PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIO (2)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP
EFEKTIFITAS KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS RAWAT INAP SIDOMULYO
BARAT KOTA PEKANBARU
Trio Saputra
Pebriana Marlinda
Wasiah Sufi
Universitas Lancang Kuning Jl. Yos Sudarso KM.8 Rumbai Pekanbaru
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan
transformasional terhadap efektifitas kinerja pegawai di Puskesmas Sidomulyo Kota Pekanbaru, Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan yang menekankan pentingnya upaya peningkatan
mutu pelayanan kesehatan, khususnya ditingkat puskesmas dalam bentuk pelayanan kesehatan yang murah dan
berkualitas, penelitian ini menggunakan metode survey melalui pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data
primer dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada keseluruhan populasi yang dijadikan sampel penelitian
yang berjumlah 50 orang pegawai Puskesmas Sidomulyo Kota Pekanbaru analisis data menggunakan uji regresi
linier sederhana dengan menggunkan program spss untuk melihat pengaruh dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
Hasil
analisis
data
memperlihatkan
ada

pengaruh
positif
dan
signifikan
gaya kepemimpinan transformasional dengan efektivitas kinerja pegawai puskesmas sidomulyo barat kota
pekanbaru. Hal itu ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 1,750 dengan p = 0,000 < 0,05. diketahui
bahwa nilai R2 (Rsquare) adalah sebesar 0,702. Hal ini berarti besarnya pengaruh dari gaya kepemimpinan
transformasional terhadap efektifitas kinerja pegawai adalah sebesar 70.2% pengaruh yang positif dan
signifikan gaya kepemimpinan transformasional dengan efektivitas kinerja pegawai memperlihatkan gaya
kepemimpinan ini cocok diterapkan di puskesmas tersebut. Bekerjanya fungsi kepemimpinan transformasional
ini pada peningkatan efektifitas kinerja berdasarkan upaya pemimpin untuk memberikan motivasi untuk
meningkatkan prestasi dalam bekerja sebagai bagian dari organisasi sehingga pegawai mengembangkan kinerja
dengan bersama-sama mewujudkan tujuan organisasi.
Kata Kunci : Efektifitas Kinerja, Gaya Kepemimpinan Transformasional
This study aims to identify and analyze the effect of transformational leadership style of the effectiveness
of employee performance in PHC Sidomulyo Pekanbaru, Based on Law No. 23 of 1992 on Health which
emphasizes the importance of improving the quality of health services, especially the level community health
centers in the form of health care cost and quality, this study used survey method with quantitative approach.
Primary data were collected by distributing questionnaires to the entire population of the research sample
numbering 50 employees Sidomulyo Pekanbaru City Health Center data analysis using simple linear regression

by using SPSS program to see the effect of the independent variable on the dependent variable.
The results of data analysis showed there was a positive and significant influence
transformational leadership style with health center staff performance effectiveness Sidomulyo western
city of Pekanbaru. This is indicated by tcount amounted to 1,750 with p = 0.000 0.05

bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari

), sedangkan variabel efektivitas kinerja

pada tingkat signifikan yang digunakan

menunjukan K-SZ sebesar 0.855 dengan

(0,000 < 0,05). Hal ini berarti terdapat

P = 0.457 (P > 0.05 ) sehingga dapat

pengaruh

disimpulkan


kepemimpinan transformasional terhadap

transformasional

bahwa

kedua

variabel

yang

yang

digunakan

positif

dalam


dari

gaya

mengikuti disteribusi normal.

efektivitas kinerja pegawai di puskesmas

2. Uji Linearitas

rawat

Berdasarkan

hasil

menggunakan

SPSS


sidomulyo

diketahui

yang diajukan dapat diterima pada tingkat
kepercayaan 95%.

untuk

4. Koefisien Determinasi

transformasional

kepemimpinan
terhadap

kota

Pekanbaru. Dengan demikian hipotesis


bahwa hasil perhitungan deviasi linieritas
gaya

barat

data

analisa
dapat

inap

efektivitas

Untuk mengetahui besarnya konstribusi

kinerja menghasilkan nilai F= 1.908

variabel


dengan p= 0.058 (p > 0.05) dengan

tergantung dapat dilihat dari nilai Rsquared

demikian

pada

dapat

pengaruh

disimpulakn

gaya

transformasional

bahwa


kepemimpinan

terhadap

efektivitas

bebas

output

terhadap

Model

variabel

Summary

(b)


