Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani Menanam Bawang Merah di Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Bawang Merah
Menurut Samadi dan Cahyono (2005) bawang merah merupakan salah
satu komoditi hortikultura yang termasuk ke dalam sayuran rempah yang
digunakan sebagai pelengkap bumbu masakan guna menambah citarasa dan
kenikmatan masakan. Di samping itu, tanaman ini juga berkhasiat sebagai obat
tradisional, misalnya obat demam, masuk angin, diabetes melitus, disentri dan
akibat gigitan serangga.
Menurut Wibowo (2005) bawang merah mengandung protein 1,5 g, lemak
0,3 g, kalsium 36 mg, fosfor 40 mg vitamin C 2 g, kalori 39 kkal, dan air 88 g
serta bahan yang dapat dimakan sebanyak 90%. Komponen lain berupa minyak
atsiri yang dapat menimbulkan aroma khas dan memberikan cita rasa gurih pada
makanan.
Bawang merah sangat dibutuhkan sebagai bumbu dapur. Meskipun sering
dibutuhkan, tetapi orang tidak mau menanam di pekarangan. Padahal, bawang
merah dapat di tanam dengan mudah di dataran rendah maupun dataran tinggi
(Sunarjono, 2004).
Tanaman bawang merah dapat ditanam dan tumbuh di dataran rendah
sampai ketinggian 1000 meter dpl. Walaupun demikian, untuk pertumbuhan

optimal adalah pada ketinggian 0 sampai 450 meter dpl. Komunitas ini pada
umumnya peka terhadap iklim yang buruk seperti curah hujan dan intensitas hujan

Universitas Sumatera Utara

yang tinggi serta cuaca yang kabut. Tanaman bawang merah memerlukan
penyinaran cahaya matahari yang maksimal (minimal 70% penyinaran), suhu
udara (25 – 32) 0C serta kelembapan nisbi yang rendah (Sutarya et al., 1995).
Varietas bawang merah yang ditanam oleh petani kita di Indonesia cukup
banyak, antara lain varietas bawang merah Australia, varietas bawang merah Bali,
varietas bawang merah Bangkok, varietas bawang merah Filipina, varietas
bawang merah

Medan, varietas Ampenan, varietas Bima Brebes, varietas

Sumenep. Membedakan jenis bawang merah yang satu dengan jenis yang lainnya
biasanya didasarkan pada adanya perbedaan sifat dan ciri-cirinya misalnya
bentuk, ukuran, warna, kekenyalan, dan aroma umbi. Perbedaan lainnya adalah
umur tanaman, ketahanan terhadap penyakit, ketahanan terhadap hujan dan
sebagainya (Tim Bina Karya Tani, 2008).

Usia tanam bawang sekitar 60-70 hari. Untuk itu, dalam setahun petani
bisa menanam bawang hingga empat kali. Bawang tidak terlalu baik ditanam saat
curah hujan tinggi. Kondisi ini cocok di tanam di Samosir yang iklimnya
cenderung kering dan petani di Samosir biasanya menghindari menanam bawang
pada Agustus hingga Desember.
Berbagai permasalahan yang dihadapi petani bawang merah di Kabupaten
Samosir diantaranya adalah serangan hama yaitu lalat penggorok yang menyerang
lahan seluas 13,4 Ha dan busuk kering daun yang menyerang lahan seluas 18,4 Ha
dengan intensitas sedang (UPTD Pertanian, Perikanan dan Peternaka Kecamatan
Simanindo, 2015).

Universitas Sumatera Utara

Menurut Trubus Online (2016) musuh lain seperti penyakit busuk pangkal
batang dan cendawan fusarium juga kerap menghantui petani bawang merah saat
musim hujan. Petani gagal panen lantaran umbi bawang busuk. Serangan bertubitubi itu terus mewabah sejak 1998 – 2004. Mewabahnya hama bawang merah di
Samosir akibat penanaman di lahan yang sama secara berulang-ulang.
Ketersediaan makanan yang kontinu disukai hama sehingga menjadi endemik.
(Trubus Online, 2016).


2.2 Landasan Teori
2.2.1 Minat
Menurut Sumadi Suryabrata (2002) definisi minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu hal diluar dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut
semakin besar minatnya. Minat dapat diartikan sebagai kecenderungan yang
tinggi terhadap sesuatu, tertarik, perhatian, gairah dan keinginan.
Woodworth dan Marquis (2001) berpendapat, minat merupakan suatu
motif yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan obyek yang
menarik baginya. Oleh karena itu, minat dikatakan sebagai suatu dorongan untuk
berhubungan

dengan

lingkungannya,

kecenderungan

untuk


memeriksa,

menyelidiki atau mengerjakan suatu aktivitas yang menarik baginya. Apabila
individu menaruh minat terhadap sesuatu hal ini disebabkan obyek itu berguna
untuk menenuhi kebutuhannya.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Hilgard yang dikutip oleh Slameto (2003) minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus-menerus yang
disertai dengan rasa senang. Sedangkan menurut Holland yang dikutip oleh Djaali
(2007) mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu.
Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas
hidup untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Seseorang yang mempunyai minat
terhadap sesuatu maka akan menampilkan suatu perhatian, perasaan dan sikap
positif terhadap sesuatu hal tersebut.
Menurut Chaplin (1995), minat merupakan suatu sikap yang kekal,

mengikutsertakan perhatian individu dalam memilih obyek yang dirasakan
menarik bagi dirinya dan minat juga merupakan suatu keadaan dari motivasi yang
mengarahkan tingkah laku pada tujuan tertentu. Minat dipandang sebagai reaksi
yang sadar, karena itu kesadaran atau info tentang suatu obyek harus ada terlebih
dahulu daripada datangnya minat terhadap obyek tersebut, cukup kalau individu
merasa bahwa obyek tersebut menimbulkan perbedaan bagi dirinya.
Menurut Basu Swasta dan Hani Handoko (2000) menyebutkan bahwa minat
mempunyai kaitan yang erat dengan sikap dan perilaku. Minat (intention)
merupakan variabel perantara yang menyebabkan terjadinya perilaku dari suatu
sikap atau variabel lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada variabel
minat adalah:

Universitas Sumatera Utara

a. Minat dianggap sebagai penangkap atau perantara faktor-faktor
motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.
b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba.
c. Minat juga menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan
seseorang untuk dilakukan.
d. Minat adalah paling dekat berhubungan dengan perilaku selanjutnya.

Oleh karena itu minat merupakan aspek psikis yang dimiliki seseorang
yang menimbulkan rasa suka atau tertarik terhadap sesuatu dan mampu
mempengaruhi tindakan orang tersebut. Minat mempunyai hubungan yang erat
dengan dorongan dalam diri individu yang kemudian menimbulkan keinginan
untuk berpartisipasi atau terlibat pada suatu yang diminatinya. Seseorang yang
berminat pada suatu obyek maka akan cenderung merasa senang bila
berkecimpung di dalam obyek tersebut sehingga cenderung akan memperhatikan
perhatian yang besar terhadap obyek. Perhatian yang diberikan tersebut dapat
diwujudkan dengan rasa ingin tahu dan mempelajari obyek tersebut.
Faktor-faktor yang mendasari minat menurut Crow&Crow yang
diterjemahkan oleh Z. Kasijan (1984) yaitu faktor dorongan dari dalam, faktor
dorongan yang bersifat sosial dan faktor yang berhubungan dengan emosional.
Faktor dari dalam dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan
kejiwaan. Timbulnya minat dari diri seseorang juga dapat didorong oleh adanya
motivasi sosial yaitu mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari lingkungan
masyarakat dimana seseorang berada sedangkan faktor emosional memperlihatkan
ukuran intensitas seseorang dalam menanam perhatian terhadap suatu kegiatan
atau obyek tertentu.

Universitas Sumatera Utara


Minat pada seseorang akan suatu obyek atau hal tertentu tidak akan
muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba dalam diri individu. Minat dapat timbul
pada diri seseorang melalui proses. Dengan adanya perhatian dan interaksi dengan
lingkungan maka minat tersebut dapat berkembang. Banyak faktor yang
mempengaruhi minat seseorang akan hal tertentu.
Menurut Crow and Crow yang dikutip (Dimyati Mahmud, 2001:56) yang
menyebutkan bahwa ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat seseorang
yaitu :
1. Faktor dorongan yang berasal dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa
kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.
2. Faktor motif sosial. Timbulnya minat dari seseorang dapat didorong dari
motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan dan
lingkungan dimana mereka berada.
3. Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam
menaruh perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau obyek tertentu.

2.2.2 Karakteristik Minat
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
Terbentuknya minat diawali oleh perasaan senang dan sikap positif. Terdapat tiga

karakteristik minat, yaitu sebagai berikut :
1. Minat menimbulkan sikap positif daru suatu objek.
2. Minat adalah sesuatu yang menyenangkan dan timbul dari suatu objek.

Universitas Sumatera Utara

3. Minat mengandung unsur penghargaan, mengakibatkan suatu keinginan,
dan kegairahan untuk mendapat sesuatu yang diinginkan.
2.2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani dalam Menanam
Bawang Merah
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi minat petani dalam menanam
bawang merah adalah sebagai berikut :

1.

Luas Lahan
Menurut Lains (1988) dalam Joko Triyanto (2006) luas lahan sangat

mempengaruhi minat, apabila luas lahan semakin luas maka minat petani untuk
berusahatani semakin tinggi.

2.

Pengalaman
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Chapli (2006) dalam

pengalaman merupakan pengetahuan atau keterampilan yang diketahui dan
dikuasai seseorang sebagai akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah
dilakukan sebelumnya selama jangka waktu tertentu yang dapat mempengaruhi
minat seseorang terhadap apa yang dikerjakan.
Menurut Crow (1973) dalam Khairani (2013) menyatakan Minat pada
hakekatnya merupakan sebab akibat dari pengalaman. Minat berkembang sebagai
hasil dari pada suatu kegiatan dan akan menjadi sebab akan dipakai lagi dalam
kegiatan yang sama. Pengalaman merupakan reaksi yang merangsang kegiatankegiatan para petani dalam lingkungannya yang bersifat menyenangkan dan
memberikan sifat positif.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Milton (1961) minat yang timbul akibat perasaan yang
menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman tertentu yang bersifat menyenangkan
dan dimiliki karena dibangkitkan atau ditimbulkan. Semakin banyak pengalaman

yang diperoleh oleh petani, maka minat mereka terhadap usahatani bawang merah
semakin tinggi, dengan banyaknya pengalaman yang telah mereka lalui, maka
banyak cara yang dapat mereka lakukan untuk menaikkan produksi panen.

3. Pendapatan
Dalam hal ini bahwa semakin tinggi pendapatan semakin tinggi minat, hal
ini sesuai dengan pendapat Suyanto (2008) . Pendapatan adalah jumlah dana yang
diperoleh dari pemanfaatan faktor produksi yang dimiliki, yang dapat
mempengaruhi minat seseorang.
4.

Bantuan
Menurut Crow and Crow (1973) yang menyatakan bahwa rangsangan

yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan
atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. Menurut Soekartawi
dalam Widodowati (2007) Bantuan yang diperoleh tiap petani seperti faktor
produksi maupun teknologi yang dapat menghasilkan atau menaikkan produksi,
akan menambah minat petani semakin tinggi dan mendorong para petani untuk
tetap bekerja pada pertanian.


Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Teori Peluang
Menurut Sheldon Ross ( 2009) menyataka bahwa peluang atau
kebolehjadian atau dikenal juga sebagai probabilitas adalah cara untuk
mengungkapkan pengetahuan atau kepercayaan bahwa suatu kejadian akan
berlaku atau telah terjadi. Konsep ini telah dirumuskan dengan lebih ketat dalam
matematika atau statistika, tetapu juga keuangan, sains dan filsafat.
2.2.5 Regresi Logistik
Adapun regresi logistik (kadang disebut model logistik atau model logit)
merupakan salah satu bagian dari Analisis Regresi, yang digunakan untuk
memprediksi probabilitas kejadian suatu peristiwa, dengan mencocokkan data
pada fungsi logit kurva logistik. Metode ini merupakan model linier umum yang
digunakan untuk regresi binominal. Seperti analisis regresi pada umumnya,
metode ini menggunakan beberapa variabel bebas, baik numerik maupun kategori.
Misalnya, probabilitas bahwa orang yang menderita serangan jantung pada waktu
tertentu dapat diprediksi dari informasi usia, jenis kelamin, dan indeks massa
tubuh. Regresi logistik juga digunakan secara luas pada bidang kedokteran, ilmu
sosial, dan bahkan pada bidang pemasaran, seperti predisksi kecenderungan
pelanggan untuk membeli suatu produk atau berhenti berlangganan. Regresi
logistik

tidak

memerlukan

asumsi

normalitas,

heteroskedastisitas,

dan

autokorelasi, dikarenakan variabel terikat yang terdapat pada Regresi Logistik
merupakan variabel dummy (0 dan 1), sehingga residualnya, tidak memerlukan
ketiga pengujian tersebut. Untuk asumsi multikolinearitas ini dapat digunakan uji
kebaikan suai (goodness of fit test), yang kemudian dilanjutkan dengan pengujian

Universitas Sumatera Utara

hipotesis (uji X2), guna melihat variabel- variabel bebas mana saja yang
signifikan, dapat dibentuk suatu matriks korelasi, dan apabila tidak terdapat
variabel- variabel bebas yang saling memiliki korelasi yang tinggi, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat gangguan multikolinearitas pada model
penelitian (David W. Hosmer, 2011).

2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian Sitty Muawiyah Panurat (2014) tentang Faktor- Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Petani Berusahatani Padi di Desa Sendangan Kecamatan
Kakas Kabupaten Minahasa untuk menganalisis faktor apa saja yang
mempengaruhi dan pengaruh faktor terhadap minat petani padi sawah. Dari hasil
analisis diperoleh koefisien R2: 0,719 persen variabel luas lahan, pengalaman,
pendapatan, bantuan dan pendidikan dapat menjelaskan minat. Koefisien regresi
dari luas lahan sebesar 0,703 terlihat adanya kontribusi positif luas lahan terhadap
minat dan berpengaruh sangat nyata terhadap minat petani (Pvalue = 0,002).
Koefisien regresi dari pengalaman sebesar 0,085 terlihat adanya kontribusi positif
pengalaman terhadap minat dan berpengaruh nyata terhadap minat petani (Pvalue =
0,018). Koefisien regresi dari pendapatan sebesar 0,538 terlihat adanya kontribusi
positif pendapatan terhadap minat dan berpengaruh sangat nyata terhadap minat
petani (Pvalue = 0,001). Koefisien regresi dari bantuan sebesar 0,646 terlihat adanya
kontribusi positif bantuan terhadap minat dan berpengaruh nyata terhadap minat
petani (Pvalue = 0.063). Koefisien regresi dari pendidikan sebesar -0.099 terlihat
tidak adanya kontribusi terhadap pendidikan terhadap minat dan tidak
berpengaruh terhadap minat petani (Pvalue = 0.685) .

