KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI
BAB 6
KERANGKA KELEMBAGAAN
DAN REGULASI
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 0
6.1. Kerangka Kelembagaan
Bagian ini berisikan kondisi kelembagaan di kabupaten/kota, antara lain mengenai
organisasi, tata laksanana, dan sumber daya manusia.
6.1.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Beberapa kelembagaan pemerintah Kabupaten Ponorogo yang terkait dengan kegiatan
RPI2JM PU/Cipta Karya antara lain Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum.
A.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ponorogo
1)
Oganisasi dan Tata Laksana (ORTALA)
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Ponorogo dijelaskan bahwa Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah dan
penanaman modal. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan dan penanaman modal;
b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan dan penanaman
modal;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan dan
penanaman modal;
d. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
Adapun struktur organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Ponorogo, terdiri dari :
1.
Kepala Badan
2. Sekretariat, terdiri dari:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian,
b. Sub Bagian Keuangan,
c. Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan.
3. Bidang Perekonomian, terdiri dari:
a. Sub Bidang Pertanian,
b. Sub Bidang Industri, Perdagangan, Koperasi dan Energi dan Sumber Daya
Mineral.
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 1
4. Bidang Sosial Budaya, terdiri dari:
a. Sub Bidang Kesejahteraan Sosial,
b. Sub Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Pemerintahan.
5. Bidang Prasarana, terdiri dari:
a. Sub Bidang Prasarana Wilayah,
b. Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
6. Bidang Statistik, Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari :
a. Sub Bidang Statistik,
b. Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan.
7. Bidang Penanaman Modal, terdiri dari :
a. Sub Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Kerjasama,
b. Sub Bidang Informasi dan Promosi.
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar Struktur Organisasi Bappeda Kabupaten Ponorogo
B.
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ponorogo
1)
Oganisasi dan Tata Laksana (ORTALA)
Berdasarkan Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 64 tahun 2008 Tentang Uraian Tugas dan
Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ponorogo dijelaskan bahwa kedudukan, tugas,
dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ponorogo antara lain:
1.
Dinas Pekerjaan Umum merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang
pekerjaan umum, penata ruang, perumahan dan energi dan sumber daya mineral
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 2
yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
2. Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan
urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di
bidang pekerjaan umum, penataan ruang, perumahan, dan energi dan sumber
daya mineral.
3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana simaksudkan pada ayat (2), Dinas
Pekerjaan Umum menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum, penataan ruangg,
perumahan dan energi dan sumber daya mineral;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pekerjaan umum, penataan ruang, perumahan, dan energi dan sumber daya
mineral;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum, penataan
runag, perumahan dan energi dan sumber daya mineral;
d. Penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi dan urusan rumah tangga
Dinas;
e. Pelaksanaan koordinasi dengan lembaga pemerintah/swasta yang berkaitan
dengan lingkup tugas di bidang pekerjaan umum, penataan runag, perumahan
dan energi dan sumber daya mineral;
f.
Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ponorogo
memiliki visi dan misi. Visi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ponorogo yaitu “Tersedianya
Infrastruktur Permukiman dan Prasarana Wilayah yang Memadai, Bermanfaat dan
Berkelanjutan (sustainable) untuk Mewujudkan Ponorogo Mukti Wibowo 2010”. Untuk
mencapai visi tersebut maka diperlukan misi.. Adapun misi dari Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Ponorogo diantaranya adalah:
1.
Menata ruang Kabupaten Ponorogo yang aman, tertib lancar dan serasi (ATLAS)
serta berkualitas dan berkelanjutan.
2. Menata Kawasan Perkotaan dan Perdesaan dalam rangka mendorong
pengembangan ekonomi lokal, pengembangan sosial dan budaya lokal.
3. Memenuhi kebutuhan infrastruktur permukiman dan prasarana wilayah di bidang
sumber daya air untuk mendukung ketahanan pangan melalui pengembangan
jaringan irigasi serta mengamankan pusat-pusat produksi dan perumahan dari
bahaya daya rusak air.
4. Memenuhi kebutuhan infrastruktur permukiman dan prasarana wilayah di bidang
permukiman untuk mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak huni.
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 3
5. Memenuhi kebutuhan infrastruktur permukiman dan prasarana wilayah di bidang
kebersihan dan pertamanan dalam rangka mendorong pencapaian ATLAS.
6. Melaksanakan pembinaan terhadap kegiatan jasa konstruksi, baik secara
administrasi maupun teknis, guna mendorong berkembangnya industri konstruksi
yang kompetitif.
7. Mengembangkan organisasi yang efisien , tata laksana yang efektif dan terpadu,
serta sumber daya aparatur yang profesional guna meningkatkan kepuasan pada
pelayanan publik serta mendorong peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
Dinas Pekerjaan umum (PU) merupakan leading sector dalam pembangunan prasarana dan
sarana bidang PU/Cipta Karya. Adapun susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri
dari :
a. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan, melaksanakan,
mengawasi dan mengendalikan serta memberikan pembinaan administrasi di
bidang pekerjaan umum, penataan ruangan,perumahan, energy dan sumber daya
mineral.
b. Sekretariat
sekretariat mempunyai tugas melaksanakn koordinasi penyusunan program,
evaluasi dan pelaporan, administrasi umum, administrasi kepegawaian, keuangan,
perlengkapan dan rumah tangga Dinas.
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
dan pembinaan administrasi umum, rumah tangga dan kepegawaian.
d. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan administrasi keuangan
dilingkungan Dinas.
e. Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan
Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan mempunyai tugas menyiapkan
bahan dan melaksanakan penyusunan program dan pelaporan kegiatan dinas.
f.
Bidang Sumber Daya Air
Bidang Sumber Daya Air mempnyai tugas mengumpulkan bahan, koordinasi dan
melaksanakan pengaturan, pembinaan, bentuk teknis, pembangunan, rehabilitasi
dan pemanfaatan sumber daya air.
g. Bidang Bina Marga
Bidang Bina Marga mempunyai tugas mengumpulkan bahan, koordinasi dan
melaksanakan
perencanaan,
pembinaan,
pembangunan,
rehabilitasi
dan
pemeliharaan bidan bina marga.
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 4
h. Bidang Cipta Karya
Bidang Cipta Karya mempunyai tugas mengumpulkan bahan, koordinasi dan
melaksanakan perencanaan teknis, penataan ruang dan bangunan, perkantoran,
perumahan dan prasaranan lingkungan serta pengelolaan air bersih.
i.
Bidang Kebersihan dan Pertamanan
Bidang Kebersihan dan Pertamanan mempunyai tugas menyiapkan bahan,
koordinasi dan melaksanakan perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan serta
pengawasan sarana prasarana air bersih dan penyehatan lingkungan.
j.
Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas mengumpulkan bahan,
koordinasi dan melaksanakan perencanaan, pembinaan, dan pengawasan bidang
energi dan sumber daya mineral.
k. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
l.
UPTD
Gambar Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Ponorogo
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 5
Cakupan kewenangan Bidang Cipta Karya tergambar dalam struktur organisasi dari Dinas
Pekerjaan Umum yang dapat dilihat pada Gambar di atas. Pengembangan air minum dan
penyehatan lingkungan (air limbah, drainase) menjadi tupoksi seksi prasarana lingkungan.
Pengembangan permukiman dan pengelolaan drainase menjadi tupoksi seksi perumahan.
Sementara bidang tata bangunan lingkungan menjadi tanggung jawab/tupoksi seksi
penataan ruang dan bangunan.
Bidang keciptakaryaan lainnya, yaitu pengelolaan sampah di Kabupaten Ponorogo, hingga
saat ini masih di bawah tanggung jawab Bidang Kebersihan dan Pertamanan/DKP. Dalam
struktur organisasinya, bidang ini memiliki tiga seksi, yaitu seksi kebersihan, seksi
pertamanan, dan seksi penerangan jalan umum. Pengelolaan sampah dan air limbah juga
menjadi tanggung jawab seksi kebersihan.
6.1.2
Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing-masing
instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.
Tabel 6. 1
Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
No
1
2
6.1.3
Instansi
Bappeda
Dinas Cipta Karya,
Tata Ruang dan
Kebersihan
Peran Instansi dalam
Unit/Bagian yang Menangani
Pembangunan Bidang CK
Pembangunan Bidang CK
Perencanaan
Bidang Fisik dan Prasarana
Pelaksana Teknis Pembangunan Bidang Keciptakaryaan
meliputi sektor :
Pengembangan Air Minum
Seksi PLAB Bidang Cipta Karya
Pengembangan PPLP
Seksi PLAB Bidang Cipta Karya
Pengembangan Permukiman
Seksi Tata Perumahan Bidang
Cipta Karya
Penataan Bangunan dan Seksi Tata Bangunan Bidang
Lingkungan
Cipta Karya
Seksi Pertamanan Bidang
Kebersihan
Seksi PJU Bidang Kebersihan
Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur
merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu
ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan
kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya Kabupaten
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 6
Ponorogo, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi
pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.
