Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi escherichia coli dalam jamu uyup-uyup dari penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

UJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK), ANGKA LEMPENG TOTAL
(ALT), DAN IDENTIFIKASI Escherichia coli DALAM JAMU UYUPUYUP DARI PENJUAL JAMU RACIK “X” DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :
Theresia Nurida Ambarwulan
NIM : 108114126

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

UJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK), ANGKA LEMPENG TOTAL
(ALT), DAN IDENTIFIKASI Escherichia coli DALAM JAMU UYUPUYUP DARI PENJUAL JAMU RACIK “X” DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi


Oleh :
Theresia Nurida Ambarwulan
NIM : 108114126

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Persetujuan Pembimbing

ii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Pengesahan Skripsi Berjudul

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN


J a dila h k ua t be t a pa pun pa ra hnya k e sa la ha n,
be t a pa pun sulit nya pe pe ra nga n,
be t a pa pun la m a nya pe na nt ia n,
ja nga n pa t a h se m a nga t , t e rusla h be rjua ng!
Esok pa st i t e rde nga r sora k nya nyia n...

-Babcock
Kupersembahkan karyaku ini kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Ayahku tercinta Matius Tukiran Mangku Sutrisno
Ibuku tercinta Yasinta Daryati
Suamiku tercinta Eko Ari Wibowo
Malaikat kecilku Viola Natasya Wibowo
Kakak Q tercinta Christina Febriana Mayasari
Adikku tercinta Filipus Rosarianto Pamungkas

Terima kasih atas segala doa, dukungan, kepercayaan serta waktu
yang kalian berikan kepadaku untuk menyelesaikan karya ini.


iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA
Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas seluruh
berkat dan anugrah serta kehendakNya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total
(ALT), dan Identifikasi Escherichia coli dalam Jamu Uyup-uyup dari Penjual
Jamu Racik “X” Di Yogyakarta” dengan baik dan tepat waktu. Penulisan skripsi
ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah suatu hal yang

mudah tentunya banyak kendala yang dihadapi. Berkat segala bantuan dan
dukungan yang diberikan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
2. Yohanes Dwiatmaka, S. Si., selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan membimbing, mengarahkan serta memberikan saran kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Maria Dwi Budi Jumpowati, S. Si., atas bantuannya yang telah berkenan
membimbing, mengarahkan serta memberikan saran kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si.,Apt selaku dosen penguji atas kritik dan
saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

5. Damiana Sapta Candrasari, M.Sc. selaku dosen penguji atas kritik dan
saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Keluargaku tercinta atas kasih sayang, doa serta dukungannya baik moril
maupun materil.
7. Sahabat-sahabatku angkatan 2010, khusunya: Anas, Oric, Tika, Ribka atas
segala saran, kebersamaan, keceriaan dan dukungannya selama ini.
8. Seluruh staf serta karyawan dari Balai Laboratorium Kesehatan Daerah
Istimewa

Yogyakarta

atas

bantuan

serta

kerjasamanya


dalam

menyelesaikan skripsi ini.
9. Pihak-pihak lain yang turut membantu penulis namun tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa tidak skripsi ini
jauh dari sempurna karena keterbatasan pikiran, waktu dan tenaga. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi
ini lebih mendekati sempurna.
Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
baik mahasiswa, lingkungan akademisi, masyarakat, serta dapat memberikan
sumbangan kecil bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
kefarmasian.

Penulis

viii

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI
Jamu uyup-uyup merupakan jamu yang berkhasiat untuk melancarkan
produksi Air Susu Ibu (ASI) yang dikonsumsi oleh ibu-ibu menyusui. Adanya
Angka Kapang/Khamir (AKK) dan Angka Lempeng Total (ALT) yang melebihi
batas yang ditentukan oleh KEPMENKES nomor 661 tahun 1994 akan
membahayakan kesehatan ibu serta bayinya. Escherichia coli merupakan bakteri
yang hidup di tanah dan air. Keberadaannya dapat mengkontaminasi jamu uyupuyup karena bahan baku yang digunakan berupa rimpang yang berasal dari tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui AKK, ALT dan mengidentifikasi
E.coli dalam jamu uyup-uyup yang diproduksi penjual jamu racik “X” di
Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan
deskriptif exploratif. Penelitian yang dilakukan meliputi penentuan dan pemilihan
tempat pengambilan sampel, pangambilan sampel jamu uyup-uyup, pengujian
AKK, pengujian ALT, identifikasi bakteri E.coli serta analisis hasil.

Hasil pengujian yang dilakukan pada jamu uyup-uyup dari penjual jamu
racik “X” di Yogyakarta diperoleh nilai AKK sebesar 7,5 x 104 CFU/ml sampai
dengan 4 x 105 CFU/ml. Nilai ALT sebesar 8 x 104 CFU/ml sampai dengan 2,4 x
107 CFU/ml. Hasil uji identifikasi menunjukkan bahwa pada jamu uyup-uyup
telah tercemar oleh bakteri E.coli.

Kata kunci: Jamu uyup-uyup, AKK, ALT, Escherichia coli.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Jamu uyup-uyup is believed to expedite the production of breast milk
(ASI) consumed by breastfeeding mothers. The existence of the Number of Mold/
Yeast (AKK), Total Plate Count (ALT) exceeding the limit specified by
KEPMENKES no 661 of 1994 would endanger the health of the mother and her
baby. Escherichia coli is a bacteria that lives in soil and water. Its presence can
contaminate jamu uyup-uyup because that raw materials used in the form or
rhizomes from the soil.
The purpose of research were to determine the AKK, ALT and identify the
E.coli in jamu uyup-uyup that produced by jamu racik seller “X” in Yogyakarta.
This research was non-experimental research with the framework of
descriptive explorative. Research was conducted on the determination and
selection of the sampling, sampling of jamu uyup-uyup, testing of AKK, testing of
ALT, E.coli bacteria identification and analysis of result.
Results of tests performed on jamu uyup-uyup that produced by jamu
racik seller “X” in Yogyakarta AKK values as 7,5 x 104 CFU / mL up to 4 x 105.
ALT values as 1 x 106 CFU / mL up to 2,4 x 107 CFU / mL. The test results show
that the identification of jamu uyup-uyup been contaminated by the E.coli
bacteria.

