HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA KELAS VII SMP ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA TAHUN 20152016 SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA

DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA KELAS VII

SMP ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA TAHUN 2015/2016

SKRIPSI

  

Diajukan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

DEWI LAILATUS SARIFATUL I‟ZAH

  

NIM 11112017

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

  : Dewi Lailatus Sarifatul I‟zah NIM : 111-12-017 Jurusan : S1- Pendidikan Agama Islam Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 30 Juni 2016 Yang Menyatakan, Dewi Lailatus. S.I

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

SELALU BERPIKIR BESAR, DAN BERTINDAK MULAI

  SEKARANG

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  • Kedua orang tuaku Bp.Nurminto dan Ibu Endang Isnoriati tersayang yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus bagi putra-putrinya.
  • Adikku tercinta (dik Rani) terima kasih atas dorongan dan motivasinya.
  • Sahabat-sahabatku yang selama ini memberikan support dan mengajariku dalam kelancaran penyelesaian skripsi ini.
  • Kepada Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag selaku pembimbing dan sekaligus motivator serta pengarah sampai terselesainya penulisan skripsi ini.

KATA PENGANTAR

  

ميحرلا نمحرلا للها مسب

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Hidayah-Nya. Sholawat serta salam penulis sanjungkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW. Sehingga penyusunan skripsi yang mengam bil judul “Hubungan Pola

  

Asuh Orang Tua Dengan Perkembangan Perilaku Keberagamaan Siswa Kelas VII SMP

Islam Sudirman Ambarawa Tahun 2015/2016

  ” dapat diselesaikan. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan dari berbagai pihak, baik berupa material maupun spiritual. Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

  2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

  4. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  5. Bapak Drs. A.Bahrudin, M.Ag selaku dosen pembimbing akademik

  6. Bapak / Ibu dosen beserta karyawan IAIN Salatiga

  7. Kepala Sekolah SMP Islam Sudirman Ambarawa beserta karyawan yang telah membantu memberikan informasi dan data penelitian

  8. Bapak dan Ibu tercinta

  9. Dan seluruh teman yang membantu dalam penulisan skripsi ini

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

  Salatiga, 29 Juni 2016 Penulis

  

ABSTRAK

  Lailatus S.I, Dewi. 2016. 11112017. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan

  Perilaku Keberagamaan Siswa Kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

  Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag.

  Kata kunci: pola asuh orang tua dan perkembangan perilaku keberagamaan.

  Penelitian ini upaya untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan perilaku keberagamaan siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana pola asuh orang tua siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa? (2) bagaimana perkembangan perilaku keberagamaan siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa? (3) Adakah hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan perilaku keberagamaan siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis data. Adapun populasinya adalah 184 siswa kelas VII, maka sampel yang digunakan adalah 47 siswa sebagai responden.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pola asuh orang tua siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa tergolong pola asuh demokratis (72,34% sebanyak 34 siswa) sedangakan perkembangan perilaku keberagamaan siswa tergolong cukup (70% sebanyak 33 siswa). Tidak ada korelasi atau terdapat hubungan negatif antara pola asuh orang tua dengan perkembangan perilaku keberagamaan siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2015/2016, dibuktikan dengan hasil korelasi product moment yaitu r hitung sebesar 0,122 lebih kecil dari koefisien korelasi (r tabel) taraf 5% yaitu 0,288.

  Tidak adanya korelasi ini diperkirakan ada beberapa hal yang menyebabkan tidak seimbangnya antara pola asuh orang tua dengan perkembangan perilaku keberagamaan siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2015/2016.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii PENGESAHAN ............................................................................................ iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v KATA PENGANTAR ................................................................................. vi ABSTRAK .................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah..........................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................

  4 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................

  5 D. Hipotesis Penelitian ................................................................................

  5 E. Kegunaan Penelitian ...............................................................................

  6 F. Definisi Operasional ...............................................................................

  7

  G. Metode Penelitian ...................................................................................

  14 H. Sistematika Penulisan ............................................................................

  19 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................

  21 A. Pola Asuh Orang Tua ..............................................................................

  21 1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua ......................................................

  21 2. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua dalam Keluarga....................

  23 3. Model Pola Asuh Anak dalam Perspektif Islam ...............................

  25 4. Faktor Pendukung Terlaksananya Pola Asuh ...................................

  27 B. Perkembangan Perilaku Keberagamaan..................................................

  29 1. Pengertian Perkembangan Perilaku Keberagamaan .........................

  29 2. Dimensi Keberagamaan ....................................................................

  33 3. Perilaku Keberagamaan Usia SLTP ..................................................

  35 C. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Perilaku Keberagamaan .........................................................................................

  39 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN ...............................................

  41 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................

  41 1. Letak Geografis SMP Islam Sudirman Ambarawa ...........................

  41 2. Sejarah Berdirinya SMP Islam Sudirman Ambarawa ......................

  42 3. Keberadaan Sekolah ..........................................................................

  43 4. Status Sekolah ..................................................................................

  44 5. Nama-nama Kepala Sekolah dan Masa Bakti ...................................

  46 6. Identitas Sekolah ...............................................................................

  46

  7. Visi dan Misi SMP Islam Sudirman Ambarawa ...............................

  48 8. Kegiatan Ekstrakurikuler SMP Islam Sudirman Ambarawa ............

  49 9. Prestasi Akademik Siswa ..................................................................

  50 10. Kondisi Guru dan Karyawan.............................................................

  51 11. Kondisi Sarana Prasarana (Ruang) ...................................................

  52 B. Laporan Hasil Angket .............................................................................

  53 1. Hasil Angket Data Pola Asuh Orang Tua ........................................

  56 2. Hasil Angket Data Perkembangan Perilaku Keberagamaan ............

  59 BAB IV ANALISIS DATA ..........................................................................

  62 A. Analisis Data Pertama .............................................................................

  62 B. Analisis Data Kedua ...............................................................................

  72 C. Analisis Data Ketiga ...............................................................................

  81 D. Interpretasi Data ......................................................................................

  89 BAB V PENUTUP .......................................................................................

  91 A. Kesimpulan .............................................................................................

  91 B. Saran-saran ..............................................................................................

  92 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

  95 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................

  98

  

DAFTAR TABEL

  TABEL I : Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler TABEL II : Prestasi Akademik Siswa TABEL III : Kondisi Guru dan Karyawan TABEL IV : Kondisi Sarana Prasarana (Ruang) TABEL V : Data Nama Responden TABEL VI : Jawaban Angket Pola Asuh Orang Tua TABEL VII : Jawaban Angket Perkembangan Perilaku Keberagamaan TABEL VIII : Pola Asuh Orang Tua TABEL IX : Prosentase Macam-macam Pola Asuh Orang Tua TABEL X : Jawaban Pola Asuh Orang Tua TABEL XI : Perkembangan Perilaku Keberagamaan TABEL XII : Prosentase Perkembangan Perilaku Keberagamaan TABEL XIII : Jawaban Angket Perkembangan Perilaku Keberagamaan TABEL XIV : Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Perilaku

  Keberagamaan TABEL XV : Tabel Product Moment Koefisien Korelasi Hubungan Pola Asuh

  Orang Tua dengan Perkembangan Perilaku Keberagamaan

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I : Daftar Riwayat Hidup Lampiran II : Surat Ijin Penelitian Lampiran III : Angket Lampiran IV : Lembar Konsultasi Lampiran V : Daftar Nilai SKK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baumrind sebagaimana dikutip oleh Muallifah dalam

  bukunya Psycho Islamic Smart Parenting (2009:42), pola asuh pada prinsipnya merupakan parental control, yakni bagaimana orang tua mengontrol, membimbing, dan mendampingi anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya menuju pada proses pendewasaan. Sedangkan, Kohn (Muallifah, 2009:42) mengatakan bahwa pola asuh merupakan cara orang tua berinteraksi dengan anak yang meliputi pemberian aturan, hadiah, hukuman, pemberian perhatian, serta tanggapan orang tua terhadap setiap perilaku anak. Nevenid dkk (Muallifah, 2009:43) menyatakan bahwa pola asuh yang ideal adalah bagaimana orang tua bisa mempunyai sifat empati terhadap semua kondisi anak dan mencintai anaknya dengan setulus hati. (Muallifah, 2009: 42-43)

  Sedangkan, Karen (Muallifah, 2009:43) menyatakan bahwa kualitas pola asuh yang baik adalah kemampuan orang tua untuk memonitor segala aktivitas anak, sehingga ketika anak dalam keadaan terpuruk, orang tua mampu memberikan dukungan dan memperlakukan anak dengan baik sesuai dengan kondisi anaknya. Definisi tersebut hampir sama dengan apa yang dikemukakan oleh Hauser (Muallifah, 2009:43) yang mengatakan bahwa pengasuhan orang tua yang bersifat interaktif antara orang tua dan remaja dengan menawarkan konsep pengasuhan, mendorong, menghambat, dan membiarkan. Menurut Theresia Indira Shanti, Psi.M.Si (Muallifah, 2009:43) pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak. Lebih jelasnya, yaitu bagaimana sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak. Termasuk caranya menerapkan aturan, mengajarkan nilai atau norma, memberikan perhatian dan kasih sayang, serta menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, sehingga dijadikan contoh atau panutan bagi anaknya.

  (Muallifah, 2009: 43). Pola asuh adalah merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak-anaknya (Mansur, 2005:350)

  Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas, maka dapat dipahami bahwasannya pola asuh orang tua merupakan faktor determinan dalam membentuk karakter dan mengembangkan perilaku anak. Orang tua harus mampu menerapkan pendidikan yang bisa membuat anak mempunyai prinsip untuk menjalankan hidupnya dengan positif, menjalankan ajaran Islam dengan benar, sehingga mampu membentuk mereka menjadi anak yang mempunyai akhlaqul karimah, dan menunjukkan kepada mereka hal-hal yang bermanfaat. Dalam syari‟at Islam sudah diajarkan bahwa mendidik dan membimbing anak merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim karena anak merupakan amanat yang harus dipertanggung jawabkan oleh orang tua.

  Pernyataan tersebut berangkat dari hadits Rasulullah Shalallahu „alaihi wassalam:

  ْوَأ ِوِناَرِّصَنُي ْوَأ ِوِنَدِّىَهُي ُهاَىَبَأَف ِةَرْطِفْلا ىَلَع ُذَلْىُي َّلاِإ ٍدْىُلْىَم ْنِم اَم )يراخبلا هاور( ِوِناَسِّجَمُي Artinya: “Setiap bayi tidaklah dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah (suci). Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya

  Yahudi, Nasrani, atau Majusi (H.R. Bukhari)”. Hadits tersebut mengandung makna bahwa kesuksesan atau masa depan seorang anak adalah tergantung bagaimana orang tua mendidik dan membimbingnya. Termasuk dalam mengembangkan perilaku keberagamaan seorang anak juga tergantung pada pola asuh orang tua.

  Keberagamaan berasal dari kata agama. Agama menurut Hadijah Salim adalah peraturan Allah SWT yang diturunkanNya kepada Rasul- rasulNya yang telah lalu, yang berisi suruhan, larangan, dan sebagainya yang wajib ditaati oleh umat manusia dan menjadi pedoman serta pegangan hidup agar selamat dunia akhirat (Mudjahid Abdul, 1996:4). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan agama adalah suatu peraturan hidup yang lengkap dengan segala aspeknya bersumber dari Tuhan untuk ditaati oleh manusia.

  Perilaku keberagamaan adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh seseorang berkaitan dengan kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu (Sandi Utomo, 2012: 34). Perilaku keberagamaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang berkaitan dengan ajaran agama baik berwujud hablumminallah dan hablumminannas. Keterkaitan pengasuhan orang tua dengan perilaku keberagamaan seorang anak, dimana dalam penelitian ini study kasusnya terhadap siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa tahun 2015/2016 merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui seberapa pentingnya pengasuhan orang tua terhadap perilaku keberagamaan seorang anak.

  Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti secara mendalam tentang:

  “HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA KELAS VII SMP ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA TAHUN 2015/2016”.

  B. Rumusan Masalah

  Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah pengasuhan orang tua siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa Tahun 2015/2016?

  2. Bagaimanakah perilaku keberagamaan siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa Tahun 2015/2016?

  3. Adakah hubungan antara pengasuhan orang tua dengan perilaku keberagamaan siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa Tahun 2015/2016?

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan:

  1. Untuk mengetahui pengasuhan orang tua siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa Tahun 2015/2016.

  2. Untuk mengetahui perilaku keberagamaan siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa Tahun 2015/2016.

  3. Untuk mengetahui hubungan antara pengasuhan orang tua dengan perilaku keberagamaan siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa Tahun 2015/2016.

D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang kebenarannya masih perlu dibuktikan melalui kegiatan penelitian di lapangan. (Arikunto, 1998:64). Hipotesis yang diajukan peneliti “ada hubungan positif dan signifikan antara pengasuhan orang tua dengan perilaku keberagamaan siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa Tahun 2015/2016.” Artinya semakin baik pengasuhan orang tua maka semakin baik pula perilaku keberagamaannya.

E. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat, baik dari segi teoritis maupun praktis yang berguna untuk memberikan sumbangan pelaksanaan penelitian.

  1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, menambah bahan bacaan dan sebagai referensi bagi

  Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang terkait dengan pengasuhan orang tua terhadap perilaku keberagamaan.

  2. Manfaat Praktis Penulis mengharapkan bahwa penelitian dapat memberikan wawasan bagi mahasiswa tentang pengasuhan orang tua terhadap perilaku keberagamaan.

F. Definisi Operasional

  Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul di atas, maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang digunakan antara lain sebagai berikut:

  1. Pengasuhan orang tua Kata asuh mempunyai arti mendidik, mengajar, dan merawat anak dari awal kehadirannya sampai batas waktu tertentu, sesuai posisi anak sebagai makhluk biopsikososiospiritual, tanpa mengharap imbalan. (S. Lestari dan Ngatini, 2010:1-2).

  Pola asuh adalah merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak-anaknya (Mansur, 2005:350). Dimana tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak adalah merupakan tanggung jawab primer atau yang utama, karena anak adalah buah hasil dari kasih sayang yang diikat dalam tali pernikahan antara suami istri dalam suatu keluarga. Keluarga adalah suatu elemen terkecil dalam masyarakat yang merupakan institusi sosial terpenting, dan merupakan unit sosial yang utama, melalui individu-individu inilah disiapkan segala nilai-nilai hidup dan kebudayaan yang harus ditanamkan pada anak.

  Dengan demikian bahwa pola asuh yang dilakukan orang tua sama dengan bagaimana seorang yang memimpin suatu individu maupun kelompok, karena pada dasarnya orang tua juga bisa disebut sebagai pemimpin sebagaimana definisi kepemimpinan yakni: Leadership is the art

  of coordinating and motivating individuals and group to achieve the desired end. Dalam arti bahwa seorang pemimpin atau sebagai orang tua

  dalam membimbing anak-anaknya harus menggunakan seni dalam mengorganisasikan pola asuh dan dalam memotivasi anak-anaknya dalam keluarga untuk mencapai tujuan akhir sesuai dengan tujuan pendidikan Islam itu sendiri yakni mencapai manusia insan kamil. Macam-macam pola asuh orang tua dalam keluarga dibagi menjadi tiga yaitu: pola asuh otoriter, pola asuh yang demokratis, dan pola asuh laisses fire (Mansur, 2005:351).

  Di dalam keluarga orang tualah yang memiliki tanggung jawab untuk menididik anaknya. Selain itu, orang tua juga mempunyai kewajiban untuk menjaga keluarganya agar terhindar dari perbuatan yang menyesatkan baik di dunia maupun di akhirat.

  2. Perilaku Keberagamaan Sebelum dijelaskan arti perilaku keberagamaan, terlebih dahulu perlu diketahui pengertian perilaku. Dalam KBBI (2007:859) perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Perilaku diwujudkan dalam perbuatan.

  Sedangkan keberagamaan berasal dari kata agama. Perkataan agama berasal dari bahasa Sansekerta yang erat hubungannya dengan agama Hindu dan Budha. Akar kata agama adalah gam yang mendapat awalan a dan akhiran a sehingga menjadi a-gam-a. Akar itu kadang-kadang mendapat awalan i dengan akhiran yang sama, sehingga menjadi i-gam-a, kadangkala mendapat awalan u dengan akhiran yang sama sehingga menjadi kata u-gam-a. Bahasa Sansekerta yang menjadi asal perkataan agama, termasuk dalam rumpun bahasa Indo-Jerman, serumpun dengan bahasa Belanda dan Inggris. Dalam bahasa Belanda kita temukan kata-kata

  

ga, gaan dan dalam bahasa Inggris kata go yang artinya sama dengan gam:

  pergi. Namun, setelah mendapat awalan dan akhiran a pengertiannya berubah menjadi jalan. Ketiga kata (agama, igama, dan ugama) kini dipakai dalam tiga bahasa: agama dalam bahasa Indonesia, igama dalam bahasa Jawa, dan ugama dalam bahasa Melayu (Malaysia) dengan pengertian yang sama (Muhammad Daud Ali, 2008:35-36).

  Menurut Sudarsono (1995: 118-119) istilah agama berasal dari bahasa Sansekerta yang tersusun dari a = tidak dan gam = tidak teratur (kocar- kacir) jadi, agama berarti tidak kocar-kacir atau jadi teratur. Secara esensial agama merupakan peraturan-peraturan dari Tuhan Yang Maha Esa berdimensi vertikal dan horizontal yang mampu memberi dorongan terhadap jiwa manusia yang berakal agar berpedoman menurut peraturan Tuhan dengan kehendaknya sendiri, tanpa dipengaruhi untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan kelak di akhirat.

  Keberagamaan menurut Jalaludin (2000:197) adalah suatu keadaan yang ada pada diri seseorang yang mendorong untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. Keberagamaan tersebut konsisten antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur efektif dan perilaku terhadap agama sebagai unsur konatif. Perilaku keberagamaan merujuk pada aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang merefleksikan ke dalam peribadatan kepadaNya baik yang bersifat hablumminallah maupun hablumminannas (Sandi Utomo, 2012:34).

  Menurut Zakiah Daradjat (1995:8-12) dimensi iman (agama) sebagaimana terdapat dalam 6 pokok keimanan (arkanul iman) yaitu: Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat Allah, Iman kepada Kitab Allah, Iman kepada Rasul Allah, Iman kepada Hari Akhir, dan Iman kepada Qodo‟ dan Qadar, serta dalam 5 pokok ajaran Islam (arkanul Islam) yaitu: Dua kalimah syahadat, Shalat, Puasa, Zakat, dan Haji. Sedangakan dimensi akhlak di dalam Al-

  Qur‟an dijelaskan bermacam-macam cara untuk membentuk akhlak manusia seperti: shalat, mengajak orang untuk berbuat baik, mencegah perbuatan mungkar, nasihat yang baik, ajakan kepada keutamaan, kisah-kisah, contoh teladan dan sebagainya (Zakiah Daradjat, 1995:8-12).

