NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI

SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN

SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

TAMAM SYARIF

  

11110195

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

KEMENTERIAN AGAMA

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelahdikoreksidandiperbaiki, makaskripsisaudara: Nama : Tamam Syarif NIM : 11110195 Fakultas : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM

  TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 Telah kami setujuiuntukdimunaqosahkan.

KEMENTERIAN AGAMA

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Tamam Syarif NIM : 11110195 Fakultas : Tarbiyah Program studi : PAI Menyatakan bahwa skripsi ini yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  

KORELASI ANTARA INTENSITAS SHALAT TAHAJUD

DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SANTRIWAN SANTRIWATI

PONDOK PESANTREN AL HUDA SUSUKAN KABUPATEN

SEMARANG

TAHUN 2015

DISUSUN OLEH

NAMA TAMAM SYARIF

NIM 11110195

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tangal 11 April 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

  MOTTO  

  

  Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang- lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S Al Mujaadilah 58/11, Syamil Al Qur‟an Terjemah, 2007:543).

  

PERSEMBAHAN

  Dengan ketulusan hati dan segenap rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan kepada:

  1. Ibu dan bapak tercinta yang selalu memberikan restu, dukungan baik moril maupun materil;

  2. Saudara-saudaraku (Mas Badarudin, Mak Sri, Mbak Siti Mudhaqiroh, Mas Sugiyanto, Mas Sofwan, Mbak Lichah, Mas Rohmat, Mbak Yani, Mbak Fidah, Mas Yidin, Mbak Tsuaibatul, Mas Dul, Mas Barrul, Mbak iin, Faticha, Nandy, Maghfur, dan segenap ponakanku semua yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, yang telah mendukungku dalam segala hal;

  3. Bapak M Ghufron, M.Ag. yang telah sabar dalam mengarahkan dan memberikan masukan-masukan dalam menyusun skripsi ini;

  4. Teman-teman (Ustadz Safarudin, Agus, Majid, Salis, Nova) yang selalu memberikan semangat dan dorongan;

  5. Teman-teman HIMMATUTTAQWA (Himpunan Muda-Mudi Masjid Baituttaqwa) dan GEMMARS (Generasi Muda Mandiri RT Sepuluh) Krajan Kedugringin; 6. Teman-teman HAPE (Himpunan Anak PAI.E) 7. Dek Umi Coirotunisak yang selalu memberikan semangat

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yangtelah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayanya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada sang revormasi sejati yaitu Nabiyullah Agung Muhammad SAW keluarga serta para sahabatnya yang membawa kebenaran dari zaman jahiliyyah hingga terang seperti saat ini. Yang akan kita nanti-nantikan syafaatnya besok di yaumil qiyamah. Amin.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Sedekah Desa Di Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang 2014/2015. Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari kehendak Allah SWT, dan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga 3. Bapak Rasimin, S.Pd.I, M.Pd sebagai Ketua Studi Pendidikan Agama Islam 4. Bapak M. Ghufron, M.Ag yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh keikhlasan dan sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian penulisan skripsi iniyang telah mendorong serta memberikan semangat kepada Mahasisiawa

  5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selsesai;

  6. Ibudan Bapakku tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual, serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita; 7. Saudara-Saudaraku dan sahabat-sahabatku semua yang telah membantu memeberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini;

  Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya serta bermanfaat bagi dunia pendidikan, bagi agama, nusa dan bangsa, amin.

  Salatiga, 16 Maret 2015 Penulis

  

ABSTRAK

Syarif, Tamam. 2015. 11110195. NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN SURUH KABUPATEN SEMARANG. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: M. Ghufron, M.Ag. Kata Kunci : Nilai Pendidikan Islam, Sedekah Desa

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: sejarah sedekah desa kedungringin kecamatan suruh kabupaten semarang. Subyek penelitian, tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk mengetahui data yang falid.Pendidikan merupakan organisasi, teknik dan upaya yang dipergunakan sebagai sarana untuk mentransfer nilai-nilai dan tradisi masyarakat dari tradisi terdahulu ke generasi yang akan datang, atau dari orang tua ke anaknya. Melalui pendidikan pulalah, peradaban umat manusia yang berkembang dikarenakan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat sesuai pandangan dan misi masyarakat dalam kehidupanya.

  Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, peneliti mengamati secara langsung pada acara sedekah desa dan wawancara dengan tokoh masyarakat, dan tokoh agama juga warga.

