MENELISIK PENGARUH BERJALANNYA PROGRAM W
MENELISIK PENGARUH BERJALANNYA PROGRAM
WAJIB BELAJAR 12 TAHUN TERHADAP PSIKOLOGI
SEMANGAT BELAJAR SISWA SMKN 20 JAKARTA
Laporan Penelitian
Ditujukan Sebagai Keikutsertaan dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR)
Tingkat DKI Jakarta
Disusun Oleh :
Diana Maulidia
Jery Saputra
Mutia Sari
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 20 Jakarta
2010
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 20 JAKARTA
Jl. Melati No. 24 Cilandak Barat Jakarta Selatan 12430
Telp/Fax ( 021) 7694223 Email: [email protected]
Home page: www.goecities.com/smk20online
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Hasil Penelitian
Laporan Penelitian
Ditujukan Sebagai Keikutsertaan dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR)
Tingkat DKI Jakarta
Disusun Oleh :
Diana Maulidia
Jery Saputra
Mutia Sari
SMK NEGERI 20 JAKARTA
Pembimbing
NIP. 470068943 / 170124
Kepala SMK Negeri 20 Jakarta
NIP. 130873020 / 132532
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak di kawasan
regional asia tenggara dan menempati peringkat ke-4 di kawasan internasional setelah china,
amerika serikat dan india, serta memiliki wilayah negara yang cukup luas yang memberikan
keuntungan sumber daya yang berlimaph bagi negara indonesia, baik itu sumber daya
manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) yang dapat mendorong bangsa indonesia
menjadi negara yang maju jika dapat mendapatkan sumber daya tersebut secara maksimal.
Selain jumlah sumber daya nya yang sangat berlimpah, indonesia juga berada di kawasan
yang amat menguntungkan, karena berada pada titik tengah jalur perdagangan internasional
yang dapat dijadikan sumber pemasukan bagi negara yang besar yaitu dari pajak-pajak yang
dihasilkan oleh lalu-lintas perdagangan tersebut. Negara indonesia juga diprediksi oleh
berbagai lembaga kependudukan internasional dan nasional akan mengalami suatu
fenomena kependudukan pada tahun 2020-2030 yang dinamakan dengan “bonus
demografi”, dimana pada tahun 2020-2030 tersebut negara indonesia akan memiliki jumlah
penduduk produktif pada usia 16-64 tahun lebih banyak dari pada golongan lainnya, yaitu
golongan penduduk belum produktif 0-15 tahun dan penduduk tidak produktif 65 tahun
keatas. Namun untuk dapat mengambil keuntungan agar negara indonesia menjadi negara
yang maju pada tahun 2020-2030 tersebut, negara indonesia selain memiliki jumlah
penduduk yang banyak, tetapi juga harus memiliki jumlah penduduk pada usia produktif
yang berkualitas dalam semua aspek kehidupan di masyarakat, mulai dari aspek sosial, politik
, ekonomi, pendidikan dan keamanan. Bunus demografi yang akan terjdi di negara indonesia
pada tahun 2020-2030 harus dapat dikelola dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat,
mulai dari masyarakat kalangan bawah hingga kalangan atas , serta oleh pihak pemerintah
dan swasta harus bersama-sam dalam mengelola seluruh aspek kehidupan dengan baik guna
mempersiapkan indonesia menghadapi bonus demografi tersebut dengan sangat baik, karena
jika bonus demografi tersebut tidak dipersiapkan dengan baik , maka bukan dapat menjadikan
keuntungan bagi negara indonesia, akan tetapi menjadi bencana bancana yang besar bagi
kelangsungan hidup rakyat indonesia jika terjadi penurunan kualita pada usia produktif rakyat
indonesia. Bahaya penurunan kualitas yang sangat mengancam bagi rakyat indonesia pada
3
tingkatan usia produktif adalah seks bebas, norkoba, HIV/AIDS, dan permasalahan putus
sekolah serta menikan pada usia dini.
Pada tahun 2013 ini, pemerintah telah melakukan berbagai perubahan sistem dan
kurikulum pendidikan di indonesia, salah satu perubahan sistem yang sangat dirasakan
masyarakat adalah dengan program wajib belajar 12 tahun yang merupakan
pembaharuan dari program wajib belajar 9 tahun. Perubahan pada standar program wajib
belajar tersebut merupakan hasil dari amandemen undang-undang nomer 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional guna mempersiapkan masyarakat yang memiliki tingkat
pendidikan yang berkualitas untuk dapat memaksimalkan “bonus demografi” yang akan
terjadi di indonesia dan dapat menguntungkan negara indonesia, bukan menjadikan “bonus
demografi” tersebut sebagai bencana bagi negara indonesia karena memiliki masyarakat pada
usia produktif yang kurang berkualitas. Indonesia juga akan terlibat pada persaingan pasar
bebas nantinya pada tahun 2015 di kawasan regional asia tenggara, bahkan tidak menutup
kemungkinan menjadi tujuan pasar bebas dunia karena sangat menjanjikan bagi suatu
perdagangan.
Dengan adanya program wajib belajar 12 tahun ini, yang merupakan program yang
mewajibkan setiap warga negara indonesia bersekolah selama 12 tahun pada jenjang
pendidikan menengah, yaitu hingga sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah
kejuruan (SMK) yang telah ditetapkan oleh pemerintah , maka pada jenjang pendidikan
tersebut tidak dikenakan biaya iuran bulanan lagi bagi seluruh siswanya dan akan
ditanggungkan oleh APBN dan APBD dengan standar pembiayaan di masing-masing
daera yang berbeda. Namun pada tahun 2013 ini dengan alasan berbagai kendala , maka
sebagai awal program wajib belajar 12 tahun ini berjalan, daerah yang baru menerapkan
program ini dalah provinsi DKI Jakarta.
Pada tahun 2012 sekolah–sekolah di daerah DKI Jakarta banyak yang telah menjadi
Sekolah Standar Nasional (SSN), Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang menerapkan pungutan biaya iuran bulan bagi
setiap siswanya dengan berbada banyaknya, sesuai dari fasilitas, kegiata-kegiatan operasional
lainnya dan penambahan mata pelajaran atau les tertentu yang terdapat pada sekolah mereka.
Dengan adanya program wajib belajar 12 tahun yang memberikan kewajiban bagi seluruh
masyarakat indonesia untuk menuntaskan pendidikannya pada tingkatan sekolah menengah
tersebut, membuat sekolah-sekolah menengah yang awalnya dapat mewajibkan siswanya
untuk membayar biaya iuran bulanan tidak dapat lagi dilakukan, namun dibayarkan oleh
pemerintah sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh pemerintah di suatu propinsi
4
tersebut. Namun pada kenyataannya di lapangan dikarenakan setiap sekolah memilki
fasilitas dan kegiatan-kegiatan operasional yang berbeda
maka dengan standar
penganggungan biaya iuran siswa perbulan yang disamakan bagi seluruh sekolah, tidak
dapat menutupi biaya keuangan yang harus dikeluarkan oleh suatu sekolah agar kegiatankegiatannya dapat berjalan dengan normal, di tambah lagi dengan sekolah yang memiliki
fasilitas dan kegiatan-kegiatan yang cukup banyak , seperti ruanga yang ber-AC, mata
pelajaran atau les-les tambahan, dan pula kegiatan-kegiatan wisata pendidikan, city tour, dan
kunjungan industri bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak dapat berjalan secara
maksimal bahkan tidak berjalan sama sekali, karena di tambah dengan peraturan pemerintah
tentang program wajib belajar 12 tahun, membuat sekolah tidak diperkenankan untuk
memungut iuran kepada siswa. Akan tetapi para siswa yang telah terbiasa dengan berbagai
fasilitas yang dapat berfungsi secara maksimal seperti AC dan kegiatan-kegiatan sekolah
yang awalnya dapat berjalan dengan baik merasa kurang nyaman dan tidak terbiasa dengan
keadaan sekolah mereka, serta ditambah pula pada fakta lapangan , yang dikarenakan siswa
tidak lagi membayar iuran bulanan sekolahmembuat pola pembelajaran para guru dikelas
lebih giat dan selektif dalam proses belajar-mengajaragar siswanya tidak menyalahgunakan
program wajib belajar 12 tahun ini dan supaya pembiayaan iuran bulanan yang ditangguhkan
oleh pemerintah dari anggararn APBN dan APBD tidak menjadi sis-sia. Namun ada kalanya
siswa merasakan bahwa program wajib belajar tersebut baik mereka, akan tetapi ada
pula siswa yang merasa berbeda dan tidak nyaman dengan program wajib belajar 12
tahun ini yang berimbas pada fasilitas yang tidak berjalan secara maksimal, kegiatankegiatan sekolah yang tidak berjalan dengan baik dan ditambah pula dengan pola
pembelajaran guru-guru yang berbeda dengan sebelumnya yang lebih giat dan selektif
membuat mereka merasa tertekan.
Pelaksanaan program wajib belajar 12 tahun yang sudah dilaksanakan di SMK N 20
Jakarta yang merupakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional pada tahun 2012 lalu, akan
tetapi telah menjadi sekolah regular akibat dari putusan MK tentang pencabutan sekolah
berlogo SSN, RSBI dan RSBI, baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
kenyamanan dan semangat siswanya dalam proses belajar-mengajar di sekolah. Berdasarkan
permasalahan-permasalahan yang ada di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul
“ Menelisik Pengaruh Program Wajib Belajar 12 Tahun Terhadap Psikologi Semangat
Belajar Siswa di SMK N 20 Jakarta” dengan harapan ada perhatiaan khusus
dari
pemerintah dan segala pihak yang terkait dengan dunia pendidikan agar tujuan dari program
wajib belajar 12 tahun dapat terwujud dengan baik.
5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Apakah program wajib belajar 12 tahun mempengaruhi psikologi semangat belajar
siswa di SMK N 20 Jakarta ?
Bagaiamana program wajib belajar 12 tahun berpengaruh terhadap siswa SMK N 20
Jakarta ?
C. Batasan Masalah
Peneliti membatasi masalah pada faktor-faktor pengaruh program wajib belajar 12
tahun terhadap siswa SMK Negeri 20.
D. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pengaruh dari pelaksanaan program wajib belajat 12 tahun yang
berjalan di sekolah terhadap psikologi semangat belajar siswa SMK Negeri 20
Jakarta.
Mencari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi psikologi semangat belajar di sekolah
akibat dampak yang ditimbulkan oleh program wajib belajar 12 tahun.
E. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Kegunaan Praktis
Yakni sebagai
a. Kegunaan untuk pribadi, menambah wawasan , pengalaman serta meningkatkan
pola pikir yang rasional dan kritis terhadap berbagai kebijakan-kebijakan
pemerintang yang ada.
Kegunaan untuk masyarakat, memberikan informasi pada lembaga penyelanggara
pendidikan, masyarakat, terutama para siswa pada tingkatan pendidikan
menengah tentang pengaru penerapan program WAJIB BELAJAR 12 Tahun
tahun dan dampak yang ditimbulkan.
Memberi masukan kepada pihak terkait, dalam hal ini sekolah dan pemerintah agar
dapat memberikan kebijakan-kebijakan yang dapat menopang program WAJIB
BELAJAR 12 Tahun agar sesuai dengan tujuan dari program tersebut.
6
Mencari solusi yang tepat dalam menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi
akibat dari program wajib belajar 12 tahun yang berjalan di sekolah.
2.
Kegunaan secara teoritis, yaitu sebagai :
a.
Sumbangan pemikiran bagi pengembangan teori, khususnya terbuktinya
hubungan antara korelasional antar variabel di dalam penelitian.
Pengembangan instrumen yang dapat mengukur variabel sejenis.
Pengkajian program wajib belajar 12 tahun dan pengaruhnya yang ditimnulkan
agar tidak berdampak buruk pada siswa.
7
BAB 2
KAJIAN TEORI
1. Bonus Demografi
Bonus Demografi adalah keuntungan ekonomis yang disebabkan penurunan proporsi
penduduk muda yang mengurangi besarnya biaya investasi untuk pemenuhan kebutuhannya,
sehingga sumbernya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan keluarga
(balatbangbengkulu.files.wordpress.com/ desrianid08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/bonus
demografiAgus Supardi BKKBN Bengkulu. Sosialisasi Hasil Penetapan Parameter
Masalah Kependudukan dan Program KB Provinsi Bengkulu Tahun 20102035 dengan TFR
2.5).
Hubungan bonus demografi, pertumbuhan penduduk, dan petumbuhan ekonomi di
Indonesia adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan penduduk usia muda mengalami
penurunan dan pada keadaan ini Indonesia harus menaikkan pertumbuhan penduduk usia
tenaga kerja agar pertumbuhan ekonomi lebih dapat tercapai karena pada saat bonus
demografi inilah tanggungan pada kebutuhan usia muda rendah. Bonus demografi dapat
diterapkan di Indonesia, karena dalam sejarahnya Indonesia juga mengalami pertumbuhan
penduduk seperti di Negara lain hanya saja di Indonesia harus lebih meningkatkan peranan
wanita. Seperti berlakunya KB, peningkatan modal tenaga kerja dan pendidikan serta
kesehatan sebelum bonus demografi itu datang.
Yang terjadi apabila bonus demografi tidak dapat dimanfaatkan dengan baik maka
Indonesia akan kehilangan kesempatan yang berharga untuk memperbaiki serta
meningkatkan pertumbuhan ekonominyadan yang akan terjadi juga yaitu jumlah penduduk
usia muda akan meningkat lebih tinggi dan jumlah penduduk lansia yang berakibat
bertambahnya tanggungan untuk mereka.
2. Wajib Belajar 12 tahun
Wajib Belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh Warga Negara
Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah. (Pasal 1 Angka 18 UU Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Suatu Negara yang melaksanakan Wajib Belajar
ditingkat Sekolah dasar misalnya akan mewajibkan setiap anak yang berusia 6 tahun ( dengan catatan
ada surat dari psikolog, tutor paud ) atau 7 samapi 12 tahun untuk bersekolah di sekolah dasar, apabila
8
Wajib Belajar dilaksanakan sampai tingkat SMP( Sekolah Menengah pertama) maka setiap anak yang
berusia 6 atau 7 samapai 14 atau lebih wajib bersekolah samapi tingkat SMP.
Sejalan dengan penjelasan diatas maka tidak seorangpun yang dapat lepas dari pelaksanaan Wajib
Belajar, terkecuali tentunya bagi mereka yang benar – benar tidak dapat dikenakan wajib Belajar
( bersekolah) karena alasan Jasmaniah atau Rokhaniah. Negara – negara yang telah maju, misalnya
negara- negara di Ertopa, Australia, Jepang dan Amerika Serikat telah melaksanakan Wajib Belajar
sampai tingkat SMP, bahkan beberapa negara diantaranya telah pula melaksanakan wajib belajar
sampai SMA.Wajib belajar sebagai program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga
negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah danpemerintah daerah. Wajib belajar berfungsi
mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi
setiap warga negara indonesia. Wajib belajar bertujuan memberikan pendidikan minimal bagi warga
negara Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di dalam
masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sementara itu latar belakang terjadinya program wajib belajar 12 tahun adalah Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik
Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Penjabaran dari tujuan tersebut telah tercantum
pada`pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran”
dan ayat (2) menyebutkan “Pemerintah mengusahakan dan meyelengarakan satu sistem pengajaran
nasional yang diatur dengan Undang-undang”.
Dalam konteks otonomi daerah maka pengelolaan urusan pendidikan dasar dan menengah telah
menjadi urusan pemerintah kab./kota. Hal ini harus disikapi secara cerdas agar pelimpahan ini tidak
hanya menjadi pemindahan permasalahan pendidikan dari pusat ke daerah tetapi lebih kepada upaya
bersama dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan secara adil dan merata bagi warganya.
Rencana wajib belajar 12 tahun yang dirintis lewat program pendidikan menengah universal 2013
disambut beragam respons. Ada daerah yang menggulirkan program serupa dan ada yang menunggu
tambahan dana pendamping dari pemerintah kota/kabupaten.
Di DKI Jakarta, pendidikan menengah jenjang SMA/SMK negeri mulai digratiskan pada tahun
ajaran 2012/2013. Sekolah-sekolah pemerintah, termasuk rintisan sekolah bertaraf internasional
(RSBI), ada yang tak memungut iuran bulanan siswa. Untuk program ini, Pemerintah Provinsi
(Pemprov) DKI Jakarta memberikan bantuan operasional Rp 400.000 per siswa per bulan.Adapun
dana rintisan bantuan operasional sekolah (BOS) dari pemerintah pusat sebesar Rp 10.000 per siswa
per bulan. Kebijakan Pemprov DKI yang melarang pungutan pada siswa jenjang pendidikan
menengah berdampak di sejumlah sekolah. RSBI yang dana operasionalnya tidak dapat berjalan
dengan baik.
9
Di beberapa sekolah RSBI di Jakarta, iuran bulanannya Rp 600 ribu per bulan, sedangkan
sumbangan awal tahun siswa baru mencapai Rp 7 juta. Kebutuhan membayar listrik sekolah saja Rp
50 juta per bulan.
3. Psikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental.
Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi
merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. (Plato dalam buku Psikologi Umum oleh
Kartini Kartono pada tahun 1996) psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat,
dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan).
4. Semangat
Semangat adalah pusat penggerak, yang membentuk kepribadian, dan yang mengawasi
organ-organ tubuh. Semangat merupakan bahan bakar jiwa dan kekuatan yang berkobarkobar, yang akan menggerakkan pemiliknya untuk melompat cukup tinggi, dan memburu
nilai-nilai kemuliaan.
5. Belajar
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuankemampuan yang lain.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi belajar menurut beberapa ahli :
A. NASUTION
Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan
B. ERNEST H. HILGARD
Belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia belajar atau bila
kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu
C. NOTOATMODJO
Belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup
D. AHMADI A.
Belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia
E. OEMAR H.
Belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan
10
F. CRONBACH
Belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu menggunakan
panca indranya
G. WINKEL
Belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilakn perubahan - perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan,
dan sikap-sikap
H. NOEHI NASUTION
Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah
laku sebagai hasil terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya
perilaku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau adanya perubahan sementara karena
suatu hal
I. SNELBECKER
Belajar adalah harus mencakup tingkah laku dari tingkat yang paling sederhana sampai yang
kompleks dimana proses perubahan tersebut harus bisa dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktorfaktor eksternal
J. WHITERINGTON
Belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian sebagaimana dimanifestasikan
dalam perubahan penguasaan pola-pola respontingkah laku yang baru nyata dalam perubahan
ketrampilan, kebiasaan, kesanggupan, dan sikap
6. Siswa
Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses
dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai
pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan
edukatif/paedagogis :
1. Pendekatan sosial, siswa adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk
menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam
lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. siswa perlu
disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia kerja dan dapat
menyesuaikan diri dari masyarakat. Kehidupan bermasyarakat itu dimulai dari lingkungan
keluarga dan dilanjutkan di dalam lingkungan masyarakat sekolah. Dalam konteks inilah,
siswa melakukan interaksi dengan rekan sesamanya, guru-guru, dan masyarakat yang
11
berhubungan dengan sekolah. Dalam situasi inilah nilai-nilai social yang terbaik dapat
ditanamkan secara bertahap melalui proses pembelajaran dan pengalaman langsung.
2. Pendekatan Psikologis, siswa adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan
berkembang. siswa memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, inat, kebutuhan,
social-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu
dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi
perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya. Perkembangan
menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni adanya
perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat
keseluruhan, misalnya perkembangan intelegensi, sosial, emosional, spiritual, yang saling
berhubungan satu dengan lainnya.
3. Pendekatan edukatif/paedagogis, pendekatan pendidikan menempatkan siswa sebagai
unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan
menyeluruh dan terpadu.
12
BAB 3
PENDEKATAN PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor, 1975 dalam Lexy J.
Moleong, 2007). Tipe penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian tentang fenomena
khusus yang hadir dalam suatu konteks yang terbatas (bounded context), meski batas-batas
antara fenomena dan konteks tidak sepenuhnya jelas. Kasus itu dapat berupa individu, peran,
kelompok kecil, organisasi, komunitas, atau bahkan suatu bangsa. Kasus dapat pula berupa
keputusan, proses, kebijaksanaan, atau suatu peristiwa khusus tertentu (Punch, 1998 dalam
Kristi Poerwandari, 2005)
Populasi dan Sampel
1.Populasi
Menurut Sugiyono (2002) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Poulasi dari
penelitian ini adalah siswa SMK N 20 Jakarta serta komponen yang berhubungan
dengan program wajib belajar 12 tahun seperti kepala sekolah, wakih kesiswaan dan
kurikulum hingga guru-guru pengajar SMK N 20 Jakarta.
2.Sampel
Teknik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
metode aksidental. Teknik ini adalah teknik penentuan sample berdasarkan faktor
spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan
sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai
sample (responden). Sampel peneliti adalah 15 siswa SMK Negeri 20 Jakarta yang
merasakan program wajib belajar 12 tahun.
13
Teknik Pengumpulan Data
1. Study Literatur
Peneliti mencari teori atau landasan sebagai penguat proses penyelesaian masalah.
Teori yang penulis pilih adalah teori yang bersesuaian dengan ruang lingkup masalah
dari penelitian ini. Literatur didapatkan dari buku, wawancara langsung pada sumber
dan juga melalui internet.
2. Wawancara
Wawancara adalah peracakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk
memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu
berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu
tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain (banister dkk.,
1994)
a) Instrumen Pengumpulan Data
Didalam pedoman wawancara mendalam terdapat 3 buah indikator yang akan
peneliti gunakan untuk membuat pertanyaan wawancara. Indicator tersebut adalah :
1.
Mengerti apa yang dimaksud program wajib belajar 12 tahun dan latar
belakang diadakannya program wajib belajar 12 tahun.
Memahami pengaruh yang ditimbulkan akibat berjalannya program wajib belajar
12 tahun.
Ikut merasakan program wajib belajar 12 tahun yang ada di sekolah sesuai dengan
aturan.
b ) Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a.
Lembar wawancara pengaruh program wajib belajar 12 tahun,
Laptop untuk menginput data
Kamera digital untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan penelitian
c) Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai 15 orang siswa dari 4
jurusan yaitu Jurusan Penjualan, Administrasi Perkantoran, Perbankan Syariah, dan
Akuntansi ,lalu menarik kesimpulan dari setiap pertanyaan yang diajukan
berdasarkan lembar wawancara.
14
d) Uji Coba Pedoman Wawancara
Uji coba pedoman yang kami lakukan sebanyak dua kali ditempat yang sama
yaitu SMK N 20 Jakarta dimana pada uji coba yang pertama diketahui kurang
lengkapnya indikator dari wawancara yang mengakibatkan minimnya informasi
yang didapat oleh peneliti. Uji coba yang kedua yang dilakukan yaitu dengan
menggunakan indikator yang lebih lengkap guna memperoleh hasil wawancara
yang maksimal dan lengkap sesuai dengan bahasan yang dilakukan ditempat yang
sama yaitu SMK N 20 Jakarta.
D. Teknik Analisis Data
Analisis yang kami gunakan adalah dengan content analisis, dengan langkahlangkah sebagai berikut :
1.
Mencatat dan merekam hasil wawancara
Membuat transcript rekaman
Melengkapi catatan dengan hasil rekaman
Memilah-milah hasil yang diperoleh sesuai dengan pokok pembahasan
Melakukan reduksi data yang dicatat yaitu menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, mengorgannisir data sehingga
memungkinkan pembahasan yang panjang.
E. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013 di SMK N 20 Jakarta.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Responden
Gambaran umum responden merupakan siswa/I SMK N 20 Jakarta yang telah
merasakan pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun (WAJAR 12 Tahun), yang terdiri dari semua jurusan yang ada, yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Perbankan Syariah dan
Pemasaran. Responden yang kami teliti digunakan sebagai analisis data, serta penarikan
kesimpulan dan saran.
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Kelas
X
X
X
X
XI
XI
XI
XI
XII
XII
XII
XII
XII
XII
XII
Jurusan
Umur
Akuntansi
Administrasi Perkantoran
Perbankan Syariah
Pemasaran
Akuntansi
Administrasi Perkantoran
Perbankan Syariah
Pemasaran
Akuntansi
Administrasi Perkantoran
Perbankan Syariah
Pemasaran
Akuntansi
Administrasi Perkantoran
Perbankan Syariah
16
WAJIB BELAJAR 12 TAHUN TERHADAP PSIKOLOGI
SEMANGAT BELAJAR SISWA SMKN 20 JAKARTA
Laporan Penelitian
Ditujukan Sebagai Keikutsertaan dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR)
Tingkat DKI Jakarta
Disusun Oleh :
Diana Maulidia
Jery Saputra
Mutia Sari
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 20 Jakarta
2010
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 20 JAKARTA
Jl. Melati No. 24 Cilandak Barat Jakarta Selatan 12430
Telp/Fax ( 021) 7694223 Email: [email protected]
Home page: www.goecities.com/smk20online
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Hasil Penelitian
Laporan Penelitian
Ditujukan Sebagai Keikutsertaan dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR)
Tingkat DKI Jakarta
Disusun Oleh :
Diana Maulidia
Jery Saputra
Mutia Sari
SMK NEGERI 20 JAKARTA
Pembimbing
NIP. 470068943 / 170124
Kepala SMK Negeri 20 Jakarta
NIP. 130873020 / 132532
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak di kawasan
regional asia tenggara dan menempati peringkat ke-4 di kawasan internasional setelah china,
amerika serikat dan india, serta memiliki wilayah negara yang cukup luas yang memberikan
keuntungan sumber daya yang berlimaph bagi negara indonesia, baik itu sumber daya
manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) yang dapat mendorong bangsa indonesia
menjadi negara yang maju jika dapat mendapatkan sumber daya tersebut secara maksimal.
Selain jumlah sumber daya nya yang sangat berlimpah, indonesia juga berada di kawasan
yang amat menguntungkan, karena berada pada titik tengah jalur perdagangan internasional
yang dapat dijadikan sumber pemasukan bagi negara yang besar yaitu dari pajak-pajak yang
dihasilkan oleh lalu-lintas perdagangan tersebut. Negara indonesia juga diprediksi oleh
berbagai lembaga kependudukan internasional dan nasional akan mengalami suatu
fenomena kependudukan pada tahun 2020-2030 yang dinamakan dengan “bonus
demografi”, dimana pada tahun 2020-2030 tersebut negara indonesia akan memiliki jumlah
penduduk produktif pada usia 16-64 tahun lebih banyak dari pada golongan lainnya, yaitu
golongan penduduk belum produktif 0-15 tahun dan penduduk tidak produktif 65 tahun
keatas. Namun untuk dapat mengambil keuntungan agar negara indonesia menjadi negara
yang maju pada tahun 2020-2030 tersebut, negara indonesia selain memiliki jumlah
penduduk yang banyak, tetapi juga harus memiliki jumlah penduduk pada usia produktif
yang berkualitas dalam semua aspek kehidupan di masyarakat, mulai dari aspek sosial, politik
, ekonomi, pendidikan dan keamanan. Bunus demografi yang akan terjdi di negara indonesia
pada tahun 2020-2030 harus dapat dikelola dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat,
mulai dari masyarakat kalangan bawah hingga kalangan atas , serta oleh pihak pemerintah
dan swasta harus bersama-sam dalam mengelola seluruh aspek kehidupan dengan baik guna
mempersiapkan indonesia menghadapi bonus demografi tersebut dengan sangat baik, karena
jika bonus demografi tersebut tidak dipersiapkan dengan baik , maka bukan dapat menjadikan
keuntungan bagi negara indonesia, akan tetapi menjadi bencana bancana yang besar bagi
kelangsungan hidup rakyat indonesia jika terjadi penurunan kualita pada usia produktif rakyat
indonesia. Bahaya penurunan kualitas yang sangat mengancam bagi rakyat indonesia pada
3
tingkatan usia produktif adalah seks bebas, norkoba, HIV/AIDS, dan permasalahan putus
sekolah serta menikan pada usia dini.
Pada tahun 2013 ini, pemerintah telah melakukan berbagai perubahan sistem dan
kurikulum pendidikan di indonesia, salah satu perubahan sistem yang sangat dirasakan
masyarakat adalah dengan program wajib belajar 12 tahun yang merupakan
pembaharuan dari program wajib belajar 9 tahun. Perubahan pada standar program wajib
belajar tersebut merupakan hasil dari amandemen undang-undang nomer 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional guna mempersiapkan masyarakat yang memiliki tingkat
pendidikan yang berkualitas untuk dapat memaksimalkan “bonus demografi” yang akan
terjadi di indonesia dan dapat menguntungkan negara indonesia, bukan menjadikan “bonus
demografi” tersebut sebagai bencana bagi negara indonesia karena memiliki masyarakat pada
usia produktif yang kurang berkualitas. Indonesia juga akan terlibat pada persaingan pasar
bebas nantinya pada tahun 2015 di kawasan regional asia tenggara, bahkan tidak menutup
kemungkinan menjadi tujuan pasar bebas dunia karena sangat menjanjikan bagi suatu
perdagangan.
Dengan adanya program wajib belajar 12 tahun ini, yang merupakan program yang
mewajibkan setiap warga negara indonesia bersekolah selama 12 tahun pada jenjang
pendidikan menengah, yaitu hingga sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah
kejuruan (SMK) yang telah ditetapkan oleh pemerintah , maka pada jenjang pendidikan
tersebut tidak dikenakan biaya iuran bulanan lagi bagi seluruh siswanya dan akan
ditanggungkan oleh APBN dan APBD dengan standar pembiayaan di masing-masing
daera yang berbeda. Namun pada tahun 2013 ini dengan alasan berbagai kendala , maka
sebagai awal program wajib belajar 12 tahun ini berjalan, daerah yang baru menerapkan
program ini dalah provinsi DKI Jakarta.
Pada tahun 2012 sekolah–sekolah di daerah DKI Jakarta banyak yang telah menjadi
Sekolah Standar Nasional (SSN), Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang menerapkan pungutan biaya iuran bulan bagi
setiap siswanya dengan berbada banyaknya, sesuai dari fasilitas, kegiata-kegiatan operasional
lainnya dan penambahan mata pelajaran atau les tertentu yang terdapat pada sekolah mereka.
Dengan adanya program wajib belajar 12 tahun yang memberikan kewajiban bagi seluruh
masyarakat indonesia untuk menuntaskan pendidikannya pada tingkatan sekolah menengah
tersebut, membuat sekolah-sekolah menengah yang awalnya dapat mewajibkan siswanya
untuk membayar biaya iuran bulanan tidak dapat lagi dilakukan, namun dibayarkan oleh
pemerintah sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh pemerintah di suatu propinsi
4
tersebut. Namun pada kenyataannya di lapangan dikarenakan setiap sekolah memilki
fasilitas dan kegiatan-kegiatan operasional yang berbeda
maka dengan standar
penganggungan biaya iuran siswa perbulan yang disamakan bagi seluruh sekolah, tidak
dapat menutupi biaya keuangan yang harus dikeluarkan oleh suatu sekolah agar kegiatankegiatannya dapat berjalan dengan normal, di tambah lagi dengan sekolah yang memiliki
fasilitas dan kegiatan-kegiatan yang cukup banyak , seperti ruanga yang ber-AC, mata
pelajaran atau les-les tambahan, dan pula kegiatan-kegiatan wisata pendidikan, city tour, dan
kunjungan industri bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak dapat berjalan secara
maksimal bahkan tidak berjalan sama sekali, karena di tambah dengan peraturan pemerintah
tentang program wajib belajar 12 tahun, membuat sekolah tidak diperkenankan untuk
memungut iuran kepada siswa. Akan tetapi para siswa yang telah terbiasa dengan berbagai
fasilitas yang dapat berfungsi secara maksimal seperti AC dan kegiatan-kegiatan sekolah
yang awalnya dapat berjalan dengan baik merasa kurang nyaman dan tidak terbiasa dengan
keadaan sekolah mereka, serta ditambah pula pada fakta lapangan , yang dikarenakan siswa
tidak lagi membayar iuran bulanan sekolahmembuat pola pembelajaran para guru dikelas
lebih giat dan selektif dalam proses belajar-mengajaragar siswanya tidak menyalahgunakan
program wajib belajar 12 tahun ini dan supaya pembiayaan iuran bulanan yang ditangguhkan
oleh pemerintah dari anggararn APBN dan APBD tidak menjadi sis-sia. Namun ada kalanya
siswa merasakan bahwa program wajib belajar tersebut baik mereka, akan tetapi ada
pula siswa yang merasa berbeda dan tidak nyaman dengan program wajib belajar 12
tahun ini yang berimbas pada fasilitas yang tidak berjalan secara maksimal, kegiatankegiatan sekolah yang tidak berjalan dengan baik dan ditambah pula dengan pola
pembelajaran guru-guru yang berbeda dengan sebelumnya yang lebih giat dan selektif
membuat mereka merasa tertekan.
Pelaksanaan program wajib belajar 12 tahun yang sudah dilaksanakan di SMK N 20
Jakarta yang merupakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional pada tahun 2012 lalu, akan
tetapi telah menjadi sekolah regular akibat dari putusan MK tentang pencabutan sekolah
berlogo SSN, RSBI dan RSBI, baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
kenyamanan dan semangat siswanya dalam proses belajar-mengajar di sekolah. Berdasarkan
permasalahan-permasalahan yang ada di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul
“ Menelisik Pengaruh Program Wajib Belajar 12 Tahun Terhadap Psikologi Semangat
Belajar Siswa di SMK N 20 Jakarta” dengan harapan ada perhatiaan khusus
dari
pemerintah dan segala pihak yang terkait dengan dunia pendidikan agar tujuan dari program
wajib belajar 12 tahun dapat terwujud dengan baik.
5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Apakah program wajib belajar 12 tahun mempengaruhi psikologi semangat belajar
siswa di SMK N 20 Jakarta ?
Bagaiamana program wajib belajar 12 tahun berpengaruh terhadap siswa SMK N 20
Jakarta ?
C. Batasan Masalah
Peneliti membatasi masalah pada faktor-faktor pengaruh program wajib belajar 12
tahun terhadap siswa SMK Negeri 20.
D. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pengaruh dari pelaksanaan program wajib belajat 12 tahun yang
berjalan di sekolah terhadap psikologi semangat belajar siswa SMK Negeri 20
Jakarta.
Mencari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi psikologi semangat belajar di sekolah
akibat dampak yang ditimbulkan oleh program wajib belajar 12 tahun.
E. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Kegunaan Praktis
Yakni sebagai
a. Kegunaan untuk pribadi, menambah wawasan , pengalaman serta meningkatkan
pola pikir yang rasional dan kritis terhadap berbagai kebijakan-kebijakan
pemerintang yang ada.
Kegunaan untuk masyarakat, memberikan informasi pada lembaga penyelanggara
pendidikan, masyarakat, terutama para siswa pada tingkatan pendidikan
menengah tentang pengaru penerapan program WAJIB BELAJAR 12 Tahun
tahun dan dampak yang ditimbulkan.
Memberi masukan kepada pihak terkait, dalam hal ini sekolah dan pemerintah agar
dapat memberikan kebijakan-kebijakan yang dapat menopang program WAJIB
BELAJAR 12 Tahun agar sesuai dengan tujuan dari program tersebut.
6
Mencari solusi yang tepat dalam menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi
akibat dari program wajib belajar 12 tahun yang berjalan di sekolah.
2.
Kegunaan secara teoritis, yaitu sebagai :
a.
Sumbangan pemikiran bagi pengembangan teori, khususnya terbuktinya
hubungan antara korelasional antar variabel di dalam penelitian.
Pengembangan instrumen yang dapat mengukur variabel sejenis.
Pengkajian program wajib belajar 12 tahun dan pengaruhnya yang ditimnulkan
agar tidak berdampak buruk pada siswa.
7
BAB 2
KAJIAN TEORI
1. Bonus Demografi
Bonus Demografi adalah keuntungan ekonomis yang disebabkan penurunan proporsi
penduduk muda yang mengurangi besarnya biaya investasi untuk pemenuhan kebutuhannya,
sehingga sumbernya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan keluarga
(balatbangbengkulu.files.wordpress.com/ desrianid08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/bonus
demografiAgus Supardi BKKBN Bengkulu. Sosialisasi Hasil Penetapan Parameter
Masalah Kependudukan dan Program KB Provinsi Bengkulu Tahun 20102035 dengan TFR
2.5).
Hubungan bonus demografi, pertumbuhan penduduk, dan petumbuhan ekonomi di
Indonesia adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan penduduk usia muda mengalami
penurunan dan pada keadaan ini Indonesia harus menaikkan pertumbuhan penduduk usia
tenaga kerja agar pertumbuhan ekonomi lebih dapat tercapai karena pada saat bonus
demografi inilah tanggungan pada kebutuhan usia muda rendah. Bonus demografi dapat
diterapkan di Indonesia, karena dalam sejarahnya Indonesia juga mengalami pertumbuhan
penduduk seperti di Negara lain hanya saja di Indonesia harus lebih meningkatkan peranan
wanita. Seperti berlakunya KB, peningkatan modal tenaga kerja dan pendidikan serta
kesehatan sebelum bonus demografi itu datang.
Yang terjadi apabila bonus demografi tidak dapat dimanfaatkan dengan baik maka
Indonesia akan kehilangan kesempatan yang berharga untuk memperbaiki serta
meningkatkan pertumbuhan ekonominyadan yang akan terjadi juga yaitu jumlah penduduk
usia muda akan meningkat lebih tinggi dan jumlah penduduk lansia yang berakibat
bertambahnya tanggungan untuk mereka.
2. Wajib Belajar 12 tahun
Wajib Belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh Warga Negara
Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah. (Pasal 1 Angka 18 UU Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Suatu Negara yang melaksanakan Wajib Belajar
ditingkat Sekolah dasar misalnya akan mewajibkan setiap anak yang berusia 6 tahun ( dengan catatan
ada surat dari psikolog, tutor paud ) atau 7 samapi 12 tahun untuk bersekolah di sekolah dasar, apabila
8
Wajib Belajar dilaksanakan sampai tingkat SMP( Sekolah Menengah pertama) maka setiap anak yang
berusia 6 atau 7 samapai 14 atau lebih wajib bersekolah samapi tingkat SMP.
Sejalan dengan penjelasan diatas maka tidak seorangpun yang dapat lepas dari pelaksanaan Wajib
Belajar, terkecuali tentunya bagi mereka yang benar – benar tidak dapat dikenakan wajib Belajar
( bersekolah) karena alasan Jasmaniah atau Rokhaniah. Negara – negara yang telah maju, misalnya
negara- negara di Ertopa, Australia, Jepang dan Amerika Serikat telah melaksanakan Wajib Belajar
sampai tingkat SMP, bahkan beberapa negara diantaranya telah pula melaksanakan wajib belajar
sampai SMA.Wajib belajar sebagai program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga
negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah danpemerintah daerah. Wajib belajar berfungsi
mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi
setiap warga negara indonesia. Wajib belajar bertujuan memberikan pendidikan minimal bagi warga
negara Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di dalam
masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sementara itu latar belakang terjadinya program wajib belajar 12 tahun adalah Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik
Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Penjabaran dari tujuan tersebut telah tercantum
pada`pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran”
dan ayat (2) menyebutkan “Pemerintah mengusahakan dan meyelengarakan satu sistem pengajaran
nasional yang diatur dengan Undang-undang”.
Dalam konteks otonomi daerah maka pengelolaan urusan pendidikan dasar dan menengah telah
menjadi urusan pemerintah kab./kota. Hal ini harus disikapi secara cerdas agar pelimpahan ini tidak
hanya menjadi pemindahan permasalahan pendidikan dari pusat ke daerah tetapi lebih kepada upaya
bersama dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan secara adil dan merata bagi warganya.
Rencana wajib belajar 12 tahun yang dirintis lewat program pendidikan menengah universal 2013
disambut beragam respons. Ada daerah yang menggulirkan program serupa dan ada yang menunggu
tambahan dana pendamping dari pemerintah kota/kabupaten.
Di DKI Jakarta, pendidikan menengah jenjang SMA/SMK negeri mulai digratiskan pada tahun
ajaran 2012/2013. Sekolah-sekolah pemerintah, termasuk rintisan sekolah bertaraf internasional
(RSBI), ada yang tak memungut iuran bulanan siswa. Untuk program ini, Pemerintah Provinsi
(Pemprov) DKI Jakarta memberikan bantuan operasional Rp 400.000 per siswa per bulan.Adapun
dana rintisan bantuan operasional sekolah (BOS) dari pemerintah pusat sebesar Rp 10.000 per siswa
per bulan. Kebijakan Pemprov DKI yang melarang pungutan pada siswa jenjang pendidikan
menengah berdampak di sejumlah sekolah. RSBI yang dana operasionalnya tidak dapat berjalan
dengan baik.
9
Di beberapa sekolah RSBI di Jakarta, iuran bulanannya Rp 600 ribu per bulan, sedangkan
sumbangan awal tahun siswa baru mencapai Rp 7 juta. Kebutuhan membayar listrik sekolah saja Rp
50 juta per bulan.
3. Psikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental.
Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi
merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. (Plato dalam buku Psikologi Umum oleh
Kartini Kartono pada tahun 1996) psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat,
dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan).
4. Semangat
Semangat adalah pusat penggerak, yang membentuk kepribadian, dan yang mengawasi
organ-organ tubuh. Semangat merupakan bahan bakar jiwa dan kekuatan yang berkobarkobar, yang akan menggerakkan pemiliknya untuk melompat cukup tinggi, dan memburu
nilai-nilai kemuliaan.