Tabel 6. 2
Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
No
1
BAPPEDA
2
Dinas PU Cipta Karya
3
6.1.4
Unit Kerja
Jenis Kelamin
Dinas Perikanan dan Kelautan
4
Dinas Pertanian dan Kehutanan
5
Kantor Lingkungan Hidup
6
Perusahaan Daerah Air Minum
Pria
:
38
Org
Wanita
:
20
Org
Pria
:
79
Org
Wanita
:
14
Org
Pria
:
42
Org
Wanita
:
21
Org
Pria
:
144
Org
Wanita
:
10
Org
Pria
:
18
Org
Wanita
:
15
Org
Pria
:
10
Org
Wanita
:
Org
Analisis Kelembagaan
Satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) yang terkait langsung dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan pemeliharaan program/kegiatan keciptakaryaan di Kabupaten Ponorogo
adalah Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum (Bidang Cipta Karya dan Bidang Kebersihan
dan Pertamanan/DKP). Bappeda berwenang sebagai satuan perencana dan koordinator
antar instansi terkait. Sementara Bidang Cipta Karya mempunyai kewenangan dalam
proses perencanaan, pelaksanaan
dan
pemeliharaan program/kegiatan
bidang
keciptakaryaan dan tata ruang. Bidang keciptakaryaan yang dicakup oleh Bidang Cipta
Karya adalah air bersih/air minum, drainase, air limbah, pengembangan pemukiman, dan
tata bangunan lingkungan. Sementara itu, kewenangan bidang keciptakaryaan lain yang
dalam Rencana Program Invesatsi Jangka Menengah (RPIJM) bidang keciptakaryaan ini,
yaitu persampahan, berada di DKP.
Organisasi dan tata laksana kelembagaan Dinas Pekerjaan Umum secara formal untuk
masing-masing bidang telah diatur dalam Struktur Organisasi (SO) Dinas Pekerjaan Umum
(PU) dan SO yang ada juga telah diperkuat dengan adanya Perda Kabupaten. SO yang ada
diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari lembaga Dinas PU agar dalam pelaksanaan
setiap item kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
Selain kelembagaan secara formal untuk beberapa bidang juga terdapat kelembagaan
yang sifatnya non formal yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan inisiatif dari wilayah
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 7
masing-masing (desa/kelurahan, RT/RW, atau lingkup Perumahan) beberapa lembaga non
formal seperti :
1.
Bidang Air Minum: terdapat lembaga HIPPAM (di masing-masing desa/dusun lokasi
kegiatan), kelembagaan Tim Kerja Masyarakat program WSLIC.
2. Bidang Persampahan: Pantasih (yang merupakan bentukan dari masyarakat yang
bertugas mengumpulkan sampah di blok-blok perumahan)
Masalah yang dihadapi oleh lembaga khususnya lembaga non formal adalah tidak adanya
tempat/kantor tetap seperti HIPPAM saat ini hanya menumpang di Kantor Desa atau di
rumah RT/RW yang ada. Permasalahan yang lain adalah minimnya kemampuan SDM dalam
pengembangan lembaga yang ada sehingga sifat kelembagaan hanya untuk menghidupi
kebutuhan dasar dari program yang ada saja.
Kelembagaan dalam struktur pemerintahan di Kabupaten diarahkan untuk menilai
kesiapan dari daerah jika program yang diusulkan dikucurkan oleh pusat. Hal ini untuk
mengantisipasi agar program yang akan dilaksanakan jelas terkait lembaga yang
menampung dan bertanggung jawab serta jelas lembaga yang akan mengoperasikan
pasca program dilaksanakan. Sehingga tidak terjadi program yang tidak ada
pertanggungjawaban serta program yang tidak jelas oerasionalnya
Jika dilihat dari struktur organisasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo
pada dasarnya telah memiliki struktur yang lengkap, serta sesuai dengan kesiapan
program yang diusulkan. Selain itu juga terdapat lembaga yang dapat diposisikan untuk
pengawasan dan perlindungan terkait pelaksnaan dan pasca pelaksnaan berkaitan dengan
dampak yang ditimbulkan.
