Eksistensi Samurai Pada Masa Pemerintahan Meiji

BAB II
TINJAUAN UMUM TERHADAP SAMURAI DAN RESTORASI
MEIJI

2.1.

Pengertian Samurai
Samurai ( 侍 ), atau dalam bahasa Jepang disebut bushi ( 武士 ) atau buke

( 武家 ), adalah bangsawan militer abad pertengahan dan awal-modern Jepang.
Menurut Wikipedia, samurai adalah sebutan untuk bangsawan militer pada masa
pra-industri Jepang. Kata “samurai” diambil dari bahasa Jepang kuno “samorau”
lalu berubah menjadi “saburau” yang berarti “pelayan”
Menurut penerjemah William Scott Wilson: "Di Cina, karakter ( 侍 )
adalah kata yang berarti menunggu atau menemani seseorang di jajaran
masyarakat, dan ini juga sebenarnya dari istilah aslinya dalam bahasa Jepang,
saburau. Di kedua negara tersebut istilah tersebut biasanya berarti "mereka yang
melayani hadir dekat dengan kaum bangsawan", kemudian lafal tersebut berganti
menjadi saburai. Menurut Wilson, referensi awal untuk kata "samurai" muncul di
Kokin Wakashū (905-914), kekaisaran pertama antologi puisi, selesai pada bagian
pertama abad ke-10. Pada akhir abad ke-12, samurai menjadi hampir seluruhnya

identik dengan Bushi, dan kata itu terkait erat dengan ksatria kelas menengah dan
atas.

Universitas Sumatera Utara

Tidak jauh berbeda dari apa yang disampaikan oleh A.L. Sadler ( 1990 )
dalam buku “The Code of Samurai”, disana dia memberikan pengertian tentang
samurai, yaitu :
“Samurai” is an expression of respectable antiquity incidentally,
and a pure Japanese one, fisrt used in the sense of military retainer
in the tenth century, and adopted in the late twelfth century by the
Kamakura military government as the official designation of the
War Departement or Samurai-Dokoro ( Sadler, 1990: 11 )
(“Samurai” adalah suatu ungkapan terhormat yang ada pada masa
lalu , dan hanya dimiliki oleh Jepang, pertama digunakan sebagai
pengertian dari para militer sewaan pada abad ke-10, dan kemudian
di adopsi secara resmi pada akhir abad ke-12 ketika masa
pemerintahan Kamakura dalam Departemen Perang atau SamuraiDokoro )
Samurai mengikuti seperangkat aturan yang kemudian dikenal sebagai
Bushido. walaupun samaurai masih kurang dari 10% dari populasi Jepang, ajaran

mereka masih dapat ditemukan hingga hari ini baik dalam kehidupan sehari - hari
maupun dalam seni bela diri modern Jepang.
2.1.1 Sejarah Dan Terbentuknya Samurai
Dalam catatan sejarah militer di Jepang, terdapat data-data yang
menjelaskan bahwa pada zaman Nara (710 – 784), pasukan militer Jepang
mengikuti model yang ada di Cina dengan memberlakukan wajib militer dan
dibawah komando langsung Kaisar. Dalam peraturan yang diberlakukan tersebut
setiap laki-laki dewasa baik dari kalangan petani maupun bangsawan, kecuali
budak, diwajibkan untuk mengikuti dinas militer. Secara materi peraturan ini amat
berat, karena para wakil tersebut atau kaum milter harus membekali diri secara
materi sehingga banyak yang menyerah dan tidak mematuhi peraturan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Selain itu pula pada waktu itu kaum petani juga dibebani wajib pajak yang cukup
berat sehingga mereka melarikan diri dari kewajiban ini. Pasukan yang kemudian
terbentuk dari wajib militer tersebut dikenal dengan sakimori ( 防人 ) yang secara
harfiah berarti “pembela”, namun pasukan ini tidak ada hubungannya dengan
samurai yang ada pada zaman berikutnya.
Golongan samurai (bushi) adalah sebuah golongan istimewa dalam

