REKAYASA ENERGI PADA LAMPU DARURAT DI RU

REKAYASA ENERGI PADA LAMPU DARURAT DI RUANG
TUNGGU (HALTE) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI JOULE
THIEF
Deny Purwanto
Program Studi S1 Teknik Elektro
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Kampus 2 : Jl. Raya Gelam 250 Candi
Email : denypurwanto28@gmail.com
Dosen Pembimbing : Sy. Syahrorini, ST, MT
Abstrak

Perkembangan teknologi informasi mendorong tumbuh kembangnya Disaat musim
penghujan datang dan perubahan cuaca yang tidak menentu, sering kali pemadamanan
listrik secara tiba-tiba maupun pemadaman bergilir, listrik mati sendiri dikarnakan ada
kabel telanjang terkena pohon basah, jika pemadan listrik berlangsung hingga berjamjam maka kegiatan kita bisa terhambat .untuk mengatasinya dibuat sistem dengan tujuan
mengefisiensikan proses penerangan lampu darurat otomatis
Dalam penelitian ini dibuat suatu sistem otomatis rekayasa energi menggunakan
tegnologi joule thief. Untuk mempermudah penerangan di ruang tunggu halte secara
mudah dan efisien dengan menggunakan mikrokontroller AT89S52 sebagai control
utamanya dan memakai 100 buah LED superbright sebagai penerangan, menggunakan
joulethief sebagai penghemat daya baterai dikarnakan sesunguhnya LED tidak di berikan

tegangan dc terus menerus tetapi di berikan tegangan 1/25.000 detik dengan lebar pulsa
kecil tetapi led akan terkesan menyala terus.sehingga tidak bisa d lihat dengan kasap
mata kalau berkedip,dengan solar sell 10 wp sebagai sumber tegangan utama untuk
merubah panas sinar matahari dan akan disimpan ke dalam baterai sehingga tidak harus
bergantung dengan listrik dari PLN, di lengkapi dengan running text 8x64 sebagai sarana
informasi bagi calon penumpang bus, Sistemasi mikrokontroler sebagai timer, yang
sudah mengkondisikan ke 3 relay pada kondisi normali close,lalu hasil yang didapat
ketika relay 1 menyambungkan running text akan menyala, kemudian relay ke 2 pada
kondisi normali close, lampu dalam ruangan akan menyala, serta relay 3 juga pada
kondisi normali close sehingga lampu sudut luar ruangan akan menyala, dan begitu terus
selanjutnya hingga waktu setting running text akan menyala pada pukul 06.00-20.00,
lampu led di dalam ruangan halte akan menyala pada pukul 17.00 – 20.00, dan lampu
led di sudut pada luar ruangan akan menyala pada pukul 17.00 – 05.00, dengan daya
keseluruhan 42 watt.
Kata Kunci: Rekayasa energi, Mikrokontroller AT89S52, Joule thief, Solar sell 10Wp

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO


1

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini, untuk
memperoleh sumber tenaga listrik sangatlah muda di dapat Misalkan dari PLN (Perusahaan
Listrik Negara) pada umumnya. Tetapi sumber tenaga listrik dari PLN (Perusahaan Listrik
Negara) juga sering mengalami padam. Untuk melayani sistem kelistrikan pada ruang tunggu
penumpang (halte) maka perlu di pasang lampu darurat.
Lampu darurat pada umumnya menggunakan sebuah baterai sebagai sumber energi
untuk menghasilkan tegangan dan di salurkan kepada lampu LED (Light-Emitting Diode )
untuk memperoleh cahaya sebagai penerangan lingkungan sekitar. baterai adalah sebuah
komponen elektronika berfungsi sebagai sumber tegangan energi. Namun demikian, baterai
juga memiliki kemampuan terbatas untuk menyimpan daya dan tegangan. Semakin besar
daya dan tegangan di simpan semakin besar pula bentuk fisik dari baterai tersebut.
Teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini telah mengalami kemajuan sehingga
dirancanglah sebuah lampu darurat otomatis menggunakan teknologi joule thief berbasis
mikrokontroller AT89S52. joule thief yakni rangkaian untuk menaikkan atau
melipatgandakan tegangan. Rangkaian ini bisa mengoprasikan rangkaian atau komponen
lain dengan tegangan sumber yang kurang dari dibutuhkan oleh komponen. Rangkaian joule

thief ini melipat gandakan tegangan dengan memanfatkan sistem kerja dari induktor.
Induktor adalah sebuah komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan energi pada
medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasnya. Kemampuan induktor
untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan henry.
Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi
kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet di dalam kumparan.sehinnga bisa
meningkatkan arus yang dikeluarkan batrei 10 kali lipat. Lampu darurat ini tidak
menggunakan asupan energi listrik dari PLN, namun dengan menggunakan solar sell 10 Wp
energi panas sinar matahari akan diubah menjadi sumber energi listrik sebagai sumber
tegangan utama lampu darurat. Memakai mikrokontroller AT89S52 sebagai pengontrol,
lampu darurat ini bekerja secara otomatis sesuai dengan settingan timer yang ditentukan.
Solar cell akan dikombinasikan dengan kontrol panel surya sehingga mendapatkan tegangan
keluaran 12v, dan akan di salurkan kedalam rangkaian regulator tegangan untuk
mengaktifkan rangkaian timer dari AT89S52, setelah mendapatkan perintah dari AT89S52
relay akan menghubungkan tegangan yang akan masuk kedalam rangkaian joule thief, dan
akan mengaktifkan led sesuai dengan program timer pada mikrokontroller AT89S52.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang yang di ambil diperoleh rumusan masalah yaitu bagaimana cara
untuk merancang dan membuat sistem lampu darurat otomatis menggunakan teknologi joule
thief berbasis mikrokontroller AT89S52?

1.3 Batasan Masalah
1. Sistem rekayasa energi pada lampu darurat menggunakan panel surya, mikrokontroller
dan rangkaian joule thief sebagai pengontrol timer dan sensor NTC sebagai pengontrol
suhu

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2

2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian untuk pengumpulan data dilaksanakan di halaman rumah, yang
berlokasi di Ds. Balongtani Rt05 Rw02, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo. Waktu penelitian
dilaksanakan selama 1 bulan, mulai 1 April 2016 s/d 30 April 2016.
2.2 Komponen Bahan dan Alat Perancangan
2.2.1 Desain Halte
Pada konstruksi mekanik digunakan bahan dasar akrilik/mika, alumunium siku,
triplek, cat pilox dimana bahan ini dipotong dan dirangkai sedemikian rupa sehingga

diharapkan menjadi bentuk halte bis dengan ukuran 70x85x80 cm.

Gambar 2.1 Halte dengan ukuran 70x85x80 cm

2.2.2 Mikrokontroler AT89S52
Mikrokontroller AT89S52 merupakan pengembangan dari mikrokontroler MCS51. Mikrokontroler ini biasa disebut juga dengan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan
8 Kbyte yang dapat dIprogram sampai 1000 kali pemograman. Selain itu AT89S52
juga mempunyai kapasitas RAM sebesar 256 bytes, 32 saluran I/O, Watchdog timer,
dua pointer data, tiga buah timer/counter 16-bit, Programmable UART (Serial Port).
Memori Flash digunakan untuk menyimpan perintah (instruksi) berstandar MCS-51,
sehingga memungkinkan mikrokontroler ini bekerja sendiri tanpa diperlukan tambahan
chip lainnya (single chip operation),

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

3

Gambar 2.2 Mikrokontroler AT89S52


2.2.3 Sensor NTC (Negative Coefisien Temperature)
termistor NTC (Negative Temperatur e Coefisien) adalah resistor dengan
koefisien temperatur negatif yang sangat tinggi. Termistor jenis ini dibuat dari oksida
dari kelompok elemen transisi besi ( misalnya FE 2O3, NiO CoO dan bahan NTC yang
lain). oksida ini mempunyai resistivitas yang sangat tinggi dalam zat murni, tetapi bisa
ditransformasikan kedalam semi konduktor dengan jalan menambahkan sedikit ion –
ion lain yang valensinya berbeda.

