KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI

  BAB

KERANGKA KELEMBAGAAN DAN

REGULASI

  VI Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber

  daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

A. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

  Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

  Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

  

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan

  PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besarkepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud

  

dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh

pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan

dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.

  Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah,sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah

  Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masingmasingbidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

Gambar 6.1. Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

  Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010- 2014

  Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya. Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

  

1. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi

Birokrasi 2010-2025

  Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah. sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).

  Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu:

  1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

  2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

  3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

  4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;

  5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;

  6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

  7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan system manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

  8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

  9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan. Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat pada gambar 10.2 berikut ini:

Gambar 6.2. Pola Pikir Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya

  

2. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam

Pembangunan Nasional

  Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masingmasing. Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

  

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar

Pelayanan Minimum

  Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM. Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

  

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentangPetunjuk Teknis

Penataan Organisasi Perangkat Daerah

  Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hokum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

  

3. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan

Perkotaan

  Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

  

4. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan

Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

  Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-ratadan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

B. Kondisi Kelembagaan Saat Ini

  Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

  Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya.

  Penanganan prasarana dan sarana bidang keciptakaryaan di Kabupaten Pesawaran dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran. Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran sesuai dengan kewenangan desentralisasi daerah.

  Oleh karenanya pola kebijaksanaan program Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran pada lebih diarahkan pada upaya-upaya mengoptimalkan fungsi pelayanan dan perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian pembangunan dibidang kebina margaan, perumahan pemukiman dan penyehatan lingkungan sesuai dengan perangkat peraturan dan perundang-undangan yang berlaku guna mengarahkan dan mengendalikan agar pelaksanaan pembangunan terkendali serta terarah sesuai dengan apa yang dicita-citakan.

  Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran yang tertuang tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pesawaran, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran mempunyai Tugas menyelenggarakan sebagian urusan Rumah Tangga Daerah di Bidang Bina Marga dan Pemukiman berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Kepala Daerah dan mengacu kepada perundang-undangan yang berlaku. Untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran maka dilakukan distribusi tugas, wewenang dan tanggung jawab Sekretaris, Kepada Bidang dan Kepala Seksi serta Unit Pelaksana Teknis.

C. Kondisi Kelembagaan Pemerintah

  

1. Kondisi Kelembagaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Kabupaten Pesawaran

  Perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Pesawaran dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pesawaran. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pesawaran merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah yang melaksanakan urusan pemerintah daerah. Dalam pelaksanaan Tugas dan Fungsi, BAPPEDA dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang bertanggung jawab kepada Bupati Kabupaten Pesawaran melalui Sekretaris Daerah.

  Bappeda Kabupaten Pesawaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintah daerah dalam hal penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Perencanaan Daerah Sedangkan Kepala Bappeda mempunyai tugas memimpin, mengoordinasikan dan melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan daerah dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan yang diberikan oleh Bupati.

  Bappeda Kabupaten Pesawaran merupakan lembaga perencana atau pemikir bukan lembaga teknis atau pelaksana, sehingga perlu kemampuan untuk terus berinovasi agar dapat merumuskan kebijakan perencanaan yang semakin berkualitas, dinamis, inovatif, dan aspiratif sesuai dengan tujuan organisasi serta ketentuan yang berlaku.

  Bappeda Kabupaten Pesawaran tentang Pembentukan Susunan dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pesawaran mempunyai tugas pokok membantu kepala daerah dalam menyusun dan menentukan kebijakasanaan perencanaan pembangunan serta menilai hasil pelaksanaannya. Sedangkan fungsi Bappeda sebagai perangkat daerah adalah sebagai berikut:

  1. Menyusun Dokumen Induk Perencanaan Daerah seperti RPJP, RPJM, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pesawaran.

  2. Menyusun Rencana Pembangunan Daerah baik yang akan dibiayai oleh APBD Kabupaten Pesawaran, maupun yang akan diusulkan pada APBD Propinsi Lampung dan Pusat.

  3. Melakukan koordinasi perencanaan di atara Badan/Dinas/Kantor/Bagian sekretariat Daerah Kabupaten Pesawaran.

  4. Menyusun RAPBD bersama instansi terkait di bawah koordinasi sekretaríat Kabupaten Pesawaran.

  5. Menyusun laporan pertanggungjawaban Tahunan dan Akhir Masa Jabatan Kepala Daerah bersama instansi-instansi lanilla dibawah koordinasi Sekretariat Kabupaten Pesawaran.

  6. Melakukan koordinasi dan atau mengadakan penelitian untuk kepentingan perencanaan pembangunan daerah.

  7. Memonitor dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan pembangunan daerah. Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, Kepala Bappeda dibantu oleh seorang sekretaris dan empat orang kepala bidang (Kabid) beserta staf. Sekretaris membawahi tiga orang Kepala Sub Bagian (Kasubag) yaitu Kasubag Perencanaan Kegiatan, Kasubag Keuangana dan Kasubag Umum. Sedangkan masing – masing kepala bidang bertanggung jawab kepada Kepala Badan dan membawahi beberapa Kepala Sub Bidang (Kasubid) sebagai berikut:

  1. Kepala Bidang (Kabid) Statistik dan Penelitian, terdiri atas 2 Sub Bidang:

  • Kepala Sub Bidang (Kasubid) Statistik
  • Kepala Sub Bidang (Kasubid) Penelitian

  2. Kepala Bidang (Kabid) Ekonomi, terdiri atas 2 Sub Bidang:

  • Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengembangan Dunia Usaha
  • Kepala Sub Bidang (Kasubid) Produksi dan Pertanian

  3. Kepala Bidang (Kabid) Pemerintahan dan Kesejahteraan, terdiri atas 2 Sub Bidang:

  • Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pemerintahan
  • Kepala Sub Bidang (Kasubid) Kesejahteraan

  4. Kepala Bidang (Kabid) Fisik dan Prasarana, terdiri atas 2 Sub Bidang:

  • Kepala Sub Bidang (Kasubid) Sarana dan Prasarana
  • Kepala Sub Bidang (Kasubid) Tata Ruang, Lingkungan dan Pertamanan Unsur Bappeda yang melaksanakan tugas dibidang Ke-PU-an / Kecipta Karyaan adalah Bidang Fisik dan Prasarana. Bidang Fisik dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Bidang Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana meliputi penyusunan rencana serta pengendalian atas pelaksanaan pembangunan fisik dan prasarana. Sedangkan untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Fisik dan Prasarana Bappeda Kota Bandar Lampung mempunyai fungsi :

  

1. Pengoordinasian an Penyusunan perencanaan pembangunan di bidang Fisik dan

  Prasarana

  

2. Penetapan petunjuk pelaksanaan perencanaan dan pengendalian pembangunan di

  bidang Fisk dan Prasarana 3. Pelaksanaan kerjasama pembangunan antar daerah kabupaten/kota dan antar daerah kabupaten/kota dengan swasta, dalam dan luar negeri dibidang Fisik dan Prasarana.

  

4. Bimbingan supervisi dan konsultasi penyusunan rencana pembangunan dibidang

Fisik dan Perencana.

  5. Pengendalian pembangunan dibidang fisik dan Prasarana.

  Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya Bidang Fisik dan Parasarana dibantu oleh Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup dan Sub Bidang Sarana dan Prasarana. Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

2. Kondisi Kelembagaan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran

  Penanganan prasarana dan sarana bidang keciptakaryaan di Kabupaten Pesawaran dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran sesuai dengan kewenangan desentralisasi daerah.

  Sebagai unsur pelaksana, maka Dinas Pekerjaan Umum selalu melakukan upaya penyesuaian (Adjusment) sejalan dengan besaran pada tingkat kebutuhan pelayanan yang menjadi tuntutan masyarakat Kabupaten Pesawaran. Berdasarkan hal tersebut maka pola kebijaksanaan pelayanan organisasi yang akan dilaksanakan adalah kebijaksanaan pelayanan terhadap masyarakat secara lebih profesional sesuai dengan tingkat kebutahan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat Kabupaten Pesawaran, dalam kontek ini pola kebijaksanaan yang ditempuh. Oleh karenanya pola kebijaksanaan program Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran lebih diarahkan pada upaya-upaya mengoptimalkan fungsi pelayanan dan perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian pembangunan dibidang kebina margaan, perumahan pemukiman dan penyehatan lingkungan sesuai dengan perangkat peraturan dan perundang-undangan yang berlaku guna mengarahkan dan mengendalikan agar pelaksanaan pembangunan terkendali serta terarah sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pesawaran, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran mempunyai Tugas menyelenggarakan sebagian urusan Rumah Tangga Daerah di Bidang Bina Marga dan Pemukiman berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Kepala Daerah dan mengacu kepada perundang-undangan yang berlaku.

  Untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran maka dilakukan distribusi tugas, wewenang dan tanggung jawab Sekretaris, Kepada Bidang dan Kepala Seksi serta Unit Pelaksana Teknis.

  Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran sebagai berikut:

  • Sekretariat
  • Bidang Tata Kota
  • Bidang Bina Marga
  • Bidang Cipta Karya
  • Bidang Pengairan
  • Unit Pelaksana Teknis Setiap Bidang di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran memiliki bidang tugas tertentu dalam menjunjang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran. Masing – masing Bidang terdiri atas beberapa seksi yang membidangi bidang tugas tertentu. Bidang yang ada di lingkungan pekerjaan umum Kabupaten Pesawaran adalah sebagai berikut :

  1. Sekretariat :

  a. Sub Bagian Perencanaan

  b. Sub Bagian Umum

  c. Sub Bagian Keuangan

  2. Bidang Bina Marga :

  a. Seksi Pembangunan dan pemiliharaan jalan dan jembatan

  b. Seksi Perencanaan Teknis dan kontruksi

  c. Seksi Perlatan dan perbengkelan

  3. Bidang Pengairan :

  a. Seksi Perencanaan teknis dan kontruksi

  b. Seksi pemirigasi sungai dan pantai

  c. Seksi penyuluhan dan pemeliharaan sungai

  4. Bidang Cipta Karya :

  a. Seksi Perencanaan teknis dan kontruksi

  b. Seksi pembangunan dan pemeliharaan gedung perumahan dan lingkungan perumahan c. Seksi Pengelolaan air bersih

  5. Bidang Tata Kota

  IV

  71 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran Tahun 2016

  71

  1 Total

  I

  19 4.

  II

  7 3.

  48 Perempuan

  III

  64 2.

  3 Laki-laki

  Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran Berdasarkan Golongan Jumlah Jenis Kelamin Jumlah 1.

  a. Seksi Perencanaan teknis dan kontruksi

Tabel 6.2. Jumlah Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran No.

  Total Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran Tahun 2016

  6. Strata 2 (S.2) 10 0,142

  5. Strata 1 (S.1) 35 0,492

  4. Diploma 3 1 0,014

  3. SLTA 24 0,338

  2. SMP - -

  1. SD 1 0,014

  No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

  Tabel 6.1.Tingkat Pendidikan Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran

  b. Seksi Perijinan dan pengukuran Kondisi Sumber Daya Manusia ( SDM ) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

  Selain hal penting dalam menunjang pelaksanaan tugas Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran adalah ketersediaan sarana dan prasarana dan peralatan peralatan penunjang. Kondisi sarana dan prasarana dan peralatan peralatan penunjang yang dimiliki oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6.3. Kondisi Sarana dan Prasarana Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran

  No. Jenis Jumlah Kondisi

  1. Kantor

  7 Baik

  • 2.
  • Workshop

  3. Kendaraan Roda 4

  6 Baik

  4. Dump Truck

  1 Baik

  • 5. Truck Bak Kayu
  • 6. Kendaraan Roda 2

  1 Baik 7.

  • Mesin Daur Ulang Aspal

  8. Kendaraan Alat Berat

  1 Baik

  Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran

3. Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah

  Dalam Upaya mengatasi permasalahan dibidang PU-Keciptakaryaan di Kabupaten Pesawaran tentunya tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pesawaran melainkan juga dilakukan dengan membangun komunikasi dan kerjasama dengan berbagai pihak antara lain dengan pihak Swasta dan BUMN / BUMD, Perguruan Tinggi, Dewan Air Kabupaten Pesawaran, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Tim Perencanaan Pembangunan Kecamatan se Kabupaten Pesawaran. Hal ini mengingat keterbatasan dana dan kemampuan Pemerintah Kabupaten Pesawaran.

