DOCRPIJM dc6e2ffdab BAB IIBab 2 rpijm kompres
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
BAB 2
PROFIL KABUPATEN PURWAKARTA
2.1
Gambaran Geografis dan Administrasi Wilayah
Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang
terletak di antara 107030’ – 107040’ Bujur Timur dan 6025’ – 6045’ Lintang
Selatan. Secara administratif, Kabupaten Purwakarta mempunyai batas wilayah
sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Kabupaten
Subang;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten
Bandung Barat;
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten
Cianjur dan Kabupaten Bogor; dan
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan
Kabupaten Cianjur.
Luas wilayah Kabupaten Purwakarta tercatat sebesar 971,72 km2 atau sekitar
2,81% dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat. Sejak Januari 2001, Kabupaten
Purwakarta terdiri dari 17 kecamatan dengan 192 desa/kelurahan. Luas wilayah
terbesar berada pada Kecamatan Sukatani dengan luas 95,43 km2 atau 9,82%
dari luas kabupaten, sementara luas wilayah terkecil terdapat pada Kecamatan
Purwakarta dengan luas 24,83 km2 atau hanya 2,56% dari luas kabupaten. Jarak
antar kecamatan bervariasi, dimana jarak terdekat sepanjang 4 km terdapat
antara Kecamatan Sukatani dengan Kecamatan Plered. Sementara jarak terjauh
adalah 60 km yang terdapat antara Kecamatan Bojong dengan Kecamatan
Sukatani. Berikut ini daftar kecamatan-kecamatan, luasan wilayah, serta jumlah
desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Purwakarta.
Setelah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, serta dimulainya pelaksanaan Otonomi Daerah di
Kabupaten Purwakarta tepatnya pada tanggal 1 Januari 2001, melalui Peraturan
Daerah
Nomor
22
tahun
2001
telah
terjadi
restrukturisasi
organisasi
pemerintahan di Kabupaten Purwakarta. Secara administratif, wilayah Kabupaten
Purwakarta terdiri dari 17 kecamatan, 183 desa dan 9 kelurahan, 475 dusun,
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 1
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
1.084 Rukun Warga (RW), dan 3.455 Rukun Tetangga (RT), seperti yang
tergambar dalam Tabel berikut dibawah ini :
Tabel 2.1 Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Purwakarta Tahun 2013
No
Luas Wilayah
Kecamatan
(Km²)
%
Jumlah
Desa
Kelurahan
1
Jatiluhur
60.11
6.19
10
0
2
Sukasari
92.01
9.47
5
0
3
Maniis
71.64
7.37
8
0
4
Tegalwaru
73.23
7.54
13
0
5
Plered
31.48
3.24
16
0
6
Sukatani
95.43
9.82
14
0
7
Darangdang
67.39
6.94
15
0
8
Bojong
68.69
7.07
14
0
9
Wanayasa
56.55
5.82
15
0
10
Kiarapedes
52.16
5.37
10
0
11
Pasawahan
36.96
3.80
12
0
12
Pondoksalam
44.08
4.54
11
0
13
Purwakarta
24.83
2.56
1
9
14
Babakancikao
42.40
4.36
9
0
15
Campaka
43.60
4.49
10
0
16
Cibatu
56.50
5.81
10
0
17
Bungursari
54.66
5.63
10
0
Kabupaten
971.72
100.00
183
9
Sumber: Kabupaten Purwakarta Dalam Angka, BPS Kabupaten Purwakarta, Tahun 2013
Bencana alam adalah kejadian yang dapat sangat mengganggu proses
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang senantiasa diupayakan pemerintah
daerah. Pengalaman menunjukkan bahwa kejadian bencana dapat menimbulkan
kerugian material, bahkan kematian yang tidak sedikit. Bencana alam dapat pula
menyebabkan kerusakan infrastruktur yang
masyarakat. Jenis bencana
menghambat berbagai aktivitas
yang teridentifikasi dapat terjadi di Kabupaten
Purwakarta antara lain berupa :
a. Gerakan tanah / Longsor, Kabupaten Purwakarta termasuk daerah yang
cukup rawan mengalami gerakan tanah/longsor. Berdasarkan studi Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat, hampir
diseluruh kecamatan terdapat kawasan rawan gerakan tanah menengah
atau tinggi (9 kecamatan).
b. Banjir, bencana banjir adalah bencana yang kerap terjadi di daerah
dengan proporsi kawasan terbangun relatif tinggi. Studi Dinas Cipta
Karya dan Tata Ruang Kabupaten Purwakarta pada tahun 2012 berhasil
mengidentifikasi setidaknya 25 titik daerah genangan di Kecamatan
Purwakarta. Jumlah titik genangan tersebut tidak termasuk titik daerah
genangan di kecamatan lain, seperti di Desa Cikaobandung.
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 2
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
c. Kegagalan Waduk, dalam lingkup Kabupaten Purwakarta terdapat 2
waduk besar, yaitu Waduk Jatiluhur dan Cirata. Berkaitan hal tersebut,
keberadaan waduk di suatu wilayah pada dasarnya selalu mengandung
resiko menimbulkan bencana.
d. Gempa Bumi, gempa bumi adalah salah satu jenis bencana yang sampai
saat ini masih sulit untuk diprediksi. Gempa bumi dapat disebabkan oleh
aktivitas vulkanik maupun tektonik. Amplitudo efek gempa sangat
tergantung karakteristik struktur geologi yang ada. Salah satu karakter
struktur geologi yang memperbesar efek gempa adalah sesar.
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 3
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Gambar 21 Peta Administrasi Kabupaten Purwakarta
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 4
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
2.2
Gambaran Demografi
Penduduk di suatu wilayah merupakan subyek dan obyek pembangunan. Penduduk
sebagai subyek pembangunan, mereka merupakan perencana dan pelaksana yang hasil
pembangunannya juga akan mereka nikmati. Sedangkan sebagai obyek, penduduk
merupakan sasaran pelaksanaan pembangunan. Untuk itu di butuhkan penduduk sebagai
SDM yang memiliki kualitas tinggi, sehingga pembangunan dapat dilaksanakan sebaikbaiknya.
Struktur penduduk memiliki kebutuhan dan permasalahan yang berbeda-beda.
Permasalahan individu yang mereka hadapi perlu diidentifikasi secara cermat. Adapun
permasalahan tingkat individu mereka bisa muncul dari kondisi keluarga bahkan dari
kondisi masyarakat tempat mereka tinggal. Dengan demikian usaha penanganan terhadap
permasalahan penduduk perlu dilakukan pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat.
Jumlah Penduduk Kabupaten Purwakarta berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2012
yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) adalah sebanyak 884.916 jiwa,
sedangkan Jumlah Penduduk Kabupaten Purwakarta Tahun 2017 berdasarkan data
proyeksi diprediksi mencapai 967.000 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduk sebesar
1,98 %.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Purwakarta 1.032 orang per Km2, berdasarkan
kelompok umur dari data Survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, penduduk di
Kabupaten Purwakarta cenderung didominasi oleh kelompok umur muda. Salah satu
pendekatan untuk menganalisis kependudukan adalah berdasarkan pada kelompok umur,
artinya melihat jumlah penduduk berdasarkan umur strategis masing-masing. Dalam hal ini
untuk membedakan penduduk berdasarkan usia produktif dan non produktif.
Penduduk Kabupaten Purwakarta tahun 2012 berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) hasil Sensus Penduduk sebanyak 884.916 jiwa dengan sex ratio sebesar 105% yang
berarti bahwa dari 100 penduduk perempuan terdapat 105 penduduk laki-laki. Dikarenakan
Sensus Penduduk dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali (tahun berakhiran 0), maka
untuk tahun 2017 Jumlah Penduduk Kabupaten Purwakarta diproyeksikan mencapai
967.000 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 1,98%. Hal ini disebabkan selain akibat
faktor pertumbuhan penduduk alami, juga dipengaruhi oleh faktor migrasi, baik migrasi
masuk maupun migrasi keluar.
Tabel 2.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk, dan Penyebaran
Kabupaten Purwakarta Menurut Kecamatan Tahun 2012
No
Kecamatan
Luas
Wilayah
(Km2)
L (jwa)
P (jiwa)
L+P
(jiwa)
Rasio
Kepadatan
(jiwa/km2)
Persebaran
(%)
1
Jatiluhur
60,11
31.360
30.571
64.308
102,6
1.030
7,26
2
Sukasari
92,01
7.424
7.031
15.094
105,6
157
1,7
3
Maniis
71,64
16.055
15.150
32.395
106,0
436
3,66
4
Tegalwaru
73,23
22.937
21.223
46.159
108,1
603
5,18
5
Plered
31,48
36.819
34.280
74.039
107,4
2.259
8,34
6
Sukatani
95,43
33.378
30.352
66.369
110,0
668
7,48
7
Darangdan
67,39
30.699
29.006
62.184
105,8
886
7
8
Bojong
68,69
23.371
21.386
46.690
109,3
652
5,25
9
Wanayasa
56,55
20.212
18.709
40.570
108,0
688
4,57
10
Kiarapedes
52,16
12.260
11.334
24.801
108,2
452
2,77
11
Pasawahan
36,96
20.726
19.792
42.134
104,7
1.096
4,75
12
Pondoksalam
44,08
13.554
12.775
27.548
106,1
597
3,09
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 5
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
No
Luas
Wilayah
(Km2)
Kecamatan
13
Purwakarta
14
L (jwa)
P (jiwa)
L+P
(jiwa)
Rasio
Kepadatan
(jiwa/km2)
Persebaran
(%)
24,83
83.770
81.677
170.836
102,6
6.663
19,41
Babakancikao
42,4
24.036
23.440
48.802
102,5
1.120
5,57
15
Campaka
43,6
19.989
20.918
42.325
95,6
938
4,8
16
Cibatu
56,5
13.708
13.281
28.102
103,2
478
3,17
17
Bungursari
54,66
25.784
25.514
52.560
101,1
938
6,02
971,72
436.082
416.439
884.916
104,7
877
100
Jumlah
Sumber : Kabupaten Purwakarta dalam Angka Tahun 2013
Hampir seluruh kecamatan juga mempunyai sex ratio di atas 100, hal ini menandakan
bahwa penduduk laki-laki di seluruh kecamatan yang termasuk Kabupaten Purwakarta
lebih banyak daripada penduduk perempuan.
Dilihat dari komposisi umur, ada sebanyak 30,38% penduduk berusia 0-14 tahun.
Sedangkan penduduk usia 15-64 tahun mempunyai komposisi terbanyak yaitu 65,14%,
dan sisanya 4,48% adalah penduduk usia 65 tahun ke atas. Dengan kondisi tersebut
jumlah yang berusia kurang dari 15 tahun dan diatas 65 tahun yang merupakan beban
tanggungan bagi penduduk usia produktif (antara 16 - 65 tahun) akan menjadi sedikit, dan
mampu ditanggung oleh penduduk usia produktif.
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Purwakarta sendiri dalam kurun waktu sepuluh
tahun (2000-2010) terus mengalami kenaikan dengan angka rata-rata mencapai 2,18% per
tahun. Tetapi jika dilihat dari laju penduduk di Kabupaten Purwakarta, pada tahun 20012011 mengalami penurunan laju pertumbuhan penduduk yaitu 2,28 % menjadi 2.18 %.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Purwakarta Tahun 2001-2012
2001
Jumlah Penduduk
(jiwa)
716.066
Laju Pertumbuhan
(%)
2.28
2002
736.314
2.83
2003
751.591
2.07
2004
767.071
2.06
2005
782.362
1.99
2006
798.218
2.03
2007
815.049
2.11
2008
831.380
2.00
2009
845.509
1.70
2010
852.521
2.18
2011
868.718
*
2.10
884.916
*
2.10
Tahun
2012
Sumber :Kabupaten Purwakarta Dalam Angka, Tahun 2001-2021
*BPS/SSK
Persebaran penduduk di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2010 masih belum merata.
Sebanyak 19,41% penduduk Kabupaten Purwakarta atau sebanyak 81.677 jiwa berada
Kecamatan Purwakarta, disusul oleh Kecamatan Plered dan Kecamatan Sukatani dengan
jumlah penduduk masing-masing sebesar 71.099 dan 63.730 jiwa.
Sementara itu masih terdapat kecamatan yang jumlah penduduknya hanya 1,7% dari total
jumlah penduduk kabupaten atau sebanyak 14.455 jiwa, yaitu di Kecamatan Sukasari.
Persebaran ini juga dapat dilihat dari pola kepadatan penduduk dan jumlah rumah tangga
yang ada di kecamatan di Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan data penduduk Kabupaten
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 6
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Purwakarta tahun 2010, diketahui bahwa kepadatan penduduk terbesar di Kabupaten
Purwakarta terletak pada Kecamatan Purwakarta dengan kepadatan sebesar 6.663
jiwa/km2, disusul oleh Kecamatan Plered dan Kecamatan Babakancikao dengan
kepadatan 2.259 dan 1.120 jiwa/km2. Kepadatan terendah berada di Kecamatan Sukasari
dengan kepadatan hanya 157 jiwa/km2.
Untuk jumlah rumah tangga, jumlah terbesar juga terdapat di Kecamatan Purwakarta
dengan jumlah sebesar 41.668 rumah tangga, sementara jumlah rumah tangga terkecil
berada di Kecamatan Sukasari dengan jumlah 2.718 rumah tangga. Persebaran penduduk
yang terpusat di Kecamatan Purwakarta ini dikarenakan kecamatan ini merupakan pusat
kota dan pusat pemerintahan yang mempunyai banyak fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan
masyarakat.
