BAB II - DOCRPIJM 62d54a1dea BAB II6. BAB II PROFIL KAB. BANGKA HASIL EVALUASI SATKER

BAB II PROFIL KABUPATEN BANGKA

  2

  1 W A Y A H A D M N T R A 2 ..

  1 .. W

  II LL A Y A H A D M

  II N

  II SS T R A SS

  1 . W

  I L A Y A H A D M

  I N

  I S T R A S

  II 2 .

  I

  2

  1

  1 G m b n A d m n W h 2 .. 1 .. 1 .. G aa m b aa rr aa n A d m ii n ii ss tt rr aa ss ii W ii ll aa yy aa 2 .

  1 . 1 . G a m b a r a n A d m i n i s t r a s i W i l a y a h h

  Secara formal-legal, pembentukan Kabupaten Bangka ditetapkan dengan Undang

  • –Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kota Praja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821), dan merupakan bagian dari Propinsi Sumatera Selatan. Namun sejak diberlakukannya Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten Bangka menjadi salah satu kabupaten dari Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kabupaten Bangka merupakan salah satu kabupaten yang berada di pulau Bangka dan termasuk dalam wilayah administratif Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 1959. Seiring dengan pelaksanaan reformasi dan otonomi daerah, berdasarkan UU Nomor

  5 Tahun 2002 kabupaten ini dimekarkan menjadi Kabupaten Bangka Barat. Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka Selatan. Kabupaten Bangka daratan mempunyai luas wilayah ± 295.068 Ha dan lautan mempunyai luas wilayah ± 196.002,8 Ha.

  Kabupaten Bangka merupakan salah satu wilayah yang terdapat dalam kawasan stategis di wilayah Propinsi Bangka Belitung, oleh karena itu dalam perkembangan dan pertumbuhan wilayahnya tidak terlepas dari daya dukung Apabila ditinjau dari kondisi internal wilayahnya dan berbagai aspek lainnya, Kabupaten Bangka memiliki beberapa potensi yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing wilayah dan perkembangan Kabupaten Bangka. Potensi-potensi itu antara lain (1) Potensi mineral tambang seperti timah yang hampir kita jumpai di seluruh daratan pulau Bangka (2) Potensi perikanan di sekitar Teluk Kelabat dan Kecamatan Sungailiat, (3) Potensi pariwisata antara lain di Kecamatan Sungailiat yakni kawasan wisata pantai Matras, pantai parai tenggiri,dll (4) potensi air di sekitar kolong-kolong yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku maupun pengembangan sektor perikanan. Kabupaten Bangka juga dihadapkan pada berbagai masalah antara lain adanya konflik kepentingan antara program pertambangan dan kehutanan dan areal penggunaan lahan lainnya. Perkembangan wilayah Kabupaten Bangka diindikasikan dengan meningkatnya pembangunan fisik untuk melayani kegiatan yang berkembang. Seluruh kegiatan pemanfaatan ruang tersebut membutuhkan ketersediaan lahan, sedangkan di pihak lain, ketersediaan lahan potensial sangat terbatas. Perkembangan dan pertumbuhan Wilayah Kabupaten Bangka mengalami hambatan akibat belum optimalnya pengembangan potensi wilayah. Untuk meningkatkan daya saing wilayah Kabupaten Bangka, maka perlu dikelola melalui penataan ruang, yang dimulai dari tahap perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten Bangka. Semua potensi dan masalah di atas kemudian dijadikan dasar untuk merumuskan isu besar sebelum menyusun arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka. Wilayah Kabupaten Bangka merupakan salah satu wilayah yang berada di Pulau Bangka yang terkenal sebagai sabuk timah dunia (

  world’s tin belt) yang

  memiliki kondisi geografis yang potensial dengan ketinggian rata-rata berkisar antara 0

  • – 25 meter. Kabupaten Bangka berkembang di pesisir pantai timur Pulau Bangka dan terletak pada 1  3'00" - 221' Lintang Selatan dan 105 38' - 106  18' Bujur Timur, sebagai daerah tropis dengan jumlah penduduk pada
awal tahun 2009 sebanyak 260.395 jiwa yang terdiri dari laki laki sebanyak dengan kepadatan penduduk rata-rata 88 jiwa per km

  2 .

  ;

  aa

  a

  K K

  K

  ..

  5 .

  5

  5

  ;;

  1

  b b

  1

  1

  aa

  a

  ll

  l

  aa

  a

  kk

  k

  b

  u

  S

  B B

  a aa

  kk

  k

  gg

  g

  n n

  n

  aa

  a

  B

  u u

  n n

  n

  ee

  e

  tt

  

t

  aa

  

a

  p p

  p

  SS

  h h

  Wilayah Kabupaten Bangka, meliputi 8 Kecamatan, yaitu: Sungailiat, Belinyu, Riau Silip, Bakam, Pemali, Merawang, Puding Besar dan Mendo Barat dengan jumlah desa sebanyak 62 desa dan 9 kelurahan.

