Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi Salmonella pada jamu Uyup-Uyup yang diproduksi oleh penjual jamu racik X di Yogyakarta - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

UJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK), ANGKA LEMPENG TOTAL
(ALT), DAN IDENTIFIKASI SALMONELLA PADA JAMU UYUP-UYUP
YANG DIPRODUKSI OLEH PENJUAL JAMU RACIK X DI
YOGYAKARTA

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Farmasi
Program Studi Farmasi

Disusun oleh:
Anastasia Ika Purwaningsih
NIM: 108114098


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

UJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK), ANGKA LEMPENG TOTAL
(ALT), DAN IDENTIFIKASI SALMONELLA PADA JAMU UYUP-UYUP
YANG DIPRODUKSI OLEH PENJUAL JAMU RACIK X DI
YOGYAKARTA

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Farmasi

Program Studi Farmasi

Disusun oleh:
Anastasia Ika Purwaningsih
NIM: 108114098

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


Persetujuan Pembimbing

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Pengesahan Skripsi Berjudul

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

PERSEMBAHAN

Sukses adalah tanggungjawab pribadi. Menyalahkan orang lain atau keadaan
atas kesulitan hidup kita hanya akan semakin menjadikan kita jiwa yang tidak
bersyukur.
Mario Teguh
Hiduplah karena percaya walaupun tidak melihat. Semakin kita berpegang pada
suara Tuhan dengan iman kita, semakin kita akan melihat pertolongan.
Yohanes 20 : 29
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah
dalam doa
Roma 12 : 12

Kupersembahkan karya ini teruntuk:
Papaku Antonius Purwani dan Mamaku F. Sih Widhayanti yang
selalu mendukung saya dalam segala hal untuk menjadi lebih baik.
Adikku Bonaventura Prasetya D.I. yang memberikan semangat.
Yakobus Rio Prananto yang telah memberikan semangat, dukungan,

doa dan saran yang membangun.
Dosen dan teman-teman yang selalu memberi saran dan dukungan.
Seluruh keluarga besar dan saudara-saudara yang telah memberikan
semangat.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

v

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA

Mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang

diberikan dalam penyusunan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan wajib bagi mahasiswa
jurusan Farmasi. Skripsi dilaksanakan dalam rangka sebagai pemenuhan syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana S-1 pada Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini terselesaikan dengan baik atas berkat bimbingan, dukungan
maupun nasihat dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
rasa terimakasih kepada :
1. Ipang Djunarko, M.Sc.,Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta
2. CM. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt., selaku Ketua Program Studi
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan selaku Dosen
Pembimbing Akademik
3. Yohanes Dwiatmaka, S.Si.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang selalu mendampingi dengan sabar dalam penyusunan skripsi.
4. Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt selaku Dosen Penguji yang bersedia
memberikan saran sehingga penyusunan skripsi ini bisa lebih baik.
5. Damiana Sapta Candrasari, M. Sc selaku Dosen Penguji yang bersedia
memberikan saran sehingga penyusunan skripsi ini bisa lebih baik.

6. Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si yang bersedia memberikan
bimbingan dan masukan selama penyusunan skripsi.
7. Andi, Elvina, Septi Widyastuti, S. Si., M.Kes, Darwani, Jumakir dan
segenap anggota Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta yang telah
membimbing penulis dalam penelitian laboratorium.
8. Sekretariat Fakultas Farmasi yang telah membantu segala keperluan
dalam penyelesaian skripsi ini.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9. Maria Dyah Kartika L.S., Theresia Nurida Ambarwulan, Arellia
Oktaviori, dan Ribka Alvianita selaku teman seperjuangan dalam
penelitian.

10. Ucapan terimakasih kepada teman-teman Farmasi Universitas Sanata
Dharma dan teman-teman saya lainnya yang tidak bisa disebutkan satu
per satu.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Penulis menerima segala kritik dan saran positif yang membangun demi
penyempurnaan penulisan dikemudian hari. Akhir kata semoga Tugas Akhir ini
memberi dan menambah informasi yang bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................

iv

LEMBAR PUBLIKASI...................................................................................

v


PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.........................................................

vi

PRAKATA......................................................................................................

vii

DAFTAR ISI...................................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR......................................................................................

xi

DAFTAR TABEL...........................................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................

xiii

INTISARI........................................................................................................

xiv

ABSTRACT………………………………………………………………...

xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................

1

1. Permasalah............................................................................................

6

2. Manfaat penelitian ...............................................................................

6

3. Keaslian penelitian................................................................................

7

B. Tujuan Penelitian......................................................................................

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Cairan obat dalam..................................................................................

9

2. Jamu uyup-uyup.....................................................................................

10

3. Cara pembuatan obat tradisional yang baik.......................................

13

4. Angka kapang/kamir dan angka lempeng total.................................

14

5. Salmonella..............................................................................................

17

6. Media selektif Salmonella.....................................................................

18

7. Keterangan empiris................................................................................

19

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis dan rancangan penelitian...................................................................

20

2. Variabel penelitian dan definisi operasional.............................................

20

3. Bahan penelitian..........................................................................................

22

4. Alat penelitian.............................................................................................

22

5. Tata cara penelitian......................................................................................

22

6. Analisis hasil..............................................................................................

29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pemilihan dan pengumpulan sampel jamu uyup-uyup........................

34

2. Sterilisasi media, alat dan ruangan......................................................

36

3. Homogenisasi dan pengenceran sampel...............................................

37

4. Uji angka kapang/ khamir...................................................................

39

5. Uji angka lempeng total.....................................................................

43

6. Uji Salmonella pada jamu uyup-uyup..................................................

45

BAB V PENUTUP
5.1

Kesimpulan............................................................................................

61

5.2

Saran......................................................................................................

61

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

62

LAMPIRAN....................................................................................................

64

BIOGRAFI PENULIS

73

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1

Sampel jamu uyup-uyup dari penjual jamu racik “X” di
Yogyakarta...............................................................

Gambar 2.

35

Hasil uji isolasi jamu uyu-uyup pada media Salmonella
Shigella Agar (SSA)...............................................................

49

Gambar 3.

Hasil identifikasi uji glukosa pada media glukosa..................

51

Gambar 4.

Hasil identifikasi uji laktosa pada media laktosa.....................

51

Gambar 5.

Hasil identifikasi uji manitol pada media manitol...................

