Analisis pengendalian persediaan air mineral menggunakan metode eqq (studi kasus pada sgen tirta indah)

(1)

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN AIR MINERAL

MENGGUNAKAN METODE EOQ

(

Studi Kasus pada Agen Tirta Indah)

BUDI SUSANTO

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN AIR MINERAL

MENGGUNAKAN METODE EOQ

(

Studi Kasus pada Agen Tirta Indah)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh : BUDI SUSANTO

105094003083

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “Analisis Pengendalian Persediaan Air Mineral Menggunakan Metode EOQ.” yang ditulis oleh Budi Susanto, NIM 105094003083 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknolosgi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. pada tanggal 9 Desember 2009. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (SI) Program Matematika.

Menyetujui :

Penguji 1, Penguji 2,

Taufik Edy Sutanto, M. ScTech Yanne Irene, M.Si NIP. 19790530 200604 1 002 NIP. 150 368 744

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Gustina Elfiyanti M.Si. Suma’inna, M. Si NIP. 19820820 200901 2 006 NIP. 150 408 699

Mengetahui :

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Ketua Program Studi Matematika,

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis Nur Inayah, M. Si NIP. 168017 200112 1 001 NIP. 19740125 200312 2 001


(4)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 7 Desember 2009

Budi Susanto 105094003083


(5)

MOTTO

(Q.S. Al Insyiah : 5-8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan :

•Kepada Ibu, Bapak dan kakak-adikku. •Keluarga sanak famili.


(6)

ABSTRAK

Persediaan merupakan salah satu kegiatan manajemen yang penting yang berhubungan dengan biaya penyimpanan dan pemesanan sehingga diperlukan pengoptimalan total biaya persediaan, sedemikian sehingga frekuensi permintaan terhadap penjualan serta titik pemesanan ulang kembali dapat diketahui. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk pengoptimalan total biaya persediaan adalah Metode EOQ (Entity Order Quantity) yang dihitung berdasarkan biaya-biaya yang timbul yang berkaitan dengan persediaan, sedangkan untuk menentukan titik pemesanan kembali dapat dilakukan dengan metode ROP (Reorder Point).

Dalam penelitian ini, penulis menerapkan metode EOQ dan ROP untuk mengetahui total biaya optimum persediaan dan titik pemesanan ulang kembali air mineral AQUA galon dan botol 1.500 ml pada Agen Tirta Indah.


(7)

ABSTRACT

Inventory is one important management activities related to storage costs and order that required the total cost of inventory optimization, such that the frequency of sales and demand for reorder point can be known again. One method that can be done to optimizing the total cost of inventory is EOQ Method (Entity Order Quantity) is calculated based on costs incurred relating to inventory, while to determine the point reordering can be done by the method of ROP (Reorder Point).

In this study, the authors apply the EOQ and ROP method to determine the optimum total cost of inventory and reorder point back AQUA gallons of mineral water and 1500 ml bottle of Agent Tirta Indah.


(8)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Pengendalian Persediaan Air Mineral Menggunakan Metode EOQ .”

Penulisan skripsi ini adalah sebagai syarat mutlak untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains di Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

2. Ibu Nur Inayah, M.Si, selaku Ketua Program Studi Matematika yang senantiasa memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.

3. Ibu Gustina Elfiyanti, M.Si selaku Pembimbing I yang memberikan banyak waktu, bimbingan, nasihat dan pelajaran yang berharga untuk saya, terima kasih banyak.


(9)

4. Ibu Suma’inna, M.Si selaku Pembimbing II, terima kasih banyak karena telah memberikan banyak waktu, bimbingan dan kemudahan dalam mengurus segala sesuatunya

5. Seluruh dosen Prodi Matematika yang selalu memberikan ilmu yang bermanfaat dan memberikan masukan-masukan yang membangun.

6. Seluruh civitas akademika Fakultas Sains dan Teknologi.

7. Bapak dan ibuku tercinta yang selalu memberikan d`oa, pengertian, perhatian, kasih sayang, semangat dan dorongan yang luar biasa dan tiada hentinya bagi penulis.

8. Untuk kakak dan adikku tersayang Mas Tomi dan Andi n Rina yang selalu memberikan motivasi dan kasih sayang,

9. Untuk teman seperjuanganku dan teman indekos terima kasih atas perhatian, semangat dan waktu-waktu kalian.

10.Matematika semua angkatan khususnya 2005, my friends Operation Riset Ute, Arya, Pandu, Nita dan Dwi yang selalu mensupport penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini, baik dari segi penulisan maupun segi materi. Oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik yang pembangun demi perbaikan dikemudian hari.

Akhir kata, besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis dan pembaca skripsi ini,

Wassalamualaikum Wr. Wb,

Jakarta, 7 Desember 2009 Penulis


(10)

Budi Susanto

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PENGESAHAN UJIAN ...ii

PERNYATAAN ...iii

PERSEMBAHAN DAN MOTTO ...iv

ABSTRAK ...v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR TABEL ...xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan ... 2

1.3 Pembatasan Masalah ... 3


(11)

1.5 Manfaat Penelitian ...4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Teori Persediaan ... 5

2.2 Manajemen Pengendalian Persediaan... 7

2.3 Analisis Persediaan... 8

2.4 Fungsi Persediaan ... 9

2.5 Jenis-Jenis Persediaan... 10

2.6 Jenis-Jenis Biaya Pada Persedian ... 12

2.7 Penentuan Sistem Persediaan ... 13

2.8 Model-Model Analisis Pengendalian Persediaan ... 15

2.9 Metode EOQ (Entity Order Quantity) ... 16

2.10 Menghitung Q (Persediaan) Optimal ... .26

2.11 Model EOQ dengan Titik Pemesanan Ulang ... .28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... ...30

3.1 Sumber Data ... 30

3.2 Metode Pengolahan Data ...30

3.3 Alur Penelitian ...31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...32

4.1 Metode EOQ (Economic Order Quantity)...32


(12)

4.3 Titik Pemesanan Kembali / Reorder Point (ROP)...43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . ...46

5.1 Kesimpulan...46

5.2 Saran ...47

REFERENSI ... 48


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Penggunaan Persediaan………...………19

Gambar 2.2. Tingkat Persediaan, Q………21

Gambar 2.3. Rata-rata persediaan………22

Gambar 2.4. Model Biaya Persediaan………..24

Gambar 2.5. Titik Pemesanan Ulang dan Tenggang Waktu………28

Gambar 3.1. Alur Penelitian ……….…...31

Gambar 4.1. Grafik Penjualan Air Mineral AQUA Jenis Galon Tahun 2008……….…34

Gambar 4.2. Grafik Penjualan Air Mineral AQUA Jenis Botol 1500 ml Tahun 2008………34


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Data Penjualan Air Mineral berupa AQUA galon pada Agen Tirta Indah selama periode Januari-Desember 2008-2009………33 Tabel 4.2. Komponen Biaya Pemesanan Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta

Indah………..35 Tabel. 4.3 Komponen Biaya Penyimpanan Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta

Indah………..36 Tabel 4.4 Perhitungan Total Biaya Persediaan Air Mineral AQUA Berdasarkan Kebijakan Perusahaan Pada Agen Tirta Indah………..37 Tabel 4.5. Jumlah Pemesanan Optimal Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta Indah………..39 Tabel 4.6. Frekuensi Pembelian Optimum Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta Indah………..40 Tabel 4.7. Perhitungan Biaya Persediaan Air Mineral AQUA Berdasarkan

Economic Order Quantity (EOQ) Pada Agen Tirta Indah………....41 Tabel 4.8. Penghematan Biaya Persediaan Pada Agen Tirta Indah………42 Tabel 4.9. Perhitungan waktu antara pemesanan Pada Agen Tirta Indah……...43 Tabel 4.10. Perhitungan Titik Pemesanan Ulang Agen Tirta Indah Menurut metode ROP………..44


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persediaan merupakan salah satu pos modal kerja yang cukup penting karena kebanyakan modal usaha perusahaan berasal dari persediaan. Pada perusahaan dagang, persediaan tersebut berupa barang dagangan, sedangkan pada perusahaan industri, persediaan tersebut dapat berupa bahan mentah, barang dalam proses, maupun barang jadi.

Setiap perusahaan, baik perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu akan tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya. Hal ini dapat saja terjadi karena tidak selamanya barang atau jasa tersedia setiap saat. Berarti, pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan. Jadi, persediaan sangat penting untuk setiap perusahaan.

