HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP N 2 SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP N
2 SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
MUNJIATUN
NIM: 111-11-192
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP N
2 SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
MUNJIATUN
NIM: 111-11-192
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
MOTO
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki
dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.” (Q.S. An-Nisaa’:1)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1.
Orang tuaku Bapak Rohmat, dan Ibu Ngatirah yang sudah banyak pengorbanannya tanpa letih maupun pamrih dalam merawat dan mendidikku, semoga selalu dalam limpahan kasih sayang Allah Swt. dunia dan akhirat.
2. Adikku Arif Rahman dan Khoirul Huda yang selalu memberi semangat, semoga selalu diberi kesehatan dan dimudahkan dalam menggapai cita- citanya, thank ’s for all.
3. Kakakku mas Mahmudi yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga selalu diberi kesehatan dan mendapatkan istri yang sholehah.
4. Keponakan-keponakanku Riski, Putri, dan si kecil Rehan yang selalu memberi keceriaan, semoga selalu diberi kesehatan.
5. Sahabatku Lely, Khusnul, dan si Coy serta teman-teman PAI angkatan 2011.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat- sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Skripsi yang berjudul
“Hubungan antara Keharmonisan Keluarga
dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas IX di SMP N 2 Suruh, Kec. Suruh,
Kab. Semarang Tahun Ajaran 2016” ini disusun untuk melengkapi syarat-
syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah dam Ilmu Keguruan (FTIK) di IAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih sederhana serta banyak kekurangan.
Ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya dari hati sanubari yang paling dalam penulis sampaikan kepada Yth:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd.,selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M. Ag., selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.
4. Ibu Hj. Maslikhah, S. Ag., M. Si., selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi petunjuk serta meluangkan waktu dan perhatian dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.
6. Ibu Umi Mazro’ah, S. pd., selaku Kepala Sekolah di SMP N 2 Suruh, guru- guru, dan siswa-siswi SMP N 2 Suruh yang telah membantu penulis dalam penelitian skripsi.
7. Teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan proses skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, banyak kekurangan yang perlu diperbaiki baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak guna perbaikan naskah di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 13 September 2016 Penulis
ABSTRAK
Munjiatun. 2016. Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga Dengan Motivasi
Belajar Siswa Kelas IX di SMP N 2 Suruh, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2016. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Hj. Maslikhah, S. Ag., M. Si..
Kata Kunci: Keharmonisan keluarga dan motivasi belajar.
Keharmonisan keluarga mempengarhi motivasi belajar siswa. Idealitas ini tidak teradi pada kondisi siswa kelas IX di SMP N 2 Suruh terdapat siswa dengan latar belakang keluarga harmonis tetapi tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi. Begitu juga sebaliknya, keluarga yang kurang harmonis tetapi anak memiliki motivasi belajar yang tinggi. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui hubungan keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa kelas
IX di SMP N 2 Suruh tahun 2016. Penelitian ini untuk menjawab pertanyaan: (1) Bagaimanakah variasi keharmonisan keluarga pada orang tua siswa kelas IX. (2) Bagaimanakah variasi motivasi belajar siswa. (3) Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa kelas IX.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 175 siswa. Sampel dalam penelitian sejumlah 44 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan analisis pendahuluan dan analisis uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Variasi keharmonisan keluarga terdapat 4 kategori yaitu keharmonisan keluarga kategori sangat tinggi sebesar 36,36%, kategori tinggi sebesar 47,73%, kategori sedang sebesar 11,36%, dan kategori rendah sebesar 4,55%. (2) Variasi motivasi belajar terdapat 4 kategori yaitu motivasi belajar kategori sangat tinggi sebesar 4,55%, kategori tinggi sebesar 43,18%, kategori sedang sebesar 31,82 %, dan kategori rendah sebesar 20,45%. (3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan membandingkan r t dengan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0,297 dengan hasil yang diperoleh (r h ) sebesar 0,302, dengan demikian r h > r t (0,302 > 0,297). Jadi, dapat disimpulkan bahwa r h > r t (0,302 > 0,297) berarti korelasi product moment tersebut signifikan. Hal ini berarti, semakin tinggi keharmonisan dalam keluarga semakin tinggi pula tingkat motivasi belajar siswa.
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................ i LEMBAR BERLOGO .................................................................................... ii HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... vi MOTTO .......................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix ABSTRAK ....................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8 D. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 9 E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 9 F. Definisi Operasional....................................................................... 10 G. Metode Penelitian........................................................................... 14 H. Analisis Data .................................................................................. 17 I. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................ 18 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 20 A. Keharmonisan Keluarga ................................................................. 20 B. Motivasi Belajar ............................................................................. 33 C. Hubungan Keharmonisan Keluarga dengan Motivasi Belajar Siswa .............................................................................................. 58
BAB III HASIL PENELITIAN ....................................................................... 60 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 60 B. Penyajian Data .............................................................................. 67 BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................. 72 A. Analisis Deskriptif ......................................................................... 72 B. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 83 C. Pembahasan hasil uji Hipotesis ...................................................... 86 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 87 A. Kesimpulan.................................................................................... 87 B. Saran-saran .................................................................................... 88 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Identitas sekolah ........................................................................... 61TABEL 3.2 Alamat sekolah ............................................................................. 61TABEL 3.3 Dokumen Perijinan sekolah ......................................................... 61TABEL 3.4 Sarana prasarana belajar mengajar ............................................... 64TABEL 3.5 Data guru dan karyawan di SMP N 2 Suruh ................................ 65TABEL 3.6 Jumlah siswa tahun ajaran 2016/2017 .......................................... 67TABEL 3.7 Data nama Responden .................................................................. 67TABEL 3.8 Klasifikasi Hasil Angket Keharmonisan Keluarga ...................... 69TABEL 3.9 Klasifikasi Hasil Angket motivasi belajar .................................... 70TABEL 4.1Petunjuk penilaian Angket ............................................................ 73
TABEL 4.2 Skor dari angket keharmonisan keluarga ..................................... 73TABEL 4.3Interval Keharmonisan keluarga ................................................... 74
TABEL 4.4 Skor dan kategori keharmonisan keluarga ................................... 75TABEL 4.5 Prosentase keharmonisan keluarga............................................... 77TABEL 4.6 Petunjuk penilaian angket motivasi belajar .................................. 78TABEL 4.7 Hasil angket motivasi belajar ....................................................... 78TABEL 4.8 Interval motivasi belajar ............................................................... 80TABEL 4.9 Skor dan kategori hasil motivasi belajar ...................................... 80TABEL 4.10 Interval motivasi belajar ............................................................. 82TABEL 4.11 Prosentase motivasi belajar ........................................................ 83TABEL 4.12 Tabel kerja untuk Mencari Koefisien antara KeharmonisanKeluarga dengan Motivasi Belajar Siswa ................................... 84
DAFTAR LAMPIRAN 1.
Surat Tugas Pembimbing Skripsi 2. Lembar Konsultasi Skripsi 3. Surat Permohonan Izin Penelitian 4. Daftar Nama Responden 5. Angket Penelitian 6. Tabel distribusi r product moment 7. Surat Keterangan Penelitian 8. Daftar Nilai SKK 9. Daftar Riwayat Hidup 10.
Dokumentasi Di SMP N 2 Suruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga dipandang sebagai lembaga yang dapat memenuhi
kebutuhan insani (manusiawi), terutama bagi pengembangan kepribadiannya dan pengembangan ras manusia. Melalui perlakuan dan perawatan yang baik dari orang tua, anak dapat memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik-biologis, maupun kebutuhan sosio-psikologisnya.
Apabila anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, maka ia cenderung berkembang menjadi pribadi yang sehat (Yusuf, 2008:27).
Pandangan semacam ini akan mempunyai dampak positif bagi penghayatan hidup berkeluarga. Seluruh anggota keluarga tidak hanya dipandang sebagai partner hidup. Namun, keluarga juga diberi amanat dari Allah Swt yang harus dijaga. Penjagaannya tentu harus sesuai dengan kaidah yang telah diberikan dari sang pemberi amanat tersebut.
Anak adalah amanah Allah Swt yang dititipkan kepada orang tua. Sebagai amanah, kehadiran anak ditengah keluarga harus disyukuri. Salah satu cara mensyukuri anak adalah orang tua mendidiknya dengan baik agar menjadi genersi yang berkualitas (Mustaqim, 2005: 21). Mendidik anak di dalam keluarga harus didasari dengan kasih sayang. Kasih sayang orang tua akan menjadikan anak merasa nyaman bersama keluarga.
Tujuan pembentukan keluarga adalah meneruskan keturunan atau regenerasi yang berkualitas sesuai tuntunan agama. Oleh karena itu, anak sebagai amanah Allah Swt. harus dapat dilindungi dan dididik menjadi anak yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Pembinaan agama bagi anak adalah menjadi tanggung jawab mendasar bagi orang tua. Faktor yang menentukan terbelenggunya proses pendidikan dalam keluarga, manakala kehidupan dan suasana anggota keluarga senantiasa harmonis terutama antara ayah dan ibu tidak mengalami konflik.
Salah satu fungsi dan tanggung jawab orang tua yang mendasar terhadap anak adalah memperhatikan pendidikannya dengan serius.
Memperhatikan pendidikan anak, bukan hanya sebatas memenuhi pelengkapan belajar anak atau biaya yang dibutuhkan. Melainkan yang terpenting adalah memberikan bimbingan dan pengarahan serta motivasi kepada anak, agar anak berprestasi dalam belajar. Oleh karena itu, kedua orang tua bertanggungjawab dalam memperhatikan pendidikan anak, baik perlengkapan kebutuhan sekolah atau belajar maupun dalam kegiatan belajar anak. Perceraian orang tua ini diperkirakan mempengaruhi prestasi belajar anak, baik dalam bidang studi agama maupun dalam bidang yang lain. Anak yang orang tuanya bercerai lebih rendah nilainya dibandingkan nilai anak sebelum orang tuanya bercerai (Jamaludin, 2011:58).
Perhatian terhadap pendidikan anak yang orang tuanya mengalami perceraian dikhawatirkan kurang dapat memberikan perhatian yang sesungguhnya terhadap pendidikan anak, apalagi ayah dan anak sudah tinggal berjauhan dan ayah sudah beristri, maka sedikit banyaknya akan mengurangi perhatian ayah terhadap pendidikan anak. Orang tua juga turut bertanggungjawab dalam pembiayaan pendidikan anak. Frekuensi pertemuan antara anak dan ayah juga tergolong baik, maka hal demikian akan mendukung prestasi belajar anak. Sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan Imam Tirmidzi dapat menguatkan pendapat di atas.
ِوِن اَسِّجَمُي ْوَأ ِوِناَزِّصَنُي ْوَأ ِوِناد ِّىَهُي ُهاَىَبَأَف ِةَزْطِفْلا ًَلَع ُدَل ْىُي ٍدْىُل ْىَم ُّلُك
) يذم زتل ا هاور( Anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah (kecencerunganuntuk percaya kepada Allah), maka orang tuanyalah yang menjadikan
anak tersebut Yahudi, Nasrani, ataun Majusi, (HR. Imam Tirmidzi)Pola pendidikan berbasis keteladanan dalam keluarga sangat menentukan kepribadian anak pada masa depan, semakin banyak keteladanan yang diberikan oleh keluarga kepada anak, semakin kuat pengaruh hal-hal positif terhadap pembentukan kepribadiannya (Mustaqim, 2005:32).
Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan yang terlepas dari faktor lain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tak kalah pentingnya (Djamarah, 2011:152). Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang itu dalam pembahasan ini disebut motivasi. Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tiak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya (Djamarah, 2011:152).