  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, Tradisi sedekah desa ini sangat penting sekali karena ini adalah mewujudkan syukur kepada Allah SWT, melestarikan kebudayaan yang ada di indonesia juga terdapat nilai-nilai pendidikan, yaitu nilai syukur, nilai ibadah, nilai gotong royong, nilai persatuan dan kesatuan, juga manfaat dari pada sedekah desa ini, sejarah dari seekah desa ini adalah syukuran adat desa untuk mengirimkan doa kepada orang yang pertama kali dikuburkan di makam kedungringin yang bernama nyai mboro, adapun prosesi dari sedekah desa adalah, kirim doa masyarakat berkumpul bersama dengan membawa ambengan pada Hari Selasa Kliwon, sumber dananya dari masing-masing kepala keluarga sebesar Rp 30.000 untuk kalangan menengah kebawah, dan Rp 70.000 untuk menengah keatas. Dana ini di pergunakan untuk penyewaan tenda memberikaan konsumsi dari persiapan acara hinggga selesai puncak acara, dan untuk mengundang pagelaran wayang, sedekah desa ini menghabiskan biaya sebesar Rp 18.000.000.00 untuk keseluruhan dari awal hingga akhir acara selesai.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................... iii

PENGESAHAN .................................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................... v

PERSEMBAHAN ................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .......................................................................... vii

ABSTRAK............................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiii

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 LatarBelakang Masalah ......................................................

  B.

  6 Rumusan Masalah ..............................................................

  C.

  7 Tujuan Penulisan................................................................

  D.

  7 Manfaat Penelitian .............................................................

  E.

  8 Definisi Operasional ..........................................................

  1.

  8 Nilai........................................................... ..................

  2.

  9 Pendidikan Islam.............................................. ............

  3.

  10 Tradisi................................................. .........................

  4.

  10 Sedekah............................... ........................................

  F.

  10 Metode Penelitian.............................................................

  1.

  10 Jenis Penelitian................................................... ........

  2.

  10 Tempat Penelitian.............................................. .........

  3.

  11 Subjek Penelitian................................................ ........

  4.

  11 Metode Pengumpulan Data.................................. .......

  5.

  14 Teknik Analisis Data......................................... .........

  G.

  17 Sistematika Penulisan Skripsi .............................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  18 Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam ..................................

  1.

  18 Pengertian Nilai............................................................

  2.

  20 Pendidikan Islam ..........................................................

  3.

  35 Tugas dan Fungsi Pendidikan Islam..............................

  4.

  38 Ruang Lingkup Pendidkan Islam.............................. ....

  5.

  39 Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam..............................

  6.

  45 Metode Pendidikan Islam.......................................... ...

  B.

  47 Tinjauan Tentang Tradisi Sedekah Desa ............................

  BAB III LAPORAN PENELITIAN A.

  53 Letak Geografis Desa Kedungringin...................................

  1.

  54 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur ................

  2.

  55 Pemeluk Agama ...........................................................

  3.

  56 Pendidikan Masyarakat Desa Kedungringin .................

  4.

  57 Sarana...................................................................... ....

  B.

  58 Upacara Sedekah Desa…………………………….. ..........

  C.

  63 Acara-Acara Dalam Tradisi Sedekah Desa..........................

  1. Bersih Lingkungan............................................

  63 2. Doa Bersama...................................................... 63 3.

  Hiburan Pagelaran Wayang............................... 63

  BAB IV PEMBAHASAN A. Sejarah Tradisi Sedekah Desa .........................................

  69 B. Prosesi Tradisi Sedekah Desa ..........................................

  69 C. Nilai-Nilai Pendidikan Islam ...........................................

  71 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan .....................................................................

  77 B. Saran ..............................................................................

  80 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

  LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................

  DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur ..........................

  54 Tabel 3.2 Data Pemeluk Agama .............................................................

  55 Tabel 3.3 Pendidikan Masyarakat Desa Kedungringin ............................

  56 Tabel 3.4 Sarana Pendidikan ..................................................................

  57

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Daftar Pustaka......................................................................................... 81 Pedoman Wawancara.............................................................................. 82 Riwayat Hidup Penulis............................................................................ 83 Surat Bukti Penelitian..............................................................................84 Lembar Konsultasi.................................................................................. 85 Surat Keterangan Kegiatan..................................................................... 86 Dokumentasi............................................................................................ 90

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan organisasi, teknik dan upaya yang dipergunakan

  sebagai sarana untuk mentransfer nilai-nilai dan tradisi masyarakat dari tradisi terdahulu ke generasi yang akan datang, atau dari orang tua ke anaknya.

  Melalui pendidikan pulalah, peradaban umat manusia yang berkembang dikarenakan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat sesuai pandangan dan misi masyarakat dalam kehidupanya.

  Pendidikan mempunyai kontribusi yang besar dalam ,penyelesaiakan problem-problem kemasyarakatan kekinian, dan menawarkan solusi pemikiran yang benar bagi generasi muda dengan cara berfikir ilmiah dan mendalam. Sehingga peranan pemuda dalam masyarakat mempunyai dasar pemikiran yang kokoh, bukan pemikiran impor dan instan dan bersumber dari nilai-nilai dan tradisi, serta sesuai dengan aturan yang diinginkan oleh pemuda dan semangatnya,tanpa menghilangkan kepribadian masyarakat. Dengan demikian perubahan dalam masyarakat senantiasa akan berlangsung secara terus menerus menuju keutamaan, dan dapat melewati berbagai rintangan dan menghindari berbagai kesalahan-kesalahan. Maka harus dibuang jauh-jauh seruan untuk mengimpor pola pemikiran dan sistem pendidikan yang berbeda dengan pola pemikiran, aqidah dan ideologi dalam masyarakat setempat (Hafid&Kastolani, 2009:7).

  Pendidikan dan pengajaran adalah sesuatu yang hidup dan dinamis, berkembang dalam masyarakat karena untuk mengabdi kepada kebudayaan dan peradabanya dan generasi muda untuk hidup di masyarakat, mengembangkanya untuk berangsur-angsur,rasional sesuai dengan kebutuhan dan filsafatnya dalam kehidupan (Hafid&Kastolani, 2009:8).

  Kiyai dimasyarakat desa kedungringin ini mengadakan tradisi sedekah desa ini menggunakan dasar niat yaitu niat syukur atas rahmat, nikat iman, nikmat kesehatan, yang sampai saat ini masyarkat telah diberi umur panjang, kesehatan, aman desanya, tentram dan sejahtera, dari Allah SWT. Kiyai juga meluruskan aqidahnya atau keimananya bahwa segala sesuatu yang ada dibumi ini adalah milik Allah dan Allah lah yang patut disembah dan tempat untuk berdoa atau meminta.

  Mengenalkan atau meluruskan akidah masyarakat Desa Kedugringin kepada Allah SWT. Bukan jin atau pohon-pohon besar tempat memintamu tapi hanya Allah Jallajalaluh tempat memintamu Allah Maha Agung. Sperti dalam Al-

  Qur‟an Allah berfirman:

   Artinya Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (

  Mujama‟ Al Malik Fahd Li Thiba‟at Al Mush-Haf:862) Selain itu upacara berfungsi pula untuk mengukuhkan ikatan solidoritas. Sehingga upacara tradisional mempunyai fungsi sosial, kultural dan religi. Dalam masyarakat agraris dapat dijumpai tradisi yang masih dilakukan dan dilestarikan oleh pedukungnya saat ini. Salah satu tradisi yang masih dilakukan sampai saat ini ada tradisi dekahan desa. Tradisi ini dilaksanakan masyarakat sebagai wujud rasa syukuran adat Desa atas karunia Allah SWT berupa rizki, kesehatan dan ketentraman.

  Tradisi sedekah desa ini merupakan syukuran adat desayang sampai sekarang masih tetap dilaksanakan dan dilestarikan oleh masyarakat, termasuk masyarakat di desa kedungringin kecamatan suruh kabupaten semarang. Pada hakekatnya tradisi tersebut merupakan kegiatan sosial yang melibatkan seluruh warga masyarakat dalam usaha bersama untuk mendapatkan, ketentraman bersama, dalam hal ini ulama desa/kiyai menggunakan dalil tentang menjaga tradisi yaitu Surat Ar-

  Ra‟d ayat 11, dandalil sedekah surat An-Nahl dan syukur dalam surat Al-Baqarah ayat 195 sedekah desa ini biasanya dilaksanakan setiap

  1 Tahun sekali pada Hari Selas Kliwon, 19 Agustus yang didukung oleh seluruh warga dan masyarakat, biasanya acara tradisi sedekah desa ini, setiap kepala keluarga dimintai iuran itupun ada 2 golongan, golongan pertama menengah kebawah sebesar Rp 30.000 dan golongan ke 2 menengah keatas yang terhitung lebih dari mampu sebesar Rp 70.000, seleanjutanya uang tersebut ditarik oleh ketua RT dan kemudian dikumpulkan kepada panitia penyelenggara Sedekah Desa dengan ketua bapak Notosusanto dan bendahara bapak Taslan, agar dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti: penyewaan tenda, konsumsi, dan untunk mengundang penyelenggaraan wayang.

  Kemudain pada Hari Selasa Pukul 07:00 WIB seluruh warga dan masyarakat berkumpul bersama dilokasi utuk menyiapkan tempat pagelaran wayang yang akan diselenggarakan pada puncak acara pada siang dan malam harinya, biasanya sebelum menyiapkan tempat, menata berbagai keperluan dsb.

  Seluruh warga dan masyarakat menikmati hidangan yang sudah disediakan oleh panitia.

  Setelah selesai menikmati hidangan, warga dan masyarakat memanjatkan doa bersama dengan membaca Tahmid, Tahlil, Sholawat,dan doa sesudah Tahlil yang di khususkan untuk arwah dan para leluhur yang telah meninggal dunia, doa ini biasanya dipimpin oleh Kiyai yang dianggap paling sepoh dari segi umur dan dari segi keilmuanya. Setelah membaca doa bersama-sama seluruh warga dan masyarakat diminta untuk menikmati hidangan yang berupa Nasi Tumpeng/ambengan dan ingkung, ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat pedesaan apabila setelah selesai membaca tahlil dan doa biasanya ada makan bersama, ini adalah bentuk rasa terimakasih oleh panitia karena sudah mau hadir dan mau untuk mendoakan para sesepoh danleluhur yang sudah meninggal dunia. Kemudian setelah menikmati hidangan warga dan masyarakat membersihkan lapangan yang berukuran 20x25m bersama-sama dan menyiapkan keperluan dsb.

  Acara wayangan itu sendiri dilaksanakan pada ahad pukul 14:00 Wib, saat adzan ashar istirahat dilanjutkan lagi pukul 20:00 Wib atau ba‟da isya, pada acara wayang ini biasanya warga mengajak keluarga untuk menyaksikan langsung dan mendengarkan suara dalang yang lincah memainkan wayang dan suara gendang dan alat musik tradisioal yang sangat khas suaranya untuk didengarkan, ada juga yang ingin membeli berbagai makanan dan kuliner baik anak-anak maupun orang dewasa sekalipun, adapun isi dari pada wayang ini adalah “mboyong Mbok Sri” maksutnya adalah boyong artinya menghilangkan dan Sri artinya tikus, maka dapat dijelaskanyaitu menghilngkan tikus yang ada di sawah karena mayoritas penduduk desa kedungringin ini sebagian besar petani padi, karena banyak sekali pedagang-pedagang makanan yang datang dari luar daerah, ada juga pengunjung yang hanya ingin menyaksikan betapa ramainya pengunjung ia pun rela walaupun harus berdesak-desakan di lokasi pagelaran wayang tersebut hingga pukul 03:00 Wib dini hari.

  Betapa pentingnya tradisi dan kebudayaan di indonesia lebih-lebih tradisi Sedekah Desa Di Kedungringin ini, antusias warga dan seluruh elemen masyarakat bersatu padu bergotong royong untuk menunjukan kerukunan saling menghormati, menghargai dan bisa menunjukan eksistensi diri pada masyarakat di Desa Kedungringin ini, sebagaiwarga negara indonesia yang cinta tanah air maka sebaiknya kita wujudkan dengan menjaga dan melestarikan budaya dan tradisi agar tetap terjaga dan tidak hilang sampai generasi ke generasi berikutnya.

  Tokoh dalam tradisi ini dari nara sumber hasil wawancara dengan bapak Miftah beliau mengatakan tradisi sedekah desa ini mengikuti Sunan Kalijaga, yang menyebarkan ajaran-ajaran islam ditanah jawa ini dahulu adalah sunan, sunan disini sangat banyak sekali, tetapi kalau wali hanya 9 yaitu wali songo, kalau wali disini adalah waliyullah atau kekasih Allah, Seperti dalam hadis ulama adalah warisan para Nabi, kalau sunan belum tentu wali tetapi kalau wali sudah pasti sunan, dahuluada salah satu yang pertama kali masuk didesa ini yaitu namanya Nyai Mboro, dan yang pertama kali menempati kuburan/Makam di Desa Kedungringin, masyarakat disini khususnya kiyai itu syukuran adat desa kemudian mengirim doa kepada yang pertama kali menempati makam di desa kedungringin yaitu Nyai Mboro, dengan menggunakan dasar Nabi Muhammad SAW, dahulu pernah berjalan ditengah perjalan beliau mendengarkan didalam kubur ada yang menangis kemudian Nabi membaca al ikhlas 3 kali dan kemudian menancapkan bunga, bertujuan untuk meringankan siksa kubur.

  Berdasarkan hal-hal tersebut, Maka peneliti mengajukan penelitian yang berjudul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana sejarah Tradisi Sedekah Desa Di Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang? 2. Bagaiman prosesi Tradisi Sedekah Desa Di Kedungringin Kecamatan Suruh

  Kabupaten Semarang?

3. Apa sajakah Nilai-Nilai Pendidikan Islam yang terkandung dalam Tradisi

  Sedekah Desa Di Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui sejara Tradisi Sedekah Desa Di Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

  2. Untuk mengetahui prosesi Tradisi Sedekah Desa Di Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

  3. Untuk mengetahui Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Sedekah Desa Di Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara akademik maupun manfaat praktis sebagai berikut:

  1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi pendidikan Islam terkait dengan strategi pendidikan Islam melalui kebudayaan.

  2. Manfaat praktis Sebagai masukan bagi orang tua untuk memberikan perhatian kepada anak-anaknya terutama dalam hal pendidikan.

E. Definisi Operasional

  Untuk menghindari kesalah fahaman dalam memahami pengertian istilah- istilah yang ada di dalamnya hingga membentuk suatu pengertian yang utuh sebagai berikut :

1. Nilai a.

  Harga; kualitas; pada tingkat.

  b.

