Asuhan Keperawatan pada Tn.E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

(1)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A.

Konsep Dasar Istirahat Tidur

1. Defenisi Istirahat Tidar

Istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau menjengkelkan. Dengan demikia.n dapat di katakana bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari kecemasan. Sedangkan Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimasa persepsi dan reaksi individu terhahap lingkungan menurun atau hilang dan dapat di bangunkan kembali dangan indra atau rangsangan yang cukup. Tujuan seseorang tidur tidak diketahui, namun diyakinin tidur di perlukan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, fisiologis, dan kesehatan (Asmadi, 2008).

Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar. Sedangkan tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus (Tarwoto, 2006).

Istirahat tidak berarti tanpa aktivitas, meskipun setiap orang sering berfikir tentang hal itu seperti duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di tempat tidur. Ketika seseorang sedang istirahat mereka berada dalam keadaan aktivitas mental dan fisik yang menyegarkan mereka kembali bergairah dan siap untuk menyelesaikan aktivitas (Potter & Perry, 2005).

Tidur merupakan sebagian keadaan tidak sadarkan diri yang relative, bukan kerena keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, terhadap perubahan proses fisiologis, dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar (Alimul, 2006).


(2)

2. Jenis-jenis Tahapan Tidur

A. Tahapan tidur NREM (non rapid eye movement)

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada waktu tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak dalam keadaan tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain: mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekadan darah turun, kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat (Asmadi, 2008). Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing-masing tahap ditandai dengan pola perubahan aktivitas perubahan pendek. keempat tahap tersebut yaitu:

a. Tahap I

tingkat transisi, merespon cahaya, berlangsung beberapa menit, mudah terbangun dengan rangsangan, aktivitas fisik menurun dan bila terbangun terasa sedang bermimpi.

b. Tahap II

Periode suara tidur, mulai relaksasi otot, berlangsung 10-20 menit, fungsi tubuh berlangsung lambat, dapat dibangunkaan dengan mudah.

c. Tahap III

Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak, sulit untuk dibangunkan, relaksasi otot menyeluruh, tekanan darah menurun, berlangsung 15-30 menit.

d. Tahap IV

Tidur nyenyak, sulit untuk dibangunkan, sekresi lambung menurun, gerak bola mata cepat (Tarwoto, 2006).

B. Tahap tidur REM (rapid eye monement)

Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial yang di tandai dengan mimpi yang bermacam-macam, otot-otot yang yang meregang, kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur (sering lebih capat) perubahan tekanan darah, gerakan otot tidak teratur.

a. Lebih sulit di bangunkan dibandingkan dengan tidur NREM b. Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25 dari tidur malamnya


(3)

c. Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi mimpi d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan

dalam belajar, memori, dan adaptasi (Mubarak, 2007).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat tidur a. Setatus kesehatan

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien menjadi kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.

b. Lingkungan

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya. c. Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, yang dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keinginan untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

d. Kelelahan

Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan, maka orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur kerena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.

e. Kecemasan

Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga mengganggu tidurnya.

f. Alkohol

Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang telah meminum alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan muda marah.

g. Obat-obatan

Beberapa jenis obat-obatan dapat menimbulkan gangguan pola tidur - Diuretik: menyebabkan insomnia

- Kafein: meningkatkan saraf simpatis - Beta bloker: menimbulkan insomnia


(4)

4. Kebutuhan pola tidur berdasarkan tingkat usia

Usia Tingkat Perkembangan Jumlah kebutuhan tidur 1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari 18-3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari

3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari 6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari 12-18 tahun Masa remaja 8 jam/hari 18-40 tahun Masa dewasa muda 7-8 jam/hari 40-60 tahun Masa paruh baya 7 jam/hari 60 tahun keatas Masa dewasa tua 6 jam/hari

5. Klasifikasi gangguan pola tidur - Insomnia

Merupakan ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas tidur

- Hipersomnia

Merupakan berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya disebabkan oleh defresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, liver, dan metabolisme

- Parasomnia

Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak seperti samnohebalisme (tidur sambil berjalan)

- Narcolepsy

Suatu keadaan/kondisi yang ditandai oleh keinginan yang tidak terkendali untuk tidur

- Apnoe tidur dan mendengkur

Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai apnoe maka bias menjadi masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan pengeluaran suara di hidung dan mulut


(5)

- Mengigau

Hampir semua orang bisa mengigau, hal ini terjadi sebelum tidur REM (Tarwoto, 2010).

