PENGARUH KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM

TUGAS AKHIR
AKUNTANSI KEUANGAN II
PENGARUH KEUANGAN TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI INDONESIA

DISUSUN OLEH
NOVITA SARY
15 13 081
AKUNTANSI D

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI
UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR
2017/2018

PENGARUH KEUANGAN TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI INDONESIA
Novita Sary
Jurusan Akuntansi , FE-UAJM


ABSTRACT
This study aims to determine the effect of financial performance on stock returns
on manufacturing companies listed on the stock exchanges of Indonesia. This study used
a manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange as a sample. The
company that made the sample amounted to 30 companies. The type of data used is
secondary data that is the financial statements of insurance companies is 2009 up to 2011.
Data obtainted from the Indonesia Stock Exchange site, namely www.idx.co.id. Then the
data is processed research which will then be analyzed with statistical analysis that is
simple linear regression analysis. The results of the analysis indicate that the working
capital requirement in manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange there
is no significant effect between financial performance and stock return.
Keywords : financial performance, stock returns, and manufacturing companies.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap
return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sebagai sampel. Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah 30 perusahaan.
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan
asuransi tahun 2009 sampai dengan 2011. Data yang diperoleh dari situs Bursa Efek

Indonesia, yaitu www.idx.co.id. Kemudian data tersebut diolah peneliti yang selanjutnya
akan dianalisis dengan analisis statistik yaitu analisis regresi linear sederhana. Hasil
analisis menunjukkan bahwa kebutuhan modal kerja pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja
keuangan dan return saham.
Kata Kunci : Kinerja keuangan, return saham, dan perusahaan manufaktur.

I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu indikator yang penting bagi
proses merger perusahaan, Kinerja menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan
dalam pengelolaan modalnya. Karena semakin baik tingkat kinerja keuangan suatu
perusahaan maka diharapkan harga saham semakin meningkat dan akan memberikan
keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham merupakan selisih antara
harga saham sekarang dan harga saham sebelumnya.
Dalam pembangunan perekonomiansuatu negara dibutuhkan biaya atau dana tidak
sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri, yang dalam
penggunaannya dana dapat dialokasikan sebagai suatu investasi, dimana investasi disini
dapat diartikan sebagai penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan
biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang

akan datang.
Industri manufaktur memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan
perekonomian nasional. Saat ini, industrimanufaktur menyumbang 23% Produk
Domestik Bruto (PDB) dan menyerap tenaga kerja 12 juta orang. Peranannyasebagai
motor penggerak perekonomiannegara menciptakan suatu nilai tambah bagi upaya
peningkatan ekspor untuk industri manufaktur ini agar menjadi prioritas karena naiknya
kinerja sector industri manufaktur menciptakan penyediaan lapangan kerja formal untuk
industri manufaktur diharapkan bisa terus meningkat dengan cepat.
Fenomena- fenomena yang terjadi di Indonesia adalah pertumbuhan harga saham
yang cukup baik dimulai 2006, hingga 2007 dan paruh pertama 2008. Setelah naik 55,3%
pada tahun 2006, dan naik lagi 52,1% pada tahun 2007, Indeks Harg Saham Gabungan
(IHSG) menurun 50,7% selama tahun 2008. Memasuki kuartal III 2008, pasar finansial
global mulai limbung dan hancur pada kuartal terakhir 2008.Sampai paruh pertama 2008,
BEI mencetak rekor dalam sejarah hingga level 2830. Kejatuhan BEI disebabkan
terutama keluarnya hot money besar-besaran terutama pada kuartal terkahir 2008.
(Sumber:www.WISDOmarket.blogspot.com).
Dengan adanya fenomena - fenomena tersebut yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap
return saham dengan metode ROA dan ROE dengan judul yaitu,“ Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia ”.


1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1) Apakah Return on Asset (ROA) secara parsial memiliki pengaruh pada return
saham?
2) Apakah Return on Equiyt (ROE) secara parsial memiliki pengaruh pada return
saham?
3) Apakah Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) secara simultan
memiliki pengaruh pada return saham?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1) Untuk mengetahui seberepa besar pengaruh Return on Asset (ROA) pada return
saham jika di uji secara parsial.
2) Untuk mengetahui seberepa besar pengaruh Return on Equity (ROE) pada return
saham jika di uji secara parsial.
3) Untuk mengetahui seberepa besar pengaruh Return on Asset (ROA) dan Return
on Equity (ROE) pada return saham jika di uji secara simultan.


II.

TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dalam suatu perusahaan tidak terlepas dari keterkaitannya untuk
mencapai tujuan perusahaan yang utama, yaitu meningkatkan nilai yang dimiliki oleh
suatu perusahaan. Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan tentang kondisi finansial
perusahaan selama periode waktu tertentu. Untuk mengukur keberhasilan suatu
perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan keuangan disamping datadata non
keuangan lain yang bersifat sebagai penunjang.
Penilaian kinerja Menurut Simamora (2004 : 41 ) : “Dimana dalam aktifitas ini
kinerja karyawan dievaluasi. Karyawan disodori umpan balik positif dan imbalan atas
kinerja yang baik serta diarahkan untuk membenahi kinerja yang masih buruk. Penilaian
kinerja membandingkan kinerja pekerjaan seseorang terhadap tolak ukur atau tujuan yang
ditetapkan untuk posisi orang tersebut”.
Menurut Gaspersz (2003 : 43) :“Untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, investor
biasanya melihat kinerja keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio. Salah satu
indicator pengukuran kinerja keuangan yang sering digunakan adalah profitabilitas

perusahaan. Alat ukur profitabilitas perusahaan yang sering digunakan adalah Return On
Assets (ROA), dan Return On Equity (ROE).
Dari beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja
adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan
karyawan dan sebagai sarana untuk memperbaiki mereka yang tidak melakukan tugasnya
dengan baik di dalam organisasi atau perusahaan. Disamping itu juga untuk menentukan
kebutuhan pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggung jawab yang sesuai kepada
karyawan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik di masa mendatang
dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal promosi jabatan atau penentuan
imbalan.

2.2 Harga Saham
Menurut Ang. Robert (1997:62) harga saham adalah nilai saham yang ditentukan oleh
kekuatan penawaran jual beli saham pada mekanisme pasar tertentu dan juga merupakan
harga jual dan dari investor yang satu dengan investor yang lainnya, sedangkan menurut
Nurmayanti Poppy (2010:36) harga saham adalah harga pasar, yaitu harga jual dari
investor yang satu ke investor yang lain.

2.3 Return Saham
Seorang investor melakukan investasi pada suatu perusahaan, pasti memiliki harapan

ingin mendapatkan return yang tinggi dari investasi yang dilakukannya. Menurt
Tandelilin
(2010:102) mengatakan bahwa salah satu factor yang memotivasi investor berinvestasi
adalah
return, dan retutn merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko akan
investasi yang dilakukannya.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Menurut Jogiyanto
(2010:109) return saham adalah hasil yang diperoleh dari hasil investasi, pada umumnya
melakukan investasi adalah untuk mendapatkan return (tingkat pengembalian) sebagai
imbalan atas dana yang telah ditanamkan serta kesediaannya menanggung resiko yang
ada dalam investasi tersebut. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan return
saham adalah keuntungan yang diperoleh dari aktivitas jual-beli saham. Investor akan
berinvestasi pada emiten yang menjajikan return yang tinggi dengan resiko yang
rendah.Menurut Simatupang (2010:39) terdapat dua bentuk return saham yang diterima
oleh investor dari kegiatan investasi saham, yaitu :Dividen, Capital Gain.
2.4 Hubungan Rasio Keuangan dengan Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Dibandingkan
dengan investasi lainnya, saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return atau
keuntungan yang besar dalam waktu relatif singkat (high return). Selain highreturn,
saham juga memiliki sifat high risk, yaitu suatu ketika harga pasar saham juga dapat