  Sesuatu yang dianggap berharga dan menjadi tujuan yang hendak dicapai.Nilai pembentuk adalah nilai usaha pendidikan yang dapat mempertinggi pengetahuan, kemampuan,prestasi, dan pembentukan watak. Nilai Praktis Adalah Sesuatu yang dianggap bermanfaat dan berharga dalam praktek kehidupan sehari-hari.Nilai religius adalah sesuatu yang dianggap bermanfaat ditinjau dari segi keagamaan (Sastrapradja, 2010:339)

  Nilai Harga, angka kepandaian, isi, kadar, mutu, sifat/hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan Nilai agama Nilai-nilai yang berhubungan dengan aktivitas keagamaan, akhlak, sifat yang terpuji, Sikap yang sesuai dengan aturan agama, dan sebagainya.

  Nilai budaya Nilai-nilai yang bertolak dari perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Nilai budaya tersebut dapat mencakup banyak masalah, diantaranya kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan bersikap.

  Nilai ekstrinsik nilai karya sastra yang ditentukan oleh faktor-faktor di luar karya yakni faktor sejarah, sosial, psikologi, dll.Nilai estetika nilai yang berkaitan dengan keindahan perilaku, penampilan, gaya hidup, dan sebagainya. Nilai etika nilai yang berkaitan dengan sopan santun, kesusilaan, kesopanan ucapan, tingkah laku, cara berpakaian dan cara berhias.Nilai intrinsik nilai karya sastra yang ditentukan oleh karya sastra itu sendiri.Nilai kehidupan sifat-sifat atau hal-hal penting yang bermanfaat bagi kehidupan. Nilai moral nilai yang berkaitan dengan baik buruknya perilaku.Nilai pendidikan nilai yang berkaitan dengan tigkah laku dan sifat manusia yang terbentuk melalui proses. Nilai psikologi hal-hal yang berhubungan dengan kejiwaan. Nilai sosial hal-hal yang berhubungan dengan antara manusia dengan manusia atau berkaitan dengan kegiatan dengan kegiatan kemanusiaan, sosial dalam suatu masyarakat.

  Nilai

  • –nilai kehidupan pesan moral, agama, atau etika sosial yang disampaikan (Haryanta, 2012:178-179). Nilai sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, nilai-nilai agama yang perlu kita indahkan (W.J.S. Poerwadarminta, 2006:677).

  2. Pendidikan Islam Muhammad Hamid an-Nashir dan Kulah Abd al-Qodir Darwis, misalnya, mendefinisikan pendidikan Islam sebagai proses pengarahan perkembangan manusia (

  ri‟ayah) pada sisi jasmani, akal, bahasa, tingkah-

  laku, dan kehidupan sosial dan keagamaan yang diarahkan pada kebaikan menuju kesempurnaan. Sementara itu, Omar Muhammad at-Toumi asy-

  Syaibani sebagai disitir oleh M. Arifin, menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadi atau kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan di alam sekitarnya (Roqib, 2009:17-18)

  3.Tradisi Tradisi adalah segala sesuatu (seperti adat, kepercayaan, kebiasaan, ajaran dsb) yang turun-temurun dari nenek moyang (W.J.S

  Poerwadarminta, 2006:1088)

  4.Sedekah Memberi kepada orang miskin dsb (berdasarkan cinta kasih kepada sesama manusia) memberi kepada fakir miskin (Poerwadarminta, 2006:883)

F. Metode Penelitian

  1. Jenis Penelitian

  Lofland mengemukakan bahwa penelitian kualitatif ditandai dengan jenis-jenis pertanyaan yang diajukannya, yakni: apakah yang berlangsung disini? Bagaimanakah bentuk-bentuk fenomena ini?variasi apa yang kita temukan dalam fenomena ini? Lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu secara terinci. Secara lebih spesifik (Mulayana, 2010:149).

  2.Tempat dan waktu penelitian

  Penelitian dilaksanakan di Desa Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Waktu penelitian dimulai Tanggal 19 Agustus 2014.

  3.Subjek penelitian

  Dalam penelitian ini dipilih yaitu tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga sebagai subjek penelitian atau 3 orang. Subjek yang telah dipilih tersebut diharapkan dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

  4.Metode Pengumpulan Data

  Keberhasilan suatu penelitian terutama penelitian kualitatif, tergatung beberapa faktor.Paling tidak ditentukan oleh faktor kejelasan tujuan dan permasalahan penelitian, ketepatan pemilihan pendekatan/ metodologi, ketelitian dan kelengkapan data/ informasi itu sendiri. Dalam penelitian yang mendasarkan pada pendekatan kualitatif ini dipergunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara dan studi dokumentasi. Kedua teknik akan dijelaskan berikut ini, digunakan peneliti dalam rangka memperoleh informasi saling melengkapi.

  Wawancara (interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview giude (panduan wawancara) (Nazir, 2003:) interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan berdasarkan tujuan penelitian (Supriyanto &Mahfudz, 2010:199).

  Penelitimelakukanwawancaratatapmukasecaralangsungdengannarasumber menggunakansoal yang telahdisiapkan.

  Observasi adalah pengamatan dan pencatan suatu objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki (Sukandarmudi, 2004:69), Observasi ini digunakan untuk memperoleh data, Keadaan dalam Tradisi Sedekah Desa di Kedungringin.

  Penelitimelakukanobservasisecaralangsungpadasaatacaratradisisedekahdes adanpuncakacarawayanganmelihatsuasanadankeadaandisekitar.

  Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006). Penelitimenggunakanalatuntukmengambilgambarsecaralangsungpadasaatb erdoabersama-samamaupunpuncakacarayaituwayangan.

  Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan- peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (arikunto, 2002). Teknik ini digunakanuntuk mengambil data internal perusahan seperti sejarah perusahaan, profil perusahaan, struktur organisasi( Supriyanto & Mahfudz, 2010:199-200).

  Selain wawancara dan dokumentasi juga menggunakan observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap proses/tahapan dalam pelaksanaan sedekah desa di Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

  Dalam penelitian kualitatif tidak terdapat prosedur pengumpulan data yan g memiliki pola yang pasti. Rianse (2009:6) mengatakan “masing-masing peneliti dapat memberi sejumlah petunjuk dan saran berdasarkan pengalaman masing- masing”, namun demikian Lincoln dan Guba (Rianse,2009) mengatakan terdapat rangkaian prosedur dasar yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif, prosedur itu meliputi tahap orientasi, exsplorasi, dan member check. Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian ini melalui kegiatan sebagai berikut:

  1.Tahap Orientasi Pada saat ini peneliti melakukan kegiatan: Pendekatan tokoh Agama, tokoh masyarakat dan warga yang menjadi obyek penelitian, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang lokasi dan fokus masalah penelitian, serta memilih jumlah informasi awal yang memadai untuk memperoleh informan yang tepat. Melakukan pendalaman terhadap sumber-sumber bacaan yang berhubungan dengan masalah penelitian, guna menyususn kerangka penelitian dan teori-teor. Melakukan wawancara awal untuk memperoleh informasi yang bersifat umum yang berkenaan dengan ruang lingkup penelitian.

  2.Tahap Eksplorasi Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan: Mengadakan wawancara secara intensif dengan subjek penelitian, yaitu tokoh agama, kepala desa, tokoh masyarakat, dan masyarakat yang mengetahui tradisi yang dilaksanakan secara turun temurun.

  3.Tahap Member Check

  Pada tahap ini, semua data dan informasi yang telah dikumpulkan dan dicek ulang dengan metode triangulasi, untuk melihat kelengkapan atau kesempurnaan serta validitas data.pengecekan data ini dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut: Mengecek ulang data-data yang sudah terkumpul dari wawancara, hasil observasi maupun dokumen. Meminta data atau informasi ulang kepada subjek penelitian apabila ternyata data yang terkumpul tersebut belum lengkap.Meminta penjelasan kepada pihak terkait tentang data siswa yang melanjutkan serta data lain yang berhubungan dengan penelitian.

5. Teknik Analisis Data

  Tujuan utama penelitian ini adalah memahami perilaku manusia dalam konteks tertentu. Sebagai konsekuensi daritujuan, sifat dan pendekatan penelitian kualitatif tersebut, maka proses dan teknik analisa data yang ditempuh peneliti cenderung beragam. Kualitas koseptual, kreativitas dan intuisi penelitimenentukan keberhasilan analisanya. Sesuai dengan sifat penelitian yang naturalistic-fenomenologis kualitatif, tentunya semua informasi yang dijaring dengan berbagai macam alat studi ini berupa uraian yang penuh deskripsi mengenai subjek yang diteliti, pendapat, pengetahuan, pengalaman dan aspek lainya yang berkaitan. Tentu tidak semua data itu dipindahkan dalam laporan penelitian, melainkan dianalisis dengan menggunakan prosedur menurut Sugiyono (2009:45) yaitu: (1) reduksi data, (2) display data, (3) mengambil keputusan dan verifikasi. Analisis data dalam penilitian naturalistik kualitatif menurut rianse (2009:65) adalah proses mengatur data untuk ditafsirkan dan diketahui maknanya.

1.Reduksi Data

  Tahap ini dilakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara,pengamatan lapangan, dan dokumen hal-hal pokok dari proyek yang diteliti yang berkenaan dengan fokus penelitian.

2.Display Data

  Pada tahap ini, dilakukan dengan merangkum hal-hal pokok yang ditemukan dalam susunan dan sistematis, yaitu data disusun dengan cara menggolongkanya ke dalam pola, tema, unit atau katagori, sehigga tema sentral dapat diketahui dengan mudah, kemudian diberi makna sesuai materi penelitian. Lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan analisis dan interpretasi data adalah merupakan proses penyederhanaan dan transformasi timbunan data mentah, sehingga menjadi kesimpulan- kesimpulan yang singkat dan bermakna.

3.Verifikasi

  Pada tahap ini dilakukan pengajuan tentang kesimpulan yang telah diambil dengan data pembandingan yang bersumber dari hasil pengumpulan data dan penunjang lahirnya.Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisis sehingga melahirkan kesimpulan yang diambil dilakukan dengan menghubungkan atau mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian dengan teori-teori para ahli.

  Terutama teori yang menjadi kerangka acuan peneliti dan keterkaitanya dengan temuan-temuan dari penelitian lainya yang relevan, melakukan proses memberchek mulai dari tahap orientasi sampai dengan kebenaran data terakhir, dan akhirnya membuat kesimpulan untuk dilaporkan sebagai hasil penelitian.

G. SistematikaPenulisanSkripsi

  Sistematika penulisan skripsi ini dipakai sebagai aturan yang saling terkait dan saling melengkapi, adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

  BAB I: Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional Metode Penelitian meliputi Metode Pemilihan Subyek,Metode Pengumpulan Data, Metode, Analisis Data serta Sistematika Penulisan BAB II: Kajian Pustaka a. Tinjauan tentang Nilai Pendidikan Islam meliputi: Definisi Nilai dan Pendidikan Islam b. Tinjauan tentang Sedekah Desa BAB III: Hasil Penelitianan a. Gambaran umumDesa Kedungringin dan Keadaan Sosial Masyarakat.

  b.

  Tradisi Sedekah Desa di Kedungringin

  BAB IV: Analisis Data,meliputi

  a) Analisis data tentang tradisi sedekah desa dan nilai pendidikan islam dalam tradisi sedekah desa b)

  Analisis data tentang tradisi sedekah desa serta pembahasan tradisi sedekah desa BAB V :Penutupdalam bab ini akan disampaikan tentang kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Nilai Keindahan itu disebut nilai estetik, ia merupakan sejenis nilai,

  disamping jenis-jenis nilai lainya. Ada nilai sain dan teknologi, nilai etik, nilai ekonomi, nilai agama, nilai sosial, nilai politik dan lain-lain, di samping nilai estetik. Apa yang dikatakan nilai?

  Sesuatu yang bernilai ialah sesuatu yang dihargai. Karena ia berharga, ia dikehendaki, dihasrati, disukai, diamalkan, dicita-citakan.

  Sesuatu yang tidak bernilai tidak dihargai, tidak dikehendaki, tidak disukai atau tidak diamalakan. Salah satu definisi nilai ialah: “Daya yang dipercayai ada pada sesuatu benda untuk memuaskan hasrat manusia. Seseorang atau golongan tertarik kepadanya”

  Sifat kepuasan menentukan sifat nilai. Kepuasan keindahan ditimbulkan oleh nilai estetik, kepuasan keindahan ditimbulkan oleh nilai estetik, kepuasan kebenaran dihasilkan oleh nilai sains dan falsafah, kepuasan peralatan oleh nilai teknologi, kepuasan kebendaan oleh nilai ekonomi dan lain-lain. Maka menyatakan suatu benda bernilai ialah karena alasan tertentu, misalnya alasan kebenaran, alasan peralatan, alasan ekonomi dan lain-lain.

  Misalnya adat, pakaian tradisional, kesenian tradisional bernilai bagi kaum tua, tapi tidak bagi kaum muda. Bagi kaum muda yang bernilai itu ialah sains dan teknologi, pakaian barat, kesenian kontemporer. Definisi lain baik ditambahkan untuk memperlengkap gambaran pengertian, suatu benda bernilai, kalau ia berharga bagi kita. Tanda ia berharga ialah ia menimbulkan kepuasan dalam hati kita ketika mendapat nilai itu” (Madya, 1988:68) .

  Ada bermacam sifat nilai a.

  Nilai subjektif dan nilai objektif nilai subjektif ialah nilai yang berkaitan dengan subjek, sedangkan nilai objektif berkaitan dengan objek, lepas daripada subjek. Misalnya, kapak batu (chopper) yang menurut palaean tropoogi dipergunakan oleh Homo Soloensis, secara objektif nilainya sama dengan batu b. yang berserakan disungai atau dijalan, tapi bagi ilmuan ia amat bernilai.

  b.

  Nilai pribadi dan nilai sosial Nilai pribadi berharga bagi individu, nilai sosial berharga bagi masyarakat.

  c.

  Nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik; Nilai yang pertama ialah nilai suatu benda sebagai alat untuk sesuatu yang lain, nilai sebagai alat untuk membantu sesuatu.