Keluarga merupakan hal yang lebih penting dalam hidup ini, karena di sinilah dasar kepribadian anak dibentuk. Menurut transaksi yang berlaku di dalam keluarga, anak-anak membentuk gagasan-gagasan (pikiran) tentang kehidupan bagi dirinya sendiri untuk berhubungan dengan orang lain, suatu cita-cita yang akan membentuk prinsip-prinsip yang menuntun dalam hidup seorang anak di sepanjang hayat. Jika situasi kehidupan keluarga dapat mengembangkan iklim yang membuka kesempatan kepada anak untuk memperoleh perasaan ikut memiliki, maka sikap tidak mampu menyesuaikan diri dan penyakit jiwa tak akan terjadi dalam diri anak.
Perlakuan orang tua yang penuh kasih sayang dalam pendidikan nilai-nilai kehidupan, baik nilai agama maupun nilai sosial budaya. Kasih sayang orang tua yang diberikan kepada anak merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapan anak menjadi pribadi dan warga masyarakat yang sehat dan produktif. Kasih sayang orang tua sangat mempengaruhi mental dan kepribadian anak.
Seorang anak akan memiliki kepribadian kurang baik apabila di dalam keluarga kurang harmonis. Kehidupan keluarga sering terjadi suatu permasalahan dan orang tua kurang dapat mengendalikan emosionalnya dan mementingkan keegoisannya masing-masing, sehingga masalah orang tua akan menjadi besar dan memicu konflik yang berkepanjangan dan pada akhirnya orang tua becerai. Perceraian tersebut akan membuat kepribadian anak menjadi terganggu. Pada akhirnya anak akan menjadi korban dari orang tuannya dan mereka bingung akan ikut dengan siapa.
Kasih sayang dari keluarga juga berkurang sehingga anak tidak bisa merasakan kehangatan kasih sayang dalam sebuah keluarga. Kondisi sebaliknya ada keluarga yang harmonis akan berdampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Lebih khusus lagi bagi pendidikan anak. Sebuah keluarga yang harmonis akan menciptakan suatu hubungan yang anggota keluarganya saling menghormati, menghargai, tentunya orang tua memberikan perhatian terhadap anak. Bukan hanya perhatian dalam hal kasih sayang tetapi juga memperhatikan pendidikan anak.
Perhatian orang tua akan membuat anak termotivasi dalam aktivitas belajar.
Aminah (2010:53) memberikan teori antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa, bahwa dalam sebuah keluarga tercipta suatu hubungan yang harmonis maka akan tercipta motivasi yang tinggi dari seorang anak. Hal ini berlaku sebaliknya apabila dalam keluarga tersebut tidak tercipta suatu keharmonisan maka motivasi anak akan rendah. Hubungan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar anak memiliki pengaruh yang positif bagi pendidikan anak.
Keharmonisan keluarga yaitu keluarga yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan, memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu pengetahuan dan memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan mampu memenuhi dasar keluarga (Basri, 1996:111).
Motivasi merupakan dorongan individu untuk melakukan sesuatu seperti yang diinginkan, atau dikehendakinya. Motivasi sebagai gejala psikologi menjadi amat penting dalam pengembangan dan pembinaan potensi individu. Potensi motivasi ini menjadi satu kekuatan seseorang untuk melakukan sesuai dengan yang diinginkan serta tingkat kekuatannya untuk mencapai keinginannya tersebut (Hasan, 1994:42).
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Tugas seorang Ayah adalah memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya, agar seorang anak menjadi sukses. Apabila keluarga kita menjadi sukses, maka kebutuhan hidup dalam keluarga akan terpenuhi. Orang tua yang mengerti akan kebutuhan anak selalu menyiapkan sarana pendidikan dan juga memberikan motivasi agar anak bersemangat untuk belajar. Tugas orang tua adalah sebagai guru atau pendidik yang utama dan pertama di dalam rumah tangga dalam menumbuhkan dan mengembangkan kekuatan mental dan fisik anak. Dengan demikian, keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama.
Hubungan keluarga yang sehat dan bahagia menimbulkan dorongan berprestasi, sedangkan hubungan yang tidak sehat dan tidak bahagia menimbulkan ketegangan emosional yang biasanya memberi efek yang buruk pada kemampuan berkonsentrasi dan kemampuan berprestasi.
Lingkungan keluarga yang harmonis, kondusif, bahagia, menyenangkan dapat memotivasi anak untuk belajar dan menimbulkan dorongan berprestasi pada siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan observasi awal bahwa dalam sebuah keluarga yang harmonis anak tersebut memiliki motivasi belajar yang tinggi, dan sebaliknya dalam keluarga yang kurang harmonis, anak dalam keluarga tersebut memiliki motivasi yang rendah. Ada sebuah keluarga yang memiliki keharmonisan tinggi tetapi anak tersebut memiliki motivasi belajar yang rendah. Begitu juga sebaliknya, keluarga yang kurang harmonis tetapi motivasi anak dalam sebuah keluarga tersebut sangat tinggi.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 2 SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016”. Apabila penelitian ini tidak segera dilakukan dimungkinkan dapat merugikan banyak pihak termasuk bagi siswa sendiri, sebaliknya apabila penelitian ini segera dilakukan akan memberi manfaat yang besar bagi orang tua dan siswa.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah variasi keharmonisan keluarga pada orang tua siswa kelas IX di SMP N 2 SURUH Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2016? 2. Bagaimanakah variasi motivasi belajar siswa kelas IX SMP N 2
SURUH Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2016? 3. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa kelas IX SMP N 2 SURUH
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2016? C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui tentang: 1. Variasi keharmonisan keluarga orangtua siswa kelas IX SMP N 2
SURUH Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2016 2. Variasi motivasi belajar siswa kelas IX SMP N 2 SURUH Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang tahun 2016 3. Hubungan yang positif dan signifikan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa kelas IX SMP N 2 SURUH Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang tahun 2016.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau ditegaskan, atau diuji kebenarannya (Arikunto, 1998:20). Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif dan signifikan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa kelas IX SMP N 2 SURUH Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2016.
E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat teoritis atau manfaat praktis, yaitu :
1. Manfaat Teoretis a.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
b.
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah dunia pustaka tentang keharmonisan keluarga dan motivasi belajar.
c.
Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.
2. Manfaat Praktis a.
Memberikan masukan kepada orang tua siswa agar dapat menciptakan kehamonisan keluarga yang dapat menimbulkan dan meningkatkan motivasi belajar anak.
b.
Untuk memberika masukan kepada guru untuk dapat ikut membangunmemotivasi belajar siswa sehingga akan akan tercapai prestasi belajar yang optimal.
F. Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independent (variabel bebas) yaitu keharmonisan keluarga (X).Variabel dependent (variabel terikat) yaitu motivasi belajar siswa (Y).
Definisi operasional dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Keharmonisan Keluarga
Basri (1996:111) memberikan teori tentang kehamonisan keluarga, yaitu keluarga yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan, memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu pengetahuan dan memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan mampu memenuhi dasar keluarga.
Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal bersama, dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga mempengaruhi, memperhatikan, menyerah diri, melengkapi dan menyempurnakan dan itu terkandung peran dan fungsi orang tua dalam keluarga (Shahib, 1998:17-18). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:536) memberikan definisi bahwa keluarga yaitu ibu dan bapak beserta anak-anaknya seisi rumah.
Berdasarkan uraian di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa keharmonisan keluarga adalah keserasian atau keselarasan keluarga yang terdiri dari ibu, bapak, beserta anak-anaknya yang terbentuk dalam ikatan perkawinan dan hidup dalam tempat tinggal bersama, yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan, memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu pengetahuan dan memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan masing- masing anggota keluarga merasakan adanya ikatan batin, sehingga mempengaruhi, memperhatikan, menyerah diri, melengkapi dan menyempurnakan serta mampu memenuhi dasar keluarga.
Indikator-indikator variabel keharmonisan keluarga, yaitu: a. Anggota keluarga tidak terjadi saling berselisih termasuk juga dengan masyarakat (rukun).
b.
Anggota keluarga saling membantu, memiliki waktu yang cukup untuk keluarga dan masyarakat.
c.
Anggota keluarga menaati peraturan yang ada. d.
Anggota keluarga memberikan maaf kepada orang lain, saling tolong menolong orang lain dalam kebaikan tanpa mengharapkan imbalan; e. Anggota keluarga taat beribadah, berbakti kepada kedua orang tua; f. Memanfaatkan waktu luang dan mencintai ilmu pengetahuan; g.
Memberikan perhatian antar anggota keluarga dan saling menyempurnakan.
2. Motivasi Belajar
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai suatu tujuan (Djamarah, 2011:148). Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (Djaali, 2012:101).
Purwanto (1989:84) mendefiniskan belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Djamarah (2011:13) memberikan teori tentang belajar, bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Motivasi merupakan dorongan individu untuk melakukan sesuatu seperti yang diinginkan, atau dikehendakinya. Motivasi sebagai gejala psikologi menjadi amat penting dalam pengembangan dan pembinaan potensi individu (Hasan, 1994:42).
Potensi motivasi ini menjadi satu kekuatan seseorang untuk melakukan sesuai dengan yang diinginkan serta tingkat kekuatannya untuk mencapai keinginannya tersebut. Mc Donald memberikan memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai suatu perubahan di dalam diri pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan (Soemanto, 1990:189).
Berdasarkan dari beberapa teori tersebut, peneliti mengambil kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah kondisi psikologis seseorang atau keinginan seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu baik secara sadar maupun tidak sadar untuk memperoleh perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, daya ingat, daya mengenal, nilai sikap dan tingkah laku ke arah yang lebih baik karena adanya hasrat atau keinginan untuk berhasil, dorongan kebutuhan belajar, dan memiliki harapan untuk cita-citanya, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat serta tidak mudah menyerah untuk mencapai tujuan. Indikator-indikator dalam variabel motivasi belajar adalah sebagai berikut : a.
Berusaha dengan sungguh-sungguh; b. Menunjukkan minat dan kemauan atau keinginan seseorang untuk memperoleh sesuatu; c.
Memiliki semangat dan tidak mudah melepaskan sesuatu yang ingin dicapainya.
G. Metode Penelitian 1.
Populasi dan Sampel a.
Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki sumber karakter tertentu dan sama (Sukandarrumidi, 2004:47). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP N 2 SURUH kelas IX yang berjumlah 175 siswa.
b.
Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifa-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data
(Sukandarrumidi, 2004:50).
Arikunto (1989:120) memberikan teori tentang teknik pengambilan sampel, apabila subyek kurang dari 100, maka sampel yang digunakan adalah seluruh jumlah populasi yang ada. Akan tetapi, apabila populasiya besar lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10-15% atau 20-25%. Penelitian ini peneliti mengambil sampel 25% dari jumlah populasi. Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 siswa.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penetian ini yaitu dengan menggunakan metode angket (kuesioner) dan metode dokumentasi.
a.
Metode Angket (kuesioner) Kuesioner disebut pula sebagai angket. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden unuk diisi (Sukandarrumidi, 2004:78). Metode ini peneliti gunakan untuk mencari data tentang keharmonisan keluarga dan motivasi belajar siswa.
Metode angket secara garis besar ada dua cara pengguanaan sebagai teknik pengumpulan data, yaitu (1) disebarkan yang kemudian diisi oleh responden dan (2) digunakan sebagai pedoman wawancara dengan responden. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara diantar sendiri oleh peneliti. Metode angket dalam
penelitian ini yaitu peneliti memberikan langsung kepada responden untuk langsung diisi.
Arikunto (2010:268) memberikan teori tentang prosedur yang harus dilalui sebelum penyusunan kuesioner, yaitu:
a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
b) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesionare.
c) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yng lebih spesifik dan tunggal.
d) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.
b.
Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Pelaksanakan dalam metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat dan catatan harian (Arikunto,1998:149). Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data mengenai Sekolah SMP N SURUH Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang tahun 2016.
3. Analisis Data
Analisis data dua variable, yaitu: (1) Variabel x, yaitu variabel keharmonisan keluarga dan (2) Variabel y, yaitu variabel motivasi belajar anak. Adapun teknis analisa datanya sebagai berikut: a.
Analisis Pendahuluan Tahap ini diadakan perhitungan awal dari data yang diperoleh dari hasil angket tentang keharmonisan keluarga dan motivasi belajar siswa. Analisis penelitian menurut Arikunto (2010:134) menggunakan rumus sebagai berikut :
P =
X 100 Keterangan :
P : Prosentase F : Jumlah Objek N : Frekuensi b. Analisa UJi Hipotesis
Untuk mengetahui hubungan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan rumus prouct moment. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yang terbagi dalam kategori meliputi variabel dependent atau variabel terikat yaitu keharmonisan keluarga (X) dan variabel independent atau variabel bebas (Y).
Adapun rumus product moment berdasarkan Sudijono (2010:206), yaitu:
( )( ) ( ) ( )
√( )( )
Keterangan : Rxy : koefisien variabel x dan variabel y X : variabel pengaruh Y : variabel terpengaruh
XY : perkalian antar varibel x dan variabel y N : jumlah sampel : sigma (jumlah) H.
Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini, terdiri dari lima bab yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN memuat tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA memuat tentang keharmonisan keluargadan
motivasi belajar. Keharmonisan keluarga meliputi tentang definisi, faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga, dan tinjauan tentang definisi motivasi belajar.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN memuat tentang laporan
hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian. Bagian pertama berisi tentang gambaran umum lokasi, sbjek/objek pnelitian. Bagian kedua berisi tentang karakteristik tiap-tiap variabel berupa skor atau nilai yang diperoleh melalui instrument penelitian.
BAB IV ANALISIS DATA memuat analisis diskriptif dan uji hipotesis. BAB V PENUTUP memuat tentang kesimpulan dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keharmonisan Keluarga 1. Definisi Keharmonisan Keluarga Keluarga merupakan lambang terkecil dalam masyarakat, yang
dapat menentukan derajat kesejahteraan masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat sangat tergantung kepada kesejahteraan keluarga. Demikian pula kesejahteraan perorangan sangat dipengaruhi oleh kesejahteraan hidup keluarganya. Keluarga terbentuk melalui sebuah perkawinan yang akan menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. Keluarga yang harmonis dapat menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat, karena perkawinan sangat dianjurkan oleh islam bagi yang telah mempunyai kemampuan (Ghazaly, 2006:13).
Keluarga sebagai sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal bersama, dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga mempengaruhi, memperhatikan, menyerah diri, melengkapi dan menyempurnakan dan itu terkandung peran dan fungsi orang tua dalam keluarga (Shahib, 1998:17-18). bahwa keluarga yaitu ibu dan bapak beserta anak-anaknya seisi rumah. Berdasarkan definisi tersebut, keluarga berarti sekumpulan orang yang terdiri dari ibu, bapak, beserta anak-anaknya yang terbentuk dalam ikatan perkawinan dan hidup dalam tempat tinggal bersama, dan masing- masing anggota keluarga merasakan adanya pertautan batin, sehingga mempengaruhi, memperhatikan, menyerah diri, melengkapi dan menyempurnakan (KBBI, 2007:536).
Keluarga yang baik menurut Islam sangat menunjang untuk menuju kepada kesejahteraan, termasuk dalam mencari rezeki.