Persediaan ini diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut terjamin kelancarannya. Dengan demikian, perlu diusahakan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkannya.

Setiap perusahaan atau organisasi mempunyai cara-cara yang berbeda dalam menangani sistem pengendalian dan perencanaan persediaan. Suatu


(16)

sistem persediaan adalah seperangkat kebijakan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan berapa tingkat yang seharusnya dijaga dalam gudang dan bagaimana mengoptimalkan biaya total persediaan barang.

Melihat begitu pentingnya persediaan barang dalam suatu perusahaan, untuk mencegah terjadinya penumpukan barang yang dapat menimbulkan tingginya biaya total persediaan, baik biaya penyimpanan atau investasi yang ditanam oleh perusahaan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN AIR MINERAL MENGGUNAKAN METODE EOQ (Studi Kasus Pada Agen Tirta Indah) ”

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Berapa kuantitas pemesanan ekonomis yang harus diputuskan

perusahaan berdasarkan metode EOQ.

2. Berapa jumlah pemesanan air mineral (Q) dan frekuensi (F) pembelian air mineral AQUA yang optimal.

3. Berapa total biaya persediaan yang harus diputuskan agar optimum. 4. Berapa kuantitas pemesanan kembali (ROP) yang dapat dilakukan


(17)

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan dengan ruang lingkup sebagai berikut:

1. Permintaan untuk persediaan diketahui dengan pasti dan konstan sepanjang waktu.

2. Ketika tingkat persediaan mencapai titik nol atau dengan kata lain persediaannya tinggal sedikit, pemesanan baru seketika dilakukan dan langsung diterima (tidak diperkenankan terjadi kekurangan).

3. Air mineral AQUA yang digunakan dalam penelitian adalah AQUA jenis galon dan jenis botol 1500 ml.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui sistem pengadaan air mineral AQUA dan keputusan yang dilakukan Agen Tirta Indah dalam pengendalian persediaannya.

2. Menganalisis jumlah pemesanan optimal dan frekuensi pembelian optimal air mineral AQUA.

3. Mengetahui jumlah pemesanan optimalnya dan frekuensi pembelian optimumnya.

4. Mengetahui efisiensi penghematan biaya berdasarkan perhitungan EOQ. 5. Mengetahui titik pemesanan kembali serta waktu antar pemesanannya.


(18)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Memberikan pengetahuan tentang pengadaan persediaan barang optimal yang akan dijual serta memberikan keputusan terbaik yang diambil berdasarkan perhitungan yang tepat, cermat dan akurat.

2. Mengetahui jumlah pemesanan yang optimal berdasarkan data frekuensi pembelian sebelumnya berdasarkan perhitungannya.

3. Mengetahui titik optimal banyaknya persediaan barang yang harus dilakukan untuk menjamin kebutuhan para pelanggannya.


(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan langganan setiap waktu.

2.1 Teori Persediaan

Persediaan adalah setiap sumberdaya yang disimpan yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan pada saat ini atau masa depan. Menurut [5], salah satu persoalan manajemen yang potensial adalah persediaan. Persediaan terdiri dari empat jenis, yaitu persediaan bahan mentah, persediaan dalam proses, persediaan barang pemeliharaan, dan persediaan barang jadi. Sedangkan fungsi dari persediaan adalah menyediakan stok barang untuk memenuhi permintaan konsumen, mencocokan produksi dengan distribusi, mengambil keuntungan dari diskon karena pembelian dalam jumlah besar, menghindari inflasi dan perubahan


(20)

harga, menghindari kekurangan stok karena cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu, dan pengiriman, serta menjaga operasi agar berjalan lancar. Berdasarkan [8] ada dua karakteristik utama pada parameter–parameter

persediaan, yaitu tingkat permintaan dan periode kedatangan pesanan. Berdasarkan karakteristik-karakteristik tersebut, model persediaan dibedakan menjadi dua, yaitu model persediaan deterministik dan model persediaan probabilistik. Model deterministik memiliki karakteristik, tingkat permintaan dan periode kedatangan pesanan yang dapat diketahui sebelumnya secara pasti. Sedangkan model probabilistik memiliki karakteristik, tingkat permintaan dan atau periode kadatangan pesanan tidak dapat diketahui secara pasti sebelumnya sehingga harus didekati dengan distribusi probabilitas.

Parameter persediaan yang digunakan adalah parameter biaya. Adapun parameter biaya yang digunakan yaitu :

a. Biaya Pesan (Ordering Cost)

Biaya pesan adalah biaya yang timbul pada saat terjadi proses pemesanan suatu barang.

b. Biaya Simpan (Carrying Cost)

Biaya simpan adalah biaya yang timbul pada saat terjadi proses penyimpanan suatu barang. Sedangkan biaya-biaya yang tetap muncul meskipun persediaan tidak ada bukan termasuk dalam kategori dalam biaya simpan.


(21)

c. Biaya Kehabisan Persediaan (stockout Cost)

Biaya kehabisan persediaan terjadi pada saat persediaan habis atau tidak ada pada gudang.

d. Biaya Pembelian (Purchase Cost)

Biaya pembelian timbul pada saat pembelian suatu barang.

Biaya-biaya yang digunakan adalah biaya-biaya yang relevan, artinya biaya-biaya tersebut timbul karena proses pengendalian persediaan sehingga relevan digunakan sebagai parameter-parameter model-model persediaan.

2.2 Manajemen Pengendalian Persediaan

Pengendalian dalam hal ini berarti sebagai pengawasan, sekaligus dapat mengambil beberapa tindakan untuk perbaikan yang diperlukan. Dengan demikian fungsi pengendalian ini bukan sekedar mengadakan pengawasan dari pelaksanaan kegiatan dalam sebuah perusahaan, melainkan juga termasuk pengumpulan data sebagai masukan (input) guna menentukan tindak lanjut dalam usaha-usaha perbaikan pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan.

Manajemen pengendalian persediaan berarti mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan pengendalian persediaan supaya diselesaikan secara efisien dan efektif dengan melalui orang lain untuk masa saat ini dan akan datang.


(22)

2.3 Analisis Persediaan

Analisis persediaan merupakan salah satu topik yang paling populer dalam ilmu manajemen. Salah satu alasannya adalah karena hampir semua jenis organisasi bisnis memiliki persediaan. Walaupun mereka cenderung untuk berpikir mengenai persediaan hanya dalam hal jumlah persediaan yang terdapat dalam rak toko, namun bentuk persediaan dapat bermacam-macam, seperti produk setengah jadi pada tingkat proses manufaktur yang berbeda-beda, bahan baku, sumber daya, tenaga kerja atau kas. Tujuan dari persediaan ini tidak selalu untuk memenuhi permintaan pelanggan, sebagai contoh perusahaan-perusahaan sering menyimpan persediaan bahan baku dalam jumlah besar sebagai cadangan jika terjadi pemogokan. Adapun bentuk serta tujuan persediaan, sering menimbulkan biaya besar bagi perusahaan bisnis. Oleh karena itu, persediaan merupakan pokok bahasan penting bagi aplikasi ilmu manajemen.

Economic order Quantity (kuantitas pesanan yang ekonomis) klasik memberikan bentuk analisis persediaan paling mendasar dan fundamental. Model-model ini memberikan sarana untuk menentukan berapa jumlah yang harus dipesan (kuantitas pesanan) dan kapan pemesanan harus dilakukan sehingga biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan dapat diminimalisir. Asumsi dasar atas model-model ini adalah bahwa permintaan diketahui dengan pasti dan bersifat konstan.


(23)

2.4 Fungsi Persediaan

Efisiensi operasional suatu organisasi dapat ditingkatkan karena berbagai fungsi penting persediaan, fungsi-fungsi tersebut meliputi:

1. Fungsi Decoupling

Yaitu fungsi persediaan bahan baku yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada pemasok. Persediaan bahan baku diadakan perusahaan supaya tidak sepenuhnya tergantung pada kuantitas dan waktu pengiriman pengadaan. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para langganan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan disebut fluctuation stock.

2. Fungsi Economic lot Sizing

Yaitu fungsi yang menyimpan persediaan sehingga perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumberdaya-sumberdaya dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya-biaya per unit. Persediaan lot size ini mempertimbangkan potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit, dan sebagainya. Karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar disbanding dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan.


(24)

3. Fungsi Antisipasi

Yaitu fungsi yang berguna bagi perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan pesanan barang selama periode pemesanan kembali sehingga memerlukan persediaan pengaman. Fungsi antisipasi ini juga merupakan pelengkap fungsi

decoupling.

2.5 Jenis-Jenis Persediaan

Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara, dilihat dari fungsinya, yaitu:

1 Bath Stock atau Lot Size Inventory

Merupakan persediaan yang diadakan karena membeli atau membuat bahan-bahan dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi dalam hal ini pembelian atau pembuatan yang dilakukan dalam jumlah besar, sedangkan penggunaan atau pengeluaran dalam jumlah kecil.

Persediaan ini timbul karena bahan atau barang yang dibeli, dikerjaan dan diangkut dalam jumlah yang besar, sehingga barang yang diperoleh lebih banyak dan cepat daripada penggunaan atau pengeluarannya, dan untuk sementara tercipta suatu persediaan. Keuntungan yang akan diperoleh diperoleh dari adanya bath-stock ini antara lain:


(25)

a. Memperoleh potongan harga pembelian

b. Memperoleh efisiensi produksi ( manufacturing economiies) karena adanya operasi atau production run yang lebih lama.

2. Fluctuation Stock

Merupakan persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen, apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak beraturan atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan tidak dapat diramalkan terlebih dahulu. Jadi apabila terdapat fluktuasi permintaan yang sangat besar, maka persediaan ini sangat dibutuhkan untuk menjaga kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut.

3 Persediaan Pengaman (Anticipation Stock)

Merupakan persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan yang meningkat. Disamping itu anticipation stock

juga bertujuan untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-bahan sehingga tidak mengganggu jalannya produksi atau menghindari kemacetan produksi.


(26)

2.6 Jenis-Jenis Biaya pada Persediaan

Unsur-unsur biaya yang terdapat dalam persediaan dapat digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:

1. Biaya Pemesanan (ordering costs)

Merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan yang berhubungan pemesanan barang-barang. Yang termasuk dalam biaya pemesanan ini adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengadakan pemesanan bahan tersebut, diantaranya biaya administrasi pembelian, penempatan pesanan, biaya pengangkutan dan bongkar muat dan lain-lain.

2. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (inventory carrying costs) Merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan adanya persediaan yang meliputi seluruh pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat adanya sejumlah persediaan. Yang termasuk dalam biaya ini adalah semua biaya yang timbul karena barang disimpan yaitu biaya pergudangan yang terdiri dari biaya sewa gudang gaji tenaga pengawas, pelaksanaan pergudangan dan lain-lain.

3. Biaya kekurangan persediaan (out of stock costs)

Merupakan biaya-biaya yang timbul akibat terjadinya persediaan yang lebih kecil daripada jumlah yang diperlukan, seperti kerugian atau biaya-biaya tambahan yang diperlukan karena seorang pelanggan


(27)

meminta atau memesan suatu barang sedangkan barang atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia.

4. Biaya yang berhubungan dengan kapasitas (capacity associated costs)

Merupakan biaya-biaya yang terdiri atas biaya kerja lembur, biaya latihan, biaya penghentian kerja dan lain-lain. Biaya ini terjadi karena adanya penambahan atau pengurangan kapasitas.

2.7 Penentuan Sistem Persediaan

Apabila barang-barang yang telah dibeli atau diproduksi sendiri semuanya terjual dalam suatu periode maka dalam menentukan keuntungan atau profit atas penjualan akan dapat ditentukan dengan mudah, yaitu total harga pokok pembelian atau biaya produksi yang juga merupakan harga pokok penjualan dibebankan pada hasil penjualan (revenue from sales). tetapi biasanya sebagian barang yang dibeli, tidak atau belum terjual pada akhir suatu periode. Hal ini memerlukan penilaian atas barang-barang tersebut. Permasalahan yang terjadi dalam menentukan nilai dari persediaan yang dilaporkan pada neraca sebagai laporan keuangan adalah faktor-faktor apakah yang termasuk dalam suatu persediaan dan berapa besarnya nilai persediaaan tersebut.


(28)

2.7.1 Cara-cara Penentuan Jumlah Persediaan

Sistem yang umum dikenal dalam menentukan jumlah persediaan pada akhir suatu periode adalah:

a. Sistem Periode Berkala (Periodic System)

Merupakan sebuah sistem yang setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam menentukan jumlah persediaan akhir.

b. Preretual System

Biasa juga disebut book inventories yaitu persediaan yang diatur dalam catatan administrasi. Setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat dari pembelian dapat dilihat dalam kartu administrasi persediaannya. Bila metode ini dipakai, maka perhitungan secara fisik hanya dilakukan paling tidak setahun sekali yang biasanya dilakukan untuk keperluan counter checking

antara jumlah persediaan menurut fisik dengan menurut catatan dalam kartu administrasi persediaannya.

2.7.2 Metode Penilaian Persediaan

Dalam menilai suatu persediaan ada beberapa cara yang dapat digunakan, diantaranya dengan:

a. Firs-In, First-Out (FIFO-Method)

Yaitu bahwa barang-barang yang terdahulu dibeli merupakan barang yang dijual pertama kali.


(29)

b. Rata-rata ditimbang (Weighted Average Method)

Yaitu barang-barang yang dijual merupakan barang yang terdapat dalam persediaan.

c. Last-In, First-Out (LIFO-Method)

Yaitu bahwa barang-barang yang paling akhir dibeli merupakan barang yang dijual pertama kali.

2.8 Model-Model Analisis Pengendalian Persediaan

Menurut Indarjit dan Djokopranoto [6], ada berbagai model dalam analisis pengendalian persediaan, diantaranya adalah system pengendalian persediaan yang berdasarkan permintaan yang independent, yaitu:

1. Sistem pemesanan tetap

Dalam sistem ini, untuk setiap kali pemesanan, jumlah yang dipesan sedikit bersifat tetap. Model ini yang paling popular adalah model EOQ (Economic Order Quantity).

2. Sistem produksi tumpukan

Sistem ini berorientasi pada produksi barang dalam tumpukan tertentu. Model yang cukup popular adalah formula EPQ (Economic Production Quantity).


(30)

3 Sistem periodik tetap

Sistem ini digunakan untuk perhitungan atau tinjauan pemesanan kembali persediaan barang berdasarkan jadwal waktu yang tetap. Model yang dikembangkan dalam sistem ini, diantaranya adalah Economic Order Interval.

4 Sistem minimum-maksimum

Sistem ini menganut paham sebaiknya diusahakan suatu jumlah persediaan minimum untuk menjamin kelangsungan operasi perusahaan, namun juga perlu ditetapkan jumlah maksimal untuk menjamin tidak tertumpuknya barang secara tidak terkendali.

2.9 Kualitas Pesanan Yang Ekonomis (Economic Order Quantity (EOQ)) Menurut [2], metode EOQ merupakan teknik pengendalian persediaan yang klasik atau tertua dan paling sederhana. Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh Ford W. Harris pada tahun 1915. Metode ini bertujuan untuk meminimisasi biaya total (keseluruhan) dan untuk mendapatkan hasil persediaan ekonomis dengan melakukan efisiensi biaya.

Dalam suatu bisnis penjualan terdapat jenis-jenis biaya untuk menjalankan roda perputaran bisnisnya yaitu biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Dari kedua biaya tersebut pastilah pihak perusahaan ingin meminimalisasi biaya-biaya yang dikeluarkan. Tujuan dari model ini adalah mengembangkan suatu model yang dapat membantu mengambil keputusan ini. Model ini dikenal sebagai model EOQ (Economic Order Quantity)


(31)

klasik. Model ini dikembangkan dengan asumsi bahwa pemesanan dibuat dan diterima seketika itu juga sehingga tidak ada kekurangan yang terjadi. Kemudian metode EOQ bertujuan untuk menentukan jumlah dan frekuensi pembelian yang optimal. Melalui penentuan jumlah dan frekuensi pembelian yang optimal maka akan didapatkan pengendalian persediaan yang optimal. Dengan menggunakan variabel-variabel dibawah ini dapat ditentukan total biaya pemesanan dan penyimpanan, yaitu:

c

C = biaya pemeliharaan per pesanan

0

C = biaya pemesanan per pesanan

D = permintaan bahan baku per periode waktu Q = kuantitas barang setiap pemesanan / persediaan

*

Q = kuantitas ekonomis barang setiap pemesanan (EOQ) F = frekuensi pembelian bahan baku

TS = total biaya pemesanan tahunan

TC = total biaya persediaan tahunan

TH = total biaya penyimpanan / perawatan tahunan

Dalam mengaplikasiskan model EOQ terlebih dahulu akan dijelaskan jenis-jenis biaya yang berhubungan dengan persediaan di atas.