Kondisi kelembagaan formal di tingkat dinas secara umum telah berjalan dan tidak
mengalami kendala yang berarti, artinya kelembagaan dapat dipertahankan dan
diteruskan keberadaannya dalam mendukung pelaksanaan item pembangunan yang
dilakukan. Sedangkan untuk lembaga non formal secara umum kurang dapat berkembang
meskipun beberapa lembaga masih eksis/ada akan tetapi perkembangannya dapat
dikatakan stagnan sisanya lambat laun akan mati bersama dengan program yang berjalan
jika mengalami kendala (contoh diesel pengangkut air mati, dll).
6.2 Kerangka Regulasi
Bagian ini berisikan gambaran umum kerangka regulasi yang sudah ada dan regulasi yang
diperlukan Daerah dalam pelaksanaan tugas, fungsi, serta kewenangannya pada
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.
A.
Rencana Pengembangan Kelembagaan
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 8
Berdasarkan kajian kelembagaan dapat dilihat bahwa dalam lingkup instansi
keciptakaryaan masih diketemukan beberapa hal diantaranya : lemahnya koordinasi,
kelembagaan, dan ketatalaksanaan. Perubahan paradigma pembangunan sejalan dengan
semangat
reformasi
mengindikasikan
bahwa
dalam
struktur
organsasi
dan
ketatalaksanaan kelembagaan memerlukan beberapa langkah penyesuaian terkait dengan
tata kepemerintahannya, peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan infrastruktur
keciptakaryaan. Penguatan peran masyarakat, pemerintah daerah, dan swasta diperlukan
dalam rangka memperluas dan memperkokoh basis sumber daya. Pada aspek institusi,
lemahnya koordinasi antarinstansi dan antardaerah otonom telah menimbulkan pola
pengelolaan kecitakaryaan yang kurang efisien, bahkan tidak jarang saling berbenturan.
Pada sisi lain, kesadaran dan partisipasi masyarakat, sebagai salah satu prasyarat
terjaminnya keberlanjutan pola pengelolaan keciptakaryaan, masih belum mencapai
tingkat yang diharapkan karena masih terbatasnya kesempatan dan kemampuan.
Tabel 6. 3
Rekomendasi Peningkatan Kelembagaan
No.
Kegiatan
Sasaran Kegiatan
Dinas
Bappeda
Penanggung Jawab
1.
kelembagaan
kabupaten/Kabupaten
peningkatan penata laksana
- pembuatan modul
- pelatihan
- training
- lokakarya
2.
Sektor
Pengembangan
Permukiman
- Pemukiman Kumuh
Berkurangnya
PU Cipta Karya
PU Cipta Karya dan
Kawasan kumuh PU Cipta Karya
Dinas Kesehatan
- Permukiman RSH
Meningkatnya
Dinas Pertanian
- Agropolitan
Prasarana
Dinas Pertanian Dinas Perikanan
- Minapolitan
Dinas Perikanan
Sektor penataan bangunan dan
lingkungan
Terpenuhinya
Dinas PU Cipta Dinas PU Cipta Karya
Aksesibilitas
Karya (PMK)
(PMK)
- Pemadam Kebakaran
Pemadam
BLH dan PU Cipta
- Kawasan RTH
Kebakaran
Karya
- Kawasan Permukiman
Terpeliharanya
Disbudpar dan PU BLH dan PU Cipta
Tradisional
RTH
Cipta Karya
Karya
- Swadaya
Meningkatnya
Disbudpar dan PU
masyarakat/PNPM/P2KP
Sarana
dan Masyarakat
Cipta Karya
Prasarana
Masyarakat
3.
tersusunnya
modul
Pelaksana
PU Dinas PU Cipta Karya
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 9
No.
Kegiatan
Sasaran Kegiatan
Pelaksana
Penanggung Jawab
4. Sektor Penyehatan Lingkungan
- Air Limbah
Meningkatnya
BLH dan Dinkes BLH dan Dinkes
Sarana
dan PU. Cipta Karya PU. Cipta Karya dan
- Drainase Perkotaan
Prasarana Dasar dan
PU PU Binamarga
- TPA
Binamarga
Sektor Air Minum
- SPAM IKK
Meningkatnya
PDAM
PDAM
Prasarana
Air Masyarakat
Masyarakat
- SPAM perdesaan
Bersih
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 10
KERANGKA KELEMBAGAAN
DAN REGULASI
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 0
6.1. Kerangka Kelembagaan
Bagian ini berisikan kondisi kelembagaan di kabupaten/kota, antara lain mengenai
organisasi, tata laksanana, dan sumber daya manusia.
6.1.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Beberapa kelembagaan pemerintah Kabupaten Ponorogo yang terkait dengan kegiatan
RPI2JM PU/Cipta Karya antara lain Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum.
A.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ponorogo
1)
Oganisasi dan Tata Laksana (ORTALA)
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Ponorogo dijelaskan bahwa Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah dan
penanaman modal. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan dan penanaman modal;
b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan dan penanaman
modal;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan dan
penanaman modal;
d. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
Adapun struktur organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Ponorogo, terdiri dari :
1.
Kepala Badan
2. Sekretariat, terdiri dari:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian,
b. Sub Bagian Keuangan,
c. Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan.
3. Bidang Perekonomian, terdiri dari:
a. Sub Bidang Pertanian,
b. Sub Bidang Industri, Perdagangan, Koperasi dan Energi dan Sumber Daya
Mineral.
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 1
4. Bidang Sosial Budaya, terdiri dari:
a. Sub Bidang Kesejahteraan Sosial,
b. Sub Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Pemerintahan.
5. Bidang Prasarana, terdiri dari:
a. Sub Bidang Prasarana Wilayah,
b. Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
6. Bidang Statistik, Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari :
a. Sub Bidang Statistik,
b. Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan.
7. Bidang Penanaman Modal, terdiri dari :
a. Sub Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Kerjasama,
b. Sub Bidang Informasi dan Promosi.
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar Struktur Organisasi Bappeda Kabupaten Ponorogo
B.
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ponorogo
1)
Oganisasi dan Tata Laksana (ORTALA)
Berdasarkan Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 64 tahun 2008 Tentang Uraian Tugas dan
Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ponorogo dijelaskan bahwa kedudukan, tugas,
dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ponorogo antara lain:
1.
Dinas Pekerjaan Umum merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang
pekerjaan umum, penata ruang, perumahan dan energi dan sumber daya mineral
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 2
yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
2. Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan
urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di
bidang pekerjaan umum, penataan ruang, perumahan, dan energi dan sumber
daya mineral.
3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana simaksudkan pada ayat (2), Dinas
Pekerjaan Umum menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum, penataan ruangg,
perumahan dan energi dan sumber daya mineral;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pekerjaan umum, penataan ruang, perumahan, dan energi dan sumber daya
mineral;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum, penataan
runag, perumahan dan energi dan sumber daya mineral;
d. Penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi dan urusan rumah tangga
Dinas;
e. Pelaksanaan koordinasi dengan lembaga pemerintah/swasta yang berkaitan
dengan lingkup tugas di bidang pekerjaan umum, penataan runag, perumahan
dan energi dan sumber daya mineral;
f.
Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ponorogo
memiliki visi dan misi. Visi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ponorogo yaitu “Tersedianya
Infrastruktur Permukiman dan Prasarana Wilayah yang Memadai, Bermanfaat dan
Berkelanjutan (sustainable) untuk Mewujudkan Ponorogo Mukti Wibowo 2010”. Untuk
mencapai visi tersebut maka diperlukan misi.. Adapun misi dari Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Ponorogo diantaranya adalah:
1.
Menata ruang Kabupaten Ponorogo yang aman, tertib lancar dan serasi (ATLAS)
serta berkualitas dan berkelanjutan.
2. Menata Kawasan Perkotaan dan Perdesaan dalam rangka mendorong
pengembangan ekonomi lokal, pengembangan sosial dan budaya lokal.
3. Memenuhi kebutuhan infrastruktur permukiman dan prasarana wilayah di bidang
sumber daya air untuk mendukung ketahanan pangan melalui pengembangan
jaringan irigasi serta mengamankan pusat-pusat produksi dan perumahan dari
bahaya daya rusak air.
4. Memenuhi kebutuhan infrastruktur permukiman dan prasarana wilayah di bidang
permukiman untuk mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak huni.
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 3
5. Memenuhi kebutuhan infrastruktur permukiman dan prasarana wilayah di bidang
kebersihan dan pertamanan dalam rangka mendorong pencapaian ATLAS.
6. Melaksanakan pembinaan terhadap kegiatan jasa konstruksi, baik secara
administrasi maupun teknis, guna mendorong berkembangnya industri konstruksi
yang kompetitif.