Key word: Jamu uyup-uyup, AKK, ALT, Escherichia coli

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................

iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................

v

PRAKATA......................................................................................................

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.........................................................

viii

INTISARI.......................................................................................................

ix

ABSTRACT......................................................................................................

x

DAFTAR ISI...................................................................................................

xi

DAFTAR TABEL...........................................................................................

xv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................

xvii

BAB I. PENGANTAR....................................................................................

1

A. Latar Belakang....................................................................................

1

1. Rumusan masalah.........................................................................

4

2. Keaslian penelitian........................................................................

5

3. Manfaat penelitian........................................................................

5

a. Manfaat teoritis.......................................................................

5

b. Manfaat praktis.......................................................................

6

B. Tujuan Penelitian................................................................................

6

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................

7

A. Obat Tradisional..................................................................................

7

B. Jamu Uyup-uyup.................................................................................

8

C. Angka Kapang/Khamir (AKK)...........................................................

11

D. Angka Lempeng Total (ALT).............................................................

13

E. Media..................................................................................................

17

F. Escherichia coli..................................................................................

19

G. Identifikasi Escherichia coli...............................................................

23

H. Landasan Teori....................................................................................

26

I. Hipotesis.............................................................................................

27

BAB III. METODE PENELITIAN................................................................

28

A. Jenis dan Rancangan Penelitian..........................................................

28

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.....................................

28

1. Variabel Utama.............................................................................

28

2. Variabel Pengacau........................................................................

28

3. Variabel Operasional....................................................................

29

C. Bahan Penelitian.................................................................................

29

D. Alat Penelitian.....................................................................................

30

E. Tata Cara Penelitian............................................................................

30

1. Pemilihan Sampel dan Pengambilan Sampel................................

30

2. Penangan Wadah/Kemasan Penyiapan Sampel............................

31

3. Tahap Pra-Pengkayaan..................................................................

31

4. Uji AKK........................................................................................

32

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Uji ALT.........................................................................................

33

6. Uji Identifikasi Escherichia coli...................................................

34

F. Analisis Hasil......................................................................................

38

1. Uji AKK........................................................................................

38

2. Uji ALT.........................................................................................

39

3. Identifikasi Escherichia coli.........................................................

42

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................

43

A. Penentuan dan Pemilihan Sampel.......................................................

43

B. Pengambilan Sampel...........................................................................

43

C. Homogenisasi dan Pengenceran Sampel............................................

44

D. Uji AKK..............................................................................................

45

E. Uji ALT...............................................................................................

48

F. Identifikasi Escherichia coli...............................................................

50

1. Tahap Pengkayaan........................................................................

50

2. Tahap Isolasi.................................................................................

53

3. Tahap Identifikasi dan Konfirmasi...............................................

54

4. Pengecatan Gram..........................................................................

63

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................

67

A. Kesimpulan.........................................................................................

67

B. Saran...................................................................................................

67

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

68

LAMPIRAN....................................................................................................

72

BIOGRAFI PENULIS....................................................................................

98

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I.

Uji fermentasi karbohidrat dan uji IMViC pada identifikasi
E.coli (Holt et all., 2000)..............................................................

Tabel II.

42

Nilai AKK sampel jamu uyup-uyup pada inkubasi hari ke5..................................................................................................... 46

Tabel III.

Nilai ALT sampel jamu uyup-uyup pada inkubasi 48 jam...........

Tabel IV.

Hasil uji biokimia dan pengecatan gram dalam sampel jamu
uyup-uyup.....................................................................................

xiv

49

65

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Uji pengkayaan E.coli pada media ECB...................................... 52

Gambar 2.

Uji isolasi E.coli pada media TBX............................................... 54

Gambar 3.

Uji fermentasi karbohidrat pada sampel jamu uyup-uyup...........

Gambar 4.

Uji motilitas bakteri terlihat adanya pertumbuhan di sekitar

56

tusukan dan permukaan media sebelum penambahan reagen
Kovac’s......................................................................................... 58
Gambar 5.

Uji Indol pada sampel jamu uyup-uyup....................................... 60

Gambar 6.

Uji metil merah pada sampel jamu uyup-uyup............................

61

Gambar 7.

Uji Voges-Voskauer pada sampel jamu uyup-uyup....................

62

Gambar 8.

Uji sitrat pada sampel jamu uyup-uyup.......................................

63

Gambar 9.

Hasil pengecatan gram berwarna merah muda (gram negatif)
dan berbentuk batang..................................................................

xv

65

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.

Surat ijin penelitian di Balai Laboratorium Kesehatan 73
Yogyakarta...............................................................................

Lampiran 2.

Hasil uji MPN E.coli dari Balai Laboratorium Kesehatan
Yogyakarta...............................................................................

74

Lampiran 3.

Uji AKK sampel jamu uyup-uyup pada inkubasi hari ke-5..... 75

Lampiran 4.

Perhitungan AKK sampel jamu uyup-uyup pada inkubasi
hari ke-5...................................................................................

76

Lampiran 5.

Uji ALT sampel jamu uyup-uyup pada inkubasi 48 jam........

79

Lampiran 6.

Perhitungan ALT sampel jamu uyup-uyup pada inkubasi
48 jam....................................................................................... 80

Lampiran 7.

Pengambilan sampel jamu uyup-uyup.....................................

Lampiran 8.

Uji AKK sampel jamu uyup-uyup sampling I pada inkubasi
hari ke-5...................................................................................

Lampiran 9.

83

84

Uji AKK sampel jamu uyup-uyup sampling II pada inkubasi
hari ke-5...................................................................................

85

Lampiran 10. Uji AKK sampel jamu uyup-uyup sampling III pada inkubasi
hari ke-5...................................................................................

xvi

86

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran 11. Uji ALT sampel jamu uyup-uyup sampling I pada inkubasi
48 jam....................................................................................... 87
Lampiran 12. Uji ALT sampel jamu uyup-uyup sampling II pada inkubasi
48 jam....................................................................................... 88
Lampiran 13. Uji ALT sampel jamu uyup-uyup sampling III pada inkubasi
48 jam....................................................................................... 89
Lampiran 14. Uji tahap pengkayaan sampel jamu uyup-uyup

inkubasi

24 jam....................................................................................... 90
Lampiran 15. Uji tahap isolasi sampel jamu uyup-uyup pada inkubasi
24 jam....................................................................................... 91
Lampiran 16. Uji fermentasi karbohidrat pada sampel jamu uyupuyup.......................................................................................... 92
Lampiran 17. Uji indol pada sampel jamu uyup-uyup...................................

93

Lampiran 18. Uji metil merah pada sampel jamu uyup-uyup........................

94

Lampiran 19. Uji Voges-Proskauer pada sampel jamu uyup-uyup................ 95
Lampiran 20. Uji sitrat pada sampel jamu uyup-uyup...................................

96

Lampiran 21. Hasil pengecatan gram pada sampel jamu uyup-uyup.............

97

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB 1
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu jamu,
obat herbal terstandar dan fitofarmaka (BPOM RI, 2004). Jamu merupakan obat
asli Indonesia yang harus tetap dilestarikan dengan fokus utama pada aspek
keamanan (safety), mutu, dan khasiat jamu sebagai obat tradisional (Wasito,
2011). Menurut PERMENKES RI No. 003/MENKES/PER/I/2010 Jamu adalah
obat tradisional Indonesia. Jamu harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan
persyaratan yang khusus untuk itu, klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data
empiris yang ada, dan memenuhi persyaratan mutu khusus untuk itu. Jamu sudah
menjadi budaya masyarakat Indonesia dibuktikan berdasarkan data hasil Riset
Kesehatan Dasar 2010, hampir setengah (49, 53%) penduduk Indonesia berusia 15
tahun ke atas, mengkonsumsi jamu. Sekitar lima persen (4,36%) mengkonsumsi
jamu setiap hari, sedangkan sisanya (45,17%) mengkonsumsi jamu sesekali
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011).
Salah satu jamu yang banyak digemari masyarakat adalah jamu racikan.
Alasan utama masyarakat lebih memilih jamu daripada obat sintetik adalah karena
jamu mempunyai efek samping yang jauh lebih kecil, harganya yang terjangkau,
bahan baku jamu lebih mudah ditemukan, serta dari beberapa hasil penelitian
yang sudah dilakukan ternyata jamu memang memiliki khasiat pengobatan secara
tradisional (Wasito, 2011).

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Asi sangat bermanfaat bagi pertumbuhan bayi diantaranya adalah sebagai
nutrisi bagi bayi, meningkatkan daya tahan tubuh bayi dari berbagai penyakit,
meningkatkan kecerdasan, serta menyusui dapat meningkatkan jalinan kasih
sayang antara ibu dan anak (Roesli, 2000). Produksi ASI yang cukup mempunyai
peranan penting dalam tumbuh kembang bagi bayi. Jamu uyup-uyup atau jamu
gepyokan adalah jamu yang dipilih mereka karena dipercaya berkhasiat sebagai
pelancar ASI bagi ibu yang sedang menyusui dan tersedia banyak di pasar-pasar
tradisional. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan jamu uyup-uyup
bervariasi, namun secara umum terdiri dari empon-empon yaitu kencur, jahe,
bangle, laos, kunyit, temulawak, puyang, dan temu giring (Suharmiati, 2003).
Salah satu Grand Strategi Pengembangan Jamu yang dikeluarkan oleh
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia adalah meningkatkan keamanan, mutu
dan efikasi jamu. Usaha jamu racikan merupakan usaha yang tidak wajib memiliki
ijin edar, oleh karena itu keamanan serta jaminan mutu kualitas jamu racikan
masih cukup rendah. Salah satu parameter jaminan keamanan dan mutu dari jamu
yang diatur dalam KEPMENKES no 661 tahun 1994 adalah

tidak boleh

mengandung mikroba patogen, Angka Kapang/Khamir (AKK) tidak lebih dari 103
dan Angka Lempeng Total (ALT) tidak lebih dari 104.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai AKK, ALT, dan
mengidentifikasi adanya bakteri patogen E.coli dalam jamu uyup-uyup dari
penjual jamu racik “X” di kota Yogyakarta. Adanya AKK yang melebihi batas
pada jamu uyup-uyup ini dapat membahayakan bagi ibu yang sedang menyusui
serta bayinya. Mikroba patogen yang menjadi sumber kontaminasi pada jamu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

uyup-uyup adalah Aspergilus flavus, Candida albicans dan Cryptococcus
neoformans. Ketiga mikroba patogen ini ditemukan di tanah dan air. Aspergilus
flavus memproduksi mikotoksin yaitu aflatoksin. Salah satu aflatoksin yang paling
berbahaya yaitu aflatoksin B1 yang dapat disekresikan melalui ASI dan bersifat
karsinogenik karena dapat menyebabkan hepatotoksik dan kanker hati
(Abdulrazaq et al., 2003). Bahan baku yang digunakan disimpan di bawah
kandang burung yang kemungkinan besar terkontaminasi khamir Cryptococcus
neoformans yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru karena Cryptococcus
neoformans juga ditemukan pada kotoran burung. Sementara itu, Candida
albicans dapat menyebabkan kandidiasis pada mulut yaitu sariawan terutama pada
bayi serta dapat menyebabkan vulvovaginitis atau keputihan pada wanita
mengingat jamu uyup-uyup dikonsumsi oleh ibu-ibu (Jawetz, 1996).
Adanya ALT yang melebihi batas juga dapat membahayakan ibu dan bayi,
karena dalam ALT yang tinggi kemungkinan terdapat bakteri patogen diantaranya
adalah Salmonella, E.coli, dan Shigella dan Pseudomonas aeruginosa yang dapat
menyebabkan demam dan diare berat pada ibu terutama bayinya karena sistem
imun bayi yang belum sempurna dan rentan terkena penyakit (Radji, 2011;
Jawetz, 1996).
Identifikasi E.coli dipilih karena bakteri ini merupakan indikator dari
sanitasi yang buruk pada saat pembuatan jamu. Selain itu, menurut Radji (2011)
bakteri E.coli Uropatogenik dapat menyebabkan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
pada 90% wanita serta diare sehingga ibu yang mengkonsumsi jamu uyup-uyup
ini berpotensi besar terkena ISK dan diare. Apabila ibu yang terkena diare tidak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