2.9.1 Biaya Pemeliharaan (Carrying Cost)

Biaya pemeliharaan juga dikenal dengan biaya penyimpanan, dilambangkan dengan Cc adalah biaya untuk pemeliharaan dalam


(32)

persediaannya. Total biaya pemeliharaan umumnya mencakup beberapa atau seluruh dari hal-hal berikut:

a. Biaya penyimpanan langsung (sewa, pemanas, lampu, perawatan, keamanan, penanganan, pencatatan, tenaga kerja, dan lain-lain dalam gudang tersebut )

b. Laba investasi yang ditangguhkan (barang dalam persediaan tidak menghasilkan laba), seperti: bunga atas investasi dalam persediaan, keusangan produk, penyusutan, pajak, asuransi.

Biaya pemeliharaan biasanya dinyatakan dengan dasar per unit untuk beberapa periode waktu (walaupun kadangkala dinyatakan dalam bentuk persentase rata-rata persediaan). Secara tradisional, biaya pemeliharaan dihubungkan dengan dasar tahunan (per tahun).

Misalkan suatu perusahaan memutuskan bahwa biaya pemeliharaan (Cc) adalah seperti Gambar 2.1.


(33)

Walaupun demikian, nilai ini hanya menyajikan biaya per unit dan tidak total biaya pemeliharan tahunan. Total biaya pemeliharaan ditentukan oleh jumlah persediaan yang dimiliki selama tahun itu. Jumlah persediaan yang tersedia diilustrasikan dalam gambar di atas.

Dalam Gambar 2.1, Q melambangkan besarnya pemesanan yang diperlukan untuk mengisi persediaan yang ditentukan. Garis yang menghubungkan Q dengan waktu t, dalam grafik, melambangkan tingkat dimana persediaan dihabiskan selama periode waktu tertentu. Permintaan diasumsikan diketahui secara konstan atau pasti, hal ini menjelaskan mengapa garis yang melambangkan permintaan berupa garis lurus atau linear. Kemudian persediaan tidak pernah turun dibawah nol, ketika tingkat persediaan mencapai titik nol, diasumsikan bahwa pesanan segera datang setelah beberapa waktu yang tidak lama.

Pada Gambar 2.1, dapat diketahui bahwa jumlah persediaan (Q) adalah besarnya pemesanan untuk sedikit periode waktu yang terbatas, karena persediaan selalu dihabiskan oleh permintaan. Demikian pula halnya jumlah persediaan adalah nol untuk sedikit periode waktu, karena satu-satunya saat di mana tidak ada persediaan adalah pada waktu tertentu, t. Maka jumlah persediaan yang tersedia adalah diantara dua titik ekstrim ini. Dedukasi yang logis adalah bahwa jumlah persediaan yang tersedia adalah sebesar rata-rata tingkat persediaan, yang didefinisikan sebagai:

Rata-rata Persediaan =

2 Q


(34)

Dari persamaan (2.1), akan dihasilkan Rata-rata persediaan = 2 Q

. Untuk

membuktikannya akan dicari dengan deret aritmatika, bahwa persediaan awal adalah Q, kemudian berkurang secara konstan persatuan waktu misalkan sebanyak b, sehingga data penurunan persediaan adalah:

Q,(Qb),(Q−2b),(Q−3b),Κ0. (2.2) Untuk mencari rata-rata persediaan tersebut adalah dengan menjumlah data di atas kemudian dibagi dengan banyaknya data. Karena data tersebut menurun secara konstan persatuan waktu maka untuk mencari jumlah datanya menggunakan pendekatan deret hitung.

Misal banyak data = n suku awal (a) = Q beda (b) = b suku terakhir (Un) = 0 jumlah suku ke-n = (Sn)

Rata-rata persediaan = n Sn

Untuk memperoleh rata-rata persediaan akan dihitung:

b Q b n Q b bn b bn Q b n Q b n a Un − = − = − + = − + = − + = 0 ) 1 ( 0 ) 1 (


(35)

kemudian Q b Q b Sn Q b Q b Sn Un a n Sn . 2 ) 0 ( 2 ) ( 2 − = + − = + =

Maka diperoleh rata-rata dari data tersebut (Ut),adalah:

2 ) ( 2 ) ( 2 ) ( Q Ut Q b b Q b Q b Ut b Q b Q b Q b Ut n Sn Ut = − − = − − = =

Untuk memeriksa hubungan ini, sebagai contoh tentukan jumlah titik manapun, nilai-nilai dari Q dalam seluruh periode waktu, t, dan bagi nilai tersebut dengan jumlah titik yang ada. Misalkan jika Q=5.000, enam titik yang ditandai dari 5.000 sampai seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.2, dijumlah dan dibagi dengan 6.

Rata-rata Persediaan =

6 0 000 . 1 000 . 2 000 . 3 000 . 4 000 .

5 + + + + +


(36)

Gambar 2.2. Tingkat Persediaan, Q

Sebagai alternatif, menjumlahkan kedua titik ekstrim (yang mencakup jarak waktu, t) dan bagi dengan 2. proses ini juga menghasilkan 2.500. Perhitungan ini, pada prinsipnya sama dengan

2 Q

atau dengan perhitungan:

Rata-rata Persediaan = 2.500 2

000 . 5 0

= +

Hubungan untuk rata-rata persediaan ini dipertahankan tanpa melihat besarnya pemesanan, Q, atau frekuensi pemesanan (periode waktu, t). Oleh

karena itu, rata-rata persediaan dalam dasar tahunan juga sebesar 2 Q

, seperti

ditunjukkan Gambar 2.3. Tingkat Persediaan, Q 5000 4000 3000 2000 1000 0


(37)

Gambar 2.3. Rata-rata persediaan

Jika jumlah persediaan yang tersedia dalam dasar tahunan adalah sebesar rata-rata persediaan,

2 Q

, maka dapat ditentukan total biaya pemeliharaan

tahunan dengan mengalikan rata-rata jumlah dalam persediaan dengan biaya pemeliharaan per tahunnya, Cc. Total biaya Pemeliharaan tahunnya:

) (TH = Cc

2 Q

(2.3)

2.9.2 Biaya Pemesanan

Biaya persediaan kedua yaitu biaya melakukan pemesanan. Total biaya pemesanan umumnya mencakup beberapa atau seluruh hal-hal berikut:

Ukuran Pemesanan

Q Tingkat Persediaan

2 Q

0 t 2t Pemesanan ulang


(38)

a. Biaya pemrosesan suatu pemesanan, termasuk seluruh pencatatan.

b. Biaya transportasi untuk mengangkut pesanan dari pemasok. c. Biaya menurunkan pesanan dan menempatkannya dalam

persediaan.

d. Gaji pegawai yang terlibat dalam proses pemesanan.

e. Seluruh perlengkapan yang digunakan dalam pemesanan, termasuk formulir, perangko, telepon.

Biaya pemesanan (Co) dinyatakan dalam dasar per pemesanan, nilai ini haya menggambarkan biaya per pemesanan dan bukan total biaya pemesanan. Sebelumnya telah dirumuskan total biaya pemeliharan dengan dasar tahunan, maka sekarang akan ditentukan total biaya pemesanan per tahun. Total biaya pemesanan diambil dari jumlah pemesanan yang akan dilakukan selama tahun tersebut. Pemesanan suatu barang tidak melebihi permintaan yang ada karena permintaan diketahui secara pasti, jumlah pemesanan per tahun

)

(PT didefinisikan sebagai:

Q D

PT = (2.4)

dimana, D = permintaan per tahun

Total biaya pemesanan tahunan (TS) dapat dihitung sebagai jumlah pemesanan per tahun dikalikan dengan biaya per pemesanan.

) (TS = Co

Q D


(39)

2.9.3 Total Biaya Persediaan

Total biaya persediaan tahunan (TC) dihitung dengan menjumlahkan total biaya pemeliharaan tahunan dan total biaya pemesanan.

(TC) = Cc 2 Q

+ Co

Q D

(2.6)

Misalkan total biaya persediaan, biaya pemesanan, dan biaya pemeliharaan digambarkan oleh Grafik 2.4 berikut:

Gambar 2.4. Model Biaya Persediaan

Total biaya persediaan, biaya pemesanan dan biaya pemeliharaan pada gambar di atas. Kemudian analisa masing-masing dari ketiga kurva biaya yang ditunjukkan dalam Gambar 2.4 tersebut secara terpisah.

