Evaluasi psikometrik Tes Potensi Akademik plus (TPA Plus) sebagai tes seleksi penerimaan mahasiswa baru angkatan 2010/2011 Universitas Sanata Dharma - USD Repository

  

EVALUASI PSIKOMETRIK TES POTENSI AKADEMIK PLUS

(TPA PLUS) SEBAGAI TES SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA

BARU ANGKATAN 2010/2011 UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

Oleh:

Christine Kurniati

079114123

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

  

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2011

  “DREAM, BELIEVE AND MAKE IT HAPPEN” small people can do BIG things

  By: Agnes Monica

  Dedicated to:

  1. My Great Father and Savior, Jesus Christ

  2. Papa, Mama, Emak, Uil, Mak’e, Alm. Bapake

  3. Tante Tin, Om Yen and Nana

  4. My own self

  

Evaluasi Psikometrik Tes Potensi Akademik Plus (TPA Plus) sebagai Tes

Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Angkatan 2010/2011

Universitas Sanata Dharma

  

Christine Kurniati

ABSTRAK

  Penelitian bertujuan untuk mendiskripsikan tentang kualitas psikometrik dari Tes Potensi

Akademik Plus (TPA Plus) yang terdiri atas Subtes Penalaran Verbal, Kemampuan Numerik,

Penalaran Mekanik, Hubungan Ruang dan Bahasa Inggris. TPA Plus dianalisis menggunakan

teknik analisis aitem sehingga diketahui taraf kesukran, korelasi aitem total dan efektifitas

distraktornya. Selain itu, peneliti juga melakukan akan melakukan usaha peningkatan efisiensi

dengan cara memperpendek tes. Tentu saja tes yang telah diperpendek perlu dilihat validitas,

reliabilitas dan normanya sehingga dapat berfungsi dengan baik. Secara keseluruhan beberapa

aitem dari masing-masing subtes perlu direvisi sehingga aitem-aitemnya mempunyai kualitas yang

baik. aitem-aitem yang memiliki masalah serius juga harus digugurkan agar dapat meningkatkan

reliabilitas dan validitas dari tes tersebut. Beberapa distraktor juga perlu diperbaiki sehingga dapat

berfungsi sebagaimana mestinya yaitu dipilih oleh sebagian atau seluruh subjek Kelompok

Rendah. Tiap subtes dari TPA Plus ini dapat dibuat menjadi 2 form yang isinya lebih sedikit dari

sebelumnya. Kedua form tersebut aitem yang mempunyai karakteristik yang hampir sama. Tiap

form yang telah terbentuk memiliki reliabilitas antara 0.727 – 0.859. reliabilitas yang didapatkan

ini kurang memuaskan karena lebih rendah dari standart yang diajukan oleh para ahli, yaitu antara

0.85 – 0.96. Validitasnya yang dihasilkan dapat dikatakan baik karena aitem-aitem yang menyusun

form tersebut dapat mengungkap suatu konstruk teori yang masing-masing tes. Namun, ditemukan

form yang memiliki validitas kurang meyakinkan, yaitu Subtes Kemampuan Numerik Form II.

Pembuatan norma baru dilakukan dengan menggunakan teknik sten scale dengan 10 kategori yaitu

dari kategori Istemewa hingga Amat Sangat Rendah. Pada Subtes Penalaran Mekanik baik Form I

maupun II terdiri dari 9 kategori karena ada 2 kategori yang memiliki skor sama sehingga peneliti

memilih satu kategori saja

  .

  

Kata kunci: psikometrik, Tes Potensi Akademik Plus (TPA Plus), tes seleksi penerimaan

mahasiswa baru

  

Psychometric Qualities of Tes Potensi Akademik Plus (TPA Plus) as Selection

Test for New Grade 2010/2011 Sanata Dharma University

Christine Kurniati

ABSTRACT

  This research ia aimed to describe the psychometric qualities of Tes Potensi Akademik

Plus (TPA Plus) that consist of 5 subtests, Penalaran Verbal, Kemampuan Numerik, Penalaran

Mekanik, Hubungan Ruang dan Bahasa Inggris. TPA Plus are analyzed with item analysis to

know about item difficulty, item-total correlation coefisien and distractor power. Besides it,

researcher will increase efficiency by shorten this test and of course will do analyze about validity,

reliability and new norm so that the new form can do good function. Over all, some items on each

form must to repair so that items have good quality. Items that have serious problem must to fall

out from test and it will increase reliability and validity of test. Some distractors need to repair so

that distractors can do good function, that is choosen by some or whole subject of Lower Group.

Each subtest of TPA Plus can be made to 2 forms (short form). Two forms of subtest are composed

by items that have same charactetistic. All forms have reliability that are between 0,727 – 0,859.

These reliability coefisient are unsatisfactory because they are below the standard good reliability.