menjaga kebersihannya maka bayinya akan tertular diare melalui fekel oral rute
karena bayi sangat rentan terkena penyakit. Penyebab utama diare pada bayi yaitu
E.coli enteropatogenik dan E.coli enterotoksigenik (Radji, 2011).
Jamu uyup-uyup dipilih karena merupakan jamu pilihan utama untuk
membantu memperlancar produksi ASI. Konsumsi jamu pelancar ASI didasari
berbagai alasan, diantaranya adalah karena harga dari susu khusus ibu menyusui
yang cukup mahal dan sebagian dari mereka tidak menyukai susu (Rengga, 2013).
Jamu uyup-uyup dari penjual jamu racik “X” juga banyak dikonsumsi oleh
banyak warga bukan hanya warga Jogja tetapi juga warga di luar kota Jogja.
Penjual jamu racik “X” menjual jamu uyup-uyup dari jam 06.00 pagi hingga jam
19.30 WIB dengan sekali pembuatan dengan cara manual yaitu memakai tangan
dan ditumbuk menggunakan peralatan sederhana seperti lumpang dan alu. Hal ini
akan memicu adanya pertumbuhan jamur dan bakteri patogen. Selain itu, bahan
yang digunakan adalah rimpang yang berasal dari tanah yang merupakan habitat
dari jamur serta bakteri termasuk bakteri E.coli.
1. Rumusan masalah
a. Berapa AKK dalam

jamu uyup-uyup dari penjual jamu racik “X” di

Yogyakarta?
b. Berapa ALT dalam jamu uyup-uyup dari penjual jamu racik “X” di
Yogyakarta?
c. Adakah cemaran bakteri patogen Escherichia coli dalam jamu uyup-uyup
dari penjual jamu racik “X” di Yogyakarta?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran pustaka penulis, publikasi penelitian tentang “Uji
AKK, Uji ALT dan identifikasi Escherichia coli dalam jamu uyup-uyup dari
penjual jamu racik “X” di Yogyakarta” belum pernah dilakukan. Penelitian
yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian ini adalah:
a. Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT) dan
Identifikasi Escherichia coli dalam jamu cekok dari penjual jamu racik
“X” di Yogyakarta oleh Susetyo (2014).
b. Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT) dan
Identifikasi Salmonella dalam jamu uyup-uyup dari penjual jamu racik
“X” di Yogyakarta oleh Purwaningsih (2014).
c. Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT) dan
Identifikasi Salmonella dalam jamu cekok dari penjual jamu racik “X”
di Yogyakarta Oleh Kartika (2014).
d. Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT) dan
Identifikasi Staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual
jamu racik “X” di Yogyakarta oleh Oktavori (2014).
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai AKK,
ALT dan ada tidaknya bakteri Escherichia coli dalam jamu uyup-uyup
atau gepyokan yang diproduksi penjual jamu racik “X” di Yogyakarta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penjual jamu serta
masyarakat dalam memberikan informasi mengenai salah satu parameter
kualitas dan keamanan terkait AKK, ALT dan ada tidaknya bakteri
Escherichia coli pada jamu uyup-uyup dari penjual jamu racik “X” di
Yogyakarta.

B. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai AKK, ALT dan ada
tidaknya cemaran bakteri Escherichia coli dalam jamu uyup-uyup dari penjual
jamu racik “X” di Yogyakarta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obat Tradisional
Obat tradisional sebagaimana tercantum dalam PERMENKES Nomor 007
tahun 2012 adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan Republik
Indonesia, Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan menjadi tiga yaitu jamu,
obat herbal terstandar dan fitofarmaka (BPOM RI, 2004). Jamu adalah obat
tradisional Indonesia. Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang
telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan
bahan bakunya telah distandardisasi. Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam
yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik
dan klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandardisasi (BPOM, 2005).
KEPMENKES nomor 661 tahun 1994 menyebutkan bahwa cairan obat
dalam adalah sediaan obat tradisional berupa larutan emulsi atau suspensi dalam
air; bahan bakunya berasal dalam dari serbuk simplisia atau sediaan galenik dan
digunakan sebagai obat dalam.
Jamu merupakan cairan obat dalam, sesuai dengan KEPMENKES Nomor
661 tahun 1994 bahwa untuk cairan obat dalam nilai AKK tidak boleh lebih dari
103, ALT tidak lebih dari 104 serta tidak ada bakteri patogen di dalamnya.
7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

B. Jamu Uyup-uyup
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
007 Tahun 2012, usaha jamu racikan adalah usaha yang dilakukan oleh depot
jamu atau sejenisnya yang dimiliki perorangan dengan melakukan pencampuran
sediaan jadi dan/atau sediaan segar obat tradisional untuk dijajakan langsung
kepada konsumen.
Cara pembuatan jamu uyup-uyup yang diproduksi oleh penjual jamu racik
“X” di Yogyakarta adalah dengan mencuci semua bahan yang digunakan dengan
air dan disikat, kemudian menumbuknya sampai halus menggunakan lumpang dan
alu. Hasil tumbukan dimasukkan dalam kantong plastik bening, esok paginya
direbus dan disaring, kemudian jamu dijual ke konsumen dari pagi hingga malam
hari.
Menurut Suharmiati (2003), jamu uyup-uyup atau jamu gepyokan adalah
jamu yang digunakan bagi ibu-ibu pasca melahirkan untuk membantu
memproduksi banyak asi bagi bayinya. Bahan baku dari jamu uyup-uyup berbedabeda antar penjual jamu, namun pada umumnya yang digunakan berupa emponempon meliputi:
1. Kunyit ( Curcuma domestica Val. )
Rimpang kunyit mengandung senyawa kurkuminoid. Selain itu, dalam
rimpang kunyit juga mengandung minyak atsiri berupa sesquiterpen, tumeron,
tumeon, zingiberen, dan garam-garam mineral. Khasiat dari rimpang kunyit yaitu
untuk memperlancar ASI, mengobati diabetes melitus, disentri, sakit keputihan,
haid tidak lancar, serta untuk mengatasi perut mulas saat haid (Wasito, 2011).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

2. Kencur (Kaempferia galanga L.)
Senyawa yang terkandung dalam rimpang kencur adalah amilum (4,14%)
mineral (13,73%) dan minyak atsiri (0,02%) terdiri dari sineol, asam
metilfumarat, dan pentadekana, ester etil sinamat, borneol, kamfena, asam anisik,
alkaloid, dan gom. Khasiat dari rimpang kencur ini adalah untuk mengobati
masuk angin, diare, sakit kepala, influenza pada bayi, batuk memperlancar haid,
menghilangkan lelah, muntah-muntah, dan lain-lain (Agoes, 2010)
3. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid berupa kurkumin,
demetoksikurkumin serta minyak atsiri terdiri dari alfakurkumin dan xantorizol
yang berkhasiat sebagai antibakteri, koleretik (menstimulasi produksi empedu dari
hati) dan sebagai antipiretik (menurunkan panas). Temulawak mempunyai banyak
khasiat di antaranya yaitu memperlancar ASI, mengobati asma, sakit maag,
menambah nafsu makan, meredakan nyeri haid dan lain-lain (Latief, 2012).
4. Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.)
Jenis temulawak ini juga sering disebut sebagai lempuyang emprit.
Kandungan zat aktifnya meliputi zerumbon, suatu senyawa yang berkhasiat
sebagai antikejang. Selain itu, juga terdapat limonen yang berkhasiat sebagai
karminatif (mengeluarkan gas) dari saluran cerna. Khasiat lain dari lempuyang
yaitu mengobati kaki bengkak setelah melahirkan, wasir, gatal-gatal, anemia,
cacingan, kolik karena kedinginan, serta untuk menambah nafsu makan (Latief,
2012).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

5. Temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.)
Rimpang

temu

ireng

mengandung

senyawa

tanin,

kurkumol,

isokurkumenol, kurzerenon, kurdion, kurkumalakton, germakron, β-g-elemene,
linderazulene, kurkumin, dan bisdemethyoxykurkumin. Ciri khas dari rimpang ini
yaitu mempunyai rasa pahit, tajam dan sifatnya mendinginkan. Rimpang ini
berkhasiat sebagai pengencer dahak, karminatif (memicu flatus), stomakik
(meningkatkan nafsu makan), antihelmintik, dan pembersih darah setelah
melahirkan atau setelah haid ( Agoes, 2010).
6. Temu giring (Curcuma heyneana)
Temu giring mengandung zat pati, minyak atsiri, dan piperazin sitrat yang
dapat membunuh cacing gelang. Khasiat lain dari temu giring adalah mengatasi
bau badan, gelisah atau cemas, menguruskan badan, disentri, sembelit, jantung
berdebar-debar serta dapat digunakan sebagai lulur pengantin (Agoes, 2010).
7. Pepaya (Carica papaya L.)
Bagian yang digunakan dalam jamu uyup-uyup ini adalah bagian daun
yang mempunyai ciri khas rasanya yang pahit. Kandungan dari daun pepaya ini
meliputi enzim papain, alkaloid karparin dan pseudokarpain, glikosida, karposida,
dan saponin. Khasiat dari daun pepaya yaitu untuk melancarkan ASI, mengobati
malaria, flu, mencegah demam nifas, menambah nafsu makan, mengatasi
keputihan, dan melancarkan haid (Latief, 2012).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

C. Angka Kapang/Khamir (AKK)
Tujuan dilakukannya uji AKK adalah memberikan jaminan bahwa sediaan
obat tradisional tidak mengandung cemaran fungi melebihi batas yang ditetapkan
karena mempengaruhi stabilitas dan aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan.
Prinsip dari uji AKK ini adalah penentuan adanya kapang/khamir secara
mikrobiologis dinyatakan dalam koloni/ml ( Depkes RI, 2000).
Khamir atau yeast adalah kelompok fungi uniseluler yang bersifat
mikroskopik. Ada beberapa genus khamir yang dapat membentuk miselium
dengan percabangan. Khamir dapat bersifat patogen pada manusia dan binatang
bersel satu. Khamir tersebar di alam, tetapi tidak seluas daerah penyebaran
bakteri. Pada umumnya khamir mempunyai ukuran sel-sel yang lebih besar
dibandingkan bakteri. Ukuran khamir sekitar 1-5 mikron lebar dan panjangnya
sekitar 5-30 mikron (Tarigan, 1988).