7. Mengembangkan organisasi yang efisien , tata laksana yang efektif dan terpadu,
serta sumber daya aparatur yang profesional guna meningkatkan kepuasan pada
pelayanan publik serta mendorong peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
Dinas Pekerjaan umum (PU) merupakan leading sector dalam pembangunan prasarana dan
sarana bidang PU/Cipta Karya. Adapun susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri
dari :
a. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan, melaksanakan,
mengawasi dan mengendalikan serta memberikan pembinaan administrasi di
bidang pekerjaan umum, penataan ruangan,perumahan, energy dan sumber daya
mineral.
b. Sekretariat
sekretariat mempunyai tugas melaksanakn koordinasi penyusunan program,
evaluasi dan pelaporan, administrasi umum, administrasi kepegawaian, keuangan,
perlengkapan dan rumah tangga Dinas.
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
dan pembinaan administrasi umum, rumah tangga dan kepegawaian.
d. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan administrasi keuangan
dilingkungan Dinas.
e. Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan
Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan mempunyai tugas menyiapkan
bahan dan melaksanakan penyusunan program dan pelaporan kegiatan dinas.
f.
Bidang Sumber Daya Air
Bidang Sumber Daya Air mempnyai tugas mengumpulkan bahan, koordinasi dan
melaksanakan pengaturan, pembinaan, bentuk teknis, pembangunan, rehabilitasi
dan pemanfaatan sumber daya air.
g. Bidang Bina Marga
Bidang Bina Marga mempunyai tugas mengumpulkan bahan, koordinasi dan
melaksanakan
perencanaan,
pembinaan,
pembangunan,
rehabilitasi
dan
pemeliharaan bidan bina marga.
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 4
h. Bidang Cipta Karya
Bidang Cipta Karya mempunyai tugas mengumpulkan bahan, koordinasi dan
melaksanakan perencanaan teknis, penataan ruang dan bangunan, perkantoran,
perumahan dan prasaranan lingkungan serta pengelolaan air bersih.
i.
Bidang Kebersihan dan Pertamanan
Bidang Kebersihan dan Pertamanan mempunyai tugas menyiapkan bahan,
koordinasi dan melaksanakan perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan serta
pengawasan sarana prasarana air bersih dan penyehatan lingkungan.
j.
Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas mengumpulkan bahan,
koordinasi dan melaksanakan perencanaan, pembinaan, dan pengawasan bidang
energi dan sumber daya mineral.
k. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
l.
UPTD
Gambar Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Ponorogo
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 5
Cakupan kewenangan Bidang Cipta Karya tergambar dalam struktur organisasi dari Dinas
Pekerjaan Umum yang dapat dilihat pada Gambar di atas. Pengembangan air minum dan
penyehatan lingkungan (air limbah, drainase) menjadi tupoksi seksi prasarana lingkungan.
Pengembangan permukiman dan pengelolaan drainase menjadi tupoksi seksi perumahan.
Sementara bidang tata bangunan lingkungan menjadi tanggung jawab/tupoksi seksi
penataan ruang dan bangunan.
Bidang keciptakaryaan lainnya, yaitu pengelolaan sampah di Kabupaten Ponorogo, hingga
saat ini masih di bawah tanggung jawab Bidang Kebersihan dan Pertamanan/DKP. Dalam
struktur organisasinya, bidang ini memiliki tiga seksi, yaitu seksi kebersihan, seksi
pertamanan, dan seksi penerangan jalan umum. Pengelolaan sampah dan air limbah juga
menjadi tanggung jawab seksi kebersihan.
6.1.2
Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing-masing
instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.
Tabel 6. 1
Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
No
1
2
6.1.3
Instansi
Bappeda
Dinas Cipta Karya,
Tata Ruang dan
Kebersihan
Peran Instansi dalam
Unit/Bagian yang Menangani
Pembangunan Bidang CK
Pembangunan Bidang CK
Perencanaan
Bidang Fisik dan Prasarana
Pelaksana Teknis Pembangunan Bidang Keciptakaryaan
meliputi sektor :
Pengembangan Air Minum
Seksi PLAB Bidang Cipta Karya
Pengembangan PPLP
Seksi PLAB Bidang Cipta Karya
Pengembangan Permukiman
Seksi Tata Perumahan Bidang
Cipta Karya
Penataan Bangunan dan Seksi Tata Bangunan Bidang
Lingkungan
Cipta Karya
Seksi Pertamanan Bidang
Kebersihan
Seksi PJU Bidang Kebersihan
Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur
merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu
ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan
kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya Kabupaten
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 6
Ponorogo, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi
pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.