Gambar 2.3 Sensor NTC (Negative Coefisien Temperature)

2.2.4 LED dot matriks layar
Dalam layar dot matrix, beberapa LED yang kabel bersama-sama dalam baris
dan kolom. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan jumlah pin yang diperlukan untuk
mengusir mereka. Misalnya, 8 × 8 matriks LED (ditampilkan di bawah) akan
membutuhkan 64 I / O pin, satu untuk setiap pixel LED. Dengan kabel semua anoda
bersama-sama dalam baris (R1 melalui R8), dan katoda dalam kolom (C1 melalui
C8), jumlah yang diperlukan pin I / O dikurangi menjadi 16. Setiap LED ditujukan
demi baris dan jumlah kolom.


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

4

Gambar 2.4 Dot matrix 8x8 layar

2.2.5 LCD 16x2
LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu bagian dari modul peraga yang
menampilkan karakter yang diinginkan Layar LCD menggunakan dua buah lembaran
bahan yang dapat mempolarisasikan dan Kristal cair diantara kedua lembaran
tersebut. Kegunaan LCD banyak sekali dalam perancangan suatu sistem dengan
menggunakan mikrokontroler. LCD dapat berfungsi menampilkan suatu nilai hasil
sensor, menampilkan teks atau menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler.

Gambar 2.5 LCD 16x2

2.2.6 Modul Relay
Relay adalah saklar magnetik yang memiliki bebrapa terminal. Beberapa

terminal tersebut berupa terminal NO (Normally Open) dan NC (Normally Close).
Prinsip kerja relay adalah memutus dan menghubungkan arus listrik yang berada pada
kontak kontak tersebut. Dengan cara memberi catu daya listrik pada kumparan kawat
(koil) yang berada pada suatu inti besi lunak dalam relay. Ketika relay bekerja, maka
kontak-kontak berubah keadaan dari NC menjadi NO, dan NO menjadi NC.

Gambar 2.6 Relay
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

5

2.2.7 LED (Light Emiting Diode)
LED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah satu komponen
elektronik yang tidak asing lagi di kehidupan manusia saat ini. LED saat ini sudah
banyak dipakai, seperti untuk penggunaan lampu permainan anak-anak, untuk ramburambu lalu lintas, lampu indikator peralatan elektronik hingga ke industri. dan
berbagai perangkat elektronik lainnya sebagai indikator bahwa sistem sedang berada
dalam proses kerja, dan biasanya berwarna merah atau kuning. LED ini banyak
digunakan karena komsumsi daya yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan beragam

warna yang ada dapat memperjelas bentuk atau huruf yang akan ditampilkan. dan
banyak lagi

Gambar 2.7 Led Emiting Diode

2.2.8 Solar Cell 10 WP
. Pembangkit listrik tenaga surya konsepnya sederhana. Yaitu mengubah
cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu
bentuk energi dari sumber daya alam. Ketika cahaya matahari mengenai susunan
positive- negative junction maka akan mendorong bergerak elektron kutub positive
menuju kutub negative, dan selanjutnya di manfaatkan menjadi listrik. Sel surya ini
dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil
dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar.

Gambar 2.9 Solar Cell 10 WP

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO


6

2.3 Perancangan
2.3.1 Blog Diagram Sistem
sistem lampu darurat otomatis. Sistem ini dirancang dan dikendalikan oleh
mikrokontroller AT89S52 sebagai pusat pengendali, setelah panel solar cell
menerima sinar matahari, energi panas matahari lalu diubah menjadi energi listrik,
yang akan menjadi sumber tegangan utama mikrokontroller AT89S52, lalu akan di
tampilkan di LCD arus masuk dan settingan timer. Setelah disetting maka AT89S52
akan mengintruksi relay untuk menjalankan rangkaian joule thief dan menyalakan
100 LED superbright. rangkaian joule thief. akan melipat gandakan tegangan.
Rangkaian ini bisa mengoprasikan rangkaian atau komponen lain dengan tegangan
sumber yang kurang dari dibutuhkan oleh komponen

