Pergeseran Pembagian Waris Adat Dalam Suku Batak Angkola (Studi Di Kecamatan Padangbolak Kabupaten Padanglawas Utara)
ABSTRAK
Salah satu sifat dari hukum adat termasuk hukum waris adat adalah bersifat
dinamis, artinya dapat berubah dari waktu kewaktu mengikuti perkembangan
masyarakat, dan dapat pula berbeda dari tempat yang satu dengan tempat yang
lainnya sejalan dengan kebudayaan masyarakat masing-masing. Suku Batak Angkola
adalah salah satu suku dari sekian banyak rumpun batak yang telah lama hidup dalam
suatu komunitas di kabupaten Padanglawas Utara. Orang Angkola merupakan suatu
kelompok masyarakat dari etnis Batak, yang menurut cerita menduduki wilayah
Angkola sejak berabad-abad yang lalu.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang akan menggunakan
pendekatan yuridis empiris yaitu cara yang dipergunakan untuk memecahkan masalah
penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan
dengan mengadakan penelitian terhadap data primer di lapangan.
Hasil penelitian diketahui bahwa terjadinya pergeseran pada hukum waris adat
Angkola, khususnya di dua desa, (desa Sosopan, desa Purbasinomba) kecamatan
Padangbolak Kabupaten Padanglawas Utara, antara lain disebabkan: faktor agama,
faktor pendidikan, faktor ekonomi. Ketiga faktor tersebut mencerminkan pola pikir
yang positif untuk mencapai rasa keadilan dalam hal pembagian waris pada
masyarakat adat di Kecamatan Padangbolak Kabupaten Padanglawas Utara. Dalam
hal pembagian waris pada masyarakat adat Batak Angkola kecamatan Padang Bolak
Kabupaten Padanglawas Utara, lembaga adat dan budaya Padanglawas Utara
mempunyai dua peran penting, Jika terjadi sengketa diantara para pewaris lembaga
adat dan budaya bertindak sebagai mediator/penengah. Dalam hal pembagian waris
lembaga adat dan budaya berperan sebagai pemberi nasehat atau saran bagi para
waris dengan membebaskan para waris untuk memilih cara penyelesaian pembagian
warisan baik secara adat atau secara faraidh (hukum waris Islam). Pembagian
warisan pada masyarakat Batak Angkola didesa Sosopan dan desa Purbasinomba
Kecamatan Padangbolak Kabupaten Padanglawas Utara sebagian sudah menerapkan
pembagian warisan secara faraidh yaitu dengan membagi waris bagi ahli waris lakilaki dan perempuan berbanding 2:1. Walaupun terjadi pergeseran pergeseran hukum
waris adat menjadi hukum waris Islam, sebaiknya tata cara pembagian waris adat
Angkola tetap diperhatikan agar nantinya nilai nilai adat tidak punah. Hendaknya
lembaga adat dan budaya kecamatan Padangbolak kabupaten Padanglawas Utara
melakukan penyuluhan ke desa-desa agar masyarakat mengerti tentang pentingnya
pengetahuan tentang pembagian warisan. Bagi masyarakat di desa sosopan dan desa
Purbasinomba kecamatan Padangbolak kabupaten Padanglawas Utara dalam
menjalankan pembagian warisan yang masyarakatnya 100 % beragama Islam agar
tetap menjaga nilai nilai dari pelaksanaan hukum waris Islam sehingga tercapai
keadilan yang seadil-adilnya.
Kata Kunci: Pergeseran, Hukum Waris, Suku Angkola
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
One of the characteristics of adat law in Inheritance Law is dynamic which
means that it can change any time, along with community development; it can also be
different from one place to another according to each community development. Batak
Angkola tribe is one of the Batak ethnic groups that have long dwelled in
Padanglawas Utara Regency. They are a communal group of Batak community that
has long settled in the Angkola area since centuries ago.
The research used descriptive and judicial empirical method by solving the
research problems with secondary data, followed by primary data in the field.
The result of the research showed that there was the shift in the Angkola adat
(customary) inheritance law at two villages: Sosopan village and Purbasinomba
village, Padangbolak Subdistrict, Padanglawas Utara Regency. It is caused by
religious, educational, and economic factors. These three factors reflect positive
mindset to achieve justice in distributing inheritance of the adat community in
Padangbolak Subdistrict, Padanglawas Utara Regency. In distributing inheritance in
Padangbolak Subdistrict, Padanglawas Utara Regency, the Adat and Cultural
Institution of Padanglawas Utara plays two important roles: when there is a dispute
among heirs, it will act as mediator when there is a dispute among the heirs and as
advisor that provides advice and suggestion to settle the dispute in adat or ‘faraidh’
(the Islamic inheritance law). The distribution of inheritance in the Batak Angkola
community at Sosopan village and Purbasinomba village, has been done by applying
‘faraidh’ with the ratio of 2:1 between male heirs and female heirs. Even though
there is a shift from the adat inheritance law to the Islamic inheritance law, it is
recommended that the procedure of distributing inheritance in the adat Angkola be
paid full attention in order that the adat values do not extinct. The adat and cultural
institution in Padangbolak Subdistrict, Padanglawas Utara Regency, provide
counseling about the importance of distributing inheritance properly at the villages
so that people will understand it well. The people at Sosopan village and
Purbasinomba village, who are Moslems, should maintain the values of distributing
inheritance according to the Islamic law so that justice will be achieved.
Keywords: Shift, Inheritance Law, Angkola Tribe
ii
Universitas Sumatera Utara
Salah satu sifat dari hukum adat termasuk hukum waris adat adalah bersifat
dinamis, artinya dapat berubah dari waktu kewaktu mengikuti perkembangan
masyarakat, dan dapat pula berbeda dari tempat yang satu dengan tempat yang
lainnya sejalan dengan kebudayaan masyarakat masing-masing. Suku Batak Angkola
adalah salah satu suku dari sekian banyak rumpun batak yang telah lama hidup dalam
suatu komunitas di kabupaten Padanglawas Utara. Orang Angkola merupakan suatu
kelompok masyarakat dari etnis Batak, yang menurut cerita menduduki wilayah
Angkola sejak berabad-abad yang lalu.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang akan menggunakan
pendekatan yuridis empiris yaitu cara yang dipergunakan untuk memecahkan masalah
penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan
dengan mengadakan penelitian terhadap data primer di lapangan.
Hasil penelitian diketahui bahwa terjadinya pergeseran pada hukum waris adat
Angkola, khususnya di dua desa, (desa Sosopan, desa Purbasinomba) kecamatan
Padangbolak Kabupaten Padanglawas Utara, antara lain disebabkan: faktor agama,
faktor pendidikan, faktor ekonomi. Ketiga faktor tersebut mencerminkan pola pikir
yang positif untuk mencapai rasa keadilan dalam hal pembagian waris pada
masyarakat adat di Kecamatan Padangbolak Kabupaten Padanglawas Utara. Dalam
hal pembagian waris pada masyarakat adat Batak Angkola kecamatan Padang Bolak
Kabupaten Padanglawas Utara, lembaga adat dan budaya Padanglawas Utara
mempunyai dua peran penting, Jika terjadi sengketa diantara para pewaris lembaga
adat dan budaya bertindak sebagai mediator/penengah. Dalam hal pembagian waris
lembaga adat dan budaya berperan sebagai pemberi nasehat atau saran bagi para
waris dengan membebaskan para waris untuk memilih cara penyelesaian pembagian
warisan baik secara adat atau secara faraidh (hukum waris Islam). Pembagian
warisan pada masyarakat Batak Angkola didesa Sosopan dan desa Purbasinomba
Kecamatan Padangbolak Kabupaten Padanglawas Utara sebagian sudah menerapkan
pembagian warisan secara faraidh yaitu dengan membagi waris bagi ahli waris lakilaki dan perempuan berbanding 2:1. Walaupun terjadi pergeseran pergeseran hukum
waris adat menjadi hukum waris Islam, sebaiknya tata cara pembagian waris adat
Angkola tetap diperhatikan agar nantinya nilai nilai adat tidak punah. Hendaknya
lembaga adat dan budaya kecamatan Padangbolak kabupaten Padanglawas Utara
melakukan penyuluhan ke desa-desa agar masyarakat mengerti tentang pentingnya
pengetahuan tentang pembagian warisan. Bagi masyarakat di desa sosopan dan desa
Purbasinomba kecamatan Padangbolak kabupaten Padanglawas Utara dalam
menjalankan pembagian warisan yang masyarakatnya 100 % beragama Islam agar
tetap menjaga nilai nilai dari pelaksanaan hukum waris Islam sehingga tercapai
keadilan yang seadil-adilnya.
Kata Kunci: Pergeseran, Hukum Waris, Suku Angkola
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
One of the characteristics of adat law in Inheritance Law is dynamic which
means that it can change any time, along with community development; it can also be
different from one place to another according to each community development. Batak
Angkola tribe is one of the Batak ethnic groups that have long dwelled in
Padanglawas Utara Regency. They are a communal group of Batak community that
has long settled in the Angkola area since centuries ago.
The research used descriptive and judicial empirical method by solving the
research problems with secondary data, followed by primary data in the field.
The result of the research showed that there was the shift in the Angkola adat
(customary) inheritance law at two villages: Sosopan village and Purbasinomba
village, Padangbolak Subdistrict, Padanglawas Utara Regency. It is caused by
religious, educational, and economic factors. These three factors reflect positive
mindset to achieve justice in distributing inheritance of the adat community in
Padangbolak Subdistrict, Padanglawas Utara Regency. In distributing inheritance in
Padangbolak Subdistrict, Padanglawas Utara Regency, the Adat and Cultural
Institution of Padanglawas Utara plays two important roles: when there is a dispute
among heirs, it will act as mediator when there is a dispute among the heirs and as
advisor that provides advice and suggestion to settle the dispute in adat or ‘faraidh’
(the Islamic inheritance law). The distribution of inheritance in the Batak Angkola
community at Sosopan village and Purbasinomba village, has been done by applying
‘faraidh’ with the ratio of 2:1 between male heirs and female heirs. Even though
there is a shift from the adat inheritance law to the Islamic inheritance law, it is
recommended that the procedure of distributing inheritance in the adat Angkola be
paid full attention in order that the adat values do not extinct. The adat and cultural
institution in Padangbolak Subdistrict, Padanglawas Utara Regency, provide
counseling about the importance of distributing inheritance properly at the villages
so that people will understand it well. The people at Sosopan village and
Purbasinomba village, who are Moslems, should maintain the values of distributing
inheritance according to the Islamic law so that justice will be achieved.
Keywords: Shift, Inheritance Law, Angkola Tribe
ii
Universitas Sumatera Utara