All forms have good validity because all items can express a construc of theory. But, for

Kemampuan Numerik Form II has unconvience validity. Researcher also made new norm by using

Sten Scale technique with ten categories from Special to Extreamly Low. But Penalaran Mekanik

Form I and II has 9 categories because 2 of categories got same score, so researcher decided to

one of both. Key words: psychometric, Tes Potensi Akademik Plus (TPA Plus), selection test for new grade

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Christine Kurniati Nomor Mahasiswa : 079114123

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

“EVALUASI PSIKOMETRIK TES POTENSI AKADEMIK PLUS (TPA

PLUS) SEBAGAI TES SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU

ANGKATAN 2010/2011 UNIVERITAS SANATA DHARMA”

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada), dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal :15 Agustus 2011 Yang menyatakan (Christine Kurniati)

KATA PENGANTAR

  Penelitian ini adalah salah satu upaya untuk mengevalusi kualitas psikometrik dari Tes Potensi Akademik Plus (TPA Plus) yang digunakan oleh Universitas Sanata Dharma dalam melakukan seleksi mahasiswa baru. Peneliti berharap dengan penelitian dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan yang bermanfaat bagi penelitian mengenai kualitas psikometrik alat tes.

  Penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik karena rahmat dan kasih dari Tuhan Yesus Kristus yang selalu senantiasa menyertai dalam pengerjaan skripsi ini. Selain itu, terselesaikannya penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari saran dan dukungan dari banyak orang.

  Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Bapak Agung Santoso, MA. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan sabarnya membimbing dari awal sampai skripsi ini selesai. Makasih banget Pak. GBU

  2. Bapak Y. Heri Widodo selaku Kepala P2TKP yang telah memberikan masukan dan izin untuk menggunakan hasil tes yang diperlukan.

  3. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sanata Dharma yang telah mendanai penelitian ini hingga selesai.

  4. Bp. Budi Setyahandana selaku Kepala Humas Universitas Sanata Dharma, terimakasih atas penjelasan mengenai pelaksanaan tes seleksi saat pameran atau diluar kota.

  5. Bapak Toni, Mbak Diana dan asisten P2TKP (Mbak Jesi, Mbak Tinul, Mbak Nur, Mbak Ma’e, Mbak Wulan, Dino, Ika, especially Dese &Nina) yang telah membantu saya memasukan data yang jumlahnya beribu-ribu. Matur nuwun sanget.

  6. Semua Dosen Fakultas Sanata Dharma yang telah membagi ilmu.

  7. Mas Gandung, Bu Nani, Mas Muji, Mas Doni terimakasih atas kerjasamanya dalam proses administrasi kuliah, pengetesan dan peminjaman buku. *Pak Gie terimakasih buat keramahannya*

  8. Papa yang selalu menelpon menanyakan kabarku dan skripsiku. Thanks and love u pa… Mama dan emak yang selalu menasihati. Uil yang selalu membuat ketawa, jengkel, bangga dan makan terus ;). Mak’e, Alm. bapak’e makasih buat kasih sayangnya. God Bless

  9. Tante Tin, Om Yen dan Nana terimakasih buat supportnya, semoga membanggakan kalian.

  10. Mama Yan dan Om An terimakasih buat saran dan dukungannya.

  11. Sahabat-sahabatku: Nana, Emak, Clara, Ngatini terimakasih buat kebesamaannya selama kuliah, dukungan dan selalu kasih semangat biar aku cepet nyelesain skripsi. Joko, Ko Edi, Koen thanks for always count on me. Last but not least, thanks a lot to Mbudeng, u’re the best ever…u know me so well…hahaha

  12. Semua temen-temen angkatan 2007, teman seperjuangan Lili, Wini, Ina Finally..we made it….!!!! Manda, Rani, Santa thanks ya uda bersama diakhir semester…I had so much fun with you all.

  13. My mood booster Agnes Monica, u’re so inspiring and also NIC, esp #timkompak (david, devi, hidz, ria, grace, zana) love y’all.

  Yogyakarta, 15 Agustus 2011 Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. v ABSTRAK ........................................................................................................... vi ABSTRACT ........................................................................................................ vii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xviii

  BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7 D. Manfaat .................................................................................................... 8 BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 9 A. Tes Psikologi............................................................................................. 9

  1. Pengertian Tes Psikologi..................................................................... 9

  2. Karakteristik Tes yang Baik ............................................................... 10

  3. Tes Potensi Akademik ....................................................................... 12

  B. Kualitas Psikometrik ................................................................................ 16

  1. Reliabilitas Tes .................................................................................. 16

  2. Validitas Tes ....................................................................................... 20

  3. Analisis Aitem ................................................................................... 24

  4. Norma ............................................................................................... 29

  C. Tes Paralel................................................................................................ 32

  D. Kerangka Penelitian ................................................................................. 33

  E. Pertanyaan Penelitian................................................................................ 36

  

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 37

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 37 B. Identifikasi Variabel ................................................................................. 37 C. Definisi Operasional ................................................................................ 38 D. Subjek Penelitian ..................................................................................... 38 E. Metodde Pengambilan Data ..................................................................... 38 F. Metode Analisis Data ............................................................................... 38

BAB 1V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 41

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian....................................................... 41 B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................. 41

  1. Subtes Penalaran Verbal .................................................................... 41

  2. Subtes Kemampuan Numerik ............................................................ 50

  3. Subtes Penalaran Mekanik ................................................................. 57

  4. Subtes Hubungan Ruang .................................................................... 64

  5. Subtes Bahasa Inggris ......................................................................... 70

  C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 77

  

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 78

A. Kesimpulan .............................................................................................. 78 B. Saran ....................................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 82 LAMPIRAN.......................................................................................................... 84

  DAFTAR TABEL

  Table 1. Kriteria Evaluasi Indeks Diskriminasi .............................................. 27 Table 2. Distribusi Persentase dalam Pengubahan Skor Stanine .................... 31 Table 3. Pedoman Penentuan Persentil Batas, Nilai Sten Scale dan Kualifikasinya ............................................................................. 32

  Subtes Penalaran Verbal

  Tabel 4. Daftar Aitem berdasarkan Korelasi Aitem Total (rix) dan Taraf Kesukaran Aitem (p) ........................................................ 42 Tabel 5. Daftar Aitem berdasarkan Efektivitas Distraktor ............................ 42 Tabel 6. Daftar Aitem yang Memiliki Karakteristik Sama dan Beda............. 46 Tabel 7. Daftar Form ....................................................................................... 47 Tabel 8. Hasil Fit Indeks ................................................................................ 48 Tabel 9. Norma Baru untuk Tiap Form. ......................................................... 50

  Subtes Kemampuan Numerik

  Tabel 10. Daftar Aitem berdasarkan Korelasi Aitem Total (rix) dan Taraf Kesukaran Aitem (p) ............................................. ........ 50 Tabel 11. Daftar Aitem berdasarkan Efektivitas Distraktor ........................... 51 Tabel 12. Daftar Aitem yang Memiliki Karakteristik Sama dan Beda .......... 53 Tabel 13. Daftar Form ..................................................................................... 54 Tabel 14. Hasil Fit Indeks ............................................................................... 55 Tabel 15. Norma Baru untuk Tiap Form ....................................................... 57

  Subtes Penalaran Mekanik

  Tabel 16. Daftar Aitem berdasarkan Korelasi Aitem Total (rix) dan Taraf Kesukaran Aitem (p) ...................................................... 57 Tabel 17. Daftar Aitem berdasarkan Efektivitas Distraktor ............................ 58

  Tabel 18. Daftar Aitem yang Memiliki Karakteristik Sama dan Beda .......... 60 Tabel 19. Daftar Form ..................................................................................... 61 Tabel 20. Hasil Fit Indeks ............................................................................... 62 Tabel 21. Norma Baru untuk Tiap Form ........................................................ 63

  Subtes Hubungan Ruang

  Tabel 22. Daftar Aitem berdasarkan Korelasi Aitem Total (rix) dan Taraf Kesukaran Aitem (p) ....................................................... 64 Tabel 23. Daftar Aitem berdasarkan Efektivitas Distraktor ............................ 64 Tabel 24. Daftar Aitem yang Memiliki Karakteristik Sama dan Beda ........... 67 Tabel 25. Daftar Form .................................................................................... 67 Tabel 26. Hasil Fit Indeks .............................................................................. 68 Tabel 27. Norma Baru untuk Tiap Form ........................................................ 70

  Subtes Bahasa Inggris

  Tabel 28. Daftar Aitem berdasarkan Korelasi Aitem Total (rix) dan Taraf Kesukaran Aitem (p) ....................................................... 70 Tabel 29. Daftar Aitem berdasarkan Efektivitas Distraktor ........................... 71 Tabel 30. Daftar Aitem yang Memiliki Karakteristik Sama dan Beda............ 74 Tabel 31. Daftar Form .................................................................................... 74 Tabel 32. Hasil Fit Indeks ............................................................................... 75 Tabel 33. Norma Baru untuk Tiap Form ......................................................... 77 Tabel 34. Banyaknya Aitem untuk Tiap Subtes Berdasarkan

  ix

  Analisis Aitem ( dan p) ................................................................ 78

  r

  Tabel 35. Banyaknya Distraktor yang Perlu Direvisi untuk Tiap Subtes ....... 78 Table 36. Kualitas Psikometrik Tiap Form ..................................................... 79

  DAFTAR LAMPIRAN

  LAMPIRAN 1. GAMBAR SCATER PLOT UNTUK TIAP SUBTES TPA PLUS ................................................ 84 LAMPIRAN 2. GAMBAR MODEL PENELITIAN UNTUK TIAP FORM ....................................................................... 88 LAMPIRAN 3. SUBTES PENALARAN VERBAL ...................................... 99 Analisis Aitem .................................................................................... 100 Analisis Faktor ..................................................................................... 105 Reliabilitas .......................................................................................... 109 Norma ................................................................................................. 110

  LAMPIRAN 4. SUBTES KEMAMPUAN NUMERIK ................................. 113 Analisis Aitem .................................................................................... 114 Analisis Faktor .................................................................................... 118 Reliabilitas .......................................................................................... 122 Norma ................................................................................................. 123

  LAMPIRAN 5. SUBTES PENALARAN MEKANIK ................................... 126 Analisis Aitem .................................................................................... 127 Analisis Faktor .................................................................................... 130 Reliabilitas .......................................................................................... 134 Norma .................................................................................................. 135

  LAMPIRAN 6. SUBTES HUBUNGAN RUANG.......................................... 137 Analisis Aitem .................................................................................... 138 Analisis Faktor .................................................................................... 141

  Reliabilitas .......................................................................................... 145 Norma .................................................................................................. 146

  LAMPIRAN 7. SUBTES BAHASA INGGRIS 148 Analisis Aitem .................................................................................... 149 Analisis Faktor .................................................................................... 153 Reliabilitas .......................................................................................... 157 Norma .................................................................................................. 158

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penerimaan mahasiswa baru adalah proses yang penting dalam

  menjaring calon mahasiswa yang berkompeten. Hal ini dikarenakan universitas adalah lembaga pendidikan tinggi yang memiliki kewajiban untuk menyiapkan calon-calon pemimpin dan ilmuwan di masa mendatang. Pelaksanaan seleksi calon mahasiswa memerlukan adanya prosedur yang baik dan tepat agar bisa diperoleh mahasiswa yang memiliki kompetensi yang diharapkan berhasil dalam kuliahnya.

  Hal ini juga dilakukan oleh Universitas Sanata Dharma, yang merupakan salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma melakukan beberapa cara dalam menjaring calon mahasiswa, yaitu melalui jalur kerja sama, pameran dan tes seleksi. Pelaksanaan tes seleksi biasanya dilakukan oleh Pusat Pelayanan Tes dan Konsultasi Psikologi (P2TKP), yaitu lembaga psikologi yang memfokuskan diri pada pelayanan pengembangan sumber daya manusia yang meliputi tes psikologi, pelatihan, dan konsultasi (www.usd.ac.id).

  Alat tes yang biasa digunakan oleh P2TKP dalam proses penerimaan mahasiswa baru adalah Tes Potensi Akademik Plus atau sering disebut TPA Plus. Tes ini terdiri 4 subtes bakat adaptasi DAT (Differential

  Aptitude Test ), yaitu Penalaran Verbal, Kemampuan Numerik, Penalaran

  Mekanik, dan Hubungan Ruang dan satu Tes Bahasa Inggris (Etikawati, 2004).

  Pada awalnya tes masuk yang dimiliki Universitas Sanata Dharma terdiri dari 4 subtes Umum dan 4 subtes Khusus. Tes ini kemudian dibuat lebih singkat berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Supratiknya, Suhartanto, dan Anantasari (1999) yang menunjukkan bahwa korelasi antar skor total Tes Umum dan skor total Tes Khusus baik IPA maupun IPS ternyata positif dan sangat signifikan. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa kedua kelompok tes tersebut berfungsi sebagai 2 metode untuk mengukur sifat dan kemampuan yang sama. Oleh karena itu, tidak perlu menggunakan kedua kelompok tes tersebut untuk tujuan yang sama, yaitu seleksi penerimaan mahasiswa baru.

  Sejak tahun 1988 hingga sekarang, penelitian atau evaluasi terhadap alat tes masuk, baru dilakukan empat kali. Pertama, Supratiknya, Suhartanto, dan Anantasari (1999) melakukan evaluasi mengenai kualitas alat seleksi sehingga menghasilkan TPA plus. Raharjo (2003) melakukan penelitian mengenai validitas prediktif tes masuk dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa psikologi 1998 sebagai kriterionnya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara skor tes potensi akademik plus dengan IPK (r xy = 0.278, p < 0.05). Widodo (2004) melakukan penelitian tentang kemampuan prediktif TPA Plus terhadap IPK mahasiswa program studi ilmu pengetahuan alam.

  Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah secara umum pada berbagai program studi ilmu pengetahuan alam, ada hubungan yang positif dan sangat signifikan antara skor tes potensi akademik plus dengan IPK. Namun pada program studi Ilmu Komputer, ditemukan hubungan yang tidak signifikan. Hal ini dimungkinkan karena jumlah subjek yang terlalu sedikit.

  Etikawati (2004) juga melakukan penelitian yang sama dengan subjek yang berbeda, yaitu mahasiswa program studi sosial. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa TPA Plus berkorelasi positif dengan IPK. Korelasi positif tersebut signifikan untuk 9 dari 12 program studi Ilmu Sosial. Program studi yang memiliki korelasi tidak signifikan adalah Sastra Indonesia, Sejarah dan Psikologi. Secara umum hal ini menunjukkan bahwa TPA Plus cukup berdaya guna sebagai prediktor, walaupun nilai koefisien korelasinya rendah.

  Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wicaksono (2006) tentang analisis faktor pada TPA Plus. Hasil analisis faktor TPA Plus dengan menggunakan data skor angkatan 2002 – 2003 mengungkap adanya 2 faktor, yaitu faktor mekanik-matematika (non verbal) dan faktor verbal. Faktor mekanik-matematika (non verbal) disusun oleh variabel Kemampuan Numerik, variabel Penalaran Mekanik dan variabel Hubungan Ruang.

  Sedangkan faktor verbal disusun oleh variabel Penalaran Verbal dan variabel

  Bahasa Inggris. Penelitian ini juga melakukan korelasi antara faktor 1 dan 2 dengan IPK. Koefisien korelasi antara faktor 1 dan IPK adalah -0.294 dengan p = 0.001. Dalam hal ini, apabila nilai IPK tinggi maka mahasiswa memiliki skor faktor 1 yang rendah. Sedangkan koefisien korelasi antara faktor 2 dan

  IPK adalah 0.066 namun tidak signifikan (p = 0.243 ).