hirearki masyarakat Jepang. Kemunculan golongan ini terjadi beratus tahun lalu,
jauh sebelum Jepang mengalami masa modernisasi. Para tentara, pemanah
maupun prajurit pejalan kaki pada masa itu disebut sebagai proto-samurai atau
samurai kuno. Kaum samurai pertama kali muncul di Jepang pada zaman Yamato,
yaitu pada masa kekaisaran pertama Jepang. Pada masa ini Jepang dipimpin oleh
kaisar pertamanya yang dipercaya sebagai keturunan Dewa Matahari. Pada
permulaan zaman ini diberlakukan sistem Shisei Seido, yaitu sistem pemerintahan
yang berdasarkan pada klan-klan/ kelompok-kelompok. Namun kemudian sistem
ini diubah oleh pangeran Shotoku menjadi sistem Kan I Juni Kai No Seido, yaitu
sistem pemerintahan yang berdasarkan kepandaian. Sehingga siapa saja dapat
memangku suatu jabatan sesuai dengan kecakapannya.
Zaman Heian (794-1185) merupakan zaman masyarakat feodal agraris.
Lahan pertanian yang dikenal dengan nama shoen dibuka dan dimiliki oleh
kelompok tuan tanah bangsawan atau disebut juga sebagai daimyo. Mereka
kemudian mempekerjakan para petani dan sekaligus menjadikannya sebagai
“budak”. Bangsawan-bangsawan tersebut hidup dalam kemewahan dan kekuasaan
yang melimpah. Kekuasaan dan kehidupan mewah para bangsawan di istana

Universitas Sumatera Utara


Heian melahirkan ketidakpuasan dari para petani. Akibanya, terjadi gejolak dan
pemberontakan di daerah-daerah. Penjarahan yang terjadi terhadap tuan tanah
baik dikota maupun didesa oleh para petani bersenjata mengakibatkan para shoen
atau tuan tanah mempersenjatai keluarga serta para petani miliknya. Kondisi
inilah yang kemudian melahirkan kelas prajurit bersenjata, yang dikenal dengan
nama bushi (samurai).
Eksistensi kaum samurai semakin menguat pada akhir zaman Heian. Pada
masa ini, muncul dua kekuatanmiliter yang terbentuk dari dua klan besar, yaitu
Taira dan Minamoto. Kedua klan tersebut berselisih memperebutkan hegemoni di
Jepang, terutama dalam melakukan pendekatan terhadap pemerintah pusat yang
dipegang oleh Fujiwara. Keluarga Fujiwara merupakan satu klan pemegang
kekuasaan dalam istana kekaisaran, sehingga klan yang mempunyai hubungan
politik maupun memiliki ikatan perkawinan dengan keluarga Fujiwara akan
mendapatkan kedudukan dalam istana. Akan tetapi, muncul pula golongan yang
kontra terhadap istana dari kaisar-kaisar terdahulu yang anti terhadap keluarga
Fujiwara. Golongan anti keluarga Fujiwara ini membentuk suatu kekuatan militer
dengan kuil sebagai basis atau markas politik sekaligus pusat keagamaan. Kaum
kontra tersebut dipimpin oleh Shirakawa, seorang pendeta yang juga mantan
kaisar. Golongan ini kemudian memanfaatkan perselisihan antara klan Minamoto
dan Taira dengan melakukan pendekatan terhadap klan Minamoto. Perselisihan

antara klan Minamoto dan Taira memuncak, sehingga meletuslah pertempuran
diantara kedua klan itu dengan kemenangan berpihak kepada klan Taira.
Kekuasaan Taira tidak berlangsung lama (1160-1185). Klan Minamoto,
semenjak dikalahkan oleh klan Taira pada tahun 1160 ternyata melakukan

Universitas Sumatera Utara

konsolidasi di Kamakura. Pada tahun 1185 dibawah pimpinan Yoritomo, klan
Minamoto berhasil membalas kekalahan mereka atas klan Taira. Setelah
mengalahkan Taira dan merebut kekuasaan, Yoritomo tidak menempatkan pusat
kekuatan di Kyoto, melainkan tetap bermarkas di Kamakura. Masa inilah yang
mengawali masa pemerintahan feodalisme militer Jepang yang lebih dikenal
dengan Bakufu Kamakura. Masa Kamakura juga menjadi masa keemasan bagi
para samurai yang memang bekerja sesuai fungsi mereka sebagai prajurit militer
Jepang. Selama masa peperangan (sengoku jidai) sepanjang pemerintahan
BakufuKamakura, samurai memegang peranan yang sangat penting bagi
perputaran pemerintahan Jepang.

2.2


Kedudukan dan Fungsi Samurai
Samurai di zaman Edo menjalankan kewajiban melayani tuan tanah feodal

masing-masing dengan dua cara. Pertama, menjalankan tugas keprajuritan pada
masa damai, yakni menjaga benteng daimyo, mengawal daimyo ketika ia pergi ke
Edo dan pulang dari Edo, dan menyediakan pasukan yang dapat digunakan
daimyo untuk menjaga tanahnya. Namun, setelah Tokugawa berhasil mewujudkan
ketertiban di Jepang pada abad ke-17, para samurai ini kebanyakan menjalankan
tugas administrasi, dalam hal ini adalah administrasi keuangan seperti
menghimpun pendapatan dalam bentuk beras atau uang tunai untuk membayar
tunjangan, merawat rumah resmi di Edo, dan membayar biaya perjalanan ke Edo
setiap tahunnya.

Universitas Sumatera Utara

Karena para samurai tidak dapat lagi diandalkan untuk bertempur, shogun
dan daimyo tidak ingin menghilangkan nilai kesetiaan dan keberanian samurai,
tetapi perkelahian dan balas dendam turun-temurun, sering terjadi dan merupakan
bagian dari kehidupan samurai yang tidak sesuai dalam masyarakat aman dan
damai yang sedang mereka bangun. Bakufu kemudian menindak tegas pelaku

perkelahian dan melarang balas dendam. Untuk mendorong agar para samurai
mau menerima perubahan, maka disediakan imbalan. Pada abad ke-18, pejabat
mendapat tunjangan tambahan untuk menambah gaji. Pekerjaan yang baik
menjadi salah satu pertimbangan untuk naik pangkat, yang membuka
kemungkinan naik jabatan.
Selain itu, pendidikan moral, etika, dan pengetahuan umum mulai
dikenalkan. Sampai saat itu sebagian besar samurai terutama samurai berpangkat
tinggi mendapat pendidikan secara individual. Pendidikan tersebut antara lain
pengetahuan mengenai etika selain keahlian menggunakan senjata, berikut
pengetahuan membaca dan menulis. Peran birokrasi dalam kehidupan telah
menjadi norma, para atasan menginginkan nilai-nilai lebih dari seorang samurai.
Seperti kaum bangsawan di zaman Nara dan Heian, mereka harus memiliki sikap
moral yang benar jika mereka ingin mendapat peranan dalan pemerintahan.
Terutama harus memahami ajaran-ajaran klasik Konfusius, oleh karena itu bakufu
dan para daimyo mulai mendirikan tempat-tempat pendidikan dimana hal-hal
tersebut dapat di pelajari
Seorang samurai, meskipun dia hanya mempunyai pangkat yang rendah di
klan tempat dia mengabdi, tetapi jika dia berada dimasyarakat umum, dia
mempunyai kekuasaan yang lebih, terutama terhadap masyarakat jelata.


Universitas Sumatera Utara

Samuraibebas melakukan atau memberikan hukuman apa saja terhadap rakyat
yang mereka anggap tidak mematuhi atau melanggar apa saja yang mereka
perintahkan. Meskipun hal itu seringkali bertentangan dengan nila-nilai
kemanusiaan, tetapi tidak ada peraturan yang dapat menyalahkan, karena memang
itulah bagian dari hak para samurai terhadap golongan yan lebih rendah daripada
mereka.
Bagi kaum samurai, ada tiga hal yang paling utama. Ketiga hal itu adalah
loyalitas, perilaku yang baik dan keberanian. Ketiga hal itu harus berada dalam
satu samurai dan tidak bisa dipisahkan karena ketiganya merupakan sebuah
kesatuan. Selain itu, ada kewajiban turun temurun yang harus dilakukan, yaitu
kepatuhan terhadap atasan sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang tua
samurai sebelumnya. Kepatuhan terhadap orang tua setara dengan kepatuhan
mereka terhadap majikan mereka

2.3

Kehidupann Sehari-hari Samurai
Ada samurai yang tinggal di bangunan serupa barak, namun ada pula yang


memiliki rumah sendiri. Penetapan tempat tinggal mereka ditentukan oleh
beragam faktor, antara lain pangkat, tugas, dan status perkawinan. Sebagian besar
samurai muda berpangkat rendah disuatu garnisum, misalnya, tinggal bersama
dibangunan besar seperti barak di dalam pekarangan benteng. Para samurai yang
sudah menikah mungkin memiliki rumah petak sendiri dikawasan khusus
pasangan suami-istri, sedangkan mereka yang lebih senior dapat menempati
rumah yang berdiri sendiri.

Universitas Sumatera Utara

Ketika bersantai dirumah, seorang samurai mungkin duduk-duduk sambil
menyalakan pipa tembakaunya. Tembakau dibawa ke Jepanag oleh orang-orang
Eropa dan hampir seketika menjadi populer dikalangan orang berpangkat, dan
tidak lama kemudian juga sudah merambah ke barak-barak. Kiseru, pipa
tembakau Jepang, hanya dapat menampung tembakau untuk beberapa isapan saja,
namun tetap menjadi bentuk relaksasi yan populer.
Sebagaimana umumnya kaum prajurit sepanjang sejarah, para samurai
pun gemar bermain judi. Meskipun ditantang oleh pemimpin marga, permainan
keberuntungan dengan kartu maupun dadu dapat ditemukan dimana. Baik demi

uang maupun kesenangan, permainan kartu, Go dan Shogi merupakan pengisi
waktu luang yang disukai. Bahkan ada prajurit yang membawa buah shogi ke
medan perang, lalu menggambar papan ditanah waktu hendak bermain.

2.4

Restorasi Meiji Sebagai Awal Modernisasi
Restorasi Meiji merupakan salah satu periode yang paling istimewa dalam

sejarah bangsa Jepang. Restorasi Meiji dipelopori oleh Kaisar Mutsuhito atau
Kaisar Meiji. Di bawah pimpinan Kaisar Meiji, Jepang bergerak maju sehingga
hampir dalam beberapa dasawarsa dapat mencontoh apa yang ada di Barat, yakni
pembentukan suatu bangsa yang modern yang memiliki perindustrian yang
modern, lembaga-lembaga politik yang modern, dan pola masyarakat yang
modern. Bangsa Jepang berusaha dengan segala daya untuk segera membangun
agar setaraf dengan dunia Barat dan mencapai posisi agar mendapat tempat dalam
batas hukum internasional. Demi mencapai kedudukan ini, bangsa dan para

Universitas Sumatera Utara


pemimpin Jepang mengerahkan kemampuan mereka dengan semangat dan
antusiasme ke dalam studi dan pengambilalihan peradaban Barat modern.
Pada tahun-tahun pertama pemerintahannya, Kaisar Meiji memindahkan
ibukota kekaisaran dari Kyoto ke Edo. Edo diberi nama baru, Tokyo, yang berarti
ibukota Timur. Kemudian, diumumkanlah Gokajo no Go Seimon (Piagam
Sumpah

Lima

Pasal).

