this PDF file ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI WISATAWAN MANCANEGARA DI PULAU BALI | Manggala | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB
ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI WISATAWAN MANCANEGARA DI PULAU
BALI
Bhirawa Manggala
Supriono
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
[email protected]
ABSTRACT
Bali is the most promotable island that promoted by travel agents, the Government and Society. This makes big
accumulation of foreign tourists traveling on Bali island. Based on the above problems, the researchers in the
study are interested to lift the title "Analysis of Distribution Channels Abroad in the Island of Bali. This
research uses qualitative approach with two problem formulation, that is how is the role of stakeholder of
distribution channel of foreign tourism in Bali Island? and What are the inhibiting and supporting factors of the
distribution channel system in Bali?. Source of data obtained from informants, observation, document, and
documentation. Data analysis uses four stages: data collection, data reduction, data presentation, and
conclusion. The result are The government acts as an empowerment, supervisor and coordinator of tourist
destinations in Bali province. Travel agents act as towing tourists and doing taxed by the government for
tourism development in Bali. Supporting factors in the distribution channel of tourists on the island of Bali is
the stakeholders coordinate each other in the distribution of tourism to tourists who will visit the island of Bali.
The inhibiting factors are for the bureaucracy problem that is still being complained by the actors of the travel
bureau and the public for the stewardship of the government's permit which is still difficult.
Keywords: Distribution Channels, Stakeholders, and Tourists.
ABSTRAK
Pulau Bali merupakan pulau yang paling sering dipromosikan oleh biro perjalanan Wisata, Pemerintah dan
Masyarakat. Hal tersebut menjadikan penumpukan wisatawan mancanegara berwisata di Pulau Bali.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti dalam penelitian tertarik untuk mengangkat judul “Analisis
Saluran Distribusi Wisatawan Mancanegara di Pulau Bali”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan dua rumusan masalah, yaitu Bagaimana peran stakeholder saluran distribusi wisata mancanegara di
Pulau Bali? dan apa faktor penghambat dan pendukung dari sistem saluran distribusi di Pulau Bali?. Sumber
data diperoleh dari informan, observasi, dokumen, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan empat tahap
yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasilnya, Pemerintah
berperan sebagai pemberdayaan, pengawas dan koordinator destinasi wisata di provinsi Bali.Pelaku usaha atau
biro perjalanan berperan sebagai penarik wisatawan yang dikenakan pajak oleh pemerintah untuk
pengembangan pariwisata di Bali, sedangkan masyarakat dapat berperan sebagai daya tarik obyek wisata dan
pelaku usaha. Faktor pendukung dalam saluran distribusi wisatawan di Pulau Bali adalah para stakeholder
saling berkoordinasi dalam pendistribusian wisata kepada wisatawan yang akan berkunjung kepulau Bali.
Faktor-faktor penghambatnya adalah untuk soal birokrasi yang masih di keluhkan para pelaku biro perjalanan
dan masyarakat untuk kepengurusan izin kepada pemerintah yang masih dirasa sulit.
Kata Kunci: Saluran Distribusi, Stakeholder, dan Wisatawan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
202
PENDAHULUAN
Pulau Bali termasuk kedalam satu provinsi yaitu
Provinsi Bali dengan ibu kotanya Denpasar. Pulau
Bali dalam pengembangan wisatanya sudah dimulai
sejak tahun 1930 seperti yang dikutip oleh
baliprov.go.id, 2010. Dimulai dengan atraksi wisata
yang indah serta pengemasan daya tarik wisata yang
baik menjadikan Pulau Bali sebagai destinasi wisata
populer di kalangan wisatawan mancanegara.
Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke
Pulau Bali merasakan bahwa pulau Bali menjadi
destinasi wisata yang memberikan kenyamanan
tersendiri sehingga menimbulkan ingatan untuk
berkunjung kembali. Berdasarkan data wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Pulau Bali
meningkat dari tahun ke tahun. Kunjungan
wisatawan mancanegara tersebut terjadi karena
peran saluran distribusi wisata. Saluran distribusi
wisata merupakan wadah atau lembaga yang
didalamnya mengemas produk-produk wisata dan
menawarkan
kepada
wisatawan.Buhalis
&
Law,(2008) menjelaskan bahwasaluran distribusi
wisata adalah sistem perantara, atau perantara, yang
memfasilitasi penjualan dan pengiriman dari jasa
pariwisata dari pemasok ke konsumen. Hal yang
sama dijelaskan oleh Hasan (2015: 205) tentang
saluran distribusi wisata yaitu suatu sistem total
hubungan antara wisatawan aktual dan potensial
dengan produsen atau pemasok, baik secara
langsung maupun tidak langsung (melalui
perantara).
Adanya saluran distribusi wisata memudahkan
wisatawan dalam melilih produk-produk wisata
yang akan dikunjungi. Peran dari saluran distribusi
wisata menutur Hasan (2015:205) adalah sebagai
saluran informasi untuk menyebarkan pesan,
wisatawan dapat mencari informasi, memperoleh
penjelasan, atau melakukan pembelian produk
wisata. Berdasarkan peranan tersebut maka saluran
distribusi wisata adalah sistem yang didalamnya
terdapat pemangku kepentingan yang memiliki
tujuan yang sama yaitu menyalurkan produk wisata
kepada wisatawan.
Saluran distribusi wisata termasuk didalamnya
terdapat pemangku kepentingan seperti Biro
Perjalanan Wisata, Pemerintah dan Masyarakat.
Kelompok-kelompok tersebut dapat dikatakan
sebagai saluran distribusi karena memberikan
kemudahan kepada wisatawan dalam mengenal
lebih jauh tentang daya tarik wisata yang ada di
suatu daerah khususnya Pulau Bali.
Pulau Bali yang menjadi ikon Indonesia sudah
sewajarnya untuk mempromosikan pulau-pulau lain
yang ada di Indonesia. Hal ini dimaksud agar
adanya pemerataan wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke daerah lain selain pulau Bali.
Berdasarkan fenomena yang terjadi beberapa biro
perjalanan wisata, Pemerintah dan Masyarakat
hanya mempromosikan Pulau Bali saat wisatawan
berkunjung. Hal tersebut menjadikan penumpukan
wisatawan mancanegara berwisata di Pulau Bali.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti
dalam penelitian tertarik untuk mengangkat judul
“Analisis
Saluran
Distribusi
Wisatawan
Mancanegara di Pulau Bali”
KAJIAN PUSTAKA
Daya Tarik
a.
b.
c.
Menurut Mappi (2001 : 30-33) Objek wisata
dikelompokan ke dalam tiga jenis, yaitu :
a. Objek wisata alam, misalnya : laut, pantai,
gunung (berapi), danau, sungai, fauna (langka),
kawasan lindung, cagar alam, pemandangan alam
dan lain-lain.
b. Objek wisata budaya, misalnya : upacara
kelahiran, tari-tari (tradisional), musik (tradisional),
pakaian adat, perkawinan adat, upacara turun ke
sawah, upacara panen, cagar budaya, bangunan
bersejarah, peninggalan
tradisional, festival
budaya, kain tenun (tradisional), tekstil lokal,
pertunjukan (tradisional), adat istiadat lokal,
museum dan lain-lain.
c. Objek wisata buatan, misalnya : sarana dan
fasilitas olahraga, permainan (layangan), hiburan
(lawak atau akrobatik, sulap), ketangkasan (naik
kuda), taman rekreasi, taman nasional, pusat-pusat
perbelanjaan dan lain-lain.
Atraksi Wisata
Menurut Chaplin (2008) atraksi adalah sesuatu
yang memiliki beberapa kualitas yang mampu
mendatangkan tingkah laku yang menyebabkan
adient behavior yaitu kecenderungan mendekati
sumber.Sedangkan pengertian atraksi wisata
menurut Spillane (1987) adalah daya tarik suatu
objek pariwisata ataupun hasil kesenian suatu
daerah tertentu yang dapat menarik wisatawan /
turis asing untuk berkunjung ke tempat tersebut.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
203
Saluran Distribusi Pariwisata
Menurut Kotler (1991 : 279),saluran distribusi
adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan
yang memiliki hak pemilikan atas produk atau
membantu memindahkan hak pemilikan produk
atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen ke
konsumen. Sedangkan pengertian wisata dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun
2009 adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan
oleh
masyarakat,
pengusaha,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Disimpulkan
bahwa saluran distribusi wisata adalah suatu sistem
atau pemangku kepentingan dalam bidang wisata
yang saling keterkaitan untuk penyampaian produk
wisata kepada wisatawan.Hal yang sama dijelaskan
oleh Buhalis & Law,(2008) menjelaskan bahwa
saluran distribusi wisata adalah sistem perantara,
atau perantara, yang memfasilitasi penjualan dan
pengiriman dari jasa pariwisata dari pemasok ke
konsumen.
1. Peran Saluran Distribusi Pariwisata
Adapun peran saluran distribusi menurut
Kotler (1997 : 531-532) adalah :
a) Sebagai Informasi, yaitu mengumpulkan
informasi penting tentang konsumen dan
pesaing untuk merencanakan dan membantu
pertukaran.
b) Sebagai Promosi, yaitu pengembangan dan
penyebaran komunikasi persuasif tentang
produk yang ditawarkan.
c) Sebagai Negosiasi, yaitu mencoba untuk
menyepakati harga dan syarat-syarat lain,
sehingga memungkinkan perpindahan hak
pemilikan.
d) Sebagai pemesanan, yaitu pihak distributor
memesan barang kepada perusahaan.
e) Sebagai Pembayaran,
yaitu pembeli
membayar tagihan kepada penjual melalui
bank atau lembaga keuangan lainnya.
2. Stakeholder Pariwisata dalam Saluran
Distribusi Wisata
Peran pemerintah dalam saluran distribusi
wisata bertugas membuat kebijakan dan
perencanaan yang sistematis. Sebagai contoh,
pemerintah menyediakan dan membangun
infrastruktur pendukung kegiatan pariwisata,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang bekerja sebagai tenaga kerja di sektor
pariwisata, dan lain-lain. Pihak swasta sebagai
pelaku bisnis mempunyai peran dalam
menyediakan sarana pendukung pariwisata.
Kepariwisataan membutuhkan banyak sarana
pendukung seperti restoran, akomodasi, biro
perjalanan, transportasi, dan lain-lain (Yoeti,
1996). Sedangkan masyarakat sebagai pemilik
dan pengelola dapat menjadi bagian dari atraksi
wisata untuk menarik wisatawan dengan cara
mengenalkan kebudayaan dan kebiasaan seharihari yang menjadi keunikan dan ciri khas dari
objek wisata.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini memiliki fokus penelitian sebagai
berikut:
1. Peran sistem stakeholder saluran distribusi
wisata mancanegara di Bali (pemerintah,
pelaku usaha dan masyarakat)
2. Faktor penghambat dan pendukung sistem
stakeholder
saluran
distribusi
wisata
mancanegara ke pulau Bali
a. Faktor
pendukung
stakeholder
merekomendasikan
wisatawan
mancanegara ke pulau lain
b. Faktor penghambat stakeholder tidak
merekomendasikan
wisatawan
mancanegara ke pulau lain
Lokasi penelitian dilakukan di Pulau Bali dan
situs penelitian peneliti yaitu Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Provinsi Bali, Biro Perjalanan
Wisata, dan Masyarakat. Sumber data primer yang
diperoleh dengan teknik wawancara. Sedangkan
data sekunder memiliki sumber dari arsip, laporanlaporan dan dokumen resmi. Metode dan teknik
pengumpulan data berupa, observasi, dokumentasi
dan wawancara. Untuk instrumen penelitian berupa
peneliti
menampilkan
kemampuan
dalam
memproses data, pedoman wawancara, catatan
lapangan dan recorder. Peneliti menggunakan
triangulasi sumber untuk keabsahan data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa
peran
aktif
para
pemangku
kepentingan
stakeholders dalam saluran distribusi wisata
sangatlah erat.Saluran distribusi memiliki beberapa
peran seperti dikemukaan oleh Hasan (2015:205)
adalah
sebagai
saluran
informasi
untuk
menyebarkan pesan, wisatawan dapat mencari
informasi, memperoleh penjelasan, atau melakukan
pembelian produk wisata. Dilihat dari pemerintah
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
204
yang ikut memberdayakan para pelaku usaha
dengan membantu mereka menyebarkan informasi
tentang event kepariwisataan yang dapat digunakan
untuk lebih menarik wisatawan berkunjung di Bali.
Pemerintah juga berperan sebagai pengembang
informasi data yang dapat digunakan sebagai
promosi destinasi yang ada di Bali.
Pelaku usaha di dalam penelitian ini di
simpulkan sebagai garda terdepan yang turun
langsung menangani wisatawan.Pelaku usaha atau
biasa disebut dengan biro perjalanan ini berperan
untuk menginformasikan dan mempromosikan
destinasi wisata yang terdapat di Bali, selain itu
mereka juga menawarkan paket wisata kepada
wisatawan sehingga terjadi negosiasi harga untuk
pemesanan paket wisata yang di inginkan
wisatawan. Bila negosiasi berhasil maka para
wisatawan akan melakukan pembayaran kepada
biro perjalanan tersebut. Hubungan antara biro
perjalanan dan pemerintah adalah sebagai
pengembangan fasilitator yang terdapat pada
provinsi Bali, pemerintah berperan sebagai
pemberdayaan, pengawas dan koordinator destinasi
wisata di provinsi Bali.Sedangkan pelaku usaha
atau biro perjalanan berperan sebagai penarik
wisatawan dengan memesan paket wisata pada biro
perjalanan tersebut yang dikenakan pajak oleh
pemerintah untuk pengembangan pariwisata di Bali.
Hubungan timbal balik yang dilakukan
pemerintah dan pelaku usaha dalam prakteknya
adalah memberikan pemberdayaan dan penyuluhan
kepada pelaku usaha biro perjalanan.Tentang
regulasi yang dikeluarkan pemerintah bertujuan
untuk meningkatkan kepariwisataan di provinsi
Bali.Pemerintah juga memberikan kesempatan dan
mengajak kepada pelaku usaha biro perjalanan
untuk mengikuti event event kepariwisataan di luar
Bali.
Tidak hanya hubungan pemerintah dan pelaku
usaha saja, di dalam saluran distribusi wisata
terdapat pemangku kepentingan masyarakat, yang
berperan andil juga dalam kepariwisataan provinsi
Bali, sebenarnya masyarakat dapat berperan sebagai
pelaku usaha, karena para pelaku usaha biro
perjalanan tersebut juga bagian dari masyarakat.
Masyarakat disini berperan aktif dalam atraksi
wisata setempat, masyarakat juga ikut serta dalam
penyebaran informasi kepada wisatawan yang
berkunjung hampir sama dengan para pelaku usaha
biro perjalanan masyarakat memiliki peran
langsung dalam menangani wisatawan yang
berkunjung di pulau Bali.
Tiga pemangku kepentingan pemerintah, pelaku
usaha dan masyarakat memiliki peran yang sama
yaitu mempromosikan wisata di Bali, namun dalam
penelitian ini, peneliti juga ingin mengetahui
apakah para pemangku kepentingan tersebut juga
menyarankan destinasi lainya selain di Bali, dari
pemangku kepentingan wisata pertama pemerintah
dijelaskan bahwa mereka secara terbuka tidak
menyarankan karena bukan wewenang mereka,
wewenang mereka
hanyalah mengelola
kepariwisataan di Bali dan sebagi koordinator saja.
Sedangkan para pelaku usaha menyatakan bahwa
mereka menyarakan meskipun hanya memberi
informasi tentang keberadaan destinasi wisata
lainya selain di Bali, untuk kunjungan ke daerah
wisata selain Bali para pelaku usaha ini beberapa
memiliki kantor cabang yang juga memasarkan
daerah wisata selain Bali, mereka akan
mengarahkan para wisatawan untuk menghubungi
kantor cabang mereka.
Para pelaku usaha lainya meskipun tidak
memiliki kantor cabang selain di Bali mereka hanya
memanfaatkan informasi teman mereka yang berada
di luar Bali untuk menangani wisatawan yang ingin
berkunjung ke daerah wisata selain di Bali. Para
pelaku usaha ini lebih banyak menawarkan pulau
terdekat dari Bali yaitu Lombok untuk di
promosikan alasanya tidak membutuhkan biaya
yang besar di karenakan dekat. Sedangkan para
masyarakat juga ikut andil sama seperti para pelaku
usaha tersebut hanya memberikan informasi kepada
wisatawan bahwa ada destinasi indah lainya selain
di Bali.
Diperkuat dengan wawancara para wisatawan
bahwa mereka terbantu dengan adanya saluran
distribusi wisatawan dengan pemangku kepentingan
yang bekerja di dalamnya.Para wisatawan diketahui
banyak mengetahui informasi tentang Bali dari
internet ini menunjukan pentingnya promo melalui
media elektronik alangkah pentingnya saat ini,
selain dari internet para wisatawan juga mengakui
mereka mengetahui Bali dari teman mereka yang
telah berkunjung ke Bali selain itu dari website
pemerintah Bali juga ikut andil dalam informasi
penyebaran informasi wisata di Bali menurut
wawancara peneliti dengan para wisatawan.
Wisatawan juga menyatakan bahwa mereka
mengetahui wisata selain di Bali juga dari para biro
perjalanan yang terdapat di Bali dan juga dari
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
205
masyarakat ketika mereka santai di pantai Kuta dan
bercengkramah dengan masyarakat sekitar.
Pelaku Usaha dan
Masyarakat
Pemerintah
Pemerintah
Wisatawan
Gambar1 Alur saluran distribusi wisatawan di Bali
Sumber: Peneliti(2017
Destinasi wisata di Bali dapat di kelola langsung
baik melalui pelaku usaha masyarakat maupun
pemerintah,
namun
di
dalamnya
para
stakeholderspemangku kepentingan di dalamnya
saling berketerkaitan dalam memasarkan destinasi
di pulau Bali. Pemerintah dapat memasarkan
langsung daerah wisata di Bali namun mereka pasti
juga bekerja sama dengan para pelaku biro
perjalanan yang terdapat di Bali. Tugas pemerintah
bukan hanya memasarkan destinasi yang terdapat di
Bali mereka juga melakukan pembangunan dan
pengembangan dari pajak yang di peroleh sector
wisata di Bali baik dari pelaku usaha maupun
wisatawan.Pemerintah
disini
tidak
ikut
mengembangakan promo daerah di luar Bali karena
dinas pariwisata di Bali tidak langsung di bawah
kementrian pariwisata melainkan dibawah ditjen
otonomi daerah dibawah kementrian dalam negeri.
Promo daerah lain selain Bali terhambat karena
bukan tugas dari dinas pariwisata seperti yang di
jelaskan oleh kepala dinas pariwisata provinsi Bali
bapak Ida Bagus Alit Atmaja. Dinas pariwisata Bali
hanya memasarkan daerah Bali jika ada tugas untuk
memasarkan daerah Bali pemerintah Bali siap
membantu. Promo daerah selain di Bali untuk saat
ini bergantung pada para pelaku usaha biro
perjalanan dan masyarakat untuk memberi
informasi masih banyak daerah destinasi lainya
selain di Bali.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian, dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Upaya
saluran
distribusi
wisatawan
mancanegara yakni melalui pemangku
kepentingan (stakeholders) sebagai berikut:
a. Pemerintah, memiliki upaya dalam
memberdayakan para pelaku usaha dengan
penyuluhan kebijakan pariwisata yang ada.
Pemerintah
juga
berperan
sebagai
pengembang informasi data yang dapat
digunakan sebagai promosi destinasi yang
ada di Bali. Namun sangat di sayangkan
pemerintah khususnya dinas pariwisata
provinsi Bali tidak ikut mempromosikan
destinasi wisata lainya di Indonesia karena
tugas mereka hanyalah terfokus untuk
wilayah Bali saja.
b. Pelaku usaha bertugas menginformasikan
dan mempromosikan destinasi wisata yang
terdapat di Bali, selain itu mereka juga
menawarkan
paket
wisata
kepada
wisatawan sehingga terjadi negosiasi harga
untuk pemesanan paket wisata yang di
inginkan wisatawan. Para pelaku usaha ini
memiliki hubungan dengan pemerintah
ialah dalam pengurusan perizinan, namun
para pelaku usaha yang peneliti
wawancarai menyebutkan jika masih
rumitnya dalam kepengurusannya tersebut.
c. Masyarakat berperan aktif dalam atraksi
wisata setempat, masyarakat juga ikut serta
dalam penyebaran informasi kepada
wisatawan yang berkunjung hampir sama
dengan para pelaku usaha biro perjalanan
masyarakat memiliki peran langsung dalam
menangani wisatawan yang berkunjung di
pulau Bali.
d. Wisatawan, menjadi target pasar di dalam
saluran distribusi wisatawan mancanegara.
Penyebaran informasi melalui internet
menjadi sarana penyaluran informasi yang
penting.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
206
2. Faktor-faktor yang mendukung dan
menghambat dalam saluran distribusi
wisatawan mancanegara yakni melalui
pemangku kepentingan (stakeholders)
sebagai berikut:
a. Pemerintah
1) Faktor Pendukung
a) Pemerintah Bali selalu melakukan
survey
wisatawan
yang
berkunjung
b) Pemerintah
Bali
membantu
mempromosikan daerah wisata
lain jika diminta
c) Pemerintah
Bali
ikut
mengembangkan para pelaku
usaha dengan mengundang untuk
rapat
koordinasi
mengikuti
kegiatan pariwisata
2) Faktor Penghambat
a) Belum
terlaksananya
survey
penyebaran wisatawan Bali karena
bukan wewenangnya
b) Pemerintah Bali hanya sebagai
pengkoordinasian di wilayah Bali
selain diluar wilayah Bali bukan
wewenang pemerintah.
b. Pelaku Usaha dan Masyarakat
1) Faktor pendukung
a) Pelaku usaha dan masyarakat ikut
berpartisipasi
dalam
rapat
koordinasi pembahasan promosi
wisata
b) Sebagai salah satu atraksi wisata
dalam pengembangan wisata di
Bali
c) Ikut serta dalam mempromosikan
daerah tujuan wisata selain Bali
2) Faktor penghambat
a) Kesulitan dalam mengurus surat
perizinan bagi para pelaku usaha
b) Penyampaian
informasi
dari
pemerintah kepada pelaku usaha
terkadang masih kurang jelas
Saran
Saran yang diberikan sebagai berikut:
1. Saran untuk pemerintah Bali:
a. Melakukan dan meningkatkan koordinasi
dengan stakeholder
b. Lebih menggencarkan upaya promosi
melalui media internet
2.
c. Lebih mempermudah pengurusan surat
perizinan untuk pelaku usaha
d. Adanya inovasi atraksi wisata di Bali
e. Melakukan perbaikan baik secara internal
sumber daya manusia (SDM) maupun
secara kinerja
f. Melakukan
upaya pemantauan dan
pendampingan terhadap stakeholders
Saran untuk pelaku usaha di Bali:
a. Melaksanakan upaya promosi melalui
kegiatan interactive/internet marketing
yaitu salah satunya dengan membuat
website resmi dari para pelaku usaha biro
perjalanan
b. Lebih ikut mempromosikan destinasi selain
pulau Bali
c. Melakukan upaya promosi melalui promosi
penjualan inovasi produk wisata baru
d. Melakukan koordinasi khususnya dengan
pihak pemerintah khususnya Dinas
Pariwisata Provinsi Bali untuk membentuk
manajemen dan membuat kebijakan agar
terdapat mekanisme yang jelas terkait
pengelolaan pariwisata di Bali.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Mappi Sammeng. 2001. Cakrawala
Pariwisata. Jakarta: Balai Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian;
Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Ke 3.
Jakarta: Rineke Cipta
Hasan, Ali. 2015. Tourism Marketing. Yogyakarta:
Center for Academic Publishing Service.
Mill,
Robert Christine. 2000. Tourism The
International Business Edisi Bahasa
Indonesia . Jakarta: Raja Grafindo Persada
Pendit, S. Nyoman. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah
Pengantar Perdana . Jakarta: PT. Pradnya
Paramita
Rahim, F. 2012. Pedoman Pokdarwis. Jakarta:
Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi
Pariwisata Kementrian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
207
Spillane, James J. 1987. Ekonomi Pariwisata
Sejarah dan Prospeknya .
Yogyakarta:
Kanisius
Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun
2009 tentang Kepariwisataan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 09 Tahun
1990 tentang Obyek dan Daya Tarik Wisata
Utama,
Rai IGB. 2012. Metode Penelitian
Pariwisata dan Perhotelan. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Wardiyanta. 2010. Metode Penelitian Pariwisata .
Yogyakarta: Penerbit ANDI
Yoeti, Oka A. 1986. Pengantar Ilmu Pariwisata .
Bandung: Penerbit Angkasa
Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata .
Bandung: Angkasa.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
208
BALI
Bhirawa Manggala
Supriono
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
[email protected]
ABSTRACT
Bali is the most promotable island that promoted by travel agents, the Government and Society. This makes big
accumulation of foreign tourists traveling on Bali island. Based on the above problems, the researchers in the
study are interested to lift the title "Analysis of Distribution Channels Abroad in the Island of Bali. This
research uses qualitative approach with two problem formulation, that is how is the role of stakeholder of
distribution channel of foreign tourism in Bali Island? and What are the inhibiting and supporting factors of the
distribution channel system in Bali?. Source of data obtained from informants, observation, document, and
documentation. Data analysis uses four stages: data collection, data reduction, data presentation, and
conclusion. The result are The government acts as an empowerment, supervisor and coordinator of tourist
destinations in Bali province. Travel agents act as towing tourists and doing taxed by the government for
tourism development in Bali. Supporting factors in the distribution channel of tourists on the island of Bali is
the stakeholders coordinate each other in the distribution of tourism to tourists who will visit the island of Bali.
The inhibiting factors are for the bureaucracy problem that is still being complained by the actors of the travel
bureau and the public for the stewardship of the government's permit which is still difficult.
Keywords: Distribution Channels, Stakeholders, and Tourists.
ABSTRAK
Pulau Bali merupakan pulau yang paling sering dipromosikan oleh biro perjalanan Wisata, Pemerintah dan
Masyarakat. Hal tersebut menjadikan penumpukan wisatawan mancanegara berwisata di Pulau Bali.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti dalam penelitian tertarik untuk mengangkat judul “Analisis
Saluran Distribusi Wisatawan Mancanegara di Pulau Bali”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan dua rumusan masalah, yaitu Bagaimana peran stakeholder saluran distribusi wisata mancanegara di
Pulau Bali? dan apa faktor penghambat dan pendukung dari sistem saluran distribusi di Pulau Bali?. Sumber
data diperoleh dari informan, observasi, dokumen, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan empat tahap
yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasilnya, Pemerintah
berperan sebagai pemberdayaan, pengawas dan koordinator destinasi wisata di provinsi Bali.Pelaku usaha atau
biro perjalanan berperan sebagai penarik wisatawan yang dikenakan pajak oleh pemerintah untuk
pengembangan pariwisata di Bali, sedangkan masyarakat dapat berperan sebagai daya tarik obyek wisata dan
pelaku usaha. Faktor pendukung dalam saluran distribusi wisatawan di Pulau Bali adalah para stakeholder
saling berkoordinasi dalam pendistribusian wisata kepada wisatawan yang akan berkunjung kepulau Bali.
Faktor-faktor penghambatnya adalah untuk soal birokrasi yang masih di keluhkan para pelaku biro perjalanan
dan masyarakat untuk kepengurusan izin kepada pemerintah yang masih dirasa sulit.
Kata Kunci: Saluran Distribusi, Stakeholder, dan Wisatawan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
202
PENDAHULUAN
Pulau Bali termasuk kedalam satu provinsi yaitu
Provinsi Bali dengan ibu kotanya Denpasar. Pulau
Bali dalam pengembangan wisatanya sudah dimulai
sejak tahun 1930 seperti yang dikutip oleh
baliprov.go.id, 2010. Dimulai dengan atraksi wisata
yang indah serta pengemasan daya tarik wisata yang
baik menjadikan Pulau Bali sebagai destinasi wisata
populer di kalangan wisatawan mancanegara.
Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke
Pulau Bali merasakan bahwa pulau Bali menjadi
destinasi wisata yang memberikan kenyamanan
tersendiri sehingga menimbulkan ingatan untuk
berkunjung kembali. Berdasarkan data wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Pulau Bali
meningkat dari tahun ke tahun. Kunjungan
wisatawan mancanegara tersebut terjadi karena
peran saluran distribusi wisata. Saluran distribusi
wisata merupakan wadah atau lembaga yang
didalamnya mengemas produk-produk wisata dan
menawarkan
kepada
wisatawan.Buhalis
&
Law,(2008) menjelaskan bahwasaluran distribusi
wisata adalah sistem perantara, atau perantara, yang
memfasilitasi penjualan dan pengiriman dari jasa
pariwisata dari pemasok ke konsumen. Hal yang
sama dijelaskan oleh Hasan (2015: 205) tentang
saluran distribusi wisata yaitu suatu sistem total
hubungan antara wisatawan aktual dan potensial
dengan produsen atau pemasok, baik secara
langsung maupun tidak langsung (melalui
perantara).
Adanya saluran distribusi wisata memudahkan
wisatawan dalam melilih produk-produk wisata
yang akan dikunjungi. Peran dari saluran distribusi
wisata menutur Hasan (2015:205) adalah sebagai
saluran informasi untuk menyebarkan pesan,
wisatawan dapat mencari informasi, memperoleh
penjelasan, atau melakukan pembelian produk
wisata. Berdasarkan peranan tersebut maka saluran
distribusi wisata adalah sistem yang didalamnya
terdapat pemangku kepentingan yang memiliki
tujuan yang sama yaitu menyalurkan produk wisata
kepada wisatawan.
Saluran distribusi wisata termasuk didalamnya
terdapat pemangku kepentingan seperti Biro
Perjalanan Wisata, Pemerintah dan Masyarakat.
Kelompok-kelompok tersebut dapat dikatakan
sebagai saluran distribusi karena memberikan
kemudahan kepada wisatawan dalam mengenal
lebih jauh tentang daya tarik wisata yang ada di
suatu daerah khususnya Pulau Bali.
Pulau Bali yang menjadi ikon Indonesia sudah
sewajarnya untuk mempromosikan pulau-pulau lain
yang ada di Indonesia. Hal ini dimaksud agar
adanya pemerataan wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke daerah lain selain pulau Bali.
Berdasarkan fenomena yang terjadi beberapa biro
perjalanan wisata, Pemerintah dan Masyarakat
hanya mempromosikan Pulau Bali saat wisatawan
berkunjung. Hal tersebut menjadikan penumpukan
wisatawan mancanegara berwisata di Pulau Bali.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti
dalam penelitian tertarik untuk mengangkat judul
“Analisis
Saluran
Distribusi
Wisatawan
Mancanegara di Pulau Bali”
KAJIAN PUSTAKA
Daya Tarik
a.
b.
c.
Menurut Mappi (2001 : 30-33) Objek wisata
dikelompokan ke dalam tiga jenis, yaitu :
a. Objek wisata alam, misalnya : laut, pantai,
gunung (berapi), danau, sungai, fauna (langka),
kawasan lindung, cagar alam, pemandangan alam
dan lain-lain.
b. Objek wisata budaya, misalnya : upacara
kelahiran, tari-tari (tradisional), musik (tradisional),
pakaian adat, perkawinan adat, upacara turun ke
sawah, upacara panen, cagar budaya, bangunan
bersejarah, peninggalan
tradisional, festival
budaya, kain tenun (tradisional), tekstil lokal,
pertunjukan (tradisional), adat istiadat lokal,
museum dan lain-lain.
c. Objek wisata buatan, misalnya : sarana dan
fasilitas olahraga, permainan (layangan), hiburan
(lawak atau akrobatik, sulap), ketangkasan (naik
kuda), taman rekreasi, taman nasional, pusat-pusat
perbelanjaan dan lain-lain.
Atraksi Wisata
Menurut Chaplin (2008) atraksi adalah sesuatu
yang memiliki beberapa kualitas yang mampu
mendatangkan tingkah laku yang menyebabkan
adient behavior yaitu kecenderungan mendekati
sumber.Sedangkan pengertian atraksi wisata
menurut Spillane (1987) adalah daya tarik suatu
objek pariwisata ataupun hasil kesenian suatu
daerah tertentu yang dapat menarik wisatawan /
turis asing untuk berkunjung ke tempat tersebut.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
203
Saluran Distribusi Pariwisata
Menurut Kotler (1991 : 279),saluran distribusi
adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan
yang memiliki hak pemilikan atas produk atau
membantu memindahkan hak pemilikan produk
atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen ke
konsumen. Sedangkan pengertian wisata dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun
2009 adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan
oleh
masyarakat,
pengusaha,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Disimpulkan
bahwa saluran distribusi wisata adalah suatu sistem
atau pemangku kepentingan dalam bidang wisata
yang saling keterkaitan untuk penyampaian produk
wisata kepada wisatawan.Hal yang sama dijelaskan
oleh Buhalis & Law,(2008) menjelaskan bahwa
saluran distribusi wisata adalah sistem perantara,
atau perantara, yang memfasilitasi penjualan dan
pengiriman dari jasa pariwisata dari pemasok ke
konsumen.
1. Peran Saluran Distribusi Pariwisata
Adapun peran saluran distribusi menurut
Kotler (1997 : 531-532) adalah :
a) Sebagai Informasi, yaitu mengumpulkan
informasi penting tentang konsumen dan
pesaing untuk merencanakan dan membantu
pertukaran.
b) Sebagai Promosi, yaitu pengembangan dan
penyebaran komunikasi persuasif tentang
produk yang ditawarkan.
c) Sebagai Negosiasi, yaitu mencoba untuk
menyepakati harga dan syarat-syarat lain,
sehingga memungkinkan perpindahan hak
pemilikan.
d) Sebagai pemesanan, yaitu pihak distributor
memesan barang kepada perusahaan.
e) Sebagai Pembayaran,
yaitu pembeli
membayar tagihan kepada penjual melalui
bank atau lembaga keuangan lainnya.
2. Stakeholder Pariwisata dalam Saluran
Distribusi Wisata
Peran pemerintah dalam saluran distribusi
wisata bertugas membuat kebijakan dan
perencanaan yang sistematis. Sebagai contoh,
pemerintah menyediakan dan membangun
infrastruktur pendukung kegiatan pariwisata,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang bekerja sebagai tenaga kerja di sektor
pariwisata, dan lain-lain. Pihak swasta sebagai
pelaku bisnis mempunyai peran dalam
menyediakan sarana pendukung pariwisata.
Kepariwisataan membutuhkan banyak sarana
pendukung seperti restoran, akomodasi, biro
perjalanan, transportasi, dan lain-lain (Yoeti,
1996). Sedangkan masyarakat sebagai pemilik
dan pengelola dapat menjadi bagian dari atraksi
wisata untuk menarik wisatawan dengan cara
mengenalkan kebudayaan dan kebiasaan seharihari yang menjadi keunikan dan ciri khas dari
objek wisata.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini memiliki fokus penelitian sebagai
berikut:
1. Peran sistem stakeholder saluran distribusi
wisata mancanegara di Bali (pemerintah,
pelaku usaha dan masyarakat)
2. Faktor penghambat dan pendukung sistem
stakeholder
saluran
distribusi
wisata
mancanegara ke pulau Bali
a. Faktor
pendukung
stakeholder
merekomendasikan
wisatawan
mancanegara ke pulau lain
b. Faktor penghambat stakeholder tidak
merekomendasikan
wisatawan
mancanegara ke pulau lain
Lokasi penelitian dilakukan di Pulau Bali dan
situs penelitian peneliti yaitu Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Provinsi Bali, Biro Perjalanan
Wisata, dan Masyarakat. Sumber data primer yang
diperoleh dengan teknik wawancara. Sedangkan
data sekunder memiliki sumber dari arsip, laporanlaporan dan dokumen resmi. Metode dan teknik
pengumpulan data berupa, observasi, dokumentasi
dan wawancara. Untuk instrumen penelitian berupa
peneliti
menampilkan
kemampuan
dalam
memproses data, pedoman wawancara, catatan
lapangan dan recorder. Peneliti menggunakan
triangulasi sumber untuk keabsahan data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa
peran
aktif
para
pemangku
kepentingan
stakeholders dalam saluran distribusi wisata
sangatlah erat.Saluran distribusi memiliki beberapa
peran seperti dikemukaan oleh Hasan (2015:205)
adalah
sebagai
saluran
informasi
untuk
menyebarkan pesan, wisatawan dapat mencari
informasi, memperoleh penjelasan, atau melakukan
pembelian produk wisata. Dilihat dari pemerintah
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
204
yang ikut memberdayakan para pelaku usaha
dengan membantu mereka menyebarkan informasi
tentang event kepariwisataan yang dapat digunakan
untuk lebih menarik wisatawan berkunjung di Bali.
Pemerintah juga berperan sebagai pengembang
informasi data yang dapat digunakan sebagai
promosi destinasi yang ada di Bali.
Pelaku usaha di dalam penelitian ini di
simpulkan sebagai garda terdepan yang turun
langsung menangani wisatawan.Pelaku usaha atau
biasa disebut dengan biro perjalanan ini berperan
untuk menginformasikan dan mempromosikan
destinasi wisata yang terdapat di Bali, selain itu
mereka juga menawarkan paket wisata kepada
wisatawan sehingga terjadi negosiasi harga untuk
pemesanan paket wisata yang di inginkan
wisatawan. Bila negosiasi berhasil maka para
wisatawan akan melakukan pembayaran kepada
biro perjalanan tersebut. Hubungan antara biro
perjalanan dan pemerintah adalah sebagai
pengembangan fasilitator yang terdapat pada
provinsi Bali, pemerintah berperan sebagai
pemberdayaan, pengawas dan koordinator destinasi
wisata di provinsi Bali.Sedangkan pelaku usaha
atau biro perjalanan berperan sebagai penarik
wisatawan dengan memesan paket wisata pada biro
perjalanan tersebut yang dikenakan pajak oleh
pemerintah untuk pengembangan pariwisata di Bali.
Hubungan timbal balik yang dilakukan
pemerintah dan pelaku usaha dalam prakteknya
adalah memberikan pemberdayaan dan penyuluhan
kepada pelaku usaha biro perjalanan.Tentang
regulasi yang dikeluarkan pemerintah bertujuan
untuk meningkatkan kepariwisataan di provinsi
Bali.Pemerintah juga memberikan kesempatan dan
mengajak kepada pelaku usaha biro perjalanan
untuk mengikuti event event kepariwisataan di luar
Bali.
Tidak hanya hubungan pemerintah dan pelaku
usaha saja, di dalam saluran distribusi wisata
terdapat pemangku kepentingan masyarakat, yang
berperan andil juga dalam kepariwisataan provinsi
Bali, sebenarnya masyarakat dapat berperan sebagai
pelaku usaha, karena para pelaku usaha biro
perjalanan tersebut juga bagian dari masyarakat.
Masyarakat disini berperan aktif dalam atraksi
wisata setempat, masyarakat juga ikut serta dalam
penyebaran informasi kepada wisatawan yang
berkunjung hampir sama dengan para pelaku usaha
biro perjalanan masyarakat memiliki peran
langsung dalam menangani wisatawan yang
berkunjung di pulau Bali.
Tiga pemangku kepentingan pemerintah, pelaku
usaha dan masyarakat memiliki peran yang sama
yaitu mempromosikan wisata di Bali, namun dalam
penelitian ini, peneliti juga ingin mengetahui
apakah para pemangku kepentingan tersebut juga
menyarankan destinasi lainya selain di Bali, dari
pemangku kepentingan wisata pertama pemerintah
dijelaskan bahwa mereka secara terbuka tidak
menyarankan karena bukan wewenang mereka,
wewenang mereka
hanyalah mengelola
kepariwisataan di Bali dan sebagi koordinator saja.
Sedangkan para pelaku usaha menyatakan bahwa
mereka menyarakan meskipun hanya memberi
informasi tentang keberadaan destinasi wisata
lainya selain di Bali, untuk kunjungan ke daerah
wisata selain Bali para pelaku usaha ini beberapa
memiliki kantor cabang yang juga memasarkan
daerah wisata selain Bali, mereka akan
mengarahkan para wisatawan untuk menghubungi
kantor cabang mereka.
Para pelaku usaha lainya meskipun tidak
memiliki kantor cabang selain di Bali mereka hanya
memanfaatkan informasi teman mereka yang berada
di luar Bali untuk menangani wisatawan yang ingin
berkunjung ke daerah wisata selain di Bali. Para
pelaku usaha ini lebih banyak menawarkan pulau
terdekat dari Bali yaitu Lombok untuk di
promosikan alasanya tidak membutuhkan biaya
yang besar di karenakan dekat. Sedangkan para
masyarakat juga ikut andil sama seperti para pelaku
usaha tersebut hanya memberikan informasi kepada
wisatawan bahwa ada destinasi indah lainya selain
di Bali.
Diperkuat dengan wawancara para wisatawan
bahwa mereka terbantu dengan adanya saluran
distribusi wisatawan dengan pemangku kepentingan
yang bekerja di dalamnya.Para wisatawan diketahui
banyak mengetahui informasi tentang Bali dari
internet ini menunjukan pentingnya promo melalui
media elektronik alangkah pentingnya saat ini,
selain dari internet para wisatawan juga mengakui
mereka mengetahui Bali dari teman mereka yang
telah berkunjung ke Bali selain itu dari website
pemerintah Bali juga ikut andil dalam informasi
penyebaran informasi wisata di Bali menurut
wawancara peneliti dengan para wisatawan.
Wisatawan juga menyatakan bahwa mereka
mengetahui wisata selain di Bali juga dari para biro
perjalanan yang terdapat di Bali dan juga dari
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
205
masyarakat ketika mereka santai di pantai Kuta dan
bercengkramah dengan masyarakat sekitar.
Pelaku Usaha dan
Masyarakat
Pemerintah
Pemerintah
Wisatawan
Gambar1 Alur saluran distribusi wisatawan di Bali
Sumber: Peneliti(2017
Destinasi wisata di Bali dapat di kelola langsung
baik melalui pelaku usaha masyarakat maupun
pemerintah,
namun
di
dalamnya
para
stakeholderspemangku kepentingan di dalamnya
saling berketerkaitan dalam memasarkan destinasi
di pulau Bali. Pemerintah dapat memasarkan
langsung daerah wisata di Bali namun mereka pasti
juga bekerja sama dengan para pelaku biro
perjalanan yang terdapat di Bali. Tugas pemerintah
bukan hanya memasarkan destinasi yang terdapat di
Bali mereka juga melakukan pembangunan dan
pengembangan dari pajak yang di peroleh sector
wisata di Bali baik dari pelaku usaha maupun
wisatawan.Pemerintah
disini
tidak
ikut
mengembangakan promo daerah di luar Bali karena
dinas pariwisata di Bali tidak langsung di bawah
kementrian pariwisata melainkan dibawah ditjen
otonomi daerah dibawah kementrian dalam negeri.
Promo daerah lain selain Bali terhambat karena
bukan tugas dari dinas pariwisata seperti yang di
jelaskan oleh kepala dinas pariwisata provinsi Bali
bapak Ida Bagus Alit Atmaja. Dinas pariwisata Bali
hanya memasarkan daerah Bali jika ada tugas untuk
memasarkan daerah Bali pemerintah Bali siap
membantu. Promo daerah selain di Bali untuk saat
ini bergantung pada para pelaku usaha biro
perjalanan dan masyarakat untuk memberi
informasi masih banyak daerah destinasi lainya
selain di Bali.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian, dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Upaya
saluran
distribusi
wisatawan
mancanegara yakni melalui pemangku
kepentingan (stakeholders) sebagai berikut:
a. Pemerintah, memiliki upaya dalam
memberdayakan para pelaku usaha dengan
penyuluhan kebijakan pariwisata yang ada.
Pemerintah
juga
berperan
sebagai
pengembang informasi data yang dapat
digunakan sebagai promosi destinasi yang
ada di Bali. Namun sangat di sayangkan
pemerintah khususnya dinas pariwisata
provinsi Bali tidak ikut mempromosikan
destinasi wisata lainya di Indonesia karena
tugas mereka hanyalah terfokus untuk
wilayah Bali saja.
b. Pelaku usaha bertugas menginformasikan
dan mempromosikan destinasi wisata yang
terdapat di Bali, selain itu mereka juga
menawarkan
paket
wisata
kepada
wisatawan sehingga terjadi negosiasi harga
untuk pemesanan paket wisata yang di
inginkan wisatawan. Para pelaku usaha ini
memiliki hubungan dengan pemerintah
ialah dalam pengurusan perizinan, namun
para pelaku usaha yang peneliti
wawancarai menyebutkan jika masih
rumitnya dalam kepengurusannya tersebut.
c. Masyarakat berperan aktif dalam atraksi
wisata setempat, masyarakat juga ikut serta
dalam penyebaran informasi kepada
wisatawan yang berkunjung hampir sama
dengan para pelaku usaha biro perjalanan
masyarakat memiliki peran langsung dalam
menangani wisatawan yang berkunjung di
pulau Bali.
d. Wisatawan, menjadi target pasar di dalam
saluran distribusi wisatawan mancanegara.
Penyebaran informasi melalui internet
menjadi sarana penyaluran informasi yang
penting.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
206
2. Faktor-faktor yang mendukung dan
menghambat dalam saluran distribusi
wisatawan mancanegara yakni melalui
pemangku kepentingan (stakeholders)
sebagai berikut:
a. Pemerintah
1) Faktor Pendukung
a) Pemerintah Bali selalu melakukan
survey
wisatawan
yang
berkunjung
b) Pemerintah
Bali
membantu
mempromosikan daerah wisata
lain jika diminta
c) Pemerintah
Bali
ikut
mengembangkan para pelaku
usaha dengan mengundang untuk
rapat
koordinasi
mengikuti
kegiatan pariwisata
2) Faktor Penghambat
a) Belum
terlaksananya
survey
penyebaran wisatawan Bali karena
bukan wewenangnya
b) Pemerintah Bali hanya sebagai
pengkoordinasian di wilayah Bali
selain diluar wilayah Bali bukan
wewenang pemerintah.
b. Pelaku Usaha dan Masyarakat
1) Faktor pendukung
a) Pelaku usaha dan masyarakat ikut
berpartisipasi
dalam
rapat
koordinasi pembahasan promosi
wisata
b) Sebagai salah satu atraksi wisata
dalam pengembangan wisata di
Bali
c) Ikut serta dalam mempromosikan
daerah tujuan wisata selain Bali
2) Faktor penghambat
a) Kesulitan dalam mengurus surat
perizinan bagi para pelaku usaha
b) Penyampaian
informasi
dari
pemerintah kepada pelaku usaha
terkadang masih kurang jelas
Saran
Saran yang diberikan sebagai berikut:
1. Saran untuk pemerintah Bali:
a. Melakukan dan meningkatkan koordinasi
dengan stakeholder
b. Lebih menggencarkan upaya promosi
melalui media internet
2.
c. Lebih mempermudah pengurusan surat
perizinan untuk pelaku usaha
d. Adanya inovasi atraksi wisata di Bali
e. Melakukan perbaikan baik secara internal
sumber daya manusia (SDM) maupun
secara kinerja
f. Melakukan
upaya pemantauan dan
pendampingan terhadap stakeholders
Saran untuk pelaku usaha di Bali:
a. Melaksanakan upaya promosi melalui
kegiatan interactive/internet marketing
yaitu salah satunya dengan membuat
website resmi dari para pelaku usaha biro
perjalanan
b. Lebih ikut mempromosikan destinasi selain
pulau Bali
c. Melakukan upaya promosi melalui promosi
penjualan inovasi produk wisata baru
d. Melakukan koordinasi khususnya dengan
pihak pemerintah khususnya Dinas
Pariwisata Provinsi Bali untuk membentuk
manajemen dan membuat kebijakan agar
terdapat mekanisme yang jelas terkait
pengelolaan pariwisata di Bali.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Mappi Sammeng. 2001. Cakrawala
Pariwisata. Jakarta: Balai Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian;
Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Ke 3.
Jakarta: Rineke Cipta
Hasan, Ali. 2015. Tourism Marketing. Yogyakarta:
Center for Academic Publishing Service.
Mill,
Robert Christine. 2000. Tourism The
International Business Edisi Bahasa
Indonesia . Jakarta: Raja Grafindo Persada
Pendit, S. Nyoman. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah
Pengantar Perdana . Jakarta: PT. Pradnya
Paramita
Rahim, F. 2012. Pedoman Pokdarwis. Jakarta:
Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi
Pariwisata Kementrian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
207
Spillane, James J. 1987. Ekonomi Pariwisata
Sejarah dan Prospeknya .
Yogyakarta:
Kanisius
Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun
2009 tentang Kepariwisataan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 09 Tahun
1990 tentang Obyek dan Daya Tarik Wisata
Utama,
Rai IGB. 2012. Metode Penelitian
Pariwisata dan Perhotelan. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Wardiyanta. 2010. Metode Penelitian Pariwisata .
Yogyakarta: Penerbit ANDI
Yoeti, Oka A. 1986. Pengantar Ilmu Pariwisata .
Bandung: Penerbit Angkasa
Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata .
Bandung: Angkasa.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
208