Persepsi siswa, guru dan orang tua terhadap ujian nasional ditinjau dari status sekolah : studi kasus pada SMA-SMA di Kota Yogyakarta - USD Repository

  

PERSEPSI SISWA, GURU, DAN ORANG TUA

TERHADAP UJIAN NASIONAL DITINJAU DARI STATUS SEKOLAH

Studi Kasus pada SMA-SMA di Kota Yogyakarta

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Oleh:

Hantoro Budiarto

NIM: 031334010

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan karya ini untuk: Almamaterku Universitas Sanata Dharma Mami dan Papi tercinta Kakakku yang kukasihi

  

Keponakanku yang lucu-lucu (Kevin, Nico, Michael, Helen, dan Richie)

  

MOTTO

  Keinginan untuk belajar akan meningkatkan pengetahuan, Pengetahuan meningkatkan kebijaksanaan,

  Dengan kebijaksanaan, tujuan dapat diketahui, Mengetahui tujuan akan membawa kebahagiaan

  (Thera G āthā 141) Apalah artinya kerugian karena kehilangan harta benda Kerugian terbesar adalah kehilangan kebijaksanaan Apalah artinya keuntungan karena mendapatkan harta benda Keuntungan terbesar adalah mendapatkan kebijaksanaan (Buddha Gotama)

  Jadikanlah harimu produktif, Apakah sedikit atau banyak. Karena setiap siang dan malam yang berlalu, Kehidupanmu berkurang sebanyak itu.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah Yogyakarta,

  28 Januari 2008 Penulis,

  Hantoro Budiarto

KATA PENGANTAR

  Berkat kesempurnaan Tuhan Yang Maha Esa dan Sang Tiratana, maka Skripsi yang berjudul “ PERSEPSI SISWA, GURU, DAN ORANG TUA DITINJAU DARI STATUS SEKOLAH Studi Kasus pada SMA-SMA di Kota Yogyakarta” dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang

  5. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

  6. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

  7. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.S. yang telah menyempurnakan abstrak dalam Bahasa Inggris

  8. Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

  9. Kepala SMA Negeri 2, SMA PIRI, SMA BOPKRI 1, SMA Marsudi Luhur, SMA Institut Indonesia, SMA BOPKRI 3, SMA Santo Thomas, SMA Gadjah Mada, SMA 17 “1”, SMA Gotong Royong; yang telah memberikan izin sebagai tempat penelitian untuk penulisan skripsi ini.

  10. Mami dan Papi yang selalu memberikan dukungan dan bantuan baik moril maupun materiil hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi serta studi dengan baik.

  11. Kakak-kakak ku yang telah memberikan banyak bantuan dukungan dan bantuan baik moril maupun materiil hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi serta studi dengan baik.

  12. Bhante Sri Pannyavaro Mahathera yang telah banyak memberikan inspirasi hidup

  15. Teman-teman bimbingan Skripsi (Yayik, Henni, Richa) yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

  16. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan.

  17. Teman-teman umat Vihara Karangdjati ( Pak Supri, Pak Fonda, Pak Karwan, Om Bing, Pak Herry “ genggong”, Steven Basuki Sasongko) yang telah banyak memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjadikan Vihara Karangdjati sebagai tempat untuk melatih kesabaran dan kebijaksanaan.

  18. Teman-teman se-kontrakan (Ian “olok-olok”, Andre, Ahau, Sandy, Herman, Robert, Widya, dan Willy) yang telah memberikan dukungan untuk menyelesaikan Skripsi ini.

  19. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam studi maupun dalam penulisan skripsi ini.

  Semoga bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak tersebut membuahkan kebahagiaan. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini belumlah sempurna, maka dari itu mohon masukan dan saran dari pembaca.

  May all beings be well dan happy.

  Yogyakarta, 28 Januari 2008

  

ABSTRAK

PERSEPSI SISWA, GURU, DAN ORANG TUA

TERHADAP UJIAN NASIONAL DITINJAU DARI STATUS SEKOLAH

Studi Kasus pada SMA-SMA di Kota Yogyakarta

  

Hantoro Budiarto

Universitas Sanata Dharma

2008

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:(1) ada tidaknya perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional antara siswa yang bersekolah di SMA dengan status sekolah terakreditasi A, B, dan C; (2) ada tidaknya perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional antara guru yang mengajar di SMA dengan status sekolah terakreditasi A, B, dan C; (3) ada tidaknya perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional antara orang tua yang menyekolahkan anaknya di SMA dengan status sekolah terakreditasi A, B, dan C.

  Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan populasi penelitian yaitu siswa-siswi kelas XII IPS, guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ekonomi/Akuntansi yang mengajar kelas XII IPS serta orang tua siswa-siswi kelas XII IPS yang menjadi subjek penelitian pada SMA- SMA di Kota Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu

  

cluster sampling dan diperoleh 225 untuk sampel siswa; 38 untuk sampel guru; 136

  untuk sampel orang tua. Data dalam penelitian ini, yang meliputi persepsi siswa, guru, dan orang tua dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan Skala Likert yang terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas; sedangkan data mengenai akreditasi sekolah dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan One Way ANOVA dengan bantuan komputer program SPSS versi 11,5 for Windows.

  Hasil pengujian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional antara yang bersekolah di SMA dengan status sekolah terakreditasi A, B, dan C (sign value = 0,073 >

  

ABSTRACT

THE PERCEPTION OF STUDENTS, TEACHERS AND

STUDENTS’ PARENTS TOWARDS THE NATIONAL EXAMINATION

PERCEIVED FROM THE SCHOOL STATUS

  

A Case Study in the Senior High Schools in Yogyakarta

Hantoro Budiarto

The University of Sanata Dharma

2008

  The purpose of this research is to understand: (1) whether there are any significant perceptive differences towards National Examination among students who study in senior high schools (SMA) which have been credited A, B, and C; (2) whether there are any significant perceptive differences towards National Examination among teachers who teach in senior high schools (SMA) which have been credited A, B, and C; (3) whether there are any significant perceptive differences towards National Examination among parents whose children study in senior high schools (SMA) which have been credited A, B, and C.

  This research is a case study research with research population namely social studies (IPS) students grade XII; teachers of Indonesian Language, English, and Economics/Accounting who teach social studies (IPS) grade XII students; and the parents of social studies (IPS) grade XII students. They became the subject of the research in senior high schools (SMA) in Yogyakarta. The technique of taking the samples in this research was cluster sampling. The samples were 225 students, 38 teachers, and 136 parents. The data in this research include the perception of the students, teachers, and parents obtained by using questionnaire with Likert Scale to examine its validity and its reliability; whereas the data about the credited schools were obtained by using documentation technique. The technique of analysing this research was One Way ANOVA with the help of SPSS version 11.5 for Windows computer program.

  This result of the investigation shows that: (1) there isn’t any significant perceptive difference towards National Examination among students who study in senior high schools (SMA) which have been credited A, B, and C (sign value = 0.073

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................... iv MOTTO ……... ............................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................................................. vii ABSTRAK .………...................................................................................................... x

  ABSTRACT ……… ....................................................................................................... xi

  DAFTAR ISI.......... ....................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah.......................................................................

  1 B. Batasan Masalah ...................................................................................

  6 C. Rumusan Masalah ................................................................................

  6 D. Tujuan Penelitian..................................................................................

  7

  1. Persepsi ...........................................................................................

  9 a. Pengertian Persepsi .....................................................................

  9

  b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Persepsi ..................................................................................... 10

  c. Syarat Terjadinya Persepsi .......................................................... 11 2. Evaluasi ...........................................................................................

  12

  a. Pengertian Evaluasi ..................................................................... 12

  b. Fungsi Evaluasi ........................................................................... 14

  c. Tujuan Evaluasi........................................................................... 16

  d. Kegunaan Evaluasi...................................................................... 17

  e. Prinsip-prinsip Dasar Evaluasi .................................................... 17

  3. Ujian Nasional................................................................................. 18

  a. Pengertian Ujian Nasional........................................................... 18

  b. Tujuan Pelaksanaan Ujian Nasional............................................ 19

  c. Fungsi Ujian Nasional ................................................................. 21

  4. Akreditasi Sekolah .......................................................................... 23

  a. Pengertian Akreditasi Sekolah .................................................... 23

  b. Tujuan Akreditasi Sekolah.......................................................... 23

  c. Fungsi Akreditasi Sekolah .......................................................... 27

  C. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 35

  BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................... 36 A. Jenis Penelitian.................................................................................... 36 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 36 C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................... 37 D. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 37 E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ............................................. 38

  1. Variabel Penelitian .......................................................................... 38

  2. Pengukurannya................................................................................ 39

  F. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 42 G.

  Pengujian Instrumen Penelitian........................................................... 42

  1. Pengujian Validitas ......................................................................... 42

  2. Pengujian Reliabilitas ..................................................................... 46

  H. Teknik Analisis Data........................................................................... 47

  1. Pengujian Prasyarat Analisis........................................................... 47

  2. Pengujian Hipotesis......................................................................... 50

  BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .............................................. 53 A. Analisis Data ........................................................................................

  53

  1. Deskripsi Data................................................................................... 53

  BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN .............................. 72 A. Kesimpulan ......................................................................................... 72 B. Saran.................................................................................................... 73 C. Keterbatasan........................................................................................ 75 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 77 LAMPIRAN.................................................................................................................. 79

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Interpretasi Penilaian Akreditasi Sekolah …….……….....

  30 Tabel 3.1 Tabel Skoring Berdasarkan Skala Likert ……….…….………...

  40 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Persepsi Siswa terhadap Ujian Nasional .....

  40 Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Persepsi Guru terhadap Ujian Nasional ......

  41 Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Persepsi Orang Tua terhadap Ujian Nasional ..............................................................

  41 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Kuesioner Persepsi Siswa terhadap Ujian Nasional dari Aspek Pedagogis, Sosial dan Psikologis, Yuridis serta Ekonomi……………………….……....…………

  44 Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Kuesioner Persepsi Guru terhadap Ujian Nasional dari Aspek Pedagogis, Sosial dan Psikologis, Yuridis serta Ekonomi……………………….……....…………

  45 Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Kuesioner Persepsi Orang Tua terhadap Ujian Nasional dari Aspek Pedagogis, Sosial dan Psikologis, Yuridis serta Ekonomi……………………….……....…………

  45 Tabel 3.8 Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas……… …….……….....

  49 Tabel 3.9 Ringkasan Hasil Pengujian Homogenitas…….…….……….....

  50

Tabel 4.4 Interpretasi Persepsi Guru terhadap Ujian Nasional………......

  57 Tabel 4.5 Persepsi Orang Tua terhadap Ujian Nasional……………….

  59 Tabel 4.6 Interpretasi Persepsi Orang Tua terhadap Ujian Nasional…...

  59 Tabel 4.7 Hasil Pengujian Anova tentang Persepsi Siswa terhadap Ujian Nasional pada Sekolah Terakreditasi A, B, dan C ……

  61 Tabel 4.8 Hasil Pengujian Anova tentang Persepsi Guru terhadap Ujian Nasional pada Sekolah Terakreditasi A, B, dan C ……

  63 Tabel 4.9 Hasil Pengujian Anova tentang Persepsi Orang Tua terhadap Ujian Nasional pada Sekolah Terakreditasi A, B, dan C ……

  64 Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Pengujian Tukey-HSD ..…….……………

  65

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Kuesioner Sebelum Validasi …………………………………

  79 Lampiran 2 Kuesioner Setelah Validasi ………………………………….

  94 Lampiran 3 Data Pra Penelitian............................................... ………….. 108 Lampiran 4 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen......….. 112 Lampiran 5 Data Induk Penelitian… ……………………………….…… 127 Lampiran 6 Hasil Pengujian Normalitas.………………………………. . 153 Lampiran 7 Hasil Pengujian Homogenitas.………………………………. 158 Lampiran 8 Deskripsi Variabel Penelitian ………………………………. 159 Lampiran 9 Kategori Kecenderungan Variabel …………………………. 162 Lampiran 10 Hasil Pengujian Hipotesis ………………………………….. 165 Lampiran 11 Tabel r dan F ………………………………………………. 171 Lampiran 12 Surat Izin Penelitian ……………………………………….. 177

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertera dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

  merupakan proses untuk membuat manusia Indonesia menjadi cerdas. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 232) pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Di dalam pengertian pendidikan di atas, mendewasakan manusia melalui kegiatan pengajaran dan pelatihan. Pengajaran dan pelatihan dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun non-formal.

  Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan itu diuraikan dalam bentuk yang lebih operasional yaitu peserta didik memiliki kemampuan yang terdiri dari aspek dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) melalui guru untuk mengukur keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran pada penggalan waktu yang telah diprogramkan sehingga hasilnya dapat menjadi bahan tindak lanjut guru dalam meneruskan, mengulang atau memberikan perbaikan baik secara klasikal maupun individual (http://www.pikiran- rakyat.com/cetak/0504/10/teropong/lainnya01.htm).

  Salah satu bentuk evaluasi dalam pembelajaran yaitu Ujian Nasional. Ujian Nasional dilakukan setelah peserta didik menempuh proses pembelajaran di jenjang pendidikan tertentu yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Ujian Nasional merupakan alat ukur yang terstandar yang dikeluarkan oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional. Ujian Nasional merupakan salah satu fakta yang menunjukkan bahwa suatu evaluasi yang bersifat terpusat.