Rp TC = Cc 2 Q

+ Co

Q D

TH = Cc 2 Q

.

Biaya

TS = Co Q D


(40)

Pertama, mengamati kecenderungan menaik dari kurva total biaya pemeliharaan, sejalan dengan meningkatnya jumlah pemesanan (Q) pada sumbu horizontal, total biaya pemeliharaan (pada sumbu vertikal) juga meningkat. Hal ini rasional, karena pemesanan yang semakin banyak akan menyebabkan semakin banyaknya unit yang dipelihara dalam persediaan.

2.10 Menghitung Q (Persediaan) Optimal

Pada gambar 2.4, dapat diketahui bahwa nilai Q optimal yang berhubungan dengan total biaya persediaan minimum terjadi tidak hanya pada saat kurva total biaya mencapai titik terendah, tetapi juga ketika total biaya pemesanan sama dengan total biaya pemeliharaan (dimana kedua kurva biaya tersebut berpotongan). Hubungan ini dinyatakan:

Cc

2 Q

= C0

Q D

(2.7)

Karena disini kita ingin mengetahui nilai Q, maka itulah variabel keputusan yang akan dicari, pertama kita kalikan kedua ruas Q, yang menghasilkan

Cc

2

2

Q

= C0 D (2.8)

Kemudian, kalikan kedua ruas dengan 2, dan bagi kedua ruas dengan Cc sehingga diperoleh

Q2 = c

C D C0 2


(41)

Misalkan

Q* = Q2 (2.10) sehingga

Q* =

c C D C0 2 (2.11)

Dari persamaan (2.6) akan dihasilkan biaya total persediaan (TC ) minimum. Untuk membuktikannya akan dicari turunan pertama dari persamaan (2.6), yaitu :

. 2 ) ( 2 2 0 0 Q D C C dQ TC d Q D C Q C TC c c − = + = (2.12) Syarat minimum 0 ) ( = dQ TC d (2.13) sehingga 0 2 − 2 C0 =

Q D Cc (2.14) atau c c C DC Q C Q D C 0 2 0 2 2 2 = = (2.15) Jadi,


(42)

c C

D C

Q*= 2 0 (2.16)

Q* menandakan bahwa nilai Q ini optimal, dikenal sebagai economic order quantity (EOQ).

Dengan diketahuinya Q* yang optimal maka juga dapat dicari:

1. Jumlah Pemesanan per tahun

Jumlah pemesanan tahunan (TP) yang akan dilakukan dapat dihitung sebagai berikut :

) (TP = *

Q D

(2.17)

2. Waktu Antar Pemesanan

Dengan mengasumsikan satu tahun sama dengan 365 hari, dapat ditentukan waktu antara pemesanan (TA), sebagai berikut;

Waktu antara pemesanan ) (TA =

TP 365

(2.18)

2.11 Model EOQ dengan Titik Pemesanan Ulang

Tenggang waktu antara pemesanan dilakukan dan diterima disebut sebagai tenggang waktu pemesanan ulang (reorder lead time). Konsep


(43)

jarak waktu yang dibutuhkan untuk menerima pesanan diasumsikan konstan pada Grafik dalam Gambar 2.5. Pemesanan sekarang harus dibuat sebelum saat dimana tingkat persediaan menjadi nol. Karena permintaan suatu barang mengkonsumsi persediaan sementara pesanan sedang dikirim, pemesanan harus dilakukan selama masih terdapat cukup persediaan dalam stok untuk memenuhi permintaan selama periode tenggang waktu. Tingkat persediaan ini disebut dengan titik pemesanan ulang ditunjukkan dalam Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Titik Pemesanan Ulang dan Tenggang Waktu

Titik pemesanan ulang dihitung dengan mengalikan tenggang waktu )

(L , dengan permintaan per hari. Jika kita mengasumsikan bahwa satu Tingkat Persediaan

Q

Titik pemesanan

0 t 2t

Tenggang Waktu Tenggang Waktu


(44)

tahun terdiri dari 365 hari, maka permintaan per hari adalah 365

D

. Jadi,

rumus untuk titik pemesanan ulang (R), adalah

365 D L


(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data yang diambil berupa data penjualan dan data operasional biaya-biaya dari air mineral AQUA yaitu jenis AQUA galon dan AQUA botol 1.500 ml pada bulan Januari sampai dengan Desember 2008 di AGEN TIRTA INDAH yang beralamat di Bukit Cirendeu Blok A III / 15 Pondok Cabe Tangerang Banten

3.2 Metode Pengolahan Data

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan Metode Entity Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP). Langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut:

1. menghitung total dan rata-rata dari data penjualan air mineral. 2. menghitung komponen biaya-biaya.

3. menghitung total biaya persediaan. 4. menghitung jumlah pemesanan optimal. 5. menghitung frekuensi pembelian optimal. 6. menghitung biaya persediaan berdasarkan EOQ. 7. Menghitung waktu antar pemesanan.


(46)

3.3 Alur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:

Gambar 3.2. Alur Penelitian Sumber Data • Data Penjualan

• Data Biaya Operasional

Pengolahan Data

Metode EOQ

• Menentukan kuantitas pemesanan ekonomis Q* =

c C D C0 2 Dimana : c

C =biaya pemeliharaan per pesanan

D =permintaan bahan baku per periode waktu

C0 = biaya pemesanan per pesanan

• Menentukan Total biaya Persediaan optimum )

(TC = Cc 2 Q

+ Co

Q D

• Menentukan frekuensi pembelian optimal )

(TP = * Q

D

• Menentukan waktu antar pemesanan )

(TA = TP 365

Motode ROP

• Menentukan titik pemesanan optimal 365 D L R= )

(L = tenggang waktu

D = permintaan bahan baku per periode waktu


(47)

(48)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persediaan barang / air mineral yang dilakukan oleh Agen Tirta Indah berdasarkan order atau permintaan dari pelanggan (costumer) harus benar-benar terpenuhi supaya dapat memuaskan pelanggannya. Dari banyak jenis produk air mineral yang paling besar frekuensi penjualan terhadap permintaannya adalah air mineral dalam bentuk galon dan jenis botol 1.500 ml.

Merek jenis air mineral yang jual disini ialah AQUA, karena AQUA merupakan jenis merek air mineral yang terbaik dan terbesar dari segi kualitas dan kapasitasnya sebagai trademark. Pada penelitian ini fungsi persediaannya merupakan funsi Economic Lot sizing dan jenis persediaannya merupakan Fluctuation Stock serta metode persediaannya adalah Last-In, First Out (LIFO Method).

4.1 Metode EOQ (Economic Order Quantity)

Metode perhitungan EOQ dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah pesanan yang harus dipesan (kuantitas pemesanan) dan total biaya persediaan optimum dari biaya-biaya operasionalnya. Pada penelitian ada dua jenis air mineral AQUA yang akan diteliti, yaitu air mineral jenis galon dan jenis botol 1.500 ml. Dengan melihat rata-rata permintaan pada masing-masing barang, maka seorang produsen dapat memperkirakan jumlah barang yang akan distok


(49)

di gudang dengan tingkat resiko yang kecil. Berikut ini data yang digunakan untuk melakukan perhitungan :

Tabel 4.1. Data Penjualan Air Mineral berupa AQUA Galon pada Agen Tirta Indah selama periode Januari-Desember 2008-2009.

Tahun AQUA Galon AQUA BOTOL 1500 ml

2008-2009 Penjualan Penjualan

(Bulan) (buah) (dus)

Januari 22.417 10.212

Februari 19.196 8.796

Maret 20.345 8.345

April 18.725 9.654

Mei 19.330 11.471

Juni 18.567 9.878

Juli 22.117 10.024

Agustus 16.456 7.998

September 19.331 8.914

Oktober 13.201 6.112

November 17.577 9.011

Desember 19.472 8.655

Total 226.734 109.070


(50)

Grafik Penjualan Air Mineral AQUA Jenis Galon Pada Tahun 2008 0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 Janu ari Febr uari Mar et

April Mei Juni Ju li Agus tus Sept em ber Okt ober Nov em ber Des em ber Bulan Penjualan A n g k a P e n ju a la n

Gambar 4.1. Grafik Penjualan Air Mineral AQUA Jenis Galon Tahun 2008

Grafik Penjualan AQUA Jenis Botol 1.500 m l Pada Tahun 2008

0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 Janu ari Feb ruar i Mar et Apr il

Mei Juni Juli Agu stus Sep tem ber Okt obe r Nov em ber Des em ber Bulan Penjualan A n g k a P e n ju a la n

Gambar 4.2. Grafik Penjualan Air Mineral AQUA Jenis Botol 1500 ml Tahun 2008


(51)

4.2 Analisis Biaya Persediaan Air Mineral

Dalam analisis biaya persediaan air mineral di Agen Tirta Indah terdapat dua komponen biaya, yaitu biaya pemeliharaan atau biaya penyimpanan dan biaya pemesan. Biaya pemesanan adalah biaya yang timbul dikarenakan perusahaan melakukan pembelian barang. Biaya pemesanan di dalamnya terdapat biaya telepon dan biaya surat pesanan.