merosot secara cepat.Rasio keuangan merupakan suatu cara pengukuran kinerja keuangan
perusahaan. Semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan maka dapat disimpulkan
semakin baik pula keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan. Dari keuntungan yang
semakin banyak dihasilkan oleh perusahaan maka dapat diperkirakan pula semakin besar
kemampuan perusahaan memberikan imbalan hasil kepada pemegang saham.
Dari pengertian rasio dan return saham diatas, dapat disimpulkan bahwa hubungan
antara rasio keuangan dengan return saham sangat erat, karena ratio keuangan merupakan
salah satu cara para pemilik kepentingan diperusahaan tersebut untuk mengetahui
aktivitas keuangan suatu perusahaan. Dari aktivitas tersebut, para pemilik kepentingan
khususnya para pemegang saham dapat mempertimbangkan akan menjual atau
mempertahankan sahamnya dengan mengukur tingkat kesehatan keuangan dalam
perusahaan dengan menggunakan rasio.

2.5 Return on assets (ROA)
Return on assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Return on assets (ROA) merupakan
suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Di samping
itu hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana
perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin rendah (kecil) rasio ini
semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk

mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaaan. Alisarjunip (2014)
Menurut Alisarjunip (2014) mengemukakan bahwa “Return on assets (ROA)
menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki
untuk menghasilkan
laba setelah pajak”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Return on assets (ROA) adalah
rasio yang menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh
kekayaaan yang
dimiliki perusahaan. Karena itu digunakan angka laba setengah pajak dan rata-rata
kekayaan perusahaan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang
diperoleh dari operasinya perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan
keuntungan operasi tersebut.
Return on assets (ROA) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut menurut
Alisarjunip (2014) yaitu :
ROA=

net profit after tax
total assets


Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa seberapa besar pengembalian
atas ivestasi yang dihasilkan oleh perusahaan dengan membandingkan laba usaha dengan
totalasset atau operating assets. Oleh karena itu, semakin besar rasio semakin baik karena
berarti semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

2.6 Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menitikberatkan pada bagaimana efisiensi operasi
perusahaan menjadi keuntungan bagi para pemilik perusahaan.

Menurut Kasmir (2013) bahwa hasil pengembalian ekuitas atau return on equity
atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri.
Sedangkan menurut Lukman Syamsuddin (2009) menyatakan: “ Return on Equity
(ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para
pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas
modal yag mereka investasikan di dalam perusahaan”.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa rasio ini
merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Secara
umum tertentu sajasemakin tingi return atau penghasilanyang diperoleh, maka semakin

baikkedudukan perusahaan tersebut. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana perusahaan
mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang
telah dilakukan pemilikmodal sendiri atau sering disebutkan juga dengan rentabilitas
perusahaan. Dengan demikian Return on Equity (ROE) dapatdihitung dengan rumus :
ROE=

Laba Setelah Pajak
Modal Sendiiri

2.7 Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai
buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prosfek
perusahaan tersebut. Semakin tinggi rasio PBV, semakin tinggi kinerja perusahaan dinilai
oleh pemodal dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan. Oleh karena itu dapat
disimpulkan semakin tinggi PBV semakin tinggi tingkat kepercayaan pasar terhadap
prosfek perusahaan, maka akan menjadi daya tarik bagi investor untukmembeli saham
tersebut, sehingga permintaan akan naik, kemudianmendorong harga saham naik .
menurut Prayitno (2009) dalam Rizky (2013).
PBV adalah rasio keuangan yang digunakan untuk membandingkan nilai buku
perusahaan dengan harga pasar saat ini. Nilai buku adalah istilah akuntansi yang
menunjukkan bagian dari perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham,dengan kata
lain, total asset berwujud perusahaan dikurangi total kewajibannya.
PBV =

harga pasar saham per lembar
nilai buku saham per lembar

2.8 Saham dan Jenis – Jenis Saham

2.8.1 Saham
Menurut Tandelilin (2007 : 18) : “Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset
– aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan,
maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan,
setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan
salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal”.
Ada empat hak yang melekat pada tiap lembar saham. Hak ini meliputi pembagian
laba secara proporsional, ikut serta dalam manajemen, pembagian aktiva bila dilikuidasi
dan ikut serta secara proporsional dalam penerbitan saham baru pada golongan yang
sama. Hak istimewa melindungi seorang pemegang saham dari kehilangan kepemilikan
diluar kemauannya. Adanya hak istimewa pada saham ini akan mencegah perusahaan
menambah penerbitan saham, seperti yang dilakukan pada saat mereka mengakuisisi
perusahaan lain, maka hal ini dihilangkan oleh banyak perusahaan.
Keuntungan dari sistem saham adalah kemudahan dalam pemindahan dari seorang ke
orang lain. Perusahaan memiliki kepentingan dalam hal pencatatan pada buku tambahan
(subsidiary ledger) pemegang saham sebagai pedoman untuk membayar deviden, hak
beli saham (stock right), hak pemberian suara (voting proxies) dan lain-lain.
2.8.2 Jenis-Jenis Saham
Jenis - jenis saham dibedakan menjadi tiga bagian,yaitu :
1. Saham preferen (preferred stock)
Saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan
dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan yang
tetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham
biasa.
2. Saham biasa (common stock)
Saham biasa adalah : sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa
tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Oleh karena itu,
pemegang saham mempunyai hak suara (voting rights) untuk memilih direktur ataupun
manajemen perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
3. Saham treasury (treasury stock)
Saham treasury adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan
dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan sebagai treasury yang
nantinya dapat dijual kembali. Alasan perusahaan menjual kembali saham yang telah
beredar adalah untuk diberikan kepada manager atau karyawan di dalam perusahaan,
meningkatkan volume perdagangan dipasar modal, mengurangi jumlah lembar saham

yang beredar untuk meningkatkan laba perlembar saham dan dapat mengurangi jumlah
saham secara mayoritas dalam rangka pengambil alih tidak bersahabat (hostile takeover).

2.9 Return Saham dan Faktor Fundamental yang mempengaruhi return
saham
2.9.1 Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi, return dapat berupa return
realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan
akan terjadi masa mendatang (Jogiyanto, 2008). Return saham adalah sejumlah tingkat
keuntungan yang diharapkan oleh investor melalui harga yang telah diinvestasikan
melalui saham. Pengertian return saham pada penelitian ini sama dengan capital gain,
karena belum ada pembagiandividen. Capital gain (loss) merupakan selisih dari harga
investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Jika harga saham invetasi
sekarang lebih tinggi dari harga saham investasi periode lalu ini berarti terjadi
keuntungan modal (capital gain), sebaliknya terjadi kerugian modal (capital loss)
(Jogiyanto, 2008).
2.9.2 Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Return Saham
Salah satu faktor yang sangat diperhatikan oleh investor dalam memilih saham
adalah kinerja keuangan perusahaan. Dengan demikian, dari sudut pandang investor,
kinerjakeuangan yang baik pada suatu perusahaanakan menawarkan tingkat return yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain yang memiliki kinerja keuangan yang
lebih buruk. Seperti telah diuraikan bahwa untuk mendapatkan keuntungan (capital gain)
adalah membeli saham ketika harga akan naik lalu menjualnya ketika harganya akan
turun, ada beberapa faktor yang harus
disadari oleh setiap investor yang mempengaruhi return saham.
Ada faktor yang bersifat fundamental ada juga yang bersifat makro seperti tingkat
suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktorfaktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan
politik, keamanan, dan faktor lainnya. Faktor Fundamental adalah faktor yang berkaitan
langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten maka semakin
besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Begitu juga sebaliknya, semakin
menurun kinerja emiten maka semakin besar merosotnya harga saham yang diterbitkan
dan diperdagangkan. Selain itu keadaan emiten akan menjadi tolak ukur seberapa besar
risiko yang bakal di tanggung oleh investor (Arifin, 2002).

2.10 Penelitian Terdahulu
1. Menurut Lucky (2005)
Dalam penelitiannya menganalisis pengaruh pengukuran kinerja dengan metoda
tradisional dan metoda EVA terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan variable dependen return saham, sedangkan
variable independennya adalah Economic Value Added (EVA), Return on Assets (ROA),
danReturn on Equity (ROE). Penelitian ini menggunakan data historis yang diambil
selama perioda 2001-2003. Data diperolah dari laporan keuangan yang dipublikasikan
yaitu laporan keuangan tahun 2001-2003 dari perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda
dengan menggunakan program SPSS 11.
2. Menurut Mariana (2007)
Melakukan penelitian mengenai analisis pengaruh EVA dan MVA terhadap return
saham pada perusahaan anufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa EVA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return
saham dengan nilai
koefisien regresi sebesar 1,019.10-9 dengan t hitung < t tabel (1,377 < 1,711). Hasil
penelitian ini mempunyai arti bahwa semakin tinggi EVA perusahaan LQ 45 maka return
saham perusahaan LQ 45 tersebut akan semakin tinggi pula. Berdasarkan hasil analisis
data juga diketahui bahwa MVA mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan
terhadap return saham.
3. Menurut Raharjo Teapon (2009)
Meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada perusahaan LQ
45 dengan periode pengamatan tahun 2000 sampai tahun 2003. Dalam penelitiannya yang
meneliti delapan rasio menemukan bahwa return on asset (ROA) dan return on equity
(ROE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

III.

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan tempat pelaksanaannya penelitian, penelitian ini termasuk ke dalam
jenis penelitian perpustakaan (library research). Penelitian ini mengumpulkan data dan
informasi dengan bantuan dokumentasi bermacam-macam material yang terdapat di
ruangan perpustakaan, seperti buku-buku, jurnal, laporan akhir mahasiswa, dokumen,
majalah, dsb. Dalam hal ini juga data yang berasal dari situs internet yaitu www.idx.co.id.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah semua individu atau unit- unit yang menjadi objek penelitian,
sedangkan sebagian individu atau unit- unit yang diambil dari populasi disebut sampel.
Menurut Sugiyono (2010:115) menyatakan bahwa :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian tersebut maka
yang menjadi Populasi pada penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2009-2012 yang terdiri dari 30 Perusahaan, Berikut ini daftar
populasi yang digunakan.

Tabel 3.1

Daftar Populasi Penelitian

3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono,2010:116).Pada umumnya terdapat dua teknik dalam pengambilan sampel,
yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Pada penelitian ini teknik
sampling yang digunakan adalah Nonprobability Sampling dengan teknik Sampling
Puposive.
Menurut Sugiyono (2010:116), “Sampling Puposive merupakan teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu”. Metode pengambilan sampel ditentukan dengan
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1) Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2009-2011
2) Perusahaaan Manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan secara
berturut-turut selama 3 tahun.
3) Perusahaan yang menerbitkan harga saham dalam laporan per periode nya.
Dari kriteria tersebut diketahui bahwa sampel yang digunakan sebanyak 10
perusahaan manufaktur khususnya pada makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
dengan periode laporan keuangan dari 2009-2011. Sehingga data yang digunakan ada
sebanyak 30 laporan keuangan seperti yang disajikan dalam tabel 3.2 berikut ini.