Berdasarkan hasil pengolahan data pada
diketahui bahwa nilai R2 (Rsquare) adalah

kinerja linier.

sebesar 0,702. Hal ini berarti besarnya

3. Uji Regresi Linier Sederhana

pengaruh

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

transformasional

“terdapat pengaruh yang signifikan antara

kinerja pegawai adalah sebesar 70.2% dan


gaya

transformasional

sisanya sebesar 20.8% dijelaskan atau

terhadap efektivitas kinerja pegawai di

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

puskesmas rawat inap sidomulyo barat

dimasukkan ke dalam penelitian

kepemimpinan

dari

gaya


kepemimpinan

terhadap

efektifitas

kota Pekanbaru” Hasil pengolahan data
analisis linear sederhana diketahui bahwa

PEMBAHASAN

nilai koeisien regresi dari variabel gaya

Hasil analisis data memperlihatkan

kepemimpinan transformasional (x) adalah

ada pengaruh positif dan signifikan

sebesar 1,063. Nilai signifikansi dari

gaya

variabel

dengan

gaya

kepemimpinan

kepemimpinan
efektivitas

transformasional
kinerja

pegawai

puskesmas

sidomulyo

barat

kota

puskesmas

sidomulyo

barat

kota

pekanbaru. Hal itu ditunjukkan dengan

pekanbaru bahwa dengan penerapan gaya

nilai thitung sebesar 1,750 dengan p

kepemimpinan transformasional mampu

=

0,000 < 0,05. pengaruh yang positif dan

meningkatkan

signifikan

pegawai.

gaya

transformasional

kepemimpinan

dengan

efektivitas

efektivitas

Berdasarkan

kinerja

analisis

yang

dilakukan, dari keempat faktor

yang

kinerja pegawai memperlihatkan gaya

terkandung dalam gaya kepemimpinan

kepemimpinan ini cocok diterapkan di

transformasional

puskesmas tersebut.

perhatian terhadap individu, perangsangan

Hasil penelitian ini sesuai dengan

yakni

kharismatik,

intelektual, dan motivasi inspirasional,

penelitian Fuller et al (1999) mengenai

hanya

gaya kepemimpinan

individu dan dan motivasi inspirasional

dan

transaksional

transformasional
di

rumah

sakit.

faktor

kinerja

kepemimpinan

perhatian

karyawan.

bagian

bawahan

transformasional

pegawai.

Penerapan

dari

faktor

individu

gaya

sebagai

kepemimpinan
menunjukkan

kepemimpinan transformasional mampu

pentingnya

meningkatkan pemaknaan tugas

seorang pemimpin

yang

Pengaruh

terhadap

berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
atau

terhadap

yang berpengaruh terhadap efektivitas

Hasil penelitiannya menunjukkan gaya
transformasional

perhatian

perhatian

yang

diberikan

kepada

bawahan.

bawahannya

Pemimpin yang memberikan perhatian

sehingga bawahan memiliki kompetensi

individu misalnya mengajak berbicara

yang lebih baik dan memiliki komitmen

ketika

kerja yang kuat terhadap rumah sakit.

menyapa dan

Hal itu didukung Adikoesoemo (1997)

kepada pegawai, dapat meningkatkan

yang mengatakan perhatian pimpinan pada

efektivitas kinerja pegawai.

diberikan

atasan

kepada

bawahan seperti memberikan senyuman
atau

menyapa

bawahan

dapat

pegawai

mengalami

kesulitan,

memberikan

senyuman

Hal itu didukung Davis (1972) yang
menyatakan,

setiap

bawahan

pada

menumbuhkan semangat kerja di antara

perusahaan membutuhkan perhatian dari

pegawai.
bekerja

Menurutnya,
melayani

pegawai

yang

pemimpinnya. Perhatian tersebut dapat

orang

sakit

dilakukan dengan berbagai cara misalnya

membutuhkan dukungan dari orang-orang

menanyakan

di sekitarnya khusunya pimpinan atau

dialami bawahan dalam menjalankan

Kepala Ruangan yang membimbingnya.