  Evaluasi yang terstandar yang dibuat oleh pemerintah pusat tersebut banyak mengundang kontroversi. Kebijakan pemerintah tersebut telah merampas hak guru sebagai pelaksana evaluasi belajar. Dari segi yuridis, Ujian Nasional bertentangan dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 58 ayat 1 dan pasal 59 ayat 1 menyatakan bahwa evaluasi belajar. Selain itu, Ujian Nasional mengabaikan unsur penilaian yang berupa proses.

  Dari segi pedagogis, Ujian Nasional berdampak negatif terhadap pembelajaran di sekolah, karena hanya mengukur aspek kognitif. Sedangkan dalam ilmu kependidikan, kemampuan peserta didik mencakup tiga aspek yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).

  Argumentasi lain adalah kondisi mutu sekolah yang sangat beragam sehingga tidak adil jika harus diukur dengan menggunakan ukuran (standar) yang sama (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/1204/23/0804.htm).

  Dari segi sosial dan psikologis, mekanisme penyelenggaraan yang mematok nilai kelulusan 3,01 pada tahun 2003; 4,01 pada tahun 2004; 4,26 pada tahun 2005. Hal tersebut dirasa membuat peserta didik memiliki beban psikis dan sosial yang berat.

  Dari aspek ekonomi, penyelenggaraan ujian nasional merupakan suatu pemborosan dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pada tahun 2005 telah disebutkan bahwa pendanaan Ujian Nasional berasal dari pemerintah, tetapi tidak dijelaskan sumber pendanaan tersebut. Walaupun Ujian yang tidak mampu secara ekonomi. Selain itu, sistem yang belum jelas masih sulit mencegah terjadinya penyimpangan dana Ujian Nasional.

  Ujian Nasional juga tidak menguntungkan bagi pengembangan sains dan ilmu sosial karena Ujian Nasional tidak memasukkan mata pelajaran sains dan ilmu sosial seperti Fisika, Kimia, Biologi, Sosiologi, PPKn, Geografi dll. Ketiadaan hubungan antara mata pelajaran sains dan ilmu sosial dengan Ujian Nasional menyebabkan sekolah lebih memilih mengabaikan keberadaan beberapa mata pelajaran tersebut. Kecenderungan demikian didukung oleh anggapan bahwa mutu sekolah seolah-olah ditentukan oleh mata pelajaran yang diUjian- Nasionalkan. Sedangkan masalah penilaian mata pelajaran sains dan ilmu sosial yang diserahkan kepada sekolah mudah untuk diatur. Konsekuensi logis terhadap guru sains dan ilmu-ilmu sosial, secara psikologis merasa dimarjinalkan. Pengaruhnya terhadap proses pembelajaran sangat besar karena guru merasa tidak ada tuntutan akuntabilitas. Tidak ada dukungan motif yang kuat untuk apa sains dan ilmu sosial diajarkan, kecuali hanya sekadar untuk mengisi jadwal kelas. Masalah nilai bisa diatur. Kondisi demikian diperparah oleh perilaku permisif oleh semua warga sekolah lantaran orientasi sekolah pada target kelulusan siswa .

  Di sisi lain, pelaksanaan Ujian Nasional juga didukung oleh berbagai diperlukan sepanjang tidak digunakan sebagai penentu kelulusan namun berfungsi layaknya instrumen penelitian. Tetapi mata pelajaran Ujian Nasional perlu diperluas. Selain itu Ujian Nasional dianggap sebagai alat untuk mengukur mutu pendidikan secara nasional dan pendorong bagi pendidik, peserta didik, dan penyelenggara pendidikan untuk bekerja lebih keras guna meningkatkan mutu pendidikan (prestasi belajar). Ujian Nasional ini bersifat mendidik agar kita tidak menghasilkan generasi yang tidak kreatif, tidak inovatif, dengan motivasi lemah. Sebab dengan adanya patokan kelulusan, maka siswa akan lebih memiliki motivasi, kreativitas yang tinggi serta inovatif dalam belajar.

  Pro dan kontra pelaksanaan Ujian Nasional menimbulkan suatu keprihatinan bagi banyak kalangan. Ujian Nasional sebagai suatu sistem evaluasi bagi berbagai pihak menjadi beban psikologis. Pihak yang paling merasakan dampak dari Ujian Nasional adalah siswa, guru, dan orang tua. Dengan alasan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan persepsi siswa, guru, dan orang tua tentang Ujian Nasional dari sekolah yang termasuk terakreditasi A, terakreditasi B, dan terakreditasi C dengan judul penelitian “Persepsi Siswa, Guru, dan Orang Tua terhadap Ujian Nasional Ditinjau dari Status Sekolah: Studi Kasus pada SMA-SMA di Kota Yogyakarta”.

