Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Rumah Sakit Jiwa Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara Medan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seseorang mengalami gangguan jiwa apabila ditemukan adanya gangguan pada
fungsi mental, yang meliputi: emosi, pikiran, perilaku, perasaan, motivasi, kemauan,
keinginan, daya tilik diri, dan persepsi sehingga mengganggu dalam proses hidup di
masyarakat. Hal ini dipicu oleh adanya keinginan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia dalam mempertahankan hidup sehingga seseorang
dihadapkan

untuk

berpikir,

berkeinginan

untuk

mencapai


cita-cita

yang

mengharuskan seseorang berhubungan dengan orang lain. Jika seseorang mengalami
kegagalan dalam berinteraksi dengan orang lain, maka akan timbul respon fisiologis
maupun psikologis ketika keinginan tersebut tidak tercapai. Kondisi ini terjadi karena
seseorang tidak mau belajar dari sebuah proses interaksi dengan orang lain sehingga
tidak pernah mengukur kemampuannya dengan standar orang lain. Akibatnya,
timbullah perasaan tertekan. Hal ini ditandai dengan menurunnya kondisi fisik akibat
gagalnya pencapaian sebuah keinginan, terutama minat dan motivasi sehingga
membuat seseorang gagal dalam mempertahankan kualitas hidupnya. Perasaan
tertekan atau depresi akibat gagalnya seseorang dalam memenuhi sebuah tuntutan
tersebut akan mengawali terjadinya penyimpangan kepribadian yang merupakan awal
dari terjadinya gangguan jiwa (Nasir & Muhith, 2011).

1

Skizofrenia adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani “Schizein”
yang berarti terpisah atau pecah dan “Pherenia” yang berarti jiwa. Arti kata-kata

tersebut menjelaskan tentang karakterisik utama dari gangguan skizofrenia, yaitu
adanya pemisah antara pikiran, emosi, dan perilaku dari orang yang mengalaminya.
Gangguan skizofrenia tergolong pada gangguan psikotik, yang ciri utamanya antara
lain adalah kegagalan (Fausiah & Widury, 2008).
Kelainan jiwa ini menunjukkan gangguan dalam fungsi kognitif (pikiran)
berupa disorganisasi. Di samping itu, juga ditemukan gejala gangguan persepsi,
wawasan diri, perasaan dan keinginan. Skizofrenia ditemukan 7 per 1.000 orang
dewasa dan terbanyak usia 15-35 tahun. Pada skizofrenia tidak ditemukan banyak
kasus baru, karena skizofrenia lebih disebabkan fakor internal. Negara berkembang,
termasuk Indonesia lebih menguntungkan dibanding Negara maju, karena dukungan
keluarga yang diperlukan dalam pengobatan Skizofrenia lebih baik dibandingkan
dengan Negara yang telah maju. Stigma terhadap gangguan jiwa tidak hanya
menimbulkan konsekuensi negatif terhadap penderitanya, tetapi juga anggota
keluarga. Misalnya, sikap-sikap penolakan, penyangkalan, disisihkan, dan diisolasi.
Penderita gangguan jiwa mempunyai risiko tinggi terhadap pelanggaran hak asasi
manusia (Nazir & Muhith, 2011).
Prevelensi penderita skizofrenia di Amerika Serikat diperkirakan 1-1,5% dari
populasi. Perbedaan antara pria dan wanita terjadi pada onset dan bentuk penyakit, di
mana onset gangguan muncul lebih awal pada pria dibandingkan wanita. Puncak usia
onset pada pria adalah 15-25 tahun, sementara pada wanita 25-35 tahun. Sedangkan

onset skizofrenia sebelum usia 10 tahun atau setelah usia 50 tahun sangat jarang
2

terjadi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria lebih mungkin memunculkan
simtom negatif dibandingkan wanita, dan wanita tampaknya memiliki fungsi sosial
yang lebih baik dari pada pria (Fausiah & Widury, 2008).
Pada umumnya pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Moh. Ildrem
Medan hanya mendapatkan makanan yang disediakan dari rumah sakit dan jarang
mendapatkan makanan dari keluarga yang mengunjunginya. Pasien Skizofrenia akan
mengalami gangguan pemenuhan nutrisi yang diakibatkan oleh gangguan pikiran dan
gangguan perilaku pada biokimiawi otak dimana hal ini berdampak buruk bagi
pemenuhan nutrisinya ditandai dengan Body Mass Index (BMI) kurang dari normal.
Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya.
Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi
yang diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan kataristiknya, seperti jenis kelamin,
usia, aktivitas dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk
menghilangkan rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi
umum dari nutrisi adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh,
mengganti sel tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain. Oleh
karena itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya

(nutrien). Nutrien merupakan zat kimia organik yang ditemukan dalam makanan dan
diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. Nutrien tersebut
diabsorbsi di saluran pencernaan kemudian didistribusikan ke sel-sel tubuh lain. Di
dalam sel tubuh, nutrien digunakan untuk proses fungsional sel tersebut, sumber
energi, dan sintesis protein. Untuk itu, maka intake nutrisi ke dalam tubuh harus
adekuat. Artinya, nutrisi yang kita makan harus mengandung nutrien esensial tertentu
3

yang seimbang. Nutrien esensial tersebut meliputi karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air. Makanan yang masuk kedalam tubuh sampai di keluarkan
dari tubuh dalam bentuk sampah metabolisme terjadi melalui proses pencernaan.
Gangguan pada proses pencernaan dapat menyebabkan individu mengalami nutrisi.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya memerhatikan jumlah yang dikonsumsi,
melainkan juga perlu memerhatikan zat gizi yang mesti di penuhi. Oleh karena itu,
makanan yang dikonsumsi harus mengandung nutrien esensial yang baik bagi tubuh
(Asmadi, 2012).
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga

dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang
terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit. Makanan yang kita makan tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh dalam
bentuk energi, fungsi kelenjar, kerja hormon sebelum melalui proses pencernaan,
absorbsi, dan metabolisme. Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi fisiologi
organ tubuh, pergerakan, mempertahankan temperature, fungsi kelenjar, kerja
hormon, pertumbuhan, dan penggantian sel-sel yang rusak (Tarwoto & Wartonah,
2010).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik
untuk mengangkat judul: Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah

4

Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Rumah Sakit
Jiwa Prof. Dr. Moh. Ildrem Provinsi Sumatera Utara Medan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memberikan Asuhan
Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Gangguan Nutrisi di Rumah Sakit Jiwa

Prof Dr. H. Ildrem Sumatera Utara Medan.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan masalah gangguan
nutrisi penulis mampu :
a. Melakukan pengkajian pada Ny. R dengan prioritas masalah kebutuhan dasar
Nutrisi.
b. Menegakkan diagnosa pada Ny. R dengan prioritas masalah kebutuhan dasar
Nutrisi.
c. Menyusun rencana keperawatan pada Ny. R dengan prioritas masalah
kebutuhan dasar Nutrisi.
d. Melakukan intervensi keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang
sudah dibuat pada Ny. R dengan prioritas masalah kebutuhan dasar Nutrisi.
e. Melakukan evaluasi hasil akhir terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan pada Ny. R dengan prioritas masalah kebutuhan dasar Nutrisi.

5

C. Manfaat
Adapun yang diharapkan dari penulisan ini adalah:
1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan sebagai sumber bacaan atau referensi an
dapat mengaplikasikan NANDA, NIC, dan NOC bagi ilmu keperawatan jiwa tentang
asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan nutrisi dan dapat
dijadikan sebagai bukti dasar yang dipergunakan dalam pelajaran asuhan keperawatan
jiwa.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat membantu klien gangguan jiwa yang
mengalami gangguan nutrisi dalam meningkatkan kebutuhan nutrisi dengan
memberikan asuhan keperawatan mengenai kebutuhan dasar nutrisi.
3. Bagi Klien
Hasil asuhan keperawatan ini dapat mengetahui cara memenuhi kebutuhan
klien khususnya kebutuhan nutrisi.

6

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada An. R dengan Prioritas Masalah Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Perumahan Villa Asri Permai Pasar V Medan

1 56 80

Hubungan Status Nutrisi dengan Prestasi Akademik pada Remaja

3 72 152

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 27 56

Asuhan Keperawatan Pada Ny. C dengan Prioritas Masalah Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di RS. Dr. Pirngadi Medan

0 27 49

Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Rumah Sakit Jiwa Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara Medan

2 44 58

Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan prioritas masalah Gangguan Kebutuhan Tidur pada Klien Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara Medan

0 27 46

Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Rumah Sakit Jiwa Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara Medan

0 0 8

Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Rumah Sakit Jiwa Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara Medan

0 0 2

Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Rumah Sakit Jiwa Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara Medan

0 0 1

Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Rumah Sakit Jiwa Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara Medan

0 0 17