Sumber : RTRW Kabupaten Purwakarta 2011-2031
Gambar 2.2 Peta Persebaran Penduduk Kabupaten Purwakarta Tahun 2012
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 7
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
2.3
Gambaran Topografi
Ditinjau dari aspek geografis, letak Kabupaten Purwakarta dapat dibagi atas beberapa
wilayah, yaitu Bagian Utara, Barat, Selatan dan Timur. Wilayah Bagian Utara mencakup
Kecamatan Campaka, Bungursari, Cibatu, Purwakarta, Babakancikao, Pasawahan,
Pondoksalam, Wanayasa dan Kiarapedes dimana sebagian besar wilayahnya terletak
pada ketinggian antara 25 – 500 m di atas permukaan laut (dpl).
Wilayah Barat meliputi Kecamatan Jatiluhur dan Sukasari dimana bagian yang merupakan
permukaan air Danau Ir. H. Juanda mempunyai ketinggian 107 m dpl, sedangkan tanah
daratan di sekitarnya berada pada ketinggian sekitar 400 m dpl. Kabupaten Purwakarta
Bagian Selatan dan Timur, wilayahnya meliputi Kecamatan Plered, Maniis, Tegalwaru,
Sukatani, Darangdan dan Kecamatan Bojong, dengan ketinggian lebih dari 200 m dpl.
Berdasarkan kondisi topografinya, maka Kabupaten Purwakarta secara umum mempunyai
kemiringan antara 0 – 2 % meliputi tanah dengan luas sekitar 22.433,82 Ha, kemiringan
antara 2 – 15 % seluas 25.716,86 Ha, kelas kemiringan antara 15 – 40 % sekitar 29.581,49
Ha dan lereng dengan kemiringan lebih dari 40 % meliputi 11.682,95 Ha. Penyebaran
kemiringan lereng didominasi oleh kelas kemiringan antara 15 – 40 % yang terdapat di
seluruh kecamatan, sedangkan kelas kemiringan di atas 40 % merupakan yang paling
sempit penyebarannya, namun terdapat di seluruh kecamatan. Sedangkan lahan dengan
kelas kemiringan antara 0 – 2 % tidak dijumpai di Kecamatan Bojong dan Kecamatan
Wanayasa.
Tabel 2.4 Kemiringan Lahan di Kabupaten Purwakarta
Kelas Kemiringan (Ha)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kecamatan
40%
2.424,37
202,50
1.851,52
1.707,33
2.299,80
2.079,52
1.231,32
980,56
767,85
174,52
46,40
17,71
521,49
1.224,95
2.949,30
671,89
504,51
562,50
365,63
2.525,62
1.541,23
2.524,37
1.890,00
1.462,50
1.144,96
546,59
47,29
43,73
39,36
700,60
711,98
1.661,28
933,67
677,78
19.656
17.379
JUMLAH
LUAS (ha)
6.739
3.148
7.164
7.323
9.543
6.869
5.655
5.216
4.408
2.483
4.240
4.360
5.650
6.011
9.201
3.696
5.466
97.172,00
Sumber: RTRW Kabupaten Purwakarta
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 8
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Gambar 2.3 Peta Ketinggian Kabupaten Purwakarta
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 9
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Gambar 2.4 Peta Kelerengan Kabupaten Purwakarta
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 10
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
2.4
Gambaran Geohidrologi
Air permukaan yang ada di Kabupaten Purwakarta terdiri dari sungai, danau atau
waduk/situ lainnya. Sumber daya air dalam wilayah Kabupaten Purwakarta sebagai bagian
dari Wilayah Sungai (WS) Citarum sebagai wilayah sungai lintas provinsi.
Wilayah Kabupaten Purwakarta dilalui oleh 2 sungai utama lintas kabupaten, yaitu:
1. Sungai Citarum sepanjang 270 Km dengan luas 6.503,31 Km2.
2. Sungai Cilamaya sepanjang 184,7 Km dengan luas 390,01 Km2.
Sungai-sungai besar yang ada di dalam wilayah Kabupaten meliputi :
1. Sungai Cikao.
2. Sungai Cilangkap.
3. Sungai Ciampel.
4. Sungai Ciherang.
5. Sungai Cilalawi.
Dari sungai yang ada di Kabupaten Purwakarta tersebut, maka terdapat dua buah Daerah
Aliran Sungai (DAS) yang ada di Kabupaten Purwakarta, yaitu DAS Citarum dan DAS
Cilamaya. Sistem DAS yang terdapat di Kabupaten Purwakarta ini akan berpengaruh
terhadap sistem drainase yang pada akhirnya akan mempengaruhi sistem kegiatan di
Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan data yang diterima, maka bulan Juni – September
merupakan nilai yang rendah bagi aliran Sungai Citarum dan Sungai Cilamaya. Daerah
yang sering mengalami banjir di Kabupaten Purwakarta adalah di sepanjang Sungai Cikao,
Sungai Ciherang dan Sungai Cilamaya. Sungai-sungai tersebut mempunyai bentuk
meander dan dedintrik. Penyebab terjadinya banjir antara lain adalah besarnya air yang
masuk lebih besar dari pelepasannya (seperti karena terbentur atau morfologi di bagian
hilir lebih tinggi dan sebagainya). Terjadinya perubahan pada parameter kualitas air/sungai
akan dapat diketahui tercemar atau tidaknya suatu perairan. Pencemaran air akan selalu
berarti menurunnya kualitas air sampai pada tingkat tertentu yang menyebabkan air/sungai
tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya.
Berdasarkan hasil analisis kualitas air sungai yang dilaksanakan Laboratorium Kimia Fisika
UNPAD pada tahun 2000 diketahui bahwa secara umum air sungai yang ada di Kabupaten
Purwakarta memiliki kualitas yang cukup stabil dan baik yaitu PH di bawah baku mutu
kecuali sungai Cilamaya PHnya di atas baku mutu 9,06. BOD paling tinggi 28,20 μg/L dan
COD paling tinggi 60,284 μg/L hal ini masih berada di bawah batas minimum kualitas air
sampai peruntukannya/penggolongan C dan D secara keseluruhan kondisi sungai yang
diteliti masih di bawah baku mutu penggolongan air untuk golongan D, kecuali unsur
koliform tinja yang masih tinggi, untuk itu masih perlu ditingkatkan pengendaliannya agar
tidak menjadi kasus pencemaran di masing - masing sungai. Demikian pula hasil analisis
kualitas air sumur terhadap 30 titik tersebar di Kabupaten Purwakarta, bahwa kualitas air
sumur penduduk kualitasnya cukup baik, masih berada di bawah batas minimum kualitas
air sesuai peruntukannya/penggolongannya B.
Selain itu, di Kabupaten Purwakarta terdapat pula 18 danau/situ, yang besar dan cukup
dikenal yaitu Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata. Waduk Jatiluhur terletak pada empat
kecamatan yaitu Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Sukasari, Kecamatan Tegalwaru, dan
Kecamatan Sukatani sedangkan Waduk Cirata terletak di Kecamatan Maniis. Disamping
itu, terdapat pula situ yang berfungsi sebagai cadangan penyimpanan air permukaan pada
musim kemarau. Situ-situ yang relatif cukup besar terdapat di Kabupaten Purwakarta
antara lain adalah:
a. Situ kewenangan Pemerintah Kabupaten :
1. Situ Buleud berada di Kecamatan Purwakarta
2. Situ Cisaat berada di Kecamatan Campaka
3. Situ Cikumpay berada di Kecamatan Campaka
b. Situ kewenangan Pemerintah Provinsi :
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 11
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
1.
2.
3.
4.
5.
Situ Cibeber berada di Kecamatan Wanayasa
Situ Cibodas berada di Kecamatan Bungursari
Situ Cigangsa berada di Kecamatan Campaka
Situ Cikamar berada di Kecamatan Campaka
Situ Wanayasa berada di Kecamatan Wanayasa
Selain dari air permukaan, sumber air yang ada di Kabupaten Purwakarta juga berasal dari
air tanah. Zona air tanah yang terdapat di Kabupaten Purwakarta didominasi oleh akuifer
dengan produktivitas rendah seluas 48.522,99 Ha (34,53%) dan sedang 31.037, 89 Ha
(34,53%). Jumlah mata air di Kabupaten Purwakarta berdasarkan penelitian 2010
sebanyak 96 buah mata air (RTRW Kabupaten Purwakarta tahun 2011-2031). Meskipun
belum seluruh sumberdaya air yang berasal dari mata air belum dimanfaatkan sebagai
sumber bagi penyediaan air bersih, dengan jumlah sebanyak itu merupakan potensi bagi
penyediaan air bersih penduduk Purwakarta di kemudian hari.
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 12
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Gambar 2.5 Peta Air Permukaan Kabupaten Purwakarta
Ga
mb
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 13
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
ar 2.6 Peta Air Tanah Dangkal Kabupaten Purwakarta
Gambar
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 14
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
2.7 Peta Air Tanah Dalam Kabupaten Purwakarta
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 15
2.5
Gambaran Geologi
Kondisi geologi di Kabupaten Purwakarta terdiri dari batuan sedimen klasik,
berupa: batu pasir, batu gamping, batu lempung, batuan vulkanik (turf, breksi
vulkanik, batuan beku terobosan, batu lempung napalan, konglemerat dan
napal). Batuan beku terobosan terdiri dari andesit, diorit, vetrofir, basal dan
gabro. Batuan tersebut umumnya bertebaran di sebelah Barat Daya wilayah
Kabupaten Purwakarta.
Jenis batuan napal, batu pasir kuarsa merupakan batuan yang tertua di
Kabupaten Purwakarta dengan lokasi sebaran di tepi Waduk Ir. H. Juanda dan
batu lempung yang berumur lebih muda (Miosen) tersebar di wilayah Barat Laut
bagian Timur Kabupaten Purwakarta dengan luas 36.373,27 Ha (37,43%) dan
endapan gunung api tua yang berasal dari Gunung Burangrang, Gunung Sunda
berupa tuf, lava andesit basalitis, breksi vulkanik dan lahar seluas 24.155,11 Ha
(24,86%). Di atas batuan ini diendapkan pula hasil erupsi gunung api muda yang
terdiri dari batu pasir, lahar, lapili, breksi, lava basal, aglomerat tufan, pasir
tufa, lapili dan lava scoria.
Di Kabupaten Purwakarta terdapat beberapa jenis batuan geologi yaitu gabro,
Pliosen fasies sedimen, miosen fasies batu gamping, plistosen fasies sedimen,
plistosen fasies gunung api, hasil gunung api kwarter tua, aluvium fasies
gunung api, miosen fasies sedimen, andesit, dan aluvium.
Berdasarkan sebaran jenis batuan geologi, jenis batuan gabro hanya terdapat di
sebagian kecil wilayah Kecamatan Maniis bagian utara, luas wilayah ini mencapai
luas 109,81 hektar atau sebesar 0, 11 % dari luas keseluruhan. Pliosen fasies
sedimen terdapat di sekitar Kabupaten Purwakarta bagian tengah, tepatnya di
sekitar perbatasan Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Campaka dan Kecamatan
Pasawahan. Kemudian lokasi lain yang mempunyai jenis batuan ini adalah di
sekitar perbatasan Kecamatan Darangdan, Kecamatan Bojong dan Purwakarta.
Luas wilayah batuan ini mencapai luas 4.202,36 hektar atau sebesar 4,32 % dari
luas Kabupaten Purwakarta.
Untuk jenis batuan geologi miosen fasies batu gamping di Kabupaten
Purwakarta hanya terdapat di Kecamatan Jatiluhur, yaitu di sekitar tepian Waduk
Ir. H. Juanda bagian utara, dengan luas 1.008,70 hektar atau sebesar 1,04 %.
Demikian juga untuk jenis plistosen fasies sedimen, hanva terdapat di
Kecamatan Jatiluhur, dimana letaknya agak ke timur dari dari jenis batuan
miosen fasies batu gamping. Luas wilayah batuan ini adalah 435,63 hektar atau
sebesar 0,45 % dari luas Kabupaten Purwakarta.
Plistosen fasies gunung api merupakan jenis batuan geologi yang paling luas di
Kabupaten Purwakarta, dimana terdapat di beberapa kecamatan antara lain di
sebagian
besar
Kecamatan
Purwakarta,
Campaka,
Wanayasa,
Bojong,
Darangdan, Plered serta sebagian kecil Kecamatan Tegalwaru dan Kecamatan
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 16
Pasawahan. Luas wilayah batuan ini adalah 42.327,65 hektar atau sebesar 43,56
% dari luas Kabupaten Purwakarta.
Untuk batuan hasil gunung api kwarter tua hanya terdapat di bagian selatan
Kabupaten Purwakarta, yaitu di Kecamatan Wanayasa, Bojong, Darang dan dan
Maniis bagian selatan, luas wilayah batuan ini adalah 4.283,73 hektar atau
sebesar 4,41 %. Sedangkan untuk jenis alluvium fasies gunung api umumnya
terdapat di bagian tengah dan utara Kabupaten Purwakarta tepatnya di
Kecamatan Plered, Purwakarta dan Campaka bagian utara serta Kecamatan
Sukatani dan Wanayasa bagian barat, luas wilayah batuan ini adalah 4.957,90
hektar atau sebesar 5,10 % dari luas Kabupaten Purwakarta.
Jenis batuan miosen fasies sedimen penyebarannya di Kabupaten Purwakarta
adalah di bagian timur, barat dan utara, sehingga setiap kecamatan didapati
penyebaran jenis batuan ini. Namun demikian kecamatan-kecamatan yang
banyak terdapat jenis batuan ini adalah Kecamatan Jatiluhur, Maniis, Tegalwaru,
Purwakarta dan Kecamatan Campaka. Luas wilayah jenis batuan ini adalah
24.122,92 hektar atau sebesar 24,82 % dari luas Kabupaten Purwakarta.