3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Data adalah sesuatu yang telah terjadi dan dapat dijadikan fakta atau bukti untuk
mendukung analisa terhadap permasalahan yang dibahas. Pengumpulan data dapat
dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari
sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan pengumpulan data dimana sumber
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
dokumen(Sugiyono,2010:193).
Adapun metode yang peneliti gunakan yaitu dengan pengamatan terhadap laporan
keuangan (objek) yang diteliti, serta mempelajari buku-buku, peraturanperaturan dan
berbagai sumber bacaan lain yang berhubungan dengan kinerja keuangan, permasalahan
dan alternative pemecahannya.
3.3.2 Jenis dan Sumber Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih
memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara,
huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan
sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif yaitu data yang
berupa angka-angka yang terdiri dari :

1) Data laporan keuangan perusahaan periode tahun 2009 - 2011 yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia.
2) Data harga saham penutupan tahunan periode tahun 2009 - 2011.
Dilihat dari sumber datanya, penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data
berupa dokumen yang merupakan data tertulis yang berhubungan dengan objek penelitian
yang diterbitkan Bursa Efek Indonesia (BEI). Laporan keuangan tahun 2009-2011
digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dan pengaruhnya terhadap return
saham, serta data yang diakses dari situs resmi BEI www.idx.co.id dan
www.sahamok.com.

3.4 Kerangka Penelitian dan Hipotesis
3.4.1 Kerangka Penelitian

Informasi dalam bentuk laporan keuangan (financial statement), banyak
memberikan manfaat kepada pengguna terutama para investor sebagai bahan
pertimbangan dalam membuat keputusan investasi. Salah satu faktor yang menjadi
pertimbangan investor adalah kemampuan emiten dalam menghasilkan laba. Jika laba
meningkat, maka secara teoritis return saham akan meningkat. Investor dalam melakukan
investasi saham akan memilih perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian yang
tinggi. Perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian yang tinggi, dianggap sebagai
perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang bagus. Salah satu upaya investor untuk
menilai kinerja keuangan suatu perusahaan adalah dengan menganalisis rasio keuangan
perusahaan.

3.4.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis ini merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah. Dalam
penelitian ini, hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
Hipotesis 1 : Diduga Return on Asset (ROA) berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2009-2011.
Hipotesis 2 : Diduga Return on Equity (ROE) berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2009-2011.
Hipotesis 3 : Diduga Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) secara
simultan secara signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
4.1.1 Uji Regresi
Uji regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat
diprediksikan melalui variable independen secara bersama-sama. Dampak dari
penggunaan analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik atau
menurunnya variable dependen dapat dilakukan melalui menaikkan atau menurunkan
keadaan variabel independen.
Tabel 4.1 di bawah ini merupakan hasil analisis regresi yang dilakukan.

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan konstanta untuk persamaan regresinya
bernilai 0.710 dan nilai untuk koefisien regresinya adalah -0.267 untuk LN_X1 (ROA),
dan -0.108 untuk LN_ X2 (ROE). Sehingga bentuk persamaan regresi linearnya adalah
sebagai berikut:
LN_Y = 0.710 -0.267 LN_X1 – 0.108 LN_X2 + e
Dari persamaan di atas, dapat diartikan bahwa :
a. Nilai konstanta sebesar 0.710 menunjukkan bahwa apabila variable independen
ditiadakan maka return saham adalah sebesar 0.710
b. X1 sebesar -267 menunjukkan bahwa setiap kenaikan return on asset(ROA)
sebesar 1% maka akan diikuti oleh kenaikan return saham sebesar 2,67dengan
asumsi variabel lain tetap.

c. X2 sebesar -108 menunjukkan bahwa setiap kenaikan return on equity (ROE)
sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan return saham sebesar -108 dengan
asumsi variabel lain tetap.

4.1.2 Uji Hipotesis
4.1.2.1 Uji Parameter Individual (Uji-t)
Tabel 4.2
Hasil Uji-t
Coefficientsa

a. Dependent Variable: LNY
Sumber : Hasil perhitungan data SPSS versi 20, 2013.
Dengan menggunakan sampel (n)=30 dan jumlah variabel independen dan
dependen (k)=3. Maka diperoleh df=27 yang menunjukkan nilai ttabel sebesar 2,04
dengan probabilitas satu arah (one-tailed) 0,05. Berdasarkan tabel di atas diketahui
bahwa nilai thitung ROA sebesar 0,410 yang artinya thitung < ttabel (0,410 < 2,04). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap Return saham (Ho1
diterima).

4.1.2.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Berdasarkan nilai F dan tingkat signifikan, maka dapat diketahui ada atau tidaknya
pengaruh antara variable independen terhadap variabel dependen. Dari hasil pengelolahan
data dengan SPSS pada tabel di bawah ini dapat diketahui hasil Uji-F (Uji Silmutan)
sebagai berikut:

Tabel 4.3
Hasil Uji-F
ANOVAa

a. Dependent Variable: LNY
b. Predictors: (Constant), LNX2, LNX1
Sumber : Hasil perhitungan data SPSS versi 20, 2013.
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 0.406 dengan
probabilitas 0.672. Nilai Fhitung tersebut dibandingkan dengan Ftabel, dimana jumlah
varaibel bebas dan terikat (k) = 3, dan jumlah sampel (n) = 30. Maka diperoleh df1 = 2
dan df2 = 27 yang menghasilkan nilai Ftabel sebesar 3,35. Hal ini menunjukkan bahwa
Fhitung memiliki nilai yang lebih kecil dari Ftabel ( 0,406< 3,35). Maka, dengan
probabilitas yang lebih dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel ROA
dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham.
4.1.2.3 Uji Koefisien Determinasi
Uji Koefisien Determinasi (RSquare) digunakan untuk mengetahui besaran nilai
korelasi antara variabel X yang terdiri dari ROA (X1) dan ROE (X2), terhadap variabel Y
(Return saham). Berikut ini output untuk uji R-Square yang diolah dengan program SPSS
Versi 20.0.

Tabel 4.4
Hasil Uji R-Square Setelah Data Ditransform
Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), LNX2, LNX1
b. Dependent Variable: LNY
Sumber : Hasil perhitungan data SPSS versi 20, 2013.
Berdasarkan hasil pada tabel 4.4 diketahui bahwa koefisien determinasi (RSquare)
adalah sebesar 0,208 atau 20.8%. Artinya kombinasi variabel independen yaitu ROA dan
ROE mampu menjelaskan variabel dependen (Return Saham) sebesar 20.8%, sisanya
sebesar 79.2% (100%- 20.8%) dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Return Saham.
Variabel (X1) yang merupakan Return on Asset (ROA), setelah dilakukan
pengujian dengan SPSS 20.0, menunjukkan hasil bahwa ROA secara parsial tidak
berpengaruh terhadap Return Saham. Hal ini dikarenakan bahwa nilai thitung ROA
sebesar 0,410 lebih kecil dari pada ttabel sebesar 2.04 yaitu (0,410 < 2,04). Karena
Return on Equity menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila di ukur dari
modal pemilik, jika semakin besar/ semakin tinggi ROE maka semakin baik, dan
sebaliknya (Harahap, 2004).
Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh
Lucky (2005) yaitu menyatakan bahwa metode EVA dan ROA tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
4.3.2 Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Return Saham
Variabel (X2) yang merupakan Return on Equity (ROE), setelah dilakukan
pengujian dengan program SPSS 20.0 bahwa ROE Fhitung memiliki nilai yang lebih
kecil dari Ftabel
(0,406< 3,35). Maka,dengan probabilitas yang lebih dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa
secara parsial variable ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham.
Karena semakin tinggi nilai standar industry ROE yang telah ditetapkan sebesar 40%