52

Gambar 6.

Hasil identifikasi uji maltosa pada media maltose...................

53

Gambar 7.

Hasil identifikasi uji sakarosa pada media sakarosa................

54

Gambar 8.

Hasil identifikasi uji sulfur pada media Sulphur Indol
Motility....................................................................

54

Gambar 9.

Hasil identifikasi uji sulfur pada media Simmon Sitrat Agar..

57

Gambar 10.

Hasil identifikasi uji katalase pada kontrol positif..................

58

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I.

Hasil identifikasi Salmonella.........................................

Tabel II.

Nilai angka kapang/ khamir jamu uyup-uyup dari penjual
jamu racik “X”...........................................................................

Tabel III.

33
42

Nilai angka lempeng total jamu uyup-uyup dari penjual jamu
racik “X”....................................................................................

44

Tabel IV.

Hasil uji identifikasi Salmonella................................................

58

Tabel V.

Hasil identifikasi Escherichia coli........................................

59

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.

Angka kapang/ khamir sampel jamu uyup-uyup yang
diproduksi oleh penjual jamu racik X di Yogyakarta dan
perhitungannya......................................................................

Lampiran 2.

Angka lempeng total

63

sampel jamu uyup-uyup yang

diproduksi oleh penjual jamu racik X di Yogyakarta dan
perhitungannya......................................................................
Lampiran 3.

Yogyakarta............................................................................
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.

65

Surat izin penelitian dari Balai Laboratorium Kesehatan

Hasil uji MPN air di warung jamu racik X di Yogyakarta
Hasil uji angka kapang/ khamir pada jamu uyup-uyup
dari penjual jamu racik “X” di Yogyakarta...........................
Hasil uji angka lempeng total pada jamu uyup-uyup
dari penjual jamu racik “X” di Yogyakarta...........................

xiii

67
68
69
70

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI

Jamu uyup-uyup merupakan jamu yang berkhasiat sebagai pelancar ASI
bagi ibu yang sedang menyusui. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan
jamu uyup-uyup yang diproduksi oleh penjual jamu racik X terdiri dari
temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), kunyit (Curcuma domestica Val.),
kencur (Kaempferia galanga L.), temu giring (Curcuma heyneana), temu ireng
(Curcuma aeruginosa Roxb.), daun pepaya (Carica papaya folium ), lempuyang
wangi (Zingiber aromaticum Val.).
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan
deskriptif eksploratif, yaitu mendeskripsikan besarnya angka kapang/kamir, angka
lempeng total dan kemungkinan cemaran bakteri patogen Salmonella. Tahapan
yang dilakukan meliputi pemilihan dan penentuan tempat penjual jamu, pemilihan
dan pengumpulan sampel jamu uyup-uyup, pengujian angka kapang/khamir,
pengujian angka lempeng total, uji Salmonella pada cairan jamu uyup-uyup, dan
analisis hasil.
Pada penelitian ini diperoleh nilai angka kapang/khamir sebesar 9 x 103
sampai 5 x 105 dan angka lempeng total sebesar 4 x 105 sampai 3 x 107. Dalam
jamu uyup-uyup dari penjual jamu racik “X” tidak terdapat bakteri Salmonella.

Kata kunci : Jamu uyup-uyup, warung jamu racik X, Angka kapang/khamir,
Angka lempeng total, cemaran bakteri patogen Salmonella.

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

Jamu uyup-uyup is an efficacious jamu as a facilitator milk for nursing
mothers. Raw materials used in manufacture of jamu uyup-uyup produced by
seller of jamu racik “X” consists of temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.),
turmeric (Curcuma domestica Val.), kencur (Kaempferia galanga L.), temu giring
(Curcuma heyneana), temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.), papaya leaves
(Carica papaya folium), and lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.).
This study was conducted to determine the number of mold/yeast, total
plate count and the possibility of Salmonella identification. This study is nonexperimental with exploratory descriptive design. Steps being taken in this study
include selection and determine where the seller of jamu uyup-uyup, selection and
sample collection of jamu uyup-uyup, testing of number mold/yeast and total plate
count, testing of Salmonella in jamu uyup-uyup liquid, and analysis of results.
In this study, the numerical value obtained of number mold/yeast equal to
3
9 x 10 - 5 x 105, total plate count equal to 4 x 105 - 3 x 107. Jamu uyup-uyup
contain no Salmonella bacteria.

Key word :

Jamu uyup-uyup, seller of jamu racik “X”, number of mold/yeast,
total plate count, Salmonella contamination.

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian besar produk obat tradisional yang terdaftar di Badan POM RI
adalah kelompok jamu, di mana khasiat dan keamanannya hanya didasarkan pada
penggunaan empiris secara turun-temurun (Wasito, 2011). Jamu masih banyak
digunakan untuk pengobatan alternatif karena bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatannya berasal dari bahan herbal dan harganya cukup terjangkau. Di pasarpasar tradisional maupun di warung-warung penjual jamu, jamu racik kurang
mendapatkan perhatian mengenai proses pembuatan maupun penyimpanannya,
sehingga mutu dan keamanan jamu racik yang dijual di pasaran kurang terjamin.
Jamu uyup-uyup merupakan jamu yang dipercaya berkhasiat sebagai
pelancar ASI bagi ibu yang sedang menyusui. Berdasarkan hasil survei yang
dilakukan peneliti pada tanggal 1 Oktober 2013 di warung jamu racik “X”,
komposisi dari jamu uyup-uyup terdiri dari temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb.), kunyit (Curcuma domestica Val.), kencur (Kaempferia galanga L.), temu
giring (Curcuma heyneana), temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.), daun
pepaya (Carica papaya folium), lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.).
Peminat jamu uyup-uyup cukup banyak walaupun jamu ini rasanya sangat pahit.
Penjual di warung jamu tersebut mengatakan bahwa jamu uyup-uyup selalu
habis karena para ibu-ibu banyak yang mengkonsumsinya dengan tujuan agar
bayinya dapat terpenuhi akan kebutuhan ASI. Air susu ibu mengandung