Andesit penyebarannya terdapat di beberapa kecamatan antara lain di
Kecamatan Jatiluhur bagian barat dan selatan, Kecamatan Tegalwaru bagian
timur serta Kecamatan Plered bagian utara, luas wilayah jenis batuan ini adalah
6.633,79 hektar atau sebesar 6,83 %. Sedangkan untuk aluvium hanya terdapat
di perbatasan Kecamatan Bojong dan Kecamatan Wanayasa, luas wilayah jenis
batuan ini adalah 472,43 hektar atau sebesar 0,49 % dari luas Kabupaten
Purwakarta. Selain jenis batuan yang telah dikemukakan di atas, di Kabupaten
Purwakarta terdapat sesar sangkup dan antiklin. Sesar ini antara lain terdapat di
Kecamatan Wanayasa, Pasawahan dan Kecamatan Campaka, sedangkan antiklin
terdapat di Kecamatan Pasawahan dan Kecamatan Jatiluhur.
Di Kabupaten Purwakarta terdapat sesar sangkup dan antiklin. Sesar Sangkup
terdapat di Kecamatan Wanayasa, Pasawahan dan Kecamatan Campaka,
sedangkan antiklin terdapat di Kecamatan Pasawahan Kecamatan Sukasari dan
Jatiluhur. Untuk lebih jelasnya, kondisi geologi di wilayah Kabupaten Purwakarta
dapat dilihat pada Gambar 4.8
Untuk kedalaman tanah, dominasi kedalaman efektif tanah di Kabupaten
Purwakarta yaitu kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm, dengan luas
mencapai 87,29 % dari total luas wilayah kabupaten (tidak termasuk luas waduk
8.939 Ha) terdapat di seluruh kecamatan. Wilayah dengan kedalaman efektif
tanah 60 – 90 cm dapat dijumpai sebagian pada Kecamatan Bojong, Darangdan,
Wanayasa, Tegalwaru, Jatiluhur, Pondoksalam dan Kecamatan Pasawahan.
Kedalaman efektif tanah antara 30 – 60 cm banyak ditemukan di sekitar Waduk
Ir. H. Juanda (Kecamatan Jatiluhur) dan sekitar Waduk Cirata (Kecamatan Maniis).
Sedangkan kedalaman efektif kurang dari 30 cm hanya ditemui di Kecamatan
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 17
Babakan Cikao. Sementara untuk jenis tanah, jenis tanah latosol merupakan
jenis tanah yang memiliki luas paling tinggi yaitu 69.142,02 Ha (71,15%)
sedangkan regosol merupakan jenis tanah yang memiliki luas paling kecil yaitu
295,55 Ha (0,30%).
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 18
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Gambar 2.8 Peta Geologi Kabupaten Purwakarta
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 19
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Gambar 2.9 Peta Jenis Tanah Kabupaten Purwakarta
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 20
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
2.6
Gambaran Klimatologi
Data curah hujan di Kabupaten Purwakarta diperoleh dari Perusahaan Umum
Jasa Tirta II yang melaksanakan pemantauan di 10 Lokasi Stasiun Hujan yang
tersebar di beberapa kecamatan. Rata-rata temperatur di Kabupaten Purwakarta
pada tahun 2012 berkisar di antara 26 – 280C dengan temperatur maksimum
360C dan minimum 21,70C. Rata-rata temperatur tertinggi di Kabupaten
Purwakarta terjadi di bulan Oktober, yaitu 28,30C.
Untuk curah hujan, curah hujan di Kabupaten Purwakarta berkisar di antara 0 –
182 mm. Curah hujan terendah di 2012 terjadi pada bulan Maret, Juli, Agustus,
dan September sementara tertinggi terjadi di bulan Desember. Sesuai dengan
curah hujan tertinggi tersebut, maka hari hujan terbanyak di Kabupaten
Purwakarta tahun 2012 pun terjadi di bulan Desember, yaitu sebanyak 14 hari.
Untuk kelembaban, tidak terdapat data kelembaban Kabupaten Purwakarta
tahun 2012 yang tercatat oleh Perusahaan Umum Jasa Tirta II. Untuk lebih
jelasnya data temperatur, curah hujan, hari hujan, dan kelembaban tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.5 Temperatur, Curah Hujan, Hari Hujan, dan Kelembaban
Kabupaten Purwakarta Tahun 2012
Pencatatan Kondisi Cuaca
No
Temperatur
Bulan
Rata-rata
Maksimum
Minimum
Curah
Hujan
(mm)
Hari
Hujan
(mm)
Lembab
Nisbi (%)
1
Januari
26,6
31,4
23,8
0,8
3
94,18
2
Februari
26,6
33,0
23,3
5,8
7
94,46
3
Maret
27,0
32,7
23,6
0,0
0
94,29
4
April
26,9
33,5
23,4
21,0
7
94,58
5
Mei
27,7
34,0
23,5
0,2
1
93,75
6
Juni
27,4
33,8
22,9
28,2
2
93,52
7
Juli
26,9
34,6
21,7
0,0
0
94,50
8
Agustus
27,3
35,6
21,6
0,0
0
92,97
9
September
27,9
36,0
22,4
0,0
0
93,83
10
Oktober
28,3
36,0
23,6
4,2
1
-
11
November
27,1
34,1
23,7
110,6
10
94,26
12
Desember
26,9
33,2
23,7
182,0
14
94,05
Sumber: Kabupaten Purwakarta dalam Angka Tahun 2013
2.7
Gambaran Sosial dan Ekonomi
Kondisi sosial dan ekonomi Kabupaten Purwakarta dapat tergambar dari
perkembangan
tingkat
pendidikan
masyarakat,
perkembangan
jumlah
penduduk miskin, perkembangan PDRB kabupaten, investasi, laju inflasi, dan
potensi ekonomi.
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 21
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
2.7.1 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan di Kabupaten Purwakarta dapat digambarkan dengan Angka
Partisipasi Murni (APM), Angka Kelulusan (AL), Rata-rata Lama Sekolah (RLS),
dan Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Purwakarta.
1. Angka Partisipasi Murni (APM)
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Purwakarta Tahun
2008-2012
untuk
SD/MI/Paket
A
Sederajat
secara
umum
mengalami
perkembangan yang cukup signifikan dimana pada Tahun 2008 Angka
Partisipasi Murni (APM) untuk SD/MI/Paket A Sederajat di Kabupaten Purwakarta
telah mencapai sebesar 99,32% dan pada Tahun 2012 mencapai sebesar
98,22%. Angka Partisipasi Murni (APM) untuk SMP/MTs Sederajat di Kabupaten
Purwakarta pada Tahun 2008 telah mencapai sebesar 94,71% dan pada Tahun
2012 telah mencapai sebesar 96,71%. Angka Partisipasi Murni (APM) untuk
SMA/SMK Sederajat di Kabupaten Purwakarta pada Tahun 2008 telah mencapai
sebesar 66,20% dan pada Tahun 2012 telah mencapai sebesar 77,54%. Berikut
adalah Tabel Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk SD/MI/Paket A
Sederajat, SMP/MTs Sederajat dan SMA/SMK Sederajat di Kabupaten Purwakarta
Tahun 2008-2012:
Tabel 2.6 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Sederajat,
SMP/MTs Sederajat dan SMA/SMK Sederajat di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012
Uraian
Angka Partisipasi Murni (APM)
SD/MI/Paket A Sederajat (%)
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTs Sederajat
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMA/SMK Sederajat
2008
2009
2010
2011
2012
99,32
99,52
99,64
98,21
98,22
94,71
96,64
96,92
96,29
96,71
66,20
70,75
73,79
75,94
77,54
Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018
2. Angka Kelulusan (AL)
Perkembangan Angka Pendidikan Yang Ditamatkan atau dalam hal ini Angka
Kelulusan (AL) di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012 untuk SD/MI secara
umum mengalami perkembangan yang cukup siginifikan dimana pada Tahun
2008 Angka Kelulusan (AL) untuk SD/MI di Kabupaten Purwakarta mencapai
sebesar 99,2% dan pada Tahun 2012 telah mencapai sebesar 100%. Angka
Kelulusan (AL) untuk SMP di Kabupaten Purwakarta pada Tahun 2008 telah
mencapai sebesar 98,88 % dan pada Tahun 2012 telah mencapai sebesar 100%.
Begitu juga
dengan Angka
Kelulusan (AL)
SMA/SMK/MA di
Kabupaten
Purwakarta pada Tahun 2008 telah mencapai sebesar 99,29% dan pada Tahun
2012 telah mencapai sebesar 100%. Berikut adalah Tabel Perkembangan Angka
Kelulusan (AL) untuk SD/MI, SMP, dan SMA/SMK/MA di Kabupaten Purwakarta
Tahun 2008-2012:
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 22
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Tabel 2.7 Perkembangan Angka Kelulusan (AL) SD/MI, SMP dan SMA/SMK/MA di
Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
Angka Kelulusan (AL) SD/MI (%)
99,29
100,00
100,00
100,00
100,00
Angka Kelulusan (AL) SMP (%)
98,99
99,75
100,00
100,00
100,00
Angka Kelulusan SMA/SMK/MA (%)
99,29
99,29
100,00
99,97
100,00
Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018
3. Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) sejalan dengan Angka Melek Huruf (AMH),
dimana capaian Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Purwakarta terus
mengalami peningkatan. Pada Tahun 2008 capaian Rata-Rata Lama Sekolah di
Kabupaten Purwakarta mencapai sebesar 7,00 Tahun dan meningkat perlahan
setiap tahun hingga mencapai sebesar 7,52 Tahun pada Tahun 2012. Masih
besarnya
proporsi
penduduk
yang
hanya
berpendidikan
SD
ke
bawah
mempunyai kontribusi sebagai penyebab lambatnya kemajuan Rata-Rata Lama
Sekolah di Kabupaten Purwakarta. Berikut adalah Tabel Perkembangan Angka
Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012:
Tabel 2.8 Perkembangan Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) di Kabupaten Purwakarta
Tahun 2008-2012
Indeks
Rata-Rata Lama Sekolah RLS (Tahun)
2008
2009
2010
2011
2012
7,00
7,24
7,42
7,44
7,52
Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018
4. Angka Melek Huruf (AMH)
Angka Melek Huruf Angka melek huruf merupakan persentase penduduk 15
tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat
sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Angka Melek Huruf digunakan untuk
mengukur keberhasilan program pemberantasan buta huruf, menunjukkan
kemampuan penduduk dalam menyerap informasi dari media, menunjukkan
kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tulisan, sehingga Angka Melek
Huruf mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi
terhadap pembangunan daerah.
Perkembangan Angka Melek Huruf di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012
yang terus bergerak naik mendekati angka 100% dari 95,59% pada Tahun 2008
dan mencapai sebesar 96,20% di Tahun 2012. Belum tercapainya angka melek
huruf sebesar 100% karena adanya penduduk usia tua (>56 tahun) yang belum
bisa baca-tulis dikarenakan belum pernah mengenyam pendidikan sama sekali.
Berikut adalah Tabel Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) di Kabupaten
Purwakarta Tahun 2008-2012:
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 23
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Tabel 2.9 Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) di Kabupaten Purwakarta Tahun 20082012
Indeks
Angka Melek Huruf (AMH) (Persen)
2008
2009
2010
2011
2012
95,59
95,65
95,71
96,07
96,20
Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018
2.7.2 Penduduk Miskin
Perkembangan penduduk miskin di Kabupaten Purwakarta digambarkan dengan
perkembangan
jumlah
keluarga
fakir
perkembangan
rumah
penduduk
miskin,
yang
tidak
jumlah pengemis,
jumlah
layak
jumlah
huni,
dan
perkembangan keluarga rentan. Secara umum jumlah penduduk miskin di
Kabupaten Purwakarta dalam kurun waktu tahun 2008-2011 terus menurun,
kecuali untuk jumlah keluarga fakir miskin dan jumlah rumah penduduk yang
tidak layak huni yang mengalami kenaikan pada tahun 2010. Untuk pengemis,
pada tahun 2011 dan 2012 jumlahnya tercatat sangat banyak dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya dikarenakan Berikut ini tabel jumlah pengemis,
keluarga fakir miskin, rumah tidak layak huni, keluarga rentan di Kabupaten
Purwakarta.
Tabel 2.10 Jumlah Pengemis, Keluarga Fakir Miskin, Rumah Tidak Layak Huni, Keluarga Rentan
di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012
No.
Capaian Kinerja
URAIAN
2008
1
2
3
4
Jumlah Perkembangan
Pengemis
Jumlah Perkembangan
Keluarga Fakir Miskin
Jumlah Perkembangan
Rumah Tidak Layak Huni
Jumlah Perkembangan
Keluarga Rentan
2009
2010
2011
2012
52
42
13
1.495**
1.493**
17.370
17.070
38.570
27.653
27.523
2.165
1.949
3.326
3.093
2.993
139
125
125
6
6
Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018
**Pengemis Dari Wilayah Lain dan Musiman
2.8
Perkembangan PDRB
PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Purwakarta tahun 201 1 mencapai Rp
17.495,52
milyar. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka
mengalami peningkatan sekitar 9,64%. Kontribusi terbesar berasal dari sektor
industri pengolahan yang mencapai 44,50 persen. Besarnya kontribusi industri
pengolahan dalam menyusun PDRB Kabupaten Purwakarta menunjukkan bahwa
Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu daerah potensi industri di Jawa
Barat. Berdasarkan kriteria daerah industri menurut UNIDO, maka Kabupaten
Purwakarta merupakan daerah industri penuh dimana kontribusi industri
pengolahan mencapai lebih dari 40 persen. Yang perlu mendapat perhatian
adalah sebagai daerah basis industri,
bagaimana ketersediaan bahan baku
industri dapat terpenuhi dari potensi lokal, jangan sampai besarnya kontribusi
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 24
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
industri pengolahan namun masih berbasis bahan baku impor, sehingga daerah
akan selalu ketergantungan produk impor untuk mendukung industrinya.
Kontribusi kedua diberikan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang
mencapai 26,29% dari total PDRB. Adapun sektor pertanian berkontribusi sekitar
10,31%. Walaupun Kabupaten Purwakarta sudah mengalami pergeseran struktur
ekonomi dari pertanian ke industri, namun potensi pertanian masih cukup tinggi
dalam mendukung perekonomian wilayah.
Penilaian PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 menunjukkan nilai PDRB
Kabupaten Purwakarta pada tahun 2011 mencapai Rp 7.708,47 milyar. Jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi pertumbuhan sekitar 6,40%. Hal
ini menunjukkan bahwa secara riil kinerja perekonomian Kabupaten Purwakarta
tumbuh sekitar 6,40%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi ditunjukkan oleh sektor
bangunan
dan
konstruksi
dimana
pertumbuhannya
mencapai
10,88%,
mengalami penurunan kenaikan dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya
yang mencapai 11,44%. Dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya, tiga
sektor mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu: sektor pertambangan dan
penggalian; sektor listrik, gas dan air bersih; serta sektor perdagangan, hotel
dan restoran. Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sekitar 1,96%,
melambat jika dibandingkan pertumbuhan sebelumnya yang mencapai 2,74%.
Sektor pertanian tumbuh sebesar 1,53%, melambat drastis dari pertumbuhan
7,88% pada tahun sebelumnya. Demikian pula dengan sektor jasa-jasa, yang
melambat dari 5,77% pada tahun sebelumnya menjadi 5,62% pada tahun 2011.
Tabel 2.11 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Purwakarta
Tahun 2008-2011 (Miliar Rupiah)
No
Lapangan Usaha
1
Pertanian
2
Pertambangan & Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
5
6
Perdagangan, Hotel & Restoran
7
2008
2009
2010*)
2011**)
1.309,42
1.561,80
1.759,14
1.803,90
16,92
19,22
20,20
21,05
6.298,00
6.333,27
7.123,47
7.785,35
Listrik Gas dan Air Bersih
301,83
426,19
456,34
488,68
Bangunan
376,40
407,70
466,58
532,41
3.202,59
3.530,93
4.064,79
4.598,86
Pengangkutan & Komunikasi
492,15
539,23
595,50
647,46
8
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan
557,92
618,21
693,29
780,00
9
Jasa-jasa
660,62
719,84
777,70
838,62
13.215,85
14.156,38
15.957,02
17.495,52
PDRB
Sumber: Kabupaten Purwakarta dalam Angka Tahun 2012
*) Angka Sementara
**) Angka Perbaikan
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 25
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Tabel 2. 12 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Purwakarta
Tahun 2008-2011 (Miliar Rupiah)
No
Lapangan Usaha
1
Pertanian
2
Pertambangan & Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
2010*)
2008
2009
633,74
683,45
2011**)
737,30
748,62
10,11
10,59
10,88
11,09
3.274,94
3.345,24
3.516,53
3.718,26
Listrik Gas dan Air Bersih
147,88
165,86
175,05
184,75
5
Bangunan
164,42
175,48
196,67
218,07
6
Perdagangan, Hotel & Restoran
1.474,18
1.615,94
1.694,52
1.846,38
7
Pengangkutan & Komunikasi
197,71
209,30
223,39
238,78
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
295,88
319,96
348,99
381,99
9
Jasa-jasa
307,20
322,74
341,35
360,53
6.506,04
6.849,56
7.244,68
7.708,47
PDRB
Sumber: Kabupaten Purwakarta dalam Angka Tahun 2012
*) Angka Sementara
**) Angka Perbaikan
2.9
Investasi
Sebagaimana diketahui, perkembangan perekonomian Kabupaten Purwakarta
tidak lepas dari pengaruh perkembangan ekonomi nasional secara umum.
Perekonomian nasional yang terus menunjukkan pertumbuhannya baik dari segi
investasi maupun sektor perdagangan memberikan imbas pada nilai investasi di
Kabupaten Purwakarta yang semakin meningkat, begitupun pada sektor
perdagangan memperlihatkan pertumbuhan positif dari tahun ke tahunnya.
Kebijakan
pemerintah
pada
Urusan
Penanaman
Modal
ditujukan
untuk
meningkatkan pelayanan terhadap investor, baik penanaman modal dalam
negeri maupun penanaman modal asing. Oleh karena itu dilakukan perencanaan
penanaman modal daerah dan koordinasi dengan instansi terkait dalam
melaksanakan
pengendalian
kegiatan
penanaman
modal,
melaksanakan
promosi investasi dan identifikasi pengembangan pelayanan investasi daerah.
Berikut adalah Tabel Perkembangan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan
Penanaman Modal di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012.
Tabel 2.13 Perkembangan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penanaman Modal
di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
URAIAN
Jumlah Investor Berskala Nasional
(PMA) (Unit)
Jumlah Investor Berskala Nasional
(PMDN) (Unit)
Jumlah Nilai Investasi PMA
(Rp.Trilyun)
Jumlah Nilai Investasi PMDN
(Rp.Trilyun)
Jumlah Ijin dan Realisasi Ijin dan
Non Perijinan Yang Diterbitkan
Lama Proses Perijinan (Hari Kerja)
Jumlah Perda Yang Mendukung
Iklim Usaha (Buah)
Capaian Kinerja
2010
2011
104
134
2008
83
2009
89
2012
143
29
30
29
32
27
12.612
15.486
23.584
28.900
32.033
1.073
1.791
1.455
1.813
1.787
6.808
5.013
5.581
6.501
6.912
1-14
14
1-14
14
1-14
15
1-14
16
1-14
18
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 26
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018
2.10 Inflasi
Inflasi merupakan gejala kenaikan harga umum yang terjadi pada suatu wilayah,
hal ini dipengaruhi oleh harga barang dan jasa serta kebijakan pemerintah.
Pengukuran
inflasi
bisa
dilakukan
dengan
menggunakan
Konsumen atau dengan menggunakan deflator PDRB.
Indeks
Harga
Perkembangan inflasi
sebagaimana yang tercermin pada nilai PDRB atas dasar Harga Berlaku dan
Harga Konstan, menunjukkan adanya bentuk keseimbangan antara permintaan
(demand) dengan penyediaan (supply)
Laju inflasi Kabupaten Purwakarta selama tahun 2013 (Januari-Desember) ratarata sebesar 2,28%. Dilihat dari keempat triwulannya, pada tahun 2013 laju
inflasi di Kabupaten Purwakarta cukup fluktuatif. Pada triwulan pertama (Maret)
laju inflasi sebesar 2,82%, dan menurun menjadi 1,15% pada triwulan kedua
(Juni). Laju inflasi ini kembali meningkat cukup jauh menjadi 4,92% pada
triwulan ketiga (September). Di penghujung tahun 2013 (Desember) laju inflasi
Kabupaten Purwakarta berada pada angka 0,26%. Secara umum, laju inflasi di
Kabupaten Purwakarta ini termasuk ke dalam kategori inflasi ringan (di bawah
10% per tahun).
Tabel 2.14 Inflasi Kabupaten Purwakarta Tahun 2013
No
Bulan
Inflasi
1
Maret
2,82
2
Juni
1,15
3
September
4,92
4
Desember
0,26
Sumber: BPS Kabupaten Purwakarta
6
4,92
5
4
2,82
3
Inflasi
2
1,15
1
0,26
0
Maret
Juni
September
Desember
Sumber: BPS Kabupaten Purwakarta
Gambar 2.10 Inflasi Kabupaten Purwakarta Tahun 2013
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 27
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
2.11 Potensi Ekonomi
Potensi
ekonomi
Kabupaten
Purwakarta
terdiri
dari
potensi
pertanian,
pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, perdagangan dan jasa,
serta pariwisata.
1. Pertanian
Sektor pertanian masih merupakan sektor yang cukup dominan dalam
pembangunan perekonomian di Kabupaten Purwakarta. Hasil pertanian yang
terdiri dari pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan
perikanan merupakan potensi wilayah yang digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan masyarakat dan sisanya diekspor ke luar wilayah. Selain hasilnya
sebagai sumber pemenuhan kebutuhan, sektor pertanian juga merupakan salah
satu mata pencaharian utama penduduk di Kabupaten Purwakarta.
Pertanian tanaman pangan terdiri dari kelompok komoditi padi palawija, sayursayuran, dan buah-buahan. Secara umum produksi padi palawija, sayur-sayuran
dan buah-buahan pada tahun 2012 mengalami peningkat jika dibandingkan
dengan produksi pada tahun 2011.
Produksi padi di Kabupaten Purwakarta tahun 2012 sebanyak 223.504 ton
Gabah Kering Giling (GKG) atau naik sekitar 0,05 persen dibandingkan dengan
produksi tahun 2011. Kenaikan ini sebagai dampak dari meningkatnya hasil
perhektar yang terjadi di Kabupaten Purwakarta. Sedangkan luas panen
mengalami penurunan dari 38.975 menjadi 37.152 hektar , dan rata-rata
produksi per hektar pun naik dari 57,31 per hektar menjadi 60,16 ton per
hektar.
Produksi palawija pada tahun 2012 mengalami penurunan. Penurunan tertinggi
terjadi pada komoditi kedelai, dimana pada tahun 2012 ini produksinya
menurun sekitar 66,05 persen, yaitu dari 1.131 ton pada tahun 2011 menjadi
384 ton di tahun 2012. Kemudian komoditi ubi jalar menurun sekitar 17,88
persen yaitu dari 17.560 ton pada tahun 2011 menjadi 14.421 ton pada tahun
2012.
Komoditi
palawija
lainnya
juga
mengalami
penurunan
produksi
dibandingkan tahun sebelumnya jagung menurun 12,51 persen, kacang tanah
menurun
2,76
persen
sedangkan
komoditi
palawija
yang
mengalami
peningkatan adalah kacang hijau dan ubi kayu yang meningkat sebesar 8,41
persen dan 0,66 persen.
Secara umum sayur-sayuran mengalami peningkatan produksi, kecuali komoditi
bayam dan sawi yang mengalami penurunan produksi. Peningkatan tertinggi
terjadi pada komoditi kubis yang meningkat sekitar 75,57 persen.
Secara umum komoditi buah-buahan mengalami peningkatan produksi pada
tahun 2012. Komoditi dengan peningkatan terbesar adalah jeruk besar, dimana
pada tahun 2011 produksinya meningkat sebesar 810,87 persen. Komoditi lain
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 28
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
yang mengalami peningkatan cukup besar selain salak adalah manggis dan
pepaya dengan peningkatan sebesar 115,04 untuk manggis dan 48,57 persen
untuk pepaya. Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan paling besar
adalah jambu air yang mengalami penurunan sebesar 63,87 persen.
Luas areal perkebunan rakyat di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2012
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2011. Pada tahun
2012 luas areal perkebunan rakyat sekitar 9.597,32 hektar atau meningkat
sekitar 1,45 persen dari luas tahun 2011. Peningkatan luas areal perkebunan
rakyat diikuti dengan peningkatan hasil produksi perkebunan. Jika pada tahun
2011 hasil produksi perkebunan mencapai 8.298,21 ton tapi pada tahun 2012
naik mencapai 10.493,72 ton atau meningkat sekitar 26,46 persen.
Komoditi teh sebagai salah satu komoditi perkebunan yang merupakan potensi
dari Kabupaten Purwakarta, pada tahun 2012 juga mengalami peningkatan
produksi demikian juga dengan luas areal penanamannya juga mengalami
peningkatan. Produksi teh tahun 2012 mencapai 5.397,59 ton meningkat
sekitar 0,37 persen dari produksi tahun 2011 yang mencapai 5.377,35 ton,
sedangkan jumlah pemilik lahan perkebunan teh tidak mengalami perubahan.
Komoditi perkebunan lainnya seperti karet, kopi, aren, vanili, melinjo, dan
kapok, mengalami peningkatan produksi. Peningkatan produksi komoditi
perkebunan
tertinggi
terjadi
pada
komoditi
cengkeh
yang
mencapai
peningkatan sekitar 52,54 persen.
Selain komoditi perkebunan, Kabupaten Purwakarta juga memiliki potensi
sumber daya tanaman obat, seperti jahe, kunir, dan kencur. Produksi jahe pada
tahun 2012 mengalami penurunan , yaitu sekitar 58,74 persen.
Komoditi dari sub sektor kehutanan yang cukup potensi di Kabupaten
Purwakarta tahun 2012 adalah hasil dari kayu pertukangan, yang mencapai
3.598.728 meter3. Produksi kayu pertukangan pada tahun 2012 ini mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan produksi tahun 2011, yaitu turun sekitar
28,23 persen. Penurunan produksi kayu pertukangan sebagai dampak dari
menurunnya produksi kayu rimba dari menjadi 2.301.820 meter3 pada tahun
2011 menjadi 685.460 meter3 pada tahun 2012 (turun sekitar 70,22 persen).
Daun kayu putih juga merupakan salah satu potensi Kabupaten Purwakarta,
yang pada tahun 2012 mengalami peningkatan produksi sebesar 15,00 persen.
Sub sektor peternakan yang diusahakan di Kabupaten Purwakarta pada tahun
2012 tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, yaitu meliputi peternakan
besar, ternak kecil, dan ternak unggas. Ternak besar yang diusahakan
diantaranya adalah sapi potong, sapi perah, kuda, dan kerbau. Adapun ternak
kecil yang diusahakan adalah kambing dan domba, sedangkan ternak unggas
yang diusahakan meliputi ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur,
dan itik.