Khamir tidak mempunyai flagel dan

organel lain untuk melakukan pergerakan. Beberapa bentuk khamir yaitu bulat
(spheroid), elips atau bulat telur dan batang atau silindris. Bentuk sel khamir tetap
sehingga dapat membantu dalam melakukan identifikasi (Jutono, 1972).
Beberapa kelompok khamir yang dominan ditemukan dalam air dan
ekosistem tanah adalah genus Cryptococcus, Candida dan Debaryomyces (Kanti
2005). Candida albicans adalah flora normal selaput mukosa saluran pernafasan,
saluran pencernaan dan genitalia wanita. Kadang-kadang Candida menyebabkan
penyakit sistemik progresif pada penderita yang lemah atau sistem imunnya
tertekan. Candida albicans dapat menyebabkan infeksi mulut (sariawan), terutama
pada bayi. Infeksi terjadi pada selaput mukosa pipi dan tampak sebagai bercak-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

bercak putih yang sebagian besar terdiri atas pseudomiselium dan epitel yang
terkelupas dan hanya terdapat erosi minimal pada selaput. Candida albicans juga
dapat menyebabkan vulvovaginitis atau keputihan pada wanita. Penyakit ini
menyerupai sariawan tetapi menimbulkan iritasi, gatal yang hebat dan
pengeluaran sekret. Dalam keadaan pH normal yang asam bakteri vagina tidak
menimbulkan penyakit, namun karena hilangnya pH asam merupakan predisposisi
timbulnya vulvovaginitis kandida. Cryptococcus neoformans

juga ditemukan

pada kotoran burung. Cryptococcus neoformans menyebabkan infeksi yang
disebut kriptokokosis yang bersifat opportunistik. Infeksi pada manusia terjadi
malalui saluran pernafasan dan dapat bersifat asimtomatik, infeksi paru-paru dapat
menyebar secara sistemik dan menetap dalam susunan saraf pusat dan organorgan lainnya (Jawetz, 1996).
Kapang atau mold merupakan jamur yang berbentuk menyerupai benang,
multiseluler, tidak berklorofil dan belum mempunyai diferensiasi jaringan.
Spesies kapang yang non-patogen meliputi spesies-spesies yang melakukan
perombakan bahan-bahan organik di tanah, dan perusakan pada serat-serat kayu
dan bahan-bahan lain. Kapang hidup di dalam tanah, buah-buahan, dalam air, dan
pada bahan-bahan makanan. Kapang dapat bersifat saprofit dan parasit pada
tanaman, manusia, dan hewan

(Jutono, 1972). Tubuh kapang

terdiri dari

kumpulan benang-benang halus berwarna putih yang disebut hifa. Hifa-hifa ini
dapat terus tumbuh dan bercabang membentuk miselium. Setiap hifa mempunyai
lebar antara 5-19 mikron (Tarigan, 1988).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

Adanya kapang dalam makanan atau minuman sangat berbahaya karena
kapang menghasikan mikotoksin. Mikotoksin adalah metabolit sekunder dari
kapang yang bersifat sitotoksik, merusak struktur sel, seperti membran dan
merusak proses pembentukan sel yang penting bagi tubuh. Penyakit yang
disebabkan oleh mikotoksin disebut dengan mikotoksis. Ada 5 jenis mikotoksin
yang berbahaya bagi kesehatan yaitu, aflatoksin, fumonisin, okratoksin,
trikotesena, dan zearalenon. Aflatoksin terutama dihasilkan oleh Aspergilus flavus
dan Aspergilus parasiticus. Terdapat enam jenis aflatoksin yang sering dijumpai
dan bersifat toksik, yaitu aflatoksin B1, B2, G1, G2, M1 dan M2 (Ahmad, 2009).
Aspergilus flavus ditemukan di air, udara dan tanah (David et all., 2001)
Salah satu jenis aflatoksin yang paling toksik adalah aflatoksin B1 yang
banyak ditemukan pada makanan dan minuman. Apabila aflatoksin ini masuk ke
dalam tubuh manusia terutama pada wanita yang sedang menyusui, maka akan
disekresikan melalui ASI dalam bentuk hidroksilasinya yaitu aflatoksin M1.
Aflatoksin M1 ini dapat terkonsumsi oleh bayi melalui ASI dan dapat
menyebabkan hepatotoksik dan kanker hati (Abdulrazzaq, 2003).

D. Angka Lempeng Total (ALT)
Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang
ada pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total
(ALT). Uji ALT dan lebih tepatnya ALT bakteri aerob mesofil atau anaerob
mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni bakteri
yang dapat diamati secara visual dan dihitung dalam satuan koloni (cfu) per

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

ml/g atau koloni/100ml. Cara yang digunakan antara lain dengan cara tuang,
cara tetes dan cara sebar (BPOM RI, 2008).
Bakteri merupakan organisme yang tidak memiliki membran inti sel,
prokariota dan mikroskopik (berukuran kecil). Bakteri adalah salah satu penyebab
infeksi pada manusia. Banyak infeksi yang disebabkan oleh bakteri bersifat
patogen dan asimtomatik. Penyakit terjadi jika bakteri atau reaksi imunologik
terhadap keberadaannya menyebabkan cukup kerusakan pada seseorang (Jawetz,
1996).
Habitat bakteri merupakan tempat tinggal yang spesifik bagi bakteri untuk
tumbuh. Habitat alam mikroorganisme berupa tanah, air dan udara. Bakteri
patogen yang berada di tanah meliputi Clostridium tetani, Clostridium
perfringens, Clostridium botulinum, dan Bacillus antracis. Bakteri yang berasal di
air meliputi Salmonella, shigella, Vibrio cholerae, Legionella, dan Escherichia
coli. Bakteri E.coli ini biasanya digunakan sebagai indikator dari pencemaran air
oleh tinja. Udara sangat jarang menjadi habitat bakteri karena adanya efek
pengeringan, ozonisasi, dan radiasi sinar UV. Namun, udara dalam ruangan
kemungkinan mengandung mikroba patogen yang berasal dari tangan, kulit,
pakaian, dan saluran napas atas manusia (Radji, 2011).
Patogenesis merupakan kemampuan dari suatu mikroorganisme untuk
menyebabkan penyakit mulai dari mikroorganisme masuk dalam sel hospes dan
berkembang biak. Kemampuan mikroorganisme dalam menimbulkan penyakit ini
dipengaruhi dari sistem imun hospes yang sedang terganggu serta faktor virulensi
dari mikroorganisme tersebut (Radji, 2011).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