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

imunoglobulin yang membantu melindungi bayi sampai sistem imunnya sendiri
telah berkembang. Hampir semua karbohidrat di dalam air susu ibu adalah
laktosa. Laktosa penting untuk pertumbuhan otak (Moody, 2005).
Pemilihan warung jamu racik X karena tempat ini sudah sangat terkenal
sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Berita mengenai warung jamu X dapat di
jumpai di televisi, koran, maupun di situs-situs internet. Warung ini letaknya
sangat strategis yaitu di pusat kota sehingga banyak dikunjungi konsumen dari
berbagai daerah. Warung ini dibuka pukul 06.00 sampai pukul 20.00. Proses
pembuatan jamu di warung ini sangat sederhana, yaitu bahan baku dicuci,
dihaluskan dengan cara diparut, kemudian direbus hingga tidak terlalu mendidih
agar tidak merusak komponen maupun zat aktif dari bahan-bahan yang
digunakan. Waktu penyimpanan yang lama dan proses pembuatan yang sederhana
ini memungkinkan adanya cemaran mikroba pada sedian jamu yang dijual.
Beredarnya obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan mutu,
keamanan dan kemanfaatan perlu dicegah. Jamu uyup-uyup merupakan salah satu
contoh dari cairan obat yang tidak memerlukan ijin usaha industri sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 246/MenKes/Per/V/1990 pasal 2 tetapi tetap
harus aman, sehingga perlu adanya parameter keamanan. Parameter keamanan
meliputi uji cemaran mikrobia seperti uji mikrobia patogen, uji angka
kapang/kamir (AKK) dan uji angka lempeng total (ALT). Uji lain yang juga perlu
dilakukan adalah uji nilai duga terdekat coliform, uji aflatoksin serta uji cemaran
logam berat. Mikroba patogen yang perlu diwaspadai dalam obat tradisional,
antara

lain

Salmonella,

Escherichia

coli,

Staphylococcus

aureus

dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Pseudomonas aeruginosa (Depkes RI, 1994). Bakteri-bakteri tersebut dapat
menyebabkan berbagai penyakit infeksi sehingga perlu diwaspadai keberadaannya
dalam makanan maupun minuman yang dikonsumsi. Angka lempeng total dan
angka kapang kamir dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui apakah
pembuatan obat tradisional sudah memenuhi Cara Pembuatan Obat Tradisional
yang Baik (CPOTB). Angka kapang khamir dan angka lempeng total yang
semakin kecil menunjukkan bahwa pembuatan obat tradisional sudah lebih
menerapkan CPOTB (Wasito, 2011).
Pertumbuhan kapang pada bahan makanan maupun bahan baku obat
tradisional (simplisisa) dapat mengurangi kualitas makanan maupun obat
tradisional karena kapang menghasilkan toksin yang berbahaya bagi tubuh
manusia (Pratiwi, 2008). Uji AKK adalah uji yang digunakan untuk menghitung
jumlah kapang/ khamir setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng yang
sesuai dan diinkubasikan pada suhu 20-250C. Tujuan uji AKK adalah memberikan
jaminan bahwa sediaan simplisia tidak mengandung cemaran fungi melebihi batas
ditetapkan karena berpengaruh pada stabilitas sediaan dan aflatoksin yang
berbahaya bagi kesehatan (DepKes RI, 2000).
Penyakit infeksi masih merupakan jenis penyakit yang paling banyak
diderita oleh penduduk di negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu
penyebab penyakit infeksi adalah bakteri. Patogenesis infeksi bakteri mencakup
inisiasi dari proses infeksi dan mekanisme yang menyebabkan pemunculan tandatanda dari simtom penyakit. tahap awal adalah masuknya bakteri ke dalam tubuh,
kemudian menempel atau melekat pada sel inang. Setelah bakteri menetap pada

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

tempat infeksi pertama, bakteri akan berkembang biak dan menyebar langsung
menuju aliran darah. Kemudian bakteri akan mencapai jaringan yang cocok bagi
perkembangbiakannya.

Kemampuan

mikroorganisme

untuk

meningkatkan

patogenisitas sangat bergantung pada faktor virulensi mikroorganisme yang
meliputi daya invasi dan toksigenisitas. Daya invasi merupakan kemampuan
mikroorganisme untuk berpenetrasi ke dalam jaringan hospes, mengatasi
pertahanan tubuh hospes, berkembangbiak, dan menyebar ke dalam seluruh tubuh
hospes. Bakteri menghasilkan dua toksin, yaitu endotoksin dan eksotosin.
Endotoksin ini bersifat stabil pada pemanasan, dapat menimbulkan reaksi demam
serta bersifat kurang toksik, namun dapat menimbulkan kematian bila terdapat
dalam jumlah besar. Eksotosin bersifat tidak stabil terhadap pemanasan, tidak
memberikan reaksi demam, serta bersifat sangat toksik dan dapat menimbulkan
kematian walaupun dalam dosis yang kecil. Banyaknya penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, maka perlu dilakukan uji Angka Lempeng Total (ALT).
Uji ALT digunakan untuk menghitung banyaknya bakteri yang tumbuh dan
berkembang pada sampel, juga sebagai acuan yang dapat menentukan kualitas dan
keamanan simplisia. Simplisia dinyatakan memenuhi kualitas secara mikrobiologi
apabila tidak ada sama sekali cemaran mikrobia atau apabila ada maka jumlahnya
haruslah berada di batas yang sudah ditentukan oleh KepMenKes RI No.
661/MenKes/ RI/SK/VII/1994 yaitu tidak lebih dari 103 koloni/ml untuk angka
kapang/khamir dan 104 koloni/ml untuk angka lempeng total (Depkes RI, 1994).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

Pada penelitian ini dilakukan identifikasi Salmonella karena merupakan
salah satu bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia. Penyakit yang
disebabkan oleh infeksi Salmonella disebut salmonelosis. Angka kesakitan yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella sangat tinggi. Penyakit ini tidak hanya
terjadi di negara berkembang, namun juga terjadi di negara maju. Angka kejadian
infeksi Salmonella di seluruh dunia mencapai lebih dari 12,5 juta per tahun dan di
Amerika Serikat diperkirakan sekitar 2 juta penderita salmonelosis tiap tahunnya.
Salmonella dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang
tercemar. Gejala klinik yang sering dialami oleh penderita salmonelosis adalah
ganguan pencernaan mulai dari rasa mual dan muntah, diare, nyeri lambung,
sering juga disertai nyeri kepala, keringat dingin dan pada keadaan yang parah
dapat terjadi kekakuan otot serta kehilangan kesadaran sesaat (Soeharsono,2002).
Besarnya bahaya yang disebabkan oleh bakteri patogen Salmonella ini membuat
penelitian mengenai cemaran bakteri patogen Salmonella perlu dilakukan.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih
memperhatikan kualitas dan keamanan produk jamu, khususnya dari segi
mikrobiologis yang meliputi angka kapang/ khamir, angka lempeng total dan
adanya bakteri patogen.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

1. Permasalahan
Dalam penelitian ini, permasalahan yang dirumuskan adalah sebagai
berikut:
a. Berapa Angka Kapang/Khamir jamu uyup-uyup yang diproduksi oleh
penjual jamu racik X di Yogyakarta?
b. Berapa Angka Lempeng Total jamu uyup-uyup yang diproduksi oleh
penjual jamu racik X di Yogyakarta?
c. Adakah cemaran bakteri Salmonella dalam jamu uyup-uyup yang
diproduksi oleh penjual jamu racik X di Yogyakarta?

2. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan data
mengenai Angka Kapang/Khamir, Angka Lempeng Total dan cemaran
bakteri patogen Salmonella pada jamu uyup-uyup yang diproduksi oleh
penjual jamu racik X di Yogyakarta.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan
informasi tentang kualitas dan keamanan jamu uyup-uyup yang dijual oleh
penjual jamu racik X di Yogyakarta dilihat dari Angka Kapang/Khamir,
Angka Lempeng Total dan cemaran bakteri patogen Salmonella, sehingga
kesehatan masyarakat menjadi lebih terjamin. Penelitian ini juga

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

diharapkan dapat memberikan informasi kepada penjual jamu racik X agar
lebih memperhatikan kebersihan.
c. Manfaat metodologis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan dan
terus dikembangkan dalam pengujian cemaran mikroba pada sediaan
jamu-jamu yang lain.

3. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran pustaka oleh penulis, belum ada publikasi
mengenai uji Angka Kapang/Khamir, Angka Lempeng Total dan
cemaran bakteri patogen Salmonella dalam jamu uyup-uyup yang
diproduksi oleh penjual jamu racik X di Yogyakarta belum pernah
dilakukan.

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dan keamanan
berdasarkan angka kapang/kamir, angka lempeng total dan cemaran
bakteri patogen Salmonella dalam jamu uyup-uyup yang diproduksi
oleh penjual jamu racik X di Yogyakarta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

2. Tujuan khusus
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui:
a. Angka Kapang/Khamir jamu uyup-uyup yang diproduksi oleh
penjual jamu racik X di Yogyakarta.
b. Angka Lempeng Total jamu uyup-uyup yang diproduksi oleh
penjual jamu racik X di Yogyakarta.
c. Adanya cemaran bakteri Salmonella dalam jamu uyup-uyup yang
diproduksi oleh penjual jamu racik X di Yogyakarta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Cairan Obat Dalam
Obat bahan alam Indonesia atau sering disebut obat tradisional
dikelompokkan menjadi tiga golongan yakni jamu, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka. Pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
No 007 tahun 2012 adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
dari bahan-bahan tersebut. Bahan tersebut secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat. Sebagian besar produk obat tradisional yang terdaftar di Badan POM
RI adalah kelompok jamu. Khasiat dan keamanan jamu hanya didasarkan pada
penggunaan empiris secara turun temurun. Menurut Wasito (2011), jamu biasanya
disajikan dalam bentuk seduhan, rajangan dan cairan yang berisi seluruh bahan
tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut.
Jamu masih banyak digunakan untuk pengobatan alternatif karena bahanbahan yang digunakan dalam pembuatannya berasal dari bahan herbal dan
harganya cukup terjangkau. Masyarakat dapat mengkonsumsi jamu dengan
meracik sendiri atau memperoleh dari penjual keliling maupun di warung-warung
jamu. Jamu godhog yang ada di warung-warung penjual jamu maupun di pasarpasar tradisional kurang mendapatkan perhatian mengenai proses pembuatan
maupun penyimpanannya sehingga tidak ada jaminan mutu dan keamanan jamu
godhog yang dijual dipasaran.

9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

Jamu uyup-uyup tidak memerlukan ijin usaha industri sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 246/MenKes/Per/V/1990 pasal 2 tetapi tetap
harus aman, sehingga perlu adanya parameter keamanan. Parameter keamanan
meliputi uji cemaran mikrobia seperti uji mikrobia patogen, uji angka
kapang/kamir (AKK), uji angka lempeng total (ALT), uji nilai duga terdekat
coliform dan uji aflatoksin serta uji cemaran logam berat. Perlu diwaspadai pula
adanya mikroba patogen dalam obat tradisional, antara lain Salmonella,
Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa (Depkes
RI, 1994).
B. Jamu Uyup-uyup
Jamu uyup-uyup yang sering disebut juga jamu gepyokan merupakan jamu
yang dipercaya berkhasiat sebagai pelancar ASI bagi ibu yang sedang menyusui
dan dapat dijumpai di pasar-pasar tradisional. Bahan baku yang digunakan dalam
pembuatan jamu uyup-uyup bermacam-macam, namun secara umum terdiri dari
kencur, jahe, bangle, laos, kunyit, temulawak, puyang wangi dan temugiring
(Suharmiati, 2003). Berdasarkan survei yang dilakukan peneliti pada tanggal 1
Oktober 2013 di warung jamu racik X, komposisi dari jamu uyup-uyup ini terdiri
dari temulawak, kunyit, kencur, temu giring, temu ireng, daun pepaya, lempuyang
wangi.
a.

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Bagian yang digunakan pada temulawak adalah rimpang. Rimpang
temulawak mengandung kurkuminoid berupa kurkumin, demetoksikurkumin
serta minyak atsiri terdiri dari alfakurkumin dan xantorizol (Latief, 2012).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

Rimpang temulawak dapat digunakan sebagai perangsang ASI, mengobati
sakit gangguan hati, demam, sakit kuning, pegal-pegal, sembelit, obat peluruh
haid dan obat kuat (Rukmana, 1995).
b.

Kunyit (Curcuma domestica Val.)
Senyawa yang terkandung dalam kunyit meliputi kurkuminoid,
yang terdiri dari kurkumin, demetoksikurkumin dan bisdesmotoksikurkumin.
Rimpang kunyit juga mengandung minyak atsiri berupa sesquiterpen,
tumeron, tumeon, zingiberen dan garam-garam mineral lainnya yang
berkasiat untuk memperlancar ASI (Wasito, 2011). Rimpang kunyit
bermanfaat juga untuk mengobati sakit gatal, kesemutan, gusi bengkak, luka,
sesak nafas, sakit perut, bisul, limpa, kudis, encok, memperbaiki pencernaan
dan merangsang gerakan usus serta menghilangkan perut kembung
(karminatif), antidiare, obat peluruh empedu (kolagoga), sebagai penenang
(sedatif) (Rukmana, 1995).

c.

Kencur (Kaempferia galanga L.)
Senyawa yang terkandung dalam rimpang kencur adalah amilum,
mineral dan minyak atsiri yang terdiri dari sineol, asam metilfumarat dan
pentadekana, ester etil sinamat, borneol, kamfena, asam anisik, selain itu juga
terdapat alkaloid dan gom. Khasiat dari rimpang kencur ini adalah untuk
mengobati masuk angin, diare, sakit kepala, influenza pada bayi, batuk
memperlancar haid, menghilangkan lelah, muntah-muntah dan lain-lain
(Agoes, 2010).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

d.

Pepaya (Carica papaya L.)
Bagian yang digunakan dari tanaman ini adalah daunnya.
Kandungan dari daun pepaya ini meliputi enzim papain, alkaloid karparin dan
pseudokarpain, glikosida, karposida dan saponin. Khasiat daun pepaya yaitu
untuk mengobati malaria, flu, menambah nafsu makan, mencegah demam
nifas, mengatasi keputihan, melancarkan haid, jerawat dan melancarkan ASI
(Latief, 2012).

e.

Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.)
Kandungan zat aktif dari rimpang lempuyang ini meliputi
zerumbon, suatu senyawa yang berkhasiat sebagai antikejang. Selain itu juga
terdapat limonen yang berkhasiat sebagai karminatif (mengeluarkan gas) dari
saluran cerna. Kegunaan lain lempuyang adalah untuk mengobati kaki
bengkak setelah melahirkan, wasir, gatal-gatal, anemia, cacingan, kolik
karena kedinginan, serta untuk menambah nafsu makan (Latief, 2012).

f.

Temu giring (Curcuma heyneana)
Temu giring mengandung amilum, minyak atsiri dan piperazin
sitrat yang dapat membunuh cacing gelang. Akar rimpang temugiring yang
pahit dikombinasikan dengan tanaman obat lainnya untuk mendegenerasi
lemak dan menjaga stamina serta dapat mengatasi beberapa penyakit seperti
cacingan, bau badan, kegemukan, gelisah atau cemas, jantung berdebar-debar,
disentri, sembelit dan dapat digunakan sebagai lulur pengantin. (Agoes,
2010).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

g.

Temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.)
Rimpang temu hitam mengandung minyak astiri, kurkumol,
kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion, kurkumalakton, gemakron,
linderazulene, kurkumin, demetoksikurkumin dan bisdesmotoksikurkumin.
Rimpang rasanya pahit, tajam dan sifatnya dingin. Berkhasiat sebagai peluruh
flatus (karminatif), peluruh dahak, meningkatkan nafsu makan (stomakik),
antihelmintik dan pembersih darah setelah melahirkan atau setelah haid
(Agoes, 2010).
C. Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik
Pembuatan obat tradisional sebaiknya sesuai dengan CPOTB agar

diperoleh obat tradisional yang berkualitas dan aman bagi konsumen. Petunjuk
Operasional Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik (CPOTB) mengatur
tentang pembuatan segala macam obat tradisional, salah satunya jamu. CPOTB
menekankan pada aspek-aspek penting dalam pembuatan obat tradisional/ jamu,
yaitu faktor pembuatan jamu, bahan baku, tempat pengolahan, serta pengemasan
(Badan POM RI, 2005).
Berdasarkan CPOTB, pembuat jamu sebaiknya menjaga kebersihan diri
sebelum memulai pembuatan jamu dengan cara mencuci tangan menggunakan
sabun/ larutan deterjen dan tidak diperbolehkan bekerja apabila mengalami gatalgatal dan sedang menderita penyakit kulit. Bahan baku yang digunakan harus
dicuci dengan bersih sampai 2-3 kali pencucian. Tempat pengolahan harus dijaga
kebersihannya baik sebelum maupun sesudah proses pembuatan jamu. Hal ini
bertujuan untuk menghindari kontaminasi mikroba yang nantinya dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

menyebabkan masalah kesehatan bagi konsumen (Badan POM RI, 2005). Tidak
semua aspek dari CPOTB dapat diterapkan pada industri kecil, seperti penjual
jamu racik. Beberapa aspek yang mungkin dapat diterapkan adalah aspek
pembuatan jamu serta kualitas bahan bakunya, sedangkan untuk tempat
pengolahan dan pengemasannya kurang mendapat perhatian.
D. Angka Kapang/Kamir dan Angka Lempeng Total
Salah satu parameter keamanan dari sedian jamu uyup-uyup adalah angka
kapang/ khamir. AKK adalah jumlah koloni kapang dan khamir yang tumbuh dari
cuplikan (sampel uji) yang dinokulasikan pada media yang sesuai setelah inkubasi
selama 3-5 hari pada suhu 20-250 C dan dinyatakan dalam koloni/ml (Badan POM
RI, 2006). Prinsip uji AKK adalah pertumbuahan kapang/ khamir setelah cuplikan
diinokulasikan pada media lempeng yang sesuai dan diinkubasikan pada suhu 20250C. Tujuan uji AKK adalah memberikan jaminan bahwa sediaan simplisia tidak
mengandung cemaran fungi melebihi batas ditetapkan karena berpengaruh pada
stabilitas sediaan dan aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan (DepKes RI,
2000).
Khamir (yeast) merupakan fungi bersel satu (uniseluler), tidak berfilamen,
berbentuk oval atau bulat, berukuran lebih besar dibanding bakteri, tidak
berflagel. Khamir bersifat fakultatif, artinya khamir dapat hidup dalam kedaan
aerob ataupun anaerob. Khamir bereproduksi melalui pertunasan atau pembelahan
sel (Pratiwi, 2008). Salah satu contoh khamir adalah Candida albicans yang
secara alami terdapat dalam tubuh sebagai flora normal selaput mukosa saluran
pernafasan, saluran pencernaan dan genitalis wanita. Jamur ini secara bebas dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