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 29
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Populasi sapi potong pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya, yaitu mencapai 48,93 persen. Kerbau mengalami peningkatan
populasi sekitar 6,18 persen, sedangkan kuda hanya mengalami peningkatan
tiga ekor ternak pada tahun 2012. Sedangkan sapi perah tidak mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2011. Adapun populasi dari ternak kecil, yaitu
domba dan kambing mengalami peningkatan jumlah populasi yang cukup besar
pada tahun 2012. Popul
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
BAB 2
PROFIL KABUPATEN PURWAKARTA
2.1
Gambaran Geografis dan Administrasi Wilayah
Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang
terletak di antara 107030’ – 107040’ Bujur Timur dan 6025’ – 6045’ Lintang
Selatan. Secara administratif, Kabupaten Purwakarta mempunyai batas wilayah
sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Kabupaten
Subang;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten
Bandung Barat;
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten
Cianjur dan Kabupaten Bogor; dan
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan
Kabupaten Cianjur.
Luas wilayah Kabupaten Purwakarta tercatat sebesar 971,72 km2 atau sekitar
2,81% dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat. Sejak Januari 2001, Kabupaten
Purwakarta terdiri dari 17 kecamatan dengan 192 desa/kelurahan. Luas wilayah
terbesar berada pada Kecamatan Sukatani dengan luas 95,43 km2 atau 9,82%
dari luas kabupaten, sementara luas wilayah terkecil terdapat pada Kecamatan
Purwakarta dengan luas 24,83 km2 atau hanya 2,56% dari luas kabupaten. Jarak
antar kecamatan bervariasi, dimana jarak terdekat sepanjang 4 km terdapat
antara Kecamatan Sukatani dengan Kecamatan Plered. Sementara jarak terjauh
adalah 60 km yang terdapat antara Kecamatan Bojong dengan Kecamatan
Sukatani. Berikut ini daftar kecamatan-kecamatan, luasan wilayah, serta jumlah
desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Purwakarta.
Setelah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, serta dimulainya pelaksanaan Otonomi Daerah di
Kabupaten Purwakarta tepatnya pada tanggal 1 Januari 2001, melalui Peraturan
Daerah
Nomor
22
tahun
2001
telah
terjadi
restrukturisasi
organisasi
pemerintahan di Kabupaten Purwakarta. Secara administratif, wilayah Kabupaten
Purwakarta terdiri dari 17 kecamatan, 183 desa dan 9 kelurahan, 475 dusun,
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 1
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
1.084 Rukun Warga (RW), dan 3.455 Rukun Tetangga (RT), seperti yang
tergambar dalam Tabel berikut dibawah ini :
Tabel 2.1 Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Purwakarta Tahun 2013
No
Luas Wilayah
Kecamatan
(Km²)
%
Jumlah
Desa
Kelurahan
1
Jatiluhur
60.11
6.19
10
0
2
Sukasari
92.01
9.47
5
0
3
Maniis
71.64
7.37
8
0
4
Tegalwaru
73.23
7.54
13
0
5
Plered
31.48
3.24
16
0
6
Sukatani
95.43
9.82
14
0
7
Darangdang
67.39
6.94
15
0
8
Bojong
68.69
7.07
14
0
9
Wanayasa
56.55
5.82
15
0
10
Kiarapedes
52.16
5.37
10
0
11
Pasawahan
36.96
3.80
12
0
12
Pondoksalam
44.08
4.54
11
0
13
Purwakarta
24.83
2.56
1
9
14
Babakancikao
42.40
4.36
9
0
15
Campaka
43.60
4.49
10
0
16
Cibatu
56.50
5.81
10
0
17
Bungursari
54.66
5.63
10
0
Kabupaten
971.72
100.00
183
9
Sumber: Kabupaten Purwakarta Dalam Angka, BPS Kabupaten Purwakarta, Tahun 2013
Bencana alam adalah kejadian yang dapat sangat mengganggu proses
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang senantiasa diupayakan pemerintah
daerah. Pengalaman menunjukkan bahwa kejadian bencana dapat menimbulkan
kerugian material, bahkan kematian yang tidak sedikit. Bencana alam dapat pula
menyebabkan kerusakan infrastruktur yang
masyarakat. Jenis bencana
menghambat berbagai aktivitas
yang teridentifikasi dapat terjadi di Kabupaten
Purwakarta antara lain berupa :
a. Gerakan tanah / Longsor, Kabupaten Purwakarta termasuk daerah yang
cukup rawan mengalami gerakan tanah/longsor. Berdasarkan studi Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat, hampir
diseluruh kecamatan terdapat kawasan rawan gerakan tanah menengah
atau tinggi (9 kecamatan).
b. Banjir, bencana banjir adalah bencana yang kerap terjadi di daerah
dengan proporsi kawasan terbangun relatif tinggi. Studi Dinas Cipta
Karya dan Tata Ruang Kabupaten Purwakarta pada tahun 2012 berhasil
mengidentifikasi setidaknya 25 titik daerah genangan di Kecamatan
Purwakarta. Jumlah titik genangan tersebut tidak termasuk titik daerah
genangan di kecamatan lain, seperti di Desa Cikaobandung.
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 2
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
c. Kegagalan Waduk, dalam lingkup Kabupaten Purwakarta terdapat 2
waduk besar, yaitu Waduk Jatiluhur dan Cirata. Berkaitan hal tersebut,
keberadaan waduk di suatu wilayah pada dasarnya selalu mengandung
resiko menimbulkan bencana.
d. Gempa Bumi, gempa bumi adalah salah satu jenis bencana yang sampai
saat ini masih sulit untuk diprediksi. Gempa bumi dapat disebabkan oleh
aktivitas vulkanik maupun tektonik. Amplitudo efek gempa sangat
tergantung karakteristik struktur geologi yang ada. Salah satu karakter
struktur geologi yang memperbesar efek gempa adalah sesar.
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 3
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Gambar 21 Peta Administrasi Kabupaten Purwakarta
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 4
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
2.2
Gambaran Demografi
Penduduk di suatu wilayah merupakan subyek dan obyek pembangunan. Penduduk
sebagai subyek pembangunan, mereka merupakan perencana dan pelaksana yang hasil
pembangunannya juga akan mereka nikmati. Sedangkan sebagai obyek, penduduk
merupakan sasaran pelaksanaan pembangunan. Untuk itu di butuhkan penduduk sebagai
SDM yang memiliki kualitas tinggi, sehingga pembangunan dapat dilaksanakan sebaikbaiknya.
Struktur penduduk memiliki kebutuhan dan permasalahan yang berbeda-beda.
Permasalahan individu yang mereka hadapi perlu diidentifikasi secara cermat. Adapun
permasalahan tingkat individu mereka bisa muncul dari kondisi keluarga bahkan dari
kondisi masyarakat tempat mereka tinggal. Dengan demikian usaha penanganan terhadap
permasalahan penduduk perlu dilakukan pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat.
Jumlah Penduduk Kabupaten Purwakarta berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2012
yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) adalah sebanyak 884.916 jiwa,
sedangkan Jumlah Penduduk Kabupaten Purwakarta Tahun 2017 berdasarkan data
proyeksi diprediksi mencapai 967.000 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduk sebesar
1,98 %.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Purwakarta 1.032 orang per Km2, berdasarkan
kelompok umur dari data Survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, penduduk di
Kabupaten Purwakarta cenderung didominasi oleh kelompok umur muda. Salah satu
pendekatan untuk menganalisis kependudukan adalah berdasarkan pada kelompok umur,
artinya melihat jumlah penduduk berdasarkan umur strategis masing-masing. Dalam hal ini
untuk membedakan penduduk berdasarkan usia produktif dan non produktif.
Penduduk Kabupaten Purwakarta tahun 2012 berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) hasil Sensus Penduduk sebanyak 884.916 jiwa dengan sex ratio sebesar 105% yang
berarti bahwa dari 100 penduduk perempuan terdapat 105 penduduk laki-laki. Dikarenakan
Sensus Penduduk dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali (tahun berakhiran 0), maka
untuk tahun 2017 Jumlah Penduduk Kabupaten Purwakarta diproyeksikan mencapai
967.000 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 1,98%. Hal ini disebabkan selain akibat
faktor pertumbuhan penduduk alami, juga dipengaruhi oleh faktor migrasi, baik migrasi
masuk maupun migrasi keluar.
Tabel 2.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk, dan Penyebaran
Kabupaten Purwakarta Menurut Kecamatan Tahun 2012
No
Kecamatan
Luas
Wilayah
(Km2)
L (jwa)
P (jiwa)
L+P
(jiwa)
Rasio
Kepadatan
(jiwa/km2)
Persebaran
(%)
1
Jatiluhur
60,11
31.360
30.571
64.308
102,6
1.030
7,26
2
Sukasari
92,01
7.424
7.031
15.094
105,6
157
1,7
3
Maniis
71,64
16.055
15.150
32.395
106,0
436
3,66
4
Tegalwaru
73,23
22.937
21.223
46.159
108,1
603
5,18
5
Plered
31,48
36.819
34.280
74.039
107,4
2.259
8,34
6
Sukatani
95,43
33.378
30.352
66.369
110,0
668
7,48
7
Darangdan
67,39
30.699
29.006
62.184
105,8
886
7
8
Bojong
68,69
23.371
21.386
46.690
109,3
652
5,25
9
Wanayasa
56,55
20.212
18.709
40.570
108,0
688
4,57
10
Kiarapedes
52,16
12.260
11.334
24.801
108,2
452
2,77
11
Pasawahan
36,96
20.726
19.792
42.134
104,7
1.096
4,75
12
Pondoksalam
44,08
13.554
12.775
27.548
106,1
597
3,09
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 5
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
No
Luas
Wilayah
(Km2)
Kecamatan
13
Purwakarta
14
L (jwa)
P (jiwa)
L+P
(jiwa)
Rasio
Kepadatan
(jiwa/km2)
Persebaran
(%)
24,83
83.770
81.677
170.836
102,6
6.663
19,41
Babakancikao
42,4
24.036
23.440
48.802
102,5
1.120
5,57
15
Campaka
43,6
19.989
20.918
42.325
95,6
938
4,8
16
Cibatu
56,5
13.708
13.281
28.102
103,2
478
3,17
17
Bungursari
54,66
25.784
25.514
52.560
101,1
938
6,02
971,72
436.082
416.439
884.916
104,7
877
100
Jumlah
Sumber : Kabupaten Purwakarta dalam Angka Tahun 2013
Hampir seluruh kecamatan juga mempunyai sex ratio di atas 100, hal ini menandakan
bahwa penduduk laki-laki di seluruh kecamatan yang termasuk Kabupaten Purwakarta
lebih banyak daripada penduduk perempuan.
Dilihat dari komposisi umur, ada sebanyak 30,38% penduduk berusia 0-14 tahun.
Sedangkan penduduk usia 15-64 tahun mempunyai komposisi terbanyak yaitu 65,14%,
dan sisanya 4,48% adalah penduduk usia 65 tahun ke atas. Dengan kondisi tersebut
jumlah yang berusia kurang dari 15 tahun dan diatas 65 tahun yang merupakan beban
tanggungan bagi penduduk usia produktif (antara 16 - 65 tahun) akan menjadi sedikit, dan
mampu ditanggung oleh penduduk usia produktif.
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Purwakarta sendiri dalam kurun waktu sepuluh
tahun (2000-2010) terus mengalami kenaikan dengan angka rata-rata mencapai 2,18% per
tahun. Tetapi jika dilihat dari laju penduduk di Kabupaten Purwakarta, pada tahun 20012011 mengalami penurunan laju pertumbuhan penduduk yaitu 2,28 % menjadi 2.18 %.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Purwakarta Tahun 2001-2012
2001
Jumlah Penduduk
(jiwa)
716.066
Laju Pertumbuhan
(%)
2.28
2002
736.314
2.83
2003
751.591
2.07
2004
767.071
2.06
2005
782.362
1.99
2006
798.218
2.03
2007
815.049
2.11
2008
831.380
2.00
2009
845.509
1.70
2010
852.521
2.18
2011
868.718
*
2.10
884.916
*
2.10
Tahun
2012
Sumber :Kabupaten Purwakarta Dalam Angka, Tahun 2001-2021
*BPS/SSK
Persebaran penduduk di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2010 masih belum merata.
Sebanyak 19,41% penduduk Kabupaten Purwakarta atau sebanyak 81.677 jiwa berada
Kecamatan Purwakarta, disusul oleh Kecamatan Plered dan Kecamatan Sukatani dengan
jumlah penduduk masing-masing sebesar 71.099 dan 63.730 jiwa.
Sementara itu masih terdapat kecamatan yang jumlah penduduknya hanya 1,7% dari total
jumlah penduduk kabupaten atau sebanyak 14.455 jiwa, yaitu di Kecamatan Sukasari.
Persebaran ini juga dapat dilihat dari pola kepadatan penduduk dan jumlah rumah tangga
yang ada di kecamatan di Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan data penduduk Kabupaten
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 6
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Purwakarta tahun 2010, diketahui bahwa kepadatan penduduk terbesar di Kabupaten
Purwakarta terletak pada Kecamatan Purwakarta dengan kepadatan sebesar 6.663
jiwa/km2, disusul oleh Kecamatan Plered dan Kecamatan Babakancikao dengan
kepadatan 2.259 dan 1.120 jiwa/km2. Kepadatan terendah berada di Kecamatan Sukasari
dengan kepadatan hanya 157 jiwa/km2.
Untuk jumlah rumah tangga, jumlah terbesar juga terdapat di Kecamatan Purwakarta
dengan jumlah sebesar 41.668 rumah tangga, sementara jumlah rumah tangga terkecil
berada di Kecamatan Sukasari dengan jumlah 2.718 rumah tangga. Persebaran penduduk
yang terpusat di Kecamatan Purwakarta ini dikarenakan kecamatan ini merupakan pusat
kota dan pusat pemerintahan yang mempunyai banyak fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan
masyarakat.
Sumber : RTRW Kabupaten Purwakarta 2011-2031
Gambar 2.2 Peta Persebaran Penduduk Kabupaten Purwakarta Tahun 2012
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 7
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
2.3
Gambaran Topografi
Ditinjau dari aspek geografis, letak Kabupaten Purwakarta dapat dibagi atas beberapa
wilayah, yaitu Bagian Utara, Barat, Selatan dan Timur. Wilayah Bagian Utara mencakup
Kecamatan Campaka, Bungursari, Cibatu, Purwakarta, Babakancikao, Pasawahan,
Pondoksalam, Wanayasa dan Kiarapedes dimana sebagian besar wilayahnya terletak
pada ketinggian antara 25 – 500 m di atas permukaan laut (dpl).
Wilayah Barat meliputi Kecamatan Jatiluhur dan Sukasari dimana bagian yang merupakan
permukaan air Danau Ir. H. Juanda mempunyai ketinggian 107 m dpl, sedangkan tanah
daratan di sekitarnya berada pada ketinggian sekitar 400 m dpl. Kabupaten Purwakarta
Bagian Selatan dan Timur, wilayahnya meliputi Kecamatan Plered, Maniis, Tegalwaru,
Sukatani, Darangdan dan Kecamatan Bojong, dengan ketinggian lebih dari 200 m dpl.
Berdasarkan kondisi topografinya, maka Kabupaten Purwakarta secara umum mempunyai
kemiringan antara 0 – 2 % meliputi tanah dengan luas sekitar 22.433,82 Ha, kemiringan
antara 2 – 15 % seluas 25.716,86 Ha, kelas kemiringan antara 15 – 40 % sekitar 29.581,49
Ha dan lereng dengan kemiringan lebih dari 40 % meliputi 11.682,95 Ha. Penyebaran
kemiringan lereng didominasi oleh kelas kemiringan antara 15 – 40 % yang terdapat di
seluruh kecamatan, sedangkan kelas kemiringan di atas 40 % merupakan yang paling
sempit penyebarannya, namun terdapat di seluruh kecamatan. Sedangkan lahan dengan
kelas kemiringan antara 0 – 2 % tidak dijumpai di Kecamatan Bojong dan Kecamatan
Wanayasa.
Tabel 2.4 Kemiringan Lahan di Kabupaten Purwakarta
Kelas Kemiringan (Ha)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kecamatan
40%
2.424,37
202,50
1.851,52
1.707,33
2.299,80
2.079,52
1.231,32
980,56
767,85
174,52
46,40
17,71
521,49
1.224,95
2.949,30
671,89
504,51
562,50
365,63
2.525,62
1.541,23
2.524,37
1.890,00
1.462,50
1.144,96
546,59
47,29
43,73
39,36
700,60
711,98
1.661,28
933,67
677,78
19.656
17.379
JUMLAH
LUAS (ha)
6.739
3.148
7.164
7.323
9.543
6.869
5.655
5.216
4.408
2.483
4.240
4.360
5.650
6.011
9.201
3.696
5.466
97.172,00
Sumber: RTRW Kabupaten Purwakarta
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 8
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Gambar 2.3 Peta Ketinggian Kabupaten Purwakarta
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 9
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Gambar 2.4 Peta Kelerengan Kabupaten Purwakarta
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 10
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
2.4
Gambaran Geohidrologi
Air permukaan yang ada di Kabupaten Purwakarta terdiri dari sungai, danau atau
waduk/situ lainnya. Sumber daya air dalam wilayah Kabupaten Purwakarta sebagai bagian
dari Wilayah Sungai (WS) Citarum sebagai wilayah sungai lintas provinsi.
Wilayah Kabupaten Purwakarta dilalui oleh 2 sungai utama lintas kabupaten, yaitu:
1. Sungai Citarum sepanjang 270 Km dengan luas 6.503,31 Km2.
2. Sungai Cilamaya sepanjang 184,7 Km dengan luas 390,01 Km2.
Sungai-sungai besar yang ada di dalam wilayah Kabupaten meliputi :
1. Sungai Cikao.
2. Sungai Cilangkap.
3. Sungai Ciampel.
4. Sungai Ciherang.
5. Sungai Cilalawi.
Dari sungai yang ada di Kabupaten Purwakarta tersebut, maka terdapat dua buah Daerah
Aliran Sungai (DAS) yang ada di Kabupaten Purwakarta, yaitu DAS Citarum dan DAS
Cilamaya. Sistem DAS yang terdapat di Kabupaten Purwakarta ini akan berpengaruh
terhadap sistem drainase yang pada akhirnya akan mempengaruhi sistem kegiatan di
Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan data yang diterima, maka bulan Juni – September
merupakan nilai yang rendah bagi aliran Sungai Citarum dan Sungai Cilamaya. Daerah
yang sering mengalami banjir di Kabupaten Purwakarta adalah di sepanjang Sungai Cikao,
Sungai Ciherang dan Sungai Cilamaya. Sungai-sungai tersebut mempunyai bentuk
meander dan dedintrik. Penyebab terjadinya banjir antara lain adalah besarnya air yang
masuk lebih besar dari pelepasannya (seperti karena terbentur atau morfologi di bagian
hilir lebih tinggi dan sebagainya). Terjadinya perubahan pada parameter kualitas air/sungai
akan dapat diketahui tercemar atau tidaknya suatu perairan. Pencemaran air akan selalu
berarti menurunnya kualitas air sampai pada tingkat tertentu yang menyebabkan air/sungai
tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya.
Berdasarkan hasil analisis kualitas air sungai yang dilaksanakan Laboratorium Kimia Fisika
UNPAD pada tahun 2000 diketahui bahwa secara umum air sungai yang ada di Kabupaten
Purwakarta memiliki kualitas yang cukup stabil dan baik yaitu PH di bawah baku mutu
kecuali sungai Cilamaya PHnya di atas baku mutu 9,06. BOD paling tinggi 28,20 μg/L dan
COD paling tinggi 60,284 μg/L hal ini masih berada di bawah batas minimum kualitas air
sampai peruntukannya/penggolongan C dan D secara keseluruhan kondisi sungai yang
diteliti masih di bawah baku mutu penggolongan air untuk golongan D, kecuali unsur
koliform tinja yang masih tinggi, untuk itu masih perlu ditingkatkan pengendaliannya agar
tidak menjadi kasus pencemaran di masing - masing sungai. Demikian pula hasil analisis
kualitas air sumur terhadap 30 titik tersebar di Kabupaten Purwakarta, bahwa kualitas air
sumur penduduk kualitasnya cukup baik, masih berada di bawah batas minimum kualitas
air sesuai peruntukannya/penggolongannya B.
Selain itu, di Kabupaten Purwakarta terdapat pula 18 danau/situ, yang besar dan cukup
dikenal yaitu Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata. Waduk Jatiluhur terletak pada empat
kecamatan yaitu Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Sukasari, Kecamatan Tegalwaru, dan
Kecamatan Sukatani sedangkan Waduk Cirata terletak di Kecamatan Maniis. Disamping
itu, terdapat pula situ yang berfungsi sebagai cadangan penyimpanan air permukaan pada
musim kemarau. Situ-situ yang relatif cukup besar terdapat di Kabupaten Purwakarta
antara lain adalah:
a. Situ kewenangan Pemerintah Kabupaten :
1. Situ Buleud berada di Kecamatan Purwakarta
2. Situ Cisaat berada di Kecamatan Campaka
3. Situ Cikumpay berada di Kecamatan Campaka
b. Situ kewenangan Pemerintah Provinsi :
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 11
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
1.
2.
3.
4.
5.
Situ Cibeber berada di Kecamatan Wanayasa
Situ Cibodas berada di Kecamatan Bungursari
Situ Cigangsa berada di Kecamatan Campaka
Situ Cikamar berada di Kecamatan Campaka
Situ Wanayasa berada di Kecamatan Wanayasa
Selain dari air permukaan, sumber air yang ada di Kabupaten Purwakarta juga berasal dari
air tanah. Zona air tanah yang terdapat di Kabupaten Purwakarta didominasi oleh akuifer
dengan produktivitas rendah seluas 48.522,99 Ha (34,53%) dan sedang 31.037, 89 Ha
(34,53%). Jumlah mata air di Kabupaten Purwakarta berdasarkan penelitian 2010
sebanyak 96 buah mata air (RTRW Kabupaten Purwakarta tahun 2011-2031). Meskipun
belum seluruh sumberdaya air yang berasal dari mata air belum dimanfaatkan sebagai
sumber bagi penyediaan air bersih, dengan jumlah sebanyak itu merupakan potensi bagi
penyediaan air bersih penduduk Purwakarta di kemudian hari.
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 12
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Gambar 2.5 Peta Air Permukaan Kabupaten Purwakarta
Ga
mb
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 13
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
ar 2.6 Peta Air Tanah Dangkal Kabupaten Purwakarta
Gambar
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 14
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
2.7 Peta Air Tanah Dalam Kabupaten Purwakarta
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 15
2.5
Gambaran Geologi
Kondisi geologi di Kabupaten Purwakarta terdiri dari batuan sedimen klasik,
berupa: batu pasir, batu gamping, batu lempung, batuan vulkanik (turf, breksi
vulkanik, batuan beku terobosan, batu lempung napalan, konglemerat dan
napal). Batuan beku terobosan terdiri dari andesit, diorit, vetrofir, basal dan
gabro. Batuan tersebut umumnya bertebaran di sebelah Barat Daya wilayah
Kabupaten Purwakarta.
Jenis batuan napal, batu pasir kuarsa merupakan batuan yang tertua di
Kabupaten Purwakarta dengan lokasi sebaran di tepi Waduk Ir. H. Juanda dan
batu lempung yang berumur lebih muda (Miosen) tersebar di wilayah Barat Laut
bagian Timur Kabupaten Purwakarta dengan luas 36.373,27 Ha (37,43%) dan
endapan gunung api tua yang berasal dari Gunung Burangrang, Gunung Sunda
berupa tuf, lava andesit basalitis, breksi vulkanik dan lahar seluas 24.155,11 Ha
(24,86%). Di atas batuan ini diendapkan pula hasil erupsi gunung api muda yang
terdiri dari batu pasir, lahar, lapili, breksi, lava basal, aglomerat tufan, pasir
tufa, lapili dan lava scoria.
Di Kabupaten Purwakarta terdapat beberapa jenis batuan geologi yaitu gabro,
Pliosen fasies sedimen, miosen fasies batu gamping, plistosen fasies sedimen,
plistosen fasies gunung api, hasil gunung api kwarter tua, aluvium fasies
gunung api, miosen fasies sedimen, andesit, dan aluvium.
Berdasarkan sebaran jenis batuan geologi, jenis batuan gabro hanya terdapat di
sebagian kecil wilayah Kecamatan Maniis bagian utara, luas wilayah ini mencapai
luas 109,81 hektar atau sebesar 0, 11 % dari luas keseluruhan. Pliosen fasies
sedimen terdapat di sekitar Kabupaten Purwakarta bagian tengah, tepatnya di
sekitar perbatasan Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Campaka dan Kecamatan
Pasawahan. Kemudian lokasi lain yang mempunyai jenis batuan ini adalah di
sekitar perbatasan Kecamatan Darangdan, Kecamatan Bojong dan Purwakarta.
Luas wilayah batuan ini mencapai luas 4.202,36 hektar atau sebesar 4,32 % dari
luas Kabupaten Purwakarta.
Untuk jenis batuan geologi miosen fasies batu gamping di Kabupaten
Purwakarta hanya terdapat di Kecamatan Jatiluhur, yaitu di sekitar tepian Waduk
Ir. H. Juanda bagian utara, dengan luas 1.008,70 hektar atau sebesar 1,04 %.
Demikian juga untuk jenis plistosen fasies sedimen, hanva terdapat di
Kecamatan Jatiluhur, dimana letaknya agak ke timur dari dari jenis batuan
miosen fasies batu gamping. Luas wilayah batuan ini adalah 435,63 hektar atau
sebesar 0,45 % dari luas Kabupaten Purwakarta.
Plistosen fasies gunung api merupakan jenis batuan geologi yang paling luas di
Kabupaten Purwakarta, dimana terdapat di beberapa kecamatan antara lain di
sebagian
besar
Kecamatan
Purwakarta,
Campaka,
Wanayasa,
Bojong,
Darangdan, Plered serta sebagian kecil Kecamatan Tegalwaru dan Kecamatan
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 16
Pasawahan. Luas wilayah batuan ini adalah 42.327,65 hektar atau sebesar 43,56
% dari luas Kabupaten Purwakarta.
Untuk batuan hasil gunung api kwarter tua hanya terdapat di bagian selatan
Kabupaten Purwakarta, yaitu di Kecamatan Wanayasa, Bojong, Darang dan dan
Maniis bagian selatan, luas wilayah batuan ini adalah 4.283,73 hektar atau
sebesar 4,41 %. Sedangkan untuk jenis alluvium fasies gunung api umumnya
terdapat di bagian tengah dan utara Kabupaten Purwakarta tepatnya di
Kecamatan Plered, Purwakarta dan Campaka bagian utara serta Kecamatan
Sukatani dan Wanayasa bagian barat, luas wilayah batuan ini adalah 4.957,90
hektar atau sebesar 5,10 % dari luas Kabupaten Purwakarta.
Jenis batuan miosen fasies sedimen penyebarannya di Kabupaten Purwakarta
adalah di bagian timur, barat dan utara, sehingga setiap kecamatan didapati
penyebaran jenis batuan ini. Namun demikian kecamatan-kecamatan yang
banyak terdapat jenis batuan ini adalah Kecamatan Jatiluhur, Maniis, Tegalwaru,
Purwakarta dan Kecamatan Campaka. Luas wilayah jenis batuan ini adalah
24.122,92 hektar atau sebesar 24,82 % dari luas Kabupaten Purwakarta.
