Evaluasi kualitas psikometrik pada tes penjurusan SMA pusat pelayanan tes dan konsultasi psikologi Universitas Sanata Dharma - USD Repository

  

EVALUASI KUALITAS PSIKOMETRIK PADA TES PENJURUSAN SMA

PUSAT PELAYANAN TES DAN KONSULTASI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

  

Laurensia Anggi Dini Riama

079114079

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

  

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

   

SKRIPSI EVALUASI KUALITAS PSIKOMETRIK PADA TES PENJURUSAN SMA PUSAT PELAYANAN TES DAN KONSULTASI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  Dipersiapkan dan ditulis oleh : Laurensia Anggi Dini Riama

  079114079 Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 17 Januari 2012 dan dinyatakan memenuhi syarat

  Susunan Panitia Penguji Nama Penguji Tanda Tangan Penguji I Y. Agung Santoso, M.A. ………………….

  Penguji II Prof. Dr. A. Supratiknya …………………. Penguji III Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. ………………….

  Yogyakarta,

HALAMAN MOTTO

  Ketika bebanmu terasa BERAT, Hadapilah dengan SENYUM..

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Skripi ini kupersembahkan kepada :

  1. Yesusku yang baik

  2. Bapak, Ibu dan Mamas Uli tersayang

  3. Teman-teman terdekatku

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 14 Februari 2012 Penulis

  Laurensia Anggi Dini Riama

  

EVALUASI KUALITAS PSIKOMETRIK PADA TES PENJURUSAN SMA

PUSAT PELAYANAN TES DAN KONSULTASI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Laurensia Anggi Dini Riama

  

ABSTRAK

Pusat Pelayan Tes dan Konsultasi Psikologi (P2TKP) Universitas Sanata Dharma

memiliki rangkaian Differential Aptitude Test (DAT) yang diadaptasikan menjadi rangkaian tes

penjurusan untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan kualitas psikometrik dari tes penjurusan. Tes penjurusan terdiri dari enam subtes

yaitu Analogi Verbal ( Verbal Reasoning), Vokabuler (Language Usage), Kemampuan Numerik

(Numerical Reasoning), Penalaran Mekanik (Mechanical Reasoning), Berpikir Abstrak (Abstract

Reasoning), Hubungan Ruang (Space Relations). Evaluasi ini perlu dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana alat tes ini memenuhi standar yang berlaku dan dapat terpercaya dalam menjalankan

fungsinya. Penelitian ini menggunakan data dokumentasi sebanyak 204 siswa-siswi yang pernah

memakai jasa P2TKP. Analisis kualitas item menggunakan taraf kesukaran item, korelasi item

total dan efektifitas distraktor. Analisis Validitas menggunakan program Lisrel 8.80 untuk

mengetahui tingkat validitas subtes penjurusan. Data dianalisis reliabilitasnya menggunakan

formula alpha dalam SPSS 17.0. Peneliti juga memberikan acuan untuk memperbaharui norma

dengan mengikuti aturan norma lama P2TKP. Hasil penelitian menyatakan bahwa setiap subtes

penjurusan memilikiitem-item yang perlu direvisi untuk meningkatkan kualitas item dan

reliabilitas tes. Koefisien reliabilitas yang didapat berkisar antara 0.641 sampai dengan 0.933.

Validitas yang dihasilkan ke empat tes dikatakan baik karena item-item yang menyusun subtes

tersebut dapat mengungkap suatu konstruk teori. Namun untuk subtes Penalaran Mekanik dan

Tanggap Ruang ditemukan memiliki validitas yang kurang menyakinkan. Pembuatan norma

dilakukan dengan menggunakan aturan yang berlaku di P2TKP. Peneliti membuat norma umum,

norma untuk kelompok laki-laki dan norma untuk kelompok perempuan dengan 16 klasifikasi.

Namun terdapat beberapa kelompok norma yang hanya memiliki 15 dan 14 klasifikasi saja.

  Kata kunci : Evaluasi Psikometrik, Tes Penjurusan SMA

  

EVALUATION OF THE PYCHOMETRICAL QUALITY IN THE SENIOR

HIGH SCHOOL’S MAJORING TEST

OF THE CENTER FOR PSYCHOLOGICAL TESTING AND

CONSULTATION SERVICE

OF SANATA DHARMA UNIVERISTY

  

Laurensia Anggi Dini Riama

ABSTRACT

The Center for Psychological testing and Consultation service of Sanata Dharma

University (Pusat Pelayanan Tes dan Konsultasi Psikologi Universitas Sanata Dharma – P2TKP)

owns the battery of Differential Aptitude Test (DAT) which is adapted into the course of majoring

test for Senior High’s students. This research aims to describe psychometrical quality of the

mentioned test above. This majoring test consists of six sub-tests, i.e. Verbal Reasoning, Language

Usage, Numerical Ability, Mechanical Reasoning, Abstract Reasoning and Space Relation. This

evaluation is needed to investigate how far this testing instrument in accord with current standard

and fuctioning properly. This research uses the documentations of 204 students who have used the

service of P2TKP. The quantitative analyses of each item includes the level of difficulties of items,

tatal corelation of items and the distractorical-efectivity. The analyses of its validity use the Lisrel

8.80 program in order to investigate the level of validity for each majoring sub-test. The reliability

of data is analyzed using the alpha formula in SPSS 17.0. The researcher gives also some

guidelines to renew the norm referring to the old one of P2TKP. The result of this research claims

that every level of the majoring sub-test has the certain items that needs to be revised, in order to

improve the quality and the reliability of those items. The reliabilty-coeficience of this test reached

the number of 0.641 to 0.9333. The validity resulted by the for sub-test is concluded as good since

the items costructing the test are able to dislcosure the theoretical construction. Yet, for the

Mechanical Reasoning and Spatial Reasoning subtests, the researcher found that the number of

validity is still low. The norm-making refers to the present norm of P2TKP. The reseracher makes

a kind of general norm: both for male and female in 16 classfications, but there also some groups

with only 15 and 14 classifications intended.

  Keywords : Evaluation of the psychometrical quality, Senior high school’s majoring test

  

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Laurensia Anggi Dini Riama NIM : 079114079

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul:

  

“EVALUASI KUALITAS PSIKOMETRIK PADA TES PENJURUSAN

SMA PUSAT PELAYANAN TES DAN KONSULTASI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA”

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa harus meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 14 Februari 2012 Yang menyatakan, Laurensia Anggi Dini Riama

KATA PENGANTAR

  Penelitian ini merupakan usaha untuk mengevaluasi kualitas psikometrik dari Tes Bakat yang digunakan oleh Pusat Pengembangan Tes dan Konsultasi Psikologi (P2TKP) Universitas Sanata Dharma dalam Tes Penjurusan siswa-siswi SMA. Harapan peneliti, penelitian ini dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan untuk evaluasi psikometrik alat tes selanjutnya.

  Penelitian ini dapat terselesaikan atas berkah dan kasih Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menyertai. Kasih Tuhan juga terpancar dari setiap orang yang membimbing, membantu, menyemangati dan memberi saran dalam penelitian ini.

  Oleh karena itu, Peneliti mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Agung Santoso, MA. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah dengan sabar membimbing dalam penelitian ini dari awal sampai akhir.

  Terimakasih banyak, Pak. ☺ 2. Bapak Y. Heri Widodo selaku kepala P2TKP yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.

  3. Bapak C. Adi Wijaya Nugroho dengan pemberian program LISREL untuk analisis dalam penelitian ini.

  4. Bapak Antonius Soesilastanto, Mbak Diana Pujihastuti dan asisten P2TKP untuk semua kebahagiaan yang kita alami bersama, Puji Tuhan yaa.

  Especially untuk Desse, Nina, Ita Mbott, Oppie, Ina Inut, Ana Maria Galo dan Raniwati yang telah membantu dalam entry data.

  5. Segenap Dosen Fakultas Psikologi yang telah berbagi ilmu dan memberikan kenangan terbaik dalam hidup saya.

  6. Mas Gandung, Bu Nani, Mas Muji, Mas Doni, Pak Gie. Maturnuwun untuk kesabarannya dalam proses administrasi, pengetesan, asistensi, peminjaman buku dan keramahannya.

  7. Emak tercinta dan Bapak tersayang yang selalu menunjukkan penerimaan tanpa syarat khusus untuk aku anakmu. Terimakasih untuk Cinta dan Kasih yang tidak terbatas. Anakmu sarjana, PakMak.. Mas Tersayang Frater Maruli, Scj.. aku sarjana duluan yaaa.. ☺ 8. Romo Silverius Tobe Namang, ss.cc yang sudah banyak membantu kelancaran studi, memotivasi dan menertawakan saya.. Terimakasih ya..

  9. Yuyuk, Mira, Lelek.. Aku bisa baca, tulis, makan enak dan belajar masak karena kesabaran Yuyuk, bisa merasakan punya adik karena Yuyuk dan Lelek.. Maturnuwun nggih..

10. Teman-teman stress sesuatu : Ita Mbott, Nenist Cheerly Lova#ehemm, Mba

  Evrin, Mba Diah, Mba Jessi, Nenek Reny, Hetty don’t miss me, Nanoz Leunca, Tante Keket, Oom Muhlis, Enyak Putri..Puji Tuhan yaaa,, sarjana nih sesuatu..

  11. Teman-teman Rotaract Club of Yogya Tugu untuk semua proses yang kita lewati bersama.

  Yogyakarta, 14 Februari 2012 Penulis

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................. ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv HALAMAN MOTTO ................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi ABSTRAK .................................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................................. viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. ix KATA PENGANTAR .................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

  

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................... 7

A. Tes Psikologis ...................................................................................... 7 1. Definisi ............................................................................................ 7 2. Tujuan Tes Psikologis ..................................................................... 8

  3. Klasifikasi Tes Psikologis ............................................................... 11

  4. DAT untuk penjurusan di P2TKP ................................................... 13

  B. Kualitas Psikometrik ........................................................................... 15 1.

  Validitas Alat Tes ........................................................................... 15 2. Reliabilitas Alat Tes ........................................................................ 19 3. Analisis Item ................................................................................... 23 C. Norma .................................................................................................. 26 D. Kerangka Penelitian ............................................................................. 30 E. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 31

  

BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................... 33

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 33 B. Identifikasi Variabel ............................................................................ 33 C. Definisi Operasional ............................................................................ 33 D. Populasi dan Sampel ............................................................................ 35 E. Metode Pengambilan Data .................................................................. 35 F. Analisis Data ....................................................................................... 36

BAB 1V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 38

A. Orientasi Kancah ................................................................................. 38 B. Persiapan Penelitian ............................................................................. 38 C. Pelaksanaaan Penelitian ....................................................................... 39 D. Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................ 40

  1. Analogi Verbal III A1 (AV IIIA1) ................................................ 40

  2. Vokabuler III B 1 ............................................................................ 47

  3. Kemampuan Numerik (KN) ........................................................... 51

  4. Penalaran Mekanik (PM) ................................................................ 57

  5. Berpikir Abstrak (BA) .................................................................... 62 6.

  Hubungan Ruang (HR) ................................................................... 67

  

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 73

A. Kesimpulan .......................................................................................... 73 B. Saran .................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 77

LAMPIRAN – LAMPIRAN ....................................................................... 79

                             

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Kriteria Evaluasi Indeks Diskriminasi .............................................. 25 Tabel 2. Persentase pengubahan skor stanine ................................................. 29 Tabel 3. Pedoman Penentuan Persentil dan Lambang angka .......................... 30 Tabel 4. Daftar tes yang akan dievaluasi ........................................................ 38 Tabel 5. Klasifikasi item-item pada subtes Analogi Verbal ........................... 42 Tabel 6. Klasifikasi item-item yang perlu direvisi .......................................... 42 Tabel 7. Hasil Fit Indeks ................................................................................. 44 Tabel 8. Perbandingan Norma baru dan norma P2TKP .................................. 45 Tabel 9. Klasifikasi item-item pada subtes Vokabuler ................................... 47 Tabel 10. Klasifikasi item-item yang perlu direvisi ........................................ 47 Tabel 11. Hasil Fit Indeks ............................................................................... 49 Tabel 12. Perbandingan Norma baru dan norma P2TKP ................................ 50 Tabel 13. Klasifikasi item-item dalam subtes Kemampuan Numerik ............ 51 Tabel 14. Klasifikasi item-item yang perlu direvisi ........................................ 52 Tabel 15. Hasil Fit Indeks ............................................................................... 53 Tabel 16. Perbandingan Norma baru dan norma P2TKP ................................ 55 Tabel 17. Klasifikasi item-item subtes Penalaran Mekanik ............................ 57 Tabel 18. Klasifikasi item-item yang perlu direvisi ........................................ 57 Tabel 19. Hasil Fit Indeks ............................................................................... 59 Tabel 20. Perbandingan Norma baru dan norma P2TKP ................................ 60 Tabel 21. Klasifikasi item-item subtes Berpikir Abstrak ................................ 62 Tabel 22. Klasifikasi item-item yang perlu direvisi ........................................ 62

  Tabel 23. Hasil Fit Indeks ............................................................................... 64 Tabel 24. Perbandingan Norma baru dan norma P2TKP ................................ 65 Tabel 25. Klasifikasi item-item subtes Tanggap Ruang ................................. 67 Tabel 26. Klasifikasi item-item yang perlu direvisi ........................................ 68 Tabel 27. Hasil Fit Indeks ............................................................................... 70 Tabel 28. Perbandingan Norma baru dan norma P2TKP ................................ 71 Tabel 29. Rincian item dalam analisis item .................................................... 73 Tabel 30. Rincian Reliabilitas dan Validitas tiap subtes ................................. 74  

                                   

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Verbatim Wawancara Prof. Dr. Supratiknya .............................. 79 Lampiran 2. Verbatim Wawancara Y. Heri Widodo, M.Psi. .......................... 81 Lampiran 3. Analogi Verbal III A1 (AV III A1) ............................................. 84 Lampiran 4. Vokabuler III .............................................................................. 94 Lampiran 5. Kemampuan Numerik (KN) ....................................................... 109 Lampiran 6. Penalaran Mekanik (PM) ............................................................ 116 Lampiran 7. Berpikir Abstrak (BA) ................................................................ 125 Lampiran 8. Hubungan Ruang (HR) ............................................................... 132

                                 

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah masa-masa penentuan

  prestasi dan bakat dari masing-masing siswa. Ketika seorang siswa memasuki jenjang pendidikan SMA, siswa dihadapkan pada pilihan- pilihan untuk mengembangkan bakatnya. Tingkat pendidikan SMA, umumnya memiliki 3 jurusan yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu pengetahuan Alam (IPA) dan Bahasa. Siswa memasuki tahap penjurusan pada saat siswa memasuki kelas XI. Penjurusan ini ditujukan untuk mengembangkan prestasi dan bakat dari siswa-siswanya.

  Beberapa sekolah berinisiatif memfasilitasi siswa-siswanya dengan penyelenggaraan tes penjurusan dalam rangka menunjang penentuan prestasi dan bakat. Siswa-siswa akan mengerjakan serangkaian tes bakat dalam proses penjurusan tersebut. Hasil tes akan menghasilkan estimasi tentang bakat mereka yang dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi pihak sekolah dan siswa dalam memilih jurusan yang sesuai. Hasil tes yang berisi kemampuan siswa dapat memberi motivasi kepada mereka untuk berusaha meningkatkan kemampuannya.

  Tes penjurusan ini merupakan sarana untuk membimbing siswa sehingga dapat menemukan lingkungan yang cocok untuk mengembangkan prestasi dan bakatnya di bidang akademis. Friedenberg

  (1995) menyatakan salah satu fungsi tes adalah penempatan. Penempatan ini dilakukan dengan cara mengevaluasi kemampuan seseorang dalam bidang akademik dan memprediksikan lingkungan mana yang tepat untuk perkembangan kemampuannya. Misalnya seorang siswa mendapatkan nilai yang tinggi dalam sub tes Kemampuan Numerik dan Penalaran Mekanik diprediksikan akan lebih mudah mengembangkan bakatnya pada jurusan IPA. Sebaliknya siswa yang memiliki skor yang kurang dalam Kemampuan Numerik dan Penalaran Mekanik akan mengalami kesulitan dalam belajar di kelas IPA.

  Sekolah bekerja sama dengan lembaga luar dalam melaksanakan tes penjurusan, sebagai contoh lembaga yang bernaung di bawah Universitas Sanata Dharma (USD) yaitu Pusat Pelayanan Tes dan Konsultasi Psikologi (P2TKP). Lembaga ini bergerak dalam bidang asesmen psikologis.

  Tes yang umumnya dipakai oleh lembaga P2TKP dalam tes penjurusan adalah tes bakat diferensial (Differential Aptitude Test). Tes ini pertama dipublikasikan pada tahun 1947 dengan tujuan tes sebagai bimbingan karir siswa kelas VIII sampai kelas XII. Tes DAT terdiri dari delapan tes sebagai berikut : Penalaran Verbal, Penalaran Numerik, Penalaran Abstrak, Kecepatan dan Kecermatan Persepsi, Penalaran Mekanik, Hubungan Ruang (Spatial), Ejaan dan Penggunaan Bahasa (Anastasi, 2003). Sedangkan Tes Penjurusan ini terdiri 6 subtes bakat adaptasi DAT yaitu: Hubungan Ruang, Berpikir Abstrak, Kemampuan Numerik, Analogi Verbal, Vokabuler dan Penalaran Mekanik. Keenam sub tes yang digunakan sebagai Tes Penjurusan tersebut ditetapkan berdasarkan relevansinya dengan kebutuhan pendidikan di SMA, maksudnya adalah kemampuan yang wajib dimiliki oleh siswa agar dapat masuk dalam program penjurusan tertentu (Supratiknya, Komunikasi Pribadi 22 Agustus 2011). Setiap sub tes dalam tes DAT dapat dipakai secara terpisah dan mandiri sesuai dengan kebutuhan atau tujuan tesnya (Etikawati, 2004).

  Kualitas suatu alat tes harus dipahami terlebih dahulu sebelum menggunakannya. Alat tes yang berkualitas akan menghasilkan gambaran tentang kemampuan diri seseorang sebenarnya. Alat tes yang berkualitas adalah alat tes yang memiliki item-item berkualitas seperti memiliki tingkat kesulitan item dan korelasi item total sesuai standar dan memiliki distraktor yang efektif. Alat tes tersebut harus pula memiliki reliabilitas dan validitas yang termasuk dalam kategori baik. Evaluasi juga dimaksudkan untuk mengecek kualitas psikometrik yang terdiri dari reliabilitas alat tes, validitas alat tes dan kualitas item yang baik (Friedenberg, 1995). Hal ini ditujukan agar hasil tes dapat dipercaya untuk memberi informasi mengenai kemampuan siswa dalam bidang akademis. Siswa akan dengan tepat memilih jurusan tertentu dan memperdalam kemampuannya tersebut di kelas XI dan kelas XII. Siswa yang mengikuti tes bakat akan mengerti karir mereka jika memasuki jurusan tertentu. Sebaliknya jika tes penjurusan ternyata tidak dapat dipercaya, maka tes ini akan menghasilkan prediksi kemampuan siswa yang tidak akurat dan merugikan siswa yang menjadikan hasil tes penjurusan sebagai patokan untuk menentukan karir.

  Tes penjurusan dipergunakan oleh lembaga P2TKP sejak tahun 1997 untuk melaksanakan tes penjurusan di berbagai sekolah. Selama ini tes penjurusan hanya pernah di evaluasi satu kali oleh Novita (2005). Novita mencoba meneliti reliabilitas, validitas dan perbaikan norma pada tes penjurusan dalam skripsinya. Pengecekan tersebut berlangsung lima tahun yang lalu. Sedangkan perkembangan siswa dari masa ke masa dalam segi tata bahasa, kemampuan intelektual, kepribadian dan minat sudah pasti berbeda, sehingga evaluasi tes penjurusan sangat penting dilakukan

  Saat ini P2TKP sedang mengadakan evaluasi tes psikologis. Setiap tes wajib mendapatkan pengecekan kualitas setiap kurun waktu. Evaluasi alat tes penjurusan meliputi validitas, reliabilitas, analisis item dan norma. Program ini untuk menjaga kualitas tes dan kualitas P2TKP dihadapan klien supaya klien yang menggunakan tes tertentu menjadi yakin akan hasil tes yang klien ikuti (Widodo, Komunikasi pribadi 26 Oktober 2010). Oleh karena itu, peneliti akan mengevaluasi salah satu tes yang ada di P2TKP yaitu tes penjurusan. Evaluasi yang akan peneliti lakukan pada tes penjurusan yang ada di P2TKP ini adalah evaluasi kualitas psikometri.

  Kualitas psikometri sendiri meliputi pengecekan reliabilitas, validitas, analisis item dan norma yang dipakai dalam tes penjurusan tersebut.

  Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua pihak baik

  P2TKP maupun sekolah-sekolah dalam memberikan informasi bagi penjurusan siswa-siswa.

B. RUMUSAN MASALAH

  1. Bagaimana kualitas item dalam subtes penjurusan SMA? 2.

  Bagaimana reliabilitas dari tes penjurusan SMA ini sehingga dapat memprediksi kemampuan subjek di kemudian hari?

3. Bagaimana validitas tes penjurusan SMA ini? 4.

  Bagaimana norma yang dipakai di P2TKP sehingga bisa menggambarkan setiap subtesnya dengan nilai yang sama?

C. TUJUAN PENELITIAN

  Penelitian ini bertujuan untuk: 1.

  Mengetahui kualitas item dari tes penjurusan SMA 2. Mengetahui estimasi reliabilitas untuk menentukan kelayakan dari pemakaian tes penjurusan di P2TKP

  3. Mengetahui validitas dari tes penjurusan SMA agar dapat menentukan kelayakan pemakaian tes ini di P2TKP.

  4. Memperbaharui norma agar semakin dapat menggambarkan kemampuan subjek dalam kelompoknya

D. MANFAAT PENELITIAN

  1. Manfaat Teoretik Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi dan bahan pembanding bagi penelitian lain yang berkaitan dengan alat tes dan kualitas psikometrik.

2. Manfaat Praktis

  Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa sebagai langkah awal dari evaluasi alat-alat tes di P2TKP. Hasil tes ini juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber informasi berkaitan dengan kualitas psikometrik setiap subtes dalam tes DAT sebagai tes penjurusan.

BAB II LANDASAN TEORI A. TES PSIKOLOGIS

1. Definisi

  Anastasi (1997), Friedenberg (1995) serta Cronbach (1960) menyebutkan bahwa tes psikologis sebagai alat ukur yang objektif, sistematis dan baku untuk mendapatkan informasi atas perilaku tertentu dari manusia. Informasi tersebut biasanya telah diubah dalam bentuk angka atau skor. Tes psikologis yang dipakai berarti telah dibakukan dan memiliki standardisasi tertentu. Standardisasi adalah keseragaman dalam pelaksanaan dan penskoran tes. Jika standardisasi yang dilakukan efektif, maka seseorang akan mendapatkan skor yang sama walaupun dalam situasi yang berbeda. Selain prosedur yang terstandardisasi, alat tes juga memiliki sampel perilaku, skor atau kategori, norma dan prediksi dari perilaku.

  Dari berbagai macam batasan mengenai tes dapatlah ditarik berbagai kesimpulan pengertian (Azwar, 1998) yaitu: a. Tes memiliki prosedur tertentu. Tes memiliki proses administrasi yang baku, standar skoring sampai intepretasi kepada klien. Setiap klien juga wajib mendapatkan perlakuan yang sama dalam proses pengetesan. b. Suatu tes berisi sampel perilaku. Kelayakan suatu tes ditentukan dari item-item tesnya. Item tes yang mewakili tujuan tes akan mendukung kelayakan tes tersebut.

  c. Suatu tes mengukur perilaku. Item-item di dalam tes yang dijawab subjek akan mengungkapkan tentang hal yang diketahui subjek atau yang telah dipelajari subjek.

2. Tujuan Tes Psikologis

  Tujuan utama pengetesan pada saat ini umumnya adalah mengevaluasi perilaku, kecakapan kognitif, ciri kepribadian, karakteristik individu dan kelompok lainnya untuk membantu membuat penilaian, prediksi dan keputusan tentang manusia. Gregory (1996) menuliskan lima tujuan penggunaan tes yaitu sebagai berikut : a.

  Klasifikasi Klasifikasi berarti menempatkan seseorang individu pada kategori tertentu berdasarkan kemampuannya. Di dalam klasifikasi terdapat beberapa jenis lainnya berdasarkan tujuan yang berbeda untuk menempatkan individu pada kategori tertentu yaitu sebagai berikut :

  1) Placement Placement artinya mengklasifikasikan subjek ke dalam kelompok yang berbeda sesuai dengan kebutuhan atau kemampuan yang dimiliki.

  Contoh : sebuah universitas selalu menggunakan tes matematika untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki kemampuan di bidang kalkulus atau aljabar.

  2) Screening Screening adalah proses tes yang cepat dan simple atau prosedur yang

  dapat mengidentifikasi seseorang memerlukan karakteristik khusus atau kebutuhan khusus. Contoh : Screening berguna untuk mengidentifikasikan anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus dalam belajar atau anak-anak yang memiliki kemampuan luar biasa dalam belajar. 3)

  Certification dan selection Kedua proses di atas menghasilkan kualitas lulus atau gagal. Ketika seseorang lulus dalam sertifikasi, hal tersebut memberikan keistimewaan tersendiri. Misalnya seseorang yang mendapatkan Surat Ijin Mengemudi (SIM), hal itu menandakan bahwa orang tersebut memiliki kemampuan yang cukup dalam mengemudi. Seleksi menjadi mirip dengan sertifikasi karena dalam hal ini keduanya memberikan hal istimewa. Misalnya seleksi masuk perusahaan, jika seseorang lulus maka berhak mendapatkan sebuah jabatan dalam perusahaan.

  b. Diagnosis dan Treatment Planning

  Diagnosis ditujukan untuk mengidentifikasi sifat alami dan sumber

  perilaku abnormal. Contoh perilaku tersebut kemudian diidentifikasikan ke dalam sistem diagnostik tertentu. Diagnosis sebagai awal untuk

  treatment dari perilaku yang merugikan. Tes Psikologi memainkan peranan penting di dalam diagnosis dan treatment planning. Contoh : Tes intelegensi sangat penting didalam penentuan retardasi mental dan tes kepribadian sangat membantu untuk mengidentifikasi sifat alami dan luasnya gangguan kepribadian.

  c. Self Knowledge Seseorang yang membaca hasil tes kemampuan diri dapat memperoleh pengertian baru tentang kemampuan dirinya dan meningkatkan kesadarannya terhadap kemampuannya.

  d. Program evaluation Dalam tes prestasi dapat digunakan untuk membuat keputusan dengan evaluasi pada kemampuan siswa. Misalnya saja setelah siswa melaksanakan tes prestasi, mereka akan mendapatkan hasil kemampuannya atau evaluasi dari hasil belajar.

  e. Research Tes menjadi pemeran utama dalam penelitian psikologis. Melalui tes, penelitian dapat selalu berjalan karena antara tes dan penelitian dalam prakteknya adalah hal yang tidak dapat dipisahkan.

  Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tes psikologis memiliki tujuan yang kompleks. Seorang psikolog dapat menentukan tes psikologis yang akan dipakai melalui tujuan pemakaiannya.

3. Klasifikasi Tes Psikologis

  Sementara itu, Gregory (2000) menjelaskan tes psikologis sebagai berikut : a. Group Tests adalah proses pengukuran dengan sekumpulan orang yang akan diuji dalam waktu bersamaan.

  b.

  Individual test adalah alat yang dari tujuan dan desainnya harus disampaikan antara satu penguji dan satu subjek. Pengukuran ini memiliki kelebihan yaitu penguji dapat sekaligus melakukan observasi perilaku subjek ketika tes berlangsung.

  Jenis-jenis tes kemudian dibagi kedalam sembilan kategori berbeda : 1)

  Intelligence Tests adalah tes yg didesain khusus untuk melihat kemampuan dalam bekerja dan mengestimasi level kecerdasan individu secara umum. 2)

  Aptitude Tests adalah tes yang pada dasarnya digunakan untuk menguji kemampuan khusus dari subjek. Tes bakat biasanya digunakan dalam memprediksikan tingkat keberhasilan dalam pekerjaan, kursus dan dunia pendidikan. Tes ini memiliki dua macam tes yaitu single

  aptitude test yang secara jelas hanya menilai satu kemampuan khusus

  saja dan multiple aptitude test batteries dimana tes ini menampilkan sejumlah tes yang mengukur kemampuan yang berbeda dan hasilnya berupa profil kemampuan subjek dalam bidang yang berbeda. 3) Achievement Tests adalah tes yang mengukur keberhasilan seseorang dalam belajar dan kesuksesan dalam suatu pokok bahasan atau materi.

  Tujuan tes ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak bahan yang telah diserap atau dikuasai subjek.

  4) Creativity Tests adalah mengukur kemampuan subjek dalam menemukan ide baru, insight atau kreasi artistik yang dapat diterima, memiliki nilai sosial, estetika dan nilai ilmiah. Pengukuran kreatifitas ditekankan pada keaslian dan originalitas dalam solusi untuk suatu permasalahan yang rumit atau dalam menghasilkan karya yang artistik. 5)

  Personality Tests adalah tes yang mengukur ciri, kualitas atau perilaku pada seseorang sebagai pribadi. Informasi dari tes ini membantu untuk memprediksi perilaku di masa depan. 6)

  Interest Inventories mengukur pilihan subjek dalam beberapa aktivitas atau topik dengan demikian diharapkan akan membantu dalam menentukan pilihan pekerjaan. 7)

  Behavioral procedures dapat digunakan dalam mengumpulkan anteseden dan konsekuensi dari perilaku termasuk metode checklist,

  rating scales , interview dan observasi yang terstruktur.

  8) Neuropsychological Test digunakan untuk mengumpulkan informasi dari subjek yang mengalami disfungsi otak atau subjek yang masih dalam dugaan. Neuropsikolog menggunakan tes dan prosedur ini untuk melihat konsekuensi dari kerusakan otak.

  Dapat disimpulkan bahwa tes psikologis dapat berupa group tests atau individual tests. Tes Bakat yang dipakai sebagai Tes Penjurusan SMA oleh P2TKP disampaikan dalam bentuk group tests.

4. DAT untuk Penjurusan di P2TKP

  DAT adalah tes bakat yang digunakan sebagai tes penjurusan di SMA oleh P2TKP. Tes bakat ini mengukur performansi maksimal dari subjeknya. Fungsi dari tes bakat ini adalah penempatan (placement), normatif, diagnostik dan sumatif (Azwar, 1998). Fungsi yang paling nampak dalam tes bakat sebagai tes penjurusan adalah penempatan (placement). Fungsi placement adalah penggunaan hasil tes prestasi belajar untuk klasifikasi individu kedalam bidang atau jurusan yang sesuai dengan kemampuan yang telah diperlihatkannya pada hasil belajar yang telah lalu.

  Tes DAT untuk penjurusan yang dipakai P2TKP terdiri dari 6 subtes yang mengukur kemampuan yang berbeda (Bennet, Seashore dan Wesman, 1966). Subtes tersebut adalah sebagai berikut : a.

  Subtes Hubungan Ruang (HR) Tes ini mengukur kemampuan berpikir yaitu pemahaman terhadap susunan (struktur) benda-benda tiga dimensi dan bagian-bagiannya.

  Kemampuan ini amat diperlukan untuk mendalami bidang teknik pada umumnya (seperti mesin, pertukangan, dsb).

  b. Subtes Berpikir Abstrak (BA) Tes ini mengukur kemampuan berpikir tidak dengan kata-kata.

  Kemampuan ini mencerminkan kemahiran dalam menangkap hubungan dan membuat kesimpulan tentang persoalan-persoalan yang dirumuskan tidak dengan kata-kata, melainkan dengan aneka pola. Kemampuan ini amat diperlukan dalam setiap bidang ilmu dan komunikasi sehari-hari. c. Subtes Kemampuan Numerik (KN) Tes ini mengukur kemampuan berpikir khususnya dalam memahami konsep-konsep bilangan dan kefasihan dalam memecahkan aneka persoalan yang berkaitan dengan konsep bilangan atau angka. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial Kuantitatif.

  d.

  Subtes Analogi Verbal (AV) Tes ini mengukur kemampuan berpikir verbal, khususnya dalam memahami relasi-relasi antara pengertian-pengertian yang dinyatakan secara verbal. Kemampuan ini amat diperlukan dalam setiap bidang ilmu dan dalam komunikasi pengajaran.

  e.

  Subtes Vokabuler (VOK) Tes ini mengukur pengetahuan bahasa, khususnya perbendaharaan kata Bahasa Indonesia. Kemampuan ini amat diperlukan dalam bidang bahasa.

  f.

  Subtes Penalaran Mekanik (PM) Tes ini mengukur kemampuan berpikir, khususnya memahami prinsip- prinsip mekanika dan fisika dalam aneka situasi sehari-hari. Kemampuan ini mencerminkan kefasihan seseorang dalam mempelajari cara kerja aneka peralatan dan piranti. Tes ini sesuai untuk memprediksi keberhasilan di bidang yang menuntut pemahaman tentang prinsip- prinsip mekanik, prakitan dan ilmu fisik lainnya. Keenam subtes tersebut dikerjakan oleh subjek dalam satu waktu. Hasil dari subtes itu akan dikemukakan dalam penilaian yang mengacu kepada norma.

B. KUALITAS PSIKOMETRIK

1. Validitas Alat Tes

  ` Azwar (2008) dan Santoso (2010) mengungkapkan informasi yang saling melengkapi tentang validitas. Pengukuran yang valid adalah bagian terpenting dari usaha untuk mendapatkan asesmen yang handal. Validitas adalah suatu ukuran yang mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur yang valid mampu mengungkapkan data yang akurat. Alat tersebut juga memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi yang dikehendaki. Suatu alat ukur yang valid juga akan menghasilkan skor kemampuan yang tidak jauh berbeda dari kemampuan subjek sesungguhnya.

  Gregory (1996) mengungkapkan cara-cara yang berbeda untuk mengakumulasi bukti validitas dikelompokkan menjadi tiga kategori sebagai berikut :

  a. Validitas isi Gregory (1996) menyatakan validitas isi itu ditentukan oleh sejauh mana item-item dalam tes mewakili sederet perilaku yang diteliti. Dalam Friedenberg (1995) dan Azwar (2008) dikemukakan bahwa cara menentukan validitas isi biasanya dilakukan dengan memperbandingkan item tes dengan rincian tujuan pengetesan atau hal yang akan diukur. Hal itu dilakukan lewat analisis rasional atau lewat

  professional judgement .

  Validitas isi terbagi pula menjadi dua tipe yaitu face validity dan logical validity .

  1) Face Validity (validitas tampang)

  Validitas ini tercapai apabila pemeriksaan terhadap penampilan item tes memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur. Validitas tampang adalah tentang penerimaan sosial.

  2) Logical Validity (validitas logik)

  Validitas ini dicapai saat setiap item tes dirancang sesuai tujuan ukurnya. Suatu objek yang akan diukur harus pula mendapatkan batasan yang jelas supaya menghasilkan item- item yang relevan.

  b.

  Validitas Konstruk Validitas konstruk muncul untuk melengkapi kekurangan dua tipe validitas yang lainnya yaitu validitas isi dan validitas berdasarkan kriteria. (Santoso, 2010). Validitas konstruk adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana tes mengungkap suatu trait atau konstruk teoritik yang hendak diukurnya (Allen & Yen, 1979). Validitas konstruk sangat berbeda dengan validitas yang lain karena mementingkan teori, konstruk teoritis, dan telaah empiris ilmiah melalui pengujian relasi (Kerlinger, 2006). Dua pendekatan yang banyak dilakukan dalam pengujian validitas konstruk antara lain adalah pendekatan multitrait-multimethod dan pendekatan factor analysis.

  Dalam penelitian ini, akan menggunakan pendekatan factor

  analysis . Kerlinger (2006) menyatakan bahwa factor analysis

  merupakan cara untuk meringkas, mengurangi sejumlah besar data menjadi sejumlah ukuran yang tidak terlalu banyak. Caranya adalah dengan mengorganisir data-data tersebut yang disebut faktor. Faktor- faktor diorganisir dengan melihat apakah mengukur hal yang sama.

  Menurut Hair, Anderson, Tattham dan Black (1995) factor analysis merupakan sekumpulan prosedur matematik yang kompleks guna menganalisis saling hubungan diantara variabel-variabel dan menjelaskan saling hubungan tersebut dalam bentuk variabel yang terbatas yang disebut faktor.

  Menurut Hair, Anderson, Tattham dan Black (1995) analisis faktor memiliki 2 bentuk, yaitu: 1)

  Confirmatory Hair, Anderson, Tattham, dan Black (1998) mengungkapkan bahwa analisis faktor adalah sebuah metode dari statistika multivariat yang tujuan utamanya adalah menemukan struktur yang mendasari dalam sebuah matriks data yang didapat dari hasil analisis korelasi sejumlah variabel dalam bentuk seperangkat dimensi yang mendasari veriabel-variabel tersebut, yang disebut sebagai faktor.

  2) Exploratory

  Analisis ini bertujuan mencari hubungan antara variabel. Dalam proses, variabel-variabel akan di seleksi dan mengurangi jumlah data yang dianalisis.

  c.

  Validitas berdasarkan kriteria Menurut Sireci, 2008 dan Kane, 2006 (Santoso,2010) validitas kriteria adalah korelasi antara skor tes dengan kriteria yang lain. Untuk melihat tingginya validitas berdasarkan kriteria dilakukan komputasi korelasi antara skor tes dan skor kriteria. AERA, APA, & NCME (Gregory, 1996) mengungkapkan poin penting dalam penentuan kriteria bahwa semua kriteria yang mengukur harus dijelaskan secara akurat dan alasan untuk memilih kriteria yang dianggap relevan tersebut harus secara eksplisit. Prosedur validitas berdasarkan kriteria menghasilkan dua macam pendekatan (Gregory, 1996) yaitu sebagai berikut : 1) Validitas prediktif yaitu ketika pengambilan skor kriteria tidak bersamaan dengan pengambilan skor tes, biasanya satu bulan atau satu tahun setelah skor tes didapatkan. 2) Validitas konkuren yaitu apabila skor tes dan skor kriteria dapat diperoleh dalam waktu yang hampir sama. Contohnya : Saat psikiatri mendiagnosa pasiennya akan menjadi sesuai dengan pengukuran kriteria untuk menghasilkan validitas dari tes.

  Santoso (2010), validitas saat ini merupakan penilaian bersifat evaluatif yang terintegratif. Penilaian tersebut bukan lagi kepada alat tesnya yang dikenal dengan kata valid atau tidak valid, tetapi lebih kepada tindakan yang diambil berdasarkan hasil tes yang dimiliki subjek. Validasi tidak cukup dengan hanya menampilkan satu bukti dari tipe validitas. Bukti-bukti validitas tes tersebut yang nantinya berguna dalam mendukung tindakan yang diambil berdasarkan hasil tes.

2. Reliabilitas Alat Tes

  Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Reliabilitas alat ukur dinyatakan dalam koefisien korelasi (r).

  Ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar,2008). Menurut Croncbach (1960), reliabilitas sama dengan konsistensi dalam suatu pengukuran. Maka dari itu Friedenberg (1995) mengungkapkan bahwa analisis reliabilitas itu mengindikasikan kemampuan suatu alat tes untuk menghasilkan skor yang konsisten.

  Estimasi terhadap tingginya reliabilitas dapat dilakukan melalui berbagai metode pendekatan (Friedenberg, 1995) yaitu : a. Pendekatan Tes Ulang

  Pendekatan tes ulang dilakukan dengan menyajikan tes dua kali pada suatu kelompok subjek dengan tenggang waktu diantara kedua penyajian tersebut. Friedenberg (1995) menyebutkan tes re- tes juga dapat digunakan untuk mengevaluasi eror yang berhubungan dengan administrasi tes dalam dua waktu yang berbeda. Suryabrata (1999) mnyebutkan bahwa tes ulang memiliki kelemahan yaitu adanya pembelajaran oleh subjek, pengalaman dan perubahan motivasi. Hal ini memungkinkan berubahnya hasil tes yang didapat oleh subjek.

  b.