Tabel 6. 2
Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
No
1
BAPPEDA
2
Dinas PU Cipta Karya
3
6.1.4
Unit Kerja
Jenis Kelamin
Dinas Perikanan dan Kelautan
4
Dinas Pertanian dan Kehutanan
5
Kantor Lingkungan Hidup
6
Perusahaan Daerah Air Minum
Pria
:
38
Org
Wanita
:
20
Org
Pria
:
79
Org
Wanita
:
14
Org
Pria
:
42
Org
Wanita
:
21
Org
Pria
:
144
Org
Wanita
:
10
Org
Pria
:
18
Org
Wanita
:
15
Org
Pria
:
10
Org
Wanita
:
Org
Analisis Kelembagaan
Satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) yang terkait langsung dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan pemeliharaan program/kegiatan keciptakaryaan di Kabupaten Ponorogo
adalah Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum (Bidang Cipta Karya dan Bidang Kebersihan
dan Pertamanan/DKP). Bappeda berwenang sebagai satuan perencana dan koordinator
antar instansi terkait. Sementara Bidang Cipta Karya mempunyai kewenangan dalam
proses perencanaan, pelaksanaan
dan
pemeliharaan program/kegiatan
bidang
keciptakaryaan dan tata ruang. Bidang keciptakaryaan yang dicakup oleh Bidang Cipta
Karya adalah air bersih/air minum, drainase, air limbah, pengembangan pemukiman, dan
tata bangunan lingkungan. Sementara itu, kewenangan bidang keciptakaryaan lain yang
dalam Rencana Program Invesatsi Jangka Menengah (RPIJM) bidang keciptakaryaan ini,
yaitu persampahan, berada di DKP.
Organisasi dan tata laksana kelembagaan Dinas Pekerjaan Umum secara formal untuk
masing-masing bidang telah diatur dalam Struktur Organisasi (SO) Dinas Pekerjaan Umum
(PU) dan SO yang ada juga telah diperkuat dengan adanya Perda Kabupaten. SO yang ada
diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari lembaga Dinas PU agar dalam pelaksanaan
setiap item kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
Selain kelembagaan secara formal untuk beberapa bidang juga terdapat kelembagaan
yang sifatnya non formal yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan inisiatif dari wilayah
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 7
masing-masing (desa/kelurahan, RT/RW, atau lingkup Perumahan) beberapa lembaga non
formal seperti :
1.
Bidang Air Minum: terdapat lembaga HIPPAM (di masing-masing desa/dusun lokasi
kegiatan), kelembagaan Tim Kerja Masyarakat program WSLIC.
2. Bidang Persampahan: Pantasih (yang merupakan bentukan dari masyarakat yang
bertugas mengumpulkan sampah di blok-blok perumahan)
Masalah yang dihadapi oleh lembaga khususnya lembaga non formal adalah tidak adanya
tempat/kantor tetap seperti HIPPAM saat ini hanya menumpang di Kantor Desa atau di
rumah RT/RW yang ada. Permasalahan yang lain adalah minimnya kemampuan SDM dalam
pengembangan lembaga yang ada sehingga sifat kelembagaan hanya untuk menghidupi
kebutuhan dasar dari program yang ada saja.
Kelembagaan dalam struktur pemerintahan di Kabupaten diarahkan untuk menilai
kesiapan dari daerah jika program yang diusulkan dikucurkan oleh pusat. Hal ini untuk
mengantisipasi agar program yang akan dilaksanakan jelas terkait lembaga yang
menampung dan bertanggung jawab serta jelas lembaga yang akan mengoperasikan
pasca program dilaksanakan. Sehingga tidak terjadi program yang tidak ada
pertanggungjawaban serta program yang tidak jelas oerasionalnya
Jika dilihat dari struktur organisasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo
pada dasarnya telah memiliki struktur yang lengkap, serta sesuai dengan kesiapan
program yang diusulkan. Selain itu juga terdapat lembaga yang dapat diposisikan untuk
pengawasan dan perlindungan terkait pelaksnaan dan pasca pelaksnaan berkaitan dengan
dampak yang ditimbulkan.