Universitas Sumatera Utara

Hasil pengujian pada Tabel Model Summary menunjukkan bahwa
koefisien determinasi (R2) dari model regresi adalah sebesar 0,719 atau 72 persen.
Nilai koefisien determinasi sebesar 72 persen artinya variabel luas lahan,
pengalaman, pendapatan, bantuan dan pendidikan dapat menjelaskan minat
sebesar 72 persen dan sisanya sebesar 28 persen dijelaskan oleh variabel (faktor)
lain yang tidak dimasukkan dalam model.
Penelitian Puji Astuty (2013) dapat dilihat dari data anti image matrics,
diperoleh nilai MSA masing-masing variabel. Dari 10 variabel (variabel produksi,
pertanaman, aplikasi, harga, hama dan penyakit, tenaga kerja, waktu,
pengetahuan, petugas, dan bahan) terdapat satu variabel dengan nilai MSA di
bawah 0,5, yaitu variabel harga (dengan nilai MSA 0,387). Karena nilai MSA
pada variabel harga di bawah 0,5 maka dilakukan uji data lanjutan (kedua) dengan
mengeluarkan variabel harga, sehingga tersisa 9 variabel.
Penelitian Lisa Oktaviani (2017) faktor lingkungan keluarga merupakan
faktor yang berpengaruh dominan petani berdasarkan nilai asymp. Sig yang
didapatkan lebih kecil dari taraf signifikasi (0,05) yaitu 0,000, kemudian diikuti
dengan faktor pendapatan = 0,001 dan lingkungan keluarga = 0,003.
Penelitian Rum Yanti (2015) dapat dilihat hasil penelitian ini
menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat petani adalah pengalaman,
pendapatan, dan pendidikan. Pengalaman dan pendapatan berpengaruh nyata
terhadap minat petani yang dibuktikan nilai signifikan lebih kecil dari nilai.
Sedangkan umur petani dan pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap minat

Universitas Sumatera Utara

dibuktikan dengan nilai signifikan lebih besar dari nilai ?. Nilai ? yang digunakan
adalah 0.05 atau 95%.
Penelitian Sri Muljaningsih (2012) Variabel yang berpengaruh terhadap
minat wirausaha adalah tenaga kerja (X2), skill (X3), lahan (X4), dan jiwa
kewirausahaan (X5). Dari koefisien beta tertinggi diperoleh bahwa variabel skill
(X3) berpengaruh paling dominan terhadap minat wirausaha. Artinya variabel
minat wirausaha paling dipengaruhi oleh adanya skill.
Berdasarkan penelitian- penelitian terdahulu, maka dapat dilihat variabel
bebas apa saja yang digunakan yang akan di uraikan pada tabel dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5. Penelitian- Penelitian Terdahulu

No

1

Metode dan

Nama dan

Judul

Tahun

Penelitian

Sitty

Faktor- Faktor

Hasil

yang

menunjukkan

Panurat

Mempengaruhi

yang mempengaruhi minat

(2014)

Minat

petani

Muawiyah

Variabel yang

Hasil Penelitian

Digunakan

Petani

penelitian

ini

Faktor-faktor

adalah

luas

lahan,

Berusahatani

pengalaman,

Padi di Desa

bantuan dan pendidikan. Luas

Sendangan

lahan

Kecamatan

berpengaruh

Kakas

terhadap

Kabupaten

Sedangkan

Minahasa

pengalaman
nyata

pendapatan,

dan

pendapatan
sangat

minat

nyata
petani.

bantuan

dan

berpengaruh

terhadap

sebaliknya

minat,
pendidikan

berpengaruh

tidak

nyata

terhadap minat. Dengan nilai
kontribusi Determinasi R2
faktor yang mempengaruhi
adalah

luas

pengalaman,
bantuan

dan

lahan,
pendapatan,
pendidikan

sebesar 72%.
2

Ardiyono

Faktor



Hasil analisis regresi logistic

Muhammad

Faktor

yang

menghasilkan persamaan L= -

(2016)

Mempengaruhi

10,750 -2,226X1 -0,097X2

Minat

+0,124X3

Petani

+0,341X4

Dalam

+1,544X5+1,811X6+1,918X7

Berusahatani

+2,114X8+1,544X9-

Universitas Sumatera Utara

Padi

di

1,199X10 dengan hosmer and

Kecamatan

lameshow test sebesar 0,827.

Kebbakkramat

Uji overall fit test dengan

Kabupaten

omnibus test diperoleh nilai

Karanganyar

chi square sebesar 41,400
dengan signifikansi sebesar
0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa semua variabel bebas
secara

simultan

pengaruh
petani

memiliki

terhadap

minat

dalam

berusahatani

di

Kecamatan

padi

Kebakkramat,

Kabupaten

Karanganyar.

