STANDARD SETTER AKUNTANSI DAN AUDIT

STANDARD SETTER AKUNTANSI DAN AUDIT
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Topik Khusus
Dosen Pembimbing : Ibu Poppy Sofia

DISUSUN OLEH:
Kelompok 4
1.
2.
3.
4.

Dinan Azmimuthia
Pinta Saras Puspita
Dheika Febry Rachmadani
Nurul Fathurrahmah

120110120042
120110120051
120110120073
120110120167


JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014

KATA PENGANTAR
Kami memanjatkan puji dan syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya, kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Makalah Akuntansi Topik Khusus ini berjudul “Standard Setter Akuntansi dan
Audit”. Makalah ini membahas tentang standard setter akuntansi dan audit yang ada di
Indonesia dan lingkup internasional.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.

Bandung, September 2014


Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya, tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya. Tujuan selanjutnya adalah memakmurkan nilai pemegang saham. Salah
satu alat yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuannya adalah laporan keuangan.
Semakin relevan dan handal suatu laporan keuangan yang dibuat, maka semakin besar
kecenderungan yang sejalan dengan kepercayaan investor untuk tetap menanamkan modalnya di
perusahaan. Dengan begitu, profit telah dicapai dan kemakmuran nilai pemegang saham juga
telah terpenuhi.
Untuk menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan handal, laporan keuangan
tersebut harus disusun berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Standar-standar yang berlaku
itu dibuat oleh standard setter. Standar-standar yang berlaku diantaranya berisi tentang aturanaturan dalam pengakuan, pengukuran, pengungkapan dan penyajian suatu pos dalam laporan
keuangan. Standar-standar tersebut juga digunakan agar laporan keuangan antar perusahaan
memiliki keseragaman dalam penyajiannya, sehingga memudahkan pengguna untuk memahami
informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut. Agar tidak menimbulkan
ambiguitas dan salah paham terhadap laporan keuangan, standar-standar tersebut tidak hanya

harus dipahami oleh penyusun laporan keuangan dan auditor, tetapi juga harus dipahami oleh
pembaca.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini:
1. Apa standard setter akuntansi yang berlaku di Indonesia?
2. Apa standard setter akuntansi yang berlaku di lingkup internasional?
3. Apa standard setter audit yang berlaku di Indonesia?
4. Apa standard setter audit yang berlaku di lingkup internasional?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini:

1. Untuk mengetahui standard setter akuntansi yang berlaku di Indonesia.
2. Untuk mengetahui standard setter akuntansi yang berlaku di lingkup internasional.
3. Untuk mengetahui standard setter audit yang berlaku di Indonesia.
4. Untuk mengetahui standard setter audit yang berlaku di lingkup internasional.

BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Standard Setter Akuntansi Indonesia
2.1.1 IAI
IAI bermaksud menghimpun potensi Akuntan Indonesia untuk menjadi penggerak
pembangunan nasional dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. IAI bertujuan mengembangkan dan mendayagunaakan potensi Akuntan
Indonesia sehingga terbentuk suatu cipta dan karya Akuntan Indonesia untuk didarmabaktikan
bagi kepentingan bangsa dan Negara. IAI berfungsi sebagai wadah komunikasi yang menjebatani
berbagai latar belakang tugas dan bidang pengabdiannya untuk menjalin kerjasama yang bersifat
sinergi secara serasi, seimbang dan selaras.
Untuk mencapai maksud, tujuan, dan fungsinya, IAI melaksanakan beragam kegiatan
diantaranya pendaftaran dan pelayanan keanggotaan; pengembangan dan penyusunan standar
akuntansi keuangan; pengembangan dan penegakkan kode etik akuntan; pemberian konsultasi
untuk pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi; publikasi; hubungan internasional;
menjadi pusat pengetahuan dan pengembangan akuntansi; menjaga dan meningkatkan
kompetensi akuntan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan; melaksanakan sertifikasi di
bidang akuntansi sebagai tolak ukur standar kualitas keprofesian; serta menjaga kepercayaan
pemakai jasa dan masyarakat luas atas hasil kerja profesi akuntan yang tergabung dalam IAI.
Saat ini IAI merupakan satu-satunya wadah yang mewakili profesi akuntan Indonesia
secara keseluruhan. IAI merupakan anggota International Federation of Accountants, organisasi

profesi akuntan dunia yang merepresentasikan lebih 2,5 juta akuntan yang bernaung dalam 167
asosiasi profesi akuntan yang tersebar di 127 negara. Sebagai anggota IFAC, IAI memiliki
komitmen untuk melaksanakan semua standar internasional yang ditetapkan demi kualitas tinggi
dan penguatan profesi akuntan di Indonesia. IAI juga merupakan anggota sekaligus pendiri
ASEAN Federation of Accountants (AFA). Saat ini IAI menjadi sekretariat permanen AFA.