Kondisi kelembagaan formal di tingkat dinas secara umum telah berjalan dan tidak
mengalami kendala yang berarti, artinya kelembagaan dapat dipertahankan dan
diteruskan keberadaannya dalam mendukung pelaksanaan item pembangunan yang
dilakukan. Sedangkan untuk lembaga non formal secara umum kurang dapat berkembang
meskipun beberapa lembaga masih eksis/ada akan tetapi perkembangannya dapat
dikatakan stagnan sisanya lambat laun akan mati bersama dengan program yang berjalan
jika mengalami kendala (contoh diesel pengangkut air mati, dll).
6.2 Kerangka Regulasi
Bagian ini berisikan gambaran umum kerangka regulasi yang sudah ada dan regulasi yang
diperlukan Daerah dalam pelaksanaan tugas, fungsi, serta kewenangannya pada
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.
A.
Rencana Pengembangan Kelembagaan
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 8
Berdasarkan kajian kelembagaan dapat dilihat bahwa dalam lingkup instansi
keciptakaryaan masih diketemukan beberapa hal diantaranya : lemahnya koordinasi,
kelembagaan, dan ketatalaksanaan. Perubahan paradigma pembangunan sejalan dengan
semangat
reformasi
mengindikasikan
bahwa
dalam
struktur
organsasi
dan
ketatalaksanaan kelembagaan memerlukan beberapa langkah penyesuaian terkait dengan
tata kepemerintahannya, peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan infrastruktur
keciptakaryaan. Penguatan peran masyarakat, pemerintah daerah, dan swasta diperlukan
dalam rangka memperluas dan memperkokoh basis sumber daya. Pada aspek institusi,
lemahnya koordinasi antarinstansi dan antardaerah otonom telah menimbulkan pola
pengelolaan kecitakaryaan yang kurang efisien, bahkan tidak jarang saling berbenturan.
Pada sisi lain, kesadaran dan partisipasi masyarakat, sebagai salah satu prasyarat
terjaminnya keberlanjutan pola pengelolaan keciptakaryaan, masih belum mencapai
tingkat yang diharapkan karena masih terbatasnya kesempatan dan kemampuan.
Tabel 6. 3
Rekomendasi Peningkatan Kelembagaan
No.
Kegiatan
Sasaran Kegiatan
Dinas
Bappeda
Penanggung Jawab
1.
kelembagaan
kabupaten/Kabupaten
peningkatan penata laksana
- pembuatan modul
- pelatihan
- training
- lokakarya
2.
Sektor
Pengembangan
Permukiman
- Pemukiman Kumuh
Berkurangnya
PU Cipta Karya
PU Cipta Karya dan
Kawasan kumuh PU Cipta Karya
Dinas Kesehatan
- Permukiman RSH
Meningkatnya
Dinas Pertanian
- Agropolitan
Prasarana
Dinas Pertanian Dinas Perikanan
- Minapolitan
Dinas Perikanan
Sektor penataan bangunan dan
lingkungan
Terpenuhinya
Dinas PU Cipta Dinas PU Cipta Karya
Aksesibilitas
Karya (PMK)
(PMK)
- Pemadam Kebakaran
Pemadam
BLH dan PU Cipta
- Kawasan RTH
Kebakaran
Karya
- Kawasan Permukiman
Terpeliharanya
Disbudpar dan PU BLH dan PU Cipta
Tradisional
RTH
Cipta Karya
Karya
- Swadaya
Meningkatnya
Disbudpar dan PU
masyarakat/PNPM/P2KP
Sarana
dan Masyarakat
Cipta Karya
Prasarana
Masyarakat
3.
tersusunnya
modul
Pelaksana
PU Dinas PU Cipta Karya
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 9
No.
Kegiatan
Sasaran Kegiatan
Pelaksana
Penanggung Jawab
4. Sektor Penyehatan Lingkungan
- Air Limbah
Meningkatnya
BLH dan Dinkes BLH dan Dinkes
Sarana
dan PU. Cipta Karya PU. Cipta Karya dan
- Drainase Perkotaan
Prasarana Dasar dan
PU PU Binamarga
- TPA
Binamarga
Sektor Air Minum
- SPAM IKK
Meningkatnya
PDAM
PDAM
Prasarana
Air Masyarakat
Masyarakat
- SPAM perdesaan
Bersih
kerangka Kelembagaan dan Regulasi |6- 10