  Menurut Glock dan Stark sebagaimana dikutip oleh Asmaun Sahlan (2010:76) perilaku keberagamaan muncul dalam lima dimensi, yaitu dimensi keyakinan, dimensi praktik agama, dimensi pengalaman, dimensi pengetahuan agama, dan dimensi pengamalan. Namun oleh Djamaludin Ancok (1994:80) dimensi-dimensi tersebut dibagi menjadi tiga bagian, di antaranya dimensi keyakinan sama dengan dimensi akidah Islam, dimensi praktik agama disejajarkan dengan syariah, dan dimensi pengamalan disejajarkan dengan akhlak. Adapun indikator keberagamaan menurut Djamaludin Ancok (1994:80) adalah

  a. Dimensi keyakinan atau akidah Islam 1) Beriman kepada Allah.

  2) Beriman kepada Malaikat. 3) Beriman kepada Rasul. 4) Beriman kepada kitab. 5) Beriman kepada surga dan neraka. 6) Beriman kepada qadha‟ dan qadar.

  b. Dimensi praktek agama atau syariah 1) Melaksanakan shalat.

  2) Melaksanakan puasa. 3) Rajin membaca Al- Qur‟an. 4) Rajin berdoa.

  c. Dimensi pengamalan atau akhlak 1) Menolong orang yang membutuhkan.

  2) Bekerja sama. 3) Menjalin hubungan baik dengan siapa saja. 4) Berjuang untuk hidup sukses.

  Dari indikator-indikator di atas, penulis membatasi dengan mengambil indikator milik Djamaludin Ancok pada dimensi praktek agama dan pengamalan atau akhlak. Adapun indikator tersebut adalah

  a. Dimensi praktek agama atau syariah 1) Melaksanakan shalat.

  2) Melaksanakan puasa.

3) Rajin membaca Al- Qur‟an.

  4) Rajin berdoa.

  b. Dimensi pengamalan atau akhlak 1) Menolong orang yang membutuhkan.

  2) Bekerja sama. 3) Menjalin hubungan baik dengan siapa saja. 4) Berjuang untuk hidup sukses.

G. Metode Penelitian

  Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. (KBBI W. J. S. Poerwadarminta: 1982: 362). Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.

  Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif, dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel siswa yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survey untuk menentukan frekuensi dan prosentase tanggapan mereka.

  2. Lokasi dan Waktu Penelitian

  a. Lokasi penelitian adalah lokasi dimana peneliti melakukan penelitian yakni SMP Islam Sudirman Ambarawa Jl. Gatot Subroto Kupang Lor Ambarawa.

  b. Waktu penelitian adalah saat dimana peneliti melakukan penelitian yakni pada bulan Desember 2015 sampai Juni 2016.

  3. Populasi dan Sampel

  a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah 184.

  b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

  Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika jumlah subyeknya lebih dari 100, maka subyek dapat diambil antara 10-15 %, 20-25 % atau lebih (Arikunto, 2006:20). Adapun yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa yang berjumlah 184.

  Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling. Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Cara ini dapat dilakukan bila sifat anggota populasi adalah homogen atau memiliki karakter yang sama (Martono, 2011:76-77). Oleh karena siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2015/2016 berjumlah 184, maka peneliti hanya mengambil 25% dari populasi yaitu 47 siswa yang dilakukan secara acak adalah sebagai berikut: Kelas VII A 36 x 25% = 9 siswa Kelas VII B 36 x 25% = 9 siswa Kelas VII C 36 x 25% = 9 siswa Kelas VII D 38 x 25% = 10 siswa Kelas VII E 38 x 25% = 10 siswa +

  Jumlah = 47 siswa

  4. Metode Pengumpulan Data

  a. Metode Angket Metode angket disebut pula sebagai metode kuesioner atau dalam bahasa Inggris disebut questionnaire (daftar pertanyaan). Metode angket merupakan serangkaian daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan ke petugas atau peniliti (Bungin, 2005:123). Tehnik ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data tentang pengasuhan orang tua terhadap perilaku keberagamaan siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa tahun 2015/2016.

  b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya” (Arikunto, 2006:231). Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang situasi umum SMP Islam Sudirman Ambarawa, data-data siswa dan hal-hal lain yang dibutuhkan oleh peneliti.