Biaya telepon timbul karena perusahaan memesan air mineral dengan menggunakan telepon dan biaya faksimili karena pengiriman PO (Purchase Order) dalam bentuk faksimili kepada distributor.

Komponen biaya pemesanan air mineral pada Agen Tirta Indah tertera dalam tabel 4.2 sebagai berikut;

Tabel 4.2 Komponen Biaya Pemesanan Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta Indah.

Jenis Air Mineral AQUA

Aqua Galon Aqua Botol 1500 ml Komponen Biaya

Nilai (Rp) % Nilai (Rp) %

Telepon & Fax 900 8,3 900 10,1

Menurunkan Pesanan dan

Penempatan dalam Gudang 10.000 91,7 8.000 89,9

Total 10.900 100 8.900 100

Sumber; Bagian Keuangan, Agen Tirta Indah 2008

Dalam biaya pemesanan dapat dilihat bahwa nominal biaya pemesanan berbeda, dikarenakan dua jenis air mineral ini berbeda bentuk, ukuran dan beban. Sehingga komponen biaya yang dikeluarkan berbeda pada setiap jenis air mineral. Untuk jenis galon dan botol 1.500 ml pemesanan dilakukan lewat telepon dan fax


(52)

kurang lebih 6 menit untuk memesan, jadi biaya nominalnya tidak jauh berbeda yaitu sebesar Rp. 900 setiap pemesanan. Sedangkan biaya menurunkan pesanan dan penempatan dalam gudang berbeda untuk jenis galon kurang lebih biayanya sebesar Rp. 10.000 setiap pemesanan dan untuk jenis botol 1.500 ml kurang lebih Rp. 8.000 setiap pemesanan. Dengan total biaya pemesanan untuk jenis galon yaitu Rp 10.900 dan untuk jenis botol 1.500 ml yaitu Rp 8.900 untuk setiap pemesanan.

Jenis biaya persediaan yang kedua yaitu biaya penyimpanan. Biaya penyimpanan yang dilakukan oleh Agen Tirta Indah yaitu biaya-biaya yang timbul akibat dari perawatan tempat penyimpanan, fasilitas dan pengawasan atau keamanan. Dengan demikian biaya penyimpanan masing-masing jenis air mineral tercantum pada Tabel 4.3 berikut;

Tabel. 4.3 Komponen Biaya Penyimpanan Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta Indah.

Jenis Air Mineral AQUA

Aqua Galon Aqua Botol 1500 ml Komponen Biaya

Nilai (Rp) % Nilai (Rp) %

Fasilitas 200 5.9 100 3.1

Perawatan 150 4.5 100 3.1

Pengawasan / Keamanan 3.000 89.6 3.000 93.8

Total 3.350 100 3.200 100


(53)

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa untuk setiap jenis air mineral biaya penyimpanannya berbeda, dikarenakan dua jenis air mineral ini berbeda bentuk, ukuran dan beban. Untuk jenis galon komponen biaya penyimpanan yang dikeluarkan dapat dilihat langsung pada tabel diatas dengan total biaya penyimpanannya sebesar Rp. 3.350 dan untuk jenis botol 1.500 ml sebesar Rp. 3.200. Harga air mineral yang berlaku di tingkat supplier yaitu untuk jenis galon Rp 9.500 per buah dan jenis botol 1.500 ml Rp. 30.000 per dus (1 dus = 1lusin botol).

Dari biaya pemesanan dan penyimpanan pada Tabel 4.2 dan 4.3, dapat diketahui biaya total pengendalian persediaan yang dilakukan oleh perusahaan. Perhitungan biaya total persediaan berdasarkan rumus biaya total persediaan yaitu biaya total pemesanan ditambah biaya total penyimpanan, disajikan pada Tabel 4.4 berikut;

Tabel 4.4. Perhitungan Total Biaya Persediaan Air Mineral AQUA Berdasarkan Kebijakan Perusahaan Pada Agen Tirta Indah.

Jenis Frekuensi Jumlah Biaya Biaya

Air Mineral Pembelian Pemesaanan Pemesanan Penyimpanan

(Buah/Pesan) (Rp/Pesan) (Rp/Buah)

Q

D

Q C0 Cc

Aqua Galon 95 2.386 10.900 3.350

Aqua Botol


(54)

Biaya Total Biaya Total Biaya Total Pemesanan Penyimpanan Persediaan Jenis

Air Mineral

(Rp/Tahun) (Rp/Tahun) (Rp/Tahun)

C0

Q D

Cc

2 Q

. Cc

2 Q

+ C0

Q D

Aqua Galon 1.035.500 3.996.550 5.032.050 Aqua Botol

1500ml 845.500 1.836.800 2.682.300

Berdasarkan Tabel 4.4, diatas dapat dijelaskan bahwa frekuensi pembelian yang dilakukan pada tiap jenis air mineral adalah sama yaitu sebanyak 95 kali pembelian, sedangkan jumlah pemesanan atau kuantitas pemesanan diperoleh dari total pembelian air mineral (D) dibagi dengan frekuensi pemesanan. Jumlah pemesanan yang dilakukan setiap pemesanan sebesar 2.386 buah untuk jenis galon dan 1.148 dus untuk jenis botol 1.500 ml.

Dalam biaya total persediaan terdapat perbedaan yaitu air mineral jenis gallon sebesar Rp. 5.032.050 dan untuk jenis botol 1.500 ml sebesar Rp. 2.682.300. perbedaan ini berdasarkan hasil perhitungan EOQ diperoleh jumlah pemesanan yang ekonomis yaitu sebesar 1.215 buah untuk air mineral jenis galon , dan 779 dus untuk jenis botol 1.500 ml.


(55)

Tabel 4.5. Jumlah Pemesanan Optimal Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta Indah.

Pembelian Biaya Biaya EOQ

(Buah/tahun) Pemesanan Penyimpanan EOQ (Rp/Pesan) (Rp/Buah)

Jenis Air Mineral

D C0 Cc c

C D C0 2

Q*= c C

D C0 2

Aqua Galon 226.734 10.900 3.350 1.475.463 1.215 Aqua Botol

1500ml

109.070

8.900 3.200 606.701 779

Jumlah pemesanan ekonomis ini memiliki nilai yang kecil dibandingkan jumlah pemesanan yang dilakukan perusahaan. Banyaknya jumlah pemesanan air mineral AQUA akan berpengaruh terhadap frekuensi pembelian yang dilakukan perusahaan dan pada akhirnya berpengaruh total biaya persediaan air mineral.

Dengan diketahuinya jumlah pemesanan ekonomis maka frekuensi maka frekuensi pemesanan yang optimal dapat diketahui. Frekuensi pembelian optimal adalah banyaknya pembelian yang dilakukan perusahaan berdasarkan jumlah pemesanan optimal. Frekuensi pembelian optimal didapatkan dari pembelian selama satu tahun oleh perusahaan dibagi dengan hasil perhitungan EOQ, maka frekuensi pembelian optimal air mineral disajikan pada Tabel 4.6 sebagai berikut;


(56)

Tabel 4.6. Frekuensi Pembelian Optimum Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta Indah.

Jenis Air Mineral Pembelian (P)

EOQ (Q*)

Frekuensi (

* Q

P )

Aqua Galon 226.734 1.215 186

Aqua Botol 1500ml

109.070

779 140

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas dapat dijelaskan bahwa, air mineral jenis galon memiliki frekuensi sebesar 186 kali pembelian dalam setahun dan Aqua Botol 1.500ml sebanyak 140 kali. Jumlah frekuensi ini sangatlah berbeda dengan yang dilakukan Agen perusahaan yaitu sebanyak 95 kali dalam setahun. Perbedaan ini dikarenakan jumlah pemesanan optimal kuantitasnya lebih rendah dibandingkan dengan yang dilakukan perusahaan.