Seseorang berkeluarga dapat mempunyai anak dan dari anak yang shaleh diharapkan mendapatkan amal tambahan di samping amal-amal jariyah yang lain (Ghazaly, 2006:16). Setiap keluarga sudah pasti menginginkan anak yang shaleh, karena anak shaleh akan melakukan hal yang baik dan positif dan tentunya akan menjadikan amal tambahan ketika diakhirat. Ghazaly (2006:18) memberikan teori bahwa bagi orang yang telah mempunyai kemauan dan kemampuan untuk kawin dan dikhawatirkan akan tergelincir pada perbuatan zina. Seandainya orang tersebut tidak kawin maka hukum melakukan perkawinan bagi orang tersebut adalah wajib. Hal ini didasarkan pada pemikiran hukum bahwa setiap muslim wajib menjaga diri untuk tidak berbuat yang terlarang. Penjagaan diri harus dengan melakukan perkawinan, sedang menjaga diri itu wajib, maka hukum melakukan perkawinan itu wajib. Orang yang tidak mempunyai keinginan dan tidak mempunyai kemampuan serta tanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam rumah tangga, sehingga apabila melangsungkan perkawinan akan terlantar dirinya dan istrinya, maka hukum melakukan perkawinan bagi orang tersebut adalah haram.
Perkawinan adalah suatu ikatan kehidupan bersama antara pria dan wanita yang dihalalkan Allah Swt. untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan serta anak keturunan yang shalih dan shalehah. Begitu juga perkawinan adalah hal yang naluriyah dan ibadah, sebagai cermin pergaulan manusia dan melaksanakan perintah- Nya (Basri, 2004:130). Suami istri yang menjadi aktor utama suatu perkawinan seharusnya memiliki kesadaran akan tanggung jawab dan kewajiban-kewajibannya dalam menggapai hikmah dan tujuan yang luhur. Kedua pasangan suami istri bukan saja diletakkan atas dasar dorongan seksual yang menggebu-gebu dan perasaan cinta yang buta.
Akan tetapi didasari pemikiran dan persiapan yang masak serta kedewasaan yang sesungguhnya.
Kesadaran yang terpokok untuk membina dan melestarikan perkawinan, bukan hanya terletak di bahu warga yang sedang berlayar terutama adalah di puncak kedua pemimpin bahtera kehidupan tersebut, yakni suami dan istri yang bertanggungjawab akan kelestariannya. Suami atau istri yang memiliki sifat-sifat kepribadian yang tidak simpatik dan tetap mengembangkan dalam kehidupan keluarga mudah menimbulkan kebosanan bagi orang lain. Basri (2004:76) memberikan teori bahwa faktor kedewasaan yang mencangkup fisik, mental dan sosial perlu mendapatkan perhatian seseorang sebelum melangsungkan perkawinan. Sebab, dalam perkawinan mereka diharapkan berkemampuan dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan demi persoalan secara baik. Kedewasaan akan memberikan daya guna dan perwujudannya cukup dalam hal pertanggungan jawab dan kemasakan akal pikiran. Oleh karena itu, suami istri yang telah dewasa diharapkan mampu bertindak dan dapat berhati-hati serta mempertimbangkan manfaat dan mudharat dari suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukannya.
Kehidupan berkeluarga yang di dalamnya akan dijumpai bermacam-macam persoalan ringan atau berat. Semua masalah memerlukan kedewasaan seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan. Selain itu diperlukan keluasan ilmu pengetahuan, pengalaman, sifat tekun dan tabah serta sabar dalam menghadapinya. Betapa banyak perkawinan yang telah gagal disebabkan cara pengambilan keputusan yang mentah dan terkesan amat tergesa-gesa dan akan mendatangkan penyesalan di kemudian hari (Basri, 2004:78).
Keluarga akan terhimpun dari beberapa anggotanya yang terdiri dari pria dan wanita dalam usia yang berbeda-beda. Perbedaan- perbedaan ini akan menyebabkan adanya perbedaan dalam pemikiran, keinginan, kebiasaan dan tingkah laku. Kemampuan menghadapi setiap perbedaan sehingga tidak menggoyahkan taraf kerukunan dan ketenangan hidup dalam keluarga yang hanya mungkin dilakukan oleh seseorang yang telah dewasa dalam arti yang sesungguhnya.