  5. Instrument Penelitian Instrument pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatannya tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrument penelitian yang diartikan sebagai alat bantu merupakan saran yang dapat diwujudkan dalam benda (Arikunto, 2005:101). Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa instrument adalah butir-butir pertanyaan yang mengacu pada variabel dan dibuat berdasarkan indikator- indikator dari variabel tersebut. Dalam penenlitian ini yang digunakan adalah angket/kuesioner.

Tabel 1.1 Perumusan Indikator dan Pertanyaan Angket NO Variabel Indikator Angket

  1. Pengasuhan Orang

  1. Orang tua selalu

  1. Bagaimana sikap orang Tua menuntut untuk selalu tua anda jika anda menaati perintahnya. melanggar larangannya?

  2. Apakah orang tua anda selalu meminta anda untuk melakukan apa yang beliau perintahkan?

  2. Sikap orang tua jika

  1. Bagaimana sikap orang berbeda pendapat dan tua anda, ketika anda kepercayaan orang tua memiliki pendapat yang kepada anak dalam berbeda? memilih teman

  2. Apakah orang tua anda bergaul. memberikan kepercayaan anda dalam memilih teman bergaul?

  3. Cara orang tua

  1. Bagaimana cara orang tua memberikan nasihat anda memberikan nasihat dan sikap orang tua ketika anda melakukan ketika anak kesalahan? berprestasi.

  2. Bagaimana sikap orang tua anda melihat keberhasilan prestasi anda?

  4. Sikap orang tua jika

  1. Jika anda mengikuti anak ke luar rumah kegiatan di luar rumah, dan sikap orang tua bagaimana sikap orang dalam membagi tugas tua anda? rumah.

  2. Bagaiamana orang tua anda dalam membagi tugas pekerjaan di rumah?

  5. Sikap orang tua

  1. Bagaimana sikap orang menerapkan disiplin tua anda jika anda hanya dalam beribadah. bermain saja tanpa menyisihkan waktu untuk beribadah/shalat?

  2. Bagaimana sikap orang tua anda menerapkan disiplin dalam melaksanakan shalat?

  2. Perilaku 1. Melaksanakan shalat.

  1. Apakah anda sering keberagamaan shalat tahajud?

  2. Apakah anda pernah shalat berjamaah?

  2. Melaksanakan puasa.

  1. Pada saat bulan Ramadhan, apakah anda selalu menjalankan puasa Ramadhan?

  3. Rajin membaca al-

  1. Dalam kehidupan sehari- hari apakah anda selalu Qur‟an. membaca al-

  Qur‟an? 4. Rajin berdoa.

  1. Setelah shalat, apakah anda juga berdoa?

  5. Menolong orang yang

  1. Apakah anda sering membutuhkan dan bekerja sama. membantu orang tua?

  2. Apakah anda pernah memberi pinjaman uang kepada teman?

  6. Menjalin hubungan baik dengan siapa saja.

  1. Apakah anda selalu mendengarkan nasihat orang tua?

  2. Ketika tetangga anda ada yang sakit, apakah anda menjenguknya?

  7. Berjuang untuk hidup sukses.

  1. Apakah anda termasuk orang yang tidak mudah putus asa?

  6. Metode Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

  Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

  Karena metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, maka teknik analisis data statistik, yang mana metode statistik adalah cara-cara tertentu yang perlu ditempuh dalam rangka mengumpulkan, menyusun, menyajikan, menganalisis, dan memberikan interpretasi terhadap sekumpulan bahan keterangan yang berupa angka agar dapat memberikan pengertian dan makna tersebut.

  Untuk mengetahui pengasuhan orangtua dan perilaku keberagamaan pada siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa tahun 2015/2016 digunakan rumus:

  Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi jawaban responden N = Jumlah banyaknya sampel Adapun teknik analisis data digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara pengasuhan orang tua dengan perilaku keberagamaan siswa kelas VII SMP Islam Sudirman Ambarawa tahun

pelajaran 2015/2016. Dalam hal ini, peneliti menggunakan rumus “product moment”. Rumus Product Moment sebagai berikut:

  ∑ ∑ ∑ } √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑

  Keterangan: Koefisien korelasi antara variabel x dan y

  Jumlah variabel x Jumlah variabel y

  ∑ Jumlah keseluruhan variabel x ∑ Jumlah keseluruhan variabel y Jumlah Populasi

H. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah penulisan laporan penelitian nanti, maka perlu kiranya penulis susun terlebih dahulu sistematika penulisan. Adapun dalam penulisan ini akan terdiri dari lima bab yaitu:

  Bab I Pendahuluan. Pada bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II kajian pustaka meliputi pengasuhan orang tua: pengertian pengasuhan orang tua, macam-macam pola asuh orang tua dalam keluarga, model pola asuh perspektif Islam, faktor pendukung terlaksananya pola asuh, karakteristik pola asuh. Perilaku keberagamaan: pengertian perilaku keberagamaan, dimensi keberagamaan, perilaku keberagamaan usia SLTP. Hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan perilaku keberagamaan.

  Bab III hasil penelitian yang terdiri atas gambaran umum lokasi penelitian: letak geografis SMP Islam Sudirman Ambarawa, sejarah berdirinya SMP Islam Sudirman Ambarawa, visi dan misi SMP Islam Sudirman Ambarawa, kegiatan ekstrakurikuler SMP Islam Sudirman Ambarawa, daftar responden. Penyajian data: rekapitulasi jawaban angket responden pengasuhan orang tua, dan rekapitulasi jawaban angket responden perilaku keberagamaan.

  Bab IV analisis data meliputi, analisis variabel x, analisis variabel y, dan pengujian hipotesis. Bab V penutup, yang meliputi: kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup. BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengasuhan Orang Tua 1. Pengertian Pengasuhan Orang Tua

  Kata asuh mempunyai arti mendidik, mengajar, dan merawat anak dari awal kehadirannya sampai batas waktu tertentu, sesuai posisi anak sebagai makhluk biopsikososiospiritual, tanpa mengharap imbalan. (S. Lestari dan Ngatini, 2010:1-2).

  Pola asuh adalah merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak-anaknya (Mansur, 2005:350). Dimana tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak adalah merupakan tanggung jawab primer atau yang utama, karena anak adalah buah hasil dari kasih sayang yang diikat dalam tali pernikahan antara suami istri dalam suatu keluarga. Keluarga adalah suatu elemen terkecil dalam masyarakat yang merupakan institusi sosial terpenting, dan merupakan unit sosial yang utama, melalui individu-individu inilah disiapkan segala nilai-nilai hidup dan kebudayaan yang harus ditanamkan pada anak.

  Menurut Baumrind sebagaimana dikutip oleh Muallifah dalam bukunya Psycho Islamic Smart Parenting (2009:42), pola asuh pada prinsipnya merupakan parental control, yakni bagaimana orang tua mengontrol, membimbing, dan mendampingi anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya menuju pada proses pendewasaan. Sedangkan, Kohn (Muallifah, 2009:42) mengatakan bahwa pola asuh merupakan cara orang tua berinteraksi dengan anak yang meliputi pemberian aturan, hadiah, hukuman, pemberian perhatian, serta tanggapan orang tua terhadap setiap perilaku anak. (Muallifah, 2009: 42- 43)

  Orang tua adalah orang yang menjadi anutan anaknya. Setiap anak, mula-mula mengagumi ke dua orang tuanya. Semua tingkah orang tuanya ditiru oleh anak itu. Karena itu, peneladanan sangat perlu. Orang tua adalah pendidik utama dan pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya. Disebut pendidik utama, karena besar sekali pengaruhnya. Disebut pendidik pertama, karena merekalah yang pertama mendidik anaknya. Sekolah, pesantren, dan guru agama yang diundang ke rumah adalah institusi pendidikan dan orang yang sekedar membantu orang tua (Ahmad Tafsir, 2002:7-8).

  Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas, maka dapat dipahami bahwasannya pola asuh orang tua merupakan faktor determinan dalam membentuk karakter dan mengembangkan perilaku anak. Orang tua harus mampu menerapkan pendidikan yang bisa membuat anak mempunyai prinsip untuk menjalankan hidupnya dengan positif, menjalankan ajaran Islam dengan benar, sehingga mampu membentuk mereka menjadi anak yang mempunyai akhlaqul karimah, dan menunjukkan kepada mereka hal- hal yang bermanfaat. Dalam syari‟at

  Islam sudah diajarkan bahwa mendidik dan membimbing anak merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim karena anak merupakan amanat yang harus dipertanggung jawabkan oleh orang tua.

2. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua dalam Keluarga

  Menurut Hurlack yang dikutip oleh Chabib Thoha (Mansur, 2005:353-356) macam-macam pola asuh orang tua dalam keluarga ialah:

  a. Pola Asuh Otoriter Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang ditandai dengan cara mengasuh anak-anaknya dengan aturan-aturan ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi. Anak jarang diajak berkomunikasi dan diajak ngobrol, bercerita-cerita, bertukar pikiran dengan orang tua, orang tua malah menganggap bahwa semua sikapnya yang dilakukan itu dianggap sudah benar sehingga tidak perlu anak dimintai pertimbangan atas semua keputusan yang menyangkut permasalahan anak-anaknya.