ditemukan di tanah, air dan kotoran binatang. Candida albicans yang terkonsumsi
manusia akan dihantarkan memalui aliran darah ke seluruh organ tubuh, termasuk
selaput otak. Jamur ini dapat menyebabkan infeksi mulut (sariawan), terutama
pada bayi (Jawetz, 1996).
Kapang merupakan (mold) merupakan fungi yang berfilamen, multiseluler
dan hidup dalam kondisi aerob. Kapang membentuk miselium dan berbagai
bentuk spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang disebut hifa.
Hifa mempunyai dua struktur, yaitu bersepta dan tidak bersepta. Septa ini
menyekat sel sehingga filamen yang panjang ini terlihat sebagai rantai sel (Lay,
1994; Pratiwi, 2008). Contoh toksin yang dihasilkan oleh kapang kelas
Deuteromycetes genus Aspergillus adalah aflatoksin. Aflatoksin ini dapat
mencemari bahan makanan yang nantinya dapat terkonsumsi oleh manusia.
Penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi aflatoksin disebut dengan
aflatoksikosis. Aflatoksin ini juga bersifat karsinogenik pada manusia dan hewan.
Konsumsi aflatoksin dalam dosis tinggi dapat menyebabkan terjadinya
aflatoksikosis akut yang dapat menimbulkan manifestasi hepatotoksisitas atau
pada kasus-kasus berat dapat terjadi kematian. Bila aflatoksikosis ini
berkelanjutan maka muncul sindrom penyakit yang ditandai dengan muntah, nyeri
perut, edema paru, kejang, koma dan kematian akibat edema otak serta
perlemakan hati, ginjal dan jantung (Yenny, 2006).
Salah satu penyebab penyakit infeksi adalah bakteri. Patogenesis infeksi
bakteri mencakup inisiasi dari proses infeksi dan mekanisme yang menyebabkan
pemunculan tanda-tanda dari simtom penyakit. Tahap awal adalah masuknya

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

bakteri ke dalam tubuh, kemudian menempel atau melekat pada sel inang. Setelah
bakteri menetap pada tempat infeksi pertama, bakteri akan berkembang biak dan
menyebar langsung menuju aliran darah. Kemudian bakteri akan mencapai
jaringan yang cocok bagi perkembangbiakannya. Kemampuan mikroorganisme
untuk meningkatkan patogenisitas sangat bergantung pada faktor virulensi
mikroorganisme yang meliputi daya invasi dan toksigenisitas. Daya invasi
merupakan kemampuan mikroorganisme untuk berpenetrasi ke dalam jaringan
hospes, mengatasi pertahanan tubuh hospes, berkembangbiak, dan menyebar ke
dalam seluruh tubuh hospes. Bakteri menghasilkan dua toksin, yaitu endotoksin
dan eksotosin. Endotoksin ini bersifat stabil pada pemanasan, dapat menimbulkan
reaksi demam serta bersifat kurang toksik, namun dapat menimbulkan kematian
bila terdapat dalam jumlah besar. Eksotosin bersifat tidak stabil terhadap
pemanasan, tidak memberikan reaksi demam, serta bersifat sangat toksik dan
dapat menimbulkan kematian walaupun dalam dosis yang kecil. Banyaknya
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, maka perlu dilakukan uji angka
lempeng total (ALT). Uji ALT dapat digunakan untuk menghitung banyaknya
bakteri yang tumbuh dan berkembang pada sampel, juga sebagai acuan yang dapat
menentukan kualitas dan keamanan simplisia. Simplisia dikatakan berkualitas
apabila tidak ada sama sekali cemaran mikroba yang tumbuh atau apabila ada
maka jumlahnya haruslah berada di batas yang sudah ditentukan oleh KepMenKes
RI No. 661/MenKes/RI/SK/VII/1994, yaitu tidak lebih dari 103 koloni/ml untuk
angka kapang/khamir dan 104 koloni/ml untuk angka lempeng total (Depkes RI,
1994).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

E. Salmonella
Bakteri patogen pada saluran cerna merupakan golongan bakteri yang
dapat menyebabkan penyakit infeksi pada saluran cerna manusia. Jenis bakteri
yang paling sering menyebabkan infeksi pada saluran cerna adalah bakteri-bakteri
famili Enterobacteriaceae, salah satu contohnya adalah Salmonella (Radji, 2010).
Salmonella merupakan bakteri yang berbentuk batang dan bersifat gram negatif,
anaerob fakultatif, motil dengan flagel serta dapat tumbuh optimum pada suhu
37,5ºC dengan pH media 6-8. Salmonella dapat memfermentasi laktosa dan
sukrosa serta mempunyai enzim katalase yang dapat memfermentasi sitrat dan
H2S, namun tidak dapat memfermentasi indol. Salmonella mati pada suhu 56ºC
dan pada keadaan kering. Manusia dan hewan merupakan sumber kontaminasi
Salmonella secara langsung maupun tidak langsung. Habitat Salmonella adalah di
tanah, air dan pembuangan kotoran. (Radji,2010).
Infeksi yang disebabkan bakteri Salmonella disebut salmonelosis.
Salmonella dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang
dipersiapkan oleh alat-alat dan tangan yang terkontaminasi. Infeksi Salmonella
terjadi pada saluran pencernaan dan terkadang menyebar lewat peredaran darah ke
seluruh organ tubuh. Bagi manusia, dosis infektif rata-rata untuk menimbulkan
infeksi klinik atau subklinik adalah 105-108 bakteri (tetapi mungkin cukup dengan
103 organisme Salmonella typhi). Proses infeksi terjadi ketika mikroorganisme
mesuk ke dalam jaringan dan berkembang biak. Virulensi Salmonella disebabkan
oleh kemampuan menginvasi sel-sel epitel, mempunyai antigen permukaan yang
terdiri atas simpai lipopolisakarida, kemampuan melakukan replikasi intraseluler,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

menghasilkan beberapa toksin spesifik, kemampuan berkolonisasi pada ileum dan
kolon, serta kemampuan menginvasi lapisan epitel intestin dan berkembang di
dalam sel-sel limfoid (Radji, 2010).
Infeksi Salmonella dapat berupa infeksi yang dapat sembuh sendiri seperti
gastroenteritis, namun juga dapat menjadi masalah serius apabila terjadi
penyebaran sistematik seperti demam enterik (Radji,2010). Gejala klinik yang
sering dialami oleh penderita salmonelosis adalah ganguan pencernaan mulai dari
rasa mual dan muntah, diare, nyeri lambung, sering juga disertai nyeri kepala,
keringat dingin dan pada keadaan yang parah dapat terjadi kekakuan otot serta
kehilangan kesadaran sesaat. Gejala yang tampak terkadang disertai dengan
demam, di mana suhu tubuh mencapai 37,1- 38,50 C. Gejala paling serius adalah
dehidrasi yang nantinya dapat menimbulkan kematian apabila tidak segera
diobati, terutama pada anak-anak (Soeharsono, 2002).
F. Media selektif Salmonella
Media pembenihan merupakan media yang mengandung nutrisi yang
disiapkan untuk menumbuhkan bakteri di dalam skala laboratorium. Beberapa
bakteri dapat tumbuh dengan baik pada setiap media pembenihan, sedangkan
yang lain membutuhkan media khusus. Media pembenihan harus dapat
menyediakan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Media harus
mengandung karbon, nitrogen, sulfur, fosfor dan faktor pertumbuhan organik.
Media pembenihan seharusnya memenuhi syarat sebagai berikut: harus
mengandung nutrisi yang tepat untuk bakteri spesifik yang akan dibiakkan;
kelembaban harus cukup, pH sesuai dan kadar oksigen cukup baik; media

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

pembenihan harus steril dan tidak mengandung mikroba lain; media diinkubasi
pada suhu tertentu sesuai dengan karakteristik mikroba uji (Radji, 2010).
Media selektif yang digunakan untuk mengisolasi bakteri Salmonella
meliputi:
1. Selenite Broth
Selenite Broth merupakan suatu media pengkaya yang digunakan untuk
mengisolasi Salmonella yang berasal dari feses maupun produk makanan. Media
ini mengandung pepton, laktosa dan natrium fosfat yang merupakan nutrisi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan Salmonella. Salmonella dapat tumbuh baik dalam
media ini, yang ditandai dengan adanya kekeruhan pada media Selemite Broth
(Bridson, 2006).
2. Salmonella Shigella Agar
Salmonella Shigella Agar merupakan media selektif yang digunakan untuk
mengisolasi Salmonella dan beberapa spesies Shigella yang berasal dari spesimen
klinik seperti urin, darah, feses maupun yang berasal dari makanan. SSA ini
mengandung pepton, laktosa, natrium sitrat, natrium tiosulfat, besi (III) sitrat,
brilliant green, natural red dan bile salt. Salmonella yang tumbuh dalam media
SSA berupa koloni transparan, biasanya terdapat bintik hitam ditengah koloni
tersebut (Bridson, 2006).
G. Keterangan Empiris
Penelitian ini ingin mengungkapkan kemungkinan adanya cemaran
mikroba dalam jamu racik yang tercermin dari nilai angka lempeng total, angka
kapang/ khamir dan cemaran Salmonella.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental dengan rancangan
deskriptif eksploratif. Penelitian ini mendeskripsikan besarnya nilai Angka
Kapang/Khamir, Angka Lempeng Total dan identifikas Salmonella dalam jamu
uyup-uyup yang diproduksi oleh penjual jamu racik X di Yogyakarta.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas: waktu produksi jamu uyup-uyup yang diproduksi oleh
penjual jamu racik X di Yogyakarta.
b. Variabel tergantung: Angka kapang/khamir, angka lempeng total dan
keberadaan bakteri Salmonella.
c. Variabel pengacau
1. Variabel pengacau terkendali: media pertumbuhan yaitu Potato
Dextrose Agar (PDA) dan Plate Count Agar (PCA), suhu inkubasi

35ºC untuk uji ALT dan 25ºC untuk uji AKK, waktu inkubasi 24-48
jam untuk uji ALT dan 5-7 hari untuk uji AKK. Media pengkayaan
(Selenite Broth), media isolasi (Salmonella Shigella agar), media
identifikasi (media glukosa, laktosa, manitol, maltosa sakarosa dan

20

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

Sulphur Indol Motility, media simmons sitrat agar, nutrien agar),
diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.
2. Variabel pengacau tak terkendali: cara pembuatan jamu uyup-uyup,
cara penyimpanan setelah pembuatan, kualitas bahan pembuatan
jamu.
2. Definisi operasional
a. Jamu uyup-uyup merupakan jamu yang dipercaya berkhasiat sebagai
pelancar asi bagi ibu yang sedang menyusui dan bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan jamu uyup-uyup yang diproduksi oleh
penjual jamu racik X terdiri dari temulawak, kunyit, kencur, temu giring,
temu ireng, daun pepaya, lempuyang wangi.
b. Uji Angka kapang/khamir adalah suatu uji cemaran mikroba yang
dilakukan dengan menghitung jumlah kapang dan khamir yang terdapat
dalam jamu uyup-uyup. Jumlah cemaran angka kapang/khamir tidak
boleh lebih dari 103 koloni/ml.
c. Uji ALT merupakan suatu uji yang dapat digunakan untuk menghitung
banyaknya bakteri yang tumbuh dan berkembang pada jamu uyup-uyup.
Jumlah cemaran angka lempeng total tidak boleh lebih dari 104 koloni/ml.
d. Uji Salmonella dalam obat tradisional adalah suatu uji untuk menetapkan
adanya Salmonella dalam cairan jamu uyup-uyup dengan melihat ada
tidaknya Salmonella pada media selektif dan media identifikasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