5. Belajar
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuankemampuan yang lain.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi belajar menurut beberapa ahli :
A. NASUTION
Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan
B. ERNEST H. HILGARD
Belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia belajar atau bila
kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu
C. NOTOATMODJO
Belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup
D. AHMADI A.
Belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia
E. OEMAR H.
Belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan
10
F. CRONBACH
Belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu menggunakan
panca indranya
G. WINKEL
Belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilakn perubahan - perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan,
dan sikap-sikap
H. NOEHI NASUTION
Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah
laku sebagai hasil terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya
perilaku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau adanya perubahan sementara karena
suatu hal
I. SNELBECKER
Belajar adalah harus mencakup tingkah laku dari tingkat yang paling sederhana sampai yang
kompleks dimana proses perubahan tersebut harus bisa dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktorfaktor eksternal
J. WHITERINGTON
Belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian sebagaimana dimanifestasikan
dalam perubahan penguasaan pola-pola respontingkah laku yang baru nyata dalam perubahan
ketrampilan, kebiasaan, kesanggupan, dan sikap
6. Siswa
Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses
dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai
pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan
edukatif/paedagogis :
1. Pendekatan sosial, siswa adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk
menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam
lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. siswa perlu
disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia kerja dan dapat
menyesuaikan diri dari masyarakat. Kehidupan bermasyarakat itu dimulai dari lingkungan
keluarga dan dilanjutkan di dalam lingkungan masyarakat sekolah. Dalam konteks inilah,
siswa melakukan interaksi dengan rekan sesamanya, guru-guru, dan masyarakat yang
11
berhubungan dengan sekolah. Dalam situasi inilah nilai-nilai social yang terbaik dapat
ditanamkan secara bertahap melalui proses pembelajaran dan pengalaman langsung.
2. Pendekatan Psikologis, siswa adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan
berkembang. siswa memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, inat, kebutuhan,
social-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu
dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi
perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya. Perkembangan
menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni adanya
perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat
keseluruhan, misalnya perkembangan intelegensi, sosial, emosional, spiritual, yang saling
berhubungan satu dengan lainnya.
3. Pendekatan edukatif/paedagogis, pendekatan pendidikan menempatkan siswa sebagai
unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan
menyeluruh dan terpadu.
12
BAB 3
PENDEKATAN PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor, 1975 dalam Lexy J.
Moleong, 2007). Tipe penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian tentang fenomena
khusus yang hadir dalam suatu konteks yang terbatas (bounded context), meski batas-batas
antara fenomena dan konteks tidak sepenuhnya jelas. Kasus itu dapat berupa individu, peran,
kelompok kecil, organisasi, komunitas, atau bahkan suatu bangsa. Kasus dapat pula berupa
keputusan, proses, kebijaksanaan, atau suatu peristiwa khusus tertentu (Punch, 1998 dalam
Kristi Poerwandari, 2005)
Populasi dan Sampel
1.Populasi
Menurut Sugiyono (2002) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Poulasi dari
penelitian ini adalah siswa SMK N 20 Jakarta serta komponen yang berhubungan
dengan program wajib belajar 12 tahun seperti kepala sekolah, wakih kesiswaan dan
kurikulum hingga guru-guru pengajar SMK N 20 Jakarta.
2.Sampel
Teknik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
metode aksidental. Teknik ini adalah teknik penentuan sample berdasarkan faktor
spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan
sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai
sample (responden). Sampel peneliti adalah 15 siswa SMK Negeri 20 Jakarta yang
merasakan program wajib belajar 12 tahun.
13
Teknik Pengumpulan Data
1. Study Literatur
Peneliti mencari teori atau landasan sebagai penguat proses penyelesaian masalah.
Teori yang penulis pilih adalah teori yang bersesuaian dengan ruang lingkup masalah
dari penelitian ini. Literatur didapatkan dari buku, wawancara langsung pada sumber
dan juga melalui internet.
2. Wawancara
Wawancara adalah peracakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk
memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu
berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu
tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain (banister dkk.,
1994)
a) Instrumen Pengumpulan Data
Didalam pedoman wawancara mendalam terdapat 3 buah indikator yang akan
peneliti gunakan untuk membuat pertanyaan wawancara. Indicator tersebut adalah :
1.
Mengerti apa yang dimaksud program wajib belajar 12 tahun dan latar
belakang diadakannya program wajib belajar 12 tahun.
Memahami pengaruh yang ditimbulkan akibat berjalannya program wajib belajar
12 tahun.
Ikut merasakan program wajib belajar 12 tahun yang ada di sekolah sesuai dengan
aturan.
b ) Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a.
Lembar wawancara pengaruh program wajib belajar 12 tahun,
Laptop untuk menginput data
Kamera digital untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan penelitian
c) Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai 15 orang siswa dari 4
jurusan yaitu Jurusan Penjualan, Administrasi Perkantoran, Perbankan Syariah, dan
Akuntansi ,lalu menarik kesimpulan dari setiap pertanyaan yang diajukan
berdasarkan lembar wawancara.
14
d) Uji Coba Pedoman Wawancara
Uji coba pedoman yang kami lakukan sebanyak dua kali ditempat yang sama
yaitu SMK N 20 Jakarta dimana pada uji coba yang pertama diketahui kurang
lengkapnya indikator dari wawancara yang mengakibatkan minimnya informasi
yang didapat oleh peneliti. Uji coba yang kedua yang dilakukan yaitu dengan
menggunakan indikator yang lebih lengkap guna memperoleh hasil wawancara
yang maksimal dan lengkap sesuai dengan bahasan yang dilakukan ditempat yang
sama yaitu SMK N 20 Jakarta.
D. Teknik Analisis Data
Analisis yang kami gunakan adalah dengan content analisis, dengan langkahlangkah sebagai berikut :
1.
Mencatat dan merekam hasil wawancara
Membuat transcript rekaman
Melengkapi catatan dengan hasil rekaman
Memilah-milah hasil yang diperoleh sesuai dengan pokok pembahasan
Melakukan reduksi data yang dicatat yaitu menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, mengorgannisir data sehingga
memungkinkan pembahasan yang panjang.
E. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013 di SMK N 20 Jakarta.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Responden
Gambaran umum responden merupakan siswa/I SMK N 20 Jakarta yang telah
merasakan pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun (WAJAR 12 Tahun), yang terdiri dari semua jurusan yang ada, yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Perbankan Syariah dan
Pemasaran. Responden yang kami teliti digunakan sebagai analisis data, serta penarikan
kesimpulan dan saran.
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Kelas
X
X
X
X
XI
XI
XI
XI
XII
XII
XII
XII
XII
XII
XII
Jurusan
Umur
Akuntansi
Administrasi Perkantoran
Perbankan Syariah
Pemasaran
Akuntansi
Administrasi Perkantoran
Perbankan Syariah
Pemasaran
Akuntansi
Administrasi Perkantoran
Perbankan Syariah
Pemasaran
Akuntansi
Administrasi Perkantoran
Perbankan Syariah
16