PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIO (2)
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP
EFEKTIFITAS KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS RAWAT INAP SIDOMULYO
BARAT KOTA PEKANBARU
Trio Saputra
Pebriana Marlinda
Wasiah Sufi
Universitas Lancang Kuning Jl. Yos Sudarso KM.8 Rumbai Pekanbaru
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan
transformasional terhadap efektifitas kinerja pegawai di Puskesmas Sidomulyo Kota Pekanbaru, Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan yang menekankan pentingnya upaya peningkatan
mutu pelayanan kesehatan, khususnya ditingkat puskesmas dalam bentuk pelayanan kesehatan yang murah dan
berkualitas, penelitian ini menggunakan metode survey melalui pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data
primer dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada keseluruhan populasi yang dijadikan sampel penelitian
yang berjumlah 50 orang pegawai Puskesmas Sidomulyo Kota Pekanbaru analisis data menggunakan uji regresi
linier sederhana dengan menggunkan program spss untuk melihat pengaruh dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
Hasil
analisis
data
memperlihatkan
ada
pengaruh
positif
dan
signifikan
gaya kepemimpinan transformasional dengan efektivitas kinerja pegawai puskesmas sidomulyo barat kota
pekanbaru. Hal itu ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 1,750 dengan p = 0,000 < 0,05. diketahui
bahwa nilai R2 (Rsquare) adalah sebesar 0,702. Hal ini berarti besarnya pengaruh dari gaya kepemimpinan
transformasional terhadap efektifitas kinerja pegawai adalah sebesar 70.2% pengaruh yang positif dan
signifikan gaya kepemimpinan transformasional dengan efektivitas kinerja pegawai memperlihatkan gaya
kepemimpinan ini cocok diterapkan di puskesmas tersebut. Bekerjanya fungsi kepemimpinan transformasional
ini pada peningkatan efektifitas kinerja berdasarkan upaya pemimpin untuk memberikan motivasi untuk
meningkatkan prestasi dalam bekerja sebagai bagian dari organisasi sehingga pegawai mengembangkan kinerja
dengan bersama-sama mewujudkan tujuan organisasi.
Kata Kunci : Efektifitas Kinerja, Gaya Kepemimpinan Transformasional
This study aims to identify and analyze the effect of transformational leadership style of the effectiveness
of employee performance in PHC Sidomulyo Pekanbaru, Based on Law No. 23 of 1992 on Health which
emphasizes the importance of improving the quality of health services, especially the level community health
centers in the form of health care cost and quality, this study used survey method with quantitative approach.
Primary data were collected by distributing questionnaires to the entire population of the research sample
numbering 50 employees Sidomulyo Pekanbaru City Health Center data analysis using simple linear regression
by using SPSS program to see the effect of the independent variable on the dependent variable.
The results of data analysis showed there was a positive and significant influence
transformational leadership style with health center staff performance effectiveness Sidomulyo western
city of Pekanbaru. This is indicated by tcount amounted to 1,750 with p = 0.000 0.05
bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari
), sedangkan variabel efektivitas kinerja
pada tingkat signifikan yang digunakan
menunjukan K-SZ sebesar 0.855 dengan
(0,000 < 0,05). Hal ini berarti terdapat
P = 0.457 (P > 0.05 ) sehingga dapat
pengaruh
disimpulkan
kepemimpinan transformasional terhadap
transformasional
bahwa
kedua
variabel
yang
yang
digunakan
positif
dalam
dari
gaya
mengikuti disteribusi normal.
efektivitas kinerja pegawai di puskesmas
2. Uji Linearitas
rawat
Berdasarkan
hasil
menggunakan
SPSS
sidomulyo
diketahui
yang diajukan dapat diterima pada tingkat
kepercayaan 95%.
untuk
4. Koefisien Determinasi
transformasional
kepemimpinan
terhadap
kota
Pekanbaru. Dengan demikian hipotesis
bahwa hasil perhitungan deviasi linieritas
gaya
barat
data
analisa
dapat
inap
efektivitas
Untuk mengetahui besarnya konstribusi
kinerja menghasilkan nilai F= 1.908
variabel
dengan p= 0.058 (p > 0.05) dengan
tergantung dapat dilihat dari nilai Rsquared
demikian
pada
dapat
pengaruh
disimpulakn
gaya
transformasional
bahwa
kepemimpinan
terhadap
efektivitas
bebas
output
terhadap
Model
variabel
Summary
(b)
Berdasarkan hasil pengolahan data pada
diketahui bahwa nilai R2 (Rsquare) adalah
kinerja linier.
sebesar 0,702. Hal ini berarti besarnya
3. Uji Regresi Linier Sederhana
pengaruh
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
transformasional
“terdapat pengaruh yang signifikan antara
kinerja pegawai adalah sebesar 70.2% dan
gaya
transformasional
sisanya sebesar 20.8% dijelaskan atau
terhadap efektivitas kinerja pegawai di
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
puskesmas rawat inap sidomulyo barat
dimasukkan ke dalam penelitian
kepemimpinan
dari
gaya
kepemimpinan
terhadap
efektifitas
kota Pekanbaru” Hasil pengolahan data
analisis linear sederhana diketahui bahwa
PEMBAHASAN
nilai koeisien regresi dari variabel gaya
Hasil analisis data memperlihatkan
kepemimpinan transformasional (x) adalah
ada pengaruh positif dan signifikan
sebesar 1,063. Nilai signifikansi dari
gaya
variabel
dengan
gaya
kepemimpinan
kepemimpinan
efektivitas
transformasional
kinerja
pegawai
puskesmas
sidomulyo
barat
kota
puskesmas
sidomulyo
barat
kota
pekanbaru. Hal itu ditunjukkan dengan
pekanbaru bahwa dengan penerapan gaya
nilai thitung sebesar 1,750 dengan p
kepemimpinan transformasional mampu
=
0,000 < 0,05. pengaruh yang positif dan
meningkatkan
signifikan
pegawai.
gaya
transformasional
kepemimpinan
dengan
efektivitas
efektivitas
Berdasarkan
kinerja
analisis
yang
dilakukan, dari keempat faktor
yang
kinerja pegawai memperlihatkan gaya
terkandung dalam gaya kepemimpinan
kepemimpinan ini cocok diterapkan di
transformasional
puskesmas tersebut.
perhatian terhadap individu, perangsangan
Hasil penelitian ini sesuai dengan
yakni
kharismatik,
intelektual, dan motivasi inspirasional,
penelitian Fuller et al (1999) mengenai
hanya
gaya kepemimpinan
individu dan dan motivasi inspirasional
dan
transaksional
transformasional
di
rumah
sakit.
faktor
kinerja
kepemimpinan
perhatian
karyawan.
bagian
bawahan
transformasional
pegawai.
Penerapan
dari
faktor
individu
gaya
sebagai
kepemimpinan
menunjukkan
kepemimpinan transformasional mampu
pentingnya
meningkatkan pemaknaan tugas
seorang pemimpin
yang
Pengaruh
terhadap
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
atau
terhadap
yang berpengaruh terhadap efektivitas
Hasil penelitiannya menunjukkan gaya
transformasional
perhatian
perhatian
yang
diberikan
kepada
bawahan.
bawahannya
Pemimpin yang memberikan perhatian
sehingga bawahan memiliki kompetensi
individu misalnya mengajak berbicara
yang lebih baik dan memiliki komitmen
ketika
kerja yang kuat terhadap rumah sakit.
menyapa dan
Hal itu didukung Adikoesoemo (1997)
kepada pegawai, dapat meningkatkan
yang mengatakan perhatian pimpinan pada
efektivitas kinerja pegawai.
diberikan
atasan
kepada
bawahan seperti memberikan senyuman
atau
menyapa
bawahan
dapat
pegawai
mengalami
kesulitan,
memberikan
senyuman
Hal itu didukung Davis (1972) yang
menyatakan,
setiap
bawahan
pada
menumbuhkan semangat kerja di antara
perusahaan membutuhkan perhatian dari
pegawai.
bekerja
Menurutnya,
melayani
pegawai
yang
pemimpinnya. Perhatian tersebut dapat
orang
sakit
dilakukan dengan berbagai cara misalnya
membutuhkan dukungan dari orang-orang
menanyakan
di sekitarnya khusunya pimpinan atau
dialami bawahan dalam menjalankan
Kepala Ruangan yang membimbingnya.
pekerjaannya. Dengan melakukan hal
Hal yang sama juga terjadi di
kesulitan-kesulitan
yang
tersebut, bawahan merasa diperhatikan
dan akan timbul motivasi bekerja secara
perangsangan
lebih baik.
kepemimpinan
Gayakepemimpinan transformasional
mampu
intelektual,
gaya
transformasional
menumbuhkan
juga
motivasi
menumbuhkan
inspirasional pada pegawai di puskesmas
perangsangan intelektual. Hasil penelitian
sidomulyo barat kota pekanbaru. Pegawai
memperlihatkan
kepemimpinan
perlu senantiasa memiliki motivasi yang
transformasional di puskesmas sidomulyo
baik dan didasarkan atas tanggung jawab
barat
dalam
salah
satunya
mampu
gaya
kota
pekanbaru
mampu
intelektual
menjalankan
pegawai.
Pegawai
Perangsangan intelektual yang dimaksud
motivasi
adalah
pegawai
menganggap pekerjaannya sebagai beban
merangsang
kemampuan
berpikir
yang
pekerjaannya.
kurang
dalam
memiliki
bekerja,
akan
semakin
diasah.
Berkembangnya
dan rutinitas. Oleh karena itu, tidak akan
kemampuan
intelektual
pegawai
akan
ada upaya untuk meningkatkan pelayanan
mengatasi
yang lebih baik. Hal ini dapat merugikan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Dalam
pihak puskesmas dan khususnya pasien.
menjalankan
pegawai
Motivasi yang rendah dari pegawai
tidak terluput dari banyak kesulitan baik
dapat mengakibatkan terjadinya banyak
yang datang dari dalam diri maupun
kesalahan
yang berasal dari luar diri misalnya
misalnya salah memberikan obat, tidak
berhadapan
Pelayanan
melakukan kontrol secara teratur pada
kesehatan membutuhkan ketelitian dan
pasien. Hal itu didukung Fiedler (1966)
kecermatan karena menyangkut nyawa
yang menyatakan motivasi rendah dari
pasien.
diterima
seorang karyawan akan menghasilkan
pegawai selama dalam pendidikan tidak
hasil kerja yang kurang baik karena
cukup dalam menjalankan tugas-tugasnya
dalam
karena dunia kesehatan atau penyakit
cenderung asal-asalan.
memampukannya
untuk
tugas-tugasnya,
dengan
pasien.