C. Bahan Penelitian
1. Cairan jamu uyup-uyup yang diperoleh dari penjual X di Yogyakarta.
2. Media yang digunakan untuk pengujian AKK adalah media Potato Dextrose
Agar (PDA) (Oxoid). Media yang digunakan dalam pengujian ALT adalah
Plate Count Agar (PCA) (Oxoid). Media pengkayaan (Selenith Broth)
(Oxoid), media isolasi (Salmonella Shigella Agar) (Oxoid), media
identifikasi (media glukosa, media laktosa, media manitol, media maltosa,
media sakarosa, media Sulphur Indol Motility, media Simmons Sitrat Agar,
Nutrien Agar) (Oxoid).
3. Kloramfenikol 1%, PDF (Pepton Dilution Fluid), aquadest steril, etanol
70%, pereaksi H2O2 dan Kovacs.
4. Bakteri baku sebagai standar pembanding adalah Salmonella typhi ATCC
14028.
D. Alat Penelitian
Beaker glass (Pyrex), gelas ukur (Pyrex), Erlenmeyer (Pyrex), mikropipet
(Iwaki), pipet tetes, lampu spiritus, tabung reaksi (Pyrex), pipet volume, cawan
petri (Pyrex), jarum ose, autoclaf (model: KT-40 No.108049 Midorigaoka Japan),
inkubator (WTC binder), oven, stomacher (Seward), waterbath, plastik steril,
vortex (Sybran)
E. Tata Cara Penelitian
1. Pemilihan dan pengumpulan sampel jamu uyup-uyup
Sampel jamu uyup-uyup diambil dari penjual jamu racik X pada saat
ramai pembeli, yaitu antara jam 06.30 sampai 08.00 WIB. Sampel diambil

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

sebanyak 3 periode dengan selang 1 minggu setiap pengambilan sampel.
Kemudian sampel dipindahkan ke dalam botol steril.
2. Persiapan sampel
Bagian wadah/kemasan jamu uyup-uyup dibuka secara aseptis di dekat
nyala api Bunsen.
3. Homogenisasi sampel
Sebanyak 25 ml jamu uyup-uyup diambil secara aseptis dan
dimasukkan ke dalam wadah yang sesuai yang telah berisi 225 ml larutan
pengencer PDF (Pepton Dilution Fluid), sehingga diperoleh pengenceran
1:10 (10-1). Dikocok dengan baik menggunakan stomacher kemudian
dilanjutkan dengan pengenceran yang diperlukan.
4. Pengenceran sampel
Sebanyak 8 tabung reaksi (4 untuk pengujian AKK dan 4 untuk
pengujian ALT) yang telah diisi dengan 9 ml PDF disiapkan. 1 ml
pengenceran 10-1 dari hasil homogenisasi pada penyiapan sampel dipipet
dan dimasukkan ke dalam tabung pertama yang telah berisi PDF hingga
diperoleh pengenceran 10-2 dan dikocok sampai homogen dengan vortex.
Selanjutnya sampel dibuat pengenceran hingga 10-5.
5. Pengujian Angka Kapang/Khamir (AKK)
a. Pembuatan larutan kloramfenikol
Sebanyak 1 g kloramfenikol 1 % ditimbang kemudian dilarutkan
dalam 100 ml aquadest steril.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

b. Uji angka kapang/khamir
Sebanyak 1 ml dari masing-masing pengenceran sampel dipipet dan
dituangkan pada cawan petri. Sebanyak ± 15 ml media PDA (45º ± 1º) yang
sebelumnya telah ditambah dengan 1 ml larutan kloramfenikol 1% dituang
ke dalam tiap cawan petri, kemudian segera cawan petri digoyang sambil
diputar agar suspensi dapat tersebar merata kemudian dibuat duplo. Uji
sterilitas media dilakukan dengan menuangkan media PDA dalam suatu
cawan petri dan biarkan memadat dengan tujuan untuk mengetahui sterilitas
media. Sedangkan untuk uji sterilitas pengencer dilakukan dengan
menuangkan media PDA dan 1 ml pengencer (PDF) lalu biarkan memadat
dengan tujuan untuk mengetahui sterilitas pengencer. Seluruh cawan petri
diinkubasi secara terbalik pada suhu 25ºC selama 5-7 hari. Setelah 5 hari
inkubasi, dicatat jumlah koloni kapang/khamir yang tumbuh. Pengamatan
terakhir dilakukan pada inkubasi hari ke 7.
6. Pengujian Angka Lempeng Total (ALT)
Sebanyak 1 ml dari masing-masing pengenceran sampel dipipet dan
dituangkan pada cawan petri. Sebanyak ± 15 ml media PCA (45º ± 1º)
dituang ke dalam tiap cawan petri, kemudian segera cawan petri digoyang
sambil diputar agar suspensi sampel tersebar merata yang selanjutnya
dibuat duplo. Uji sterilitas media dilakukan dengan menuangkan media
PCA dalam suatu cawan petri dan biarkan memadat dengan tujuan untuk
mengetahui sterilitas media. Sedangkan untuk uji sterilitas pengencer

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25

dilakukan dengan menuangkan media PCA dan 1 ml pengencer (PDF) lalu
biarkan memadat dengan tujuan untuk mengetahui sterilitas pengencer.
Seluruh cawan petri diinkubasi pada suhu 35ºC selama 24 hingga 48
jam dengan posisi terbalik, jumlah koloni yang tumbuh diamati dan
dihitung.
7. Uji Salmon

Dokumen yang terkait

Uji angka lempeng total dan identifikasi Bakteri Salmonella spp dalam jamu kunyit asam dari penjual jamu di Desa Ngawen Klaten.

4 19 84

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK) dan identifikasi Salmonella spp pada jamu pahitan brotowali yang diproduksi oleh penjual jamu gendong di Kelurahan Tonggalan Klaten Tengah.

2 5 90

Uji angka lempeng total dan identifikasi escherichia coli pada jamu pahitan brotowali yang diproduksi oleh penjual jamu gendong keliling di Wilayah Tonggalan Klaten Tengah.

2 60 96

Uji angka kapang/khamir dan identifikasi escherichia coli dalam jamu kunyit asam dari penjual jamu di Wilayah Ngawen Klaten.

8 62 105

Angka Lempeng Total pada Makanan

0 0 11

Uji Escherichia coli pada jamu gendong beras kencur yang beredar di 3 pasar di Kotamadya Yogyakarta - USD Repository

0 0 100

Perbandingan Angka Lempeng Total (ALT) simplisia rimpang temulawak (Curcuma Rhizoma) dalam jamu godhog dari empat pasar di Kotamadya Yogyakarta dengan yang diolah sesuai Cara Pembuatan Simplisia yang Baik (CPSB) - USD Repository

0 2 137

Angka Salmonella dalam jamu kunyit asam yang dijual di pasar tradisional Kecamatan Gondomanan Kotamadya Yogyakarta - USD Repository

0 0 81

Angka Staphylococcus aureus dalam jamu kunyit asam yang dijual di pasar tradisional Kecamatan Gondomanan Kotamadya Yogyakarta - USD Repository

0 0 101

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi escherichia coli dalam jamu cekok dari penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

0 1 113