Gambar 2.10 Blog Diagram Sistem

2.3.2 Flowchart Sistem
Setelah program sudah di tulis kedalam code vision AVR kemudian di compile
program kedalam khazama lalu masuk ke rangkaian AT89S52 untuk membaca
perintah yang telah di tulis dalam bahasa c code vision AVR. Serta pemasangan relay

disini berfungsi untuk menghubung dan memutus arus yang akan masuk kedalam
rangkaian joule thief, jika waktu menunjukan pukul 17.00-06-00 akan menyala dan
akan mati pada pukul 05.00-17.00 sesuai dengan settingan RTC.

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

7

Gambar 2.11 Flowchart Sistem

3. HASIL DAN ANALISA SISTEM
3.1 Hasil Sistem Saat Running
Prototype halte dengan ukuran 70x85x80 cm. Menggunakan mikrokontroler
AT89S52, sebagai sistem kontrolnya, didalamnya terdapat 100 buah LED dengan 5
sudut ruang yang berbeda dan dibagian luar terdapat running text dot matrix dengan
ukuran 8x64.

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

8

Gambar 3.1 Sistem Running 1
Pada saat solar sell mendapatkan sinar UV dari matahari dari jam 07.00
sampai dengan jam 17.00, kemudian elektron-elektron di dalam solar sell akan
menangkap lalu mengkonversikan energi panas yang didapat dari sinar matahari
kemudian dirubah menjadi energi listrik dan akan masuk ke dalam control panel surya
untuk di stabilkan tegangannya..

Gambar 3.2 Sistem Running 2

Ketika control panel mendapat input tegangan dari solar sell lampu merah kuning
hijau akan mnyala. Dan akan melakukan pengisian kedalam baterai, bila sudah
mencapai tegangan baterai 12v, rangkaian ini otomatis akan menghentikan proses
pengisian baterai. Sebaliknya apabila tegangan baterai turun / drop hingga 11 Volt ,
maka controller akan memutus tegangan sehingga baterai tidak sampai habis.

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

9

Gambar 3.3 Sistem Running 3
Mickrokontroler akan membaca perintah dari program bahasa c, untuk timer pada
lampu pada ruang tunggu halte, setelah mikrokontroller akan mengkondisikan relay pada
kondisi normali close yang akan ditampilkan pada lcd 16x2, kemudian relay 1 juga
menjadi normali close maka running text akan menyala.

Gambar 3.4 Sistem Running 4

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

10

Sistemasi mikrokontroler sebagai timer, yang sudah mengkondisikan ke 3 relay
pada kondisi normali close,lalu hasil yang didapat ketika relay 1 menyambungkan
running text akan menyala, kemudian relay ke 2 pada kondisi normali close, lampu
dalam ruangan akn menyala, serta relay 3 juga pada kondisi normali close sehingga
lampu sudut luar ruangan akan menyala, dan begitu terus slanjutnya hingga waktu
setting running text akan menyala pada pukul 06.00-20.00, lampu led di dalam ruangan
halte akan menyala pada pukul 17.00 – 20.00, dan lampu led di sudut pada luar ruangan
akan menyala pada pukul 17.00 – 05.00.

Gambar 3.4 Running Sistem 5
3.2 Hasil Analisa Sistem
Perhitungan Lama Waktu Pengisian Aki
Untuk menghitung waktu pengisian baterai beberapa hal yang harus diperhatikan
adalah sebagai berikut:
1. Voltase baterai 12 Volt.
2. Banyak baterai yang akan diisi ulang, 1 buah .
3. Bapasitas baterai 1 aki 3,5 Ah
4. Lama waktu pengisian yang dibutuhkan 5 jam)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

11

I = 3,5 Ah/ 5 jam = 0,7mA
NB : Tambahkan 20% untuk diefisiensi aki, Kuat Arus yang dibutuhkan untuk pengisian 5
jam :
0,7 mA + 20% (0,14)= 0,84 mA
Berapa watt charger yang dibutuhkan untuk mengisi aki 3,5Ah selama 5 jam :
Diketahui tegangan standart charger Aki = 13,8 Volt
P=VxI
= 13.8 Volt x 0,84 mA
= 11,592 Watt
Berarti yang dibutuhkan untuk mengisi aki dengan waktu 5 jam adalah charger dengan
spesifikasi:
Arus Output sebesar 0,84 mA dan Output tegangan sebesar 13,8 Volt. Dan lama waktu
pengisihan 5 jam.
NB : Terlalu besar pengisi daya dapat merusak baterai dan terlalu kecil akan memakan waktu
lebih lama untuk pengisian ulang baterai.

Perhitungan Lama Pemakaian Baterai
Perhitungan berapa lama baterai dapat mem-backup beban :
Rumus dasar mencari daya watt;
W=VxI
= 12 X 2,35A
= 42 watt
Rumus dasar :
P=VxI
V = P/I
I = P/V
Dimana :

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

12

I = Kuat Arus (Ampere)
P = Daya (Watt)
V = Tegangan (Volt)
Misalnya :
- Beban 42 Watt.
- Aki yang digunakan 12 V/3,5 Ah.
Maka didapat :
I = 3,5 W/12 V = 0,291mA
Waktu pemakaian = 3,5 Ah/0,291mA = 12,027 jam
jam - dieffisiensi Aki sebesar 20 %(2,4054)
= 12,027jam - 2,4054
= 9,622Jam ( 9 Jam 6 Menit 22 Detik )
NB : Jadi lama ketahanan baterai ditentukan oleh besarnya Kapasitas Ampere baterai dan
berapa watt beban.
3.3 Hasil Analisa
Lampu darurat otomatis di ruang tunggu halte ini akan melakukan proses pengaktifan
dan penonaktifan keluaran relay yang berjumlah 3 titik. Prosesnya yaitu dengan cara
menyimpan waktu aktif dan waktu tidak aktif masing – masing relay ke dalam RAM internal
IC pewaktu RTC. IC pewaktu ini digunakan untuk menghasilkan perubahan waktu yang
akurat, jika ingin membuat sendiri sistem pewaktu menggunakan mikrokontroler sebenarnya
dapat dilakukan. Akan tetapi timer yang dihasilkan akan berkurang akurasinya, karena sistem
pewaktu mikrokontroler akan terpengaruh oleh subrutin – subrutin seperti delay (waktu
tunda) dan pemanggilan ke subrutin lainnya seperti menampilkan data ke LCD serta proses
scanning tombol (push button) ataupun pada saat pengaktifan relay. Oleh karena itu pada alat
ini memerlukan IC pewaktu yang akan bekerja sendiri setelah nilai waktu diatur melalui
program, dan otomatis data waktunya akan terperbaharui sesuai standar pewaktu.
Mikrokontroler AT89S52 digunakan untuk mengambil data pada RTC dengan cara seperti
mengakses memori eksternal, variable waktu jam, menit, dan yang lainnya sudah otomatis
tersimpan pada alamat RAM RTC DS12C887. Nilai ini dapat sewaktu – waktu diambil oleh
mikrokontroler, tentu saja mengambilnya secara bergantian pada setiap alamat RAM internal
RTC dan pada alamat RAM berikutnya. Setiap 1 byte RAM internal RTC mewakili satu
waktu,
Lampu darurat ini tidak menggunakan asupan energi listrik dari PLN, namun dengan
menggunakan solar sell 10 Wp energi panas sinar matahari akan diubah menjadi sumber
energi listrik sebagai sumber tegangan utama lampu darurat. Memakai mikrokontroller
AT89S52 sebagai pengontrol, lampu darurat ini bekerja secara otomatis sesuai dengan
settingan timer yang ditentukan. Solar cell akan dikombinasikan dengan kontrol panel surya

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

13

sehingga mendapatkan tegangan keluaran 12v,lalu disimpan dalam baterai dan akan di
salurkan kedalam rangkaian regulator tegangan untuk mengaktifkan rangkaian timer dari
AT89S52, setelah mendapatkan perintah dari AT89S52 relay akan menghubungkan tegangan
yang akan masuk kedalam rangkaian joule thief, dan akan mengaktifkan led sesuai dengan
program timer pada mikrokontroller AT89S52.
Sistem mikrokontroler sebagai timer, yang sudah mengkondisikan ke 3 relay pada
kondisi normali close,lalu hasil yang didapat ketika relay 1 menyambungkan running text
akan menyala, kemudian relay ke 2 pada kondisi normali close, lampu dalam ruangan akn
menyala, serta relay 3 juga pada kondisi normali close sehingga lampu sudut luar ruangan
akan menyala, dan begitu terus slanjutnya hingga waktu setting running text akan menyala
pada pukul 06.00-20.00, lampu led di dalam ruangan halte akan menyala pada pukul 17.00 –
20.00, dan lampu led di sudut pada luar ruangan akan menyala pada pukul 17.00 – 05.00.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1. Sistem rekayasa energi mampu berjalan baik dalam melakukan dan menjalan kan
rangkaian joule thief sebagai controller lampu LED dan juga running text sebagai sarana
informasi, semakin cerah sinar matahari semakin bagus pula untuk panel surya merubah
sinar matahari menjadi energi listrik, sebagai sumber tegangan dalam rekayasa energi
pada lampu darurat di ruang tunggu halte
2. Peletakan sensor yang tepat dapat membuat sistem kerja berjalan dengan baik dan bekerja
sesuai dengan sistem yang dirancang.
3. Dengan memakai 100 buah LED super bright, penerangan lampu darurat otomatis di
dalam dan luar ruangan tampak cerah dan elegant, di tambah dengan adanya running text
di atap depan halte sebagai sarana informasi bagi calon penumpang bus. Dan pengguna
jalan,
a. Saran
1. Jika ingin mempercepat proses penerangan di ruang tunggu halte, tinggal kita setting
melalui tombol yang ada pada menu UP,SET,DOWN. Jam dan menit tergantung yang kita
inginkan, lama waktu penerangan berlangsung.
2. Solar sell surya dapat diganti lebih besar dari 10 wp jika ingin mempercepat waktu lama
pengisian aki berlangsung..
3. Saat. menggunakan komponen yang memakai daya cukup besar lebih baik juga
memperhitungkan daya komponen sesuai dengan daya batterai yang di pakai.

DAFTAR PUSTAKA

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

14

Isaac Aunkust, “A Microcontroller-Based Solar Panel Racking System”, American Society
for Engineering Education, 2007.
Sandi Irawan,2010 Pengembangan Produk Lampu Darurat Sistem Instalasi Otomatis Dengan
Metode Design For Manufacturing And Assembly (Dfma) Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
Riyan Masjanuar,2011dimmer Lampu Pada Penerangan Ruangan Menggunakan Led Yang
Dilengkapi Dengan Otomatisasi Dan Emergency Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, INDONESIA.
I Dewa Ayu Sri Santari, (2011) Dengan Judul Studi Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya Sebagai Catu Daya Tambahan Pada Industri Perhotelan Di Nusa Lembongan
Bali,Universitas Udayana Denpasar.
http://ryokuncoro_aryo_hendrawan_wisnu_kuncoro.html di akses pada November, 22,
2010, 9:16:10 AM.
Sukmajaya Henri “Rancang bangun Sistem Pencahayaan hybrid menggunakan serat optic
dan ultrabright led”, Proyek akhir PENS-ITS.2002.
Malvino.1995.Prinsip-PrinsipElektronika.Jakarta : Erlangga.
Muhaimin. 2001. Teknologi Pencahayaan. Bandung: PT. Refika Aditama.
Andrianto Heri. 2008. Pemrograman Mikrokontroler AT89S52 Menggunakan Bahasa C
(CodeVision AVR). Bandung:Informatika bandung.

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

15