Peran Dprd Kota Medan Terhadap Pengawasan Kinerja Pemerintahan Kota Medan Dalam Bidang Pendidikan Tahun 2012

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Menguraikan kedudukan legislatif daerah atau dalam hal ini Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah atau disingkat DPRD dalam setiap UU atau peraturan yang
berlaku selama ini merupakan panorama yang menarik. Dalam kurun waktu 46 tahun
telah terjadi pergeseran kedudukan Pemerintah daerah dan DPRD yang cukup
fundamental. Perubahan ketentuan kedudukan DPRD dari satu peraturan ke peraturan
lainnya sangat signifikan dan selalu merupakan perubahan total, dan terkadang isi
ketentuan tersebut kembali atau mendekati kembali kepada apa yang telah diatur
sebelumnya tetapi digeser atau ditiadakan oleh peraturan penggantinya. Dalam setiap
setiap perubahan UU yang mengatur tentang pemeritahan daerah, yang otomatis ikut
mengatur tentang kedudukan DPRD, titik sentralnya ialah tentang peranan dan ruang
lingkup tugas dan hak DPRD serta peranan ketua DPRD dikaitkan dengan peranan
pemerintah daerah. 1
Dalam setiap perubahan UU tersebut mengacu tentang upaya kemandirian
tiap daerah untuk mampu berdiri sendiri dengan mengelola dan memanfaatkan
sumber daya alam tiap-tiap daerah. Kemudian ini menggeser tentang bagaimana
konsep sentralisasi selama ini dengan membangun kekuatan tiap-tiap daerah untuk
mampu bersaing dengan daerah lainnya. Seiring dengan


1

reformasi politik dan

BN. Marbun, DPRD; Pertumbuhan, Masalah dan Masa Depannya, Jakarta: Erlangga, hal 16

1

administrasi, terbitnya Undang-undang Pemerintahan Daerah Nomor 22/1999,
memindahkan urusan dan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah
menyebabkan perubahan sangat besar dalam tata hubungan pemerintah pusat-daerah.
Titik berat desentralisasi pada level pemerintah kabupaten/kota meredusir pola
kekuasaan berpangku pada pemerintah provinsi. Permasalahan demi permasalahan
muncul seiring dengan merebaknya semangat,euphoria,suka cita pemerintah
kabupaten/kota menikmati setiap sisi potensial kekayaan alamnya tanpa berpikir
bahwa sumber daya alam akan habis suatu waktu, memperluas kewenangannya
walaupun untuk itu harus bersinggungan dengan kewenangan daerah lain.
Permasalahan tersebut tidaklah belum pelik bila kita telisik lebih jauh, bahwa titik
permasalahan


paling

krusial

adalah

desentralisasi

belum

dapat

menjamin

kesejahteraan rakyat di daerah. Namun demikian, persoalan desentralisasi di masa
kini tidaklah khas karena di masa lalu, tepatnya pada periode masa pemerintahan
transisi dari Republik Indonesia Serikat ke Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2
Pemerintah lokal sebagai lembaga yang mengelola urusan – urusan yang
berkenaan dengan pelayanan publik.


Pelayanan itu dapat dijalankan dengan

perumusan dan pelaksanaan pelayanan publik. Perumusan dilaksanakan oleh lembaga
legislatif dan pelaksanaan oleh eksekutif. Sebuah kebijakan publik biasanya diawali
dengan pengambilan keputusan yang esensinya mewakili kepentingan orang banyak.
Hal ini dapat kita kita tinjau ketika perumusan tersebut didkukung oleh mayoritas.

2

Ari Dwipayana. 2000. Otonomi Versi Negara: Lappera Pustaka, hal 138

2

Kebijakan publik adalah output yang paling nyata dan yang paling utama dari setiap
sistem politik dan kebijakan publik. 3
Dalam konsep sebuah negara, selain komponen fisik tentang batasan wilayah
dan pengakuan kedaulatan dari negara lain, terdapat dua komponen lain yang menjadi
prasyarat berdirinya satu negara. Kedua komponen tersebut adalah rakyat dan
pemerintah. Pemerintah dalam arti paling dasar diterjemahkan sebagai sekumpulan

orang yang memiliki mandat yang absah dari rakyat untuk menjalankan
wewenangnya dalam urusan pemerintahan. Disini terdapat hubungan kontrak sosial
antara rakyat sebagai pemberi mandat dan pemerintah sebagai pelaksana mandat. 4
Pemerintah adalah institusi yang menyelenggarakan kewenangan politik,
ekonomi dan administratif untuk mengatur urusan negara di setiap tingkatan.
Pemerintahan merupakan mekanisme yang kompleks, yang melibatkan proses dan
institusi sebagai wahana warga dan kelompok masyarakat mengartikulasikan
kepentingan, menjalankan hak dan kewajiban, dan memediasi perbedaan-perbedaan.
Dalam perspektif ini pemerintah mencakup seluruh metode membagikan kekuasaan
dan mengatur sumber daya dan masalah publik. Pemerintah yang baik akan akan
mengalokasikan sumber daya dan masalah publik secara efisien, memperbaiki
kegagalan pasar (market failure), menyusun peraturan yang efektif dan menyediakan
kebutuhan publik yang tidak disuplai oleh pasar. 5 Pemerintahan berkenaan dengan
sistem, fungsi, cara, perbuatan, kegiatan, urusan, atau tindakan memerintah yang

3

P. Athonius Sitepu, 2012. Teori – Teori Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu, hal 6
Bayu Suryaningrat,1992. Mengenal Ilmu Pemerintahan, Jakarta: Rineke Cipta, hal 9
5

Dede Mariana & Caroline Paskarina,2008. Demokrasi dan Politik Desentralisasi, Yogyakarta : Graha
Ilmu, hal 157
4

3

dilakukan atau diselenggarakan atau dilaksanakan oleh pemerintah. Eksekutif adalah
cabang kekuasaan dalam negara yang melaksanakan kebijakan publik (kenegaraan
dan atau pemerintahan) melalui peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan
oleh lembaga legislatif maupun atas inisiatif sendiri.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah salah satu lembaga yang
mewakili seluruh lapisan masyarakat dalam pemerintahan. Namun dalam realitanya
selama ini, dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai wakil rakyat belum bisa
memberikan sumbangsih yang begitu maksimal terhadap kepentingan masyarakat.
Hal ini dapat dilihat dengan adanya kenyataan bahwa seringnya kebijakan-kebijakan
yang telah ditetapkan atau diputuskan oleh pemerintah bersama DPRD sama sekali
tidak memihak terhadap kepentingan masyarakat ataupun tidak sesuai dengan aspirasi
masyarakat.
Fungsi pengawasan merupakan fungsi manejemen yang penting yaitu untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan program pembangunan nasional, sehingga

diharapkan dengan pelaksanaan pengawasan yang efektif akan terwujud tujuan yang
dikehendaki. Peranan pengawasan di dalam pelaksanaan pembangunan adalah untuk
mendeteksi secara dini terhadap berbagai penyimpangan yang mungkin terjadi.
Berawal dari ungkapan tersebut di atas maka fungsi pengawasan patut mendapatkan
perhatian demi terselenggaranya pemerintahan yang baik dan bersih.
Pengawasan merupakan bagian penting dari proses penyelenggaraan
pemerintahan. Tanpa adanya fungsi kontrol, kekuasaan dalam sebuah Negara akan
berjalan sesuai kehendak dan interpretasi pemegang kekuasaan (power maker). Dalam
kondisi demikian, aspirasi masyarakat sebagai pemegang kedaulatan relatif

4

terabaikan. Dalam hal ini, masyarakat dapat melakukan proses litigasi (penyelesaian
sengketa tata pemerintahan) yang diselesaikan melalui proses pengadilan. Di sisi lain
adanya freies ermessen atau descreationarie (wewenang yang diberikan kepada
pemerintah untuk mengambil tindakan guna menyelesaikan suatu masalah penting
yang mendesak, tiba-tiba dan belum ada peraturannya) banyak menimbulkan sengketa
antara pemerintah dengan masyarakat, utamanya dalam dikeluarkannya suatu
keputusan. Untuk meminimalisasasi penyimpangan yang dilakukan pemerintah
(eksekutif), maka dalam menyelenggarakan pemerintahan di daerah perlu diawasi

oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Bentuk pengawasan yang dilakukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) adalah pengawasan politik yaitu pengawasan yang dilakukan oleh lembaga
legistalif (DPRD) terhadap lembaga eksekutif (kepala daerah, wakil kepala daerah,
beserta perangkat daerah) yang lebih bersifat kebijakan strategis dan bukan
pengawasan teknis maupun administrasi, sebab Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
adalah lembaga politik. Berdasarkan fungsi, tugas, wewenang dan hak yang dimiliki
Dewan Perwakilan Daerah (DPRD), diharapkan DPRD mampu memainkan perannya
secara optimal mengemban fungsi kontrol terhadap pelaksanaan peraturan daerah.
Tujuannya adalah terwujudnya pemerintahan daerah yang efisien, bersih, berwibawa
dan terbebas dari berbagai praktek yang berdedikasi korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN). 6
Berdasarkan undang – undang nomor 27 tahun 2009 pasal 341, DPRD
merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur
6

Mardiasmo, Otonomi Daerah dan Menejemen Keuangan Daerah, Andi, Yogyakarta: 2002,hlm 219

5


penyelenggaraan pemerintahan daerah. Fungsinya adalah antara lain membentuk
peraturan daerah bersama kepala daerah yang disebut fungsi legislasi, menyusun dan
menetapkan APBD bersama pemerintah daerah yang didalamnya termasuk anggaran
untuk pelaksanaan, fungsi, tugas, dan wewenang DPRD yang disebut dengan fungsi
anggaran, dan melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang,
Peraturan Daerah, keputusan kepala daerah,atau kebijakan yang ditetapkan
pemerintah daerah yang dikenal sebagai fungsi pengawasan. Fungsi pengawasa ini
dilaksanakan oleh DPRD melalui rapat kerja maupun rapat dengar pendapat. Apabila
dipandang perlu DPRD membentuk panitia khusus untuk membahas secara mendalam
terhadap suatu permasalahan.
Dalam kenyataan sehari-hari fungsi lembaga DPRD itu biasa disebut sebagai
lembaga legislatif. Namun Fungsi utama DPRD adalah untuk mengontrol jalannya
pemerintahan di Daerah. Sedangkan fungsi legislatif, posisi DPRD bukanlah aktor
yang dominan. Pemegang kekuasaan yang dominan dibidang itu tetap kepala daerah.
Bahkan dalam UU.22/1999 kepala daerah diwajibkan mengajukan rancangan
peraturan daerah dan menetapkannya menjadi peraturan daerah dengan perseujuan
DPRD. Artinya DPRD itu bertindak sebagai lembaga pengendali atau pengontrol
yang dapat menyetujui atau menolak atau menyetujui dengan perubahan-perubahan
tertentu, dan sekali-sekali dapat mengajukan usul inisiatif sendiri mengajukan
rancangan peraturan daerah.

Melihat bahwa DPRD memiliki fungsi sebagai lembaga pengontrol atau
pengawas terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah, serta pendidikan
merupakan hal penting sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik

6

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang
menyatakan bahwa “Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya.
Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya
melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh
masyarakat”. Maka DPRD mempunyai fungsi dan wewenang untuk melihat
bagaiamana penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara kontinyu dan berkala
dengan mengembangkan setiap aspek-aspek yang menunjang penerapan pendidikan
berjalan optimal di daerah.
Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa lembaga parlemen itu adalah
lembaga politik. Sifat lembaga politik itu tercermin dalam fungsinya untuk
mengawasi jalannya pemerintahan. Sesuai fungsinya sebagai lembaga pengawasan
politik yang kedudukannya sederajat dengan pemerintah daerah, maka DPRD juga
diberi hak untuk melakukan amandemen dan penolakan terhadap rancangan perda
yang diajukan pemerintah apabila perlu. Bahkan DPRD juga diberi hak untuk

mengambl inisiatif sendiri guna merancang dan mengajukan rancangan sendiri kepada
pemerintah. 7
Dengan

demikian

sudah

seharusnya

semua

anggota

DPRD

untuk

meningkatkan perannya sebagai wakil rakyat yang secara aktif mengawasi jalannya
pemerintahan daerah dengn sebaik-baiknya. Instrumen yang dapat digunakan untuk

itu adalah segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan rencana angaran
yang ditetapkan dan disepakati bersama. Yang mana sudah tentu untuk melaksanakan

7

Isbodroini, Dalam Syamsuddin Haris (Edt.). Desentralisasi. Demokratisasi dan
Akuntanbilitas Pemerintah Daerah, 2011, Jakarta: Gramedia Hal.34

7

tupoksi DPRD. Termasuk fungsi legislasi dan anggaran. Setiap anggota DPR juga
dapat mengangkat seseorang atau beberapa tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan
tugasnya.
Terkait peran DPRD kota Medan sebagai badan pengawas penyelenggara
pemerintahan harus dilakukan secara bertanggung jawab. Artinya pengawasan
terhadap kinerja pemerintahan dituntut secara profesional. Dalam menjalankan
tugasnya, pengawas pemerintahan harus sadar untuk tidak hanya berorientasi pada
hasil tetapi juga pada kebenaran dan kewajaran dalam proses pencapaiannya.
Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bertanggung jawab dan transparan akan
menumbuhkan rasa percaya masyarakat pada pemerintah daerah.
Dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik di suatu daerah,
penyelenggara pemerintahan dituntut harus mengelola sumber daya seefektif dan
seefisien mungkin. Efektif berarti setiap upaya yang dilakukan oleh pemerintah
daerah harus tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan. Efisien artinya pemerintah
daerah harus bersikap rasional dengan mempertimbangkan dari setiap sumber daya
yang dipakai. Dengan praktek yang baik dari konsep efekti dan efisien tersebut,
pemerintah daerah dapat berharap banyak akan sebuah tata kepemerintahan yang baik
di daerahnya.
Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia, baik secara luas
wilayah, komposisi penduduk, kondisi ekonomi dan faktor lainnya. Tentunya sebagai
sebuah wilayah yang cukup luas, pemerintah DPRD kota Medan memiliki tugas dan
tanggung jawab yang cukup besar dalam mengelola sistem pemerintahan di daerah.
Kota Medan memiliki hampir segala potensi yang dibutuhkan untuk menjadi

8

kotamadya yang maju dan sejahtera. Oleh karena itu dibutuhkan pemerintahan yang
dapat memaksimalkan potensi tersebut. Hal yang tidak dapat dikesampingkan adalah
adanya peran DPRD kota Medan dalam memahami pemerintahan di kota Medan
dengan baik.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik meneliti dan mengangkat
judul “Politik Lokal: Peran DPRD Kota Medan terhadap kinerja Pemerintah Kota
Medan Dalam Bidang Pendidikan Tahun 2012 “.

I. 2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah di
atas maka dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah : “Bagaimana
peran DPRD Kota Medan terhadap pengawasan kinerja Pemerintah Kota Medan
dalam bidang pendidikan tahun 2012?”.

I. 3. Pembatasan Masalah
Dalam sebuah penelitian dibutuhkan adanya pembatasan masalah terhadap
masalah yang akan diteliti. Penulis perlu membuat pembatasan masalah juga agar
hasil penelitian yang diperoleh tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai
menjadi karya tulis yang sistematis. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini
adalah penelitian ini terbatas pada pengkajian peran DPRD kota medan sebagai
lembaga legislatif dalam mewujudkan pendidikan yang baik di Kota Medan
berdasarkan peran pengawasan terhadap kinerja pemerintah kota medan.

9

I. 4 . Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :.
1.

Melihat bagaimana mekanisme DPRD Kota Medan dalam mengawasi
kinerja pemerintah Kota Medan dalam bidang pendidikan tahun 2012.

2.

Menjelaskan

hambatan dan solusi terhadap penerapan kinerja

pemerintah Kota Medan tahun 2012
I. 5 . Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat, terlebih lagi untuk
perkembangan ilmu penegetahuan. Adapaun yang menjadi manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
terhadap perkembangan dan pendalaman tentang peran pengawasan.
2. Secara kelembagaan, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada
Penyelenggara pemerintahan (DPRD kota Medan) dalam mewujudkan
pemerintahan yang tranparansi, efektif dan efisien.
3. Bagi penulis sendiri, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan
kemampuan berpikir dalam menulis sebuah karya ilmiah.

10

I. 6 . Kerangka Teori
Dalam sebuah penelitian dibutuhkan kerangka teori sebagai landasan atau
pedoman berpikir. Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi
defenisi dan proposis untuk menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan
cara merumuskan hubungan antara konsep. Ringkasnya, teori adalah hubungan suatu
konsep dengan konsep lainnya untuk menjelaskan fenomena tertentu. 8 Konsep
merupakan generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat
digunakan untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Atau

konsep

adalah suatu kata atau lambangyang menggambarkan kesamaan-kesamaan dalam
berbagai gejala walaupun berbeda. 9.

I. 6. 1. Teori Politik Lokal
Dalam menyoroti politik lokal perlu dipakai kerangka konseptual tentang
sistem politik. Sistem politik itu sendiri merupakan pendekatan baru yang dipakai
oleh para ahli ilmu sosial dalam meneliti fenomena sosial, khususnya fenomena
politik. Dikatakan baru karena sebelumnya para ahli menggunakan terminologi seperti
negara dan bangsa dalam mengadakan penelitian tentang gejala-gejala politik.
Almond and Powel dalam bukunya mengatakan bahwa “One of the basic units of
political system, then is the political role. We refer to particular sets of roles which
are related to one another as structures” 10. Jadi suatu sistem politik itu terdiri dari

8

Masri Singarimbun & Sofian Effendi,1989. Metode Penelitian Survey, Jakarta : LP3ES, hal 37
Rianto Adi,2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta : Granit, hal 27
10
Almond & Powell. 1966. Comparative Politics, A Developmental Approach. Little Brown: Boston,
Hal: 21
9

11

peran-peran yang berinteraksi dan berkaitan. Himpunan dari peran-peran itu
membentuk struktur di dalam suatu sistem politik. Dalam melakukan atau memainkan
suatu peran terjadilah aktivitas-aktivitas yang dapat dilihat dan dianalisa sebagai
sebuah struktur.
Peranan dari DPRD dalam politik lokal dapat dilihat dari fungsinya yaitu:
legislasi, budgeting, pengawasan dan fungsi-fungsi lainnya. Melalui fungsi-fungsi
legislatif yang dimiliki DPRD dapat diarahkan untuk mempengaruhi proses
penyusunan rencana pembangunan dan anggaran sehingga dapat membawa perubahan
signifikan dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat, kinerja pemerintahan dan
pertumbuhan ekonomi.
Meskipun secara teoritis dan konstitusional DPRD memiliki peranan sendiri
yang berbeda dengan peranan yang dimainkan oleh pemerintah daerah, namun secara
politik baik pemerintah daerah maupun DPRD memiliki tanggung jawab yang sama.
Keduanya adalah representasi kekuatan masyarakat, memiliki kedaulatan yang
didapat melalui prosedur demokrasi yang pada gilirannya harus dipertanggung
jawabkan melalui mekanisme pemilu. Dalam era demokrasi yang mendorong
kompetisi, keberhasilan daerah tidak lain adalah keberhasilan kolektif suatu daerah
atau masyarakat lokal yang diperbandingan dengan masyrakat derah lainnya. Pada
satu tahap, demokrasi lokal merupakan persaingan kekuatan sosial politik atau elit
politik lokal dalam memanfaatkan peluang politik yang tersedia, namun pada tahap
kedua demokratisi lokal merupakan keberhasilan kolektif semua elemen politik suatu
daerah semua elemen politik suatu daerah dihadapkan pada system politik di daerah
lainnya.

12

1.6.2. Konsep Pengawasan
Berbagai fungsi manajemen politik dilaksanakan oleh para pimpinan dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. Fungsi-fungsi yang ada didalam manajemen
diantaranya adalah fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian
(Organizing), fungsi pelaksanaan (Actuating) dan fungsi pengawasan (Controlling)
menurut Griffin. Keempat fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan oleh
seorang manajer secara berkesinambungan, sehingga dapat merealisasikan tujuan
organisasi. Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang berupaya agar
rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
Konsep pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran
kinerja dalam pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan tersebut. Pengawasan sebagai
proses pemantauan kinerja karyawan berdasarkan standar untuk mengukur kinerja,
memastikan kualitas atas penilaian kinerja dan pengambilan informasi yang dapat
dijadikan umpan balik pencapaian hasil yang dikomunikasikan ke para karyawan.
Defenisi ini tidak hanya terpaku pada apa yang direncanakan, tetapi mencakup dan
melingkupi tujuan organisasi. Hal tersebut akan mempengaruhi sikap, cara,
sistem,dan ruang lingkup pengawasan yang akan dilakukan oleh seorang manajer.

11

Pengawasan sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan
operasionalnya

untuk

mencegah

kemungkinan

terjadinya

penyimpangan–

penyimpangan dengan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan tersebut

11

Ahmad Yani, Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan daerah di Indonesia, 2002, Raja
Grafindo Persada : Jakarta. Hal 12.

13

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya.
Pengawasan adalah keseluruhan sistem, teknik, cara yang mungkin dapat digunakan
oleh seorang atasan untuk menjamin agar segala aktivitas yang dilakukan oleh dan
dalam organisasi benar-benar menerapkan prinsip efisiensi dan mengarah pada upaya
mencapai keseluruhan tujuan organisasi. Sedangkan menurut Maringan pengawasan
adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah
ditentukan.
Selain itu menurut Dessler menyatakan bahwa pengawasan (Controlling)
merupakan penyusunan standard seperti kuota penjualan, standar kualitas, atau level
produksi; pemeriksaan untuk mengkaji prestasi kerja aktual dibandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan; mengadakan tindakan korektif yang diperlukan
Berdasarkan penjelasan para ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pengawasan merupakan suatu tindakan pemantauan atau pemeriksaan kegiatan
perusahaan untuk menjamin pencapaian tujuan sesuai dengan rencana yang ditetapkan
sebelumnya dan melakukan tindakan korektif yang diperlukan untuk memperbaiki
kesalahan- kesalahan yang ada sebelumnya. Pengawasan yang efektif membantu
usaha dalam mengatur pekerjaan agar dapat terlaksana dengan baik. Fungsi
pengawasan merupakan fungsi terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini terdiri dari
tugas- tugas memonitor dan mengevaluasi aktivitas perusahaan agar target dalam
pemerintahan tercapai. 12

12

Devas, Nick, dkk. 1987. Keuangan Pemerintahan Daerah di Indonesia . Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia (UI Press). Hal 12.

14

Terselenggaranya pengawasan dalam sebuah pemerintahan yakni untuk
menilai kinerja suatu institusi dan memperbaiki kinerja sebuah institusi. Oleh karena
itu dalam setiap perusahaan mutlak, bahkan rutin adanya sistem pengawasan. Dengan
demikian pengawasan merupakan instrument pengendalian yang melekat pada setihap
tahapan opersional perusahaan. Fungsi pengawasan dapat dilakukan setiap saat, baik
selama proses manajemen atau administrasi berlangsung maupun setelah berakhir
untuk mengetahuai tingkat pencapaian tujuan suatu organisasi atau kerja.
Fungsi

pengawasan

dilakukan

terhadap

perencanaan

dan

kegiatan

pelaksanaannya. Kegiatan pengawasan sebagai fungsi manajemen bermaksud untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan yang terjadi setelah perencanaan
dibuat dan dilaksanakan. Keberhasilan perlu dipetrtahankan dan jika mungkin
ditingkatkan

dalam perwujudan manajemen/administrasi berikutnya dilingkungan

suatu organisasi/ unit krja tertentu. Sebaliknya setiap kegagalan harus diperbaiki
dengan menghindari penyebabnya baik dalam menyusun perencanaan maupun
pelaksanaannya. Untuk itulah, fungsi pengawasan dilaksanakan, agar diperoleh
umpan balik (feed back) untuk melaksanakan perbaikan bila terdapat kekeliruan atau
penyimpangan sebelum menjadi lebih buruk dan sulit diperbaiki.

1.6.2.1 Jenis Pengawasan
Menurut Schermerhorn (2001), Tahapan pengawasan dapat dibagi dalam 4
jenis:
• Pengawasan feedforward (pengawasan umpan di depan)

15

Pengawasan ini dilakukan sebelum aktivitas dimulai yang bertujuan untuk menjamin
kejelasan sasaran; tersedianya arahan yang memadai; ketersediaan sumber daya yang
dibutuhkan. Dan memfokuskan pada kualitas sumber daya.
• Pengawasan concurrent (pengawasan bersamaan)
Pengawasan ini memfokuskan pada apa yang terjadi selama proses berjalan yang
bertujuan untuk memonitor aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin segala
sesuatu sesuai rencana dan juga untuk mengurangi hasil yang yang tidak diinginkan.
• Pengawasan feedback (pengawasan umpan balik)
Pengawasan ini dilakukan setelah aktivitas selesai dilaksanakan. Dengan tujuan untuk
menyediakan informasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja di masa depan dan
memfokuskan pada kualitas hasil.
• Pengawasan internal-external.
Pengawasan internal memberikan kesempatan untuk memperbaiki sendiri sedangkan
pengawasan eksternal melalui supervisi dan penggunaan administrasi formal.