Faktor virulensi mikroorganisme patogen ditentukan oleh toksin yang
diproduksi yaitu berupa endotoksin (toksin lipopolisakarida) dan eksotoksin
(toksin protein). Eksotoksin merupakan protein toksin yang termolabil dan
dikelompokkan menjadi 3 tipe yaitu: sitotoksin (membunuh sel inang atau
mempengaruhi fungsi sel), neurotoksin (terlibat dalam transmisi normal impuls
saraf), enterotoksin (mempengaruhi sel-sel pada saluran pencernaan). Endotoksin
merupakan toksin yang tahan panas dan dihasilkan oleh bakteri gram negatif
selama masa pertumbuhan terutama pada saat sel mengalami lisis. Pada saat sel
lisis, disintegrasi dinding selnya mengakibatkan pelepasan toksin LPS.
Endotoksin yang dilepaskan pada peredaran darah dapat menyebabkan syok
kerena terjadi penurunan tekanan darah dan kegagalan fungsi banyak organ
(Pratiwi, 2008).
Clostridium tetani merupakan bakteri tanah patogen yang menghasilkan
neurotoksin berupa tetanospamin. Tetanospamin dapat mencapai sistem saraf
pusat dan terikat pada sel saraf menyebabkan kontraksi otot yang tidak terkendali,
menghasilkan kontraksi otot spasmodik tetanus. Bakteri Clostridium botulinum
juga menghasilkan neurotoksin berupa toksin botulinum. Neurotoksin ini akan
menghambat transmisi impuls saraf ke sel otot. Toksin ini terikat kuat pada sel
saraf dan menghambat pelepasan neurotransmiter yaitu asetilkolin (berperan
dalam menginduksi kontraksi otot). Akibatnya terjadi penghambatan kontraksi
otot (Pratiwi, 2008). Clostridium perfringens menularkan penyakit dari makanan
atau minumam yang terkontaminasi tanah dan tinja. Bakteri ini menghasilkan
enterotoksin yang merangsang enzim adenilat siklase pada dinding usus dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

menyebabkan hipersekresi air dan klorida dan menghambat reabsorpsi natrium.
Akibatnya terjadi diare, kram perut, dan kadang-kadang terasa mual disertai
muntah (Radji, 2011).
Bakteri air seperti E.coli dapat menyebabkan diare dan infeksi saluran
kemih. Penyebab utama diare pada bayi yaitu E.coli enterohemoragik dan E.coli
enterotoksigenik (Dupont, 1971). Bakteri Salmonella menyebabkan salmonellosis
pada manusia melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Salmonella
menghasilkan endotoksin yang dapat merangsang pelepasan zat pirogen dari selsel makrofag dan sel polimorfonuklear sehingga mengakibatkan demam.
Salmonella juga menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin yang menyebabkan
diare. Shigella menghasilkan endotoksin yang dapat menyebabkan demam dan
eksotoksin berupa enterotoksin, neurotoksin serta sitotoksin. Enterotoksin yang
dihasilkan oleh Shigella ini dapat menyerang kolon sehingga mengakibatkan diare
berair atau disentri, sedangkan neurotoksin dan sitotoksin belum diketahui pasti
peranannya pada shigellosis, tetapi diduga menyebabkan kejang pada anak-anak.
Bakteri Legionella tidak hanya berasal dari air tetapi juga infeksi diperoleh
melalui inhalasi udara atau melalui debu. Gejala klinik dari infeksi Legionella
yaitu berupa demam tinggi, menggigil, diare, dan batuk (Radji, 2011). Toksin
kolera merupakan enterotoksin yang dihasilkan oleh bakteri Vibrio cholerae yang
dapat menginduksi pembentukan cyclic cAMP dari ATP pada sitoplasma.
Akibatnya, sel epitel mengeluarkan sejumlah besar cairan dan elektrolit serta
mengganggu kontraksi otot normal sehingga berakhir dengan diare disertai
muntah (Pratiwi, 2008). Habitat Pseudomonas aeruginosa adalah di tanah dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

air. P. aeruginosa juga dapat dijumpai pada daerah lembab (Levinson & Jawetz,
2003). P.aeruginosa melekat dan membentuk koloni pada selaput mukosa atau
kulit,

menginvasi

secara

lokal

dan

menimbulkan

penyakit

sistemik.

Lipopolisakarida pada P.aerugenosa berperan langsung dalam menyebakan
demam, syok oligouria, leukositosis, dan leukopenia.
Pengenceran dari sampel sangat penting untuk menghindari koloni bakteri
atau kapang/khamir yang saling menumpuk karena konsentrasi sangat pekat
sehingga didapatkan koloni yang terpisah dan dapat dihitung dengan mudah.
Pengenceran ini sangat membantu terutama untuk sampel dengan cemaran sangat
tinggi (BPOM RI, 2008).

E. Media
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah bahan yang tersusun dari
bermacam-macam zat makanan atau nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan
mikroorganisme dalam menyusun komponen sel-selnya (Aulia, 2012). Mikroba
membutuhkan banyak nutrisi untuk dapat melakukan sintesa protoplasma dan
bagian-bagian sel lainnya. Setiap nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme dapat
berbeda karena sifat fisiologi setiap mikroorganisme juga berbeda (Sumarsih,
2007). Media dapat berupa cairan seperti kaldu dan dapat pula berupa padatan
seperti agar dan gelatin. Media harus mengandung sumber karbon, nitrogen,
sulfur, fosfor, dan faktor pertumbuhan organik (Radji, 2011). Proses pembuatan
media harus dilakukan proses sterilisasi dan selalu menerapkan perilaku aseptis
agar tidak ada kontaminan yang berasal dari media.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

