Strategi Pola Pengembangan Usaha Kecil Menengah pada Pusat Industri Kecil (PIK) Medan

102

Lampiran I
KUESIONER PENELITIAN
STRATEGI POLA PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH
PADA PUSAT INDUSTRI KECIL (PIK) MEDAN

I.

PENGANTAR
Pemukiman Industri Kecil (PIK), yang keberadaannya ditujukan untuk
pengembangan industri kecil Medan dengan pola kawasan (pemusatan) telah
ada sejak tahun 1990. Hingga tahun 2006, keberadaan PIK Medan mengalami
pasang surut dalam pembinaannya. Sejalan dengan kondisi itu, kami
berkeinginan untuk melakukan penelitian yang ditujukan pada pengembangan
strategi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan peran serta PIK Medan
dalam menunjang pengembangan usaha kecil Medan.
Kami berharap Bapak/Ibu dapat membantu memberikan informasi yang
objektif seputar PIK dengan tujuan semata – mata untuk penelitian studi
kami.
Demikian kami sampaikan, atas bantuan dari Bapak/Ibu diucapkan terima

kasih.

II. Identitas Responden
1.

Nama Responden

:

……………………………………….
2.

Alamat Responden

:

……………………………………….
3.

Nama Usaha


:

……………………………………….
4.

Alamat Usaha

:

……………………………………….
……………………………………….
5.

Bidang Usaha

:

……………………………………….
(Konveksi, Kerajinan Kulit, dll)


Universitas Sumatera Utara

103

1.

…………
………………………...

6.

Yang Diproduksi

: 2.

…………………………………...
3. …………………………………...
4. …………………………………...
7.


Tahun Berdiri Usaha

:

……………………………………….
8.

Di PIK Sejak Tahun

:

……………………………………….
9.

Jabatan Responden

:

Karyawan

Pemilik
………………………………….
10.

Jenis Kelamin

:

Laki

– Laki
Perempuan
11.

Pendidikan Terakhir

:

……………………………………….
12.


Pengusaha

:

……………………………………….

III. Bidang Usaha
1. …………………………………...
1.

Kapasitas Produksi

:

2.

…………………………………...
3. …………………………………...
1. …………………………………...

2. Area Pemasaran Produk : 2. …………………………………...
3. …………………………………...
1. …………………………………...

Universitas Sumatera Utara

104

3. Asal Bahan Baku

: 2. …………………………………...
3. …………………………………...

4. Jumlah Karyawan

:

………orang

5. Omzet


:

………………../hari/bulan/tahun

6. Produksi

:

……………..…/hari/bulan/tahun

IV. Pemukiman Industri Kecil (PIK) Medan
1. Menurut Bapak/Ibu, peluang apa saja yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan PIK? (faktor-faktor eksternal dari PIK).

 Tersedianya sarana dan prasarana penunjang yang dibutuhkan oleh
dunia usaha kecil, khususnya sarana penghubung dan telekomunikasi
dimiliki secara memadai

 Pasar lokal, regional dan nasional yang masih luas dan besar serta

potensi daya serap masyarakat akan produk sepatu dan Konveksi yang
masih besar.

 Pemerintah Kota Medan melakukan kerjasama regional dengan kota –
kota besar di negara luar atau dikenal dengan “Kota Kembar” seperti
IMT-GT, Twins City, dll, yang dapat mendukung luasnya potensi
pasar.

 Pengusaha kecil yang bernaung di bawah PIK merupakan usaha kecil
yang diprioritaskan oleh Pemerintah Kota Medan untuk menerima
berbagai pembinaan dan bantuan dari berbagai institusi/lembaga.

 Besarnya potensi dana bantuan pembinaan yang berasal dari instansi
pemerintah/BUMN, dll yang dapat disalurkan menjadi modal
tambahan

 Potensi jumlah tenaga kerja yang banyak dan upah tenaga kerja yang
relatif masih kecil

 Dan lain – lain


2. Menurut Bapak/Ibu, apa saja ancaman dalam mengembangkan PIK?
(faktor – faktor eksternal dari PIK).

Universitas Sumatera Utara

105

 Aspek politik yang berpotensi muncul sebagai suatu ancaman
ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat yang menyebabkan
terjadinya kerawanan sosial.

 Aspek ekonomi yang muncul sebagai ancaman sesungguhnya
merupakan mekanisme pasar yang datang secara alamiah, dengan
adanya persaingan dalam menjual produk industri yang dimiliki oleh
Kota Medan dengan wilayah –wilayah yang ada disekitarnya, seperti
Binjai, Deli Serdang dan Langkat. Jika diamati dan disimak secara
mendalam, Pertumbuhan Pusat perbelanjaan, pasar tradisional dan
kawasan Square ini dapat dianggap sebagai suatu ajang persaingan
secara sehat dalam mempromosikan dan menjual produk andalan yang

dimiliki oleh masing-masing wilayah dalam menjaring konsumen
lokal maupun regional.

 Aspek sosial yang ada di masyarakat yang dapat menjadi ancaman
bagi pengembangan sektor Usaha Kecil di Kota Medan adalah faktor
pandangan skeptic terhadap produk buatan PIK yang hidup di tengah
masyarakat, dimana produk hasil buatan PIK yang selalu dicap tidak
“modies” tidak tahan lama/tidak kuat, dan memandang rendah hasil
karya yang dikeluarkan oleh PIK dengan lebel “AS (Ajo Sukaramai)”.
Aspek teknologi yang dapat berkembang sebagai ancaman adalah
kesiapan

sumber

daya

manusianya

(brain-ware)

untuk

mengoperasikan suatu tuntutan manajemen, teknologi dan pelayanan
(services)

usaha

kecil

secara

luas.

Rendahnya

pengetahuan

masyarakat tentang fungsi PIK serta kesetiaan masyarakat akan
produk lokal yang tidak kuat dan berubah – ubah.

 Kebijakan Pemerintah untuk menaikkan faktor biaya produksi, seperti
minyak, listrik dan air.

 Pemerintah Kota Medan (Khususnya Dinas Perindustrian dan
Perdagangan) yang tidak memiliki strategi yang jelas, komitmen yang
kuat, serta koordinasi yang berkesinambungan antara stake holder

Universitas Sumatera Utara

106

yang memiliki dampak langsung terhadap perkembangan PIK
(Investor Besar, perbankan, PIK, swasta, dll.)

 Masuknya produk – produk yang sama dari Negeri China serta
masuknya produk bekas yang sama (sepatu, pakaian) dengan harga
murah.

 Dan lain – lain
3. Menurut Bapak/Ibu, apa saja kekuatan dalam mengembangkan PIK?
(faktor – faktor internal dari PIK).

 Tenaga kerja yang ada merupakan tenaga kerja yang terampil dan
memiliki pengalaman membuat produk yang baik dan bermacam –
macam

 Jumlah karyawan yang kecil/sedikit, sehingga ongkos produksi masih
dapat bersaing dengan harga produk lainnya

 Tidak adanya “uang kutipan” maupun pajak illegal, sehingga aman
dan tidak adanya gangguan dalam memproduksi

 Usaha kecil di PIK telah memiliki jaringan pemasaran yang luas,
sampai ke daerah – daerah diluar Kota Medan

 Dapat membeli bahan baku yang berkualitas dengan bersaing
langsung kepada pabrik pembuatannya di Jakarta dan Bandung.

 Dan lain – lain

4. Menurut Bapak/Ibu, apa saja kelemahan dalam mengembangkan PIK?
(faktor – faktor internal dari PIK).

 Usaha kecil PIK yang tidak memiliki data dan bekerja berdasarkan
data yang akurat perencanaan dan pengembangan usaha kecil,
terutama berkaitan dengan pasar dan kekuatan pesaing.

 PIK maupun usaha kecil tidak memiliki perencanaan usaha yang baik,
serta memiliki keterbatasan modal usaha dan teknologi produksi yang
masih menggunakan teknologi lama.

 Lokasi yang tidak strategis bagi pasar dan konsumen dan tidak
didukung oleh promosi lokasi yang baik dan berkesinambungan.

Universitas Sumatera Utara

107

lokasi terkesan menakutkan untuk konsumen berbelanja atau melihat
produk – produk yang dihasilkan.

 Tidak berfungsinya koperasi sebagaimana yang diharapkan dan sikap
sebahagian usaha kecil PIK yang apatis terhadap komitmen
pemerintah, sikap Pengurus koperasi yang pilih kasih dalam
menyalurkan bantuan dengan adanya usaha kecil “anak emas”.

 Tingkat SDM pekerja dan pemilik usaha kecil yang tidak memiliki
kreativitas menciptakan desain sendiri yang menarik dan mampu
memenuhi selera pasar.

 Bangunan Ruko yang ada di PIK sebahagian besar tidak berfungsi
seperti yang diharapkan menjadi kawasan usaha kecil.

 Produksi tidak memiliki standarisasi mutu dan segmentasi produk di
pasar yang tidak ada

 Dan lain – lain
5. Menurut

Bapak/Ibu,

saran



saran

untuk

perbaikan

dalam

mengembangkan PIK? (khususnya Deperindag Kota Medan).
a. Untuk Pemerintah (khususnya Deperindag Kota Medan).
1. …………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………
b. Kepada Masyarakat/ Swasta/dll
1. …………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………
6. Menurut Bapak/Ibu, kesulitan/hambatan yang dialami oleh usaha – usaha
di lingkungan PIK.
a. …………………………………………………………………
b. …………………………………………………………………
c. …………………………………………………………………
d. …………………………………………………………………
e. …………………………………………………………………

Universitas Sumatera Utara

108

7. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan tempat usaha
a. Jika menyewa, berapa biaya sewa tempat (per tahun) Rp….
b. Jika membeli, berapa harga bangunan Rp…………………..
8. Apakah Bapak/Ibu mengetahui Visi, Misi dari Kota Medan? (Ya/Tidak)
Jika Ya, bisa Bapak/Ibu menjelaskan
9. Fasilitas/sarana prasarana yang pernah diberikan oleh PIK Medan kepada
Bapak/Ibu dalam rangka pengembangan usahanya?
a. Bidang Fasilitas Produksi
b. Bidang Pelatihan
c. Bidang Pemasaran
10. Dari pengamatan yang kami peroleh, ada beberapa ruko yang kosong,
apakah Bapak/Ibu mengetahui siapa pemiliknya?
1. Nama Pemilik…………………………………, ruko No……
2. Nama Pemilik…………………………………, ruko No……
3. Nama Pemilik…………………………………, ruko No……
11. Sepengetahuan Bapak, alasan kenapa mereka tidak memfungsikan
kawasan PIK tersebut sebagaimana mestinya? (asalannya)
1. …………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………
INTERVIEW QUIDE PENELITIAN
STRATEGI POLA PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH
PADA PUSAT INDUSTRI KECIL (PIK) MEDAN
Nama
Jabatan
Alamat

: …………………………………………
: …………………………………………
: …………………………………………

1.

Menurut Bapak/ Ibu, Peluang apa saja yang dapat dilakukan
untuk mengembangkan PIK? (faktor – faktor eksternal dari PIK).
A.
……………………………………………………………………
…..
B.
……………………………………………………………………
…..
2.
Menurut Bapak/ Ibu, apa saja ancaman dalam mengembangkan
PIK? (faktor – faktor eksternal dari PIK).

Universitas Sumatera Utara

109

A.

……………………………………………………………………
…..

B.

……………………………………………………………………
…..

3.

Menurut Bapak/ Ibu, apa saja kekuatan dalam mengembangkan
PIK? (faktor – faktor internal dari PIK).
A.
……………………………………………………………………
…..
B.
……………………………………………………………………
…..
4.
Menurut Bapak/ Ibu, apa saja kelemahan dalam mengembangkan
PIK? (faktor – faktor internal dari PIK).
A.
……………………………………………………………………
…..
B.
……………………………………………………………………
…..
C.
……………………………………………………………………
…..
5.
Menurut Bapak/Ibu, saran – saran untuk perbaikan dalam
mengembangkan PIK? Sarana, SDM, Fasilitas, Kebijakan, dll)
A.
……………………………………………………………………
…..
B.
……………………………………………………………………
…..
6.
Data anggota pengusaha yang mendiami lokasi PIK
7.

Visi, Misi atau Kebijakan Deperindagsu terhadap PIK

8.

Data perkembangan eksport Sumut ke Luar Negeri

9.

Sumbangan PIK atau usaha kecil terhadap APBD (dalam bentuk
pajak, dll)

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2.
Tabel EFAS
Faktor – Faktor Strategis Eksternal
PELUANG :
Aspek teknologi yang telah dimiliki oleh Kota
Medan sesungguhnya cukup memadai dengan
tersedianya sarana dan prasarana penunjang
yang dibutuhkan oleh dunia usaha kecil.
Sarana berhubungan dan telekomunikasi
dimiliki secara memadai.
Pasar lokal, regional dan nasional yang masih
luas dan besar serta potensi daya serap
masyarakat akan produk sepatu dan Konveksi
yang masih besar. Letak geografis yang
merupakan Ibu Kota Provinsi menciptakan
gaya hidup masyarakat yang mudah untuk
bergaul secara majemuk.
Pemerintah Kota Medan melakukan kerjasama
dengan kota-kota besar di negara luar atau
yang dikenal dengan “kota kembar” seperti
IMT-GT, Twins City, dll, yang dapat
mendukung luasnya potensi pasar.
Pengusaha kecil yang bernaung di bawah PIK
merupakan oleh Pemerintah Kota Medan untuk
menerima berbagai pembinaan dan bantuan
dari berbagai institusi/lembaga.
Besarnya potensi dana bantuan pembinaan
yang berasal dari instansi pemerintah/BUMN,
dll yang dapat disalurkan menjadi modal
tambahan
Potensi jumlah tenaga kerja yang banyak dan
upah tenaga kerja yang relatif masih kecil
Total Nilai Peluang
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2006

ANCAMAN:
Aspek politik yang berpotensi muncul sebagai
suatu ancaman ketertiban dan keamanan di
tengah masyarakat yang menyebabkan
terjadinya kerawanan sosial.

Bobot

Rating

Bobot X
Rating

0.05

1

0.05

0.05.

4

0,20

0,05

3

0,15

0,10

3

0,30

0,10

3

0,30

0,10

2

0,20

1

0.05

1,20

1

0.05

Universitas Sumatera Utara

109

Aspek ekonomi yang muncul sebagai ancaman
sesungguhnya merupakan mekanisme pasar
yang datang secara alamiah, dengan adanya
persaingan dalam menjual produk industri
yang dimiliki oleh Kota Medan dengan
wilayah –wilayah yang ada disekitarnya,
seperti Binjai, Deli Serdang dan Langkat. Jika
diamati dan disimak secara mendalam,
Pertumbuhan Pusat perbelanjaan, pasar
tradisional dan kawasan Square ini dapat
dianggap sebagai suatu ajang persaingan secara
sehat dalam mempromosikan dan menjual
produk andalan yang dimiliki oleh masingmasing wilayah dalam menjaring konsumen
lokal maupun regional.
Aspek sosial yang ada di masyarakat yang
dapat menjadi ancaman bagi pengembangan
sektor Usaha Kecil di Kota Medan adalah
faktor pandangan skeptic terhadap produk
buatan PIK yang hidup di tengah masyarakat,
dimana produk hasil buatan PIK yang selalu
dicap tidak “modies” tidak tahan lama/tidak
kuat, dan memandang rendah hasil karya yang
dikeluarkan oleh PIK dengan lebel “AS (Ajo
Sukaramai)”. Aspek teknologi yang dapat
berkembang sebagai ancaman adalah kesiapan
sumber daya manusianya (brain-ware) untuk
mengoperasikan suatu tuntutan manajemen,
teknologi dan pelayanan (services) usaha kecil
secara
luas.
Rendahnya
pengetahuan
masyarakat tentang fungsi PIK serta kesetiaan
masyarakat akan produk lokal yang tidak kuat
dan berubah – ubah.
Kebijakan Pemerintah untuk menaikkan faktor
biaya produksi, seperti minyak, listrik dan air.
Pemerintah Kota Medan (Khususnya Dinas
Perindustrian dan Perdagangan) yang tidak
memiliki strategi yang jelas, komitmen yang
kuat, serta koordinasi yang berkesinambungan
antara stake holder yang memiliki dampak
langsung terhadap
perkembangan
PIK
(Investor Besar, perbankan, PIK, swasta, dll.)
Masuknya produk – produk yang sama dari
Negeri China serta masuknya produk bekas
yang sama (sepatu, pakaian) dengan harga
murah.

0.05.

3

0,15

0,15

1

0,15

0,10

3

0,30

0,10

4

0,40

0,10

3

0,30

Universitas Sumatera Utara

110

Total Nilai Peluang
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2006

1

1,20

Lampiran 3.
Tabel IFAS
Faktor – Faktor Strategis Internal
KEKUATAN :
Tenaga kerja yang ada merupakan tenaga kerja
yang terampil dan memiliki pengalaman
membuat produk yang baik dan bermacam –
macam
Jumlah karyawan yang kecil/sedikit, sehingga
ongkos produksi masih dapat bersaing dengan
harga produk lainnya
Tidak adanya “uang kutipan” maupun pajak
illegal, sehingga aman dan tidak adanya
gangguan dalam memproduksi
Usaha kecil di PIK telah memiliki jaringan
pemasaran yang luas, sampai ke daerah –
daerah diluar Kota Medan
Dapat membeli bahan baku yang berkualitas
dengan bersaing langsung kepada pabrik
pembuatannya di Jakarta dan Bandung
Total Nilai Kekuatan
KELEMAHAN :
Usaha kecil PIK yang tidak memiliki data dan
bekerja berdasarkan data yang akurat
perencanaan dan pengembangan usaha kecil,
terutama berkaitan dengan pasar dan kekuatan
pesaing.
PIK maupun usaha kecil tidak memiliki
perencanaan usaha yang baik, serta memiliki
keterbatasan modal usaha dan teknologi
produksi yang masih menggunakan teknologi
lama.
Lokasi yang tidak strategis bagi pasar dan
konsumen dan tidak didukung oleh promosi
lokasi yang baik dan berkesinambungan. lokasi
terkesan menakutkan untuk konsumen
berbelanja atau melihat produk – produk yang
dihasilkan.
Tidak berfungsinya koperasi sebagaimana
yang diharapkan dan sikap sebahagian usaha
kecil PIK yang apatis terhadap komitmen

Bobot

Rating

Bobot X
Rating

0.10

4

0.40

0.05

1

0,05

0.05

2

0,10

0,10

3

0,30

0.05

2

0,30
0,95

0,10

3

0,30

0,10

4

0,40

0,10

4

0,40

0,10

2

0,20

Universitas Sumatera Utara

111

pemerintah, sikap Pengurus koperasi yang pilih
kasih dalam menyalurkan bantuan dengan
adanya usaha kecil “anak emas”.
Tingkat SDM pekerja dan pemilik usaha kecil
yang tidak memiliki kreativitas menciptakan
desain sendiri yang menarik dan mampu
memenuhi selera pasar.
Bangunan Ruko yang ada di PIK sebahagian
besar tidak berfungsi seperti yang diharapkan
menjadi kawasan usaha kecil.
Produksi tidak memiliki standarisasi mutu dan
segmentasi produk di pasar yang tidak ada
Total Nilai Peluang
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2006

0.05

4

0,20

0,10

3

0,30

0,10

2

0,20

1

2.00

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4
Matriks SWOT Pengembangan Usaha Kecil PIK Medan

IFAS

EFAS

KEKUATAN (STRENGHT)
Tenaga kerja yang ada merupakan tenaga kerja yang
terampil dan memiliki pengalaman membuat produk
yang baik dan bermacam - macam
Jumlah karyawan yang kecil/sedikit, sehingga ongkos
produksi masih dapat bersaing dengan harga produk
lainnya
Tidak adanya “uang kutipan” maupun pajak illegal,
sehingga aman dan tidak adanya gangguan dalam
memproduksi
Usaha kecil di PIK telah memiliki jaringan pemasaran
yang luas, sampai ke daerah – daerah diluar Kota
Medan
Dapat membeli bahan baku yang berkualitas dengan
harga bersaing langsung kepada pabrik pembuatannya
di Jakarta dan Bandung