maka ROE semakin baik, jika kurang dari 40% maka ROE kurang baik. (Kasmir, 2012:
184) sedangkan nilai standar industri ROE sebesar 21% maka hal tersebut tidak dapat
memenuhi standar yang ditetapkan.
4.3.3 Pengaruh Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) terhadap
Return saham
Dari hasil pengujian dengan program SPSS 20.0, diketahui bahwa ROA dan ROE
tidak berpengaruh secara simultan terhadap return saham.Ini dilihat bahwa dari hasil
thitung sebesar 0.46 dan ttabel sebesar 3.35 ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel yaitu
0.46 < 3.35 bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Lucky (2005) yaitu menyatakan bahwa metode EVA dan ROA tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam
bab empat,maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Secara parsial,hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya
pengaruh yang signifikan antara rasio keuangan (return on asset dan return on equity)
terhadap return saham dilihat dari sisa tingkat signifikasi sebesar 95%. Hasil penelitian
ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dikemukakan oleh Lucky dan Mariana.
2. Secara simultan penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya
pengaruh yang signifikan antara return on asset dan return on equity terhadap return
saham hal ini dilihat dari hasil thitung yang lebih kecil dari pada ttabel. Penelitian ini
mendukung hasil penelitian terdahulu yang dikemukakan oleh Lucky dan Mariana.
3. Secara garis besar dengan dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,
bahwa kinerja keuangan sangat berpengaruh pada profitabilitas suatu perusahaan, jika
nilai return saham tidak dapat mengembalikan keuntungan pada suatu perusahaan maka
kinerja keuangan perusahaan tersebut akan menurun, sebaliknya jika pengembalian
keuntungan return saham meningkat maka semakin baik pula kinerja keuangan suatu
perusahaan.
5.2 Saran
(1) Bagi investor atau calon investor hendaknya memperhatikan
bahwa dalam menanamkan modal ke sebuah perusahaan perlu
melihat aspek rasio-rasio keuangan yang mencerminkan kinerja
dan nilai perusahaan.
(2) Perusahaan hendaknya lebih mempertibangkan untuk
pemanfaatan dan pengolahan segala sumberdaya yang dimiliki
untuk dapat meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan

DAFTAR PUSTAKA

Maya Dini, S.E. & Nurhayati, S.E. ( Dosen Program Studi Akuntansi Politeknik Anika). 2015.
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Farda Eka Septiana & Aniek Wahyuati (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
Surabaya). Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 1, Januari 2016.
Marselinus Asri, S.E., M.Si., Ak., CA (Dosen Akuntansi Keuanagan II; Universitas Atma Jaya
Makassar)
Anthony N. Robert. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi 11. Terjemahan : Vijay
Govindarajan. Jakarta : Salemba Empat
Darsono, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta : Andi
Gaspersz, Vincent. 2003. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Ghozali, H. Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi keempat.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Ghozali, H. Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Harahap, Sofyan Syafri.2004. Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan
Keempat. Jakarta: Bumi Aksara.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).2007. Standar Akuntansi Keuangan Per September
2007.Jakarta : Salemba Empat Jogiyanto, 2000. Teori Fortofolio dan Analisis Investasi.
Yogyakarta : BPFE Bumi Aksara Lucky, B. 2005. Pengaruh Economic
Value Added dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Return Pemegang Saham. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Mariana, R. 2007. Analisis Pengaruh EVA dan MVA terhadap Return Saham pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.

Mukhtarudin. 2007. Pengaruh Return on Asset, Return on Equity, Return on Investment, Debt To
Equity Ratio dan Book Value Per Share Terhadap harga Saham Properti di BEJ.
Munawir. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Cetakan Kelimabelas. Yogyakarta:
Liberty Yogyakarta.
Murhadi, Werner. R. 2013. Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta :
Salemba Empat
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data (SPSS). Jakarta: Mediakom
Simamora, Henry. 2000. Akuntansi (Basis pengambilan Keputusan Bisnis). Jakarta: Salemba
Empat
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Pendidikan Bandung : Alfabeta
Soemarso. 2008. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat
Tandellin, Eduardus. 2007. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.Edisi 1. Yogyakarta :
BPFE
http://idx.co.id
http://ekosupiyan,blogspot.com
http://titaviolet.wordpress.com