Andesit penyebarannya terdapat di beberapa kecamatan antara lain di
Kecamatan Jatiluhur bagian barat dan selatan, Kecamatan Tegalwaru bagian
timur serta Kecamatan Plered bagian utara, luas wilayah jenis batuan ini adalah
6.633,79 hektar atau sebesar 6,83 %. Sedangkan untuk aluvium hanya terdapat
di perbatasan Kecamatan Bojong dan Kecamatan Wanayasa, luas wilayah jenis
batuan ini adalah 472,43 hektar atau sebesar 0,49 % dari luas Kabupaten
Purwakarta. Selain jenis batuan yang telah dikemukakan di atas, di Kabupaten
Purwakarta terdapat sesar sangkup dan antiklin. Sesar ini antara lain terdapat di
Kecamatan Wanayasa, Pasawahan dan Kecamatan Campaka, sedangkan antiklin
terdapat di Kecamatan Pasawahan dan Kecamatan Jatiluhur.
Di Kabupaten Purwakarta terdapat sesar sangkup dan antiklin. Sesar Sangkup
terdapat di Kecamatan Wanayasa, Pasawahan dan Kecamatan Campaka,
sedangkan antiklin terdapat di Kecamatan Pasawahan Kecamatan Sukasari dan
Jatiluhur. Untuk lebih jelasnya, kondisi geologi di wilayah Kabupaten Purwakarta
dapat dilihat pada Gambar 4.8
Untuk kedalaman tanah, dominasi kedalaman efektif tanah di Kabupaten
Purwakarta yaitu kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm, dengan luas
mencapai 87,29 % dari total luas wilayah kabupaten (tidak termasuk luas waduk
8.939 Ha) terdapat di seluruh kecamatan. Wilayah dengan kedalaman efektif
tanah 60 – 90 cm dapat dijumpai sebagian pada Kecamatan Bojong, Darangdan,
Wanayasa, Tegalwaru, Jatiluhur, Pondoksalam dan Kecamatan Pasawahan.
Kedalaman efektif tanah antara 30 – 60 cm banyak ditemukan di sekitar Waduk
Ir. H. Juanda (Kecamatan Jatiluhur) dan sekitar Waduk Cirata (Kecamatan Maniis).
Sedangkan kedalaman efektif kurang dari 30 cm hanya ditemui di Kecamatan
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 17
Babakan Cikao. Sementara untuk jenis tanah, jenis tanah latosol merupakan
jenis tanah yang memiliki luas paling tinggi yaitu 69.142,02 Ha (71,15%)
sedangkan regosol merupakan jenis tanah yang memiliki luas paling kecil yaitu
295,55 Ha (0,30%).
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 18
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Gambar 2.8 Peta Geologi Kabupaten Purwakarta
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 19
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Gambar 2.9 Peta Jenis Tanah Kabupaten Purwakarta
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 20
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
2.6
Gambaran Klimatologi
Data curah hujan di Kabupaten Purwakarta diperoleh dari Perusahaan Umum
Jasa Tirta II yang melaksanakan pemantauan di 10 Lokasi Stasiun Hujan yang
tersebar di beberapa kecamatan. Rata-rata temperatur di Kabupaten Purwakarta
pada tahun 2012 berkisar di antara 26 – 280C dengan temperatur maksimum
360C dan minimum 21,70C. Rata-rata temperatur tertinggi di Kabupaten
Purwakarta terjadi di bulan Oktober, yaitu 28,30C.
Untuk curah hujan, curah hujan di Kabupaten Purwakarta berkisar di antara 0 –
182 mm. Curah hujan terendah di 2012 terjadi pada bulan Maret, Juli, Agustus,
dan September sementara tertinggi terjadi di bulan Desember. Sesuai dengan
curah hujan tertinggi tersebut, maka hari hujan terbanyak di Kabupaten
Purwakarta tahun 2012 pun terjadi di bulan Desember, yaitu sebanyak 14 hari.
Untuk kelembaban, tidak terdapat data kelembaban Kabupaten Purwakarta
tahun 2012 yang tercatat oleh Perusahaan Umum Jasa Tirta II. Untuk lebih
jelasnya data temperatur, curah hujan, hari hujan, dan kelembaban tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.5 Temperatur, Curah Hujan, Hari Hujan, dan Kelembaban
Kabupaten Purwakarta Tahun 2012
Pencatatan Kondisi Cuaca
No
Temperatur
Bulan
Rata-rata
Maksimum
Minimum
Curah
Hujan
(mm)
Hari
Hujan
(mm)
Lembab
Nisbi (%)
1
Januari
26,6
31,4
23,8
0,8
3
94,18
2
Februari
26,6
33,0
23,3
5,8
7
94,46
3
Maret
27,0
32,7
23,6
0,0
0
94,29
4
April
26,9
33,5
23,4
21,0
7
94,58
5
Mei
27,7
34,0
23,5
0,2
1
93,75
6
Juni
27,4
33,8
22,9
28,2
2
93,52
7
Juli
26,9
34,6
21,7
0,0
0
94,50
8
Agustus
27,3
35,6
21,6
0,0
0
92,97
9
September
27,9
36,0
22,4
0,0
0
93,83
10
Oktober
28,3
36,0
23,6
4,2
1
-
11
November
27,1
34,1
23,7
110,6
10
94,26
12
Desember
26,9
33,2
23,7
182,0
14
94,05
Sumber: Kabupaten Purwakarta dalam Angka Tahun 2013
2.7
Gambaran Sosial dan Ekonomi
Kondisi sosial dan ekonomi Kabupaten Purwakarta dapat tergambar dari
perkembangan
tingkat
pendidikan
masyarakat,
perkembangan
jumlah
penduduk miskin, perkembangan PDRB kabupaten, investasi, laju inflasi, dan
potensi ekonomi.
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 21
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
2.7.1 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan di Kabupaten Purwakarta dapat digambarkan dengan Angka
Partisipasi Murni (APM), Angka Kelulusan (AL), Rata-rata Lama Sekolah (RLS),
dan Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Purwakarta.
1. Angka Partisipasi Murni (APM)
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Purwakarta Tahun
2008-2012
untuk
SD/MI/Paket
A
Sederajat
secara
umum
mengalami
perkembangan yang cukup signifikan dimana pada Tahun 2008 Angka
Partisipasi Murni (APM) untuk SD/MI/Paket A Sederajat di Kabupaten Purwakarta
telah mencapai sebesar 99,32% dan pada Tahun 2012 mencapai sebesar
98,22%. Angka Partisipasi Murni (APM) untuk SMP/MTs Sederajat di Kabupaten
Purwakarta pada Tahun 2008 telah mencapai sebesar 94,71% dan pada Tahun
2012 telah mencapai sebesar 96,71%. Angka Partisipasi Murni (APM) untuk
SMA/SMK Sederajat di Kabupaten Purwakarta pada Tahun 2008 telah mencapai
sebesar 66,20% dan pada Tahun 2012 telah mencapai sebesar 77,54%. Berikut
adalah Tabel Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk SD/MI/Paket A
Sederajat, SMP/MTs Sederajat dan SMA/SMK Sederajat di Kabupaten Purwakarta
Tahun 2008-2012:
Tabel 2.6 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Sederajat,
SMP/MTs Sederajat dan SMA/SMK Sederajat di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012
Uraian
Angka Partisipasi Murni (APM)
SD/MI/Paket A Sederajat (%)
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTs Sederajat
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMA/SMK Sederajat
2008
2009
2010
2011
2012
99,32
99,52
99,64
98,21
98,22
94,71
96,64
96,92
96,29
96,71
66,20
70,75
73,79
75,94
77,54
Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018
2. Angka Kelulusan (AL)
Perkembangan Angka Pendidikan Yang Ditamatkan atau dalam hal ini Angka
Kelulusan (AL) di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012 untuk SD/MI secara
umum mengalami perkembangan yang cukup siginifikan dimana pada Tahun
2008 Angka Kelulusan (AL) untuk SD/MI di Kabupaten Purwakarta mencapai
sebesar 99,2% dan pada Tahun 2012 telah mencapai sebesar 100%. Angka
Kelulusan (AL) untuk SMP di Kabupaten Purwakarta pada Tahun 2008 telah
mencapai sebesar 98,88 % dan pada Tahun 2012 telah mencapai sebesar 100%.
Begitu juga
dengan Angka
Kelulusan (AL)
SMA/SMK/MA di
Kabupaten
Purwakarta pada Tahun 2008 telah mencapai sebesar 99,29% dan pada Tahun
2012 telah mencapai sebesar 100%. Berikut adalah Tabel Perkembangan Angka
Kelulusan (AL) untuk SD/MI, SMP, dan SMA/SMK/MA di Kabupaten Purwakarta
Tahun 2008-2012:
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 22
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Tabel 2.7 Perkembangan Angka Kelulusan (AL) SD/MI, SMP dan SMA/SMK/MA di
Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
Angka Kelulusan (AL) SD/MI (%)
99,29
100,00
100,00
100,00
100,00
Angka Kelulusan (AL) SMP (%)
98,99
99,75
100,00
100,00
100,00
Angka Kelulusan SMA/SMK/MA (%)
99,29
99,29
100,00
99,97
100,00
Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018
3. Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) sejalan dengan Angka Melek Huruf (AMH),
dimana capaian Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Purwakarta terus
mengalami peningkatan. Pada Tahun 2008 capaian Rata-Rata Lama Sekolah di
Kabupaten Purwakarta mencapai sebesar 7,00 Tahun dan meningkat perlahan
setiap tahun hingga mencapai sebesar 7,52 Tahun pada Tahun 2012. Masih
besarnya
proporsi
penduduk
yang
hanya
berpendidikan
SD
ke
bawah
mempunyai kontribusi sebagai penyebab lambatnya kemajuan Rata-Rata Lama
Sekolah di Kabupaten Purwakarta. Berikut adalah Tabel Perkembangan Angka
Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012:
Tabel 2.8 Perkembangan Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) di Kabupaten Purwakarta
Tahun 2008-2012
Indeks
Rata-Rata Lama Sekolah RLS (Tahun)
2008
2009
2010
2011
2012
7,00
7,24
7,42
7,44
7,52
Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018
4. Angka Melek Huruf (AMH)
Angka Melek Huruf Angka melek huruf merupakan persentase penduduk 15
tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat
sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Angka Melek Huruf digunakan untuk
mengukur keberhasilan program pemberantasan buta huruf, menunjukkan
kemampuan penduduk dalam menyerap informasi dari media, menunjukkan
kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tulisan, sehingga Angka Melek
Huruf mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi
terhadap pembangunan daerah.
Perkembangan Angka Melek Huruf di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012
yang terus bergerak naik mendekati angka 100% dari 95,59% pada Tahun 2008
dan mencapai sebesar 96,20% di Tahun 2012. Belum tercapainya angka melek
huruf sebesar 100% karena adanya penduduk usia tua (>56 tahun) yang belum
bisa baca-tulis dikarenakan belum pernah mengenyam pendidikan sama sekali.
Berikut adalah Tabel Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) di Kabupaten
Purwakarta Tahun 2008-2012:
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 23
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Tabel 2.9 Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) di Kabupaten Purwakarta Tahun 20082012
Indeks
Angka Melek Huruf (AMH) (Persen)
2008
2009
2010
2011
2012
95,59
95,65
95,71
96,07
96,20
Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018
2.7.2 Penduduk Miskin
Perkembangan penduduk miskin di Kabupaten Purwakarta digambarkan dengan
perkembangan
jumlah
keluarga
fakir
perkembangan
rumah
penduduk
miskin,
yang
tidak
jumlah pengemis,
jumlah
layak
jumlah
huni,
dan
perkembangan keluarga rentan. Secara umum jumlah penduduk miskin di
Kabupaten Purwakarta dalam kurun waktu tahun 2008-2011 terus menurun,
kecuali untuk jumlah keluarga fakir miskin dan jumlah rumah penduduk yang
tidak layak huni yang mengalami kenaikan pada tahun 2010. Untuk pengemis,
pada tahun 2011 dan 2012 jumlahnya tercatat sangat banyak dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya dikarenakan Berikut ini tabel jumlah pengemis,
keluarga fakir miskin, rumah tidak layak huni, keluarga rentan di Kabupaten
Purwakarta.
Tabel 2.10 Jumlah Pengemis, Keluarga Fakir Miskin, Rumah Tidak Layak Huni, Keluarga Rentan
di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012
No.
Capaian Kinerja
URAIAN
2008
1
2
3
4
Jumlah Perkembangan
Pengemis
Jumlah Perkembangan
Keluarga Fakir Miskin
Jumlah Perkembangan
Rumah Tidak Layak Huni
Jumlah Perkembangan
Keluarga Rentan
2009
2010
2011
2012
52
42
13
1.495**
1.493**
17.370
17.070
38.570
27.653
27.523
2.165
1.949
3.326
3.093
2.993
139
125
125
6
6
Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018
**Pengemis Dari Wilayah Lain dan Musiman
2.8
Perkembangan PDRB
PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Purwakarta tahun 201 1 mencapai Rp
17.495,52
milyar. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka
mengalami peningkatan sekitar 9,64%. Kontribusi terbesar berasal dari sektor
industri pengolahan yang mencapai 44,50 persen. Besarnya kontribusi industri
pengolahan dalam menyusun PDRB Kabupaten Purwakarta menunjukkan bahwa
Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu daerah potensi industri di Jawa
Barat. Berdasarkan kriteria daerah industri menurut UNIDO, maka Kabupaten
Purwakarta merupakan daerah industri penuh dimana kontribusi industri
pengolahan mencapai lebih dari 40 persen. Yang perlu mendapat perhatian
adalah sebagai daerah basis industri,
bagaimana ketersediaan bahan baku
industri dapat terpenuhi dari potensi lokal, jangan sampai besarnya kontribusi
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 24
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
industri pengolahan namun masih berbasis bahan baku impor, sehingga daerah
akan selalu ketergantungan produk impor untuk mendukung industrinya.