PELUANG (OPPORTUNITY)
Aspek teknologi yang telah dimiliki oleh Kota
Medan sesungguhnya cukup memadai dengan
tersedianya sarana dan prasarana penunjang yang
dibutuhkan oleh dunia usaha kecil. Sarana
perhubungan dan telekomunikasi dimiliki secara
memadai.
Pasar lokal, regional dan nasional yang masih luas

STRATEGI S-O
Menggunakan teknologi dan memacu tenaga kerja
untuk menggunakan teknologi

Melakukan

ekspansi

dan

membuka

jaringan

KELEMAHAN (WEAKNESS)
Usaha kecil PIK yang tidak memiliki data dan bekerja berdasarkan
data yang akurat bagi perencanaan dan pengembangan usaha kecil,
terutama berkaitan dengan pasar dan kekuatan pesaing.
PIK maupun usaha kecil tidak memiliki perencanaan usaha yang
baik, serta memiliki keterbatasan modal usaha dan teknologi
produksi yang masih menggunakan teknologi lama.
Lokasi yang tidak strategis bagi pasar dan konsumen dan tidak
didukung oleh promosi lokasi yang baik dan berkesinambungan.
lokasi terkesan menakutkan untuk konsumen berbelanja atau
melihat produk – produk yang dihasilkan.
Tidak berfungsinya koperasi sebagaimana yang diharapkan dan
sikap sebahagian usaha kecil PIK yang apatis terhadap komitmen
pemerintah, sikap Pengurus koperasi yang pilih kasih dalam
menyalurkan bantuan dengan adanya usaha kecil “anak emas”.
Tingkat SDM pekerja dan pemilik usaha kecil yang tidak memiliki
kreativitas menciptakan desain sendiri yang menarik dan mampu
memenuhi selera pasar.
Bangunan Ruko yang ada di PIK sebahagian besar tidak berfungsi
seperti yang diharapkan menjadi kawasan usaha kecil.
Produksi tidak memiliki standarisasi mutu dan segmentasi produk
di pasar yang tidak ada
STRATEGI W-O
PIK mempunyai data base dan sistem manajemen yang baik untuk
mengelola usaha kecil dengan professional.
Membangun jaringan dan pasar bersama usaha kecil sehingga
keterbatasan modal dan keahlian dapat teratasi.

Mengembalikan fungsi organisasi atau kelompok pendukung

Universitas Sumatera Utara

114

dan besar serta potensi daya serap masyarakat akan
produk sepatu dan Konveksi yang masih besar.
Letak geografis yang merupakan Ibu Kota Provinsi
menciptakan gaya hidup masyarakat yang mudah
untuk bergaul secara majemuk.
Pemerintah Kota Medan melakukan kerjasama
dengan kota-kota besar di negara luar atau yang
dikenal dengan “kota kembar” seperti IMT-GT,
Twins City, dll, yang dapat mendukung luasnya
potensi pasar.
Pengusaha kecil yang bernaung di bawah PIK
merupakan oleh Pemerintah Kota Medan untuk
menerima berbagai pembinaan dan bantuan dari
berbagai institusi/lembaga.
Potensi jumlah tenaga kerja yang banyak dan upah
tenaga kerja yang relatif masih kecil

pemasaran baik lokal, regional maupun nasional

pengembangan usaha kecil seperti koperasi, kredit union, arisan dll.

Menggunakan fasilitas, sarana dan prasarana yang
diberikan pemerintah untuk pengembangan usaha
dalam jangka panjang.

Melihat peluang pasar yang terbuka sebaiknya usaha kecil mampu
membuat inovasi produk dan selalu kreatif dalam mengeluarkan
produk

Membuat standarisasi mutu produksi
Menarik kembali usaha – usaha kecil, home industri untuk
berkumpul dan mengembangkan pusat industri kerajinan melalui
program – program yang saling menguntungkan

Universitas Sumatera Utara

115

ANCAMAN (TREATH)

STRATEGI S-T

Aspek politik yang berpotensi muncul
sebagai suatu ancaman ketertiban dan
keamanan di tengah masyarakat yang
menyebabkan terjadinya kerawanan sosial.

Mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam
pembinaan suasana kondusif untuk berusaha
(aman, jauh dari kericuhan sosial, dll)
bersama aparat dan masyarakat

STRATEGI W-T

Melakukan penanganan yang komprehensif dan menata
ulang kembali kehidupan usaha kecil dengan
memperhatikan kebutuhan konsumen dan ancaman yang
datang dari produk yang datang dari luar daerah. Hal ini
dapat dilakukan bila seluruh stake holder mampu
menjalankan komitmen dan koordinasi
Meningkatkan mutu/kualitas produksi untuk Membangun brand image yang positif dalam membuat
bersaing dalam pasar lokal dan mendeteksi standarisasi mutu
keadaan serta memahami mekanisme yang
berlaku

Aspek ekonomi yang muncul sebagai
ancaman
sesungguhnya
merupakan
mekanisme pasar yang datang secara
alamiah, dengan adanya persaingan dalam
menjual produk industri yang dimiliki oleh
Kota Medan dengan wilayah –wilayah Membuat brand image yang positif bagi
usaha
kecil
dan
terus
yang ada disekitarnya, seperti Binjai, Deli produksi
Serdang dan Langkat. Jika diamati dan mensosialisasikan keunggulan usaha kecil.
disimak secara mendalam, Pertumbuhan
Pusat perbelanjaan, pasar tradisional dan
kawasan Square ini dapat dianggap
sebagai suatu ajang persaingan secara
sehat dalam mempromosikan dan menjual
produk andalan yang dimiliki oleh masingmasing
wilayah
dalam
menjaring
konsumen lokal maupun regional.

Memindahkan lokasi usaha kecil ke tempat yang lebih
strategis
Sikap skeptic masyarakat terhadap produksi harus
segera dihilangkan dengan menghasilkan produk yang
bermutu, penuh inovasi, kreatif dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat pengguna produk.
Menekan biaya produksi dan mencari substitusi sumber
faktor produksi

Universitas Sumatera Utara

116

Aspek sosial yang ada di masyarakat yang
dapat
menjadi
ancaman
bagi
pengembangan sektor Usaha Kecil di Kota
Medan adalah faktor pandangan skeptic
terhadap produk buatan PIK yang hidup di
tengah masyarakat, dimana produk hasil
buatan PIK yang selalu dicap tidak
“modies” tidak tahan lama/tidak kuat, dan
memandang rendah hasil karya yang
dikeluarkan oleh PIK dengan lebel “AS
(Ajo Sukaramai)”. Aspek teknologi yang
dapat berkembang sebagai ancaman adalah
kesiapan sumber daya manusianya (brainware) untuk mengoperasikan suatu
tuntutan manajemen, teknologi dan
pelayanan (services) usaha kecil secara
luas. Rendahnya pengetahuan masyarakat
tentang fungsi PIK serta kesetiaan
masyarakat akan produk lokal yang tidak
kuat dan berubah – ubah.
Kebijakan Pemerintah untuk menaikkan
faktor biaya produksi, seperti minyak,
listrik dan air.
Pemerintah Kota Medan (Khususnya
Dinas Perindustrian dan Perdagangan)
yang tidak memiliki strategi yang jelas,
komitmen yang kuat, serta koordinasi
yang berkesinambungan antara stake

Mendesak seluruh stake holder usaha kecil Menekan propaganda, penyebaran informasi dan
untuk berkomitmen dan membangun sosialisasi tentang usaha kecil untuk merubah opini
koordinasi yang kuat
masyarakat mengenai usaha kecil

Menekan biaya produksi dan
substitusi sumber faktor produksi

mencari Berusaha menguasai pasaran lokal atau membuka pasar
alternatif ke luar daerah

Melakukan pelatihan untuk meningkatkan skill dalam
berproduksi dan skill dalam pengelolaan usaha
profesional

Universitas Sumatera Utara

117

holder yang memiliki dampak langsung
terhadap perkembangan PIK (Investor
Besar, perbankan, PIK, swasta, dll.)
Masuknya produk – produk yang sama
dari Negeri China serta masuknya produk
bekas yang sama (sepatu, pakaian) dengan
harga murah.

Universitas Sumatera Utara