Medium pertumbuhan dapat digunakan untuk hal-hal berikut :
1. isolat mikroorganisme menjadi kultur murni,
2. memanipulasi komposisi media pertumbuhannya,
3. menumbuhkan mikroorganisme,
4. memperbanyak jumlah,
5. menguji sifat-sifat fisiologisnya
6. menghitung jumlah mikroba (Aulia, 2012).
Media yang digunakan untuk pengujian AKK adalah Potato Dextrose
Agar (PDA). Media ini menyediakan nutrisi untuk menstimulasi pertumbuhan
konidium pada jamur (Murray, 1996). Media yang digunakan untuk pengujian
ALT adalah Plate Count Agar (PCA) yang mengandung tripton, glukosa dan
yeast extract untuk nutrisi pertumbuhan bakteri (Bridson, 2006).
Identifikasi bakteri patogen misalnya E. coli menggunakan media selektif
yaitu media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau lebih mikroorganisme
tertentu, tetapi akan menghambat/mematikan jenis lainnya. Salah satu media
selektif untuk identifikasi bakteri E.coli adalah E.coli Broth (ECB) merupakan
media yang memfasilitasi bakteri Coliform yaitu E.coli, Enterobacter aerogenes
dan Citrobacter fruendii untuk memfermentasikan laktosa. Hasil positif
ditunjukkan dengan adanya pembentukan gas (Cappucino, 2008).
Media differensial adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroba tertentu serta untuk menentukan sifat-sifatnya. Media Tryptone Bile XGlucuronide (TBX) adalah media yang mengandung agen kromogenik x-β-Dglukoronide yang dapat mendeteksi adanya enzim glukoronidase yang terdapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

pada E.coli. Bakteri E.coli akan menyerap agen kromogenik x-β-D-glukoronide
dan akan terjadi interaksi dengan enzim glukoronidase. Setelah terjadi proses
fermentasi maka agen kromogenik akan disekresikan ke luar sel yang akan
menimbulkan warna hijau-kebiruan sehingga memudahkan dalam proses
identifikasi E.coli (Bridson, 2006).

F. Escherichia coli
Escherichia coli termasuk dalam golongan gram negatif yang berbentuk
batang, berbentuk rantai membentuk koloni, dan bergerak mengunakan flagel.
Sebagian besar dari bakteri E.coli menghasilkan toksin berupa eksotoksin yang
tidak tahan pada panas, eksotoksin ini dapat menyebabkan hipermotilitas karena
peningkatan sekresi air dan klorida ke dalam lumen usus dan menyebabkan diare
pada anak-anak ( Jawetz, 1996). Pada saluran pencernaan, E. coli mampu
memfermentasikan laktosa pada suhu tubuh normal 35-37ºC (Chandra, 2007).
E.coli dapat tumbuh baik pada temperatur 8º-46ºC. Bakteri yang berada sedikit di
atas temperatur minimum atau sedikit di atas temperatur maksimum, tidak akan
mati melainkan berada dalam keadaan tidur atau dormancy ( Melliawati, 2009).
Bakteri E.coli dapat tetap bertahan pada suhu 70oC (Anonim, 2014).
Bakteri E.coli merupakan flora normal yang berada pada saluran
pencernaan manusia. Namun apabila keberadaannya berlebih tentu justru akan
membahayakan kondisi tubuh. Selain itu, ada beberapa dari galur bakteri E.coli
yang menyebabkan infeksi pada manusia seperti infeksi saluran kemih, infeksi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

meningitis, diare yang disertai darah, kejang perut, demam, dan terkadang dapat
menyebabkan gangguan pada ginjal (Radji, 2011).
Escherichia coli adalah golongan Enterobacteriaceae yang sebenarnya
tidak banyak dijadikan sebagai indikator dari kontaminasi fekal, tetapi lebih
menunjukkan sebagai indikator dari sanitasi yang buruk pada saat proses produksi
jamu dikarenakan bakteri ini tahan pada suhu tinggi maupun suhu rendah,
kekeringan, serta tahan terhadap detergen atau disinfektan (BPOM, 2008).
Berdasarkan sifat virulensi, E.coli dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. E.coli yang menyebabkan infeksi intestin
a. E.coli Enteropatogenik (EPEC)
EPEC ini menyebabkan diare berat pada bayi bisa bertahan
lebih dari 2 minggu dalam tubuh inang dan mengakibatkan
kematian jika terjadi dehidrasi berat. Pada orang dewasa,
penyakit ini ditandai dengan diare berat, mual, muntah, kram
perut, sakit kepala, demam, dan menggigil. Waktu timbulnya
penyakit diare adalah 17 sampai 72 jam dengan durasi 6 jam
sampai 3 hari. Strain ini menyebabkan penyakit diare pada
orang-orang di negara berkembang ketika ditransmisikan dalam
air yang terkontaminasi oleh tinja (Dupont, 1971).
b. E.coli Enteroinvasif (EIEC)
EIEC mirip dengan shigellosis dan disebabkan oleh penetrasi
ba

Dokumen yang terkait

Uji angka lempeng total dan identifikasi Bakteri Salmonella spp dalam jamu kunyit asam dari penjual jamu di Desa Ngawen Klaten.

4 19 84

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK) dan identifikasi Salmonella spp pada jamu pahitan brotowali yang diproduksi oleh penjual jamu gendong di Kelurahan Tonggalan Klaten Tengah.

2 5 90

Uji angka lempeng total dan identifikasi escherichia coli pada jamu pahitan brotowali yang diproduksi oleh penjual jamu gendong keliling di Wilayah Tonggalan Klaten Tengah.

2 60 96

Uji angka kapang/khamir dan identifikasi escherichia coli dalam jamu kunyit asam dari penjual jamu di Wilayah Ngawen Klaten.

8 62 105

Perbandingan Angka Lempeng Total (ALT) simplisia rimpang temulawak (Curcuma Rhizoma) dalam jamu godhog dari empat pasar di Kotamadya Yogyakarta dengan yang diolah sesuai Cara Pembuatan Simplisia yang Baik (CPSB) - USD Repository

0 2 137

Angka Salmonella dalam jamu kunyit asam yang dijual di pasar tradisional Kecamatan Gondomanan Kotamadya Yogyakarta - USD Repository

0 0 81

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi escherichia coli dalam jamu cekok dari penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

0 1 113

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi Salmonella pada jamu Uyup-Uyup yang diproduksi oleh penjual jamu racik X di Yogyakarta - USD Repository

0 3 89

Uji Angka Lempeng Total (ALT), Angka Kapang/Khamir (AKK), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

0 0 98

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi salmonella pada jamu cekok yang diproduksi penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

0 1 99