  4 Puding Besar 383,29 13,00

  2

  8 Sungailiat 146,38 4,96

  15

  7 Pemali 127,87 4,33

  42

  6 Riau Silip 523,68 17,75

  38

  5 Bakam 488,10 16,54

  32

  33

  1

  3 Mendo Barat 570,46 19,33

  21

  2 Merawang 164,4 5,57

  54

  1 Belinyu 546,5 18,52

  

2

) %

Tabel 2.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jarak Ke Sungailiat No Kecamatan Luas Wilayah Jarak ke Sungailiat (km) (km

  Selengkapnya nama-nama kecamatan, luas wilayah dan jaraknya dari ibukota kabupaten tersaji pada tabel berikut:

  Kabupaten Bangka Tengah;  Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bangka Barat, Teluk Kelabat, dan Selat Bangka;  Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Natuna.

  Secara administrasi batas Kabupaten Bangka adalah sebagai berikut:  Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Natuna;  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Pangkalpinang, dan

  22 . ..

  11 . ..

  h

  i

  aa

  a

  yy

  y

  aa

  a

  ll

  l

  ii

  W W

  2

  W

  aa

  a

  tt

  t

  ee

  e

  P P

  P

  22 . ..

  Lebih jelas mengenai letak geografis Kabupaten Bangka dalam konstelasi yang lebih luas dapat dilihat di Peta Orientasi pada Gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 Peta Orientasi Kabupaten Bangka

  Selanjutnya ditinjau dari tutupan lahannya Kabupaten Bangka memiliki tutupan lahan berupa alang-alang, Hutan Bakau, Hutan Campuran, Kebun Campuran, Kolong ( cekungan yang berisi air sebagai akibat dari aktivitas tambang timah), Perkebunan Sawit, Permukiman, Pertambangan, Rawa, Semak Belukar, Tanah Rawa dan tegalan/Ladang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2.2 Peta Tutupan Lahan Kabupaten Bangka

  2

  2 P O T E N W A Y A H K A B U P A T E N B A N G K A 2 ..

  2 .. P O T E N SS

  II W

  2 . P O T E N S

  I W

  II LL A Y A H K A B U P A T E N B A N G K A 2 .

  I L A Y A H K A B U P A T E N B A N G K A

  2

  2

  1 B u d 2 .. 2 .. 1 .. SS oo ss ii aa ll B u d aa yy 2 .

  2 . 1 . S o s i a l B u d a y aa a

  Kabupaten Bangka terdiri dari beragam jenis suku dan etnis, masyarakatnya bersifat heterogen, suku bangsa yang terdapat di kabupaten ini diantaranya adalah Bugis, Madura, Buton, China, Jawa, Bali dan suku dari daratan Sumatera. Etnis Cina menjadi mayoritas di Kabupaten Bangka ini dengan populasi mendekati angka 40 % dari total jumlah penduduk di Kabupaten Bangka. Semangat dan kegiatan gotong royong masih terpelihara dan berkembang dengan baik disini. Dengan Semboyan “ Sepintu Sedulang” yang bermakna segi sosial masyarakat Bangka didasari oleh semangat gotong royong.

  Sementara itu, sehubungan dengan perkembangan wilayah, yang terkait perkotaan pada sumbu wilayah, serta pengembangan kegiatan pertanian/perkebunan di Kabupaten Bangka sebelah barat, dijumpai ada pendatang, yang akan memperkaya budaya seperti Upacara Rebo Kasan, Tradisi Sepintu Sedulang, Perayaan Maulid Nabi, Mandi Belimau, Ritual Sembahyang Kubur, Sun Gu Kong. Keheterogenan ini diharapkan dapat menjadi faktor positif bagi perkembangan wilayah Kabupaten Bangka ke depan.

  2

  2

  2 P n P n m b n n P n n 2 .. 2 .. 2 .. P oo tt ee n ss ii P ee n gg ee m b aa n gg aa n P ee rr ii kk aa n aa 2 .

  2 . 2 . P o t e n s i P e n g e m b a n g a n P e r i k a n a n n

  Kabupaten Bangka sebagai derah kepulauan dan pesisir yang sangat strategis dengan batas wilayah yang berdampingan dengan Laut Natuna, Selat Karimata; Laut Jawa dan Selat Bangka. Dengan posisi seperti ini, wilayah perairan Kabupaten Bangka memiliki berbagai potensi sumber daya kelautan yang luar biasa. Pertama adalah potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang melimpah, baik dari segi diversivitas maupun kuantitas. Kedua, potensi sumberdaya pesisir yang luar biasa seperti terumbu karang, padang lamun, rumput laut, dan kawasan perlindungan laut/konservasi berupa hutan bakau (mangrove) dan sempadan pantai. Perkiraaan potensi sumberdaya perikanan laut (MSY) di perairan Bangka dan Belitung mencapai 1.815.500 ton per tahun dengan nilai ekonomi Rp. 247.657,5 trilyun per tahun, yang terdiri dari sumberdaya perikanan tangkap (fishering capture) 499.500 ton/tahun dengan nilai ekonomis Rp. 2.497,5 milyar/tahun dan potensi sumberdaya perikanan budidaya (aquaculture) sebesar 1.316.000 ton/tahun dengan nilai ekonomis Rp. 245.160 milyar/tahun. Potensi perikanan budidaya tersebut terdiri dari potensi budidaya air payau dan budidaya laut dengan komoditas andalan ikan kerapu, rumput laut, tripang dan kerang mutiara.