pekerjaannya. Dengan melakukan hal

Hal yang sama juga terjadi di

kesulitan-kesulitan

yang

tersebut, bawahan merasa diperhatikan

dan akan timbul motivasi bekerja secara

perangsangan

lebih baik.

kepemimpinan

Gayakepemimpinan transformasional

mampu

intelektual,

gaya

transformasional

menumbuhkan

juga

motivasi

menumbuhkan

inspirasional pada pegawai di puskesmas

perangsangan intelektual. Hasil penelitian

sidomulyo barat kota pekanbaru. Pegawai

memperlihatkan

kepemimpinan

perlu senantiasa memiliki motivasi yang

transformasional di puskesmas sidomulyo

baik dan didasarkan atas tanggung jawab

barat

dalam

salah

satunya

mampu

gaya

kota

pekanbaru

mampu

intelektual

menjalankan

pegawai.

Pegawai

Perangsangan intelektual yang dimaksud

motivasi

adalah

pegawai

menganggap pekerjaannya sebagai beban

merangsang

kemampuan

berpikir

yang

pekerjaannya.

kurang

dalam

memiliki

bekerja,

akan

semakin

diasah.

Berkembangnya

dan rutinitas. Oleh karena itu, tidak akan

kemampuan

intelektual

pegawai

akan

ada upaya untuk meningkatkan pelayanan

mengatasi

yang lebih baik. Hal ini dapat merugikan

kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Dalam

pihak puskesmas dan khususnya pasien.

menjalankan

pegawai

Motivasi yang rendah dari pegawai

tidak terluput dari banyak kesulitan baik

dapat mengakibatkan terjadinya banyak

yang datang dari dalam diri maupun

kesalahan

yang berasal dari luar diri misalnya

misalnya salah memberikan obat, tidak

berhadapan

Pelayanan

melakukan kontrol secara teratur pada

kesehatan membutuhkan ketelitian dan

pasien. Hal itu didukung Fiedler (1966)

kecermatan karena menyangkut nyawa

yang menyatakan motivasi rendah dari

pasien.

diterima

seorang karyawan akan menghasilkan

pegawai selama dalam pendidikan tidak

hasil kerja yang kurang baik karena

cukup dalam menjalankan tugas-tugasnya

dalam

karena dunia kesehatan atau penyakit

cenderung asal-asalan.

memampukannya

untuk

tugas-tugasnya,

dengan

pasien.

Metode-metode

yang

senantiasa berkembang. Pegawai tidak

dalam

melayani

menjalankan

Berdasarkan

pasien

pekerjaannya

hasil

penelitian

cukup hanya mengandalkan materi yang

memperlihatkan

gaya

kepemimpinan

pernah

transformasional

yang

diterapkan

diterima

tetapi

senantiasa

juga

harus

mengembangkan

puskesmas

sidomulyo

barat

di
kota

ketrampilannya, mengasah kemampuan

pekanbaru menurut penilaian pegawai

intelektualnya sehingga mampu mengatasi

mampu

menumbuhkan

kesulitan yang dihadapi.

pegawai.

Motivasi

Selain

perhatian

individu

dan

motivasi
yang

bagi

dimaksud

misalnya berusaha untuk melaksanakan

tugas-tugas

dengan

sebaik-baiknya

gaya

kepemimpinan

transformasional

meskipun tidak diawasi oleh Kepala

mampu mempengaruhi persepsi, sikap, dan

Ruangan. Motivasi pegawai untuk bekerja

perilaku bawahan ke arah peningkatan

sebaik-baiknya terkait dengan kesempatan

pengetahuan, wawasan dan kemampuan

yang diberikan oleh pemimpin kepada

dalam menjalankan organisasi. Penekanan

pegawai pada saat menjalankan pekerjaan.

pada proses perubahan tersebut tidak hanya

Pemimpin atau

Kepala Ruang tidak

dimaksudkan untuk menghadapi kondisi

bertindak sebagai bos tetapi menempatkan

saat ini saja tetapi juga masa yang akan

diri sejajar dengan pegawai lain. Artinya,

datang. Hal ini berhubungan dengan visi

pemimpin juga melakukan atau menangani

Puskesmas. Maka pihak puskesmas perlu

hal yang sama jika pegawai lainnya

menyiapkan diri dari berbagai aspek

berhalangan.

terutama dari segi kepemimpinan.

pemimpin

Contoh
ini

yang

dapat

diberikan

menumbuhkan

Hal itu dapat dicontohkan dengan

motivasi bagi pegawai untuk melakukan hal

kesalahan

yang sama.

pasien dan memberikan dosis obat yang

Pengaruh

dokter

dalam

mendiagnosa

gaya

kepemimpinan

terlalu tinggi. Dalam hal ini pemimpin

dalam

meningkatkan

harus mampu memberikan arahan yang

transformasional

efektivitas kinerja pegawai di puskesmas

tepat kepada pegawai agar

sidomulyo barat kota pekanbaru juga

berpikir kritis jika menemukan kesalahan

didukung oleh Yukl (1994). Menurutnya,

yang

seorang

Dengan menerapkan gaya kepemimpinan

pimpinan

kesempatan

perlu

kepada

memberikan

bawahan

untuk

dapat

membahayakan

terampil

tekanan.

dihadapi sehari-hari.

kepemimpinan

mengedepankan

kemitraan,

yang

pasien.

transformasional, pegawai dapat semakin

melakukan pekerjaannya tanpa mengalami
Gaya

mampu

menangani

kasus-kasus

yang

dimana

Selain itu, gaya kepemimpinan

bawahan tidak dianggap sebagai suruhan,

transaksional yang signifikan terhadap

efektif untuk memberdayakan bawahan

efektivitas kinerja pegawai dapat dikaitkan

dalam sebuah organisasi. Hal yang sama

dengan budaya Timur yakni cenderung

juga dikemukakan Gibson et. al (1996)

masih mementingkan penghargaan dan

yang

pemimpin

pujian dalam bekerja. Namun bukan

memberikan

berarti pegawai dalam bekerja tidak

mengatakan

diharapkan
inspirasi

seorang

mampu
dan

motivasi

pada

mementingkan imbalan gaji. Gaji juga

bawahannya untuk mencapai hasil lebih

tetap

baik dari yang direncanakan. Penerapan

kenyamanan

dibutuhkan
dalam

pegawai

tetapi

bekerja

ternyata

masih lebih diutamakan pegawai. Hal ini

kepemimpinan transaksional. Hal ini

didukung oleh Kuswadi (2004) yang

terkait

mengatakan bahwa kepuasan karyawan

transaksional yang lebih mengedepankan

dalam bekerja tidak hanya diukur dari

target secara eksplisit dan

besarnya gaji yang diterima. Kepuasan

terhadap

banyak juga dipengaruhi perhatian dari

Pola

pimpinan

penghargaan

atau

yang

gaya kepemimpinan

dengan

bawahan

perlakuan

sebagai

upahan.

kepemimpinan transaksional dapat

menghambat daya pikir pegawai sehingga

diberikan atasan kepada pekerjaan yang

dalam

dihasilkan. Bahkan menurut Kuswadi

cenderung dilaksanakan secara kaku.

(2004) hal semacam ini juga berlaku di

Kurangnya pengaruh gaya kepemimpinan

tingkat manajer yang masih sering lebih

transaksional di puskesmas sidomulyo

mementingkan penghargaan, pujian, dan

barat

dalam bekerja.

sanjungan

Hal-hal

menjalankan

kota

pekerjaannya

pekanbaru

menjalankan

karena

dalam

tugas-tugas pelayanan,

semacam ini dapat memberikan rasa

pegawai juga dituntut agar berpikir kritis

nyaman bagi karyawan dalam bekerja.

sehingga

Hal yang sama juga terjadi pada para

dijalankan juga masih mungkin untuk

pegawai di puskesmas sidomulyo barat

dikonsultasikan kembali kepada pihak

kota pekanbaru yang tidak menempatkan

terkait seperti dokter terutama muncul

gaji atau imbalan sebagai faktor paling

suatu keragu-raguan dalam diri pegawai.

utama tetapi lebih kepada kenyamanan

tugas-tugas

Berdasarkan

yang

uraian

hendak

di

atas,

dalam bekerja seperti ditunjukkan dalam

dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya

gaya kepemimpinan transformasional.

kepemimpinan

Dari

hasil

analisis

memperlihatkan

penelitian

bahwa

kepemimpinan

gaya

transformasional

transformasional

diterapkan di puskesmas sidomulyo barat
kota

pekanbaru

meningkatkan

pegawai. Hal itu

pegawai. Hasil penelitian

meningkatnya

sesuai

dengan hasil penelitian Fuller et. al

dalam

(1999).

hasil penelitian yang

Pegawai

menunjukkan

mengatasi

Dari

dilakukannya,
kepemimpinan
berpengaruh

gaya

transformasional
lebih

kuat

dalam

telah

efektivitas

berpengaruh terhadap efektivitas kinerja
ini

yang

menjalankan

setiap

kinerja

dapat dilihat dari

ketrampilan

juga

mampu

pegawai

tugas-tugasnya.

semakin
kesulitan

mampu
yang

ditemukan di lapangan. Selain itu, pegawai
mampu

menjalankan

tugas-tugasnya

meningkatkan

kompetensi

pegawai

secara bertanggung jawab karena Kepala

dibandingkan

dengan

gaya

puskesmas selama ini memperlakukan

pegawai sebagai mitra yang juga harus

pegawai terhadap pegawai dalam

bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang

menjalankan tugasnya dan pihak

dijalankan.

puskesmas lebih banyak memberikan
peluang kepada pegawai

dalam

memberikan suara

dan pendapat

sebagai

bahan

pertimbangan

dilakukan pada pegawai puskesmas rawat

dalam

menentukan

inap sidomulyo barat kota Pekanbaru,

puskesmas. Dan pihak

maka dapat

lebih

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang

dibuat

kesimpulan hasil

penelitian, sebagai berikut :

gaya

puskesmas
kemampuan

pemimpin yang mampu melakukan

1. Terdapat pengaruh yang signifikan
antara

menekankan

kebijakan

kepemimpinan

pendekatan secara individu seperti
memberikan arahan secara individu,

transformasional terhadap efektifitas

dan

kinerja pegawai puskesmas rawat

motivasi

inap

misalnya menumbuhkan motivasi

sidomulyo

pekanbaru.

barat

Bekerjanya

kota
fungsi

kemampuan

menumbuhkan

inspirasional

yang positif dalam diri

pegawai

pegawai

kepemimpinan transformasional ini

seperti penghayatan terhadap nilai-

pada peningkatan efektifitas kinerja

nilai kerja dan tanggung jawab.

berdasarkan upaya pemimpin untuk
memberikan

motivasi

untuk

meningkatkan prestasi dalam bekerja
sebagai

bagian

dari

organisasi

sehingga pegawai mengembangkan
kinerja

dengan

bersama-sama

mewujudkan tujuan organisasi.
2. Hasil

penelitian

memperlihatkan

faktor peningkatan prestasi kerja
dalam kepemimpinan di puskesmas
rawat

inap

berpengaruh
terhadap
pegawai.

sidomulyo
positif

barat

signifikan

efektivitas

kinerja

Oleh karena itu, pihak

puskesmas

lebih

kepercayaan

dan

memberikan
reward

kepada

DAFTAR RUJUKAN
Bass, Bernard M., Avolio, Bruce J.,
Jung, Dong I., and Berson, Y.
(2003).
Predicting
unit
performance
by
assessing
transformational and transactional
leadership. Journal of Applied
Psychology, 88 (2), 207-218.
Danim,
Sudarwan.
(2004).Motivasi
Kepemimpinan
dan
Efektivitas
Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.
Kerlinger, Fred, N. (2004). Azas-azas
Penelitian Behavioral (Penerjemah :
Landung
R.
Simatupang).
Yogyakarta: BPFE-UGM.
Kuswadi.
(2004).
Cara
mengukur
kepuasan karyawan. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.

Umar, Husein. 2010. Desain Penelitian
MSDM dan Perilaku Karyawan.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Wibowo.
(2013).
Perilaku
dalam
Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.