  Dalam upaya memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasarana kota, berbagai terobosan dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Pesawaran dengan pihak swasta dan BUMN / BUMD dengan memanfaatkan pola Cost Social Responsibity (CSR) yang dimiliki serta berupaya untuk menarik investor yang berkualitas sebanyak mungkin untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Pesawaran khususnya menyangkut penyediaan infrastruktur kota, dengan mengacu pada kebijakaan Pemerintah Kabupaten Pesawaran sebagaimana tertuang dalam dokumen perencanaan yang ada seperti Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pesawaran, Master Plan Penataan Pesisir dan studi – studi lain yang telah dilakukan.

  Dalam upaya penyediaan dan pengelolaan air minum perpipaan bagi masyarakat Kabupaten Pesawaran sepenuhnya diselenggarakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pesawaran. Sedangkan pengelolaan SPAM non perpipaan dikelola secara swadaya oleh masyarakat. Dengan demikian, dalam penyelenggaraannya belum ada lembaga / instansi yang secara khusus membidangi dan mengatur pengelolaan SPAM non perpipaan bagi pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum masyarakat Kabupaten Pesawaran. Peraturan-peraturan daerah (Perda) yang mengatur penggunaan sumber-sumber air dalam penyediaan air bagi masyarakat kota .

  Dibawah ini ada funsi dan tugas di kelembagaan PDAM Kabupaten Pesawaran

A. Direktur Utama

  1. Direktur Utama mempunyai tugas : 1) Memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada pasal 3 dan pasal 4 ; 2) Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pengawasan intern serta pengawasan program 3) Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan staf serta unsure pelaksana ; 4) Mengajukan rencana kerja dan anggaran PDAM kepada Badan Pengawas ; 5) Melaksanakan rencana kerja dan anggaran PDAM yang telah disetujui Badan

  Pengawas dan telah ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah ; 6) Melaporkan dan bertanggung jawab atas rencana kerja dan anggaran PDAM kepada

  Gubernur Kepala Daerah melalui Badan Pengawas ;

  2. Direktur Utama dapat mendelegasikan wewenang operasional kepada direktur sesuai dengan bidang masing-masing.

B. Direktur Teknik

  1. Direktur Teknis mempunyai tugas : 1) Menetapkan kebijakan dan strategi perusahaan yang terkait dalam kegiatan perencanaan, pembangunan, dan teknik operasional air minum ; 2) Memimpin menyiapkan Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Rencana Kerja dan

  Anggaran Perusahaan (RKAP) khususnya terkait dengan kegiatan perencanaan pembangunan dan teknik operasional air minum ; 3) Memimpin kegiatan perencanaan, pembangunan, dan teknik operasional air minum; 4) Memimpin penyiapan segala data/informasi mengenai perencanaan, pembangunan dan teknik operasional air minum yang dibutuhkan oleh stake holder ;

  2. Direktur Teknik dalam melaksanakan tugasnya harus bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

C. Direktur Administrasi dan Keuangan

  1. Direktur Administrasi dan Keuangan mempunyai tugas : 1) Menetapkan kebijaksanaan dan strategi perusahaan khususnya yang terkait dengan 2) Memimpin penyiapan Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Rencana Kerja dan

  Anggaran Perusahaan (RKAP) khususnya terkait dengan kegiatan keuangan, logistik dan administrasi 3) Memimpin penyiapan segala data/informasi mengenai keuangan, logistik dan administrasi yang dibutuhkan oleh stake holder.

  2. Direktur Administrasi dan Keuangan dalam melaksanakan tugasnya harus bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

D. Direktur Pengembangan

  1. Direktur Pengembangan mempunyai tugas : 1) Menetapkan kebijaksanaan dan strategi perusahaan khususnya yang terkait dengan kegiatan pengembangan sumber daya manusia dan manajemen serta pengembangan usaha dan teknologi ;

  2) Memimpin penyiapan Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) khususnya terkait dengan kegiatan pengembangan sumber daya manusia dan manajemen serta pengembangan usaha dan teknologi ;

  3) Memimpin melaksanakan kegiatan menunjang operasional bisnis direktorat lain dalam kegiatan pengembangan sumber daya manusia dan manajemen serta pengembangan usaha dan teknologi ;

  4) Memimpin penyiapan segala data/informasi mengenai kegiatan pengembangan sumber daya manusia dan manajemen serta pengembangan usaha dan teknologi ;

  2. Direktur Pengembangan dalam melaksanakan tugasnya harus bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

  E. Biro Teknik

  1. Biro Teknik mempunyai tugas : 1) Menyelenggarakan koordinasi teknik dari aspek cakupan, system dan mekanisme ; 2) Menyelenggarakan koordinasi teknik dari aspek distribusi dan koordinasi air baku ; 3) Memberikan pembinaan koordinasi teknik (koordinasi distribusi dan produksi) baik berupa bimbingan teknik maupun bantuan teknik kepada wilayah usaha, unit produksi dan unit distribusi.

  2. Biro Teknik dipimpin oleh kepala biro yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Teknik.

  3. Biro Teknik terdiri dari bagian distribusi dan bagian produksi.

  F. Biro Perencanaan

  1. Biro Perencanaan mempunyai tugas : 1) Menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan pembangunan jaringan dan non jaringan dari aspek cakupan, system dan mekanisme ; 2) Menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan pembangunan jaringan dan non jaringan dari aspek struktur dan kontruksinya ; 3) Menyusun dan membuat peta mengenai jaringan pipa air minum. 4) Memberikan bimbingan teknik maupun bantuan teknik kepada wilayah usaha, unit produksi dan unit distribusi khususnya dalam kegiatan perencanaan ;

  2. Biro Perencanaan dipimpin oleh kepala biro yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Teknik.

  3. Biro Perencanaan terdiri dari bagian perencanaan jaringan dan non jaringan.

  G. Biro Pembangunan

  1. Biro Pembangunan mempunyai tugas : 1) Menyusun standar-standar pembangunan jaringan air minum ; 2) Menyusun standar-standar pembangunan non jaringan air minum ; 3) Melaksanakan pembangunan yang menjadi tanggungjawab kantor pusat sesuai dengan ketetapan direksi ;

  4) Memberikan bimbingan teknik maupun bantuan teknik kepada wilayah usaha, unit produksi dan unit distribusi serta unit operasional lainnya khususnya dalam kegiatan pembangunan.

  2. Biro Pembangunan dipimpin oleh kepala biro yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Teknik.

  3. Biro Pembangunan terdiri dari bagian perencanaan jaringan dan perencanaan non

H. Biro Logistik

  1. Biro Logistik mempunyai tugas : 1) Menyusun standar-standar pengelolaan loigistik ; 2) Mengelola logistik barang-barang produksi dan distribusi yang menjadi tanggungjawab kantor pusat sesuai dengan ketetapan direksi ; 3) Memberikan bimbingan teknik maupun bantuan teknik kepada wilayah usaha, unit produksi dan unit distribusi serta unit operasional lainnya khususnya dalam kegiatan logistik.

  2. Biro Logistik dipimpin oleh kepala biro yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada direksi administrasi dan keuangan.

  3. Biro Logistik terdiri dari bagian pengadaan dan bagian penyaluran.

I. Biro Umum

  1. Biro Umum mempunyai tugas : 1) Menyelenggarakan kegiatan penyusunan standar produk hukum, tata usaha, kerumah-tanggaan dan perlengkapan; 2) Melaksanakan kegiatan bantuan hukum pengelolaan administrasi, yang menjadi tanggungjawab kantor pusat sesuai dengan ketetapan direksi ; 3) Memberikan bimbingan teknik maupun bantuan teknik kepada wilayah usaha, unit produksi dan unit distribusi serta unit operasional lainnya khususnya dalam kegiatan hukum, kerumah-tanggaan dan perlengkapan ;

  2. Biro Umum dipimpin oleh kepala biro yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada direktur administrasi dan keuangan.

  3. Biro Umum terdiri dari dua bagian tata usaha, bagian hukum, bagian rumah tangga dan perlengkapan serta bagian humas

  J. Biro Keuangan

  1. Biro Keuangan mempunyai tugas : 1) Menyusun standar-standar pengelolaan keuangan dan akuntansi ; tanggungjawab kantor pusat sesuai dengan ketetapan direksi ; 3) Memberikan bimbingan teknik maupun bantuan teknik kepada wilayah usaha, unit produksi dan unit distribusi serta unit operasional lainnya khususnya dalam kegiatan keuangan dan akuntansi.

  2. Biro keuangan dipimpin oleh kepala biro yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada direktur administrasi dan keuangan.

  3. Biro Keuangan terdiri dari bagian anggaran, bagian akuntansi dan bagian perbendaharaan.

  K. Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Manajemen

  1. Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Manajemen mempunyai tugas : 1) Menyelenggarakan kegiatan penyusunan standar pengembangan SDM dan manajemen ; 2) Melaksanakan kegiatan pengelolaan pelaksanaan pengembangan SDM dan manajemen yang menjadi tanggungjawab kantor pusat sesuai dengan ketetapan direksi ;

  3) Memberikan bimbingan teknik maupun bantuan teknik kepada wilayah usaha, unit produksi dan unit distribusi serta unit operasional lainnya khususnya dalam kegiatan pengembangan SDM dan manajemen.

  2. Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Manajemen dipimpin oleh kepala biro yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada direktur pengembangan.

  3. Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Manajemen terdiri dari bagian pengembangan dan administrasi SDM serta bagian pengembangan manajemen pusat data dan program perusahaan.

  1. Biro Pengembangan Usaha dan Teknologi

  1. Biro Pengembangan Usaha dan Teknologi mempunyai tugas : 1) Menyusun standar-standar pengelolaan Pengembangan Usaha dan Teknologi termasuk pengembangan baku mutu air dan meter air ; 2) Melaksanakan kegiatan pengelolaan Pengembangan Usaha dan Teknologi yang menjadi tanggungjawab kantor pusat sesuai dengan ketetapan direksi ; 3) Memberikan bimbingan teknik maupun bantuan teknik kepada wilayah usaha, unit produksi dan unit distribusi serta unit operasional lainnya khususnya dalam kegiatan pengelolaan Pengembangan Usaha dan Teknologi.

  2. Biro Pengembangan Usaha dan Teknologi dipimpin oleh kepala biro yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada direktur pengembangan.

  3. Biro Pengembangan Usaha dan Teknologi terdiri dari bagian pengembangan usaha dan pemasaran, bagian pengembangan teknologi serta bagian pengembangan kualitas air minum.

  2. Wilayah Usaha

  1. Wilayah Usaha mempunyai tugas : 1) Melaksanakan perencanaan dan pembangunan jaringan distribusi air minum yang menjadi wewenangnya di wilayah usaha masing-masing ; 2) Melaksanakan kegiatan pelayanan dan distribusi air minum kepada pelanggan ; 3) Melaksanakan perencanaan dan kegiatan administrasi, keuangan, personel, logistik, kerumahtanggaan dan perlengkapan ; 4) Koordinasi dan pelaporan kegiatan yang menjadi tanggung jawabny kepada kantor pusat PDAM.

  Wilayah Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Wilayah Usaha yang dalam tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Umum. Wilayah Usaha terdiri dari : 1) Bidang Teknik ; 2) Bidang Pengusahaan ; 3) Bidang Umum ; 4) Bidang Keuangan.

  Tiap bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Wilayah Usaha. 1) Bidang Teknik mempunyai tugas :

  a) Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan perencanaan dan untuk pembangunan dan pemeliharaan sistem jaringan pipa tersier dan jaringan pipa lainnya yang ditugaskan Direksi ; dan pemetaan jaringan.

  Bidang Teknik terdiri dari Seksi Perencanaan, Seksi Pelaksanaan, Seksi Produksi dan Distribusi serta Seksi Pemetaan Jaringan. 2) Bidang Pengusahaan mempunyai tugas :

  a) Melaksanakan dan mengendalikan pemasaran serta pelayanan air minum ke konsumen ; b) Melaksanakan dan mengkoordinasi serta mengendalikan kehilangan air minum; c) Melaksanakan dan mengendalikan pelayanan kepada pelanggan khusus;

  d) Melaksanakan dan mengendalikan barang-barang logistik yang menjadi tanggungjawabnya serta pemeliharaan bengkel meter yang ukurannya ditetapkan oleh Direksi. Bidang Pengusahaan terdiri dari Seksi Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan, Seksi Logistik, Seksi Pengendalian Kehilangan Air dan Seksi Bengkel Meter.

  3) Bidang Umum mempunyai tugas :

  a) Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan tata usaha dan umum ;

  b) Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan tata usaha serta pembinaan pegawai ; c) Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan kerumah tanggaan serta perlengkapan.

  Bidang Umum terdiri dari Seksi Tata Usaha, Seksi Kepegawaian dan Seksi Rumah Tangga serta Perlengkapan. 4) Bidang Keuangan mempunyai tugas memimpin kegiatan pengelolaan keuangan dan akuntansi. Bidang Keuangan terdiri dari Seksi Anggaran, Seksi Akuntansi dan Seksi Kas.

  3. Unit Produksi Air Minum

  1) Unit Produksi Air Minum mempunyai tugas menyelenggarakan produksi air minum. 2) Unit Produksi Air Minum berdasarkan keputusan direksi dipimpin oleh seorang kepala unit yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada wilayah usaha.

  4. Unit Distribusi Air Minum

  1) Unit Distribusi Air Minum mempunyai tugas menyelenggarakan distribusi air minum. 2) Unit Distribusi Air Minum berdasarkan keputusan direksi dipimpin oleh seorang kepala unit yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada wilayah usaha.

  5. Rayon Usaha

  1) Rayon Usaha mempunyai tugas :

  a) Melaksanakan pelayanan air minum dan penagihan rekening ;

  b) Melaksanakan pemasangan sambungan pelanggan baru ;

  c) Melaksanakan pemantauan kehilangan air ; d) Melaksanakan perbaikan jaringan pipa yang menjadi tanggungjawabnya. 2) Rayon Usaha berdasarkan keputusan direksi dipimpin oleh seorang kepala rayon usaha yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada wilayah usaha.

a. Bentuk Badan Pengelola SPAM Pedesaan

  SPAM Pedesaan dikelola secara mandiri oleh masyarakat desa yang bersangkutan. Bentuk badan-badan pengelola SPAM Pedesaan yang dikembangkan di Kabupaten Pesawaran antara lain :

  1. Bentuk badan pengelola air bersih yang dimulai dari investasi program pemerintah baik melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri pedesaan maupun Program Pengembangan Ekonomi Pedesaan dengan PSAB (Program Sarana Air Bersih), Pamsimas (Program Air Bersih Masyarakat) serta program pemerintah daerah melalui dana APBD pada umumnya sama. Kelembagaan pengelola air bersih ini dikembangkan oleh pemerintah desa dengan menunjuk pengelola maupun nama organisasinya. Pengelola air bersih bertanggung jawab terhadap pemerintah desa baik tanggung jawab fisik maupun tanggung jawab keuangan. Organisasi bentukan desa ini, walaupun bersifat independen, namun harus tetap berkoordinasi dengan pemerintah desa baik dari sisi koordinasi kegiatan maupun kelompok harus berkonsultasi dengan pamong desa.

  2. Bentuk pengelola usaha jasa air bersih swadaya masyarakat/mandiri dimana komunitas suatu wilayah pedusunan atau desa secara swadaya membangun fasilitas air bersih.

  Model seperti ini ada di. Infrastruktur dari bak penampung, bak distribusi, jaringan pipa, serta pengerjaan fisik dilakukan oleh masyarakat secara gotong royong. Penerima jasa air bersih akan memberikan kontribusi berupa dana sesuai dengan kesepakatan bersama. Kontribusi ini diperuntukkan untuk membangun fasilitas jaringan air kerumah anggota/pelanggan. Organisasi pengelola air bersih disepakati oleh komunitas/masyarakat setempat. Namun konsultasi dan arahan dari pamong desa tetap diperlukan agar kebijakan yang diambil oleh pengelola tetap sejalan dengan kebijakan pemerintah/pamong desa. Bentuk badan pengelola SPAM pedesaan seyogyanya disesuaikan dengan karakteristik masyarakat setempat. Untuk lebih memajukan SPAM Pedesaan, ada baiknya jika system managemen pengelolaannya dilakukan dengan cara professional. Harus ada petugas yang menjaga seluruh fasilitas yang ada sehingga masa SPAM terbangun tidak hanya dipakai dalam hitungan bulan namun bertahan hingga bertahun-tahun kemudian.

b. Bentuk Badan Pengelola Alternatif

  PP No. 16 tahun 2005 menyebutkan bentuk alternatif kelembagaan pengelolaan SPAM: BUMD (Badan Usaha Milik Daerah /PDAM), BUMN (Badan Usaha Milik Negara), BUS (Badan Usaha Milik Swasta), Koperasi, BLU (Badan Layanan Umum), KSM (kelompok Swadaya Masyarakat).

  Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Cipta Karya No. 01/SE/DJCK/2008, bagi SPAM IKK yang dibangun di kabupaten yang mempunyai PDAM sehat, maka pengelolaannya diarahkan ke PDAM. Namun bagi SPAM IKK yang dibangun di kabupaten dengan PDAM kurang sehat/sakit dan daerah kabupaten pemekaran yang belum terbentuk PDAM maka diperlukan alternatif lembaga penyelenggara. Alternatif pemilihan lembaga penyelenggaraan SPAM, mengacu pada jenis barang layanan, dan kondisi dapat dilihat pada Tabel 9.1. Untuk penyelenggara berbentuk koperasi atau badan usaha swasta, berdasarkan PP 16/2005 dapat berperan serta dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM pada daerah, wilayah atau kawasan yang belum terjangkau pelayanan UPTD, BLUD, dan BUMD/BUMN.

Tabel 6.4. Acuan Pemilihan Badan Penyelenggara SPAM

  Jenis Barang Kondisi Penyelenggara Layanan Public goods Apabila pengelolaan SPAM IKK belum Unit Pelaksana

  optimal dan atau kondisi sosial ekonomi Teknis Dinas masyarakat tidak mampu membiayai (UPTD) operasional sistem .

  Quasi Public Goods Apabila sistem sudah dimanfaatkan Badan Layanan

  namun sebagian biaya operasional Umum Daerah masih harus ditunjang pemerintah dan (BLUD) sudah memenuhi persyaratan Teknis, Substantif dan Administratif

  Private Goods, Apabila sistem sudah/akan PDAM

  dimanfaatkan dan kondisi sosial masyarakat secara rata-rata mampu untuk membiayai operasional

  Buletin Cipta Karya-04/Tahun VII/2010

Tabel 6.5 Perbandingan PDAM, UPTD dan BLUD

  12 Boleh melakukan

  utang/ piutang Tdk boleh melakukan utang/ piutang

  Boleh melakukan utang/ piutang

  10 Pinjaman JP dgn

  persetujuan KDH Tidak boleh melakukan pinjaman jangka panjang

  Pinjaman JP dgn persetujuan KDH

  11 Investasi JP dgn

  persetujuan KDH Tidak boleh melakukan investasi

  Investasi JP dgn persetujuan KDH

  kerjasama Tidak boleh melakukan kerjasama

  Flexibitas budget (ambang batas ditetapkan dalam RBA)

  Boleh melakukan kerjasama

  13 Pengadaan barang

  sesuai aturan perusahaan Pengadaan barang sesuai dengan Kepres 54/2010

  Utk pendapatan Non APBD/APBN dpt tdk dgn Kepres 54/2010

  

14 Pegawai perusahaan Pegawai PNS Pegawai boleh PNS dan

  Non PNS

  15 Ada Dewan Pengawas Tidak ada dewan

  pengawas Dimungkinkan ada dewan pengawas

  16 Aturan penggajian

  9 Boleh melakukan

  anggaran Belanja tidak boleh melampaui anggaran

  No. PDAM UPTD BLUD

  perusahaan daerah Dikelola unit kerja instansi pemerintah

  1 Aset dipisahkan Aset Tidak Dipisahkan Aset Tidak Dipisahkan

  2 Orientasi keuntungan Tanpa mengutamakan

  mencari keuntungan (pendapatan = belanja)

  Tanpa mengutamakan mencari keuntungan (pendapatan = belanja)

  3 Tidak dapat

  melakukan diversifikasi Tidak dapat melakukan diversifikasi

  Dapat melakukan diversifikasi

  4 Dikelola oleh

  Dikelola unit kerja instansi pemerintah

  8 Belanja sesuai dengan

  5 Pendapatan disetor ke

  rekening kas PDAM Pendapatan disetor ke kas umum daerah

  Pendapatan disetor ke rekening kas BLUD

  6 Penerimaan dapat

  digunakan langsung Penerimaan tidak dapat digunakan langsung

  Penerimaan dapat digunakan langsung

  7 APBN/APBD bukan

  merupakan pendapatan APBN/APBD bukan merupakan pendapatan

  APBN/APBD merupakan pendapatan

  sesuai dgn peraturan di perusahaan Aturan penggajian PNS Remunerasi disesuaikan dgn tanggung jawab dan profesionalisme

  No. PDAM UPTD BLUD

  Boleh melakukan kerjasama