Setelah mendapatkan hasil perhitungan dari keseluruhan variabel maka dapat diketahui biaya total persediaan secara optimum. Biaya total persediaan optimum adalah jumlah nominal yang dikeluarkan untuk melakukan persediaan barang secara ekonomis dan efisien. Berdasarkan perhitungan dengan pendekatan metode EOQ maka total biaya persediaan optimal air mineral AQUA dapat disajikan dalam tabel 4.7 sebagai berikut:


(57)

Tabel 4.7. Perhitungan Biaya Persediaan Air Mineral AQUA Berdasarkan Economic Order Quantity (EOQ) Pada Agen Tirta Indah.

Jenis Air Mineral

Frekuensi

Pembelian EOQ

Biaya Pemesanan (Rp/Pesanan) Biaya Penyimpanan (Rp/buah/tahun) Biaya Total Pemesanan (Rp/Tahun) Biaya Total Penyimpanan (Rp/Tahun) Biaya Total Persediaan (Rp/Tahun) Q D

Q* C0 Cc C0

Q D

Cc

2 Q

. Cc

2 Q

+ C0

Q D Aqua

Galon 186 1.215 10.900 3.350 2.027.400 2.035.125 4.062.525 Aqua

Botol 1500ml

140 779 8.900 3.200 1.246.000 1.246.400 2.492.400

Berdasarkan model EOQ yang terdapat pada Tabel 4.7, diperoleh biaya persediaan optimum tiap jenis air mineral. AQUA galon memiliki biaya persediaan optimum sebesar Rp. 4.062.525 dan untuk AQUA botol 1.500 ml sebesar Rp.2.492.400. perhitungan biaya-biaya ini diharapkan dapat diterapkan perusahaan dalam menentukan kebijakan persediaannya. Dari hasil perhitungan ini terdapat perbedaan antara Tabel 4.4 dengan Tabel 4.8, yakni antara total biaya persediaan air mineral menurut kebijakan perusahaan dengan yang menggunakan model perhitungan EOQ, perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan (pada Tabel 4.4) memiliki angka nominal yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan model EOQ (pada Tabel 4.8). Jadi perhitunan ini mengidentifikasikan bahwa perhitungan dengan metode EOQ menjadikan perusahaan dapat melakukan efisiensi biaya persediaan.

Perbedaan ini menunjukkan adanya penghematan total biaya persediaan dari sistem yang digunakan perusahaan terhadap sistem EOQ. Berdasarkan


(58)

perhitungan dengan pendekatan metode EOQ maka penghematan biaya persediaan air mineral disajikan dalam Tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8. Penghematan Biaya Persediaan Pada Agen Tirta Indah.

Total Biaya Persediaan Jenis

Air Mineral Sistem Pada

Perusahaan Sistem EOQ Penghematan

Persentase (%) Aqua Galon 5.032.050 4.062.525 969.525 19,3 Aqua Botol

1500ml 2.682.300 2.492.400 189.900 7,1

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat dijelaskan bahwa, perusahaan dapat menghemat total biaya persediaan sekitar 19,3 % yaitu sebesar Rp. 969.525 untuk jenis AQUA galon, untuk AQUA jenis botol 1.500 ml penghematannya sebesar 7,1 % yaitu sebesar Rp. 189.900.

Total biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan lebih besar dari perhitungan menurut metode EOQ. Dalam hal ini sistem pengendalian persediaan yang dilakukan perusahaan belumlah optimal. Perusahaan sebenarnya dapat menghemat biaya pengeluaran yang biasa dilakukan untuk melakukan pemesanan. Penghematan berdasarkan perhitungan ini dapat dilakukan jika frekuensi pembelian yang dilakukan perusahaan diperkecil sampai pada titik optimal. Untuk mendapatkan nilai optimal dalam melakukan pemesanan air mineral perlu memperhatikan frekuensi pemesanan berdasarkan perhitungan EOQ.


(59)

Setelah dilakukan perhitungan total biaya persediaan optimum, selanjutnya untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan antara pemesanan berikutnya yang akan dilakukan, peritungan waktu antara pemesanan disajikan pada Tabel 4.9, sebagai berikut:

Tabel 4.9. Perhitungan waktu antara pemesanan Pada Agen Tirta Indah

Jenis Air Mineral

waktu dalam satu tahun/ hari

Jumlah Pemesanan Per tahun

Waktu antara Pemesanan

(hari)

t p

p t

Aqua Galon 365 95 4

Aqua Botol 1500ml 365 95 4

Berdasarkan Tabel 4.8, diatas dapat dijelaskan bahwa, perhitungan waktu antara pemesanan dengan mengasumsikan satu tahun sama dengan 365 hari dan besar jumlah pemesanannya per tahun untuk setiap jenis air mineral ini sama yaitu 95 kali, didapat nilai yang sama waktu antara pemesanan untuk setiap jenis air mineral, yaitu 4 hari antara pemesanan.

4.3 Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Apabila metode EOQ menjawab pertanyaan berapa banyak pemesanan yang optimal, sedangkan reorder point (ROP) menjawab pertanyaan kapan mulai mengadakan pemesanan kembali.


(60)

ROP terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat di dalam stok berkurang terus, oleh karena itu perusahaan menentukan titik pemesanan kembali yang harus dilakukan perusahaan agar tidak kehabisan stok (stokout) maupun kelebihan stok (over stock). Untuk mengetahui besarnya titik pemesanan kembali digunakan rumus;

365 D L

R = . Untuk lebih

jelasnya disajikan pada Tabel 4.10, dibawah ini;

Tabel 4.10 Perhitungan Titik Pemesanan Ulang Agen Tirta Indah Menurut metode ROP. Jenis Air Mineral Waktu Tunggu Rata-rata (hari) Pembelian (Buah/tahun) waktu dalam satu tahun (hari) Titik Pemesanan Ulang (R)

L D R=L

365 D

Aqua Galon 8 226.734 365 4.970

Aqua Botol

1500ml 8

109.070 365 2.391

Waktu tunggu rata-rata yang digunakan adalah selama 8 hari didapat dari jumlah pemesanan dalam satu tahun yaitu 95 kali dibagi dengan 12 bulan. Setelah itu didapat titik pemesanan ulang sebesar 4.970 buah untuk jenis AQUA galon mengandung arti bahwa suatu pemesanan harus dilakukan ketika persediaan mencapai 4.970 buah. Selama periode 8 hari ketika pesanan sedang dikirim, 4.970 galon yang akan benar-benar habis, sehingga tepat pada saat pesanan baru datang, tingkat persediaan akan mencapai titik nol, bahwa keberadaan tenggang waktu


(61)

sama sekali tidak mempengaruhi kuantitas pemesanan optimal. Dan untuk jenis AQUA botol 1.500 ml, titik pemesanan ulangnya sebesar 2.391 dus maksudnya suatu pemesanan harus dilakukan ketika persediaan mencapai 2.391 dus. Selama periode 8 hari ketika pesanan sedang dikirim, 2.391 dus yang akan benar-benar habis, sehingga tepat pada saat pesanan baru datang,


(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kuantitas pemesanan ekonomis yang dilakukan oleh agen Tirta Indah supaya biaya yang dikeluarkan lebih efisien yaitu untuk jenis air mineral AQUA galon yaitu sebesar 1215 per pesanan, dan jenis botol 1500 ml yaitu sebesar 775 per pesanan, dengan frekuensi pembelian optimum air mineral AQUA galon sebesar 186 per tahun atau sekitar 15 per bulan dan jenis botol 1500 ml sebesar 140 per tahun atau sebesar 11 per bulan.

Untuk penghematan biaya persediaan, air mineral AQUA jenis galon biaya total persediaan yang berdasarkan perhitungan kebijakan Agen sebesar Rp. 5.032.050, jika dibandingkan dengan perhitungan total biaya persediaan dengan metode EOQ yaitu sebesar Rp. 4.062.525. jadi penghematan biaya persediaan jika menerapkan EOQ sebesar Rp 969.525 atau 19,3 % dari selisih menurut perhitungan yang dilakukan agen. Dan untuk air mineral AQUA jenis botol 1500 ml biaya total persediaan yang berdasarkan perhitungan kebijakan Agen sebesar Rp. 2.682.300, jika dibandingkan dengan perhitungan total biaya persediaan dengan metode EOQ yaitu sebesar Rp. 2.492.400. Jadi penghematan biaya persediaan jika


(63)

menerapkan EOQ sebesar Rp 189.900 atau 7,6 % dari selisih menurut perhitungan yang dilakukan agen.

