Perbedaan Zona Hambat Ekstrak Kayu Siwak (Salvadora persica) dan Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap pertumbuhan Candida albicans
Lampiran 1
Skema Alur Pikir
Latar Belakang
1.
Dalam beberapa tahun terakhir, mikroorganisme patogen yang ada pada tubuh
manusia telah berkembang menjadi semakin resisten sebagai akibat dari
konsumsi antimikrobial komersial secara irasional. Kondisi yang demikian
memaksa para ilmuwan untuk mencari zat antimikrobial baru dari berbagai
sumber, salah satunya dari tanaman obat.( .(Al-Bayati FA, Sulaiman KD, 2008)
2.
Selama beberapa tahun ini, tanaman obat telah digunakan di negara-negara
berkembang sebagai pengobatan alternatif untuk masalah kesehatan. Banyak
ekstrak tumbuhan dan minyak esensial diisolasi dari tanaman telah ditunjukkan
untuk mengerahkan aktivitas biologis, yang mengembangkan peluang
penelitian baru dan karakterisasi aktivitas antifungal dari tanaman karena
tanaman menghasilkan berbagai senyawa yang memiliki sifat sebagai
antimikrobial.(Noumi E, Snoussi M, Hajlaoui, Valentin A, & Bakhrouf A,
2010)
3.
Kayu siwak dianggap sebagai alat pertama pembersih rongga mulut alami yang
digunakan oleh manusia sejak 5000 SM. Sampai saat ini, kayu siwak masih
digunakan
di
berbagai
belahan
dunia
terkhususnya
negara-negara
Muslim.(Naseem S, Hashmi K, Fatima F, Sharafat S, & Khanani R, 2014)
4.
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kayu siwak (Salvadora persica)
mengandung senyawa kimia alami tertentu yang memainkan peran penting
dalam menjaga kebersihan mulut yang baik.(Halawany HS, 2012)
5.
Senyawa kimia seperti natrium klorida, kalsium oksalat, silika, fluorida,
vitamin C, senyawa sulfat, dan tanin telah ditemukan pada kayu siwak. Selain
itu tanaman ini mengandung saponin, flavonoid, alkaloid (salvadorine),
trimetilamin, steroid (betasitosterol), dan benzil isothiocyanate.(Omer AG,
Qarani SM, & Khalil A, 2010; Mahdi, LH, Aziz R, Murtatha A, Shafiq SA,
2015)
Universitas Sumatera Utara