  Berbagai potensi diatas sudah cukup untuk menggambarkan bahwa sektor perikanan dan kelautan sangat bisa untuk menjadi prime mover pembangunan di masa depan, terutama jika dikaitkan dengan permintaan

  2

  2 3 u m b d M n 2 .. 2 .. 3 .. SS u m b ee rr d aa yy aa M ii n ee rr aa 2 .

  2 . 3 . S u m b e r d a y a M i n e r a ll l

  Pulau Bangka merupakan penghasil timah, kaolin, kwarsa (quartz), pasir bangunan, bauksit, granit, tanah liat dan tanah puru. Mineral timah penyebarannya hampir di seluruh wilayah Kabupaten Bangka terutama di dalam KP PT. Tambang Timah, kemudian bauksit / batu merah banyak dijumpai di wilayah Kecamatan Pemali, Riau Silip dan Belinyu, kaolin banyak tersebar di Riau Silip dan Belinyu, kemudian Pasir kuarsa penyebarannya hampir di seluruh Kabupaten Bangka. Granit banyak dijumpai di Sungailiat, Merawang, Riau Silip dan Belinyu. Tanah liat dijumpai di wilayah Sungailiat dan Merawang, sedangkan Tanah Puru banyak dijumpai di hampir seluruh wilayah Kabupaten Bangka.

  2

  2

  4 D T W K b u p n B n 2 .. 2 .. 4 .. D aa yy aa T aa rr ii kk W ii ss aa tt aa K aa b u p aa tt ee n B aa n gg kk 2 .

  2 . 4 . D a y a T a r i k W i s a t a K a b u p a t e n B a n g k aa a

  Kabupaten Bangka merupakan salah satu daerah yang memiliki keaneka ragaman daya tarik wisata yang cukup menarik seperti pantai, air panas, peninggalan sejarah, dan lainnya. Berdasarkan hasil inventarisasi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Bangka, wilayah ini memiliki daya tarik wisata alam sebanyak 18 lokasi (13 diantaranya adalah wisata pantai), wisata budaya 11 lokasi, wisata sejarah 9 lokasi dan agro wisata sebanyak 5 lokasi. Secara terperinci daya tarik wisata tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3 Peta sebaran lokasi wisata berdasarkan Kawasan Pengembangan Pariwisata

  2

  2

  5 D D u u n K p w n K b u p n B n 2 .. 2 .. 5 .. D aa yy aa D u kk u n gg K ee p aa rr ii w ii ss aa tt aa aa n K aa b u p aa tt ee n B aa n gg kk 2 .

  2 . 5 . D a y a D u k u n g K e p a r i w i s a t a a n K a b u p a t e n B a n g k aa a

  Daya dukung penyelenggaraan pariwisata di kabupaten Bangka pada umumnya baik tentang infrastrukturnya, industri pariwisatanya serta masyarakat yang terkait dengan penyelenggaraan kepariwisataan daerah yang ada di kabupaten Bangka.

1) Daya dukung infrastruktur.

  Secara umum daya dukung infrastruktur terhadap pengembangan pariwisata di kabupaten Bangka telah terlayani dengan jaringan jalan yang memadahi, hanya beberapa lokasi yang masih perlu ditingkatkan. Ketersediaan infrastruktur tersebut sayangnya belum diimbangi dengan sistem transportasi yang menunjang keberadaan lokasi kunjungan wisata yang tersebar di berbagai daerah, dimana sebagian besar adalah wisata alam yang didominasi oleh alam pantai. Oleh karena itu pengembangan dan peningkatan infrastruktur untuk menunjang pariwisata alam pantai khususnya pariwisata bahari masih perlu mendapat perhatian. Sementara seperti jaringan listrik, telepon dan air bersih juga masih sangat terbatas.

  Kawasan pariwisata pantai Matras termasuk Kawasan Pengembangan dengan konstruksi aspal dan dalam kondisi baik. Jalan tersebut sekaligus menjadi jalan lingkungan didalam kawasan. Kawasan pantai Matras sampai saat ini juga belum terlayani oleh jaringan listrik, telepon dan air bersih. Oleh karena itu pengembangan pantai Matras masih belum dapat dilakukan pengembangan sarana yang terkait dengan dukungan infrastruktur tersebut khususnya seperti listrik. Namun demikian beberapa sarana yang sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan wisata, kebutuhan daya listrik diadakan dengan menggunakan generator, meskipun hal ini sangat terbatas.

2) Daya dukung industri pariwisata.

  Kabupaten Bangka sebagai salah satu daerah tujuan wisata telah didukung oleh berbagai industri jasa pariwisata seperti akomodasi, travel, restaurant dan lainnya. Industri jasa pariwisata yang ada di kabupaten Bangka adalah sebagai berikut :

   = 22 buah (3 diantaranya berbintang).

  Akomodasi/hotel

   Restaurant/rumah makan = 99 buah Agen perjalanan dan diving operator =18 buah

   = 6 buah Café

   = 18 buah.

  Hiburan (bilyard)

   3) Daya dukung masyarakat setempat.

  Masyarakat setempat sangat besar peranannya dalam memberikan andil terhadap pembangunan pariwisata di daerahnya. Kondisi masyarakat yang peduli dengan kegiatan pariwisata akan sangat menunjang pengembangan pariwisatanya seperti keramah tamahan, menjaga kebersihan lingkungan, memanfaatkan peluang usaha dengan membuat dan menjual makanan khas daerah dan sebagainya. Secara khusus masyarakat perkotaan Sungailiat dapat dikatakan sudah berpartisipasi dan menyadari daerahnya menjadi tujuan wisata. Juga dalam hal ini dapat dilihat bahwa kondisi jalan pusat perkotaan terlihat bersih, terdapat kegiatan usaha yang terkait dengan pariwisata seperti café, penjual makan tentunya dapat dikembangkan kepada masyarakat disekitar lokasi/kawasan pariwisata seperti pantai Matras.

  2

  b

  P P

  e

  ee

  r

  rr

  k

  kk

  e

  ee

  b b

  ii

  u

  u u

  n

  n n

  a

  aa

  n

  n n Perkebunan di Kabupaten Bangka dibagi atas perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Produksi komoditas perkebunan rakyat terdiri dari antara lain lada, karet, kelapa, cengkeh dan coklat. Sedangkan perkebunan besar dikelola oleh 13 perusahan perkebunan swasta dengan tanaman utama kelapa sawit yang mencapai pencadangan lahan pada tahun 2015 sebesar 33.474,70 Ha dan areal tanam seluas 31.712,96 Ha.

  Kabupaten Bangka sejak dulu terkenal selain dikenal dengan salah satu daerah penghasil timah juga dikenal sebagai daerah penghasil lada putih, bahkan Pulau Bangka merupakan daerah penghasil lada terbesar didunia dengan nama Muntok White Pepper. Hal ini sangat beralasan karena secara turun temurun penduduk Bangka sudah terbiasa dalam pengelola lada putih. Untuk pengembangan untuk komuniti ini, lahan yang potensial seluas 24.339,09 Ha, sedangkan lahan yang sudah diusahakan baru mencapai 13.725 Ha(56,40%). Dengan demikian luas lahan yang masih tersedia untuk pengembangan komoditas lada sebesar 10.614,09 Ha (43,60%). Adapun lokasi lahan yang ada untuk komoditas lada tersebar hampir disemua kecamatan Kabupaten Bangka.

  P

  i

  2

  ..

  2 .

  ..

  2

  2

  2 .

  ..

  6

  6

  6 .

  P

  ss

  P P

  o

  oo

  t

  tt

  e

  ee

  n

  n n

  s

  Selain itu potensi perkebunan untuk tanaman karet juga sangat dominan di Kabupaten Bangka. Lokasi lahan pengembangan komoditas karet di Kabupaten Bangka menyebar hampir di semua kecamatan, hanya yang paling dominan di kecamatan mendo barat. Seperti daerah lain umumnya tanaman karet memerlukan waktu 5-6 tahun untuk dapat di sadap, oleh karena itu pembngunan perkebunan karet memerlukan investasi jangka panjang engan masa tenggang 5-6 tahun komoditas lada tersebar hampir di semua kecamatan di Kabupaten Bangka.

  Komoditi ketiga yang juga dominan di Kabupaten Bangka adalah Kelapa sawit Kabupaten Bangka. Pembangunan sub sektor perkebunan pada hakekatnya adalah kelanjutan dan peningkatan dari semua usaha yang telah dilaksanakan pada pembangunan sebelumnya. Untuk Kabupaten Bangka sub sektor perkebunan merupakan salah satu program strategis, karena memegang peranan yang relatif penting dalam perekonomian masyarakat.

  2

  3 D E M O G R A D A N U R B A N A 2 ..

  3 .. D E M O G R A FF

  II D A N U R B A N

  II SS A SS

  3 . D E M O G R A F

  I D A N U R B A N

  I S A S

  II 2 .

  I

  2

  2

  3

  3

  1 1 u u m m h h P P n n d d u u d d u u 2 .. .

  3 .. . 1 .. . JJ J u m ll l aa a h P ee e n d u d u k

  kk Penduduk suatu daerah menjadi sangat krusial fungsinya bagi pemerintah daerah. Mengingat sifatnya yang sangat penting, kondisi penduduk menjadi salah satu tolak ukur pemerintah daerah dalam mengambil berbagai kebijakan strategis dalam pembangunan. Dengan data kependudukan yang benar, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, akan memperbesar tingkat keberhasilan suatu kebijakan.

  Jumlah penduduk Kabupaten Bangka berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2015 adalah sebesar 309.067 orang, yang terdiri atas 159.361 laki-laki dan 149.706 perempuan. Penyebaran penduduk Kabupaten Bangka masih bertumpu di Kecamatan Sungailiat yakni sebesar 31,79 persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan Belinyu sebesar 15,08 persen, Kecamatan Mendo Barat sebesar 14,53 persen dan kecamatan lainnya di bawah sepuluh persen. Dengan luas wilayah daratan Kabupaten Bangka sekitar 2.950,68 kilometer persegi yang didiami oleh 309.067 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Bangka adalah sebanyak 105 orang per kilometer persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Sungailiat yakni sebanyak 671 orang per kilometer persegi diikuti Pemali 234 orang per kilometer persegi dan Merawang 177 orang per kilometer per segi. Sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Bakam yakni sebanyak 34 orang per kilometer persegi. Gambaran lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan, Luas Daerah (Km²) Kepadatan per Km² di Kabupaten Bangka Tahun 2015 No. Kecamatan Luas Daerah Km² Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan per Km² (jiwa) 1.

  aa

  n

  aa

  a

  d d

  d

  n n

  n

  aa

  a

  rr

  r

  a

  

P

  b b

  b

  ee

  e

  ss

  s

  rr

  r

  ee

  e

  P P

  n n

  P P

  kk

  kk

  n

  ii

  i

  kk

  k

  ss

  s

  ii

  i

  M M

  M

  k

  

e

  u u

  u

  d d

  d

  u u

  u

  d d

  d

  n n

  n

  ee

  P

  k

  2.

  85

  2

  ..

  3 .

  3

  3

  ..

  2 .

  2

  2

  Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka, 2015

  49 Jumlah 2.950,68 309.067 105

  79

  2 .

  48

  34 234 177

  671

  98.263 16.637 29.984 29.094 18.228 44.894 46.620 25.347

  146,38 488,10 127,87 164,40 383,29 570,46 546,50 523,68

  8. Sungailiat Bakam Pemali Merawang Puding Besar Mendo Barat Belinyu Riau Silip

  7.

  6.

  5.

  4.

  3.

  2

  ..

  u u

  P P

  u

  d d

  d

  u u

  u

  d d

  d

  n n

  n

  ee

  e

  P

  J

  h h

  h

  aa

  a

  ll

  l

  m m

  m

  u u

  u

  JJ

  n n Pada tahun 2014, persentase penduduk miskin skala nasional adalah sebesar 11,25%, sementara persentase kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebesar 4,97%, sedangkan untuk Kabupaten Bangka berdasarkan data estimasi TKPKD Kabupaten Bangka persentase penduduk miskinnya sebesar 5,38% atau 16.009 penduduk, perkembangan kondisi kemiskinan pada Kabupaten Bangka selanjutnya dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini.

Tabel 2.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Bangka Tahun 2006-2014 Tahun Penduduk Miskin Persentase Keterangan

  Mendo Barat 2.322

  Total 15.263

  Riau Silip 1.304

  Pemali 1.391

  Puding Besar 894

  Bakam 912

  Merawang 1.452

  Belinyu 2.432

  2006 30.200,00 11,78 2007 25.209,00 10,53 2008 21.600,00 8,79 2009 19.006,00 7,61 2010 21.636,00 7,81 2011 15.410,00 5,36 2012 16.350,00 5,58 2013

  Sungailiat 4.556

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan Tahun 2015 Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)

  Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bangka terus mengalami penurunan secara signifikan dari tahun ketahun, bila diperhatian tabel diatas terlihat bahwa jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bangka mengalami penurunan. Misalnya pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bangka sebesar 30.200,00 atau sekitar 11,78% angka ini menurun pada tahun 2014 menjadi 16.009,00 atau sebesar 5,38%. Dan pada tahun 2015 jumlah penduduk miskin Kabupaten Bangka adalah sebesar 15.263 jiwa atau 5,18%.

  Sumber: BPS dan TKPKD Kab. Bangka

  5,40 5,38

  2014** 16.171,00 16.009,00

  Sumber: BPS Kabupaten Bangka, TKPKD Kabupaten Bangka, 2015 dan diolah

  2

  3

  3 P P u m b u h n P n d u d u m T h u n D p n 2 .. 3 .. 3 .. P rr oo yy ee kk ss ii P ee rr tt u m b u h aa n P ee n d u d u kk LL ii m aa T aa h u n kk ee D ee p aa 2 .

  3 . 3 . P r o y e k s i P e r t u m b u h a n P e n d u d u k L i m a T a h u n k e D e p a n n

  Proyeksi Penduduk Kabupaten Bangka selama lima tahun ke depan yakni dari tahun 2015-2021 menjadi sebesar 351.703 jiwa. Gambaran secara rinci dapat dilihat pada tabel 2.5 di bawah ini.

Tabel 2.5 Proyeksi Jumlah penduduk Kabupaten Bangka Tahun 2016-2021 Jumlah Penduduk (orang) Wilayah Wilayah Nama

  Total Perkotaan Perdesaan Kecamatan dan % Tahun Tahun Tahun pertumbuhan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2020 2021 2017 2018 2020 2019 2016 2019 2021 Sungailiat 95.521 97.852 100.240 102.685 105.191 107.758 5.139 5.264 5.392 5.524 5.658 5.795 100.660 103.116 105.632 108.209 110.849 113.553 Belinyu 30.298 30.883 31.478 32.086 32.704 33.335 16.861 16.958 17.892 17.618 18.589 19487 47.519 48.436 49.370 50.322 51.293 52.282 Mendo Barat

  45.832 46.766 47.720 48.693 49.686 50.699 45.832 46.766 47.720 48.693 49.686 50.699 - - - - - - Merawang

  • 29.611 30.138 30.674 31.219 31,774 32.339 29.611 30.138 30.674 31.219 31,774 32.339 Bakam

  16.916 17.200 17.488 17.781 18.079 18.382 16.916 17.200 17.488 17.781 18.079 18.382 - - - - - - Puding Besar

  • 18.497 18.770 19.047 19.328 19.614 19.904 18.497 18.770 19.047 19.328 19.614 19.904 Pemali

  30.823 31.686 32.471 33.380 34.314 35.274 30.823 31.686 32.471 33.380 34.314 35.274 - - - - - - Riau Silip

  • 25.962 26.592 27.238 27.899 28.576 29.270 25.962 26.592 27.238 27.899 28.576 29.270 Total

  315.820

  125.819 128.735 131.718 134.771 137.895 141.093 190.001 193.696 197.992 202.060 196.290 210.610 322.704 329.640 336.831 344.185 351.703 Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka, 2015 (Data diolah)

  II - 15 Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka 2015, tingkat pertumbuhan penduduk tahun 2015 Kecamatan Sungailiat 2,44%, Kecamatan Belinyu 1.93%, Kecamatan Mendo Barat 2,04%, Kecamatan Merawang 1,78% , Kecamatan Bakam 1,68%, Kecamatan Puding Besar 1,48, Kecamatan Pemali 2,80%, dan Kecamatan Riau Silip 2,43%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada table 2.6 dibawah ini.

