Analisis Pengendalian Persediaan Ayam Pada Usaha Ayam Potong Pak Waginodengan Menggunakan Metode Economic Orderquantity (EOQ)

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bagi Indonesia, Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah tulang punggung
ekonomi nasional. Tidak hanya itu, UKM juga sebagai penopang kegiatan
perekonomian nasional ketika kondisi ekonomi global menurun ataupun
memburuk. UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha serta usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan
Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil Menengah adalah:
“Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara
mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah
dari persaingan usaha yang tidak sehat.” UKM juga telah terbukti sebagai
penyerap pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam pilar
perekonomian yang tangguh.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja
baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca
krisis moneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami
kesulitan dalam mengembangkan usahanya.UKM telah diklasifikasikan ke dalam
9 sektor ekonomi, yaitu:
1. Sektor Pertanian dan Peternakan

2. Sektor Penggalian dan Pertambangan
3. Sektor Industri Pengolahan (Manufaktur)
4. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
5. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Universitas Sumatera Utara

6. Sektor Jasa
7. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
8. Sektor Kontruksi
9. Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan.
Salah satu UKM dari sektor pertanian dan peternakan yang juga bergerak
di bidang pangan adalah usaha ayam potong. Usaha ayam potong merupakan
salah satu usaha yang banyak digeluti masyarakat karena perannya dalam
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Hal ini terjadi karena daging
ayam cenderung lebih banyak dikonsumsi dan lebih murah dari harga daging sapi,
kerbau dan daging lainnya. Selain itu, daging ayam sangat mudah didapatkan
karena saluran distribusinya hingga ke tingkat pengecer yang langsung
menyalurkan


kepada

konsumen.

Realitasi

ini

mengindikasikan

bahwa

perkembangan usaha ayam potong memiliki harapan baik dimasa depan. Semakin
meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pendapatan serta meningkatnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi pangan yang bergizi tinggi
maka permintaan akan bahan-bahan yang berasal dari ternak pun akan terus
meningkat.
Usaha ayam potong dilihat dari aspek finansial merupakan salah satu
usaha yang memberikan keuntungan yang cukup tinggi. Permintaan pasar yang
cukup besar dan sarana distribusi yang tersebar dimanapun seperti di pasar

tradisional, pedagang kaki lima, pedagang sayur keliling hingga supermarket,
merupakan salah satu alasan mengapa usaha ini sangat diminati. Namun melihat
perkembangan dan permintaan pasarnya yang cukup besar, usaha ayam potong

Universitas Sumatera Utara

juga sangat rentan terhadap berbagai situasi hingga fluktuatif. Usaha ayam potong
ini juga memiliki beberapa tantangan dan masalah, seperti:
1. Kebutuhannya yang meningkat ketika hari-hari besar seperti bulan Ramadhan,
Hari Raya Idhul Fitri, Natal dan hari besar lainnya sehingga menimbulkan
kenaikan harga yang cukup tinggi.
2. Adanya isu-isu yang berdampak negatif hingga menimbulkan naik turunnya
permintaan pasar.
3. Keadaan ayam yang mudah stress dan mudah terserang penyakit.
4. Naiknya harga pakan sehingga menyebabkan kenaikan biaya perawatan hingga
berdampak pada kualitas ayam itu sendiri.
5. Kurangnya ketersediaan bahan pangan mengingat pertumbuhan masyarakat
yang juga meningkat.
Mengingat usaha ayam potong ini memiliki sarana distribusi yang tersebar
dimanapun tetapi juga rentan terhadap berbagai situasi hingga fluktuatif, maka

pemilik harus memperhatikan faktor-faktor yang memperngaruhi situasi tersebut
demi kelancaran kegiatan produksi agar dapat berjalan lancar, efektif dan efisien,
maka salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah pengadaan ayam hidup
sebagai bahan baku. Adanya biaya yang ditimbulkan ketika pengadaan ayam ini
mendorong pemilik harus memiliki kebijakan atau manajemen yang mengatur,
dan manajemen tersebut adalahmanajemen persediaan.
Manajemen persediaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penentuan kebutuhan bahan baku
sedemikian rupa sehingga di satu pihak kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada
waktunya dan di lain pihak investasi persediaan bahan baku dapat ditekan secara

Universitas Sumatera Utara

optimal. Pengendalian tingkat persediaan bertujuan mencapai efisiensi dan
efektivitas optimal dalam penyediaan bahan baku. Dalam pengadaan dan
penyimpanan bahan baku diperlukan biaya besar, baik itu untuk perusahaan besar
maupun perusahaan kecil. Biasanya biaya yang paling besar adalah nilai
inventorydan biaya penyimpanannya. Persediaan bahan baku yang cukup dapat
memperlancar proses produksi serta penekanan biaya pada produk harus dapat
menjamin efektifitas kegiatan pemasaran, yaitu memberikan kepuasan kepada

pelanggan, karena apabila tidak tersedianya barang maka perusahaan ataupun
pengusaha akan kehilangan kesempatan merebut pasar dan pengusaha tidak dapat
mensupplay barang pada tingkat optimal.
Sedangkan persediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukkan
segala sesuatu sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya
terhadap pemenuhan permintaan. Pengendalian persediaan merupakan fungsi
manajerial yang sangat penting, karena persediaan phisik banyak perusahaan
melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva lancar. Bila perusahaan
menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan, menyebabkan biaya
penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai “opportunity cost” (dana
dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih menguntungkan). Demikian pula,
bila

perusahaan

tidak

mempunyai

persediaan


yang

mencukupi,

dapat

mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan bahan. Persediaan bahan
baku yang cukup dapat mempelancar kegiatan produksi dan menekan biaya agar
dapat menetapkan harga jual yang kompetitif. (T. Hani Handoko 2012:333)