  Penelitian-penelitian yang telah dilakukan biasanya hanya menggunakan validitas sebagai parameter yang diteliti dan tidak membahas mengenai reliabliitas dan kualitas aitem tes tersebut. Suatu alat tes perlu dilakukan evaluasi mengenai reliabilitasnya karena reliabilitas adalah salah satu syarat untuk tes yang baik. Reliabilitas sendiri adalah parameter yang menunjukan keajegan suatu pengukuran ketika prosedur pengetesan diulang pada populasi individu atau kelompok (AERA, 1999). Selain itu, masih terdapat parameter-parameter lain yang perlu dicek kualitasnya, misalnya kualitas aitem. Suatu tes perlu dilihat kualitas aitemnya karena penting untuk mengidentifikasikan aitem-aitem yang tidak memuaskan dari tes sebelumnya sehingga perlu direvisi, dihilangkan atau digantikan dengan aitem yang baru (Gregory, 1996).

  Hal lain yang perlu diperhatikan adalah masalah efisiensi. Alat tes sebaiknya memiliki nilai efisiensi baik dalam hal waktu, ekonomi dan teknis.

  Hal ini selaras dengan pernyataan Azwar (1997) bahwa kriteria suatu tes dikatakan baik apabila mempunyai nilai ekonomis dan praktis. Pada kenyataannya TPA Plus kurang memiliki nilai efisiensi dalam hal waktu karena pengerjaannya yang cukup lama. TPA plus yang terdiri dari 5 subtes memiliki waktu pengerjaan sebanyak 200 menit ditambah dengan waktu pembagian dan pengumpulan buku soal serta pemberian instruksi. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan mental pada subjek yang berakibat pada berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya sisa metabolisme sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot (Suma’mur,1996). Keadaan ini dapat berpengaruh pada cara pengerjaan dan hasil tes karena selama pengerjaan tes tidak diberikan waktu istirahat khusus.

  Bagian Humas Universitas Sanata Dharma pun mengakui bahwa lamanya waktu pengerjaan di sisi lain membuat kendala saat melakukan pameran universitas di sekolah-sekolah. Pemeran ini bertujuan untuk mengenalkan Universitas Sanata Dharma pada sekolah-sekolah yang ada diluar kota. Pada pameran seperti ini biasanya tes seleksi diadakan agar siswa yang berminat bisa langsung mendaftar dan mengikutinya. Pada kenyataannya, para siswa lebih memilih universitas yang memiliki tes dengan waktu pengerjaan yang tidak terlalu lama agar bisa mengikuti tes dari universitas lainnya. Beberapa universitas swasta yang menjadi kompetitor saat pameran tersebut memiliki tes seleksi yang waktu pengerjaannya 1.5 sampai 2 jam (Setyahandana, komunikasi pribadi tanggal 13 Desember 2010 dan 1 Agustus 2011).

  Lamanya waktu pengerjaan juga menambah biaya pengeluaran saat tes di luar kota karena harus menambah waktu menginap. Selain itu, banyaknya butir soal membuat buku lebih tebal sehingga terapa berat saat membawanya dan perlu mengeluarkan biaya lagi untuk bagasi pesawat. Oleh karena itu, Ketua Humas Universitas Sanata Dharma mengatakan bahwa jika tes TPA Plus lebih pendek maka buku akan lebih tipis sehingga ringan dalam membawanya. Waktu pengerjaan tes pun bisa lebih cepat sehingga meminimalkan biaya pada saat di luar kota (Setyahandana, komunikasi pribadi tanggal 13 Desember 2010).

  Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa masalah dengan TPA Plus, yaitu bagaimana reliabilitas dan kualitas aitem dari TPA Plus saat ini dan kurangnya nilai efisiensi penggunaan TPA Plus. Penelitian ini akan dilakukan untuk mengevaluasi kualitas psikometrik TPA Plus yang mencakup reliabilitas, validitas dan analisis aitem. Analisis aitem dilakukan dengan harapan dapat mengatasi kekurangan dari penelitian sebelumnya yang memperoleh koefisien korelasi yang rendah antara hasil tes dengan IPK. Lebih lanjut, peneliti juga akan melakukan usaha meningkatkan efisiensi TPA Plus dengan memperpendek tes namun tetap menjamin bahwa alat tes tersebut dapat dipertanggungjawabkan dalam hal reliabilitas dan validitasnya.

  Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk pihak universitas baik P2TKP maupun Humas Universitas Sanata Dharma dalam melakukan seleksi penerimaan mahasiswa baru.

  B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana taraf kesukaran aitem TPA Plus yang dimiliki P2TKP Universitas Sanata Dharma?

  2. Bagaimana korelasi aitem total pada TPA Plus?

  3. Bagaimana efektifitas distraktor pada TPA Plus?

  4. Apakah jumlah aitem-aitem TPA Plus dapat dikurangi untuk meningkatkan efisiensi?

  5. Bagaimana reliabilitas dari TPA Plus setelah diperpendek?

  6. Bagaimana validitas dari TPA Plus setelah diperpendek?

  7. Bagaimana norma baru dari TPA Plus setelah diperpendek?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini memiliki tujuan: 1. Menetukan taraf kesukaran aitem-aitem TPA Plus.

  2. Mengetahui besarnya korelasi aitem total TPA Plus.

  3. Mengetahui efektivitas distraktor pada TPA Plus.

  4. Mengidentifikasi aitem-aitem dengan karakteristik yang sama dalam rangka memperpendek tes TPA Plus untuk meningkatkan efisiensi.

  5. Mengetahui besarnya koefisien reliabilitas TPA Plus setelah diperpendek.

  6. Mengetahui besarnya koefisien validitas TPA Plus setelah diperpendek.

  7. Mengetahui norma dari TPA Plus yang telah diperpendek.

D. Manfaat

  1. Manfaat Teoritik Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan yang bermafaat untuk penelitian mengenai kualitas psikometrik dari TPA Plus

  2. Manfaat Praktis Bagi P2TKP Universitas Sanata Dharma dapat memperoleh informasi terbaru mengenai kualitas psikometrik TPA Plus yaitu mengenai validitas, reliabilitas dan kualitas aitemnya. Selain itu, dengan adanya perpendekan alat tes, diharapkan dapat memaksimalkan kerja calon mahasiswa baru karena waktu yang lebih singkat.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tes

1. Pengertian Tes

  Dilihat dari wujud fisiknya, suatu tes tidak lain daripada sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab dan/atau tugas yang harus dikerjakan dan akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subjek dalam melakukan tugas-tugas tersebut (Azwar. 1996).

  Gregory (1996) mendeskripsikan suatu tes adalah prosedur yang standart untuk memperoleh sampel perilaku dan mendeskripsikannya berdasarkan kategori atau skor. Anastasi & Urbina (1997) menjelaskan bahwa tes adalah pengukuran yang objektif dan standart terhadap sampel perilaku.

  Friedenberg (1995) menyebutkan bahwa tes adalah salah satu tipe asesmen yang menggunakan prosedur yang spesifik atau sistematik untuk menemukan informasi dan mengubah informasi tersebut kedalam bentuk angka atau skor.

  Dari berbagai penjelasan mengenai tes di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tes adalah sekumpulan pertanyaan atau tugas-tugas yang objektif, standar, dan sistematik untuk mengamati dan mengukur perilaku seseorang.

2. Karakteristik Tes yang Baik

  Tes yang baik harus didesain secara hati-hati dan dievaluasi secara empiris untuk memastikan bahwa tes tersebut berguna dalam menghasilkan informasi akurat. Menurut Friedenberg (1995), karakteristik tes yang baik dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Sifat Konstruksi atau Desain

  1) Tujuan tes yang jelas Hal ini mengacu pada tiga hal, yaitu kawasan ukur, pengguna tes dan penilaian tesnya dari aitem yang berbeda-beda.

  2) Isi yang spesifik dan standar Isi tes dikatakan spesifik apabila tes itu mencakup sebatas kawasan ukurnya sehingga pertanyaanya dipilih sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan tes dikatakan standar apabila semua subjek memiliki atribut atau pengetahuan yang sama. 3) Prosedur administrasi yang baku

  Penyelenggaran sebuah tes yang meliputi perlengkapan, situasi, cara penyajian, petunjuk cara pengerjakan serta waktu yang disediakan untuk mengerjakan tes tersebut harus distandarisasikan. Kondisi yang standar digunakan agar skor tes yang dihasilkan akurat dan mencerminkan karaktesristik subjek yang dites (testee).

  4) Aturan penilaian Prosedur penilaian ini harus menggunakan cara yang sama pada semua subjek. Aturan penilaian ini meliputi cara memberi skor, pertimbangan untuk menentukan skor (ada kunci), sistem penilaian (lambang-lambang yang digunakan serta artinya) b. Sifat Psikometrik

  1) Reliabilitas Ide pokok dari konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 1997)

  2) Validitas Suatu alat tes dikatakan memiliki validitas yang baik apabila mampu menjalankan fungsi ukur dan memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud tes tersebut (Azwar, 1997).

  3) Analisis aitem Analisis aitem dipandang penting untuk mengidentifikasikan aitem-aitem yang perlu direvisi, dengan mengidentifikasikan dan merevisi aitem yang buruk maka dapat meningkatkan reliabilitas dan validitas secara keseluruhan (Friedenberg, 1995)

3. Tes Potensi Akademik

  Tes potensi akademik adalah tes yang mempunyai tujuan untuk mengungkap potensi seseorang dalam mempelajari pengetahuan atau keterampilan (Etikawati, 2004). Berdasarkan saran penelitian yang dilakukan oleh Supratiknya, Suhartanto dan Anantasari (1999) maka tes potensi akademik yang saat ini digunakan oleh Universitas Sanata Dharma adalah hasil gagasan dasar DAT (Differential Aptitude Test).

  DAT dikembangkan pada tahun 1947 untuk memberikan prosedur yang terintergrasi, ilmiah dan memiliki standart yang baik dalam mengukur bermacam-macam kemampuan individu. Baterai tes ini biasanya kejuruan dan bimbingan pendidikan murid setingkat SMA. Tes ini terdiri dari 7 subtes, yaitu Penalaran Verbal, Penalaran Numerik, Penalaran Abstrak, Kecepatan dan Ketepatan Klerikal, Penalaran Mekanik, Hubungan Ruang dan Penggunaan Bahasa: Ejaan dan Tata Bahasa (Bennett, Seashore & Wesmen, 1966).