  B. Batasan Masalah

  Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan persepsi siswa, guru, dan orang tua siswa terhadap Ujian Nasional. Mengingat keterbatasan dalam hal waktu, tenaga, dan biaya, maka penelitian ini akan memfokuskan pada persepsi siswa, guru, dan orang tua siswa terhadap Ujian Nasional di SMA-SMA Kota Yogyakarta ditinjau dari status sekolah yang meliputi sekolah terakreditasi A, sekolah terakreditasi B, dan sekolah terakreditasi C.

  C. Rumusan Masalah

  Masalah utama dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apakah ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional antara siswa yang belajar pada SMA dengan status sekolah terakreditasi A, sekolah terakreditasi B, dan sekolah terakreditasi C? 2. Apakah ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional antara guru yang mengajar pada SMA dengan status sekolah terakreditasi A, sekolah terakreditasi B, dan sekolah terakreditasi C? 3. Apakah ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional antara orang tua yang menyekolahkan anaknya pada SMA dengan status

  D. Tujuan Penelitian

  Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1. Ada tidaknya perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional antara siswa yang belajar pada SMA dengan status sekolah terakreditasi A, sekolah terakreditasi B, dan sekolah terakreditasi C.

  2. Ada tidaknya perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional antara guru yang mengajar pada SMA dengan status sekolah terakreditasi A, sekolah terakreditasi B, dan sekolah terakreditasi C.

  3. Ada tidaknya perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional antara orang tua yang menyekolahkan anaknya pada SMA dengan status sekolah terakreditasi A, sekolah terakreditasi B, dan sekolah terakreditasi C.

  E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Pemerintah Pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Pendidikan Nasional. Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan sistem evaluasi, sehingga tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 dapat terwujud. Dengan terwujudnya Undang-Undang No. 20 tahun 2003, maka salah satu tujuan

  2. Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi Ujian Nasional, baik persiapan materi maupun mental siswa.

  3. Orang Tua Hasil penelitian ini hendaknya dapat menambah wawasan para orang tua sehingga secara proporsional dan realistis dapat melihat bahwa kelulusan bukanlah ukuran atau harga mati untuk keberhasilan seseorang di dalam hidup.

  4. Peneliti Dapat menambah wawasan tentang berbagai masalah pendidikan di Indonesia terutama tentang penentuan akreditasi A, B, dan C yang tentu saja tidak mudah dalam pengukurannya dan dapat mengetahui persepsi siswa, guru, dam orang tua terhadap Ujian Nasional.

  5. Peneliti selanjutnya Dapat memacu munculnya ide-ide baru dalam bentuk penelitian-penelitian pengembangan sehingga akan memberi sumbangan yang bermanfaat bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.

  6. Universitas Sanata Dharma

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori

1. Persepsi a. Pengertian Persepsi

  Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 675) persepsi diartikan sebagai suatu tanggapan (penerimaan langsung atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindera). Menurut Branca, Woodworth, dan Marquis (Walgito, 1994: 53), persepsi merupakan suatu proses di mana proses tersebut didahului dengan proses penginderaan. Proses penginderaan ini terjadi karena manusia berinteraksi dengan lingkungan, baik secara fisik maupun sosial, sehingga manusia perlu menyerap unsur dari luar yang berupa rangsangan atau stimulus melalui inderanya. Dengan demikian, penginderaan adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera.

  Menurut Thoha (2005: 141) persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungan bahwa objek tersebut bergerak Jadi, persepsi merupakan langkah berikutnya global, kemampuan untuk membedakan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya berdasarkan ciri-ciri fisik objek itu, misalnya ukuran, warna, dan bentuk.

  Irwanto (1988: 55) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses diterimanya rangsang yang berupa objek dan peristiwa sampai rangsang itu disadari dan dimengerti. Sebelum terjadi persepi didahului oleh proses penginderaan. Hal tersebut sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Branca, Woodworth, dan Marquis (Walgito, 1994: 53).

  Berdasarkan pengertian persepsi di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan, dan mengevaluasi objek yang dipersepsikan, sehingga terbentuklah gambaran mengenai objek yang dipersepsikan.

  Dalam kenyataannya setiap orang dihadapkan pada sejumlah objek dan peristiwa. Objek dan peristiwa tersebut tidak mempunyai arti apa-apa jika orang tidak menginterpretasikan atau menafsirkannya. Persepsi terhadap suatu objek dan peristiwa antara individu yang satu dengan individu yang lainnya belum tentu sama, walaupun objek dan peristiwanya sama.

  1) Psikologi

  Persepsi seseorang dipengaruhi oleh keadaan psikologisnya. Jika keadaan psikologis seseorang normal, maka persepsinya pun akan objektif.

  2) Famili Famili memiliki peranan yang sangat besar dalam membangun sebuah persepsi. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dalam membentuk sebuah persepsi seseorang dan jika bertahan dalam waktu yang lama akan menjadi sebuah karakter seseorang.

  3) Kebudayaan Kebudayaan yang berlaku di tempat seseorang individu tinggal akan membentuk dan mempengaruhi sikap, nilai, dan cara memandang seseorang dalam memahami keadaan dunia ini.

c. Syarat Terjadinya Persepsi

  Agar individu dapat menyadari dan dapat mengadakan persepsi, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi, yaitu: 1) Adanya objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.

  Stimulus dapat dibedakan menjadi dua yaitu stimulus yang datang dari

  2) Alat indera atau reseptor Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.

  3) Perhatian

  Perhatian merupakan langkah pertama dari suatu persepsi. Perhatian merupakan penyeleksian terhadap stimulus.

  Dari syarat-syarat persepsi yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengadakan persepsi diperlukan faktor fisik yang berupa objek yang dipersepsi, faktor fisiologis yang berupa alat indera, dan faktor psikologis yang berupa perhatian.

2. Evaluasi

a. Pengertian Evaluasi

  Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang artinya penilaian. Menurut Edwind Wandt dan Geralt W. (Sudijono, 2005: 1)

  “evaluation refer to the act or process to determining the value of something”

  Menurut definisi di atas evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi dalam pembahasan ini difokuskan pada evaluasi pendidikan yang dilaksanakan di sekolah. Sudijono (2005: 2) menyatakan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses

  Evaluasi mencakup dua kegiatan yaitu kegiatan pengukuran dan penilaian. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan sesuatu atas dasar suatu ukuran tertentu atau standar tertentu. Sedangkan, penilaian mengandung pengertian mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada baik atau buruk, pandai atau bodoh dll. Jadi pengukuran bersifat kuantitatif, sedangkan penilaian bersifat kualitatif.

  Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 58 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan “evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan”. Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam suatu proses pembelajaran maka perlu dilakukan penilaian. Penilaian yang dimaksud meliputi semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran seperti guru, siswa, orang tua, kurikulum dan lain-lain.

  Ralp Tyler (Arikunto, 2005: 3), menyatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Sedangkan Cronbach dan Stufflebeam (Arikunto, 2005: 3) menyebutkan bahwa proses evaluasi bukan sekadar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi unjuk kerja, proses, orang, objek, dan masih banyak yang lain. Pengertian evaluasi dipertegas lagi oleh Nana Sudjana (Dimyati dan Mudjiono, 1994: 176) dengan batasan sebagai proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.

  Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah kegiatan atau proses penentuan nilai, yang dapat digunakan untuk menentukan mutu atau keberhasilan pendidikan.

b. Fungsi Evaluasi

  Fungsi Evaluasi dalam dunia pendidikan dapat dilihat dari tiga segi yaitu: (1) segi psikologis, (2) segi didaktik, dan (3) segi administratif (Sudijono, 2005: 10). Adapun secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut: 1)

  Segi Psikologis Secara psikologis bagi siswa, evaluasi akan memberikan pedoman batin untuk mengenal kapasitas dan status dirinya masing-masing di tengah- tengah kelompok atau kelasnya. Bagi guru, evaluasi akan memberikan kepastian atau ketetapan hati mengenai sejauh manakah kiranya usaha yang telah dilakukannya selama ini membawa hasil atau tidak, sehingga

  2) Segi Didaktik

  Dari segi didaktik fungsi evaluasi yang dirasakan oleh siswa adalah dapat memberikan dorongan kepada siswa untuk memperbaiki, meningkatkan, atau mempertahankan prestasinya. Sedangkan bagi guru, evaluasi berfungsi: (a) memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh siswa (fungsi diagnostik), (b) memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing siswa di tengah-tengah kelompoknya (fungsi placement), (c) memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status siswa (fungsi selektif), (d) memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya (fungsi bimbingan), (e) memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dicapai (fungsi instruksional). 3)

  Segi Administratif Secara administratif, evaluasi berfungsi sebagai: (a) memberikan laporan, laporan yang dimaksud yaitu laporan perkembangan siswa setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Laporan mengenai perkembangan siswa pada umumnya tertuang dalam bentuk contohnya: apakah seorang siswa dinyatakan tamat belajar atau tidak. (c) Memberikan gambaran, mengenai hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran.

c. Tujuan Evaluasi

  Secara garis besar evaluasi memiliki dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus (Sudijono, 2005: 16). Tujuan umum dan tujuan khusus dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut: 1) Tujuan Umum Evaluasi

  Secara umum tujuan evaluasi dalam dunia pendidikan ada dua macam yaitu: a) Evaluasi digunakan sebagai alat untuk menghimpun bahan-bahan atau keterangan yang dapat dijadikan bukti mengenai taraf perkembangan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

  b) Evaluasi digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode- metode pengajaran yang terlah digunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.