2.1.2

DSAK-IAI

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) adalah badan yang berwenang menyusun
sandar akuntansi keuangan entitas privat di Indonesia.
DSAK IAI saat ini sedang melanjutkan program konvergensi ke International Financial
Reporting Standards (IFRS) serta melakukan pengembangan standar akuntansi keuangan sesuai
dengan kebutuhan nasional.
2.1.2.1 SAK
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur
pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil
Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun

1984. SAK di Indonesia menrupakan terapan dari beberapa standard akuntansi yang ada
seperti, IAS,IFRS,ETAP,GAAP. Selain itu ada juga PSAK syariah dan juga SAP.
Selain untuk keseragaman laporan keuangan, Standar akuntansi juga diperlukan
untuk

memudahkan

penyusunan

laporan

keuangan,

memudahkan

auditor

serta

Memudahkan pembaca

laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda.
2.1.2.2 PSAK-IFRS
PSAK-IFRS akan diterapkan secara utuh pada tahun 2012. Saat ini masih dalam
proses konvergensi. Proses ini melalui tahap adopsi pada tahun 2008-2010 kemudian
tahun ini memasuki tahap persiapan akhir sebelum tahap implementasi di tahun
2012.Pada PSAK ini wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas public seperti :
Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Tujuan dari PSAK ini
adalah memberikan informasi yang relevan bagi user laporan keuangan.

Indonesia mengadopsi IFRS karena Indonesia adalah bagian dari IFAC yang
sudah pasti harus mematuhi SMO(Statement Membership Obligation) yang menjadikan
IFRS sebagai accounting standard. Selain itu konvergensi IFRS adalah kesepakatan
pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 Forum. Pada pertemuan pemimpin G20 di
Wahington DC, pada 15 November 2008 didapati hasil : “Strengthening Transparency
and Accountability” yang kemudian pada 2 April 2009 di London pertemuan tersebut
menghasilkan

kesepakatan


untuk

:

Strengthening

Financial

Supervision

and

Regulation “to call on the accounting standard setters to work urgently with supervisors
and regulators to improve standards on valuation and provisioning and achieve a single
set of high‐quality global accounting standards.”
2.1.2.3 SAK ETAP
SAK ETAP adalah Standard akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. ETAP yaitu Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang
signifikan serta menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal.

Dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menangah dapat
untuk menyusun laporan keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan mendapatkan opini
audit, sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan
dana untuk pengembangan usahanya.
2.1.2.4 PSAK Syariah
PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik
entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Dalam PSAK Syariah ini
pengembangan dilakukan dengan model PSAK umum namun psak ini berbasis syariah
dengan acuan fatwa MUI.
PSAK Syariah berada dalam PSAK 100-106 yang terdiri dari :
1. Kerangka Konseptual

2. Penyajian Laporan Keuangan Syariah
3. Akuntansi Murabahah
4. Musyarakah
5. Mudharabah
6. Salam
7. Istishna
2.1.2.5 SAP
SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite Standar

Akuntansi Pemerintahan. SAP ini ditetapkan sebagai PP(Peraturan Pemerintah) yang
diterapkan untuk entetitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP). Penyusunan SAP melalui tahapan-tahapan
seperti :
1. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar
2. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP
3. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja
4. Penulisan draf SAP oleh Kelompok Kerja
5.

Pembahasan Draf oleh Komite Kerja

6. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan
7. Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)

8. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik (Public
Hearings)
9. Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian

10. Finalisasi Standar
Jadi SAP disusun hanya untuk instalasi kepemerintahan baik pusat maupun daerah
untuk menyusun laporan keuangan dalam pemerintahan. Dan diharapkan dengan adanya SAP
maka akan ada transparansi, parisipasi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara
sehingga dapat mewujudkan pemerintahan yang baik.

2.2 Beberapa Standard Setter Akuntansi Internasional
2.2.1 IASB (Kawasan Eropa)
Badan pembuat standar akuntansi untuk kawasan Eropa ialah IASB (International
Accounting Standard Board). Standar yang dibuat oleh IASB, saat itu (sebelum tahun 1990)
belum diminati oleh dunia. Hal ini karena perkembangan ekonomi Amerika masih dijadikan
sebagai patokan perkembangan bisnis dunia. Produknya adalah IAS yang kemudian
bermetamorfosis menjadi IFRS (International Financial Reporting Standard).
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar
Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar
akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar
akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan.
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) merupakan badan pembuat standar akuntansi
sektor swasta yang independen yang didirikan pada tahun 1973 oleh organisasi akuntansi
profesional di sembilan negara dan direstrukturasi pada tahun 2001. IASB mewakili organisasi
akuntansi dari sekitar 100 negara. Dengan sedemikian luasnya dasar dukungan ini, IASB
merupakan kekuatan pendorong dalam penentuan standar akuntansi. Standar IASB sangat

kompatibel dengan standar akuntansi yang berlaku di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan
negara-negara lain yang menggunakan akuntansi Anglo Saxon.
 perbedaan IASB dan IASC
IAS dibuat oleh International Accounting Standards Committee (IASC) organisasi
pendahulu IASB yang berdiri pada tahun 1973. IASC ini kemudian direstrukturisasi menjadi
IASB pada tahun 1999. Pada tahun 2001, IASC menjadi foundation (IASCF) yang mendanai
IASB. Sejak saat itu, IASB meneruskan tugas dari IASC. Untuk membedakan produk buatan
IASC dan IASB, standar-standar yang selanjutnya dibuat oleh IASB dinamai dengan IFRS
2.2.1.1 IFRS
IFRS (International Financial Report Standart) merupakan standar akuntansi
internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar
Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat
organisasi utama dunia yaitu :





Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
Komisi Masyarakat Eropa (EC)
Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC)
Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC)
IFRS merupakan kesepakatan global standar akuntansi yang didukung lebih dari 100

negara dan badan-badan internasional di dunia. Globalisasi aktivitas ekonomi mengharuskan
informasi keuangan berkualitas tinggi dan dapat diperbandingkan secara internasional.
IFRS merupakan seperangkat standar yang “berdasarkan prinsip” (principles based)
yang menetapkan aturan umum dan menentukan peraturan khusus. Sedangkan US GAAP
merupakan standar yang “berdasarkan aturan” (rule based atau regulation based). IFRS
menitikberatkan pada prinsip yang dijelaskan dalam kerangka konseptual IASB, bukan pada
aturan yang terinci. Berbeda dengan US GAAP, yang pada umumnya memuat persyaratanpersyaratan lebih khusus dan pedoman impelementasi yang rinci.
Pendekatan IASB yang memfokuskan pada prinsip tersebut mengharuskan
perusahaan dan auditor untuk menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk kepentingan

publik. Perusahaan harus menyajikan laporan keuangan yang menyajikan dengan sebenarnya
(faithful representation) seluruh transaksi yang terjadi. Auditor juga harus resisten terhadap
tekanan klien.
2.2.1.2 Tujuan IFRS
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan
interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan,
mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
 Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang
disajikan.
 Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
 Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
2.2.1.3 Struktur IFRS
IFRS dianggap sebagai kumpulan standar "dasar prinsip" yang kemudian
menetapkan peraturan badan juga mendikte penerapan-penerapan tertentu.
Standar Laporan Keuangan Internasional mencakup:
 Peraturan-peraturan Standar Laporan Keuangan Internasional (Internasional Financial
Reporting Standards (IFRS)) -dikeluarkan setelah tahun 2001
 Peraturan-peraturan Standar

Akuntansi

Internasional (: International

Accounting

Standards (IAS)) -dikeluarkan sebelum tahun 2001
 Interpretasi

yang

berasal

dari

Komite

Interpretasi

Laporan

Keuangan

Internasional (Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC)) -dikelularkan
setelah tahun 2001
 Standing Interpretations Committee (SIC)—dikeluarkan sebelum tahun 2001

 Kerangka

Kerja

untuk

Persiapan

dan

Presentasi

Laporan

Keuangan

(1989) (: Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements
(1989))

Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi :
1.

Definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan.
Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi

tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan
dan biaya.
2.

Pengukuran dan penilaian.
Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan

keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian
laporan keuangan (pada tanggal neraca).
3.

Pengakuan
Merupakan kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan

sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan.
4.

Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan
Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan

bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu
informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa
penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan.
2.2.2 FASB ( Amerika Serikat)
FASB merupakan organisasi sektor swasta yang bertanggung jawab dalam pembentukan
standar akuntansi di Amerika saat ini. FASB didirikan pada tahun 1973, menggantikan APB.
Anggota FASB berasal dari berbagai latar belakang (audit, akuntansi korporasi, jasa keuangan,
dan akademisi). Penunjukan anggota FASB yang baru, dilakukan oleh Financial Accounting

Foundation (FAF). FAF adalah sebuah badan independen, sama seperti FASB, yang dibentuk
dengan wakil dari profesi akuntansi, komunitas bisnis, pemerintah, dan akademisi.
Fungsi utama dari FASB adalah mempelajari masalah akuntansi terkini dan menetapkan
standar akuntansi. Standar ini dipublikasikan sebagai Statement of Financial Accounting
Standards (SFAS). FASB juga menerbitkanStatement of Financial Accounting Concepts (SFAC)
yang memberikan kerangka kerja konseptual yang memungkinkan untuk dikembangkannya
standar akuntansi khusus. SFAC diterbitkan pada tahun 1978 sebagai konsep fundamental yang
akan digunakan FASB dalam mengembangkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan di
masa depan. Tidak seperti SFAS, SFAC bukan merupakan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh FASB dipandang sebagai prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Dalam menetapkan standar akuntansi keuangan, FASB harus
tanggap terhadap kebutuhan dari seluruh komunitas dan menetapkannya secara transparan di
depan publik. Hal ini dilakukan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya secara adil
(tanpa memihak) kepada semua komunitas terkait untuk mengungkapkan pendapat mereka
sebelum standar yang baru diterbitkan dan diberlakukan.
2.2.2.1 GAAP
US GAAP adalah produk dari FSAB (Dewan Pembuat Standar Akuntansi di
Amerika). Lembaga ini memiliki wewenang untuk membuat dan menetapkan akuntansi
yang akan digunakan di Amerika (IAI-Indonesia). Stock Exchange Commite (Bapepamnya Amerika) memberikan ketentuan kepada perusahaan-perusahaan yang terdaftar
dalam bursa, diwajibkan untuk membuat laporan keuangannya yang berpedoman pada
GAAP. Standar Akuntansi Indonesia (sebelum 2008) masih berkiblat pada US GAAP.
PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum) adalah terjemahan bebas dari Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP), sehingga bila diteliti lebih lanjut bahwa
Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh IAI merupakan pengalihbahasaan
GAAP ke dalam bahasa Indonesia. Jadi PSAK yang dibuat oleh IAI merupakan
terjemahan dari US GAAP. Tak terasa sudah lebih dari 30 tahun (sejak tahun
1974),Indonesia telah mengikuti standar akuntansi yang dibuat oleh Amerika. Hal ini

dikarenakan, banyak perusahaan lokal dalam negeri yang terdaftar sebagai anggota bursa
saham di Amerika.
2.2.3 IFAC
Federasi Akuntan Internasional atau International Federation of Accountants (IFAC)
adalah organisasi global bagi profesi akuntansi. The International Federation of Accountants
didirikan pada tanggal 7 Oktober 1977, di Munich, Jerman, pada Kongres Dunia ke-11 Akuntan.
IFAC didirikan untuk memperkuat profesi akuntansi di seluruh dunia untuk kepentingan umum.
“Mengembangkan standar internasional yang berkualitas tinggi dalam audit dan jaminan,
akuntansi sektor publik, etika, dan pendidikan bagi akuntan profesional dan mendukung adopsi
mereka dan menggunakan; Memfasilitasi kolaborasi dan kerjasama antar instansi anggotanya;
Berkolaborasi dan bekerja sama dengan organisasi internasional lainnya, dan Melayani sebagai
juru bicara internasional untuk profesi akuntansi.”
Pada pertemuan pertama Majelis IFAC dan Dewan pada bulan Oktober 1977, program
kerja 12-point dikembangkan untuk memandu komite IFAC dan staf melalui lima tahun pertama
kegiatan. Banyak elemen dari program kerja ini masih relevan sampai sekarang. Dimulai dengan
63 anggota pendiri dari 51 negara pada tahun 1977, keanggotaan IFAC telah berkembang
menjadi sekarang termasuk 179 anggota dan asosiasi di 130 negara dan yurisdiksi di seluruh
dunia.
Misi IFAC adalah Memperkuat profesi akuntansi di seluruh dunia dan memberikan peran
terhadap perkembangan ekonomi internasional yang kuat dengan mendirikan dan memajukan
kesetiaan terhadap standar profesional berkualitas tinggi, memperluas konvergensi internasional,
dan berbicara mengenai masalah kepentingan publik di mana keahlian profesi tersebut agar lebih
relevan.
IFAC (International Federation of Accountants) sendiri telah menetapkan beberapa
standar diantaranya :
1. International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB) Mengatur Standar
Akuntansi Sektor Publik Internasional (IPSAS) untuk digunakan oleh sektor public.

2. International Auditing dan Jaminan Standar Board (IAASB) Mengatur Standar Internasional
tentang Audit, Jaminan dan Layanan terkait Pertunangan
3. International Etika Dewan Standar untuk Akuntan (IESBA) Mengembangkan Kode
internasional Etik Akuntan Profesional yang harus diikuti oleh akuntan profesional di
seluruh dunia.
4. Bunga Badan Pengawasan Umum (PIOB) Mengawasi kegiatan penetapan standar IFAC itu,
Terutama dengan Menghormati audit, assurance, etika, dan kemandirian. The PIOB Juga
Mengawasi kegiatan kepatuhan IFAC itu, juga IFAC mendukung IASB ( The International
Accounting Standards Board) dengan menghormati menetapkan standar akuntansi.
5. International Accounting Standards Board Pendidikan (IAESB) Mengembangkan Standar
Pendidikan Internasional.
Dewan Internasional Standar Pendidikan Akuntansi atau IAESB didirikan oleh IFAC untuk
mengembangkan silabus pedoman pendidikan yang seragam untuk diadopsi oleh semua
anggotanya. Badan akuntansi diperlukan untuk mempertimbangkan standar-standar
pendidikan saat merumuskan sistem pendidikan mereka.
2.2.4 GASC (Jerman )
GASC membawahi Badan Standar Akuntansi Jerman (GermanAccounting Standards BoardGASB) yang melakukan pekerjaan teknis danmengeluarkan standar akuntansi. GASB adalah
rekomendasi wajib yanghanya berlaku untuk laporan keuangan konsolidasi. GASB dibentuk
untuk mengembangkan suatu standar Jerman yang sesuai dengan standar akuntansi internasional.
GASB telah mengeluarkan Standar AkuntansiJerman (German Accounting Standards-GAS)
untuk permasalahan sepertilaporan arus kas, pelaporan segmen, pajak tangguhan, dan translasi
matauang asing. Namun pada tahun 2003, GASB menerapkan strategi baru dan menyelaraskan
program kerjanya dengan usaha IASB untuk mencapa ikonverjensi standar akuntansi secara
global. Perubahan ini mengaku iketentuan Unit Eropa atas IFRS bagi perusahaan emiten pada
tahun 2005.

2.3 Standard Setter Audit Indonesia
2.3.1 IAPI
IICPA atau IAPI adalah asosiasi profesi akuntan publik di Indonesia dan misinya termasuk
menjaga kompetensi dan menegakkan disiplin anggota agar mampu memberikan perlindungan
dan pelayanan kepada publik. IICPA merupakan satu-satunya asosiasi akuntan publik yang
keberadaannya diakui oleh Undang-Undang No 5/2011, dan berwenang untuk:


menetapkan standar profesional dan kode etik akuntan publik;



menyelenggarakan ujian profesi akuntan publik;



menyelenggarakan pendidikan profesional berkelanjutan;



melakukan review mutu bagi anggotanya.
2.3.1.1 SPAP
Standar

Profesional Akuntan

Publik (SPAP)

adalah

kodifikasi

berbagai

pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi akuntan
publik di Indonesia yang bertujuan untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh
profesi akuntan publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).
Standar Profesional Akuntan Publik terdiri dari enam standar yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Standar Auditing.
Standar Atestasi.
Standar Jasa Akuntansi dan Review.
Standar Jasa Konsultasi.
Standar Pengendalian Mutu.
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik.
Kelima standar yang pertama merupakan standar teknis yang diterbitkan oleh

Dewan Standar Profesional Akuntan Publik., sedangkan Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik merupakan aturan moral yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan

Publik. Keenam standar profesional ini disusun untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan
akuntan publik bagi masyarakat.

2.4

Standard Setter Audit Internasional
2.4.1 American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) yaitu suatu organisasi

profesional dalam bidang akuntansi publik yang keanggotaannya hanya bagi akuntan publik
terdaftar (certified public accountants) saja. Organisasi ini menetapkan standar etika profesi dan
standar audit AS untuk perusahaan swasta, organisasi nirlaba, pemerintah federal, negara bagian,
dan daerah.
Pendirian AICPA menjadikan akuntansi sebagai suatu profesi yang istimewa karena
persyaratan pendidikan yang ketat, standar profesional yang tinggi, kode etik profesional yang
tegas, dan komitmen untuk melayani kepentingan publik.
Misi AICPA adalah untuk memberikan anggotanya sumber, informasi, dan kepemimpinan
yang memungkinkan mereka untuk memberikan layanan yang berharga dengan cara profesional
tertinggi untuk memberikan manfaat pada masyarakat, pengusaha, dan klien. Dalam memenuhi
misinya, AICPA bekerja dengan organisasi-organisasi akuntan publik terdaftar negara bagian dan
memberikan prioritas pada daerah-daerah yang ketergantungan masyarakatnya pada keahlian
akuntan publik sangat signifikan.
2.4.1.1 GAAS
GAAS adalah standar umum yang paling minimum yang harus digunakan apabila
seorang auditor melakukan kegiatan auditing sehingga dalam kasus auditing diperlukan
peendalaman lebih mendalam mengenai standar yang digunakan agar laporan yang
dihasilkan oleh seorang auditor bisa dibilang lengkap, diterima dan dapat dipertanggung
jawabkan.
Kembali ke masalah utama General Accepted Auditing Standard sendiri terdiri
dari tiga bagian penting yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan.
Standar Umum
1.

Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang memadai sebagai seorang auditor

2.

Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi, dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor

3.

Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,seorang auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama

Standar Pekerjaan Lapangan
1.

Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya

2.

Pemahanaman memadai mengenai struktur pengendalian system intern harus
diperoleh agar dapat merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan

3.

Bukti audit kompeten yang harus diperoleh melalui inspeksi,observasi,permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit

Standar Pelaporan
1.

Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

2.

Laporan auditor harus menunjukan keadaan dimana prinsip akuntansi tidak
diterapkan secara konsisten dalam penyusunanlaporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan prinsip akuntansi yang diterapkan pada periode sebelumnya

3.

Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan

4.

Laporan auditor harus memuat suatu pernyataa pendapat mengenai laporan
keuangan secara menyeluruh atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat yang menyeluruh tidak dapat diberikan maka
alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaotkan dengan laporan
keuangan maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan auditor yang dilaksanakan, dan jika ada tingkat tanggung jawab yang
dipikulnya.

2.4.2 IPSASB
IPSASB merupakan badan yang bernaung di bawah International Federation of
Accountants (IFAC), organisasi profesi akuntansi di tingkat internasional yang didirikan tahun
1977. Keberadaan IPSASB bermula dari kesadaran akan manfaat nyata informasi keuangan yang
konsisten dan terbandingkan (comparable) lintas-jurisdiksi.
Tahun 2005 IPSASB melakukan peningkatan terhadap standar-standar (International
Public Sector Accounting Standards/IPSAS) yang telah diterbitkan sebelumnya. Peningkatan
tersebut berupa revisi terhadap 11 standar dari 20 standar yang telah pernah diterbitkan.
Di samping melakukan revisi terhadap standar yang ada, IPSASB juga menerbitkan tiga
Exposure Draft lain. Exposure Draft Nomor 25 memuat mengenai kesamaan otoritas dalam
paragraf-paragraf dalam IPSAS. Exposure Draft Nomor 27 berbicara mengenai penyajian
informasi anggaran dalam laporan keuangan bertujuan umum dan Exposure Draft Nomor 28
mengenai pengungkapan informasi umum keuangan sektor pemerintahan (general government
sector/GGS) untuk tujuan statistik.
IPSASB bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan transparansi laporan keuangan pada
sektor publik yang berupa:



Menetapkan standar akuntansi berkualitas tinggi untuk digunakan oleh entitas sektor publik;
Mempromosikan kepada entitas sektor publik untuk mengadopsi standar, dan konvergensi

internasional, IPSASs;
 Memberikan informasi yang komprehensif untuk manajemen keuangan sektor publik dalam
pengambilan keputusan, dan


Memberikan bimbingan tentang isu-isu dan pengalaman dalam pelaporan keuangan di sektor

publik.
2.4.2.1 IPSAS
International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) adalah standar akuntansi
untuk entitas sektor publik yang dikembangkan olehInternational Public Sector Accounting
Standards Board (IPSASB). IPSAS yang diterbitkan oleh IPSASB terkait dengan pelaporan
keuangan sektor publik, baik untuk yang masih menganut basis kas (cash basis) maupun
yang telah mengadopsi basis akrual (accrual basis).

Standar akuntansi sektor publik yang telah dihasilkan oleh IPSASB hingga tahun
2010 ini adalah:
1. IPSAS 1—Presentation of Financial Statements
2. IPSAS 2—Cash Flow Statements
3. IPSAS 3—Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors
4. IPSAS 4—The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates
5. IPSAS 5—Borrowing Costs
6. IPSAS 6—Consolidated and Separate Financial Statements
7. IPSAS 7—Investments in Associates
8. IPSAS 8—Interests in Joint Ventures
9. IPSAS 9—Revenue from Exchange Transactions
10.

IPSAS 10—Financial Reporting in Hyperinflationary Economies

11.IPSAS 11—Construction Contracts
12.

IPSAS 12—Inventories

13.

IPSAS 13—Leases

14.

IPSAS 14—Events After the Reporting Date

15.

IPSAS 15—Financial Instruments: Disclosure and Presentation

16.

IPSAS 16—Investment Property

17.

IPSAS 17—Property, Plant, and Equipment

18.

IPSAS 18—Segment Reporting

19.

IPSAS 19—Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets

20.

IPSAS 20—Related Party Disclosures

21.

IPSAS 21—Impairment of Non-Cash-Generating Assets

22.

IPSAS 22—Disclosure of Information about the General Government Sector (IFAC,
2010)

23.

IPSAS 23—Revenue from Non-Exchange Transactions (Taxes and Transfers)

24.

IPSAS 24—Presentation of Budget Information in Financial Statements

25.

IPSAS 25—Employee Benefits

26.

IPSAS 26—Impairment of Cash-Generating Assets

27.

IPSAS 27—Agriculture

28.

IPSAS 28—Financial Instruments: Presentation

29.

IPSAS 29—Financial Instruments: Recognition and Measurement

30.

IPSAS 30—Financial Instruments: Disclosures

31.

IPSAS 31—Intangible Assets. (IFAC, 2010)

32.

IPSAS 32—Service Concession Arrangements: Grantor
Diadopsinya IPSAS oleh pemerintah di berbagai negara diharapkan akan

meningkatkan kualitas dan daya banding informasi keuangan yang dilaporkan entitasentitas sektor publik di seluruh dunia. Dalam mendorong pengadopsian dan harmonisasi
ketentuan-ketentuan akuntansi sektor publik di berbagai negara dengan IPSAS, IPSASB
menghormati hak pemerintah dan penyusun standar di tingkat nasional dalam

menetapkan standar dan pedoman pelaporan keuangan di dalam jurisdiksi mereka
masing-masing.

BAB III
SIMPULAN
3.1 Simpulan


Terdapat Standard Setter akuntansi di Indonesia yaitu IAI yang menerbitkan SAK



Standard Setter akuntansi pada lingkup internasional :
o IASB (Kawasan Eropa) menerbitkan IFRS
o FASB (Amerika Serikat) menerbitkan GAAP
o GASC (Jerman) merbitkan GAS
o IFAC menetapkan beberapa standar yaitu : IPSASB, IAASB, IESBA



Terdapat Standard Setter audit di Indonesia yaitu IAPI yang menerbitkan SPAP



Standard Setter audit pada lingkup internasional :
o AICPA (Amerika) menerbitkan GAAS
o IPSASB menerbitkan IPSAS