  Misalnya uang kertas merupakan alat nilai untuk mas. Nilai intrinsik mengandung nilai pada dirinya sendiri, pentingnya suatu benda berkaitan dengan dirinya sendiri. Nilai-nilai itu ialah kebenaran, kebaikan dan keindahan. Nilai positif dan nilai negatif Benda bernilai positif mengandung nilai, benda yang bernilai negatif tidak mengandung nilai.(Madya, 1988:67-69)Nilai angka kepandaian; harga sesuatu yang diukur dengan uang; sifat-sifat yang penting bagi kemanusiaan (Saliman&Sudarsono, 1994 :339)

2. Pendidikan Islam

  Menurut bahwa pendidikan agama islam merupakan salah satu bagian dari pendidikan islam. Istilah “Pendidikan Islam” dapat dipahami dalam berbagai perspektif, yaitu: 1.

  Pendidikan menurut Islam atau pendidikan yang berdasarkan Islam, dan atau sistem pendidikan yang Islami . yakni pendidikan yang di pahami dan dikembangkan serta disusun dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al- Qur‟an dan al-sunnah/hadis. Dalam pengertian ini pendidikan Islam dapat berwujud pemikiran dan teori pendidikan yang mendasarkan diri atau dibangun dan dikembangkan dari sumber-sumber dasar tersebut.Dalam realitasnya, pendidikan yang dibangun dan dikembangkan dari kedua sumber dasar tersebut terdapat beberapa perspektif, yaitu (1) pemikiran, teori dan praktik penyelenggaraanya melepaskan diri dan/atau kurang mempertimbangkan situasi kongret dinamika pergumulan masyarakat muslim (era klasik dan kontemporer) yang mengitarinya; (2) pemikiran, teori dan praktik penyelenggaraanya hanya mempertimbangkan pengalaman dan khasanah keilmuan ulama klasik; (3) pemikiran, teori danpraktik penyelenggaraanya mempertimbangkan situasi sosio-historis dan kultural masyarakat kontemporer,dan melepaskan diri dari pengalaman-pengalaman serta khasanah intelektual ulama klasik; (4) pemikiran,teori dan praktik penyelenggaraanya mempertimbangkan pengalaman dan khasanah intelektual Muslim klasik serta mencermati situasi sosio-historis dan kultural masyarakat kontemporer.

  2. Pendidikankeislaman atau pendidikan agama islam, yakni upaya mendidik agama islam atau ajaran islam dan nilai-nilai nya agar menjadi way of lifee (pandangan dan sikap hidup) seseorang. Dalam pengertian yang kedua ini dapat berwujud: (1) segenap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk membantu seseorang atau sekelompok peserta didik dalam menanamkan dan/atau menumbuh kembangkan ajaran islam dan nilai-nilainya untuk dijadikan pandangan hidupnya, yang diwujudkan dalam sikap hidup dan dikembangkan dalam keterampilan hidupnya sehari-hari; (2) segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah tertanamnya dan/atau tumbuh kembangnya ajaran islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak.

  3. Pendidikandalam Islam, atau proses dan praktik penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung dan berkembang dalam sejarah umat

  Islam. Dalam arti proses bertumbuh kembangnya Islam dan umatnya, baik Islam sebagai agama, ajaran maupun sistem budaya dan peradaban, sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Sampai sekarang. Jadi, dalam pengertian yang ketigaini istilah “pendidikan Islam” dapat dipahami sebagai proses pembudayaan dan pewarisan ajaran agama, budaya dan peradaban umat islam dari generasi sepanjang sejarahnya (Muhaimin, 2003:6-8). Pendidikan islam pada hakikatnya adalah proses perubahan menuju kearah yang positif dalam konteks sejarah, perubahan yang positif ini adalah jalan Tuhan yang telah dilaksanakan sejak Zaman Nabi Muhammad SAW. Pendidikan Islam dalam konteks perubahan ke arah yang positif ini identik dengan kegiatan dakwah yang biasanya dipahami sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. Sejak wahyu pertama diturunkan dengan program iqro

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SIM BOL-SIM BOL WALIMATUL 'U R SY DI DESA CAN DIREJO KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd

0 1 147

HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA DENGAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH DARUSSALAM BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 111

PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK DALAM KELUARGA BURUH TANI DI DESA SELOPAJANG BARAT KECAMATAN BLADO KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 124

PENGARUH TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI DUSUN MARGOSARI DESA NGADIROJO KECAMATAN AMPEL SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 85

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI WIWIT DAN TINGKEBAN PERTANIAN DI DESA WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

0 0 83

PENGARUH KEWIBAWAAN PENGASUH TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 103

PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM KONSEP SAPTA MARGA DI LINGKUNGAN TNI YONIF 411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 127

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BOYONGAN RUMAH DI DESA NGENDEN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 4 119