PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DENGAN STRATEGI CARD SORT DI MI ISLAMIYAH TANJUNG KLEGO BOYOLALI TAHUN 2014 - Test Repository
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA
PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MATERI
SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DENGAN STRATEGI
CARD SORT DI MI ISLAMIYAH TANJUNG KLEGO
BOYOLALI TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
OLEH:
SITI FARIDA SINTA RIYANA
NIM 11510080
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2015
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA
PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MATERI
SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DENGAN STRATEGI
CARD SORT DI MI ISLAMIYAH TANJUNG KLEGO
BOYOLALI TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
OLEH:
SITI FARIDA SINTA RIYANA
NIM 11510080
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2015
MOTTO Keberhasilan adalah buah dari kerja keras disertai doa.
Belajarlah dari pengalaman, karena pengalaman adalah guru terbaik.
PERSEMBAHAN Untuk kedua orang tua dan adik tercinta.
Para guru dan dosen yang telah memberikan ilmu.
Teman-teman PGMI kelas C tahun 2010.
Sahabat setia (Astuti, Endang, Nila). Para sahabat yang telah memberi dukungan dan bantuan. Peneliti memanjatkan puji syukur ke Khadirat Allah S.W.T karena atas limpahan rahmat beserta karunia-Nya, penelitian tindakan kelas ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Penelitian yang diberi judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MATERI SIFAT-SIFAT
CARD SORTBANGUN DATAR DENGAN STRATEGI DI MI
ISLAMIYAHTANJUNG KLEGO BOYOLALI TAHUN 2014”, pada
hakekatnya merupakan “Self Reflektive Teaching” yang ditujukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan penerapan model pembelajaran yang selama ini dilaksanakan oleh guru pengampu mata pelajaran matematika, dengan sasaran akhir adalah meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, dilaksanakan dalam 3 (tiga) siklus, dimana pada akhir siklus ketiga penerapan strategi pembelajaran card sort ini dapat membuahkan hasil, dimana ketuntasan belajar dan hasil belajar di MI Islamiyah Tanjung Klego meningkat dengan cukup memuaskan.
Dalam kesempatan ini izinkan peneliti menghaturkan ucapan terima kasih kepada K.A Prodi Pendidikan Guru MI (PGMI) beserta staf, Kepala Sekolah MI Islamiyah Tanjung Klego beserta para guru dan semua pihak yang telah membantu hingga penelitian ini dapat dilaksanakn tuntas. Ucapan terima kasih
Riyana, Siti Farida Sinta. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Matematika Kelas V Materi Sifat-Sifat Bangun Datar Dengan Strategi Card Sort Di MI Islamiyah Tanjung Klego Boyolali Tahun 2014 .
Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Winarno,S.Si.,M.Pd
Kata Kunci : Hasil Belajar dan Strategi Card Sort
Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika kelas V pada materi sifat-sifat bangun datar dengan menggunakan strategi card sort di MI Islamiyah Tanjung Klego, Boyolali tahun 2014. Subjek penelitian terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian dilakukan selama 5 bulan mulai bulan Mei- Agustus 2014.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,pengamatan dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes, skala sikap, observasi dan wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, II dan III diperoleh data seperti berikut: Standar KKM matematika adalah 65, sebelum menggunakan strategi card
sort hanya ada 29% (6 siswa) yang lulus, sedangkan 71 % (15 siswa) belum
memenuhi standar KKM. Setelah penggunaan strategi card sort dalam pelajaran matematika pada siklus I diperoleh data 43% (9 siswa) lulus dan 57% (12 siswa) belum lulus, jika dilihat terjadi peningkatan sebesar 14%. Setelah dilakukan refleksi siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus II yaitu 67% (14 siswa) lulus sedangkan 33% (7 siswa) belum lulus/ belum memenuhi standar KKM, terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 24% dibanding pada siklus I. Hasil dari siklus III menunjukkan 76% (16 siswa) telah dinyatakan lulus sedangkan 24% (5 siswa) belum memenuhi standar KKM. Perbandingan hasil siklus III dibanding siklus II yaitu terjadi peningkatan sebesar 9%, sedangkan jika dibandingkan dengan siklus I terjadi peningkatan sebesar 33%.
Berdasarkan hal tersebut berarti ada hubungan antara penggunaan strategi pembelajaran aktif yang pada kali ini adalah strategi card sort dengan hasil belajar matematika. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi card sort dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas V materi sifat-sifat bangun datar di MI Islamiyah Tanjung Klego, sehingga strategi card sort diharapkan dapat menjadi alternatif yang dapat diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran terutama pada pelajaran matematika. HALAMAN SAMPUL……………………………………………... i LEMBAR BERLOGO……………………………………………… ii HALAMAN JUDUL……………………………………………….. iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………… iv LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN……………………….. v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…………………………. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………. vii KATA PENGANTAR……………………………………………… viii ABSTRAK………………………………………………………….. x DAFTAR ISI……………………………………………………….. xi DAFTAR TABEL………………………………………………….. xiii DAFTAR GAMBAR………………………………………………. vix DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….. xv
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH………………………..
1 B. RUMUSAN MASALAH…………………………………… 4
C. TUJUAN PENELITIAN……………………………………
5 D. HIPOTESIS TINDAKAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN………………………………………….
5
F. DEFINISI OPERASIONAL………………………………...
45 C. DESKRIPSI SIKLUS III……………………………………
76 LAMPIRAN……………………………………………………
74 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………........
74 B. SARAN……………………………………………………..
60 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN……………………………………………..
55 B. PEMBAHASAN…………………………………………….
50 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN………………………...
39 B. DESKRIPSI SIKLUS II…………………………………….
7 G. METODE PENELITIAN…………………………………...
34 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. DESKRIPSI SIKLUS I……………………………………...
30 D. STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT……………..
27 C. MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR………………
15 B. MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MADRASAH IBTIDAIYAH.................................................
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. HASIL BELAJAR…………………………………………..
8 H. SISTEMATIKA PENULISAN……………………………..
77
Tabel 2.2 Variabel Hasil Belajar.......................................................................18 Tabel 4.1 Daftar Nilai Test Formatif Siklus I...................................................
55 Tabel 4.2 Daftar Nilai Test Formatif Suklus II.................................................
57 Tabel 4.3 Daftar Nilai Test Formatif Siklus III.................................................
58 Tabel 4.4 Frekuensi Nilai Evaluasi..................................................................
60 Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Sikap Siklus I..................................................
61 Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Sikap Siklus II.................................................
66 Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Sikap Siklus III................................................
70
Gambar 2.1 Bangun Persegi Panjang................................................................31 Gambar 2.2 Bangun Persegi..............................................................................
31 Gambar 2.3 Bangun Jajar Genjang...................................................................
32 Gambar 2.4 Bangun Layang-Layang................................................................
33 Gambar 2.5 Bangun Trapesium........................................................................
33 Gambar 2.6 Bangun Segitiga............................................................................
34 Gambar 2.7 Bangun Lingkaran.........................................................................
34 Gambar 4.1 Presentase Nilai Siklus I................................................................
56 Gambar 4.2 Presentase Nilai Siklus II..............................................................
58 Gambar 4.3 Presentase Nilai Siklus III.............................................................
59
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III Lampiran 4 Lembar Soal Pre Test Lampiran 5 Lembar Soal Siklus I Lampiran 6 Lembar Soal Siklus II Lampiran 7 Lembar Soal Siklus III Lampiran 8 Lembar Pengamatan Sikap Siswa Lampiran 9 Data Nilai Siswa Sebelum Penelitian Lampiran 10 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian Dokumentasi Daftar Riwayat Hidup
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Harus disadari seiring dengan perkembangan zaman yang modern, pendidikan menjadi salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu kaum. Pentingnya pendidikan untuk merubah pola fikir seseorang agar lebih cerdas dan mandiri dalam mempersiapkan masa depanya sangat dituntut pada era globalisasi sekarang ini. Seperti yang pernah disabdakan Rasulullah saw dalam hadist yang diriwayatkan oleh At-Thabrani.
ِﻢْﻠِﻌﻟْﺎِﺑ ِﮫْﯿَﻠَﻌَﻓ ِةَﺮِﺧﻵاْ َداَرَأ ْﻦَﻣ َو ِﻢْﻠِﻌﻟْﺎِﺑ ِﮫْﯿَﻠَﻌَﻓ ﺎَﯿْﻧﱡﺪﻟا َداَرَأ ْﻦَﻣ ْﻦ َﻣ َو ِﻢْﻠِﻌﻟْﺎِﺑ ِﮫْﯿَﻠَﻌَﻓ ﺎَﻤُھ َداَرَأ ( ﻲ ﻧ ا ﺮ ﺒ ﻄ ﻟ ا ه ا و ر )
Art inya,’Barangsiapa yang m enginginkan kehidupan dunia, m ak
ia harus m em iliki ilm u, dan barang siapa yang m enginginkan
kehidupan akhirat m aka it upun harus dengan ilm u, dan barang siapa
yang m enginginkan keduanya m aka it upun harus dengan ilm u.” ( HR.
Thabrani) .
Menurut Piaget (dalam Sams 2010:20), “siswa Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah umurnya berkisar antara 6-13 tahun, mereka berada pada fase operasional konkret”. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Sehingga jika dihubungkan dengan mata pelajaran banyak mata pelajaran yang kiranya sukar dipahami oleh siswa, seperti matematika dan IPA.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib untuk dipelajari di semua jenjang pendidikan. Seperti yang dikemukakakn oleh Morris Kline (dalam Simanjuntak 1993: 64) bahwa “jatuh bangunya suatu negara dewasa ini tergantung dari kemajuan di bidang matematiaka”.
Pemahaman konsep matematika penting dilakukan agar dewasa kelak siswa mampu mengaplikasikan pada kehidupa sehari-hari. Konsep matematika dapat terbentuk dengan baik jika program yang diberikan disekolah disesuaikan dengan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat mengaplikasikanya dalam kehidupan nyata. Menurut Simanjuntak (1993: 64),“Pengetahuan mengenai matematika memberikan bahasa, proses dan teori yang memberikan ilmu suatu bentuk dan kekuasaan, yang pada akhirnya bahwa matematika merupakan satu kekuatan utama pembentukan konsepsi tentang alam suatu hakikat dan tujuan manusia dalam kehidupanya”.
Mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI) berisi bahan pelajaran yang menekankan agar siswa mengenal, memahami, serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitanya dengan praktik kehidupan sehari-hari. kepada siswa Madrasah Ibtidaiyah sangatlah mudah, tetapi sebenarnya materi sifat-sifat bangun datar di sekolah dasar memuat konsep-konsep yang mendasar dan penting serta tidak boleh dipandang sepele oleh para guru. Konsep dasar matematika materi sifat-sifat bangun datar harus diberikan secara benar sejak awal siswa mengenal suatu konsep, sebab kesan yang pertama kali ditangkap oleh siswa akan terus terekam dan akan menjadi pandangan dimasa mendatang.
Seperti data yang telah penulis dapatkan saat melakukan observasi awal di MI Islamiyah Tanjung. Di kelas V pada mata pelajaran matematika materi sifat- sifat bangun datar diperoleh data nilai yang kurang memuaskan. Dari 21 siswa kelas V dengan standar KKM 65 hanya ada 29% (6 siswa) yang memenuhi standar KKM, sedangkan 71% (15 siswa) mendapatkan nilai dibawah standar KKM.
Penggunaan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi pembelajaran menurut Wena (2009: 2) adalah “cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarakan siswa”. Setiap strategi pembelajaran pada dasarnya secara implisit telah mengandung komponen motivasional, walaupun dengan cara yang berbeda-beda. Salah satu strategi yang dipilih penulis dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika adalah strategi card sort.
Penerapan strategi card sortdalam pembelajaran matematika, terutama pada materi sifat-sifat bangun datar diharapkan mampu memupuk motivasi siswa
sort selain menumbuhkan antusias siswa juga dapat menjadikan anak lebih aktif
dalam proses pembelajaran, guru diposisikan sebagai mediator agar pengetahuan dapat tersampaikan dengan baik.
Berbagai macam permasalahan yang dialami oleh siswa saat belajar mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datarseperti rendahya nilai ulangan, pembelajaran yang kurang menarik, hasil belajar yang rendah menjadikan penulis tertarik untuk meneliti tingkat hasil belajar dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif yaitu dengan menggunakan strategi card
sort pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datarpada kelas V
di Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Tanjung.Dari permasalahan tersebut penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MATERI SIFAT-SIFAT
BANGUN DATAR DENGAN STRATEGI CARD SORT DI MI ISLAMIYAH
TANJUNG KLEGO BOYOLALI TAHUN 2014”.B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:Apakah strategi card sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar di MI Islamiyah Tanjung Klego, Boyolali?
Dari rumusan masalah diatas maka penulis merumuskan tujuan penelitian ini adalah:Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V dengan menggunakan strategi card sort pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar di MI Islamiah Tanjung, Klego, Boyolali.
D. HIPOTESIS TINDAKAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipadang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK.Penggunaan strategicard sort dalam mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Indikator keberhasilan: Siklus berhenti saat 75% dari jumlah seluruh siswa telah memenuhi standar KKM mata pelajaran matematika yaitu 65.
E. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan ataupun pemikiran dalam pemilihan strategi dan metode yang tepat untuk diterapkan pada mata pelajaran matematika, yang salah satunya MI Islamiyah Tanjung Klego.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa 1) Meningkatkan minat belajar siswa terutama pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar. 2) Membantu siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar. 3) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar.
b. Bagi Guru 1) Sebagai referensi dalam menggunakan strategi pembelajaran aktif pada mata pelajaran matematika.
2) Sebagai masukaan guru untuk mengembangankan inovasi dan kreasi dalam menggunakan strategi belajara yang efektif pada mata pelajaran matematika.
1) Memberikan kontribusi bagi sekolah dalam kegiatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan pada mata pelajaran matematika.
F. DEFINISI OPERASIONAL 1. Peningkatan yaitu proses, perbuatan, cara meningkatakan usaha dsb.
(Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 2005: 820).
2. Hasil yaitu sesuatu yang didapat dari jerih payah , perolehan, buah, akibat, kesudahan. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 2005: 351).
3. Belajar adalah proses yang harus dilalui manakala seseorang ingin mencapai sesuatu yang diharapkan dapat berhasil dengan baik (Samino, 2012: 19).
4. Matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau “mathenein”.
Menurut Mulyani Sumantri (dalam Rosma Hartini Sam’s, 2010:12) matematika adalah pengetahuan yang tidak kurang pentingnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu tujuan pengajaran matematika ialah agar peserta didik dapat berkonsultasi dengan mempergunakan angka- angka dan bahasa matematika.
5. Strategi yaitu taktik, ( Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 2005: 774).
6. Card Sort yakni strategi pembelajaran berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk seperti kartu yang berisi informasi atau materi pelajaran.
1. Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Suharsimi dkk (dalam Mulyasa, 2011:10) menjelaskan “penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan”. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama peserta didik, atau oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai upaya perbaikan suatu praktik pendidikan melalui pemberian tindakan berdasarkan refleksi dari pemberian tindakan. Bentuk pemberian tindakan pada penelitian ini yaitu dengan memberikan suatu tindakan pada subjek yang diteliti dengan menggunakan strategicard sort (variabel bebas) untuk diketahui pengaruhnya terhadap hasil belajar matematika (variabel terikat) karena adanya pemberian tindakan yang dilakukan.
2. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek peneliti dalam melakukan penelitian adalah siswa kelas V MI Islamiyah Tanjung Klego Boyolali tahun 2014, dengan jumlah siswa 21 siswa, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Lokasi yang dipilih penulis untuk melakukan penelitian adalah di MI Islamiyah Tanjung RT.05 RW.11 desa Tanjung kec.Klego dari bulan Mei- Agustus 2014.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Sesuai dengan model penelitian yang dilakukan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) maka penelitian yang dilakukan melalui tiga siklus. Setiap siklus meliputi empat tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan Rencana pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas antara lain mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) Mengembangkan Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP), dengan memperhatikan indikator-indikator hasil belajar.
2) Mengembangkan alat peraga, alat bantu, atau media pembelajaran yang menunjang pembentukan SKKD dalam rangka implementasi Penelitan Tindakan Kelas. 3) Menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan kondisi pembelajaran.
4) Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS). 5) Mengembangkan pedoman atau instrumen yang digunakan dalam siklus Penelitian Tindakan Kelas.
6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan indikator hasil belajar.
Mencakup prosedur dan tindakan yang akan dilakukan, serta proses perbaikan yang akan dilakukan.
c. Observasi Mencakup prosedur perekaman data tentang proses dan hasil imlementasi tindakan yang dilakukan.
d. Refleksi Refleksi menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan, refleksi tentang proses dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah: a. Tes : instrumen untuk mengumpulkan data prestasi siswa melalui pre test dan post test.
permasalahan Pelaksanaan Tindakan I
Perencanaan Tindakan I SIKLUS I Refleksi I
Pengamatan/ pengumpulan data I Pelaksanaa Tindakan II Perencanaan
Tindakan II SIKLUS II Pengamatan/ pengumpulan data II Refleksi II Pelaksanaan Tindakan III
Perencanaan Tindakan II SIKLUS III Refleksi III
Pengamatan/ pengumpulan data III
4. Instrumen Penelitian
peserta didik terhadap penggunaan strategicard sort pada mata pelajaran matematika.
c. Observasi: instrumen untuk mengadakan pengamatan terhadap aktifitas dan kreatifitas peserta didik didalam kegiatan pembelajaran.
d. Wawancara: instrumen untuk mengumpukan data lisan dari sumber data atau subyek penelitian secara langsung.
5. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti langsung ke tempat penelitian di MI Islamiyah Tanjung, Klego Boyolali. Di tempat penelitian, peneliti mengumpulkan data menggunakan alat bantu instrumen berupa tes. Selain itu peneliti juga melakukan observasi dan wawancara kepada siswa dan guru di MI Islamiyah Tanjung, Klego, Boyolali. Skala sikap juga diperlukan peneliti untuk mengukur antusias siswa dalam belajar.
6. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan oleh penulis, maka analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi pada setiap tahapan siklusnya berdasarkan hasil observasi terhadap penggunaan strategicard sort dalam pembelajaran matematika materi sifat- sifat bangun datar kelas V di MI Islamiyah Tanjung dan berdasarkan format pengamatan lainya yang terekam dalam catatan lapangan. Analisis refleksi dilakukan peneliti bersamaan dengan para kolaborator sebagai untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah tencapai tujuanya.
Peneliti juga menggunakan analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif yang digunakan penulis berupa presentase sebagai berikut: = × 100%
Ket: P= Persentase X= Frekuensi Siswa Lulus/ Belum Lulus Xi= Jumlah Seluruh Siswa
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
BAB 1 : Pendahuluan Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka Berisi tentang hasil belajar, mata pelajaran matematika utuk Madrasah Ibtidaiyah, materi sifat-sifat bangun datar, strategi pembelajaran card sort .
Berisi tentang deskripsi siklus I, deskripsi siklus II, deskripsi siklus III.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Berisi tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasan. BAB V : Penutup Berisi kesimpulan dan saran-saran dari penulis. Daftar Pustaka Lampiran
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
Pemahaman tentang hasil belajar dapat ditinjau dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”. Kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda, jika disatukan akan memunculkan pengertian baru. Oleh karena itu akan dibahas satu per satu di bawah ini.
1. Pengertian Hasil
Menurut Poerwodarminto (dalan Ngiryanto 2008:9) bahwa “hasil merupakan prestasi yang telah dicapai (dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan menurut Tirtonagoro (dalam Ngiryanto 2008:9) bahwa “hasil merupakan usaha yang dilakukan dengan maksimal dan menghasilkan perubahan dan dinyatakan dalam bentuk yang menunjukkan kepada anak atas kemampuanya dalam mencapai prestasi kerja dalam waktu tertentu”. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil adalah sesuatu yang diperoleh seseorang/ siswa setelah melakukan suatu kegiatan.
2. Pengertian Belajar.
Belajar adalah suatu kata yang identik dengan siswa dan sekolah karena memang sudah umum jika kegiatan belajar banyak dilakukan oleh seorang siswa dan bertempat di sekolah. Namun sebenarnya belajar tidak hanya dilakukan di sekolah dan tidak harus seorang siswa, semua orang dapat belajar dan dimanapun seseorang dapat belajar selama mempelajari tentang pengertian belajar.
Menurut Samino (2012: 199) belajar adalah proses yang harus dilalui manakala seseorang ingin mencapai sesuatu yang diharapkan dapat berhasil dengan baik. Sedangkan menurut Marsudi (dalam Samino: 2012:23) menyimpulkan pengertian belajar sebagai berikut:
a. Belajar itu membawa sesuatu perubahan baik dalam perubahan perilaku aktual maupun potensial.
b. Perubahan itu pada dasarnya adalah diperoleh pengalaman/ kecakapan baru (dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dll).
c. Perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
d. Perubahan cenderung menetap/ lama (tidak hilang begitu saja).
e. Perubahan itu menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomorik.
Menurut Depdiknas (dalam Ngiryanto 2008: 11) “ belajar adalah perubahan yang sedang dialami atau hasil yang telah diperoleh yang menyebabkan individu berubah dari keadaan semula ke keadaan yang baru yang sifatnya kuantitatif maupun kualitatif ke taraf yang lebih tinggi dari semula.
Dalam belajar dimaksudkan ada perubahan yang bersifat positif dan bertahan lama atau permanen. Meskipun dalam belajar anak mendapatkan perubahan tetapi kalau perubahanya itu negatif maka hal itu tidak dapat dikatakan sebagai belajar atau hasil belajar. dilakukan sesorang dengan sengaja sebagai upaya untuk mencapai tujuan. Perubahan yang diperoleh dari hasil belajar bersifat positif dan tidak hilang begitu saja.
3. Pengertian Hasil Belajar.
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia diatur dalam undang- undang yang diatur oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang tersebut diatur tentang kurikulum, jenjang, jam belajar sampai pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional pasal 58 (1) disebutkan bahwa penelitian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil peserta didik secara berkesinambungan.
Hasil belajar yang sering disebut dengan istilah “scolastic
achivement“ atau “academic achivement“ adalah seluruh kecakapan dan
hasil yang dicapai melaui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar ( Briggs, 1979).
Sedangkan menurut Arikunto (1990: 102) yang dimaksud dengan hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kata-kata baik, sedang, kurang. adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda.
Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
a. Keefektifan pembelajaran, diukur dari tingkat pencapaian siswa, dan terdapat empat indikator untuk mendeskripsikan, yaitu (1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari, (2) kecepatan unjuk kerja, (3) tingkat alih belajar, dan (4) tingkat retensi/ penyimpanan.
b. Efisiensi pembelajaran, diukur dengan perbandingan antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai siswa dan atau jumlah biaya yang digunakan dalam pembelajaran.
c. Daya tarik pembelajaran, diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap/ terus belajar.
Keefektifan (Effectiveness) Efisiensi Hasil
Pembelajaran (Efficiency) Daya Tarik (Appeal)
Tabel 2.1 Variabel Hasil belajarSedangkan Bloom (dalam Samino, 2012:49) membedakan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotik (ketrampilan motorik).
1) Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan. Pengetahuan tersebut dapat berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan makna hal-hal yang dipelajari.
3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Perilaku ini biasanya nampak dalam menggunakan prinsip. 4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. 5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, misal tampak didalam kemampuan menyusun suatu program kerja. 6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Sebagi contoh menilai hasil karangan.
b. Ranah afektif terdiri dari lima jenis perilaku, yaitu: 1) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal-hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. 3) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup penerimaan terhadap suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. 4) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
5) Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai, dan membentuknya menjadi pola nilaikehidupan pribadi.
c. Ranah psikomotorik terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan psikomotorik, yaitu: 1) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan
(mendeskripsikan) sesuatu secara khusus dan menyadari adanya perbedaan antar sesuatu tersebut.
2) Kesiapan, yang mencakup kemampuan menempatkan diri dalam suatu keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup aktivitas jasmani dan rohani (mental)
3) Gerakan terbimbing, yaitu mencakup kemampuan melakukan gerakan contoh, atau sesuai peniruan.
4) Gerakan terbiasa, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh. gerakan atau ketrampilan yang terdiri dari banyak tahap secara lancar, efisien dan tepat.
6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. 7) Kreatifitas, yang mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri.
Menurut Gagne (1977), Gagne & Driscoll (1988) (dalam Ekawarna 2013: 70)hasil belajar bukan merupakan hasil tunggal, melaiankan proses yang luas dan dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku, dimana tingkah laku tersebut merupakan hasil dari efek kumulatif dari belajar.
Dari beberapa pengertian tentang hasil belajar yang dikemukakakan oleh para pakar, jika ditarik kesimpulan yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil/ akibat yang diperoleh seseorang setelah melakuakan kegiatan belajar yang mencakup aspek kognitif , afektif dan psikomotor.
4. Faktor-Faktor yang Menentukan Hasil Belajar.
Menurut Samino (2012:56) belajar merupakan proses kegiatan untuk mendapatkan perubahan tingkah laku bagi peserta didikatau subjek belajar. Akan tetapi dalam kenyataan banyak faktor yang ikut peserta didik dan faktor ekstern (dari luar) peserta didik.
a. Faktor Intern Faktor intern pada dasarnya dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi fisiologisdan sisi psikologis. Pada sisi fisiologis terletak pada kondisi peserta didik. Faktor psikologis memiliki peranan penting yang dapat dipandang sebagai berfungsinya pikiran peserta didik dalam hubunganya dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan pelajaran lebih mudah dan lebih efektif.
Thomas F. Staton (dalam Samino 2012: 57) menguraikan 6 macam faktor psikologis, yaitu (a) motivasi, (b) konsentrasi, (c) reaksi, (d) organisasi, (e) pemahaman, dan (f) ulangan.
1) Motivasi Peserta didik akan berhasil belajarnya manakala dalam dirinya terdapat keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar itulah yang disebut dengan motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal yaitu: (1) mengetahui apa yang akan dipelajari, dan (2) memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari. Belajar tanpa ada motivasi akan berdaampak pada kegiatan belajar mengajar sulit untuk berhasil.
2) Konsentrasi Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini
Didalam konsentrasi ini keterlibatan mental secara detail sangat diperlukan, sehingga tidak “perhatian” sekadarnya. Dalam belajar dapat terjadi perhatianya hanya sekadarnya sehingga tidak konsentrasi, materi pelajaran yang masuk dalam pikiran akan samar-samar didalam kesadaran. 3) Reaksi
Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental, sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan otot- ototnya harus dapat bekerja secara harmonis sehingga subjek belajar itu bertindak atau melakukanya.
4) Organisasi Belajar juga dapat dikatan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran kedalam suatu kesatuan pengertian. Perbedaan belajar yang berhasil dengan kebingungan, kemungkinan besar hanya perbedaan antara cara penerimaan dan pengaturan fakta, ide dalam fikiran peserta didik yang belajar. Maka diperlukan rancangan indikator keberhasilan serta standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan demikian akan terjadi proses belajar yang logis, efektif dan terorganisir. 5) Pemahaman sesuatu dengan pikiran. Maka dari itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna dari filosofinya, maksud dan implikasinya serta aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi.
6) Ulangan Dalam proses pembelajaran banyak diketahui bahwa tidak semua peerta didik dapat mengingat semua pelajaran dengan baik.
Karena pada umumnya setiap manusia termasuk peserta didik memiliki sifat lupa, tetapi semua menyadari bahwa tidak boleh berlebihan dalam lupa itu.
b. Faktor Ekstern Keberhasilan belajar siswa disamping ditentukan oleh faktor internal juga ditentukan oleh faktor eksternal, yaitu sebagai faktor yang ada diluar diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa adalah: 1) Lingkungan Sosial
Yang termasuk lingkungan sosial antara lain: lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial siswa, dan lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
5. Hasil Belajar Matematika.
Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk menyajikan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar anak didik, matematika.
Sudah dapat dibayangkan bagaimana situasi pembelajaran matematika di kelas. Suasana yang senyap, tegang, atau mungkin justru riuh karena anak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru.
Untuk mencapai standar KKM yang telah ditentukan pada mata pelajaran matematika, banyak guru harus berusaha membantu nilai murni siswa yang sebagian besar tidak memenuhi standar KKM.
Menurut Gagne bahwa hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar matematikanya atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku dalam diri siswa, yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, tingkah laku, sikap dan keterampilan setelah mempelajari matematika. Perubahan tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. hasil belajar matematika adalah merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar yang dapat diukur melalui tes.
6. Konsep Belajar Tuntas
Banyak pendidik yang sering memperbincangkan anak didiknya berkaitan dengan ketuntasanya dalam belajar. Menurut Hartini, Suwarno dan Marsudi (dalam Samino 2012: 67) yang dimaksud dengan belajar tuntas (mastery learning) adalah: “ serangkaian kegiatan belajar yang mampu menguasai materi yang dipelajari secara menyeluruh dalam waktu yang tersedia”. Selanjutnya disebutkan oleh Yamin (dalam Samino 2012: 68) bahwa belajar tuntas dilandasi dua asumsi, pertama: bahwa adanya korelasi antara tingkat keberhasilan dengan kemampuan potensial (bakat), kedua: apabila pembelajaran dilaksanakan secara sistematis dan tersetruktur, maka semua peserta didik akan mampu menguasai bahan yang disajikan kepadanya. Dengan demikian konsep belajar tuntas pada dasarnya dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah pembelajaran yang bersifat klasikal yang dilandasi dua asumsi bahwa keberhasilan belajar karena adanya korelasi bakat dan dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur. belajar tuntas terdapat beberapa prinsip. Menurut Hartini dkk (dalam Samino 2012:70) terdapat 3 prinsip belajar tuntas, yaitu:
a. Prinsip perbedaan waktu belajar Untuk suatu bidang studi tertentu ditentukan oleh tingkat belajar siswa menurut waktu yang disediakan pada tingkat tertentu.
b. Prinsip umpan balik dan segera Umpan balik dalam kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang memberikan kepastian kepada siswa bahwa tujuan belajar telah atau belum tercapai.
c. Prinsip perbaikan Usaha memperbaiki setiap kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa pada waktu mempelajari materi pelajaran tertentu.
Dari uraian diatas terdapat persamaan dari pendapat beberapa ahli,bahwa konsep belajar tuntas mencakup penguasaan materi yang telah disampaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
B. Mata Pelajaran Matematika Untuk Madrasah Ibtidaiyah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Menurut Lisnawaty Simanjuntak (1993: 65) sentral pengajaran matematika adalah pemecahan masalah atau yang lebih mengutamakan proses dari pada produk, maka teori belajar mengajar yang akan lebih berperan dalam pemecahan masalah tersebut. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas.