah
37
15 Pengaruh Faktor Produksi Usahatani Bawang Merah Terhadap produksi Bawang Merah
39
16 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Untuk Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah
40
17 Biaya Produksi Usahatani Bawang Merah per Musim Tanam 42 18 Pendapatan Tenaga Kerja Keluarga, Pendapatan Keluarga dan
Pendapatan Bersih Usahatani Bawang Merah per Musim Tanam
43
19 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Bawang Merah
20 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Untuk Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Bawang Merah
48
21 Analisis Kelayakan Usahatani Bawang Merah di Daerah Penelitian 50
(5)
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal
1. Skema Kerangka Pemikiran 14
2. Hasil Uji Normalitas Pada Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah
38
3. Hasil Uji Heteroskedasitas Pada Model Regresi Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah
39
4 Hasil Uji Normalitas Pada Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Bawang Merah
45
5. Hasil Uji Heteroskedasitas Pada Model Regresi Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Bawang Merah
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul
1. Karakteristik Petani Sampel
2. Biaya Penggunaan Benih Bawang Merah Per Petani Selama 1 Musim Tanam
3. Biaya Penggunaan Benih Bawang Merah Per Hektar Selama 1 Musim Tanam
4. Biaya Penggunaan Pupuk Bawang Merah Per Petani Selama 1 Musim Tanam
5. Biaya Penggunaan Pupuk Bawang Merah Per Hektar Selama 1 Musim Tanam
6. Biaya Penggunaan Pestisida Bawang Merah Per Petani Selama 1 Musim Tanam
7. Biaya Penggunaan Pestisida Bawang Merah Per Hektar Selama 1 Musim Tanam
8. Biaya Sarana Produksi Usahatani Bawang Merah Per Hektar Selama 1 Musim Tanam
9. Biaya Sarana Produksi Usahatani Bawang Merah Per Hektar Selama 1 Musim Tanam
10. Curahan dan Biaya Tenaga Kerja Usahatani Bawang Merah Per Petani Selama 1 Musim Tanam
11. Curahan dan Biaya Tenaga Kerja Usahatani Bawang Merah Per Hektar Selama 1 Musim Tanam
12. Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Bawang Merah Per Petani dan Per Hektar Selama 1 Musim Tanam
13. Total Biaya Lain-lain Pada Usahatani Bawang Merah Per Petani dan Per Hektar Selama 1 Musim Tanam
14. Total Biaya Usahatani Bawang Merah Per Petani Selama 1 Musim Tanam
15. Total Biaya Usahatani Bawang Merah Per Hektar Selama 1 Musim Tanam
16. Produksi, Produktivitas dan Penerimaan Usahatani Bawang Merah Per Petani dan Per Hektar Selama 1 Musim Tanam
17. Pendapatan Tenaga Kerja Keluarga Petani Selama 1 Musim Tanam 18. Pendapatan Keluarga Per Petani Selama 1 Musim Tanam
19. Pendapatan Bersih Usahatani Bawang Merah Per Petani Selama 1 Musim Tanam
20. BEP produksi Usahatani Bawang Merah Per Petani 21. BEP produksi Usahatani Bawang Merah Per Hektar
22. R/C (Return Cost Ratio) Usahatani Bawang Merah Per Petani Selama 1 Musim Tanam
23. R/C (Return Cost Ratio) Usahatani Bawang Merah Per Hektar Selama 1 Musim Tanam
24. Hasil Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah Dengan SPSS16.0
25. Hasil Regresi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani