PENGARUH SISA HASIL USAHA BAGI KEPUASAN
PENGARUH SISA HASIL USAHA BAGI KEPUASAN ANGGOTA
ABSTRAK
Koperasi merupakan kekuatan ekonomi yang akhir-akhir ini berkembang cukup pesat
di masyarakat Indonesia. Perkembangan tersebut sangat dirasakan sekali manfaatnya baik
bagi anggotanya maupun bagi perkembangan ekonomi saat ini. Keberadaan koperasi berguna
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sedang terpuruk, hal ini terbukti dengan
munculnya para wirausaha-wirausaha baru yang menciptakan lapangan pekerjaan baru yang
menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu koperasi dijadikan soko guru perekonomian di
Indonesia.
Dalam kehidupan ekonomi masyarakat saat ini, koperasi terbukti sangat diperlukan
dan turut berperan penting terutama dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor usaha kecil
dan menengah. Dengan adanya koperasi para pelaku ekonomi kalangan mikro kecil
menengah terbantu sekali baik dalam segi permodalan, kebutuhan bahan baku maupun
pemasaran produk yang dihasilkan. Pada kesempatan ini peneliti melakukan penelitian pada
koperasi yang ada saat ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1) menggambarkan perkembangan koperasi,
2) mengetahui pengaruh sisa hasil usaha terhadap koperasi dan anggotanya, 3) mengetahui
kepuasan anggota koperasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif teori.
Temuan yang diperoleh antara lain: selama periode penelitian koperasi, Sisa Hasil Usaha
mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Besar kecilnya transaksi anggota dengan
koperasi akan sangat mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh anggotanya. Sisa
Hasil Usaha suatu koperasi juga dipengaruhi oleh besarnya pendapatan jasa dari para
anggotanya juga besarnya biaya yang dikeluarkan oleh koperasi.
Kata Kunci: Koperasi, Sisa Hasil Usaha, Kepuasan Anggota
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keberadaan koperasi di Indonesia saat ini memang dirasakan sangat membantu dalam
meningkatkan atau mendorong pertumbuhan perekonomian saat ini. Kegiatan koperasi
yang dilakukan ini bertujuan untuk mensejahterakan para anggotanya berlandaskan asas
kekeluargaan. Manfaat besar yang dirasakan oleh anggotanya adalah mereka mendapatkan
fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh koperasi diantaranya penyediaan kebutuhan bahan
baku, jasa memasarkan produk dari anggotanya dan juga pemberian kredit dengan
prosentase jasa yang sangat bersaing dengan lembaga perbankan lainnya. Dengan fasilitasfasilitas yang diberikan koperasi inilah para anggota dapat melakukan kegiatan ekonomi
untuk meningkatakan taraf hidup mereka.
Jenis koperasi di Indonesia itu banyak diantaranya adalah koperasi konsumen,
koperasi produsen, koperasi pemasar, koperasi jasa dan juga koperasi simpan pinjam. Pada
kesempatan ini peneliti melakukan penelitian pada koperasi simpan pinjam. Koperasi
simpan pinjam merupakan lembaga keuangan non bank yang menghimpun dana dari
anggota yang kemudian menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman kepada para
anggotanya. Volume kegiatan koperasi tergantung dari keaktifan para anggotanya, jika
anggotanya aktif menggunakan fasilitas jasa yang diberikan tentunya perkembangan
koperasi sangat signifikan. Modal yang diperoleh koperasi itu bersumber dari simpanan
para anggotanya, simpanan tersebut diantaranya simpanan pokok yang merupakan
simpanan wajib yang harus dibayar oleh anggota ketika mendaftar sebagai anggota
koperasi, simpanan ini hanya dibayarkan sekali yaitu pada saat masuk menjadi anggota
saja. Kemudian ada simpanan wajib, simpanan ini wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi setiap bulannya selama menjadi anggota koperasi. Kedua jenis simpanan tersebut
tidak dapat diambil selama menjadi anggota dan besarnya kedua jenis simpanan tersebut
ditentukan terlebih dahulu dalam Anggaran Rumah Tangga Koperasi. Selain simpanan
pokok dan simpanan wajib, modal koperasi yang bersumber dari koperasi itu sendiri
adalah dana cadangan. Selain itu ada juga modal lain yang berasal dari anggota yang
merupakan simpanan sukarela, simpanan ini merupakan simpanan anggota yang disimpan
anggota yang dapat diambil sewaktu-waktu. Selain itu ada juga modal pinjaman pihak luar
baik koperasi maupun lembaga keuangan.
Operasional koperasi selalu berkaitan dengan pelayanan jasa. Pelayanan koperasi
merupakan ujung tombak kualitas kinerja secara menyeluruh. Hal ini sebabkan koperasi
merupakan instansi atau lembaga yang bersandar pada jenis usaha jasa. Peningkatan
Volume ataupun tingkat perputaran keuangan koperasi berasal dari kualitas pelayanan yang
diberikan kepada anggotanya. Peran karyawan koperasi dalam pelaksanaan yang baik,
tutur kata yang sopan, keandalan pelayanan dan ketanggapan terhadap keluhan anggota,
dapat menjadi kepuasan tersendiri bagi anggota.
Kepuasan yang dirasakan anggota tergantung dari persepsi mereka terhadap harapan
dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh koperasi. Kualitas layanan merupakan suatu
bentuk penilaian anggota terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived service)
dengan tingkat layanan yang diharapkan (expected service). Apabila harapan pelanggan
lebih besar dari tingkat layanan yang diterima, maka anggota tidak puas. Demikian pula
sebaliknya, apabila harapan sama atau lebih kecil dari tingkat layanan yang diterima, maka
anggota akan puas. Koperasi yang gagal memuaskan anggotanya akan menghadapi
masalah yang komplek, dikarenakan dampak bad word of mouth. Umumnya anggota yang
tidak puas akan menyampaikan pengalaman buruknya kepada orang lain dan bisa
dibayangkan betapa besarnya kerugian dari kegagalan memuaskan pelanggan. Oleh karena
itu, setiap koperasi jasa wajib merencanakan, mengorganisasikan, mengimplementasikan
dan mengendalikan sistem kualitas sedemikian rupa, sehingga pelayanan dapat memuaskan
para anggotanya. Salah satu tolak ukur keberhasilan koperasi yang bergerak di bidang jasa
ini adalah banyak sedikitnya anggota. Hal ini dipengaruhi oleh sejauh mana koperasi dapat
memenuhi keinginan dan kepuasan anggotanya. Apabila kinerja pelayanan yang diberikan
dapat memenuhi atau bahkan melampuai harapan anggota maka kepuasan anggota akan
tercapai dan semakin banyak jumlah anggota yang terjaring.
Kotler (1995: 42) mengemukakan bahwa kepuasan merupakan tingkat perasaan
setelah membandingan kinerja yang ia rasakan dengan harapan- harapannya. Jadi, tingkat
kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dan harapan. Jika
kinerja dibawah harapan, nasabah tidak puas. Kalau kinerja sesuai harapan, nasabah akan
sangat puas. Serta apabila kinerja melampaui harapan, nasabah akan sangat senang atau
sangat puas. Dimensi kualitas pelayanan dalam penelitian ini adalah Responsiveness
(ketanggapan), Reliability (keandalan), Assurance (Jaminan) , Empathy (perhatian), dan
Tangibles (tampilan fisik).
Operasional koperasi yang berjalan selama satu tahun buku dan di akhir tahun buku ini
koperasi akan memperhitungkan sisa hasil usaha yang diperoleh. Sisa hasil usaha ini
diperoleh dari selisih pendapatan yang diperoleh dari jasa anggota dan biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh koperasi dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Sisa hasil usaha ini
yang kemudian akan dibagikan kepada para anggotanya sesuai dengan kesepakatan yang
telah ditentukan sebelumnya. Sisa hasil usaha ini tidak semuanya dibagikan kepada para
anggotanya sebagiannya disimpan ke dalam dana cadangan untuk menambah modal
koperasi,dan juga dialokasikan ke dalam dana sosial, dana pedidikan, dana pembangunan
daerah kerja, dana pengurus, dan juga dana kesejahteraan karyawan.
Besar kecilnya sisa hasil usaha yang diperoleh anggota itu tergantung dari partisipasi
dari anggotanya, semakin besar partisipasi yang masuk ke koperasi maka akan semakin
besar pula SHU yang diperolehnya. Pembagian SHU ini merupakan wujud pelayanan
koperasi sebagai pemuasan anggotanya.Koperasi merupakan kekuatan ekonomi yang
akhir-akhir ini berkembang cukup pesat di masyarakat Indonesia. Perkembangan tersebut
sangat dirasakan sekali manfaatnya baik bagi anggotanya maupun bagi perkembangan
ekonomi saat ini. Keberadaan koperasi berguna untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
yang sedang terpuruk, hal ini terbukti dengan munculnya para wirausaha-wirausaha baru
yang menciptakan lapangan pekerjaan baru yang menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu
koperasi dijadikan soko guru perekonomian di Indonesia.
Kemajuan koperasi tersebut juga tidak lepas dari peran aktif para anggotanya. Volume
usaha koperasi yang besar memperlihatkan bahwa keberadaan koperasi sangat membantu
para anggotanya. Volume usaha koperasi ini juga yang mempengaruhi jumlah sisa hasil
usaha koperasi yang diperoleh. Besarnya sisa hasil usaha yang diterima oleh anggota itu
tergantung kepada partisipasi anggota yang diberikan kepada koperasinya. Semakin besar
partisipasi anggota maka sisa hasil usaha yang mereka terima juga akan semakin besar.
Dalam hal ini perbandingan antara partisipasi anggota dengan sisa hasil usaha yang
diperoleh yang signifikan akan menimbulkan kepusaan tersendiri bagi anggota tersebut.
Menurut Sitio (2001:142) usaha atau kegiatan yang dilakukan koperasi dapat dilihat
dari besarnya volume usaha koperasi itu sendiri. Volume usaha inilah yang nantinya akan
berpengaruh terhadap perolehan SHU koperasi.
2. Rumusan Masalah
1. Apakah koperasi itu?
2. Apakah pengaruh sisa hasil usaha koperasi?
3. Apakah anggota merasa puas menjadi anggota koperasi?
3. Tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengambarkan perkembangan koperasi di Indonesia,
b. Untuk mengetahui pengaruh sisa hasil usaha terhadap koperasi dan anggotanya,
c. Untuk mengetahui kepuasan anggota koperasi.
4. Landasan Teori
a. Pengertian dan Fungsi Koperasi
Koperasi Indonesia menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, adalah
badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum dengan melandaskan
kegiatan berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan.
Fungsi dan Peran Koperasi yang tertuang dalam UU No. 25 Tahun 1992 pasal 4yaitu :
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosialnya,
b. Berperanserta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat,
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya,
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
b. Volume Usaha
Volume Usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan jasa pada
suatu periode atau tahun buku yang bersangkutan (Sitio,2001:141). Dengan demikian
volume usaha koperasi adalah akumulasi nilai penerimaan barang dan jasa sejak awal
tahun buku sampai dengan akhir tahun buku. Aktivitas ekonomi koperasi pada
hakekatnya dapat dilihat dari besarnya volume usaha koperasi tersebut. Kegiatan atau
usaha yang dilakukan oleh koperasi bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
terutama bagi anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya.
c. Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi
Pengertian SHU koperasi menurut ketentuan Pasal 45 UU No.25 Tahun 1992 adalah
pendapatankoperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya-biaya,
penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahunbuku yang bersangkutan.
Ditinjau dari aspek ekonomi manajerial, sisa hasil usaha koperasi adalah selisih dari
seluruh pemasukan atau penerimaan total (Total Revenue) dengan biaya-biaya atau biaya
total (Total Cost) dalam satu tahun buku (Sitio, 2001: 87).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa SHU adalah pendapatan yang
diperoleh koperasi dikurangi dengan biaya-biaya serta kewajiban finansial lainnya.
Setelah dikurangi dengan cadangan, SHU akan dibagikan kepada anggota sesuai dengan
jasa yang diberikan masing-masing anggota koperasi.
Berdasarkan pasal 45 ayat (1) UU No. 25 Tahun 1992 formula SHU adalah sebagai
berikut :
SHU = Pendapatan – (biaya + penyusutan + Kewajiban lain + Pajak)
Dengan demikian SHU tergantung pada dua hal, yaitu volume usaha yang dicapai
dan biaya-biaya operasional yang dikeluarkan.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka akan ada tiga kemungkinan yang bisa terjadi :
a. Jumlah pendapatan koperasi lebih besar dari jumlah biaya-biaya koperasi sehingga
terdapat selisih yang disebut SHU positif. SHU positif berarti konstribusi anggota
koperasi pada pendapatan koperasi melebihi kebutuhan akan biaya riil koperasi.
Kelebihan tersebut dikembalikan oleh koperasi kepada para anggotanya hal ini sesuai
dengan pasal 45 ayat 2 UU No. 25 Tahun 1992,
b. Jumlah pendapatan anggota koperasi lebih kecil dari pada jumlah biaya-biaya koperasi
sehingga terdapat selisih yang disebut SHU negatif atau SHU minus. SHU negatif
berarti konstribusi anggota koperasi terhadap pengeluaran untuk biaya koperasi lebih
kecil dari pendapatan koperasi. Kekurangan konstribusi anggota tersebut ditutup
dengan dana cadangan. Dana cadangan diperoleh dari penyisihan SHU yang
digunakan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila
diperlukan sebagaimana tertuang dalam UU No. 25 tahun 1992 pasal 45 ayat 2,
c. Jumlah pendapatan koperasi sama dengan jumlah biaya-biaya koperasi sehingga
terjadi SHU nihil atau berimbang. SHU nihil atau berimbang, dimana pengeluaran
biaya dan pendapatan koperasi seimbang. Dalam hal ini koperasi harus memperbaiki
kinerjanya agar dapat meningkatkan pendapatannya untuk memperoleh SHU positif.
Koperasi harus bekerja dan melaksanakan kegiatannya secara efisien baik internal
maupun alokasi sumber dayanya.
d. Kepuasan Anggota Koperasi
Kepuasan pelanggan menurut ahli
1. Menurut Kotler dan Armstrong (2001:9) : Kepuasan konsumen adalah sejauh mana
anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja produk lebih
rendah ketimbang harapan pelanggan, maka pembelinya merasa puas atau amat
gembira.
2. Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:75) definisi kepuasan adalah Respon atau
tanggapan konsumen mengenai pemenuhan kebutuhan. Kepuasan merupakan
penilaian mengenai ciri atau keistimewaan prduk atau jasa, atau produk itu sendiri,
yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan konsumsi konsumen.
3. Menurut Pasuraman, Zeithami dan Berry (6) mengemukakan bahwa kepuasan
pelanggan adalah perasaan pelanggan terhadap satu jenis pelayanan yang
didapatkannya.
4. Menurut Umar (2002:42) kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen
setelah membandingkan antara apa yang dia diterima dan harapannya. Seorang
pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa,
sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Pelanggan menurut ahli
Zeithmal dan Bitner (2003) mengemukakan bahwa kepuasan adalah konsep
yang jauh lebih luas dari hanya sekedar penilaian kkualitas pelayanan, namun juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lainyang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kualitas pelayanan atau jasa, yaitu konsumen akan merasa puas apabila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan,
2. Kualitas produk, yaitu konsumen akan merasa puas apabila hasil mereka
menunjukan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas,
3. Harga, yaitu produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga
yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumen,
4. Faktor situasi, yaitu keadaan atau kondisi yang dialami oleh konsumen,
5. Faktor pribadi dari konsumen, yaitu karekteristik konsumen yang mencakup
kebutuhan pribadi.
PEMBAHASAN
Kegiatan operasional suatu koperasi itu dapat dilihat dari besarnya volume penjualan atau
pelayanan jasa yang diberikan kepada para anggotanya. Kegiatan atau usaha yang dilakukan
oleh koperasi bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terutama bagi anggota
koperasi dan masyarakat pada umumnya. Selama periode kegiatannya koperasi memperoleh
pendapatan dari jasa pinjaman yang anggota berikan atas pinjaman yang diberikan koperasi
atau dari pendapatan jasa selain pemberian pinjaman misalnya pendapatan sewa kamar.
Selama satu tahun buku koperasi juga mengeluarkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan koperasi seperti menggaji karyawan, pembayaran listrik telepon, pembelian
perlengkapan koperasi, pembayaran pajak dan lain sebagainya. Hasil dari pengurangan
pendapatan jasa dengan biaya tersebut akan menghasilkan Sisa Hasil Usah (SHU) yang
nantinya akan dikembalikan kepada anggota sebagai prestasi dari partisipasi anggota tersebut.
Pemberian SHU kepada anggota itu tidak hanya asal membagi saja, dasar pehitungan
SHU untuk anggota itu berdasarkan besarnya jumlah simpanan dan jumlah jasa yang masuk
ke koperasi. Sebagai contoh penulis memberikan perhitungan SHU kepada anggotanya.
Data keuangan periode 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :
Pendapatan jasa anggota
Rp 1.980.000.000
Pendapatan lain-lain dari non anggota
Rp
Total pendapatan
Rp 2.000.000.000
Biaya operasi dan administrasi umum
Rp
20.000.000 +
980.000.000 -
SHU sebelum pajak
Rp 1.020.000.000
Pajak final atas pendapatan
Rp
SHU setelah pajak
Rp 1.000.000.000
20.000.000 -
Ibu sinta dan ibu Ratna adalah anggota yang mempunyai partisipasi dalam koperasi sebagai
berikut :
Ibu Sinta mempunyai simpanan sebesar Rp 8.000.000 dan akumulasi jasa yang masuk ke
koperasi atas pinjamannya adalah Rp 6.000.000
Ibu Ratna mempunyai simpanan sebesar Rp 10.000.000 dan akumulasi jasa yang masuk ke
koperasi atas pinjamannya adalah Rp 2.000.000
Total simpanan per 31 Desember 2014 adalah Rp 3.000.000.000
Total pendapatan jasa dari anggota per 31 Desember 2014 sebesar Rp 1.980.000.000
Prosentase pembagian SHU berdasarkan AD/ART koperasi tersebut adalah :
Jasa Anggota
Cadangan
Dana Pengurus
Dana Karyawan
Dana Pendidikan
60% x Rp 1.000.000.000 = Rp 600.000.000
25% x Rp 1.000.000.000 = Rp 250.000.000
5% x Rp 1.000.000.000 = Rp 50.000.000
2% x Rp 1.000.000.000 = Rp 20.000.000
3% x Rp 1.000.000.000 = Rp 30.000.000
Dana Sosial
3% x Rp 1.000.000.000 = Rp 30.000.000
Dana Pembangunan
2% x Rp 1.000.000.000 = Rp 20.000.000
Dari Jasa anggota tersebut juga dibagi menurut jasa simpanan dan jasa pinjaman
Jasa simpanan
40% x Rp 600.000.000 = Rp 240.000.000
Jasa pinjaman
60% x Rp 600.000.000 = Rp 360.000.000
Dari data tersebut diatas dapat diketahui besarnya SHU yang akan diperoleh oleh ibu Sinta
dan ibu Ratna,
Ibu Sinta
Jasa SimpananRp 8.000.000 x Rp 240.000.000 = Rp 640.000
Rp 3.000.000.000
Jasa Pinjaman Rp
6.000.000 x Rp 360.000.000 = Rp 1.090.909 +
Rp 1.980.000.000
Total SHU yang diperoleh
Rp 1.730.909
Ibu Ratna
Jasa SimpananRp
Jasa Pinjaman Rp
10.000.000 x Rp 240.000.000 = Rp 800.000
Rp 3.000.000.000
2.000.000 x Rp 360.000.000 = Rp 363.636 +
Rp 1.980.000.000
Total SHU yang diperoleh
Rp 1.163.636
Dari uraian perhitungan pembagian SHU tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi
anggota menentukan jumlah SHU yang diterima.
Pengaruh SHU yang diperoleh anggota itu dapat menunjukan kepuasan tersendiri bagi
para anggotanya karena :
a.
Pembagian SHU berdasarkan besarnya simpanan dan jasa yang masuk ke koperasi,
b.
Simpanan mereka dapat membantu anggota lain yang memerlukan dana pinjaman,ini
merupakan suatu kepuasan tersendiri karena uang mereka aman dikelola oleh koperasi
dan mendapatkan SHU di akhir tahunnya,
c.
Bagi anggota peminjam juga merasa puas walaupun mereka setiap bulan membayar jasa
atas pinjaman tetapi di akhir tahun mereka mendapat cashback dari pembayaran mereka
hal ini mendorong anggota untuk lancar dalam membayar angsuran pinjaman mereka
d.
Harga yang ditawarkan koperasi juga bersaing dengan lembaga perbankan sehingga
anggota jika membutuhkan dana yang jumlahnya tidak terlalu besar bisa melalui koperasi
dengan persyaratan mudah tidak merepotkan anggota, dari contoh diatas dapat
disimpulkan anggota yang mempunyai jasa besar itu merasa puas karena kebutuhan
dananya terpenuhi dari koperasi.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, koperasi di Indonesia jika ditinjau dari aspek
kualitas pelayanan terhadap anggotanya mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.
Penelitian ini menemukan bahwa perolehan SHU anggota itu mempengaruhi kepuasan
anggota terhadap koperasi karena SHU merupakan bukti prestasi anggota atas partisipasi
anggota dalam hal menyimpan dan meminjam dana pada koperasi. SHU yang besar tidak
hanya diperoleh karena anggota aktif meminjam tetapi juga karena aktif menyimpan guna
menambah permodalan koperasi yang sesuai dengan perumusan pembagian SHU kepada
anggota berdasarkan simpanan dan kontribusi jasa yang masuk.
SARAN
Implikasi dari hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa setiap koperasi diharapkan
untuk selalu meningkatkan pelayanan terhadap anggota-anggotanya agar merasa puas dan dari
kepuasan inilah peningkatan volume usaha akan meningkatkan perolehan SHU. Dengan
demikian tujuan dari koperasi mensejaterakan anggotanya dapat terwujud.
A. DAFTAR PUSTAKA
Undang-undangRepublik Indonesia No.25 Tahun 1992
Hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_25_92.htm
Adityolaksono26.blogspot.com
Muhammadsolihin8.blogspot.com/…/materi-bab-5-sisa-hasil-usaha-shu
www.kajianpustaka.com
http://eprints.ums.ac.id/8046/2/B100060103.pdf
Materi ekonomi koperasi semester 7
PENGARUH SISA HASIL USAHA BAGI
KEPUASAN ANGGOTA
DISUSUN OLEH:
1. Ade Rahman
2. Agung Imam Solihin
3. Damayanti
4. DewiNurliana
5. M. LukmanFadillah
6. Sati’ah
7. WiwinWidayani
8. Mia M
9. MusyafaGilang R
10. Rita
11. Yuliawati
12. Yusuf H
13. HarisPrasetiawan
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
Jl. Perjuangan No. 17 Telp. (0231) 481945 Fax. (0231) 485435
Kota Cirebon
ABSTRAK
Koperasi merupakan kekuatan ekonomi yang akhir-akhir ini berkembang cukup pesat
di masyarakat Indonesia. Perkembangan tersebut sangat dirasakan sekali manfaatnya baik
bagi anggotanya maupun bagi perkembangan ekonomi saat ini. Keberadaan koperasi berguna
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sedang terpuruk, hal ini terbukti dengan
munculnya para wirausaha-wirausaha baru yang menciptakan lapangan pekerjaan baru yang
menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu koperasi dijadikan soko guru perekonomian di
Indonesia.
Dalam kehidupan ekonomi masyarakat saat ini, koperasi terbukti sangat diperlukan
dan turut berperan penting terutama dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor usaha kecil
dan menengah. Dengan adanya koperasi para pelaku ekonomi kalangan mikro kecil
menengah terbantu sekali baik dalam segi permodalan, kebutuhan bahan baku maupun
pemasaran produk yang dihasilkan. Pada kesempatan ini peneliti melakukan penelitian pada
koperasi yang ada saat ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1) menggambarkan perkembangan koperasi,
2) mengetahui pengaruh sisa hasil usaha terhadap koperasi dan anggotanya, 3) mengetahui
kepuasan anggota koperasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif teori.
Temuan yang diperoleh antara lain: selama periode penelitian koperasi, Sisa Hasil Usaha
mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Besar kecilnya transaksi anggota dengan
koperasi akan sangat mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh anggotanya. Sisa
Hasil Usaha suatu koperasi juga dipengaruhi oleh besarnya pendapatan jasa dari para
anggotanya juga besarnya biaya yang dikeluarkan oleh koperasi.
Kata Kunci: Koperasi, Sisa Hasil Usaha, Kepuasan Anggota
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keberadaan koperasi di Indonesia saat ini memang dirasakan sangat membantu dalam
meningkatkan atau mendorong pertumbuhan perekonomian saat ini. Kegiatan koperasi
yang dilakukan ini bertujuan untuk mensejahterakan para anggotanya berlandaskan asas
kekeluargaan. Manfaat besar yang dirasakan oleh anggotanya adalah mereka mendapatkan
fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh koperasi diantaranya penyediaan kebutuhan bahan
baku, jasa memasarkan produk dari anggotanya dan juga pemberian kredit dengan
prosentase jasa yang sangat bersaing dengan lembaga perbankan lainnya. Dengan fasilitasfasilitas yang diberikan koperasi inilah para anggota dapat melakukan kegiatan ekonomi
untuk meningkatakan taraf hidup mereka.
Jenis koperasi di Indonesia itu banyak diantaranya adalah koperasi konsumen,
koperasi produsen, koperasi pemasar, koperasi jasa dan juga koperasi simpan pinjam. Pada
kesempatan ini peneliti melakukan penelitian pada koperasi simpan pinjam. Koperasi
simpan pinjam merupakan lembaga keuangan non bank yang menghimpun dana dari
anggota yang kemudian menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman kepada para
anggotanya. Volume kegiatan koperasi tergantung dari keaktifan para anggotanya, jika
anggotanya aktif menggunakan fasilitas jasa yang diberikan tentunya perkembangan
koperasi sangat signifikan. Modal yang diperoleh koperasi itu bersumber dari simpanan
para anggotanya, simpanan tersebut diantaranya simpanan pokok yang merupakan
simpanan wajib yang harus dibayar oleh anggota ketika mendaftar sebagai anggota
koperasi, simpanan ini hanya dibayarkan sekali yaitu pada saat masuk menjadi anggota
saja. Kemudian ada simpanan wajib, simpanan ini wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi setiap bulannya selama menjadi anggota koperasi. Kedua jenis simpanan tersebut
tidak dapat diambil selama menjadi anggota dan besarnya kedua jenis simpanan tersebut
ditentukan terlebih dahulu dalam Anggaran Rumah Tangga Koperasi. Selain simpanan
pokok dan simpanan wajib, modal koperasi yang bersumber dari koperasi itu sendiri
adalah dana cadangan. Selain itu ada juga modal lain yang berasal dari anggota yang
merupakan simpanan sukarela, simpanan ini merupakan simpanan anggota yang disimpan
anggota yang dapat diambil sewaktu-waktu. Selain itu ada juga modal pinjaman pihak luar
baik koperasi maupun lembaga keuangan.
Operasional koperasi selalu berkaitan dengan pelayanan jasa. Pelayanan koperasi
merupakan ujung tombak kualitas kinerja secara menyeluruh. Hal ini sebabkan koperasi
merupakan instansi atau lembaga yang bersandar pada jenis usaha jasa. Peningkatan
Volume ataupun tingkat perputaran keuangan koperasi berasal dari kualitas pelayanan yang
diberikan kepada anggotanya. Peran karyawan koperasi dalam pelaksanaan yang baik,
tutur kata yang sopan, keandalan pelayanan dan ketanggapan terhadap keluhan anggota,
dapat menjadi kepuasan tersendiri bagi anggota.
Kepuasan yang dirasakan anggota tergantung dari persepsi mereka terhadap harapan
dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh koperasi. Kualitas layanan merupakan suatu
bentuk penilaian anggota terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived service)
dengan tingkat layanan yang diharapkan (expected service). Apabila harapan pelanggan
lebih besar dari tingkat layanan yang diterima, maka anggota tidak puas. Demikian pula
sebaliknya, apabila harapan sama atau lebih kecil dari tingkat layanan yang diterima, maka
anggota akan puas. Koperasi yang gagal memuaskan anggotanya akan menghadapi
masalah yang komplek, dikarenakan dampak bad word of mouth. Umumnya anggota yang
tidak puas akan menyampaikan pengalaman buruknya kepada orang lain dan bisa
dibayangkan betapa besarnya kerugian dari kegagalan memuaskan pelanggan. Oleh karena
itu, setiap koperasi jasa wajib merencanakan, mengorganisasikan, mengimplementasikan
dan mengendalikan sistem kualitas sedemikian rupa, sehingga pelayanan dapat memuaskan
para anggotanya. Salah satu tolak ukur keberhasilan koperasi yang bergerak di bidang jasa
ini adalah banyak sedikitnya anggota. Hal ini dipengaruhi oleh sejauh mana koperasi dapat
memenuhi keinginan dan kepuasan anggotanya. Apabila kinerja pelayanan yang diberikan
dapat memenuhi atau bahkan melampuai harapan anggota maka kepuasan anggota akan
tercapai dan semakin banyak jumlah anggota yang terjaring.
Kotler (1995: 42) mengemukakan bahwa kepuasan merupakan tingkat perasaan
setelah membandingan kinerja yang ia rasakan dengan harapan- harapannya. Jadi, tingkat
kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dan harapan. Jika
kinerja dibawah harapan, nasabah tidak puas. Kalau kinerja sesuai harapan, nasabah akan
sangat puas. Serta apabila kinerja melampaui harapan, nasabah akan sangat senang atau
sangat puas. Dimensi kualitas pelayanan dalam penelitian ini adalah Responsiveness
(ketanggapan), Reliability (keandalan), Assurance (Jaminan) , Empathy (perhatian), dan
Tangibles (tampilan fisik).
Operasional koperasi yang berjalan selama satu tahun buku dan di akhir tahun buku ini
koperasi akan memperhitungkan sisa hasil usaha yang diperoleh. Sisa hasil usaha ini
diperoleh dari selisih pendapatan yang diperoleh dari jasa anggota dan biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh koperasi dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Sisa hasil usaha ini
yang kemudian akan dibagikan kepada para anggotanya sesuai dengan kesepakatan yang
telah ditentukan sebelumnya. Sisa hasil usaha ini tidak semuanya dibagikan kepada para
anggotanya sebagiannya disimpan ke dalam dana cadangan untuk menambah modal
koperasi,dan juga dialokasikan ke dalam dana sosial, dana pedidikan, dana pembangunan
daerah kerja, dana pengurus, dan juga dana kesejahteraan karyawan.
Besar kecilnya sisa hasil usaha yang diperoleh anggota itu tergantung dari partisipasi
dari anggotanya, semakin besar partisipasi yang masuk ke koperasi maka akan semakin
besar pula SHU yang diperolehnya. Pembagian SHU ini merupakan wujud pelayanan
koperasi sebagai pemuasan anggotanya.Koperasi merupakan kekuatan ekonomi yang
akhir-akhir ini berkembang cukup pesat di masyarakat Indonesia. Perkembangan tersebut
sangat dirasakan sekali manfaatnya baik bagi anggotanya maupun bagi perkembangan
ekonomi saat ini. Keberadaan koperasi berguna untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
yang sedang terpuruk, hal ini terbukti dengan munculnya para wirausaha-wirausaha baru
yang menciptakan lapangan pekerjaan baru yang menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu
koperasi dijadikan soko guru perekonomian di Indonesia.
Kemajuan koperasi tersebut juga tidak lepas dari peran aktif para anggotanya. Volume
usaha koperasi yang besar memperlihatkan bahwa keberadaan koperasi sangat membantu
para anggotanya. Volume usaha koperasi ini juga yang mempengaruhi jumlah sisa hasil
usaha koperasi yang diperoleh. Besarnya sisa hasil usaha yang diterima oleh anggota itu
tergantung kepada partisipasi anggota yang diberikan kepada koperasinya. Semakin besar
partisipasi anggota maka sisa hasil usaha yang mereka terima juga akan semakin besar.
Dalam hal ini perbandingan antara partisipasi anggota dengan sisa hasil usaha yang
diperoleh yang signifikan akan menimbulkan kepusaan tersendiri bagi anggota tersebut.
Menurut Sitio (2001:142) usaha atau kegiatan yang dilakukan koperasi dapat dilihat
dari besarnya volume usaha koperasi itu sendiri. Volume usaha inilah yang nantinya akan
berpengaruh terhadap perolehan SHU koperasi.
2. Rumusan Masalah
1. Apakah koperasi itu?
2. Apakah pengaruh sisa hasil usaha koperasi?
3. Apakah anggota merasa puas menjadi anggota koperasi?
3. Tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengambarkan perkembangan koperasi di Indonesia,
b. Untuk mengetahui pengaruh sisa hasil usaha terhadap koperasi dan anggotanya,
c. Untuk mengetahui kepuasan anggota koperasi.
4. Landasan Teori
a. Pengertian dan Fungsi Koperasi
Koperasi Indonesia menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, adalah
badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum dengan melandaskan
kegiatan berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan.
Fungsi dan Peran Koperasi yang tertuang dalam UU No. 25 Tahun 1992 pasal 4yaitu :
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosialnya,
b. Berperanserta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat,
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya,
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
b. Volume Usaha
Volume Usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan jasa pada
suatu periode atau tahun buku yang bersangkutan (Sitio,2001:141). Dengan demikian
volume usaha koperasi adalah akumulasi nilai penerimaan barang dan jasa sejak awal
tahun buku sampai dengan akhir tahun buku. Aktivitas ekonomi koperasi pada
hakekatnya dapat dilihat dari besarnya volume usaha koperasi tersebut. Kegiatan atau
usaha yang dilakukan oleh koperasi bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
terutama bagi anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya.
c. Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi
Pengertian SHU koperasi menurut ketentuan Pasal 45 UU No.25 Tahun 1992 adalah
pendapatankoperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya-biaya,
penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahunbuku yang bersangkutan.
Ditinjau dari aspek ekonomi manajerial, sisa hasil usaha koperasi adalah selisih dari
seluruh pemasukan atau penerimaan total (Total Revenue) dengan biaya-biaya atau biaya
total (Total Cost) dalam satu tahun buku (Sitio, 2001: 87).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa SHU adalah pendapatan yang
diperoleh koperasi dikurangi dengan biaya-biaya serta kewajiban finansial lainnya.
Setelah dikurangi dengan cadangan, SHU akan dibagikan kepada anggota sesuai dengan
jasa yang diberikan masing-masing anggota koperasi.
Berdasarkan pasal 45 ayat (1) UU No. 25 Tahun 1992 formula SHU adalah sebagai
berikut :
SHU = Pendapatan – (biaya + penyusutan + Kewajiban lain + Pajak)
Dengan demikian SHU tergantung pada dua hal, yaitu volume usaha yang dicapai
dan biaya-biaya operasional yang dikeluarkan.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka akan ada tiga kemungkinan yang bisa terjadi :
a. Jumlah pendapatan koperasi lebih besar dari jumlah biaya-biaya koperasi sehingga
terdapat selisih yang disebut SHU positif. SHU positif berarti konstribusi anggota
koperasi pada pendapatan koperasi melebihi kebutuhan akan biaya riil koperasi.
Kelebihan tersebut dikembalikan oleh koperasi kepada para anggotanya hal ini sesuai
dengan pasal 45 ayat 2 UU No. 25 Tahun 1992,
b. Jumlah pendapatan anggota koperasi lebih kecil dari pada jumlah biaya-biaya koperasi
sehingga terdapat selisih yang disebut SHU negatif atau SHU minus. SHU negatif
berarti konstribusi anggota koperasi terhadap pengeluaran untuk biaya koperasi lebih
kecil dari pendapatan koperasi. Kekurangan konstribusi anggota tersebut ditutup
dengan dana cadangan. Dana cadangan diperoleh dari penyisihan SHU yang
digunakan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila
diperlukan sebagaimana tertuang dalam UU No. 25 tahun 1992 pasal 45 ayat 2,
c. Jumlah pendapatan koperasi sama dengan jumlah biaya-biaya koperasi sehingga
terjadi SHU nihil atau berimbang. SHU nihil atau berimbang, dimana pengeluaran
biaya dan pendapatan koperasi seimbang. Dalam hal ini koperasi harus memperbaiki
kinerjanya agar dapat meningkatkan pendapatannya untuk memperoleh SHU positif.
Koperasi harus bekerja dan melaksanakan kegiatannya secara efisien baik internal
maupun alokasi sumber dayanya.
d. Kepuasan Anggota Koperasi
Kepuasan pelanggan menurut ahli
1. Menurut Kotler dan Armstrong (2001:9) : Kepuasan konsumen adalah sejauh mana
anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja produk lebih
rendah ketimbang harapan pelanggan, maka pembelinya merasa puas atau amat
gembira.
2. Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:75) definisi kepuasan adalah Respon atau
tanggapan konsumen mengenai pemenuhan kebutuhan. Kepuasan merupakan
penilaian mengenai ciri atau keistimewaan prduk atau jasa, atau produk itu sendiri,
yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan konsumsi konsumen.
3. Menurut Pasuraman, Zeithami dan Berry (6) mengemukakan bahwa kepuasan
pelanggan adalah perasaan pelanggan terhadap satu jenis pelayanan yang
didapatkannya.
4. Menurut Umar (2002:42) kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen
setelah membandingkan antara apa yang dia diterima dan harapannya. Seorang
pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa,
sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Pelanggan menurut ahli
Zeithmal dan Bitner (2003) mengemukakan bahwa kepuasan adalah konsep
yang jauh lebih luas dari hanya sekedar penilaian kkualitas pelayanan, namun juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lainyang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kualitas pelayanan atau jasa, yaitu konsumen akan merasa puas apabila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan,
2. Kualitas produk, yaitu konsumen akan merasa puas apabila hasil mereka
menunjukan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas,
3. Harga, yaitu produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga
yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumen,
4. Faktor situasi, yaitu keadaan atau kondisi yang dialami oleh konsumen,
5. Faktor pribadi dari konsumen, yaitu karekteristik konsumen yang mencakup
kebutuhan pribadi.
PEMBAHASAN
Kegiatan operasional suatu koperasi itu dapat dilihat dari besarnya volume penjualan atau
pelayanan jasa yang diberikan kepada para anggotanya. Kegiatan atau usaha yang dilakukan
oleh koperasi bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terutama bagi anggota
koperasi dan masyarakat pada umumnya. Selama periode kegiatannya koperasi memperoleh
pendapatan dari jasa pinjaman yang anggota berikan atas pinjaman yang diberikan koperasi
atau dari pendapatan jasa selain pemberian pinjaman misalnya pendapatan sewa kamar.
Selama satu tahun buku koperasi juga mengeluarkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan koperasi seperti menggaji karyawan, pembayaran listrik telepon, pembelian
perlengkapan koperasi, pembayaran pajak dan lain sebagainya. Hasil dari pengurangan
pendapatan jasa dengan biaya tersebut akan menghasilkan Sisa Hasil Usah (SHU) yang
nantinya akan dikembalikan kepada anggota sebagai prestasi dari partisipasi anggota tersebut.
Pemberian SHU kepada anggota itu tidak hanya asal membagi saja, dasar pehitungan
SHU untuk anggota itu berdasarkan besarnya jumlah simpanan dan jumlah jasa yang masuk
ke koperasi. Sebagai contoh penulis memberikan perhitungan SHU kepada anggotanya.
Data keuangan periode 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :
Pendapatan jasa anggota
Rp 1.980.000.000
Pendapatan lain-lain dari non anggota
Rp
Total pendapatan
Rp 2.000.000.000
Biaya operasi dan administrasi umum
Rp
20.000.000 +
980.000.000 -
SHU sebelum pajak
Rp 1.020.000.000
Pajak final atas pendapatan
Rp
SHU setelah pajak
Rp 1.000.000.000
20.000.000 -
Ibu sinta dan ibu Ratna adalah anggota yang mempunyai partisipasi dalam koperasi sebagai
berikut :
Ibu Sinta mempunyai simpanan sebesar Rp 8.000.000 dan akumulasi jasa yang masuk ke
koperasi atas pinjamannya adalah Rp 6.000.000
Ibu Ratna mempunyai simpanan sebesar Rp 10.000.000 dan akumulasi jasa yang masuk ke
koperasi atas pinjamannya adalah Rp 2.000.000
Total simpanan per 31 Desember 2014 adalah Rp 3.000.000.000
Total pendapatan jasa dari anggota per 31 Desember 2014 sebesar Rp 1.980.000.000
Prosentase pembagian SHU berdasarkan AD/ART koperasi tersebut adalah :
Jasa Anggota
Cadangan
Dana Pengurus
Dana Karyawan
Dana Pendidikan
60% x Rp 1.000.000.000 = Rp 600.000.000
25% x Rp 1.000.000.000 = Rp 250.000.000
5% x Rp 1.000.000.000 = Rp 50.000.000
2% x Rp 1.000.000.000 = Rp 20.000.000
3% x Rp 1.000.000.000 = Rp 30.000.000
Dana Sosial
3% x Rp 1.000.000.000 = Rp 30.000.000
Dana Pembangunan
2% x Rp 1.000.000.000 = Rp 20.000.000
Dari Jasa anggota tersebut juga dibagi menurut jasa simpanan dan jasa pinjaman
Jasa simpanan
40% x Rp 600.000.000 = Rp 240.000.000
Jasa pinjaman
60% x Rp 600.000.000 = Rp 360.000.000
Dari data tersebut diatas dapat diketahui besarnya SHU yang akan diperoleh oleh ibu Sinta
dan ibu Ratna,
Ibu Sinta
Jasa SimpananRp 8.000.000 x Rp 240.000.000 = Rp 640.000
Rp 3.000.000.000
Jasa Pinjaman Rp
6.000.000 x Rp 360.000.000 = Rp 1.090.909 +
Rp 1.980.000.000
Total SHU yang diperoleh
Rp 1.730.909
Ibu Ratna
Jasa SimpananRp
Jasa Pinjaman Rp
10.000.000 x Rp 240.000.000 = Rp 800.000
Rp 3.000.000.000
2.000.000 x Rp 360.000.000 = Rp 363.636 +
Rp 1.980.000.000
Total SHU yang diperoleh
Rp 1.163.636
Dari uraian perhitungan pembagian SHU tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi
anggota menentukan jumlah SHU yang diterima.
Pengaruh SHU yang diperoleh anggota itu dapat menunjukan kepuasan tersendiri bagi
para anggotanya karena :
a.
Pembagian SHU berdasarkan besarnya simpanan dan jasa yang masuk ke koperasi,
b.
Simpanan mereka dapat membantu anggota lain yang memerlukan dana pinjaman,ini
merupakan suatu kepuasan tersendiri karena uang mereka aman dikelola oleh koperasi
dan mendapatkan SHU di akhir tahunnya,
c.
Bagi anggota peminjam juga merasa puas walaupun mereka setiap bulan membayar jasa
atas pinjaman tetapi di akhir tahun mereka mendapat cashback dari pembayaran mereka
hal ini mendorong anggota untuk lancar dalam membayar angsuran pinjaman mereka
d.
Harga yang ditawarkan koperasi juga bersaing dengan lembaga perbankan sehingga
anggota jika membutuhkan dana yang jumlahnya tidak terlalu besar bisa melalui koperasi
dengan persyaratan mudah tidak merepotkan anggota, dari contoh diatas dapat
disimpulkan anggota yang mempunyai jasa besar itu merasa puas karena kebutuhan
dananya terpenuhi dari koperasi.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, koperasi di Indonesia jika ditinjau dari aspek
kualitas pelayanan terhadap anggotanya mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.
Penelitian ini menemukan bahwa perolehan SHU anggota itu mempengaruhi kepuasan
anggota terhadap koperasi karena SHU merupakan bukti prestasi anggota atas partisipasi
anggota dalam hal menyimpan dan meminjam dana pada koperasi. SHU yang besar tidak
hanya diperoleh karena anggota aktif meminjam tetapi juga karena aktif menyimpan guna
menambah permodalan koperasi yang sesuai dengan perumusan pembagian SHU kepada
anggota berdasarkan simpanan dan kontribusi jasa yang masuk.
SARAN
Implikasi dari hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa setiap koperasi diharapkan
untuk selalu meningkatkan pelayanan terhadap anggota-anggotanya agar merasa puas dan dari
kepuasan inilah peningkatan volume usaha akan meningkatkan perolehan SHU. Dengan
demikian tujuan dari koperasi mensejaterakan anggotanya dapat terwujud.
A. DAFTAR PUSTAKA
Undang-undangRepublik Indonesia No.25 Tahun 1992
Hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_25_92.htm
Adityolaksono26.blogspot.com
Muhammadsolihin8.blogspot.com/…/materi-bab-5-sisa-hasil-usaha-shu
www.kajianpustaka.com
http://eprints.ums.ac.id/8046/2/B100060103.pdf
Materi ekonomi koperasi semester 7
PENGARUH SISA HASIL USAHA BAGI
KEPUASAN ANGGOTA
DISUSUN OLEH:
1. Ade Rahman
2. Agung Imam Solihin
3. Damayanti
4. DewiNurliana
5. M. LukmanFadillah
6. Sati’ah
7. WiwinWidayani
8. Mia M
9. MusyafaGilang R
10. Rita
11. Yuliawati
12. Yusuf H
13. HarisPrasetiawan
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
Jl. Perjuangan No. 17 Telp. (0231) 481945 Fax. (0231) 485435
Kota Cirebon