I. 7. Metodologi Penelitian
I. 7. 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dala penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Metode penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu situasi atau arena
populasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat. 13

Penelitian

deskriptif kualitatif juga merupakan sebuah proses pemecahan suatu masalah yang
13

Sudarwan Danin, 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif ; Ancangan Metodologi, Presentasi dan publikasi
Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan dan
Humaniora, Bandung : Pustaka Setia, hal 41

16

diselidiki dengan menggambarkan atau menerangkan keadaan sebuah objek maupun
subjek penelitian seseorang, lembaga maupun masyarakat pada saat sekarang dengan
berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. 14

I. 7. 2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bermaksud
untuk memberi makna atas fenomena secara holistik dan harus memerankan dirinya
secara aktif dalam keseluruhan proses studi. Penelitian kualitatif berorientasi pada
upaya memahami fenomena secara menyeluruh. Penelitian deskriptif kualitatif
berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat
penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan analisis data secara
induktif, bersifat deskriptif, membatasi studi dengan fokus. 15

I. 7. 3. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat 2 teknik data yang akan digunakan dalam penelitian ini.
1. Data Primer, yaitu sejumlah data atau keterangan yang secara langsung
diperoleh melalui penelitian di lapangan, meliputi keterangan dari
orang-orang yang diteliti yang berhubungan dengan obyek penelitian.
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan anggota DPRD
kota Medan dalam upaya mendukung data serta menguatkan analisisis
yang dilakukan oleh peneliti.
14

Hadari Nawawi, 1987. Metodologi Penelitian Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, hal
63
15
Lexy J Moleong,1994.Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:Remaja Rosdakarya, hal 27

17

2. Data Sekunder, Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui
sumber data dan informasi dan melalui buku-buku, jurnal, internet,
majalah, surat kabar dan lain sebagainya yang relevan denga topik
penelitian.

I. 7. 4. Teknik Analisa Data
Sesuai dengan metode penelitian dalam menganalisis data, pada penelitian ini
teknik analisi data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif,
yaitu teknik tanpa menggunakan alat bantu dengan rumus statistik. Metode kulaitatif
dapat didefinisikan sebagai proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang
mengkaji masalah secara kasus per kasus. Teknik ini mendeskripsikan data-data yang
ada dan dilakukan analisis sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek
yang akan diteliti dan kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. 16

I. 8 . Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan penjabaran rencana penulisan untuk lebih
mempermudah dan terarah dalam pembahasan karya ilmiah ini. Maka penulis
membagi sistematiaka penulisan ini menjadi empat bab, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, kerangka
teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
16

Burhap Bungin, 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo, hal 43

18

BAB II : DESKRIPSI DAN PROFIL DPRD KOTA MEDAN
Bab ini akan menguraikan tentang peran DPRD kota Medan serta profil
DPRD kota medan untuk membantu memahami dengan jelas tentang bagaimana
kondisi badan legislatif kota medan.

BAB III : PERAN PENGAWASAN DPRD KOTA MEDAN TERHADAP
KINERJA PEMERINTAH DAERAH
Bab ini nantinya akan membahas secara garis besar hasil penelitian sekaligus
menganalisis data yang diperoleh untuk mendapatkan hasil dari rumusan
permasalahan serta analisis terhadap peran DPRD kota Medan dalam mengawasi
kinerja pemerintah sebagai lembaga legislatif.

BAB IV : PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dari penelitian skripsi ini, yang berisi
kesimpulan yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada bab
ini juga akan terjawab pertanyaan apa yang dilihat dalam penelitian yang dilakukan,
serta berisi saran-saran, baik yang bermanfaat bagi penulis secara pribadi maupun
lembaga-lembaga yang terkait secara umum.

19