  Penalaran Verbal, Kemampuan Numerik dan Penalaran Abstrak bersama-sam mengukur fungsi-fungsi yang berkaitan dengan kecerdasan umum. Selain itu, Penalaran Verbal dan Kemampuan Numerik memiliki korelasi yang tinggi dengan kebanyakan pelajaran atau kriteria gabungan prestasi akademik, sehingga skor kedua subtes ini sering disebut sebagai indeks umum bakat sekolah. Sedangkan, Penalaran Mekanik dan Hubungan Ruang memberi kontribusi dalam kaitannya mengukur kemampuan siswa untuk memvisualisaikan benda-benda kongkrit dan memanipulasi proses visualisasi dan mengenal prinsip fisika sederhana. Kecepatan dan Ketepatan Klerikal serta Penggunaan Bahasa: Ejaan dan Tata Bahasa merupakan tes yang merepresentasikan keterampilan yang dibutuhkan dalam level pekerjaan (Anastasi & Urbina, 1997; Bennett, Seashore & Wesmen, 1966).

  Penelitian yang dilakukan oleh Supratiknya, Suhartanto, Anantasari (1999) menyarankan untuk menggunakan 4 subtes adaptasi DAT yaitu Penalaran Verbal, Kemampuan Numerik, Penalaran Mekanik dan Hubungan ruang. Dipilihnya 4 subtes ini bertolak dari hasil penelitian tentang Tes Umum dan mempertimbangkan gagasan dasar dari DAT yang merupakan sumber dari Tes Umum serta memperhatikan jenis program studi yang ada di Universitas Sanata Dharma. Selain empat subtes tersebut, adapula subtes Bahasa Inggris. Subtes ini merupakan salah satu subtes dari Tes Khusus IPA yang terbukti baik kuliatasnya sehingga tes ini tetap digunakan.

  Berikut adalah penjelas dari masing-masing subtes yang ada dalam TPA Plus (Bennett, Seashore & Wesmen, 1966, Goeritno,1999): a. Tes Penalaran Verbal Tes ini mengungkap kemampuan di dalam memahami konsep- konsep yang disusun dalam kata-kata. Tes ini dipakai untuk mengevaluasi kemampuan seseorang dalam berpikir konstruktif, menentukan kesamaan diantara konsep-konsep yang berbeda dan dalam tingkat abstraksi dapat memanipulasi ide-ide. Tes ini dapat memprediksi keberhasilan seseorang di bidang yang memerlukan pemahaman hubungan verbal yang kompleks dan kecakapan dalam memanipulasi konsep-konsep secara verbal, misalnya dalam keberhasilannya dalam bidang akademik.

  b. Tes Kemampuan Numerik Tes ini lebih sering disebut arithmetic computation daripada disebut arithmetic reasoning. Hal ini dikarenakan aitem-aitem dalam tes ini disusun untuk mengukur pemahaman yang berkaitan dengan proses numerik dan kecakapan menggunakan konsep-konsep numerik melalui perhitungan yang sederhana. Tes ini juga menghindari penggunaan unsur-unsur bahasa yang biasa digunakan dalam arithmetic

  reasoning .

  c. Tes Penalaran Mekanik Kemampuan yang diungkap dalam tes ini adalah dapat menggambarkan salah satu aspek intelegensi dalam arti luas. Seseorang yang dapat mengerjakan tes ini akan dapat mempelajari prinsip-prinsip dari operasi peralatan yang kompleks dan dapat pula memperbaikinya.

  Aspek yang diukur adalah daya penalaran di bidang kerja mekanis dan prinsip fisika. Tes ini dapat memprediksi cocok tidaknya seseorang dalam pekerjaan atau pendidikan di bidang mekanik atau mesin, seperti pertukangan, ahli mesin, pemeliharaan mesin dan perakitan d. Tes Hubungan Ruang

  Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan penalaran seseorang yang bersifat nonverbal atau mengukur kemampuan seseorang dalam berpikir dengan menggunakan simbol-simbol abstrak. Untuk menyelesaikan tes ini diperlukan kemampuan persepsi karena aitem-aitem tes disusun atas dasar prinsip adanya hubungan yang logis dari figur-figur abstrak.

  e. Tes Bahasa Inggris Adalah tes yang mengukur kemampuan penguasaan subjek atas tata bahasa dan kosa kata Bahasa Inggris sebagai bahasa asing.

  Urutan penyajian dalam tes seleksi penerimaan mahasiswa baru di Universitas Sanata Dharma adalah Penalaran Verbal, Kemampuan Numerik, Penalaran Mekanik, Hubungan Ruang dan yang terakhir adalah Bahasa Inggris. Setiap tes memiliki jumlah aitem yang berbeda-beda.