6. Gangguan pola tidur secara umum

Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami atau mempunyai resiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan. Gangguan ini terlihat pada pasien dengan kondisi yang memperihatinkan perasaan lelah, mudah terangsang dengan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala, dan sering menguap atau mengantuk (Alimul, 2006).

7. Proses Asuhan Keperawatan dengan Prioritas masalah Kebutuhan

Istirahat Tidur pada pasien Halusinasi a. Pengkajian

1. Riwayat keperawatan

- Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan:

Waktu tidur, jumlah tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering bangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang mengancam.

- Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari:

Apakah merasa segar pada saat bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.

- Adakah alat bantu tidur:

Apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah menggunakan obat- obatan untuk membantu tidur.

Gangguan tidur/faktor-faktor kontribusi:


(6)

2. Pemeriksaan fisik

- Observasi penampilan: wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien - Adakah lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva

merah

- Perilaku: iretabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak lengket, menarik diri, bunging dan kurang kordinasi. 3. Pemeriksaan diagnostik

- Electroencephalogram (EEG) - Electromyogram (EMG) - Electroologram (EOG)

(Tarwoto,2006).

b. Analisa Data 1. Data Subjektif

- Klien mengatakan susah tidur dimalam hari

- Klien mengatakan mendengar sesuatu (suara-ruara)

- Klien mengatakan sering mendengar sesuatu yang menyuruhnya untuk memukul kaca dan menyuruhnya untuk tidak tidur

- Klien mengatakan mendengar suara yang mengajaknya untuk bercakap-cakap

2. Data Objektif

- Klien terlihat berbicara atau tertawa sendiri saat di lakukan pengkajian

- Bersikap seperti mendegar sesuatu - Disorientasi

- Konsentrasi rendah - Pikiran beruba-ubah - Kekacauan alur fikir - Marah-marah tanpa sebab

- Berhenti berbicara ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu


(7)

c. Rumusan masalah

Dari data pengkajian yang telah dilakukan maka dapat dirumuskan suatu masalah Gangguan istirahat tidur yang berhubungan dengan halusinasi yang klien rasakan sewaktu malam hari yang mengakibatkan klien susah untuk beristrahat, tidur yang di sebabkan oleh klien sering mendengar suara-suara.

d. Perencanaan Tujuan:

Perencanaan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal

Rencana tindakan:

- Lakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur

- Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur

- Tingkatkan aktivitas pada siang hari - Coba untuk memicu tidur

- Kurangi potensial cedera selama tidur


(8)

8. Strategi pertemuan pada pasien halusinasi (kebutuhan istirahat tidur)

No.

Kemampuan Klien

Strategi Pertemuan 1

1 Mengidentifikasi jenis halusinasi 2 Mengidentifikasi isi halusinasi 3 Mengidentifikasi waktu halusinasi 4 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi

5 Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi 6 Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi 7 mengajarkan klien cara menghardik halusinasi

8 menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi kedalam jadwal kegiatan harian

Strategi Pertemuan 2

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2 Mengevaluasi kebutuhan istirahat, dan tidur klien

3 menganjurkan klien memasukkan kegiatan aktivitas kedalam jadwal kegiatan harian

Strategi Pertemuan 3

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

2 Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan yang biasa dilakukan klien selama di rumah sakit jiwa

3 menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi kedalam jadwal kegiatan harian

Strategi Pertemuan 4

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

2 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur 3 menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi kedalam jadwal


(9)

B. Asuhan Keperawatan Kasus

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

I. BIODATA

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. E

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 17 tahun

Ststus Perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ikut orang tua

Alamat : Dusun VII, Desa Perk Bukit Lawang Tanggal Masuk RS : 29 April 2014

No. Register : 03.33.09 Ruangan/kamar :Gunung sitoli Tanggal pengkajian : 02 juni 2014

Diagnose Medis : Skizofrenia paranoid

II. KELUHAN UTAMA

Klien sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk memukul kaca dan menyuruh untuk tidak tidur pada malam hari, klien sering bicara-bicara sendiri, marah-marah tanpa sebab, menyendiri dan kabur dari rumah.