Untuk waktu antar pemesanannya didapat untuk air mineral AQUA jenis gallon dan botol 1500 ml memiliki nilai periode yang sama yaitu 4 hari antara pemesanan. Kemudian untuk perhitungan titik pemesanan ulang didapat untuk air mineral AQUA jenis gallon sebesar 4.970 buah dan AQUA jenis botol 1500 ml sebesar 2.391 dus, artinya bahwa suatu pemesanan harus dilakukan ketika persediaan mencapai titik pemesanan ulang tersebut, Selama periode 8 hari ketika pesanan sedang dikirim.

Pada penelitian ini funsi persediaannya merupakan funsi Economic Lot sizing dan jenis persediaannya merupakan Fluctuation Stock serta metode persediaannya adalah Last-In, First Out (LIFO Method).

5.2 Saran

Penulis menyarankan agar pada penelitian selanjutnya supaya melakukan perhitungan dengan menggunakan software-software lain yang mendukung agar lebih akurat, dan juga lebih melakukan pendekatan perhitungan EOQ danmodel-model didalamnyasupaya lebih teliti dengan mempertimbangkan permasalahan yang terjadi sebenarnya dengan data-data yang ada.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Slamet, Juli Soemirat, Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Bulaksumur. Yogyakarta. 1994.

[2] Bernad W, Taylor. Sains Managemen Pendekatan Matematika untuk Bisnis. Salemba Empat. Jakarta. 2001.

[3] Erlina, www.investopedia.com /terms/e/ economic order quantit .aspibrary . usu ac.id/ download/ fe/akutansi -erlina3. pdf [06/08/2009 : 19.30 WIB]

[4] William J, Stevenson. Operations Management seventh edition. Mc Graw Hill North Amerika.2002.

[5] Bayu. P, . www.inventoryops.com/economic_order_quantity. Elearning .gunadarma.ac.id/.../model.../28_model_persediaan_eoq.pdf

[05/08/2009 : 14.30 WIB].

[6] Indrajit, E.R dan Djokopranoto, R. Manajemen Persediaan. Grasindo. Jakarta 2003.

[7] Petrus, en.wikipedia.org/wiki/Economic_order_quantity Digilib petra.ac.id/.../jiunkpe -ns-s1-2005-25401110-7188 -bahan_baku-chapter1.pdf [05/09/2009 : 17.00 WIB].


(65)

[9] Rangkusi, F, Managemen Persediaan. PT. Raja Grasindo Persada. Jakarta. 2004.

[10] Edwin J. Purcell dan Dale Varberg, Kalkulus dan Geometri Analtis. Erlangga.jakarta.2005.


(66)

Lampiran 1

Data Penjualan Air Mineral berupa AQUA Galon pada Agen Tirta Indah selama periode Januari-Desember 2008-2009.

Tahun AQUA Galon AQUA BOTOL 1500 ml

2008-2009 Penjualan Penjualan

(Bulan) (buah) (dus)

Januari 22.417 10.212

Februari 19.196 8.796

Maret 20.345 8.345

April 18.725 9.654

Mei 19.330 11.471

Juni 18.567 9.878

Juli 22.117 10.024

Agustus 16.456 7.998

September 19.331 8.914

Oktober 13.201 6.112

November 17.577 9.011

Desember 19.472 8.655

Total 226.734 109.070


(67)

Lampiran 2

Komponen Biaya Pemesanan Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta Indah. Jenis Air Mineral AQUA

Aqua Galon Aqua Botol 1500 ml Komponen Biaya

Nilai (Rp) % Nilai (Rp) %

Telepon & Fax 900 8,3 900 10,1

Menurunkan Pesanan dan

Penempatan dalam Gudang 10.000 91,7 8.000 89,9

Total 10.900 100 8.900 100

Sumber; Bagian Keuangan, Agen Tirta Indah 2008

Komponen Biaya Penyimpanan Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta Indah. Jenis Air Mineral AQUA

Aqua Galon Aqua Botol 1500 ml Komponen Biaya

Nilai (Rp) % Nilai (Rp) %

Fasilitas 200 5.9 100 3.1

Perawatan 150 4.5 100 3.1

Pengawasan / Keamanan 3.000 89.6 3.000 93.8

Total 3.350 100 3.200 100


(68)

(1)

menerapkan EOQ sebesar Rp 189.900 atau 7,6 % dari selisih menurut perhitungan yang dilakukan agen.

Untuk waktu antar pemesanannya didapat untuk air mineral AQUA jenis gallon dan botol 1500 ml memiliki nilai periode yang sama yaitu 4 hari antara pemesanan. Kemudian untuk perhitungan titik pemesanan ulang didapat untuk air mineral AQUA jenis gallon sebesar 4.970 buah dan AQUA jenis botol 1500 ml sebesar 2.391 dus, artinya bahwa suatu pemesanan harus dilakukan ketika persediaan mencapai titik pemesanan ulang tersebut, Selama periode 8 hari ketika pesanan sedang dikirim.

Pada penelitian ini funsi persediaannya merupakan funsi Economic Lot sizing dan jenis persediaannya merupakan Fluctuation Stock serta metode persediaannya adalah Last-In, First Out (LIFO Method).

5.2 Saran

Penulis menyarankan agar pada penelitian selanjutnya supaya melakukan perhitungan dengan menggunakan software-software lain yang mendukung agar lebih akurat, dan juga lebih melakukan pendekatan perhitungan EOQ dan model-model didalamnya supaya lebih teliti dengan mempertimbangkan permasalahan yang terjadi sebenarnya dengan data-data yang ada.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Slamet, Juli Soemirat, Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Bulaksumur. Yogyakarta. 1994.

[2] Bernad W, Taylor. Sains Managemen Pendekatan Matematika untuk Bisnis. Salemba Empat. Jakarta. 2001.

[3] Erlina, www.investopedia.com /terms/e/ economic order quantit .aspibrary . usu ac.id/ download/ fe/akutansi -erlina3. pdf [06/08/2009 : 19.30 WIB]

[4] William J, Stevenson. Operations Management seventh edition. Mc Graw Hill North Amerika.2002.

[5] Bayu. P, . www.inventoryops.com/economic_order_quantity. Elearning .gunadarma.ac.id/.../model.../28_model_persediaan_eoq.pdf

[05/08/2009 : 14.30 WIB].

[6] Indrajit, E.R dan Djokopranoto, R. Manajemen Persediaan. Grasindo. Jakarta 2003.

[7] Petrus, en.wikipedia.org/wiki/Economic_order_quantity Digilib petra.ac.id/.../jiunkpe -ns-s1-2005-25401110-7188 -bahan_baku-chapter1.pdf [05/09/2009 : 17.00 WIB].


(3)

[9] Rangkusi, F, Managemen Persediaan. PT. Raja Grasindo Persada. Jakarta. 2004.

[10] Edwin J. Purcell dan Dale Varberg, Kalkulus dan Geometri Analtis. Erlangga.jakarta.2005.


(4)

Lampiran 1

Data Penjualan Air Mineral berupa AQUA Galon pada Agen Tirta Indah selama periode Januari-Desember 2008-2009.

Tahun AQUA Galon AQUA BOTOL 1500 ml

2008-2009 Penjualan Penjualan

(Bulan) (buah) (dus)

Januari 22.417 10.212

Februari 19.196 8.796

Maret 20.345 8.345

April 18.725 9.654

Mei 19.330 11.471

Juni 18.567 9.878

Juli 22.117 10.024

Agustus 16.456 7.998

September 19.331 8.914

Oktober 13.201 6.112

November 17.577 9.011

Desember 19.472 8.655

Total 226.734 109.070


(5)

Lampiran 2

Komponen Biaya Pemesanan Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta Indah. Jenis Air Mineral AQUA

Aqua Galon Aqua Botol 1500 ml Komponen Biaya

Nilai (Rp) % Nilai (Rp) %

Telepon & Fax 900 8,3 900 10,1

Menurunkan Pesanan dan

Penempatan dalam Gudang 10.000 91,7 8.000 89,9

Total 10.900 100 8.900 100

Sumber; Bagian Keuangan, Agen Tirta Indah 2008

Komponen Biaya Penyimpanan Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta Indah. Jenis Air Mineral AQUA

Aqua Galon Aqua Botol 1500 ml Komponen Biaya

Nilai (Rp) % Nilai (Rp) %

Fasilitas 200 5.9 100 3.1

Perawatan 150 4.5 100 3.1

Pengawasan / Keamanan 3.000 89.6 3.000 93.8

Total 3.350 100 3.200 100


(6)