  2) Tujuan Khusus Evaluasi

  Tujuan khusus dari evaluasi dalam bidang pendidikan, yaitu: b) Untuk mencari faktor-faktor penyebab timbulnya keberhasilan atau ketidakberhasilan program pendidikan, sehingga dapat dicari sebuah solusi yang menguntungkan semua pihak (win-win solution).

  d. Kegunaan Evaluasi

  Menurut Sudijono (2005: 17) evaluasi dalam bidang pendidikan memiliki kegunaan sebagai berikut: 1)

  Bagi guru evaluasi berguna untuk memperoleh informasi tentang hasil- hasil belajar yang telah dicapai dari siswa setelah mengikuti program pendidikan. 2)

  Dapat diketahui relevansi antara program pendidikan yang telah rumuskan dengan tujuan yang hendak dicapai.

  3) Sebagai sumber untuk melakukan usaha perbaikan, penyesuaian, dan penyempurnaan program pendidikan.

  e. Prinsip-prinsip Dasar Evaluasi

  Ada tiga prinsip dasar dalam melakukan kegiatan evaluasi, yaitu prinsip keseluruhan, prinsip kesinambungan, dan prinsip objektivitas (Sudijono, 2005: 31) Secara rinci prinsip-prinsip tersebut dapat diuraikan

  1) Prinsip Keseluruhan (comprehensive principle)

  Evaluasi dikatakan berhasil dan dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan tertentu apabila dilaksanakan secara bulat, utuh, atau menyeluruh. Evaluasi belajar harus dapat mencakup berbagai aspek yang menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku siswa dari aspek proses berpikir (kognitif), aspek nilai atau sikap (afektif), dan aspek keterampilan (psikomotorik).

  2) Prinsip Kesinambungan (continuity principle)

  Evaluasi harus dilaksanakan secara teratur dan terus menerus serta dilaksanakan dengan teratur, terencana, dan terjadwal. Hal tersebut dimaksudkan agar guru dapat memperoleh kepastian dan kemantapan dalam menentukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk masa yang akan datang. 3) Prinsip Objektivitas (objectivity principle)

  Evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila terlepas dari faktor-faktor yang bersifat subjektif. Guru harus berpikir, bersikap, dan bertindak wajar, menurut keadaan yang nyata.

3. Ujian Nasional

  pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 153/U/2003 Pasal 1, Ujian Akhir Nasional yang selanjutnya disebut Ujian Nasional adalah kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan pada jalur sekolah/madrasah yang diselenggarakan secara nasional.

b. Tujuan Pelaksanaan Ujian Nasional

  Adapun tujuan pelaksanaan Ujian Nasional menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 153/U/2003 Pasal 2 adalah:

1) Mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

  2) Mengukur mutu pendidikan di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota, dan sekolah/madrasah.

  3) Mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan secara nasional, propinsi, kabupaten/kota, sekolah/madrasah, kepada masyarakat.

  Ujian Nasional yang bertujuan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik hendaknya sejalan dengan hakikat dan prinsip evaluasi serta landasan hukum evaluasi yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Beberapa aspek yang berkaitan dengan Ujian Nasional

  1) Aspek pedagogis

  Aspek pedagogis berkaitan dengan kemampuan peserta didik yang harus dikembangkan yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ujian Nasional hendaknya mengacu pada tiga aspek tersebut. 2) Aspek Sosial-Psikologis

  Dalam mekanisme penyelenggaraan Ujian Nasional pemerintah telah mematok standar kelulusan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut membuat kecemasan psikologis bagi setiap peserta didik, guru, dan orang tua.

  3) Aspek Yuridis Hal ini berkaitan dengan landasan hukum penyelenggaraan Ujian Nasional yaitu Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Selain itu juga, pemerintah pusat dan daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola,

  4) Aspek Ekonomi

  Biaya dalam pelaksanaan hendaknya ditanggung oleh pemerintah, dengan demikian tidak membebani orang tua siswa.

c. Fungsi Ujian Nasional

  Suatu kegiatan ujian, biasanya ditujukan untuk memenuhi fungsi dan mencapai tujuan tertentu. Secara umum, fungsi-fungsi yang diharapkan dari kegiatan ujian dapat dikategorikan sebagai berikut (Furqon, 2004): 1) Akuntabilitas publik (public accountability), yaitu ujian dalam pendidikan diharapkan mampu menyediakan dan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kemajuan dan prestasi, sehubungan dengan manfaat dari setiap rupiah yang dibelanjakan dalam kegiatan pendidikan

  2) Pengendalian mutu (quality control) pendidikan. Ujian diharapkan dapat menjadi instrumen untuk mengendalikan dan menjamin bahwa setiap keluaran (lulusan) pendidikan telah memenuhi kualifikasi, kompetensi, atau standar tertentu yang ditetapkan.

  3) Motivator (pressure to achieve), yaitu evaluasi diharapkan menjadi

  4) Seleksi dan penempatan, yaitu hasil evaluasi pendidikan dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan untuk menerima atau menolak seorang pelamar, khususnya jika tempat yang tersedia lebih sedikit dari jumlah yang melamar. Selain itu, hasil evaluasi juga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan ke mana seseorang dianjurkan untuk melanjutkan pendidikannya atau bekerja.

  5) Diagnostik, yaitu bahwa evaluasi dapat memberikan umpan balik (feedback) kepada sistem tentang kekuatan dan kelemahannya, sehingga dapat ditentukan kegiatan tindak lanjut yang diperlukan. Fungsi ini sering juga dikaitkan dengan fungsi peningkatan mutu (quality improvement) karena balikan yang tepat dapat mendorong kegiatan dan program pendidikan untuk senantiasa melakukan peningkatan mutu layanan pendidikan dan keluaran yang dihasilkannya.

  Adapun fungsi Ujian Nasional menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 153/U/2003 Pasal 3 adalah sebagai berikut: 1) Alat pengendali mutu pendidikan secara nasional.

  4) Bahan pertimbangan dalam seleksi penerimaan peserta didik baru pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4. Akreditasi Sekolah

a. Pengertian Akreditasi Sekolah

  Akreditasi Sekolah adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan suatu sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan. Penyelenggaraan pendidikan dalam hal ini sekolah sangat mungkin memiliki perbedaan-perbedaan. Perbedaan itu bisa berwujud kurikulum dan proses belajar mengajar, administrasi dan manajemen, sarana prasarana, ketenagaan, biaya dan lain-lain.

  Proses akreditasi harus dengan standar tertentu yang telah dibakukan. Standar ini diharapkan dapat mendorong dan menciptakan suasana yang kondusif bagi kemajuan pendidikan dan pada gilirannya akan meningkatkan mutu pendidikan. Akreditasi diharapkan dapat menghasilkan layanan pendidikan yang bermutu dan dari layanan pendidikan yang bermutu ini akan meningkatkan kualitas pendidikan.

  1) Memperoleh gambaran kinerja sekolah yang dapat digunakan sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu pendidikan.

  2) Menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan.

  Dari dua rumusan tujuan akreditasi sekolah secara umum di atas dapat diurai lebih lanjut sebagai berikut: 1) Memberi informasi bahwa suatu sekolah atau program telah memenuhi standar kelayakan dan kinerja yang telah ditentukan.

  2) Memberi bantuan kepada sekolah untuk melakukan evaluasi diri dan menentukan kebijakan sendiri dalam upaya peningkatan mutu.

Dokumen yang terkait

Persepsi siswa, guru dan orang tua siswa terhadap kesiapan menghadapi ujian nasional.

0 0 146

Persepsi siswa, guru dan orang tua terhadap ujian nasional ditinjau dari status sekolah : studi kasus pada SMA-SMA di Kota Yogyakarta.

0 0 221

Persepsi siswa, guru, dan orang tua terhadap ujian nasional : studi kasus pada SMA-SMA di Kabupaten Kulon Progo.

0 0 220

Persepsi siswa, guru, dan orang tua terhadap pelaksanaan ujian nasional : studi kasus pada SMA-SMA di Kabupaten Bantul.

0 3 192

Persepsi guru terhadap ujian nasional : studi kasus pada SMU negeri dan swasta di Kabupaten Gunungkidul.

1 1 141

Minat siswa untuk melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMP N 2 Berbah - USD Repository

0 0 137

Persepsi guru terhadap ujian nasional : studi kasus pada SMU negeri dan swasta di Kabupaten Gunungkidul - USD Repository

0 0 139

Persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan, status guru, golongan jabatan, dan kulltur sekolah : studi kasus pada guru-guru SMA di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta - USD Repository

0 2 183

Persepsi siswa, guru, dan orang tua terhadap ujian nasional : studi kasus pada SMA-SMA di Kabupaten Kulon Progo - USD Repository

0 0 218

Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua dan status sekolah : survei pada siswa kelas XII SMA Negeri dan SMA Swasta di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 260