Penggunaan Tepung Daun Apu-Apu (Pistia stratiotes) Dalam Pakan Terhadap Performans Itik Peking Umur 1-8 Minggu

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Daging banyak dimanfaatkan oleh masyarakat karena daging mempunyai rasa
yang enak dan kandungan zat gizi yang tinggi.Salah satu sumber daging yang banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia selain ayam adalah itik.Daging itik adalah
jenis daging yang potensial sebagai penyumbang protein hewani di Indonesia.
Kelebihan ternak itik adalah lebih tahan terhadap penyakit dibandingkan ayam
ras sehingga pemeliharaannya tidak banyak menanggung resiko.Daging itik
merupakan sumber protein yang bermutu tinggi, karena itu pengembangannya
diarahkan kepada produksi daging yang banyak dan cepat sehingga mampu
memenuhi permintaan konsumen.
Pengembangan usaha peternakan itik pedaging di Indonesia saat ini masih
mengalami berbagai kendala.Salah satu kendala dalam pengembangan usaha
peternakan khususnya ternak itik yaitu penyediaan pakan yang berkualitas baik.
Kendala dalam penyediaan pakan meliputi ketersediaan bahan baku pakan yang
bernilai nutrisi, harga mahal terutama sumber protein dalam pakan yang masih impor
seperti tepung ikan dan bungkil kedelai. Pada usaha peternakan biaya pakan
mencapai 60%-70% dari total biaya produksi. Untuk menekan biaya pakan tersebut
perlu dilakukan usaha untuk mencari sumber bahan baku yang lebih murah, mudah
didapat, bergizi baik, tetapi tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Untuk itu

perlu digali potensi bahan pakan yang banyak tersedia dalam negeri. Apabila biaya
pakan dapat ditekan, maka akan meningkatkan keuntungan peternak dan sekaligus

Universitas Sumatera Utara

membantu mengembangkan usaha pemeliharaan itik pedaging.Salah satu upaya untuk
menekan biaya pakan adalah dengan memanfaatkan gulma atau limbah seperti
tanaman apu-apu (Pistia stratiotes) yang dapat dijadikan bahan pakan untuk ternak
unggas seperti itik pedaging.
Di Indonesia tanaman apu-apu (Pistia stratiotes) sangat mudah dijumpai baik
itu di lahan persawahaan, kolam ikan, dan danau. Produksi biomassa bahan kering
tanaman apu-apu mencapai 16,1 ton BK/ha/tahun (Sutama, 2005). Tanaman ini, dapat
berpotensi sebagai bahan penyusun pakan karena, berdasarkan berat kering
mengandung BETN 37,0%, protein kasar 19,5%, kadar abu 25,6%, lemak kasar 1,3%
dan mengandung serat kasar 11,7% (Diler et al., 2007).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman apu-apu (Pistia stratiotes)
memiliki kandungan protein kasar 18,49%, kadar abu 14,01 % dan mengandung serat
kasar 16,10 %. Dengan pemberian tanaman apu-apu yang diolah menjadi tepung dan
difermentasi lalu diujikan kepada ikan dapat menghasilkan pertumbuhan ikan yang
baik (Adriani et al., 2015).

Tanaman apu-apu (Pistia stratiotes) merupakan tanaman yang biasa hidup di
atas permukaan air.Apu-apu (Pistia stratiotes) dapat ditemukan pada semua
persawahan di Indonesia. Petani masih banyak yang menganggap tanaman apu-apu
(Pistia stratiotes) sebagai gulma karena dapat menurunkan produksi tanaman padi
dan tanaman ini sering memenuhi permukaan kolam ikan sehingga mengurangi kadar
oksigen air, oleh karena itu pembersihan apu-apu (Pistia stratiotes)

dari lahan

persawahan dan kolam merupakan salah satu pekerjaan rutin bagi petani. apu-apu
(Pistia stratiotes)

kemudian dibuang begitu saja, diberi racun atau sebagian

Universitas Sumatera Utara

diantaranya kemudian digunakan sebagai pupuk hijau bagi tanaman pertanian.Sampai
saat ini tanaman apu-apu (Pistia stratiotes) belum dimanfaatkan secara optimal.
Berdasarkan uraian di atas penulis ingin meneliti penggunaan tanaman apuapu (Pistia stratiotes) untuk diberikan dalam ransum dengan berbagai tingkat
pemberian dan pengaruhnya terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobotbadan,

menurunkan konversi ransum, dan meningkatkan income over feed cost (IOFC) itik
peking umur 1-8 minggu.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase optimal penggunaan
tepung daun apu-apu (Pistia stratiotes) sebagai bahan penyusun ransum terhadap
performans (konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum) dan
income over feed cost (IOFC) itik peking umur 1-8 minggu.
Hipotesis Penelitian
Pemberian tepung daun apu-apu (Pistia stratiotes) sebagai bahan penyusun
ransum itik peking dapat meningkatkan performans (konsumsi ransum, dan
pertambahan bobot badan), meningkatkan income over feed cost (IOFC) dan
menurunkan konversi ransum itik peking umur 1-8 minggu.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan daun apuapu (Pistia stratiotes) sebagai bahan pakan alternatif sumber protein nabati untuk itik
yang dapat memberikan laju pertumbuhan optimal pada itik dan dapat dijadikan

Universitas Sumatera Utara

sebagai sumber informasi bagi para pembudidaya itik, pembuat pakan, dan
masyarakat pada umumnya.


Universitas Sumatera Utara