Nilai

Nagelkerke R Square sebesar
66,5%. Uji secara parsial
diperoleh

harga

berpengaruh

komoditi

nyata

positif

dengan koefisien 1,811, harga
benih

berpengaruh

nyata

positif

dengan

koefisien

1,918,

harga

pupuk

berpengaruh

nyata

positif

dengan koefisien 2,114, dan
ketersediaan air berpengaruh
nyata positif dengan koefisien
1,544.
3

Puji
(2013)

Astuty Faktor- Faktor

Faktor-faktor

yang

diduga

Penyebab

menyebabkan

Rendahnya

minat

Minat

menerapkan budidaya cabai

Untuk

Petani

petani

rendahnya
untuk

merah ramah lingkungan di

Universitas Sumatera Utara

Menerapkan

Kabupaten Lampung Selatan

Budidaya

terdiri dari 10 variabel yaitu

Cabai

variabel

produksi

(x1),

Ramah

variabel

pertanaman

(x2),

Lingkungan di

variabel

aplikasi

(x3),

Kabupaten

variabel harga (x4), variabel

Lampung

hama

Selatan

variabel tenaga kerja (x6),

Merah

dan

penyakit

(x5),

variabel waktu (x7), variabel
pengetahuan (x8), variabel
petugas (x9), serta variabel
bahan

(x10).

Dengan

menggunakan

program

statistik SPSS analisis faktor,
diperoleh nilai KMO dan
Barltlett’s test adalah 0,698
dengan signifikansi 0,00.
4

Lisa
Oktaviani
(2017)

Analisis

Hasil

Pendapatan

menunjukkan bahwa petani

dan

padi

Faktor-

Faktor

Yang

penelitian

sawah

mendapatkan

ini

telah
pendapatan

Mempengaruhi

yang layak, nilai R/C adalah

Minat

2,11 (R/C > 1) dan hasil

Petani

uji

Chi-square

Terhadap

analisis

Usahatani Padi

menunjukkan bahwa faktor

Sawah

pendapatan,

Kecamatan

keluarga,

Meureubo

masyarakat yang berpengaruh

Kabupaten

signifikan

Aceh Barat

petani

dan

lingkungan

terhadap

sedangkan

pendidikan
pengaruh

lingkungan

tidak
yang

minat
faktor

memiliki
signifikan

Universitas Sumatera Utara

terhadap minat petani.

5

Rum Yanti
(2015)

Faktor- Faktor

Hasil

Yang

menunjukkan

Mempengaruhi

yang mempengaruhi minat

Minat

petani adalah pengalaman,

Petani

penelitian

ini

faktor-faktor

Berusahatani

pendapatan, dan pendidikan.

Serai Wangi di

Pengalaman dan pendapatan

Kecamatan

berpengaruh nyata terhadap

Dabun

minat petani yang dibuktikan

Gelas

Kabupaten

nilai signifikan lebih kecil

Gayo Luwes

dari nialai ?. Sedangkan umur
petani dan pendidikan tidak
berpengaruh nyata terhadap
minat dibuktikan dengan nilai
signifikan lebih besar dari
nilai

?.

Nilai

?

yang

digunakan adalah 0.05 atau
95%.
6

Sri

Faktor- Faktor

Muljaningsih Yang
(2012)

Faktor-

faktor

mempengaruhi

yang
minat

Mempengaruhi

wirausaha pada perempuan

Minat

tani

Wirausaha

kerja, skill, lahan, dan jiwa

Pengolahan

kewirausahaan. Faktor tenaga

Pangan

kerja diukur dengan indicator

Organik Pada

jumlah keluarga dan rasio

Perempuan

kerja. Faktor skill diukur

Tani di Desa

dengan indicator pengenalan

Wonokerto,

tanaman

Bantur,

pengetahuan pangan olahan

Malang

alami, pengetahuan manfaat

ini

meliputi

tenaga

organik,

Universitas Sumatera Utara

tanaman salak sebagai olahan,
pengetahuan

manfaat

tanaman garut sebagai bahan
olahan, kemudahan membuat
pangan olahan salak, dan
kemudahan membuat pangan
olahan

garut. Faktor lahan

diukur dengan tiga indikator
yaitu lahan tegal, tanaman
salak, dan tanaman garut.
Sedangkan

faktor

jiwa

kewirausahaan diukur dengan
delapan

indikator

yaitu

dorongan,

integritas,

ketepatan,

ketenangan,

perkiraan resiko, kesehatan
fisik, kebebasan, dan dapat
bergaul.