Metode-metode
yang
senantiasa berkembang. Pegawai tidak
dalam
melayani
menjalankan
Berdasarkan
pasien
pekerjaannya
hasil
penelitian
cukup hanya mengandalkan materi yang
memperlihatkan
gaya
kepemimpinan
pernah
transformasional
yang
diterapkan
diterima
tetapi
senantiasa
juga
harus
mengembangkan
puskesmas
sidomulyo
barat
di
kota
ketrampilannya, mengasah kemampuan
pekanbaru menurut penilaian pegawai
intelektualnya sehingga mampu mengatasi
mampu
menumbuhkan
kesulitan yang dihadapi.
pegawai.
Motivasi
Selain
perhatian
individu
dan
motivasi
yang
bagi
dimaksud
misalnya berusaha untuk melaksanakan
tugas-tugas
dengan
sebaik-baiknya
gaya
kepemimpinan
transformasional
meskipun tidak diawasi oleh Kepala
mampu mempengaruhi persepsi, sikap, dan
Ruangan. Motivasi pegawai untuk bekerja
perilaku bawahan ke arah peningkatan
sebaik-baiknya terkait dengan kesempatan
pengetahuan, wawasan dan kemampuan
yang diberikan oleh pemimpin kepada
dalam menjalankan organisasi. Penekanan
pegawai pada saat menjalankan pekerjaan.
pada proses perubahan tersebut tidak hanya
Pemimpin atau
Kepala Ruang tidak
dimaksudkan untuk menghadapi kondisi
bertindak sebagai bos tetapi menempatkan
saat ini saja tetapi juga masa yang akan
diri sejajar dengan pegawai lain. Artinya,
datang. Hal ini berhubungan dengan visi
pemimpin juga melakukan atau menangani
Puskesmas. Maka pihak puskesmas perlu
hal yang sama jika pegawai lainnya
menyiapkan diri dari berbagai aspek
berhalangan.
terutama dari segi kepemimpinan.
pemimpin
Contoh
ini
yang
dapat
diberikan
menumbuhkan
Hal itu dapat dicontohkan dengan
motivasi bagi pegawai untuk melakukan hal
kesalahan
yang sama.
pasien dan memberikan dosis obat yang
Pengaruh
dokter
dalam
mendiagnosa
gaya
kepemimpinan
terlalu tinggi. Dalam hal ini pemimpin
dalam
meningkatkan
harus mampu memberikan arahan yang
transformasional
efektivitas kinerja pegawai di puskesmas
tepat kepada pegawai agar
sidomulyo barat kota pekanbaru juga
berpikir kritis jika menemukan kesalahan
didukung oleh Yukl (1994). Menurutnya,
yang
seorang
Dengan menerapkan gaya kepemimpinan
pimpinan
kesempatan
perlu
kepada
memberikan
bawahan
untuk
dapat
membahayakan
terampil
tekanan.
dihadapi sehari-hari.
kepemimpinan
mengedepankan
kemitraan,
yang
pasien.
transformasional, pegawai dapat semakin
melakukan pekerjaannya tanpa mengalami
Gaya
mampu
menangani
kasus-kasus
yang
dimana
Selain itu, gaya kepemimpinan
bawahan tidak dianggap sebagai suruhan,
transaksional yang signifikan terhadap
efektif untuk memberdayakan bawahan
efektivitas kinerja pegawai dapat dikaitkan
dalam sebuah organisasi. Hal yang sama
dengan budaya Timur yakni cenderung
juga dikemukakan Gibson et. al (1996)
masih mementingkan penghargaan dan
yang
pemimpin
pujian dalam bekerja. Namun bukan
memberikan
berarti pegawai dalam bekerja tidak
mengatakan
diharapkan
inspirasi
seorang
mampu
dan
motivasi
pada
mementingkan imbalan gaji. Gaji juga
bawahannya untuk mencapai hasil lebih
tetap
baik dari yang direncanakan. Penerapan
kenyamanan
dibutuhkan
dalam
pegawai
tetapi
bekerja
ternyata
masih lebih diutamakan pegawai. Hal ini
kepemimpinan transaksional. Hal ini
didukung oleh Kuswadi (2004) yang
terkait
mengatakan bahwa kepuasan karyawan
transaksional yang lebih mengedepankan
dalam bekerja tidak hanya diukur dari
target secara eksplisit dan
besarnya gaji yang diterima. Kepuasan
terhadap
banyak juga dipengaruhi perhatian dari
Pola
pimpinan
penghargaan
atau
yang
gaya kepemimpinan
dengan
bawahan
perlakuan
sebagai
upahan.
kepemimpinan transaksional dapat
menghambat daya pikir pegawai sehingga
diberikan atasan kepada pekerjaan yang
dalam
dihasilkan. Bahkan menurut Kuswadi
cenderung dilaksanakan secara kaku.
(2004) hal semacam ini juga berlaku di
Kurangnya pengaruh gaya kepemimpinan
tingkat manajer yang masih sering lebih
transaksional di puskesmas sidomulyo
mementingkan penghargaan, pujian, dan
barat
dalam bekerja.
sanjungan
Hal-hal
menjalankan
kota
pekerjaannya
pekanbaru
menjalankan
karena
dalam
tugas-tugas pelayanan,
semacam ini dapat memberikan rasa
pegawai juga dituntut agar berpikir kritis
nyaman bagi karyawan dalam bekerja.
sehingga
Hal yang sama juga terjadi pada para
dijalankan juga masih mungkin untuk
pegawai di puskesmas sidomulyo barat
dikonsultasikan kembali kepada pihak
kota pekanbaru yang tidak menempatkan
terkait seperti dokter terutama muncul
gaji atau imbalan sebagai faktor paling
suatu keragu-raguan dalam diri pegawai.
utama tetapi lebih kepada kenyamanan
tugas-tugas
Berdasarkan
yang
uraian
hendak
di
atas,
dalam bekerja seperti ditunjukkan dalam
dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya
gaya kepemimpinan transformasional.
kepemimpinan
Dari
hasil
analisis
memperlihatkan
penelitian
bahwa
kepemimpinan
gaya
transformasional
transformasional
diterapkan di puskesmas sidomulyo barat
kota
pekanbaru
meningkatkan
pegawai. Hal itu
pegawai. Hasil penelitian
meningkatnya
sesuai
dengan hasil penelitian Fuller et. al
dalam
(1999).
hasil penelitian yang
Pegawai
menunjukkan
mengatasi
Dari
dilakukannya,
kepemimpinan
berpengaruh
gaya
transformasional
lebih
kuat
dalam
telah
efektivitas
berpengaruh terhadap efektivitas kinerja
ini
yang
menjalankan
setiap
kinerja
dapat dilihat dari
ketrampilan
juga
mampu
pegawai
tugas-tugasnya.
semakin
kesulitan
mampu
yang
ditemukan di lapangan. Selain itu, pegawai
mampu
menjalankan
tugas-tugasnya
meningkatkan
kompetensi
pegawai
secara bertanggung jawab karena Kepala
dibandingkan
dengan
gaya
puskesmas selama ini memperlakukan
pegawai sebagai mitra yang juga harus
pegawai terhadap pegawai dalam
bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang
menjalankan tugasnya dan pihak
dijalankan.
puskesmas lebih banyak memberikan
peluang kepada pegawai
dalam
memberikan suara
dan pendapat
sebagai
bahan
pertimbangan
dilakukan pada pegawai puskesmas rawat
dalam
menentukan
inap sidomulyo barat kota Pekanbaru,
puskesmas. Dan pihak
maka dapat
lebih
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dibuat
kesimpulan hasil
penelitian, sebagai berikut :
gaya
puskesmas
kemampuan
pemimpin yang mampu melakukan
1. Terdapat pengaruh yang signifikan
antara
menekankan
kebijakan
kepemimpinan
pendekatan secara individu seperti
memberikan arahan secara individu,
transformasional terhadap efektifitas
dan
kinerja pegawai puskesmas rawat
motivasi
inap
misalnya menumbuhkan motivasi
sidomulyo
pekanbaru.
barat
Bekerjanya
kota
fungsi
kemampuan
menumbuhkan
inspirasional
yang positif dalam diri
pegawai
pegawai
kepemimpinan transformasional ini
seperti penghayatan terhadap nilai-
pada peningkatan efektifitas kinerja
nilai kerja dan tanggung jawab.
berdasarkan upaya pemimpin untuk
memberikan
motivasi
untuk
meningkatkan prestasi dalam bekerja
sebagai
bagian
dari
organisasi
sehingga pegawai mengembangkan
kinerja
dengan
bersama-sama
mewujudkan tujuan organisasi.
2. Hasil
penelitian
memperlihatkan
faktor peningkatan prestasi kerja
dalam kepemimpinan di puskesmas
rawat
inap
berpengaruh
terhadap
pegawai.
sidomulyo
positif
barat
signifikan
efektivitas
kinerja
Oleh karena itu, pihak
puskesmas
lebih
kepercayaan
dan
memberikan
reward
kepada
DAFTAR RUJUKAN
Bass, Bernard M., Avolio, Bruce J.,
Jung, Dong I., and Berson, Y.
(2003).
Predicting
unit
performance
by
assessing
transformational and transactional
leadership. Journal of Applied
Psychology, 88 (2), 207-218.
Danim,
Sudarwan.
(2004).Motivasi
Kepemimpinan
dan
Efektivitas
Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.
Kerlinger, Fred, N. (2004). Azas-azas
Penelitian Behavioral (Penerjemah :
Landung
R.
Simatupang).
Yogyakarta: BPFE-UGM.
Kuswadi.
(2004).
Cara
mengukur
kepuasan karyawan. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Umar, Husein. 2010. Desain Penelitian
MSDM dan Perilaku Karyawan.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Wibowo.
(2013).
Perilaku
dalam
Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.
EFEKTIFITAS KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS RAWAT INAP SIDOMULYO
BARAT KOTA PEKANBARU
Trio Saputra
Pebriana Marlinda
Wasiah Sufi
Universitas Lancang Kuning Jl. Yos Sudarso KM.8 Rumbai Pekanbaru
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan
transformasional terhadap efektifitas kinerja pegawai di Puskesmas Sidomulyo Kota Pekanbaru, Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan yang menekankan pentingnya upaya peningkatan
mutu pelayanan kesehatan, khususnya ditingkat puskesmas dalam bentuk pelayanan kesehatan yang murah dan
berkualitas, penelitian ini menggunakan metode survey melalui pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data
primer dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada keseluruhan populasi yang dijadikan sampel penelitian
yang berjumlah 50 orang pegawai Puskesmas Sidomulyo Kota Pekanbaru analisis data menggunakan uji regresi
linier sederhana dengan menggunkan program spss untuk melihat pengaruh dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
Hasil
analisis
data
memperlihatkan
ada
pengaruh
positif
dan
signifikan
gaya kepemimpinan transformasional dengan efektivitas kinerja pegawai puskesmas sidomulyo barat kota
pekanbaru. Hal itu ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 1,750 dengan p = 0,000 < 0,05. diketahui
bahwa nilai R2 (Rsquare) adalah sebesar 0,702. Hal ini berarti besarnya pengaruh dari gaya kepemimpinan
transformasional terhadap efektifitas kinerja pegawai adalah sebesar 70.2% pengaruh yang positif dan
signifikan gaya kepemimpinan transformasional dengan efektivitas kinerja pegawai memperlihatkan gaya
kepemimpinan ini cocok diterapkan di puskesmas tersebut. Bekerjanya fungsi kepemimpinan transformasional
ini pada peningkatan efektifitas kinerja berdasarkan upaya pemimpin untuk memberikan motivasi untuk
meningkatkan prestasi dalam bekerja sebagai bagian dari organisasi sehingga pegawai mengembangkan kinerja
dengan bersama-sama mewujudkan tujuan organisasi.
Kata Kunci : Efektifitas Kinerja, Gaya Kepemimpinan Transformasional
This study aims to identify and analyze the effect of transformational leadership style of the effectiveness
of employee performance in PHC Sidomulyo Pekanbaru, Based on Law No. 23 of 1992 on Health which
emphasizes the importance of improving the quality of health services, especially the level community health
centers in the form of health care cost and quality, this study used survey method with quantitative approach.
Primary data were collected by distributing questionnaires to the entire population of the research sample
numbering 50 employees Sidomulyo Pekanbaru City Health Center data analysis using simple linear regression
by using SPSS program to see the effect of the independent variable on the dependent variable.
The results of data analysis showed there was a positive and significant influence
transformational leadership style with health center staff performance effectiveness Sidomulyo western
city of Pekanbaru. This is indicated by tcount amounted to 1,750 with p = 0.000 0.05
bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari
), sedangkan variabel efektivitas kinerja
pada tingkat signifikan yang digunakan
menunjukan K-SZ sebesar 0.855 dengan
(0,000 < 0,05). Hal ini berarti terdapat
P = 0.457 (P > 0.05 ) sehingga dapat
pengaruh
disimpulkan
kepemimpinan transformasional terhadap
transformasional
bahwa
kedua
variabel
yang
yang
digunakan
positif
dalam
dari
gaya
mengikuti disteribusi normal.
efektivitas kinerja pegawai di puskesmas
2. Uji Linearitas
rawat
Berdasarkan
hasil
menggunakan
SPSS
sidomulyo
diketahui
yang diajukan dapat diterima pada tingkat
kepercayaan 95%.
untuk
4. Koefisien Determinasi
transformasional
kepemimpinan
terhadap
kota
Pekanbaru. Dengan demikian hipotesis
bahwa hasil perhitungan deviasi linieritas
gaya
barat
data
analisa
dapat
inap
efektivitas
Untuk mengetahui besarnya konstribusi
kinerja menghasilkan nilai F= 1.908
variabel
dengan p= 0.058 (p > 0.05) dengan
tergantung dapat dilihat dari nilai Rsquared
demikian
pada
dapat
pengaruh
disimpulakn
gaya
transformasional
bahwa
kepemimpinan
terhadap
efektivitas
bebas
output
terhadap
Model
variabel
Summary
(b)
Berdasarkan hasil pengolahan data pada
diketahui bahwa nilai R2 (Rsquare) adalah
kinerja linier.
sebesar 0,702. Hal ini berarti besarnya
3. Uji Regresi Linier Sederhana
pengaruh
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
transformasional
“terdapat pengaruh yang signifikan antara
kinerja pegawai adalah sebesar 70.2% dan
gaya
transformasional
sisanya sebesar 20.8% dijelaskan atau
terhadap efektivitas kinerja pegawai di
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
puskesmas rawat inap sidomulyo barat
dimasukkan ke dalam penelitian
kepemimpinan
dari
gaya
kepemimpinan
terhadap
efektifitas
kota Pekanbaru” Hasil pengolahan data
analisis linear sederhana diketahui bahwa
PEMBAHASAN
nilai koeisien regresi dari variabel gaya
Hasil analisis data memperlihatkan
kepemimpinan transformasional (x) adalah
ada pengaruh positif dan signifikan
sebesar 1,063. Nilai signifikansi dari
gaya
variabel
dengan
gaya
kepemimpinan
kepemimpinan
efektivitas
transformasional
kinerja
pegawai
puskesmas
sidomulyo
barat
kota
puskesmas
sidomulyo
barat
kota
pekanbaru. Hal itu ditunjukkan dengan
pekanbaru bahwa dengan penerapan gaya
nilai thitung sebesar 1,750 dengan p
kepemimpinan transformasional mampu
=
0,000 < 0,05. pengaruh yang positif dan
meningkatkan
signifikan
pegawai.
gaya
transformasional
kepemimpinan
dengan
efektivitas
efektivitas
Berdasarkan
kinerja
analisis
yang
dilakukan, dari keempat faktor
yang
kinerja pegawai memperlihatkan gaya
terkandung dalam gaya kepemimpinan
kepemimpinan ini cocok diterapkan di
transformasional
puskesmas tersebut.
perhatian terhadap individu, perangsangan
Hasil penelitian ini sesuai dengan
yakni
kharismatik,
intelektual, dan motivasi inspirasional,
penelitian Fuller et al (1999) mengenai
hanya
gaya kepemimpinan
individu dan dan motivasi inspirasional
dan
transaksional
transformasional
di
rumah
sakit.
faktor
kinerja
kepemimpinan
perhatian
karyawan.
bagian
bawahan
transformasional
pegawai.
Penerapan
dari
faktor
individu
gaya
sebagai
kepemimpinan
menunjukkan
kepemimpinan transformasional mampu
pentingnya
meningkatkan pemaknaan tugas
seorang pemimpin
yang
Pengaruh
terhadap
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
atau
terhadap
yang berpengaruh terhadap efektivitas
Hasil penelitiannya menunjukkan gaya
transformasional
perhatian
perhatian
yang
diberikan
kepada
bawahan.
bawahannya
Pemimpin yang memberikan perhatian
sehingga bawahan memiliki kompetensi
individu misalnya mengajak berbicara
yang lebih baik dan memiliki komitmen
ketika
kerja yang kuat terhadap rumah sakit.
menyapa dan
Hal itu didukung Adikoesoemo (1997)
kepada pegawai, dapat meningkatkan
yang mengatakan perhatian pimpinan pada
efektivitas kinerja pegawai.
diberikan
atasan
kepada
bawahan seperti memberikan senyuman
atau
menyapa
bawahan
dapat
pegawai
mengalami
kesulitan,
memberikan
senyuman
Hal itu didukung Davis (1972) yang
menyatakan,
setiap
bawahan
pada
menumbuhkan semangat kerja di antara
perusahaan membutuhkan perhatian dari
pegawai.
bekerja
Menurutnya,
melayani
pegawai
yang
pemimpinnya. Perhatian tersebut dapat
orang
sakit
dilakukan dengan berbagai cara misalnya
membutuhkan dukungan dari orang-orang
menanyakan
di sekitarnya khusunya pimpinan atau
dialami bawahan dalam menjalankan
Kepala Ruangan yang membimbingnya.
pekerjaannya. Dengan melakukan hal
Hal yang sama juga terjadi di
kesulitan-kesulitan
yang
tersebut, bawahan merasa diperhatikan
dan akan timbul motivasi bekerja secara
perangsangan
lebih baik.
kepemimpinan
Gayakepemimpinan transformasional
mampu
intelektual,
gaya
transformasional
menumbuhkan
juga
motivasi
menumbuhkan
inspirasional pada pegawai di puskesmas
perangsangan intelektual. Hasil penelitian
sidomulyo barat kota pekanbaru. Pegawai
memperlihatkan
kepemimpinan
perlu senantiasa memiliki motivasi yang
transformasional di puskesmas sidomulyo
baik dan didasarkan atas tanggung jawab
barat
dalam
salah
satunya
mampu
gaya
kota
pekanbaru
mampu
intelektual
menjalankan
pegawai.
Pegawai
Perangsangan intelektual yang dimaksud
motivasi
adalah
pegawai
menganggap pekerjaannya sebagai beban
merangsang
kemampuan
berpikir
yang
pekerjaannya.
kurang
dalam
memiliki
bekerja,
akan
semakin
diasah.
Berkembangnya
dan rutinitas. Oleh karena itu, tidak akan
kemampuan
intelektual
pegawai
akan
ada upaya untuk meningkatkan pelayanan
mengatasi
yang lebih baik. Hal ini dapat merugikan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Dalam
pihak puskesmas dan khususnya pasien.
menjalankan
pegawai
Motivasi yang rendah dari pegawai
tidak terluput dari banyak kesulitan baik
dapat mengakibatkan terjadinya banyak
yang datang dari dalam diri maupun
kesalahan
yang berasal dari luar diri misalnya
misalnya salah memberikan obat, tidak
berhadapan
Pelayanan
melakukan kontrol secara teratur pada
kesehatan membutuhkan ketelitian dan
pasien. Hal itu didukung Fiedler (1966)
kecermatan karena menyangkut nyawa
yang menyatakan motivasi rendah dari
pasien.
diterima
seorang karyawan akan menghasilkan
pegawai selama dalam pendidikan tidak
hasil kerja yang kurang baik karena
cukup dalam menjalankan tugas-tugasnya
dalam
karena dunia kesehatan atau penyakit
cenderung asal-asalan.
memampukannya
untuk
tugas-tugasnya,
dengan
pasien.
Metode-metode
yang
senantiasa berkembang. Pegawai tidak
dalam
melayani
menjalankan
Berdasarkan
pasien
pekerjaannya
hasil
penelitian
cukup hanya mengandalkan materi yang
memperlihatkan
gaya
kepemimpinan
pernah
transformasional
yang
diterapkan
diterima
tetapi
senantiasa
juga
harus
mengembangkan
puskesmas
sidomulyo
barat
di
kota
ketrampilannya, mengasah kemampuan
pekanbaru menurut penilaian pegawai
intelektualnya sehingga mampu mengatasi
mampu
menumbuhkan
kesulitan yang dihadapi.
pegawai.
Motivasi
Selain
perhatian
individu
dan
motivasi
yang
bagi
dimaksud
misalnya berusaha untuk melaksanakan
tugas-tugas
dengan
sebaik-baiknya
gaya
kepemimpinan
transformasional
meskipun tidak diawasi oleh Kepala
mampu mempengaruhi persepsi, sikap, dan
Ruangan. Motivasi pegawai untuk bekerja
perilaku bawahan ke arah peningkatan
sebaik-baiknya terkait dengan kesempatan
pengetahuan, wawasan dan kemampuan
yang diberikan oleh pemimpin kepada
dalam menjalankan organisasi. Penekanan
pegawai pada saat menjalankan pekerjaan.
pada proses perubahan tersebut tidak hanya
Pemimpin atau
Kepala Ruang tidak
dimaksudkan untuk menghadapi kondisi
bertindak sebagai bos tetapi menempatkan
saat ini saja tetapi juga masa yang akan
diri sejajar dengan pegawai lain. Artinya,
datang. Hal ini berhubungan dengan visi
pemimpin juga melakukan atau menangani
Puskesmas. Maka pihak puskesmas perlu
hal yang sama jika pegawai lainnya
menyiapkan diri dari berbagai aspek
berhalangan.
terutama dari segi kepemimpinan.
pemimpin
Contoh
ini
yang
dapat
diberikan
menumbuhkan
Hal itu dapat dicontohkan dengan
motivasi bagi pegawai untuk melakukan hal
kesalahan
yang sama.
pasien dan memberikan dosis obat yang
Pengaruh
dokter
dalam
mendiagnosa
gaya
kepemimpinan
terlalu tinggi. Dalam hal ini pemimpin
dalam
meningkatkan
harus mampu memberikan arahan yang
transformasional
efektivitas kinerja pegawai di puskesmas
tepat kepada pegawai agar
sidomulyo barat kota pekanbaru juga
berpikir kritis jika menemukan kesalahan
didukung oleh Yukl (1994). Menurutnya,
yang
seorang
Dengan menerapkan gaya kepemimpinan
pimpinan
kesempatan
perlu
kepada
memberikan
bawahan
untuk
dapat
membahayakan
terampil
tekanan.
dihadapi sehari-hari.
kepemimpinan
mengedepankan
kemitraan,
yang
pasien.
transformasional, pegawai dapat semakin
melakukan pekerjaannya tanpa mengalami
Gaya
mampu
menangani
kasus-kasus
yang
dimana
Selain itu, gaya kepemimpinan
bawahan tidak dianggap sebagai suruhan,
transaksional yang signifikan terhadap
efektif untuk memberdayakan bawahan
efektivitas kinerja pegawai dapat dikaitkan
dalam sebuah organisasi. Hal yang sama
dengan budaya Timur yakni cenderung
juga dikemukakan Gibson et. al (1996)
masih mementingkan penghargaan dan
yang
pemimpin
pujian dalam bekerja. Namun bukan
memberikan
berarti pegawai dalam bekerja tidak
mengatakan
diharapkan
inspirasi
seorang
mampu
dan
motivasi
pada
mementingkan imbalan gaji. Gaji juga
bawahannya untuk mencapai hasil lebih
tetap
baik dari yang direncanakan. Penerapan
kenyamanan
dibutuhkan
dalam
pegawai
tetapi
bekerja
ternyata
masih lebih diutamakan pegawai. Hal ini
kepemimpinan transaksional. Hal ini
didukung oleh Kuswadi (2004) yang
terkait
mengatakan bahwa kepuasan karyawan
transaksional yang lebih mengedepankan
dalam bekerja tidak hanya diukur dari
target secara eksplisit dan
besarnya gaji yang diterima. Kepuasan
terhadap
banyak juga dipengaruhi perhatian dari
Pola
pimpinan
penghargaan
atau
yang
gaya kepemimpinan
dengan
bawahan
perlakuan
sebagai
upahan.
kepemimpinan transaksional dapat
menghambat daya pikir pegawai sehingga
diberikan atasan kepada pekerjaan yang
dalam
dihasilkan. Bahkan menurut Kuswadi
cenderung dilaksanakan secara kaku.
(2004) hal semacam ini juga berlaku di
Kurangnya pengaruh gaya kepemimpinan
tingkat manajer yang masih sering lebih
transaksional di puskesmas sidomulyo
mementingkan penghargaan, pujian, dan
barat
dalam bekerja.
sanjungan
Hal-hal
menjalankan
kota
pekerjaannya
pekanbaru
menjalankan
karena
dalam
tugas-tugas pelayanan,
semacam ini dapat memberikan rasa
pegawai juga dituntut agar berpikir kritis
nyaman bagi karyawan dalam bekerja.
sehingga
Hal yang sama juga terjadi pada para
dijalankan juga masih mungkin untuk
pegawai di puskesmas sidomulyo barat
dikonsultasikan kembali kepada pihak
kota pekanbaru yang tidak menempatkan
terkait seperti dokter terutama muncul
gaji atau imbalan sebagai faktor paling
suatu keragu-raguan dalam diri pegawai.
utama tetapi lebih kepada kenyamanan
tugas-tugas
Berdasarkan
yang
uraian
hendak
di
atas,
dalam bekerja seperti ditunjukkan dalam
dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya
gaya kepemimpinan transformasional.
kepemimpinan
Dari
hasil
analisis
memperlihatkan
penelitian
bahwa
kepemimpinan
gaya
transformasional
transformasional
diterapkan di puskesmas sidomulyo barat
kota
pekanbaru
meningkatkan
pegawai. Hal itu
pegawai. Hasil penelitian
meningkatnya
sesuai
dengan hasil penelitian Fuller et. al
dalam
(1999).
hasil penelitian yang
Pegawai
menunjukkan
mengatasi
Dari
dilakukannya,
kepemimpinan
berpengaruh
gaya
transformasional
lebih
kuat
dalam
telah
efektivitas
berpengaruh terhadap efektivitas kinerja
ini
yang
menjalankan
setiap
kinerja
dapat dilihat dari
ketrampilan
juga
mampu
pegawai
tugas-tugasnya.
semakin
kesulitan
mampu
yang
ditemukan di lapangan. Selain itu, pegawai
mampu
menjalankan
tugas-tugasnya
meningkatkan
kompetensi
pegawai
secara bertanggung jawab karena Kepala
dibandingkan
dengan
gaya
puskesmas selama ini memperlakukan
pegawai sebagai mitra yang juga harus
pegawai terhadap pegawai dalam
bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang
menjalankan tugasnya dan pihak
dijalankan.
puskesmas lebih banyak memberikan
peluang kepada pegawai
dalam
memberikan suara
dan pendapat
sebagai
bahan
pertimbangan
dilakukan pada pegawai puskesmas rawat
dalam
menentukan
inap sidomulyo barat kota Pekanbaru,
puskesmas. Dan pihak
maka dapat
lebih
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dibuat
kesimpulan hasil
penelitian, sebagai berikut :
gaya
puskesmas
kemampuan
pemimpin yang mampu melakukan
1. Terdapat pengaruh yang signifikan
antara
menekankan
kebijakan
kepemimpinan
pendekatan secara individu seperti
memberikan arahan secara individu,
transformasional terhadap efektifitas
dan
kinerja pegawai puskesmas rawat
motivasi
inap
misalnya menumbuhkan motivasi
sidomulyo
pekanbaru.
barat
Bekerjanya
kota
fungsi
kemampuan
menumbuhkan
inspirasional
yang positif dalam diri
pegawai
pegawai
kepemimpinan transformasional ini
seperti penghayatan terhadap nilai-
pada peningkatan efektifitas kinerja
nilai kerja dan tanggung jawab.
berdasarkan upaya pemimpin untuk
memberikan
motivasi
untuk
meningkatkan prestasi dalam bekerja
sebagai
bagian
dari
organisasi
sehingga pegawai mengembangkan
kinerja
dengan
bersama-sama
mewujudkan tujuan organisasi.
2. Hasil
penelitian
memperlihatkan
faktor peningkatan prestasi kerja
dalam kepemimpinan di puskesmas
rawat
inap
berpengaruh
terhadap
pegawai.
sidomulyo
positif
barat
signifikan
efektivitas
kinerja
Oleh karena itu, pihak
puskesmas
lebih
kepercayaan
dan
memberikan
reward
kepada
DAFTAR RUJUKAN
Bass, Bernard M., Avolio, Bruce J.,
Jung, Dong I., and Berson, Y.
(2003).
Predicting
unit
performance
by
assessing
transformational and transactional
leadership. Journal of Applied
Psychology, 88 (2), 207-218.
Danim,
Sudarwan.
(2004).Motivasi
Kepemimpinan
dan
Efektivitas
Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.
Kerlinger, Fred, N. (2004). Azas-azas
Penelitian Behavioral (Penerjemah :
Landung
R.
Simatupang).
Yogyakarta: BPFE-UGM.
Kuswadi.
(2004).
Cara
mengukur
kepuasan karyawan. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Umar, Husein. 2010. Desain Penelitian
MSDM dan Perilaku Karyawan.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Wibowo.
(2013).
Perilaku
dalam
Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.