(10)

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Klien sering mendengar suara yang menyuruhnya untuk memukul kaca dan menyuruhnya tidak tidur pada malam hari

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Klien mengatakan dengan menyendiri keadaan dapat kembali baik B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan sudah lebih tenang selama dirawat tetapi masih sering mendengar suara-suara dan susah tidar

2. Bagaimana dilihat

Klien tampak lebih senang menyendiri dan suka termenung C. Severity

Klien merasa terganggu dengan keadaannya yang sekarang D. Time

Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

1 tahun yang lalu klien pernah mengalami gangguan jiwa, tetapi kambuh lagi kerena klien tidak teratur minum obat.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Klien pernah melakukan pengobatan ke dukun C. Pernah dirawat/dioperasi

Klien pernah di rawat di rumah sakit jiwa sebelumnya D. Lama dirawat

Klien dirawat di rumah sakit jiwa 1 tahun yang lalu E. Alergi


(11)

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua

kedua orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti yang di alami klien

B. Saudara kandung

Klien adalah anak pertama dari dua bersaudara dan adik dari klien adalah seorang perempuan dan tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti yang di alami klien

C. Penyakit keturunan yang ada

tidak ada penyakit keturunan dikeluarga keluarga klien D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

klien tidak memiliki saudara ataupun keluarga yang mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami klien

E. Anggota keluarga yang meninggal

tidak ada anggota keluarga klien yang meninggal

I. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien terhadap penyakitnya

klien mengatakan sudah lama merasakan sakit seperti ini tapi tidak sembuh-sembuh juga dan merasa bosan berada di lingkungan rumah sakit jiwa

B. Konsep diri

- Gambaran diri

klien mengatakan tubuhnya tetap seperti biasa dan menerima apa yang ada pada dirinya

- Ideal diri

klien mengatakan ingin cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit supaya bisa sekolah sesuai dengan keinginannya

- Harga diri

klien mengatakan selalu membuat orang lain kesusahan terutama kedua orang tuanya


(12)

- Peran diri

klien seorang anak laki-laki, sebagai abang dari adik perempuan dan sebagai anak

- Identitas

Klien merupakan seorang anak laki-laki tamatan SMP C. Keadaan emosi

Keadaan emosional klien tampak labil namun klien kooperatif D. Hubungan sosial

- Orang yang berarti

klien mengatakan dekat dengan kedua orang tuanya - Hubungan dengan keluarga

klien mengatakan dekat dengan keluarganya terutama kepada orang tua dan adik kandungnya

- Hubungan dengan orang lain

klien menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, terutama sesama pasien di ruangan

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

klien tidak mengalami hambatan berhubungan dengan orang lain E. Spiritual

- Nilai dan keyakinan

Klien menganut agama islam dan klien selalu berdoa disaat pagi dan malam hari dengan harapan cepat sembuh

- Kegiatan ibadah

klien hanya berdoa di tempat tidur

II. STATUS MENTAL

- Tingkat kesadaran

Klien sadar penuh (compos mentis), namun klien tampak lesu dan bingung

- Penampilan

Kurang rapi, ramput terpotong rapi, kuku tidak terlalu panjang - Pembicaraan

Selama dilakukan wawancara klien mudah di ajak bicara, sedikit lambat(bicara lambat) dan menjawab pertanyaan dengan singkat


(13)

- Alam perasaan

Klien tampak lesu dan tidak bersemangat - Afek

Apek klien datar klien sulit untuk merespon stimulus yang diberikan - Interaksi selama wawancara

Selama dilakukan wawancara klien tampak kooperatif dan kontak mata mudah teralih ke segala arah dan tampak bingung

- Persepsi

Klien sering mendegar suara-suara yang wujudnya tidak bisa dilihat oleh orang lain dan klien juga mengatakan sering melihat anak pamannya yang telah meninggal dunia.