Tabel 2.6 Tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan Kabupaten Bangka 2016-2021 Nama Kecamatan Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Pddk (orang/Ha) Tahun Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021

  ee

  d d

  d

  aa

  a

  jj

  j

  rr

  r

  e

  aa

  K K

  K

  aa

  a

  gg

  g

  aa

  a

  n n

  a

  n

  ee

  i

  i ii

  ss

  s

  aa

  a

  ss

  s

  ii

  n n

  n n

  n

  aa

  a

  b b

  b

  rr

  r

  U U

  U

  n

  e

  Sungailiat 2,44 2,44 2,44 2,44 2,44 2,44 687 704 721 739 757 775 Belinyu 1,93 1,93 1,93 1,93 1,93 1,93

  89

  49

  40 Puding Besar 1,48 1,48 1,48 1,48 1,48 1,48

  39

  38

  37

  36

  35

  91 Merawang 1,78 1,78 1,78 1,78 1,78 1,78 180 183 186 189 192 195 Bakam 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68

  87

  51

  85

  83

  81

  97 Mendo Barat 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04

  95

  93

  91

  89

  87

  50

  52

  T T

  ..

  T

  ..

  4 .

  4

  4

  ..

  3 .

  3

  3

  2 .

  53

  2

  2

  55 Sumber: BPS Kabupaten Bangka 2015 dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka, 2015 dan diolah

  54

  53

  52

  51

  50

  54 Pemali 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 242 249 256 263 270 278 Riau Silip 2,43 2,43 2,43 2,43 2,43 2,43

  Penduduk dan tenaga kerja merupakan sumberdaya yang sangat berharga bagi suatu wilayah karena menjadi salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi suatu kecamatan. Dengan jumlah penduduk dan tenaga kerja yang lebih besar, maka suatu wilayah memiliki pasar yang lebih besar pula, apalagi jika ditunjang oleh kualitas SDM yang memadai. Dengan kemampuan dan sumberdaya penduduk dan tenaga kerja yang baik, maka kemungkinan suatu wilayah kecamatan berkembang akan lebih baik jika dibandingkan dengan wilayah kecamatan yang berpenduduk lebih kecil dan sumberdaya manusia yang lebih rendah. Dari aspek lain, makin besar jumlah penduduk dan tenaga kerja di suatu wilayah dapat dinyatakan bahwa wilayah Tenaga kerja merupakan faktor vital dalam kehidupan manusia baik ditinjau dari sisi ekonomi maupun sosial. Sisi ekonomi menjelaskan kebutuhan manusia akan pekerjaan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sebaliknya sektor-sektor usaha membutuhkan tenaga kerja (SDM) untuk menggerakkan roda perekonomian. Sedangkan sisi sosial dari tenaga kerja, berkaitan erat dengan pengakuan masyarakat terhadap kemampuan perekonomian.

Tabel 2.7 Struktur Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha

  Kabupaten Bangka Tahun 2015 Sektor

Tahun

Rataan

  

2013 2014 2015

  PRIMER 45,91 48,05 50,19 48,05 SEKUNDER 10,73 15,40 20,07 15,40

  TERSIER 43,36 36,55 29,74 36,55

  

TOTAL 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik (Data Diolah)

Tabel 2.7 menunjukkan proyeksi struktur tenaga kerja di Kabupaten Bangka tahun 2015. Penyerapan tenaga kerja didominasi oleh sektor primer (50,19

  persen) terutama usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dan usaha pertambangan dan penggalian. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor primer merupakan sektor ekonomi dengan tingkat penyerapan tenaga kerja tertinggi di Kabupaten Bangka. Tenaga kerja yang terserap di sektor sekunder adalah sebesar 15,40 persen, masih dibawah sektor tersier (36,55 persen) yang didominasi oleh usaha industri pengolahan dan usaha kontruksi. Sedangkan penyerapan tenaga kerja di sektor tersier lebih didominasi oleh usaha pedagang besar dan eceran, reparasi dan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum.

  Kabupaten Bangka merupakan Kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka penduduk tertinggi. Bagaikan kembang di musim hujan, kemajuan - kemajuan pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi, dapat dilihat dan dirasakan dengan menjamurnya pusat - pusat perdagangan mengundang banyak sekali pendatang yang ingin bekerja. Ini tidak lain merupakan salah satu dampak positif dari otonomi daerah di era reformasi birokrasi. Pertambahan jumlah penduduk pendatang ini akan semakin terus meningkat seiring tumbuhnya pembangunan yang ada. Dan fenomena ini akan semakin tidak terkendali jika pemerintah daerah tidak bijak dalam menyikapinya. Akan banyak permasalahan kependudukan yang muncul dari efek euforia ini disebabkan banyaknya penduduk yang datang dapat dikategorikan sebagai penduduk musiman. Artinya,penduduk ini tidak selamanya menetap atau tidak menjadi penduduk tetap Kabupaten Bangka Belitung. Permasalahan yang saat ini telah muncul adalah berkaitan dengan administrasi kependudukan. Sebagian besar penduduk musiman yang datang tidak membawa dokumen kependudukan yang lengkap. Ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap daerah yang ditempati. Masalah-masalah kependudukan lain yang mungkin akan terjadi kedepannya, seperti yang sudah terjadi di kota

  • – kota besar, antara lain persebaran penduduk yang tidak merata, jumlah penduduk yang begitu besar, pertumbuhan penduduk yang tinggi, rendahnya kualitas penduduk, rendahnya pendapatan per kapita, tingginya tingkat ketergantungan, dan kepadatan penduduk. Pertumbuhan jumlah penduduk pendatang yang tidak terkendali akan mengakibatkan munculnya banyak rumah kumuh tidak layak huni yang membuat tata letak kota menjadi berantakan dan tidak tertata dengan baik. Gaya hidup masyarakat perkotaan yang individualis, diakibatkan oleh
persaingan yang ketat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya membuat Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau Negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Penyebaran penduduk dapatlah diartikan juga pindahnya penduduk dari satu tempat ketempat lain oleh apapun sebabnya, yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan penduduk. Prosesnya sama dengan imigrasi atau emigrasi dan transmigrasi. Ada beberapa faktor umum yang menjadi pendorong terjadinya proses imigrasi ataupun urbanisasi, antara lain :

  1. Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang,kayuataubahan dari pertanian.

  2. Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk pertanian di wiayah perdesaan yang makin menyempit).

  3. Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku, sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal.

  4. Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.

  5. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.

  Sedangkan faktor-faktor penarik dari perpindahan penduduk ini antara lain :

  1. Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup.

  2. Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.

  3. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya.

4. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat bermukim di kota besar.

  Masalah kependudukan ini dapat diartikan sebagai kesulitan yang terjadi dalam masyarakat yang perlu diatasi dan diselesaikan masalahnya dengan solusi - solusi tertentu. Pemerintah daerah memiliki peran yang sangat besar dalam mengatasi hal ini. Perlu adanya pengendalian arus pendatang dan juga peraturan yang tegas, terutama di daerah kota tujuan pendatang, tentang tata kota dan kependudukan, lebih khusus lagi berkenaan dengan penertiban dokumen kependudukan.

  2

  4 U T R A T E G O A E K O N O M D A N N G K U N G A N 2 ..

  4 ..

  II SS U SS T R A T E G

  II SS SS O SS

  II A LL ,, E K O N O M

  II D A N LL

  4 .

  I S U S T R A T E G

  I S S O S

  I A L , E K O N O M

  I D A N L

  II N G K U N G A N 2 .

  I N G K U N G A N

  2

  4

  1 P n u u m n G n d 2 .. 4 .. 1 .. P ee n gg aa rr u ss u tt aa m aa aa n G ee n d ee 2 .

  4 . 1 . P e n g a r u s u t a m a a n G e n d e rr r

  Gender adalah perbedaan-perbedaan sifat, peranan, fungsi dan status antara laki-laki dan perempuan yang bukan berdasarkan pada perbedaan biologis, tetapi berdasarkan sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat yang luas. Dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, Pemerintah Indonesia mendorong pengarusutamaan gender di setiap bidang pembangunan nasional, termasuk di antaranya dalam bidang Cipta Karya. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender mengamanatkan semua Kementerian, dan Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota untuk melaksanakan pengarusutamaan gender, sehingga seluruh proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program dan kegiatan di seluruh sektor pembangunan mempertimbangkan aspek gender. Data jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Bangka dapat diketahui bahwa jumlah penduduk perempuan sebesar 48,44% dari jumlah total penduduk Kabupaten Bangka hampir seimbang dengan jumlah penduduk laki-laki.

  Tabel .... Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Bangka Tahun 2015 Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)

  Sungailiat 50.263 48.000 98.263 Belinyu 23.744 22.876 46.620

  Mendo Barat 23.463 21.431 44.894 Pemali 15.462 14.522 29.984

  Merawang 15.019 14.075 29.094 Riau Slip 13.109 12.238 25.347

  Bakam 8.754 7.883 16.637 Puding Besar 9.547 8.681 18.228

  TOTAL 159.361 149.706 309.067 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Bangka, 2015

  Sedang dari jumlah data PNS dan CPNS menurut jenis kelamin di Kabupaten Bangka diperoleh data bahwa 57,27% dari total PNS dan CPN Kabupaten Bangka adalah perempuan, lebih besar dari jumlah laki-laki.

  Tabel .... Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bangka Tahun 2015 Tingkat Laki-laki Perempuan Jumlah Pendidikan (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)

  SD

  27

  6

  33 SMP

  41

  9

  50 SMA 531 436 967 D1

  25

  32

  57 D2 116 176 292 D3 145 393 538 D4

  25

  14

  39 S1 1.028 1.600 2.628 S2

  93 55 148 S3

  1 1 - TOTAL 2.031 2.722 4.753

   BPS Kabupaten Bangka, 2015

  Lebih mengerucut lagi untuk Unit Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangka sampai dengan tahun 2015 berdasarkan jumlah pegawai menurut jenis kelamin dapat dilihat terdapat 1,73% diantaranya adalah perempuan. Sehingga berdasarkan data tersebut Pemerintah Kabupaten daerahnya.

  Tabel .... Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menurut Pangkal/Golongan dan Jenis Kelamin di Unit Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangka Tahun 2015 Pangkat-Gol Laki-laki Perempuan Jumlah (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)

  I

  3

  3 -

  II

  25

  4

  29 III

  40

  17

  57 IV

  32 -

  32 TOTAL 100 21 121 BPS Kabupaten Bangka, 2015

  Peran serta gender dalam pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten Bangka sejak tahun 2011 sangat menonjol dalam penuntasan kumuh kota dan pembangunan akses jamban masyarakat. Pembangunan jamban masyarakat di Kabupaten Bangka adalah karya nyata gender dalam upaya pencapaian akses sanitasi mendukung program nasional 100-0-100 melalui arisan jamban di setiap desa di Kabupaten Bangka. Pencapaian Desa bebas buang air besar sembarangan /Open Defecation Free yang menjadi keberhasilan/prestasi

  Kabupaten Bangka hingga ke tingkat nasional merupakan hasil interfensi gender secara langsung dlaam program Cipta Karya Kabupaten Bangka. Penuntasan kumuh dan akses sanitasi juga akses air minum dalam perspektif gender dilakukan melalui peran serta gender memberikan pembinaan mulai dari tingkat keluarga, sekolah, lingkungan terhadap prilaku hidup bersih dan sehat, Cuci Tangan Pakai Sabun, program CLTS (Community Led Total

  Sanitation).

  Bagaimanapun isu terkait penagrusutamaan gender harus tetap menjadi perhatian dan dikembangkan mengingat adanya kecenderungan peningkatan perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten Bangka.

  2

  4

  2 K n d P n m n 2 .. 4 .. 2 .. K oo n d ii ss ii P ee rr ee kk oo n oo m ii aa n

  D P m n n P D R B n P n n m D aa tt aa P ee rr kk ee m bb aa n gg aa n P D R B dd aa n P oo tt ee n ss ii EE kk oo n oo m D a t a P e r k e m b a n g a n P D R B d a n P o t e n s i E k o n o m ii i

  Secara umum perekonomian Kabupaten Bangka dalam beberapa tahun kedepan masih akan didominasi oleh tiga sektor utama yang menjadi core

  business. Masing-masing berdasarkan peringkatnya adalah: (1) industri

  pengolahan; (2) pertanian, kehutanan dan perikanan; serta (3) pertambangan dan penggalian. Berdasarkan metode terbaru, kontribusi ketiga sektor ini sangat dominan dalam pembentukan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bangka. Proyeksi distribusi persentase atas harga berlaku Kabupaten Bangka Tahun 2015, seperti yang tersaji pada tabel berikut dapat menjustifikasi fakta kondisi perekonomian tersebut.

Tabel 2.8 Perkembangan Core Business Perekonomian

  

Kabupaten Bangka

Kontribusi PDRB Real Growth (%) (%) No Lapangan Usaha

  2013 2014 2015 2013 2014 2015

  1. Industri Pengolahan 24,14 23,21 22,93 (2,90) (3,85) (1,19)

  2. Pertanian, Kehutanan 18,87 20,95 21,13 0,75 11,02 0,86 dan Perikanan

  3. Pertambangan dan (10,6 14,89 14,13 13,36 (5,10) (5,42)

  Penggalian 2)

  Sumber : BPS Bangka, 2015 (data diolah) Tabel diatas memperlihatkan bahwa secara agregat, perekonomian Kabupaten Bangka pada tahun 2015 sangat di dominasi oleh tiga core sector tersebut dengan kontribusi 57,43% dari total PDRB, dengan laju pertumbuhan yang bervariasi dari

  • –(5,42) persen hingga 0,86 persen. Dengan core sector yang sama, kontribusi tersebut dibandingkan tahun sebelumnya sedikit mengalami penurunan yakni sebesar (0,86) persen dari total kontribusi tahun 2014 yang justru mencapai 58,29%.

  

Core business pertama dalam perekonomian dengan kontribusi sebesar

  merupakan representasi dari sektor industri pengolahan non migas. Selama beberapa tahun terakhir, sektor industri pengolahan terutama sub sektor industri logam dasar selalu memberikan kontribusi yang sangat dominan terhadap perekonomian. Tingginya kontribusi ini disebabkan karena secara tradisional, Kabupaten Bangka merupakan daerah dengan cadangan mineral timah yang tinggi, bahkan salah satu yang terbesar di seluruh dunia. Selain itu, regulasi ekspor yang mengatur secara spesifik mengenai output produksi dalam bentuk logam timah, bukan bijih timah secara langsung meningkatkan nilai tambah (value added) serta menambah cadangan devisa Negara. Namun berdasarkan pengalaman masa lalu, terutama periode 1997

  • – 1998, menunjukkan bahwa sektor industri sangat rentan terhadap gejolak ekonomi, ketidakpastian perekonomian global secara masif akan mempengaruhi supply

  

and demand output produksi, mengingat hampir sebagian besar bahan baku