Dokumen

itu

membentuk

prinsip-prinsip

dasar

pemerintahan yang kuat untuk memodernisasi dan meniru Barat hanpir dalam
setiap aspek penting kehidupan nasional. karena dengan demikian bangsa Jepang
akan mempunyai tempat dalam kehidupan bangsa-bangsa.
Kelima Undang-undang tersebut adalah sebagai berikut :
1. Rapat-rapat secara musyawarah akan diperlakukan dan semua masalah
akan ditetapkan menurut pendapat umum dengan suara terbanyak.
2. Seluruh bangsa Jepang harus bersatu dalam melaksanakan tugas-tugas
negara.
3. Setiap orang akan diberi kesempatan untuk memenuhi keinginan masingmasing.
4. Adat-istiadat dan kebiasaan kuno yang jangggal akan dihapuskan dan
keadilan akan didasarkan pada hukum dunia dan akhirat.
5. Ilmu pengetahuan akan dicari di seluruh dunia untuk menetapkan secara
kuat dasar-dasar kemajuan negara.
Bertolak dari piagam tersebut, dimulailah modernisasi dalam setiap
aspek kehidupan di Jepang, diantaranya dalam :
1. Bidang Politik

Universitas Sumatera Utara

Ide demokrasi mulai disebarkan melalui gagasan politik yang dikenal
dengan nama Jiyu Minken Undo (Gerakan Untuk Hak-hak Demokrasi). Beberapa
Samurai tua mulai mengganggu di beberapa daerah. Mereka berpendapat bahwa
kekuatan militer tidak dapat merobohkan pemerintahan, sehingga mereka
memutuskan untuk melakukan perubahan politik berdasarkan hak-hak demokrasi
dengan alasan bahwa kemerdekaan nasional itu berarti pemerintah harus
memenuhi keinginan rakyat dengan cara tanggap terhadap pendapat umum dan
berusaha memperkuat bangsa. Tujuan utama gerakan ini ialah untuk menuntut
diadakannya Dewan Perwakilan Rakyat yang dipilih, karena pemerintahan yang
berlaku pada saat itu adalah monopoli kekuasaan oleh para bekas Samurai dari
beberapa Han saja, yaitu Satsuma dan Chosu. Hal ini sama sekali tidak
mencerminkan keinginan rakyat. Susunan pemerintahan diperbaharui menurut
pola Jerman. Perdana Menteri bertanggung jawab atas seluruh politik
pemerintahan serta kedudukan Tenno diperkuat. Dalam Undang-Undang
ditegaskan bahwa Tenno merupakan sumber semua kekuasaan dan semua
Undang-Undang harus mendapat persetujuan dan diumumkan oleh Tenno.
Pada tahun1890 pemerintah berhasil membuat Dai Nippon Teikoku
Kenpo (Undang-Undang Negara Kekaisaran Jepang Raya). Dalam UndangUndang tersebut ditetapkan bahwa kabinet merupakan badan yang bertanggung
jawab kepada Tenno. Anggota Majelis Rendah dipilih oleh seluruh rakyat yang
telah berumur 20 tahun. Dengan demikian rakyat dapat turut ambil bagian dalam
menentukan jalannya politik pemerintah.

Universitas Sumatera Utara

2. Bidang Industri dan Ekonomi
Dalam usaha meningkatkan industri swasta, pemerintah membangun
industri-industri baru melalui pabrik percontohan yang pada mulanya dibiayai dan
dikelola dengan modal pemerintah. Untuk menciptakan peluang pengembangan
industri dan mendorong para Samurai memasuki lapangan bisnis, pemerintah juga
membuat kebijaksanaan pendirian perusahaan-perusahaan pemerintah dan
penciptaan kesempatan kerja. Pusat penelitian, laboratorium dan sekolah banyak
didirikan untuk melatih, membantu dan mendukung berbagai industri. Setelah
industri-industri tersebut terorganisasikan dengan rapi dan usahanya berjalan
dengan baik, secara bertahap pemerintah akan menjualnya kepada perusahaan
swasta dengan harga yang murah. Hal ini pun ditujukan untuk merangsang
pertumbuhan industri dan mendorong para Samurai untuk memasuki lapangan
bisnis.
Karena kurangnya pengalaman dan tidak hadirnya modal asing, maka
pertumbuhan perekonomian Jepang berjalan sangat lambat, tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Walaupun begitu usaha mencari pinjaman luar negeri dilakukan
hanya kepada Inggris, dan penanaman modal asing dibatasi, karena orang Jepang
tidak menghendaki sebagian besar ekonominya dikuasai orang asing. Sebaliknya
bantuan teknik asing dibuka seluas-luasnya. Pemerintah banyak mendatangkan
teknisi dari luar negeri dan mengirimkan mahasiswa ke luar negeri untuk
mempelajari dan mengamati perkembangan teknologi Barat. Dalam usahanya
mendirikan

dan

membangun

perusahaan

tersebut,

pemerintah

banyak

menggunakan peralatan dan teknologi Barat. Para industriawan mengimpor pabrik
tekstil lengkap dari Perancis dan mendatangkan teknisi-teknisi Perancis untuk

Universitas Sumatera Utara

memasang peralatan dan mengajar para pekerja Jepang bagaimana cara
menjalankan peralatan tersebut.
Bersamaan dengan modernisasi ekonomi, untuk menunjang kemajuan
perindustrian, pemerintah menciptakan sistem perbankan modern. Pada tahun
1873,didirikan Bank Nasional dengan mencontoh Amerika. Penataan kembali
sistemkeuangan nasional dilakukan secara mendasar dengan mencontoh model
Eropa. Padatahun 1899, disusun Undang-Undang Perbankan dan Bank Sentral
Jepang didirikan,untuk lebih mendorong pertumbuhan ekonomi.Untuk memodali
perdagangan dan membantu eksportir Jepang dalampersaingan dengan orangorang asing, pemerintah mendirikan Bank SpacieYokohama sebagai bank utama
untuk pertukaran luar negeri. Bank Hipotik Jepang(Nihon Kangyo Ginko)
menyediakan pula pinjaman jangka panjang untuk membantuperkembangan
industri.Perluasan pelabuhan dan pembangunan yang dilakukan oleh orangorangasing telah mengakibatkan Jepang merubah bentuk negaranya dari agraris
menjadinegara industri.
3. Bidang Militer
Untuk melaksanakan negara yang modern, organisasi militer yang
efisienmerupakan kebutuhan yang mutlak. Suatu dinas militer yang dimonopoli
kelasSamurai bukan saja mencerminkan sistem feodal, tetapi juga merupakan
hambatanserius terhadap usaha penghapusan sistem kelas feodal.Dalam rangka
memperkuat militer, pemerintah segera mengambil alih fasilitas pembuatan
persenjataan dan penggunaannya untuk industri perang. Denganpembukaan jalan
kereta api yang pertama pada tahun 1872, rencana perluasanindustri perang dapat
diwujudkan tetapi hal tersebut belum cukup untuk memenuhikeperluan rencana

Universitas Sumatera Utara

pengembangan kekuatan militer. Karena itu pada tahun 1873,pemerintah
memberlakukan

wajib

militer

umum

untuk

menggantikan

pola

lama

yangdidasarkan atas kelas bagi dinas militer. Untuk memajukan angkatan perang
yangbaru ini, pemerintah mewajibkan semua anak laki-laki berunur 20 tahun ke
atas,untuk menjalankan tugas militer.
Di samping itu pemerintah segera megirim seorang utusan bernama
YamagataAritomo ke Prancis dan Rusia untuk mempelajari organisasi militer
modern menurutmodel Barat. Sekembalinya ke Jepang, ia membentuk tentara
Jepang yang terdiri daripara Samurai dan rakyat umum. Pada tahun 1878
Yamagata mengorganisasikan StafUmum Angkatan Perang Jepang menurut
model Rusia dan pada tahun 1883, sebuahAkademi Militer dibangun, sehingga
para perwira muda Jepang tidak perlu dikirimuntuk belajar ke luar negeri. Rencna
pembangunan Angkatan Laut dimulai denganpembuatan badan-badan kapal oleh
Jepang sendiri. Hal ini dimaksudkan untukkeperluan pengawalan pantai Jepang.
4. Bidang Kebudayaan
Bersamaan

dengan

bergemanya

cita-cita

restorasi,

pengaruh

kebudayaanEropa lambat laun dapat mempengaruhi kebudayaan dan kehidupan
rakyat Jepang.Dan karena kuatnya dorongan restorasi maka penyerapan peradaban
Baratberlangsung semakin cepat. Sebenarnya sejak akhir zaman Bakufu,
penghidupan alaEropa sudah dapat dilihat di sepanjang kota-kota pesisir. Hal ini
merupakan akibatkesenangan akan peradaban Barat yang meluas di kalangan
golongan atas di kota-kota besar.Tindakan ini disusul dengan penghapusan
beberapa kebiasaan tradisionalyang sudah lapuk. Sebagai gantinya mereka meniru
berbagai cara dan kebiasaanBarat, seperti berpakaian ala Barat, memotong rambut

Universitas Sumatera Utara

menjadi pendek, makandaging, minum susu dan sebagainya. Usaha-usaha untuk
menggunakankostum Baratmulai disebarluaskan. Begitu meluasnya pemakaian
kostum tersebut, sehinggapakaian kerja orang Jepang yang sejak dulu terdiri dari
dua potong, kini digantidengan pakaian kerja ala Eropa yang dapat dikatakan
lebih praktis, menarik dansesuai untuk diterapkan dalam kehidupan seharihari.Yang pertama-tama memakaipakaian ala Eropa ini ialah para serdadu, karena
sejak akhir zaman Bakufu, merekasering mengadakan latihan dan memerlukan
pakaian yang lebih praktis.Sejak awal jaman Meiji pegawai pemerintah pun mulai
memakai pakaianEropa, kemudian Kaisar dan para pembantunya secara resmi
berpakaian ala Eropa. Selanjutnya pemerintah menetapkan undang-undang bahwa
pangkat, topi maupunpakaian seragam digunakan kostum ala Eropa. Pakaian
buruh dan pakaian resmi punpada akhirnya diganti dengan pakaian Eropa.
Dalam bentuk bangunan pun mereka banyak meniru arsitektur Eropa.
Padatahun 1868 didirikan hotel Tsukiji di Tokyo yang merupakan hotel pertama
yangarsitekturnya meniru Eropa. Pada tahun 1874 didirikan pusat pertokoan
bertingkatdua yang dinamakan Renga Zukuri di Ginza. Selanjutnya banyak
didirikan bangunanyang meniru gaya arsitektur Eropa.Untuk mempercepat
modernisasi kehidupan nasional, secara serentak pemerintah mengambil langkahlangkah positif untuk mendorong adat kebiasaanBarat, terutama yang mendorong
kemajuan. Karena pengaruh kebudayaan dan teknologi Barat, banyak terjadi
perubahan nyata dalam kehidupan masyarakat Jepang. Berbagai seni mengalami
perubahan, setiap gerak langkah dan kemajuan disesuaikan dengan paham Barat
yang merupakan gejala perkembangan masyarakat. Dengan adanya pengaruh

Universitas Sumatera Utara

Barat diadakan modifikasi dalam adat kebiasaan yang tidak sesuai dengan adat
kebiasaan Barat.
5. Bidang Pendidikan
Bersamaan dengan proses modernisasi, pemerintah mulai pula
memberiperhatian terhadap pendidikan rakyat, karena pendidikan mempunyai
dasar yang baikuntuk mendorong kemajuan. Para pemimpin Jepang segera
berpaling ke arahgagasan-gagasan Barat dalam pencarian mereka akan
westernisasi dan modernisasi.Pendidikan pada periode Meiji ini banyak meniru
sistem Barat. Cabang-cabang pendidikan yang dapat memperkokoh landasanlandasan nasional barubanyak menarik perhatian mereka. Setelah itu orang Jepang
banyak melakukan penelitian mengenai berbagaicabang ilmu pengetahuan Barat.
Sebagai penunjang kemajuan ilmu pengetahuantersebut pemerintah mulai
mengundang para pengajar asing. Karena itu pada waktu pertama kali Universitas
Tokyo didirikan, pengajarnya sebagian besar terdiri dari tenaga asing yang
jumlahnya kira-kira 5000 orang pada waktu itu. Selanjutnya mahasiswamahasiswa Jepang mulai dikirim ke Eropa untuk mempelajari berbagaicabang
ilmu pengetahuan. Fukuzawa Yukichi, seorang terkemuka dalam bidang
pendidikan mulaimenerbitkan surat kabar dan mendirikan Universitas Keiogijuku
yang merupakanSekolah Tinggi swasta yang dilengkapi dengan organisasi
pendidikan tinggi,kebudayaan dan ilmu pengetahuan sosial. Ia adalah seorang
pelopor yangmembaktikan hidupnya untuk mengembangkan pendidikan di Jepang.
Pemerintah berusaha untuk memajukan tingkat kecerdasan masyarakat dengan
membentuk suatu sistem pendidikan nasional secara lebih terarah yang

Universitas Sumatera Utara

disebutdengan Gakusei pada tahun 1872. Sistem ini lebih menitikberatkan pada
ilmupengetahuan Barat.
6. Bidang Telekomunikasi
Untuk menyamakan kedudukannya dengan dunia Barat, pemerintah
Meijitelah mengadakan pembaharuan dalam segala bidang dengan mencontoh
Barat.Demikian

juga

halnya

dengan

bidang

telekomunikasi.

Alat-alat

telekomunikasi yangmempunyai kedudukan penting dalam kehidupan sehari-hari,
seperti telegraf, film,dan pers lambat laun mulai dibangun. Pada tahun 1871,
pemrintah mengumumkan untuk membangun fasilitas-fasilitas pengumpulan surat
dan penjualan benda pos sepanjang jalan raya Tokaido.Kemudian didirikan kantor
pos yang meniru model Eropa dan Amerika di Tokyo danOsaka.
Telegraf

dimulai

ketika

datangnya

Commodore

Perry

yang

mengirimseperangkat alat-alat sebagai hadiah kepada Shogun. Empat tahun
kemudian ShimazuNariakira, daimyo dari Satsuma memasang kabel-kabel
telegraf di purinya untukkeperluan sendiri yang mulai dipakai pada tahun 1869
ketika diadakan hubunganantara istananya dengan kantor penerangan di
Yokohama yang berjarak tidak lebihdari setengah mil. Ini kemudian segera diikuti
oleh pemasangan kabel telegraf antaraTokyo dan Yokohama yang kemudian
pengelolaannya diambil alih oleh pemerinyah. Dengan dimulainya pemasangan
kabel telegraf yang menghubungkan Nagasakidengan Shanghai dan Vladivostok
pada tahun 1871, maka komunikasi telegrafinternasional pun dibuka. Alat-alat
telekomunikasi tersebut terbukti sangat besar manfaatnya dalamusaha untuk
memacu pembangunan yang dicita-citakan bangsa Jepang. Karena itu pemerintah
terus mengembangkan dinas-dinas telekomunikasi tersebut.

Universitas Sumatera Utara