- Proses pikir

Klien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh perawat - Isi pikir

Saat dilakukan wawancara klien mampu menjawab dan klien kooperatif - Waham

Saat dilakukan wawancara klien tampak curiga dengan keadaan sekitar - Memori

gangguan daya ingat jangka pendek

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

Compos mentis (CM), namun klien tampak gelisa dan lesu (tidak bersemangat)

B. Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 36,50c

- Tekanan darah : 110/80 mmhg - Nadi : 80 x/m - Pernafasan : 20 x/m


(14)

Pemeriksaan Head to toe C. Kepala dan rambut

- Bentuk : Bulat ( simetris )

- Ubun-ubun : Normal, tidak ada ditemukan adanya tonjolan - Kulit kepala : Bersih

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut : rambut pendek dan merata - Bau : tidak berbau

- Warna kulit: : kuning langsat Wajah

- Warna kulit : Kuning langsat - Struktur wajah : simetris (oval)

- Raut wajah : tampak tidak semangat (lesu) Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan: kedua mata lengkap dan simetris, keadaan mata tampak cekung

- Palbebra : tidak ditemukan adanya kelainan - Konjungtiva : tampak merah

- Pupil : reaksi terhadap cahaya baik

- Cornea dan iris: tidak ditemukan adanya kelainan - Visus: tidak dilakukan pemeriksaan

- Tekanan bola mata: tidak dilakukan pemeriksaan

- Lingkar bola mata: tampak sembab terlihat gelap (kecokelatan) - Kelopak mata: tampak lengket

Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi: tidak ditemukan adanya kelainan dan letaknya di medial

- Lubang hidung : normal dan simetris

- Cuping hidung : normal dan tidak ada kelainan Telinga

- Bentuk telinga : bentuk antara telinga kanan dan kiri normal (simetris)


(15)

- Lubang telinga: tidak ditemukan adanya kelainan pada lubang telinga, adanya serumen pada lunbang telinga

- Ketajaman pendengaran: dapat mendengarkan dengan baik Mulut dan faring

- Keadaan bibir: bibir tampak kering

- Keadaan gusi dan gigi: gusi dan gigi terlihat bersih - Keadaan lidah: lidah tampak bersih

- Orofaring: tidak ditemukan adanya kelainan - Mulut: sering menguap

Leher

- Posisi trachea: posisi trachea normal di bagian medial

- Thyroid: tidak ditemukan adanya pembengkakan pada thyroid - Suara: suara normal(lambat)

- Kelenjar limfe: tidak ditemukan adanya pembengkakan pada kelenjar limfe

- Vena jugularis: tidak ditemukan adanya pembesaran pada vena jugularis

- Denyut nadi karotis: denyut nadi karotis teraba Pemeriksaan integumen

- Kebersihan : kurang bersih

- Warna : kulit berwarna kuning langsat - Kelembaban : kulit tampak kering

- Kelainan pada kulit : tidak ditemukan adanya kelainan pada kulit

IV. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan : 3 x/hari

- Nafsu/selera makan : nafsu makan kuat

- Nyeri ulu hati : tidak ditemukan adanya nyeri ulu hati - Alergi : klien tidak memiliki riwayat alergi

- Mual dan muntah : klien tidak mengalami ataupun merasakan mual dan muntah


(16)

- Tampak makan dan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa): klien tidak pernah memisahkan diri dengan orang lain pada saat makan. - Waktu pemberian makan : pagi, siang dan sore

- Jumlah dan jenis makanan: 1 porsi, jenis nasi, lauk pauk + buah - Waktu pemberian cairan/minum: tidak ditentukan, sesuai dengan

kebutuhan klien

- Masalah makan dan minum: klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan dan mengunyah makanan

II. Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh: kebersihan tubuh klien kurang, karena klien mandi jarang menggunakan sabun mandi

- Kebersihan gigi dan mulut: gigi dan mulut tampak bersih

- Kebersihan kuku kaki dan tangan: kuku tangan dan kaki klien tidak panjang dan kurang bersih

III. Pola kegiatan/aktivitas

Mandi dan makan dilakukan klien secara mandiri, BAK dan BAB dilakukan secara mandiri tanpa bantuan perawat atau orang lain, ganti pakaian dilakukan secara mandiri dan kerapian dalam berpakaian cukup terlihat rapi dan klien tampak lesu tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas

Pola istirahat tidur

- Waktu tidur: malam hari sekitar jam 11 - Jumlah jam tidur: 5-6 jam

- Mengalami kesulitan tidur: klien mengatakan kesulitan tidur kerena mendengar suata-suara yang mengajaknya untuk bercakap-cakap