  b. Pola Asuh yang Demokratis Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang ditandai dengan pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak-anaknya, dan kemudian anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orang tua. Dalam pola asuh seperti ini orang tua memberi sedikit kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang dikehendaki dan apa yang diinginkan yang terbaik bagi dirinya, anak diperhatikan dan didengarkan saat anak berbicara, dan bila berpendapat orang tua memberi kesempatan untuk mendengarkan pendapatnya, dilibatkan dalam pembicaraan terutama yang menyangkut dengan kehidupan anak itu sendiri. c. Pola Asuh Laisses Fire Pola asuh ini adalah pola asuh dengan cara orang tua mendidik anak secara bebas, anak dianggap orang dewasa atau muda, ia diberi kelonggaran seluas-luasnya apa saja yang dikehendaki. Kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah, juga tidak memberikan bimbingan pada anaknya. Semua apa yang dilakukan oleh anak adalah benar dan tidak perlu mendapat teguran, arahan, atau bimbingan (Mansur, 2005:353-356).

3. Model Pola Asuh Anak dalam Perspektif Islam

  Menurut Islam, ada lima model pola asuh yang bisa dijadikan referensi dalam mendidik anak. Keenam model tersebut adalah sebagai berikut:

  a. Metode kisah al- Qur‟an dan nabawi

  Metode kisah al- Qur‟an dan nabawi maksudnya mendidik anak dengan cara menceritakan kisah-kisah teladan yang ada dalam al-

  Qur‟an maupun kisah-kisah yang terjadi pada masa Nabi dan umat Islam generasi awal.

  Contohnya seperti kisah Nabi Ibrahim dan anaknya (Ismail). Nabi Ibrahim mendidik anaknya agar selalu taat kepada Allah swt dan berbakti kepada orang tua. Sebagaimana Nabi Ibrahim juga taat kepada Allah swt dibuktikan dengan ketika Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu dari Allah melalui mimpinya untuk menyembelih anaknya Ismail, dan keesokan harinya Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah tersebut. Sebelum menyembelih Ismail, Nabi Ibrahim menceritakan terlebih dahulu tentang mimpinya tersebut, setelah itu Nabi Ismail menyetujui jika ia harus disembelih oleh Ayahnya sendiri karena Nabi Ismail sangat taat kepada Allah dan berbakti kepada ke dua orang tuanya. Dan ketika penyembelihan itu dilaksanakan, Allah menyelamatkan nyawa Nabi Ismail dengan mengganti seekor domba/kambing.

  Dari kisah tersebut Nabi Ibrahim sebagai Ayah dari Nabi Ismail selalu mendidik anaknya agar taat kepada Allah swt dan berbakti kepada orang tua.

  b. Metode keteladanan Metode keteladanan maksudnya adalah mendidik anak dengan cara memberi teladan yang baik atas perilaku yang ingin anak untuk memilikinya.

  c. Metode praktik dan perbuatan Metode praktik dan perbuatan adalah sebuah metode mendidik anak dengan cara mengajari anak langsung tanpa memberikan teori yang bertele-tele.

  d.

  Metode ibrah dan mau‟izah Metode ibrah dan mau‟izah adalah cara mendidik anak dengan cara mengajari anak mengambil setiap pelajaran, hikmah dari setiap peristiwa yang dialaminya, sehingga dari situ anak bisa meresapi maknanya.

  e. Metode targhib dan tarhib

  Targhib adalah janji pasti yang diberikan untuk menunda sebuah kesenangan, sedangkan tarhib adalah hukuman yang dilakukan karena berkaitan dengan pelanggaran larangan Allah. Jadi metode ini merupakan metode mendidik anak dengan cara memberi tahu anak atas akibat dari perbuatan yang dilakukannya, baik positif maupun negatif (S.Lestari & Ngatini, 2010:9-11).

  Pola asuh dalam konsep Islam memang tidak menjelaskan gaya pola asuh yang terbaik atau yang lebih baik, namun lebih menjelaskan tentang hal-hal yang selayaknya dan seharusnya dilakukan oleh setiap orang tua yang semuanya itu tergantung pada situasi dan kondisi anak.

  Karena semua hal yang dilakukan oleh orang tua pasti berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak (Muallifah, 2009:60).

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA DENGAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH DARUSSALAM BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 111

HUBUNGAN INTENSITAS PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENGHAYATAN KEAGAMAAN SISWA KELAS XII SMK NU UNGARAN TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 101

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 1 84

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KARANGGEDE TAHUN 20142015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 88

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KARANGGEDE TAHUN 20142015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 94

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP ISLAM SUDIRMAN 1 BANCAK KAB.SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 147

PENGARUH PENGHASILAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP ISLAM DHARMA LESTARI PULUTAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 104

IMPLEMENTASI METODE UMMI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA SMP IT IZZATUL ISLAM GETASAN KEBUPATEN SEMARANG TAHUN 20152016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 118

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS VIII SMP SUDIRMAN TINGKIR SALATIGA TAHUN PELAJARAN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 153

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN HUMANIS DI SMP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 132