Perbedaan Kadar Hba1c Pada Penderita Diabetes Mellitus Type 2 Dengan Dan Tanpa Stroke Iskemik
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. HEMOGLOBIN A1c (HbA1c)
Glycated hemoglobin (HbA1c) awalnya diidentifikasi sebagai
'unusual’ hemoglobin pada pasien dengan diabetes lebih dari 40 tahun
yang lalu. Setelah penemuan itu, sejumlah kecil penelitian dilakukan
mengkorelasikannya menjadi pengukuran glukosa sebagai hasil dalam
gagasan bahwa HbA1c dapat digunakan sebagai pengukuran objektif dari
kontrol glikemik. Studi A1C-Derived Average glucose (ADAG) termasuk
643 peserta yang mewakili rentang kadar A1C, HbA1c diperkenalkan ke
dalam penggunaan klinis pada 1980-an dan kemudian menjadi landasan
dari praktek klinis.28,29,30
Hemoglobin glikosilat atau HbA1 terdiri dari 3 fraksi yaitu HbA1a,
HbA1b dan HbA1c. HbA1c merupakan fraksi yang terpenting dan
terbanyak yaitu 4-5% dari hemoglobin
total. HbA1c inilah yang
merupakan ikatan antara glukosa dengan hemoglobin sedangkan fraksifraksi yang lain merupakan ikatan antara hemoglobin dengan heksosa
yang lain. HbA1c yang terbentuk dalam tubuh akan disimpan dalam sel
darah merah dan akan terurai secara bertahap bersama dengan
berakhirnya masa hidup sel darah merah (rata-rata umur sel darah merah
adalah 120 hari). HbA1c menggambarkan konsentrasi glukosa darah rata-
8
rata selama 3 bulan. Jumlah HbA1c yang terbentuk sesuai dengan
konsentrasi glukosa darah.30,31
Penggunaan HbA1c dapat menghindari masalah variabilitas nilai
glukosa sehari-hari. Kadar gula darah berfluktuasi dari menit ke menit, jam
ke jam, dan hari ke hari. Sedangkan kadar HbA1C berubah secara
perlahan, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui ‘kualitas’ dari
kontrol gula darah. Pada penderita diabetes, kadar glukosa cenderung
mudah meningkat dibandingkan kondisi normal, menurun dengan olah
raga, meningkat setelah makan, apalagi setelah makan makanan manis,
sehingga sulit untuk dikontrol. Pemeriksaan HbA1c dianjurkan untuk
dilakukan setiap 3 bulan sekali atau 4 kali dalam setahun. 30,32,33
Normalnya, nilai HbA1C pada yang bukan penderita diabetes
adalah 3,5%-5,5%. Sedangkan untuk penderita diabetes, nilai kontrol gula
darah yang baik adalah di bawah 6.5%. Sejak 2009 ADA telah
menetapkan nilai HbA1c sebesar 6,5% (48 mmol/mol) sebagai kriteria
diagnostik diabetes. ADA
telah menetapkan standar analitis untuk
pengukuran HbA1c intra-laboratorium CV (Coefficient variation) < 2% dan
inter-laboratorium CV
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. HEMOGLOBIN A1c (HbA1c)
Glycated hemoglobin (HbA1c) awalnya diidentifikasi sebagai
'unusual’ hemoglobin pada pasien dengan diabetes lebih dari 40 tahun
yang lalu. Setelah penemuan itu, sejumlah kecil penelitian dilakukan
mengkorelasikannya menjadi pengukuran glukosa sebagai hasil dalam
gagasan bahwa HbA1c dapat digunakan sebagai pengukuran objektif dari
kontrol glikemik. Studi A1C-Derived Average glucose (ADAG) termasuk
643 peserta yang mewakili rentang kadar A1C, HbA1c diperkenalkan ke
dalam penggunaan klinis pada 1980-an dan kemudian menjadi landasan
dari praktek klinis.28,29,30
Hemoglobin glikosilat atau HbA1 terdiri dari 3 fraksi yaitu HbA1a,
HbA1b dan HbA1c. HbA1c merupakan fraksi yang terpenting dan
terbanyak yaitu 4-5% dari hemoglobin
total. HbA1c inilah yang
merupakan ikatan antara glukosa dengan hemoglobin sedangkan fraksifraksi yang lain merupakan ikatan antara hemoglobin dengan heksosa
yang lain. HbA1c yang terbentuk dalam tubuh akan disimpan dalam sel
darah merah dan akan terurai secara bertahap bersama dengan
berakhirnya masa hidup sel darah merah (rata-rata umur sel darah merah
adalah 120 hari). HbA1c menggambarkan konsentrasi glukosa darah rata-
8
rata selama 3 bulan. Jumlah HbA1c yang terbentuk sesuai dengan
konsentrasi glukosa darah.30,31
Penggunaan HbA1c dapat menghindari masalah variabilitas nilai
glukosa sehari-hari. Kadar gula darah berfluktuasi dari menit ke menit, jam
ke jam, dan hari ke hari. Sedangkan kadar HbA1C berubah secara
perlahan, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui ‘kualitas’ dari
kontrol gula darah. Pada penderita diabetes, kadar glukosa cenderung
mudah meningkat dibandingkan kondisi normal, menurun dengan olah
raga, meningkat setelah makan, apalagi setelah makan makanan manis,
sehingga sulit untuk dikontrol. Pemeriksaan HbA1c dianjurkan untuk
dilakukan setiap 3 bulan sekali atau 4 kali dalam setahun. 30,32,33
Normalnya, nilai HbA1C pada yang bukan penderita diabetes
adalah 3,5%-5,5%. Sedangkan untuk penderita diabetes, nilai kontrol gula
darah yang baik adalah di bawah 6.5%. Sejak 2009 ADA telah
menetapkan nilai HbA1c sebesar 6,5% (48 mmol/mol) sebagai kriteria
diagnostik diabetes. ADA
telah menetapkan standar analitis untuk
pengukuran HbA1c intra-laboratorium CV (Coefficient variation) < 2% dan
inter-laboratorium CV