- Sering terbangun pada saat tidur: klien terbangun 3 kali dalam tidur NREM dengan frekuensi bangun 1 jam sekali

- Mengalami mimpi yang mengancam: klien mengatakan sering bermimpim yang mengancam dirinya, sehingga takut untuk tidur kembali

- Alat bantu tidur: klien tidak menggunakan alat bantuk untuk mempermudah tidur

- Kualitas tidur: klien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak kerena saat terbangun dari mimpi klien takut untuk kembali tidur dan saat bangun pagi klien tampak tidak segar dan klien tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas


(17)

IV. Pola eliminasi

1. BAB

- Pola BAB : 1 x/hari - Karakter feses: lembek

- Riwayat perdarahan : tidak ditemukan adanya kelainan - BAB terakhir : sehari yang lalu

- Diare : klien tidak mengalami diare - Penggunaan laksatif : tidak menggunakan laksatif 2. BAK

- Pola BAK : 4-5 kali sehari

- Karakter urin : tidak dilakukan pemeriksaan

- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ditemukan nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK

- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada riwayat penyakit ginjal

- Penggunaan diuretik : tidak menggunakan diuretik - Upaya mengatasi masalah : tidak ditemukan adanya

masalah

V. Mekanisme koping

Saat ada masalah klien hanya memendam maasalah nya sendiri tanpa bercerita kepada siapapun (orang lain)


(18)

ANALISA DATA

No.

Data

Masalah Keperawatan

1 DS: Klien mengatakan sulit untuk tidur malam karena klien mendengar suara-suara yang mengganggunya yang mengajaknya untuk bercerita, bercakap-cakap sendiri.

DO: - klien marah-marah tampa sebab - klien tampak lesu

- klien tampak gelisah

- klien tampak tidak semangat untuk melakukan aktivitas

- mata tampak cekung - klopak mata bengkak - konjungtiva merah

- lingkaran bola mata tampak gelap(kecokelatan)

- klien sering menguap - pola tidur kurang dari 6 jam

Gangguan Pola Tidur

Masalah Keperawatan - Gangguan pola tidur

Diagnose keperawatan prioritas - Gangguan pola tidur


(19)

Perencanaan Keperawatan dan Rasional Hari/

Tnggal

No. Dx Perencanaan Keperawatan

Senin 02 Juni 2014

1. Gangguan pola tidur

Tujuan dan Kriteria hasil

Tujuan keperawatan: - klien dapat tidur, jumlah tidur terpenuhi, klien memperlihatkan pola tidur yang baik Kriteria hasil:

- Menejemen lingkungan - Mengontrol halusinasi - Meningkatkan pola tidur

Rencana rasional

Strategi pertemuan 1 - Idenfikasi jenis

halusinasi

- Idenfikasi waktu istirahat

- Idenfikasi waktu tidur

- Idenfikasi respon klien terhaap halusinasi - Ajarkan klien

menghardik halusinasi - Anjurkan klien

dalam jadwal kegiatan harian

Tingkah laku klien terkait halusinasi menunjukkan isi, waktu, frekuensi, serta situasi dan

kondisi yang menimbulkan halusinasi yang menggugu aktivitas


(20)

Strategi pertemua 2 - Evaluasi jadwal

kegiatan harian klien

- Latih klien mengendalikan halusinasi yang memicu klien susah istirahat dan tidur - Anjurkan klien

istirahat dan tidur di siang hari - Anjurkan klien

untuk melakukan aktivitas kegiatan istirahat dan tidur di siang hari

• Strategi pertemuan 3 - Evaluasi jadwal

kegiatan harian klien

- Latih klien untuk beristirahat dan tidur di siang hari - Anjurkan klian

memasukkan jadwal kegiatan istirahat dan tidur ke dalam jadwal kegiatan harian

Memantau kemajuan serta efektivitas klien dalam kgiatan harian dan pola istirahat dan tidur klien di siang hari

Membantu klien untuk melakukan aktivitas harian dan istirahat tidur di siang hari


(21)

• Strategi pertemuan 4 - Evaluasi jadwal

kegiatan harian klien

- Beri pendidikan kesehatan mengenai kebutuhan istirahat, tidur untuk kesehatan klien

- Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Memudahkan pemahaman dalam memenuhi kebutuhan istirahat tidur klien


(22)

Hari/ Tnggal

No. Dx

Implementasi keperawatan Evaluasi

Senin 02 Juni 2014

1. •Strategi Pertemuan 1

- Mengidenfikasi isi halusinasi - Mengidenfikasi waktu halusinasi - Mengidenfikasi waktu istirahat

dan tidur - Mengidenfikasi

aktivitas kegiatan harian klien

•Strategi pertemuan 2

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

- Melatih klian untuk istirahat dan tidur di siang hari

- Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian klien

S: klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membuatnya susah tidur dan mengajaknya untuk bercerita

O: Bicara seadanya, bicara lambat, menguap, wajah sembab dan tersenyum A: Masalah teratasi

sebagian

P: Intervensi di lanjutkan

S: Klien mampu beristirahat dan tidur di siang hari O: Bicara lambat, menguap,

klien tampak tersenyum A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan


(23)

•Strategi pertemuan 3

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

- Melatih klien untuk istirahat dan tidur di siang hari

- Menganjurkan klien melakukan kegiata harian yang biasa di lakukan

- Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

• Strategi pertemuan 4

- Menevaluasi jadwal kegiatan klien - Memberikan pendidikan kesehatan

istirahat dan tidur

- Menganjurkan klien untuk istirahat, tidur pada siang hari

- Menganjurkan klien memasukkan dalam kegiatan harian klien

S: Klien mampu beristirahat dan tidur di siang hari dan lebih tenang

O: Bicara lambat, menguap, ekspresi wajah tenang A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi di lanjutkan

S: Klien mengatakan sudah mampu beristrahat dan tidur dengan nyaman O: Klien tampak tenang A: Masalah teratasi P: Intervensi selesai


(24)

Evaluasi

Evaluasi keberhasilan hasil tindakan keperawatan yang telah di lakukan untuk klien Halusinasi dengan prioritas masalah kebutuhan istirahat dan tidur.

1. Klien menerima perawat sebagai terafis ditandai dengan a. Klien menerima pawarat sebagai perawatnya

b. Klien mau menceritakan masalah yang dihadapinya kepada perawat c. Klien mau bekerja sama dengan perawat, setiap program yang perawat

tawarkan di laksanakan oleh klien

2. Klien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan masalah yang harus ditandai dengan:

a. Klien mengungkapkan isi halusinasi yang mengakibatkan klien susah untuk istirahat dan tidur dimalam hari

b. Klien menjelaskan waktu dan isi halusinasinya yang mengakibatkan klien susah tidur

c. Klien menjelaskan perasaannya ketika mengalami gangguan tidur yang di alaminya

d. Klien menjelaskan bahwa ia akan berusaha untuk mengatasi kebutuhan tidurnya dengan tidur di siang hari

3. Klien dapat beristirahat dan tidur nyaman dengan:


(1)

Perencanaan Keperawatan dan Rasional Hari/

Tnggal

No. Dx Perencanaan Keperawatan

Senin 02 Juni 2014

1. Gangguan pola tidur

Tujuan dan Kriteria hasil

Tujuan keperawatan: - klien dapat tidur, jumlah tidur terpenuhi, klien memperlihatkan pola tidur yang baik

Kriteria hasil:

- Menejemen lingkungan - Mengontrol halusinasi - Meningkatkan pola tidur

Rencana rasional

Strategi pertemuan 1

- Idenfikasi jenis halusinasi

- Idenfikasi waktu istirahat

- Idenfikasi waktu tidur

- Idenfikasi respon klien terhaap halusinasi - Ajarkan klien

menghardik halusinasi - Anjurkan klien

dalam jadwal kegiatan harian

Tingkah laku klien terkait halusinasi menunjukkan isi, waktu, frekuensi, serta situasi dan

kondisi yang menimbulkan halusinasi yang menggugu aktivitas


(2)

Strategi pertemua 2

- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien

- Latih klien mengendalikan halusinasi yang memicu klien susah istirahat dan tidur - Anjurkan klien

istirahat dan tidur di siang hari - Anjurkan klien

untuk melakukan aktivitas kegiatan istirahat dan tidur di siang hari • Strategi pertemuan 3

- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien

- Latih klien untuk beristirahat dan tidur di siang hari - Anjurkan klian

memasukkan jadwal kegiatan istirahat dan tidur ke dalam jadwal kegiatan harian

Memantau kemajuan serta efektivitas klien dalam kgiatan harian dan pola istirahat dan tidur klien di siang hari

Membantu klien untuk melakukan aktivitas harian dan istirahat tidur di siang hari


(3)

• Strategi pertemuan 4 - Evaluasi jadwal

kegiatan harian klien

- Beri pendidikan kesehatan mengenai kebutuhan istirahat, tidur untuk kesehatan klien

- Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Memudahkan pemahaman dalam memenuhi kebutuhan istirahat tidur klien


(4)

Tnggal Dx

Senin 02 Juni 2014

1. •Strategi Pertemuan 1

- Mengidenfikasi isi halusinasi - Mengidenfikasi waktu halusinasi - Mengidenfikasi waktu istirahat

dan tidur - Mengidenfikasi

aktivitas kegiatan harian klien

•Strategi pertemuan 2

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

- Melatih klian untuk istirahat dan tidur di siang hari

- Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian klien

S: klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membuatnya susah tidur dan mengajaknya untuk bercerita

O: Bicara seadanya, bicara lambat, menguap, wajah sembab dan tersenyum A: Masalah teratasi

sebagian

P: Intervensi di lanjutkan

S: Klien mampu beristirahat dan tidur di siang hari O: Bicara lambat, menguap,

klien tampak tersenyum A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan


(5)

•Strategi pertemuan 3

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

- Melatih klien untuk istirahat dan tidur di siang hari

- Menganjurkan klien melakukan kegiata harian yang biasa di lakukan

- Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

• Strategi pertemuan 4

- Menevaluasi jadwal kegiatan klien - Memberikan pendidikan kesehatan

istirahat dan tidur

- Menganjurkan klien untuk

istirahat, tidur pada siang hari - Menganjurkan klien memasukkan

dalam kegiatan harian klien

S: Klien mampu beristirahat dan tidur di siang hari dan lebih tenang

O: Bicara lambat, menguap, ekspresi wajah tenang A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi di lanjutkan

S: Klien mengatakan sudah mampu beristrahat dan tidur dengan nyaman O: Klien tampak tenang A: Masalah teratasi P: Intervensi selesai


(6)

Evaluasi

Evaluasi keberhasilan hasil tindakan keperawatan yang telah di lakukan untuk klien Halusinasi dengan prioritas masalah kebutuhan istirahat dan tidur.

1. Klien menerima perawat sebagai terafis ditandai dengan a. Klien menerima pawarat sebagai perawatnya

b. Klien mau menceritakan masalah yang dihadapinya kepada perawat c. Klien mau bekerja sama dengan perawat, setiap program yang perawat

tawarkan di laksanakan oleh klien

2. Klien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan masalah yang harus ditandai dengan:

a. Klien mengungkapkan isi halusinasi yang mengakibatkan klien susah untuk istirahat dan tidur dimalam hari

b. Klien menjelaskan waktu dan isi halusinasinya yang mengakibatkan klien susah tidur

c. Klien menjelaskan perasaannya ketika mengalami gangguan tidur yang di alaminya

d. Klien menjelaskan bahwa ia akan berusaha untuk mengatasi kebutuhan tidurnya dengan tidur di siang hari

3. Klien dapat beristirahat dan tidur nyaman dengan:


Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Tn. O dengan Masalah Gangguan Tidur di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan

6 54 85

Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan prioritas masalah kebutuhan dasar personal hygiene di Rumah Sakit Jiwa daerah Provinsi Sumatera Utara Medan tahun 2014

0 27 26

Asuhan Keperawatan Pada Tn. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

1 26 41

Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

7 236 38

Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan prioritas masalah Gangguan Kebutuhan Tidur pada Klien Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara Medan

0 27 46

Asuhan Keperawatan pada Tn.E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

0 42 38

Asuhan Keperawatan pada Tn.E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

0 0 6

Asuhan Keperawatan pada Tn.E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

0 0 3

Asuhan Keperawatan pada Tn.E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

0 1 1

Asuhan Keperawatan pada Tn.E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

0 0 2