  Penalaran Verbal memiliki 40 aitem, Kemampuan Numerik 40 aitem, Penalaran Mekanik 30 aitem, Hubungan Ruang 30 aitem dan Bahasa Inggris memiliki 40 aitem. Oleh karena itu, alokasi waktu untuk pengerjaannya juga berbeda. Penalaran Verbal, Kemampuan Numerik, Penalaran Mekanik, Hubungan Ruang dan Bahasa Inggris masing-masing waktu yang diperlukan adalah 40 menit, 40 menit, 40 menit, 30 menit, dan 50 menit. Total waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan Tes Potensi Akademik plus adalah 200 menit.

B. Kualitas Psikometri

1. Reliabilitas Tes

  Ide pokok dari konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 1997)

  Pengertian reliabilitas alat ukur dan hasil ukur biasanya dianggap sama, namun penggunaannya masing-masing perlu diperhatikan. Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur erat berkaitan dengan masalah eror pengukuran. Eror pengukuran sendiri menunjukkan pada sejauh mana inkonsistensi hasil pengukuran apabila pengukuran dilakukan ulang pada kelompok subjek yang sama. Sedangkan konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil ukur erat hubungannya dengan eror dalam pengambilan sampel yang mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan ulang pada kelompok individu yang berbeda (Azwar, 1997).

  Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengestimasi reliabilitas, yaitu: a. Pendekatan Tes Ulang Pendekatan ini dilakukan dengan cara memberikan tes yang sama pada sekelompok subjek dengan selang waktu yang berbeda

  (Azwar, 2001). Pendekatan ini memiliki kelemahan yaitu adanya proses belajar, pengalaman dan perubahan motivasi subjek antara pemberian tes yang pertama dan yang kedua (Suryabrata, 1999)

  b. Pendekatan Bentuk Paralel Pendekatan ini dilakukan dengan memberikan sekaligus 2 tes yang paralel satu sama lain kepada sekelompok subjek. Dalam pelaksanaannya kedua tes paralel tersebut dapat digabungkan terlebih dahalu, sehingga seakan-akan merupakan satu bentuk tes. (Azwar, 1997). Keterbatasan pendekatan ini adalah pada sulitnya menyusun 2 alat tes yang paralel (Suryabrata, 1999) c. Pendekatan Konsistensi Internal

  Pendekatan ini digunakan untuk menghindari masalah-masalah yang biasanya ditimbulkan oleh pendekatan tes ulang dan paralel.

  Pendekatan ini hanya memerlukan satu kali pengenaan sebuah tes kepada sekelompok individu sebagai subjek (single trial

  administration ). Selanjutnya prosedur analisisnya diarahkan pada

  analisis terhadap aitem atau kelompok aitem dalam tes tersebut sehingga perlu dilakukan pembelahan tes menjadi beberapa kelompok aitem yang disebut bagian atau belahan tes (Azwar, 1997). Pendekatan ini memiliki berbagai teknik dalam estimasi reliabilitas (Suryabrata, 1999), yaitu: 1) Teknik Belah Dua

  Suatu perangkat tes diberikan kepada sekolompok subjek satu kali. Kemudian skor yang diperoleh dibelah menjadi 2 bagian yang setara dengan cara soal yang bernomor gasal dijadikan dalam satu kelompok, begitu pula dengan soal bernomor genap. Estimasi reliabilitas dicari denga menghitung korelasi skor pada belahan pertama dengan skor pada belahan kedua, r hh .

  2) Rumus Rulon Rulon (1939) merumuskan suatu formula untuk mengestimasi reliabilitas belah dua tanpa perlu berasumsi bahwa kedua belahan mempunyai varians yang sama. Hal ini dikarenakan perbedaan skor subjek pada kedua belahan tes akan membentuk distribusi perbedaan skor dengan varians yang besarnya ditentukan oleh varians eror masing-masing belahan (Azwar, 1997).

  3) Rumus Flanagan Flanagan menganggap bahwa varians-varians pada perangkat belahan tes merupakan varians keliruan pengukuran.

  4) Teknik KR

20 Teknik ini dilakukan dengan cara membelah tes menjadi

  sebanyak jumlah aitemnya sehingga setiap belahan hanya berisi satu aitem saja. Koefisien KR

  20 merupakan rata-rata estimasi reliabilitas dari semua cara belah dua yang mungkin dilakukan. Koefisien ini juga mencerminkan sejauhmana kesetaraan isi aitem- aitem dalam tes (Azwar, 1997). Teknik KR

  20 ini dapat digunakan

  pada tes yang menggunakan aitem dikotomi, seperti tes kepribadian, minat, dan sikap (Friedenberg, 1995).

  5) Teknik KR

21 Teknik ini digunakan pada tes yang aitem-aitem nya diskor benar atau salah (Friedenberg, 1995).

  6) Teknik Analisis Varians Teknik ini dipopulerkan oleh Hoyt. Dalam karyanya, varians total dianalisis menjadi proporsi yang berasal dari peserta tes, proporsi yang berasal dari soal-soal tes dan sisanya (Suryabrata, 1999).

  7) Koefisien Alpha Koefisien alpha adalah estimasi konservatif dalam internal konsistensi tes karena membandingkan performasi setiap tes dengan performansi keseluruhan aitem (Friedenberg, 1995). Prosedurnya adalah menemukan varian semua skor individu untuk tiap soal, kemudian menambahkan varian-varian ini sepanjang semua soal (Anastasi & Urbina, 1997).