Hasil

memperlihatkan
variabel

minat

analisis
bahwa
wirausaha

dipengaruhi modal, tenaga
kerja, skill, lahan, dan jiwa
kewirausahaan.

Skill

berpengaruh paling dominan
terhadap minat wirausaha.

Hasil penelitian di atas telah memberikan sumbangan pemikiran bagi
penulis bahwa yang mempengaruhi minat petani untuk menanam bawang merah
antara lain luas lahan, pengalaman, pendapatan dan bantuan. Penelitian terdahulu
tersebut dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi penulis dalam

Universitas Sumatera Utara

pengambilan variabel- variabel dalam penelitian ini. Serta penulis mencoba untuk
menerapkan metode analisis yang sama yaitu Analisis Logit Binominal untuk
menganalisa minat menanam petani bawang merah Desa Cinta Dame Kecamatan
Simanindo, Kabupaten Samosir.

2.4 Kerangka Pemikiran
Pertanian yang banyak diusahakan oleh petani

di Desa Cinta Dame

Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir berupa palawaija dan hortikultura.
Tanaman hortikultura yang dibudidayakan adalah bawang merah setelah tanaman
kentang. Bawang merah merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang
mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan karena kegunaan dan
manfaat yang dapat diperoleh dari komoditas ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang
mempengaruhi minat petani bawang merah untuk menanam bawang merah. Pada
penelitian ini akan dibahas secara deskripsi faktor – faktor yang mempengaruhi
minat petani bawang merah untuk menanam bawang merah. Adapun faktor –
faktor yang mempengaruhi minat petani adalah luas lahan (X1) , pengalaman
(X2), trauma (X3), pendapatan (X4) dan bantuan (X5). Selanjutnya akan dianalisis
bagaimana peluang variabel independen yaitu luas lahan, pengalaman,
pendapatan, trauma dan bantuan terhadap dua pilihan atau respon yaitu Y = 1 jika
petani minat untuk menanam bawang merah dan Y = 0 jika petani tidak minat
menanam bawang merah dengan menggunakan metode analisis model binomial
logit. Adapun variabe independen yang digunakan terdiri dari variabel kovariat
dan variabel kategorikal. Pada variabel kategorikal terdiri dari pendapatan yaitu

Universitas Sumatera Utara

jika X = 1 menunjukkan pendapatan diatas upah minimum provinsi dan X = 0
menunjukkan pendapatan dibawah upah minimum provinsi, variabel trauma yaitu
jika X = 1 menunjukkan petani tidak trauma untuk menanam bawang merah dan
X = 0 menunjukkan petani mengalami trauma untuk menanam bawang merah,
dan variabel bantuan yaitu jika X = 1 menunjukkan jika petani mendapatkan
bantuan untuk usahatani bawang merah dan X = 0 jika petani tidak mendapatkan
bantuan untuk usahatani bawang merah. Sedangkan untuk variabel kovariat terdiri
dari variabel luas lahan (dalam ha) dan pengalaman berusahatani (dalam tahun).
Secara rinci kerangka kajian ini digambarkan dalam Gambar 1.

Universitas Sumatera Utara

Petani Bawang Merah

Faktor



Faktor

Yang

Mempengaruhi Minat Petani :
1.
2.
3.
4.
5.

Luas Lahan
Pengalaman
Trauma
Pendapatan
Bantuan

Minat Petani Menanam Bawang Merah

Minat

Tidak Minat

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

2.5 Hipotesis Penelitian
1. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi minat petani menanam
bawang merah di Desa Cinta Dame adalah luas lahan, pengalaman,
trauma, pendapatan dan bantuan.

Universitas Sumatera Utara