Universitas Sumatera Utara

Persediaan bahan baku pada usaha kecil adalah salah satu syarat penting
dalam melakukan proses produksi ataupun penjualan dalam memenuhi
permintaan konsumen. Menurut Heizer dan Render (2008:60) apabila bahan baku
tidak tersedia maka kegiatan produksi tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu perlu
adanya penyediaan bahan baku oleh pemilik usaha. Besarnya bahan baku yang
diperlukan


pemilik

usaha

ayam

potong

dipengaruhi

oleh

tingkat

permintaankonsumen, sehingga dalam menentukan persediaan pemilik usaha
selalu mempertimbangkan jumlah bahan baku yang digunakan dalam suatu
periode.
Economic Order Quantity adalah suatu pendekatan matematik yang
menentukan jumlah barang yang harus dipesan untuk memenuhi permintaan yang
diproyeksikan dengan biaya persediaan yang diminimalkan (Fahmi, 2012).

Metode pengendalian persediaan tradisional ini menggunakan matematika dan
statistik sebagai alat bantu utama dalam memecahkan masalah kuantitatif dalam
sistem persediaan. Metode ini sering dipakai karena mudah untuk dilaksanakan
dan mampu memberikan solusi yang terbaik bagi perusahaan. Hal ini dibuktikan
dengan menggunakan metode EOQ, tidak saja diketahui berapa jumlah persediaan
yang paling efisien bagi perusahaan, tetapi akan diketahui juga berapa kuantitas
penyimpanan pengaman perusahaan sehubungan dengan persediaan bahan baku
yang dimilikinya (dihitung dengan safety stock) dan waktu yang tepat untuk
mengadakan pembelian kembali (dihitung dengan Re Order Point).

Universitas Sumatera Utara

Usaha Ayam Potong Pak Wagino merupakan salah satu UKM yang saat
ini berdiri sangat kokoh sejak 15 tahun yang lalu. Usaha Ayam Potong Pak
Wagino ini terletak di Pasar Nasional Jl. Williem Iskandar Medan Estate
Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumatera Utara. Usaha Ayam Potong
Pak Wagino berdiri sejak tahun 2002 dan memiliki perkembangan usaha yang
cukup pesat. Usaha Pak Wagino ini dapat menjual 90-100 ekor ayam hidup atau
sekitar 360-400 Kg/hari dengan konsumen yang sudah menjadi pelanggan setia
ataupun masyarakat yang hanya mengonsumsinya pada saat itu saja. Berdasarkan

wawancara dengan pemilik usaha ayam potong, Pak Wagino mengungkapkan
bahwa pemesanan dilakukan apabila persediaan ayam hidup di gudang sudah
hampir habis. Namun sejak berdirinya usaha ini, Usaha Ayam Potong Pak
Wagino tidak memiliki sistem manajemen atau metode dalam melakukan
pembelian dan pemesanan ayam hidup sehingga usaha ini sering mengalami
keadaan kekurangan bahan baku pada saat operasionalnya. Selama ini Usaha
Ayam Potong Pak Wagino dalam kebijaksanaan pengadaan ataupun persediaan
bahan baku hanya berdasarkan pada pengalaman atau data-data dari masa lalu.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Analisis Pengendalian Persediaan Ayam Pada Usaha
Ayam Potong Pak Wagino Dengan Menggunakan Metode Economic Order
Quantity (EOQ)”dalam penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam persediaan
bahan baku pada Usaha Ayam Potong Pak Wagino, adalah:
1. Berapa besar jumlah pembelian optimum dalam setiap kali pembelian bahan
baku pada Usaha Ayam Potong Pak Wagino pada tahun 2016?

2. Berapa jumlah total biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan pemilik jika
menerapkan kebijakan Economic Order Quantity pada Usaha Ayam Potong
Pak Wagino pada tahun 2016?
3. Berapa besar persediaan pengaman (safety stock) yang ideal yang harus
disediakan Usaha Ayam Potong Pak Wagino pada tahun 2016?
4. Kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali (reorder point)
bahan baku pada Usaha Ayam Potong Pak Wagino pada tahun 2016?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis kuantitas optimal dalam setiap kali pembelian bahan baku
dengan metode Economic Order Quantity(EOQ) pada Usaha Ayam Potong
Pak Wagino pada tahun 2016.
2. Untuk menganalisis total biaya persediaan bahan baku yang harus dikeluarkan
pemilik jika menerapkan metode Economic Order Quantity (EOQ) pada Usaha
Ayam Potong Pak Wagino pada tahun 2016.
3. Untuk menganalisis jumlah persediaan pengaman (safety stock) bahan baku
yang harus disediakan oleh Usaha Ayam Potong Pak Wagino pada tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara


4. Untuk menganalisis kapan akan dilakukan pemesanan kembali (reorder point)
bahan baku pada Usaha Ayam Potong Pak Wagino pada tahun 2016.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi penulis, diharapkan dapat:
a. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Universitas
Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu
Administrasi Niaga/Bisnis.
b. Meningkatkan pengetahuan mengenai manajemen persediaan.
2. Bagi akademik, diharapkan dapat mengetahui prinsip dasar persediaan yang
meliputi alur kegiatan, mulai dari perencanaan, proses pengadaan dan
pengawasan atau pengendalian proses pemesanan serta ketepatan waktu
penerimaan.
3. Bagi UKM, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat:
a. Sebagai masukan terkait dengan peningkatan kinerja usaha serta
memperoleh laba.
b. Menjadi bahan pertimbangan bagi pemilik usaha dalam hal pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan proses persediaan.
4. Bagi pembaca, dapat menjadi sumber informasi dan masukan yang dapat
digunakan dalam penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara