Strategi Penyediaan Pakan Berkualitas Un

Upaya Penyediaan Pakan Ternak Berkualitas Untuk Mendukung Ketahanan dan Keamanan Pangan
Oleh: Marselinus Hambakodu
Nim. 2301011641005

(*)

Keberhasilan pembangunan usaha peternakan ditentukan oleh faktor pakan, bibit dan manajemen.
Produktivitas ternak dipenagruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan secara berkesinambungan
(kontinu) sehingga diperlukan ketersediaan sepanjang tahun. Faktor pakan mempunyai kontribusi yangtinggi
sekitar 50-75% dari total biaya produksi dalam usaha peternakan, tergantung pada jeins ternak yang
diusahakan (Utomo, 2015). Pakan dapat bersal dari hijauan tanaman pakan, hasil sisa tanaman pertanian,
hasil sisa tanaman perkebunan, sisa industri pertanian dan kelautan. Pakan yang dikonsumsi ternak saat ini
terutama pakan ruminansia di usaha peternakan yang sudah maju lebih menggunakan pakan komersial yang
dikombinasikan dengan pakan hijauan. Pakan komersial ini seperti konsentrat, pakan blok dan lain
sebagainya sudah menyebar secara luas di masyarakat yang melakukan aktivitas usaha di bidang
peternakan. Namun, keamanan pakan masih sangat diragukan karena berbagai macam rekayasa yang
dilakukan oleh masyarakat. Oleh karena itu, perlu ada strategi yang dilakukan guna mendukung penyediaan
pakan ternak yang berkualitas serta dapat mendukung ketahanan dan keamanan pangan.
Masalah utama dan peredaran pakan komersial ternak ruminansia
Permasalahan utama pakan ternak ruminansia saat ini dengan adanya peredaran pakan komersial
di tingkat peternak yaitu kandungan nutrien bahan baku dan produk pakan yang tidak sesuai SNI, manipulasi

penamaan bahan feed additif yang berbahaya, penggunaan senyawa fisik, kimia, biologi pada pakan yang
dapat membahayakan ternak dan konsumen produk ternak. Pemerintah juga telah menerbitkan surat edaran
mentri pertanian nomor 30059/HK.340/F/11/2011 tentang pelanggaran peredaran dan penggunaan obatobatan kelompok agonis beta-2 dan turunannya di Indonesia. Namun pada kenyataan dilapangan masih saja
peternak menggunakan bahan tersebut akibat dari pengetahuan dan sumber daya yang rendah.
Peredaran pakan komersial yang siap digunakan untuk dikonsumsi ternak saat ini belum memenuhi
standar dan seringterjadi pada ternak ruminansia yang merupakan akibat sumber daya manusia yamg masih
rendah seperti rendahnya pengetahuan peternak tentang cara pembuatan dan formulasi pakan, peternak
kurang memahami tentang pakan yang berkualitas yang sesuai dengan standar, peternakkurang memahami
akan bahaya zat kimia untuk campuran pakan ternak, belum mengetahui kadar gizi yang terkandung dalam
pakan dan sering dimanfaatkan oleh pabrik-pabrik pakan akibat persaingan usaha dan keterbatasan jumlah
tenaga pengawas mutu dan keamanan pakan di daerah.
1 | B i o n o mi k a T e r n a k

Aspek penting dalam prasyarat mutu pakan yang baik dan berkualitas
Pakan merupakan salah satu faktor strategis yang dapat mempengaruhi produksi dan
produktivitas ternak, disamping itu biaya untuk pakan menempati porsi terbesar dari total biaya produksi
yaitu 70 – 80%, sehingga dalam memproduksi pakan harus baik kualitasnya dan harga yang terjangkau
(Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2013). Pakan merupakan bahan makanan tunggal
atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah yang diberikan kepada hewan untuk
kelangsungan hidup, berproduksi dan berkembangbiak (UU No. 41 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 22). Pakan

yang baik dan berkualitas memiliki empat aspek yang harus diperhatikan yaitu aspek keamanan pakan,
kesehatan ternak, keamanan pangan dan aspek ekonomi.
Keempat hal tersebut penting karena berpengaruh pada kesehatan ternak, penyediaan pangan hasil
ternak dan keamanan konsumen dalam mengkonsumsi pangan hasil ternak, serta efesiensi biaya agar
dihasilkan pakan yang bernilai ekonomis serta mampu meningkatkan produksi dan produktivitas ternak.
Tanaman pangan dan tanaman hijauan pakan ternak juga telah diatur dalam Permentan RI nomor
56/Permentan/PK.110/11/2015. Dalam peraturan ini telah dicantumkan standar produksi, sertifikasi dan
peredaran benih. Kepentingan mutu pakan tidak cukup untuk hanya meningkatkan produksi, kualitas dan
kesehatan ternak. Namun, juga harus berperan penting dalam menciptakan kualitas dan keamanan pangan
asal ternak. Negara-negara maju baik di benua Eropa maupun Amerika telah banyak melontarkan slogan
“safe feed for safe food”, fenomena ini menunjukkan bahwa konsumen di negara tersebut menuntut agar
pangan asal ternak yang aman, sehat serta bebas dari bahan-bahan yang berbahaya (Riley, 2005).
Komponen – komponen penting dalam pengawasan mutu dan keamanan pakan
-

Komposisi kimia (protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral)

-

Kandungan kimia aktif (zat kimia yang terkandunga dalambahan pakan)


-

Zat kimia beracun

-

Zat tambahan (hormon, pengawet, antibiotik)

-

Ketidaktepatan penggunaan bahan yang berkaitan dengan pengolahan (urea dalam pakan
ruminansia,dll)

-

Zat kimia yang berhubungan dengan pencemaran.

2 | B i o n o mi k a T e r n a k


Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas strategi penanganan pakan ternak saat ini adalah sebagai berikut:
-

Perlu adanya peraturan untuk menunjang penyediaan pakan yang cukup yang mencakup aspek
keamanan pakan, kesehatan ternak, keamanan pangan dan ekonomi.

-

Adanya sistem pengawasan mutu dan keamanan pakan secara internal yang dilakukan oleh pabrik
pakan. Pengawasan ini dimulai dari SOP, proses pendistribusian dan transportasi bahan maupun
produk pakan yang terjadi di lingkungan pabrik pakan maupun ke luar pabrik atau konsumen,
produsen bahan baku ke pabrik yang dilakukan pemerintah.

-

Industri pakan menggunakan GMP (Good Manufacturing Practices) berbasis HACCP (Hazard
Analysis Critical Control Points) dalam proses produksinya.

-


Perlu sosialisasi atau peningkatan pemahaman peternak tentang mutu pakan, keamanan pakan dan
pangan.

Sumber Pustaka
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2013. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Unit
Usaha Bahan Pakan 2014. Kementerian Pertanian RI.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan Dan Kesehatan Hewan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan Dan Kesehatan Hewan
Hermansyah, M., Pratikto, Rudy Soenoko dan Nasir W. Setyanto. 2013. Hazard Analysis And Critical Control
Point (HACCP) Produksi Maltosa Dengan Pendekatan Good Manufacturing Practice (GMP). JEMIS
Vol. 1 no. 1
Utomo, R. 2015. Konservasi Hijauan Pakan dan Peningkatan Kualitas BahanPakan Berserat Tunggi. Gadjah
Mada University Press.
Riley, P. A. 2005. New Development in Food Policy, Control and Research. Nova Science Publisher, Inc.

(*) Mahasiswa ProgramPasca Sarjana

ProgramStudi Magister Ilmu Ternak

Universitas Diponegoro, Semarang-Jawa Tengah

3 | B i o n o mi k a T e r n a k