Kontribusi kedua diberikan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang
mencapai 26,29% dari total PDRB. Adapun sektor pertanian berkontribusi sekitar
10,31%. Walaupun Kabupaten Purwakarta sudah mengalami pergeseran struktur
ekonomi dari pertanian ke industri, namun potensi pertanian masih cukup tinggi
dalam mendukung perekonomian wilayah.
Penilaian PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 menunjukkan nilai PDRB
Kabupaten Purwakarta pada tahun 2011 mencapai Rp 7.708,47 milyar. Jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi pertumbuhan sekitar 6,40%. Hal
ini menunjukkan bahwa secara riil kinerja perekonomian Kabupaten Purwakarta
tumbuh sekitar 6,40%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi ditunjukkan oleh sektor
bangunan
dan
konstruksi
dimana
pertumbuhannya
mencapai
10,88%,
mengalami penurunan kenaikan dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya
yang mencapai 11,44%. Dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya, tiga
sektor mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu: sektor pertambangan dan
penggalian; sektor listrik, gas dan air bersih; serta sektor perdagangan, hotel
dan restoran. Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sekitar 1,96%,
melambat jika dibandingkan pertumbuhan sebelumnya yang mencapai 2,74%.
Sektor pertanian tumbuh sebesar 1,53%, melambat drastis dari pertumbuhan
7,88% pada tahun sebelumnya. Demikian pula dengan sektor jasa-jasa, yang
melambat dari 5,77% pada tahun sebelumnya menjadi 5,62% pada tahun 2011.
Tabel 2.11 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Purwakarta
Tahun 2008-2011 (Miliar Rupiah)
No
Lapangan Usaha
1
Pertanian
2
Pertambangan & Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
5
6
Perdagangan, Hotel & Restoran
7
2008
2009
2010*)
2011**)
1.309,42
1.561,80
1.759,14
1.803,90
16,92
19,22
20,20
21,05
6.298,00
6.333,27
7.123,47
7.785,35
Listrik Gas dan Air Bersih
301,83
426,19
456,34
488,68
Bangunan
376,40
407,70
466,58
532,41
3.202,59
3.530,93
4.064,79
4.598,86
Pengangkutan & Komunikasi
492,15
539,23
595,50
647,46
8
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan
557,92
618,21
693,29
780,00
9
Jasa-jasa
660,62
719,84
777,70
838,62
13.215,85
14.156,38
15.957,02
17.495,52
PDRB
Sumber: Kabupaten Purwakarta dalam Angka Tahun 2012
*) Angka Sementara
**) Angka Perbaikan
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 25
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Tabel 2. 12 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Purwakarta
Tahun 2008-2011 (Miliar Rupiah)
No
Lapangan Usaha
1
Pertanian
2
Pertambangan & Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
2010*)
2008
2009
633,74
683,45
2011**)
737,30
748,62
10,11
10,59
10,88
11,09
3.274,94
3.345,24
3.516,53
3.718,26
Listrik Gas dan Air Bersih
147,88
165,86
175,05
184,75
5
Bangunan
164,42
175,48
196,67
218,07
6
Perdagangan, Hotel & Restoran
1.474,18
1.615,94
1.694,52
1.846,38
7
Pengangkutan & Komunikasi
197,71
209,30
223,39
238,78
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
295,88
319,96
348,99
381,99
9
Jasa-jasa
307,20
322,74
341,35
360,53
6.506,04
6.849,56
7.244,68
7.708,47
PDRB
Sumber: Kabupaten Purwakarta dalam Angka Tahun 2012
*) Angka Sementara
**) Angka Perbaikan
2.9
Investasi
Sebagaimana diketahui, perkembangan perekonomian Kabupaten Purwakarta
tidak lepas dari pengaruh perkembangan ekonomi nasional secara umum.
Perekonomian nasional yang terus menunjukkan pertumbuhannya baik dari segi
investasi maupun sektor perdagangan memberikan imbas pada nilai investasi di
Kabupaten Purwakarta yang semakin meningkat, begitupun pada sektor
perdagangan memperlihatkan pertumbuhan positif dari tahun ke tahunnya.
Kebijakan
pemerintah
pada
Urusan
Penanaman
Modal
ditujukan
untuk
meningkatkan pelayanan terhadap investor, baik penanaman modal dalam
negeri maupun penanaman modal asing. Oleh karena itu dilakukan perencanaan
penanaman modal daerah dan koordinasi dengan instansi terkait dalam
melaksanakan
pengendalian
kegiatan
penanaman
modal,
melaksanakan
promosi investasi dan identifikasi pengembangan pelayanan investasi daerah.
Berikut adalah Tabel Perkembangan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan
Penanaman Modal di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012.
Tabel 2.13 Perkembangan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penanaman Modal
di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
URAIAN
Jumlah Investor Berskala Nasional
(PMA) (Unit)
Jumlah Investor Berskala Nasional
(PMDN) (Unit)
Jumlah Nilai Investasi PMA
(Rp.Trilyun)
Jumlah Nilai Investasi PMDN
(Rp.Trilyun)
Jumlah Ijin dan Realisasi Ijin dan
Non Perijinan Yang Diterbitkan
Lama Proses Perijinan (Hari Kerja)
Jumlah Perda Yang Mendukung
Iklim Usaha (Buah)
Capaian Kinerja
2010
2011
104
134
2008
83
2009
89
2012
143
29
30
29
32
27
12.612
15.486
23.584
28.900
32.033
1.073
1.791
1.455
1.813
1.787
6.808
5.013
5.581
6.501
6.912
1-14
14
1-14
14
1-14
15
1-14
16
1-14
18
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 26
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018
2.10 Inflasi
Inflasi merupakan gejala kenaikan harga umum yang terjadi pada suatu wilayah,
hal ini dipengaruhi oleh harga barang dan jasa serta kebijakan pemerintah.
Pengukuran
inflasi
bisa
dilakukan
dengan
menggunakan
Konsumen atau dengan menggunakan deflator PDRB.
Indeks
Harga
Perkembangan inflasi
sebagaimana yang tercermin pada nilai PDRB atas dasar Harga Berlaku dan
Harga Konstan, menunjukkan adanya bentuk keseimbangan antara permintaan
(demand) dengan penyediaan (supply)
Laju inflasi Kabupaten Purwakarta selama tahun 2013 (Januari-Desember) ratarata sebesar 2,28%. Dilihat dari keempat triwulannya, pada tahun 2013 laju
inflasi di Kabupaten Purwakarta cukup fluktuatif. Pada triwulan pertama (Maret)
laju inflasi sebesar 2,82%, dan menurun menjadi 1,15% pada triwulan kedua
(Juni). Laju inflasi ini kembali meningkat cukup jauh menjadi 4,92% pada
triwulan ketiga (September). Di penghujung tahun 2013 (Desember) laju inflasi
Kabupaten Purwakarta berada pada angka 0,26%. Secara umum, laju inflasi di
Kabupaten Purwakarta ini termasuk ke dalam kategori inflasi ringan (di bawah
10% per tahun).
Tabel 2.14 Inflasi Kabupaten Purwakarta Tahun 2013
No
Bulan
Inflasi
1
Maret
2,82
2
Juni
1,15
3
September
4,92
4
Desember
0,26
Sumber: BPS Kabupaten Purwakarta
6
4,92
5
4
2,82
3
Inflasi
2
1,15
1
0,26
0
Maret
Juni
September
Desember
Sumber: BPS Kabupaten Purwakarta
Gambar 2.10 Inflasi Kabupaten Purwakarta Tahun 2013
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 27
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
2.11 Potensi Ekonomi
Potensi
ekonomi
Kabupaten
Purwakarta
terdiri
dari
potensi
pertanian,
pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, perdagangan dan jasa,
serta pariwisata.
1. Pertanian
Sektor pertanian masih merupakan sektor yang cukup dominan dalam
pembangunan perekonomian di Kabupaten Purwakarta. Hasil pertanian yang
terdiri dari pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan
perikanan merupakan potensi wilayah yang digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan masyarakat dan sisanya diekspor ke luar wilayah. Selain hasilnya
sebagai sumber pemenuhan kebutuhan, sektor pertanian juga merupakan salah
satu mata pencaharian utama penduduk di Kabupaten Purwakarta.
Pertanian tanaman pangan terdiri dari kelompok komoditi padi palawija, sayursayuran, dan buah-buahan. Secara umum produksi padi palawija, sayur-sayuran
dan buah-buahan pada tahun 2012 mengalami peningkat jika dibandingkan
dengan produksi pada tahun 2011.
Produksi padi di Kabupaten Purwakarta tahun 2012 sebanyak 223.504 ton
Gabah Kering Giling (GKG) atau naik sekitar 0,05 persen dibandingkan dengan
produksi tahun 2011. Kenaikan ini sebagai dampak dari meningkatnya hasil
perhektar yang terjadi di Kabupaten Purwakarta. Sedangkan luas panen
mengalami penurunan dari 38.975 menjadi 37.152 hektar , dan rata-rata
produksi per hektar pun naik dari 57,31 per hektar menjadi 60,16 ton per
hektar.
Produksi palawija pada tahun 2012 mengalami penurunan. Penurunan tertinggi
terjadi pada komoditi kedelai, dimana pada tahun 2012 ini produksinya
menurun sekitar 66,05 persen, yaitu dari 1.131 ton pada tahun 2011 menjadi
384 ton di tahun 2012. Kemudian komoditi ubi jalar menurun sekitar 17,88
persen yaitu dari 17.560 ton pada tahun 2011 menjadi 14.421 ton pada tahun
2012.
Komoditi
palawija
lainnya
juga
mengalami
penurunan
produksi
dibandingkan tahun sebelumnya jagung menurun 12,51 persen, kacang tanah
menurun
2,76
persen
sedangkan
komoditi
palawija
yang
mengalami
peningkatan adalah kacang hijau dan ubi kayu yang meningkat sebesar 8,41
persen dan 0,66 persen.
Secara umum sayur-sayuran mengalami peningkatan produksi, kecuali komoditi
bayam dan sawi yang mengalami penurunan produksi. Peningkatan tertinggi
terjadi pada komoditi kubis yang meningkat sekitar 75,57 persen.
Secara umum komoditi buah-buahan mengalami peningkatan produksi pada
tahun 2012. Komoditi dengan peningkatan terbesar adalah jeruk besar, dimana
pada tahun 2011 produksinya meningkat sebesar 810,87 persen. Komoditi lain
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 28
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
yang mengalami peningkatan cukup besar selain salak adalah manggis dan
pepaya dengan peningkatan sebesar 115,04 untuk manggis dan 48,57 persen
untuk pepaya. Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan paling besar
adalah jambu air yang mengalami penurunan sebesar 63,87 persen.
Luas areal perkebunan rakyat di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2012
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2011. Pada tahun
2012 luas areal perkebunan rakyat sekitar 9.597,32 hektar atau meningkat
sekitar 1,45 persen dari luas tahun 2011. Peningkatan luas areal perkebunan
rakyat diikuti dengan peningkatan hasil produksi perkebunan. Jika pada tahun
2011 hasil produksi perkebunan mencapai 8.298,21 ton tapi pada tahun 2012
naik mencapai 10.493,72 ton atau meningkat sekitar 26,46 persen.
Komoditi teh sebagai salah satu komoditi perkebunan yang merupakan potensi
dari Kabupaten Purwakarta, pada tahun 2012 juga mengalami peningkatan
produksi demikian juga dengan luas areal penanamannya juga mengalami
peningkatan. Produksi teh tahun 2012 mencapai 5.397,59 ton meningkat
sekitar 0,37 persen dari produksi tahun 2011 yang mencapai 5.377,35 ton,
sedangkan jumlah pemilik lahan perkebunan teh tidak mengalami perubahan.
Komoditi perkebunan lainnya seperti karet, kopi, aren, vanili, melinjo, dan
kapok, mengalami peningkatan produksi. Peningkatan produksi komoditi
perkebunan
tertinggi
terjadi
pada
komoditi
cengkeh
yang
mencapai
peningkatan sekitar 52,54 persen.
Selain komoditi perkebunan, Kabupaten Purwakarta juga memiliki potensi
sumber daya tanaman obat, seperti jahe, kunir, dan kencur. Produksi jahe pada
tahun 2012 mengalami penurunan , yaitu sekitar 58,74 persen.
Komoditi dari sub sektor kehutanan yang cukup potensi di Kabupaten
Purwakarta tahun 2012 adalah hasil dari kayu pertukangan, yang mencapai
3.598.728 meter3. Produksi kayu pertukangan pada tahun 2012 ini mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan produksi tahun 2011, yaitu turun sekitar
28,23 persen. Penurunan produksi kayu pertukangan sebagai dampak dari
menurunnya produksi kayu rimba dari menjadi 2.301.820 meter3 pada tahun
2011 menjadi 685.460 meter3 pada tahun 2012 (turun sekitar 70,22 persen).
Daun kayu putih juga merupakan salah satu potensi Kabupaten Purwakarta,
yang pada tahun 2012 mengalami peningkatan produksi sebesar 15,00 persen.
Sub sektor peternakan yang diusahakan di Kabupaten Purwakarta pada tahun
2012 tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, yaitu meliputi peternakan
besar, ternak kecil, dan ternak unggas. Ternak besar yang diusahakan
diantaranya adalah sapi potong, sapi perah, kuda, dan kerbau. Adapun ternak
kecil yang diusahakan adalah kambing dan domba, sedangkan ternak unggas
yang diusahakan meliputi ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur,
dan itik.
Bab 2 Profil Kabupaten Purwakarta | 29
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Populasi sapi potong pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya, yaitu mencapai 48,93 persen. Kerbau mengalami peningkatan
populasi sekitar 6,18 persen, sedangkan kuda hanya mengalami peningkatan
tiga ekor ternak pada tahun 2012. Sedangkan sapi perah tidak mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2011. Adapun populasi dari ternak kecil, yaitu
domba dan kambing mengalami peningkatan jumlah populasi yang cukup besar
pada tahun 2012. Popul