Pengawasan DPRD Terhadap Kinerja Pemerintah Kota Medan

BAB II
PROFIL KOTA MEDAN DAN DPRD KOTA MEDAN

A. Profil Kota Medan
A.1. Sejarah Kota Medan
Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara yang merupakan terbesar
di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Dengan luas mencapai 26.510 hektar
(265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah sumatera utara. Kata Medan berasal
dari kata bahasa Melayu yang berarti tanah lapang atau tempat yang luas. 55
Pada awal berdirinya kota Medan ini, dikenal dengan nama Tanah Deli yang
keadaan tanahnya berawa-rawa dan terdapat beberapa sungai-sungai yang melintasi
kota Medan yang bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Babura,
Sei Sekambing, Sei Putih, Sei Belawan, Sei Deli, dan Sei Sulang saling/Sei Kera. 56
Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus pada tahun 1590.Pada tahun 1833 orang
Eropa yang pertama sekali mengunjungi Deli adalah John Anderson dan menemukan
kampung yang bernama Medan. Saat itu kampung ini berpenduduk 200 orang yang
dipimpin oleh seseorang yaitu bernama Tuanku Pulau Berayan yang bermukim
disana untuk mengutip pajak dari sampan-sampan yang membawa lada yang
menuruni sungai. Kemudian pada tahun 1886 Medan secara resmi mendapatkan
status sebagai kota, dan pada tahun berikutnya residen pesisir timur serta Sultan Deli
berpindah ke Medan. Medan berubah menjadi kotapenting diluar Pulau Jawa pada

tahun 1909, terutama setelah pemerintah kolonial belanda membuka perusahaan
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota.’Tentang Sejarah Kota Medan”. Diakses pada 2 Mei 2017 pukul 06.30 Wib
http://medan.onwae.com/2016/Tentang Asal Usul Kota Medan medan.diakses pada 2 Mei 2017 pukul 06.36
Wib.
55

56

36
Universitas Sumatera Utara

perkebunan secara besar-besaran. Saat itu Dewan Kota yang pertama terdiri dari dua
belas anggota orang Eropa, dua orang bumi putra, dan seorang Tionghoa.57
Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi
besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa
sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan
berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari
meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian
sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang
Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor

perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing
dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan,
tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.58
Keberadaan kota Medan saat ini tidak terlepas dari dimensi historis yang
panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri tahun 1590 oleh Guru
Patimpus, berkembang menjadi

Kesultanan Deli

pada

tahun 1669 yang

diproklamirkan oleh Tuanku Perungit yang memisahkan diri dari Kesultanan Aceh.
Perkembangan Kota Medan selanjutnya ditandai dengan perpindahan ibukota
Residen Sumatera Timur dari Bengkalis Ke Medan, tahun 1887, sebelum akhirnya
statusnya diubah menjadi Gubernemen yang dipimpin oleh seorang Gubernur pada
tahun 1915.59 Kota Medan sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di
provinsi Sumatera Utara, kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting
dan strategis secara regional.60


57

Ibid
Panduan Buku Gambaran Umum Pemdasu. Tentang” Sumetera Utara Dalam Lintasan Sejarah.”hal 314
59
http://Pemkomedan” TentangSejarah Kota Medan”.go.id
60
Ibid
58

37
Universitas Sumatera Utara

A.2. Letak Geografis Kota Medan
Gambar 2.1
Peta Kota Medan

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari
keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan

kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah
penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3°30' – 3° 43'
Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur.61 Untuk itu topografi Kota Medan
cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas
permukaan laut. Secara administratif, wilayah Kota Medan hampir secara
keseluruhan berbatasan dengan daerah Kabupaten Deli Serdang yaitu: 62

61

Kota Medan, pintu gerbang utara sumatera http://www.gosumatra.com/kota-medan/ diakses pada 7 Mei 2017
pukul 01.23 WIB.
62
Ibid

38
Universitas Sumatera Utara

Batas Utara

: Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka


Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang
Batas Timur

: Kabupaten Deli Serdang

Batas Barat

: Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan
Sumber Daya Alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan.
Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya
Sumber daya alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara,
Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini
menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai
kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat
dengan daerah-daerah sekitarnya. Disamping itu sebagai daerah yang pada pinggiran
jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai
gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan

domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah
mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu
daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.63
Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21
tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha,
meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan
menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal
21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat.
Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973, Kota

63

Ibid

39
Universitas Sumatera Utara

Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari
11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan.64
Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan

Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan
melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan terakhir
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor
140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di
Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di
Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan
kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Kotamadya
Medan memiliki 21 Kecamatan dan 158 Kelurahan. Adapun luas wilayahkota Medan
masing-masing kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:65
Tabel 2.1
Luas Wilayah Kota Medan Berdasarkan Kecamatan
No

Kecamatan

Luas (������)

Persentase (%)


1.

Medan Tuntungan

20,68

7,80

2.

Medan Selayang

12,81

4,83

3.

Medan Johor


14,58

5,50

64

Maghfira Faraidiany. 2015. Politik Identitas Etnis Di Indonesia Suatu Studi Terhadap Politik Identitas Etnis
Tionghoa Di Kota Medan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. hal. 33
65
http://www.pemkomedan.go.diakses pada tanggal 8 Mei 2017 Pukul 13.20

40
Universitas Sumatera Utara

4.

Medan Amplas

11,19


4,22

5.

Medan Denai

9,05

3,41

6.

Medan Tembung

7,99

3,01

7.


Medan Kota

5,27

1,99

8.

Medan Area

5,52

2,08

9.

Medan Baru

5,84

2,20

10.

Medan Polonia

9,01

3,40

11.

Medan Maimun

2,98

1,13

12.

Medan Sunggal

15,44

5,83

13.

Medan Helvetia

13,16

4,97

14.

Medan Barat

6,82

2,57

15.

Medan Petisah

5,33

2,01

16.

Medan Tmur

7,76

2,93

17.

Medan Perjuangan

4,09

1,54

18.

Medan Deli

20,84

7,86

41
Universitas Sumatera Utara

19.

Medan Labuhan

36,67

13,83

20.

Medan Marelan

23,82

8,89

21.

Medan Belawan

26,25

9,90

265,10

100

Jumlah

Sumber: Data diolah dari BPS Kota Medan tahun 2015

A.3. Kota Medan Secara Demografis
Keadaan penduduk kota Medan memiliki ciri khas yaitu yang meliputi unsur
agama, suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal ini memunculkan
karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka. Secara Demografi,
Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi demografi. Kondisi
tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran
dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin
menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran
adalah perubahan pola fikir masyarakat dan perubahan sosial ekonominya. 66
Pada tahap ini pertumbuhan penduduk mulai menurun. Pada akhir proses
transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun tingkat kematian sudah tidak banyak
berubah,

kecuali

disebabkan

faktor

migrasi

atau

urbanisasi.

Komponen

kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai dinamika sosial yang
terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun cultural. Menurut tingkat kelahiran
(fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus perpindahan antar
Panduan Buku Peraturan Kota Medan Nomor 14 tahun 2014-2019 tentang “ Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Medan 2019. Hal 89

66

42
Universitas Sumatera Utara

daerah (migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang balik (cummuters)
mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan. Adapun komposisi
penduduk Kota Medan berdasarkan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk, dapat
dilihat dalam tabel berikut ini:67
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kota Medan 2015
Kecamatan
(2)

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

(3)

(4)

(5)

Medan Tuntungan

42 288

43 325

85 613

Medan Johor

65 207

66 805

132 012

Medan Amplas

61 176

62 674

123 850

Medan Denai

72 147

73 914

146 061

Medan Area

48 897

50 095

98 992

Medan Kota

36 769

37 670

74 439

Medan Maimun

20 086

20 577

40 663

Medan Polonia

27 636

28 313

55 949

Medan Baru

20 025

20 515

40 540

Medan Selayang

52 433

53 717

106 150

Medan Sunggal

57 192

58 593

115 785

67

http://Medankota.bps.go.id.diakses pada tanggal 10 Mei 2017pukul 15.18 WIB.

43
Universitas Sumatera Utara

Medan Helvetia

74 448

76 273

150 721

Medan Petisah

31 303

32 071

63 374

Medan Barat

35 902

36 781

72 683

Medan Timur

55 036

56 384

111 420

Medan Perjuangan

47 361

48 521

95 882

Medan Tembung

67 759

69 419

137 178

Medan Deli

89 632

91 828

181 460

Medan Labuhan

58 025

59 447

117 472

Medan Marelan

80 152

82 115

162 267

Medan Belawan

48 463

49 650

98.113

1.091.937

1.118.68

2. 210.624

Kota Medan

Sumber: Data diolah dari BPS Kota Medan tahun72015

Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Jenis Kelamin dari Tahun 2000,
2009, 2015.
Tahun

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

2000

945.847

958.426

1.904.273

2001

960.477

966.043

1.926.520

44
Universitas Sumatera Utara

2002

979.106

984.776

1.963.882

2003

990.216

1.003.386

1.993.602

2004

995.968

1.010.174

2.006.142

2005

1.012.040

1.024.145

2.036.185

2006

1.027.607

1.039.681

2.067.288

2007

1.034.696

1.048.460

2.083.156

2008

1.039.707

1.062.398

2.102.105

2009

1.049.457

1.071.596

2.121.053

2015

1.091.937

1.118. 687

2.210.624

Sumber BPS Kota Medan Tahun 2016
Penduduk Kota Medan terdiri dari berbagai macam suku atau etnis. Sebelum
kedatangan bangsa asing ke wilayah Medan yang merupakan bagian dari wilayah
Sumatera Timur pada saat itu, penduduk Medan masih dihuni oleh suku-suku asli,
seperti: Melayu, Simalungun, dan Karo. Namun, seiring dengan hadir dan
berkembangnya perkebunan tembakau di Sumatera Timur maka demografi penduduk
Medan berubah dengan hadirnya suku suku pendatang, seperti Jawa, Batak Toba,
Cina, dan India. Suku-suku pendatang itu tinggal menetap dan telah bercampur baur
dengan penduduk asli sehingga Kota Medan sampai saat ini dihuni oleh berbagai
macam etnis, seperti: Melayu, Simalungun, Batak Toba, Mandailing, Cina, Angkola,
Karo, Tamil, Benggali, Jawa, dan beragam agama seperti: Islam, Protestan, Katolik,
Hindu, Budha di Kota Medan ini hidup secara harmonis dan toleran antara satu
dengan yang lain.68

68

http://www.kemendagri.go.id/pages/profildaerahsumaterautara//kota-medandiakses pada 8 Mei 2017 pukul
14.09 WIB.

45
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut
No Kecamatan

Islam

Protestan Katolik

Hindu Budha

Lainny
a

1.

Medan Tuntungan

62396

19414

10301

133

101

-

2.

Medan Johor

72082

28660

12229

15563

11733

-

3.

Medan Amplas

87979

24391

3223

737

192

-

4.

Medan Denai

132193

42565

9095

107

866

-

5.

Medan Area

9467

6807

1647

429

28918

13

6.

Medan Kota

37373

-

21948

314

23578

-

7.

Medan Maimun

8000

232

261

231

125

-

8.

Medan Polonia

25000

8822

369

2494

7615

-

9.

Medan Baru

21459

17653

6536

2450

3989

-

10. Medan Selayang

51674

24286

8678

1385

1097

-

11. Medan Sunggal

64658

29963

20737

9136

12808

-

12. Medan Helvetia

84717

30714

14190

408

3188

-

13. Medan Petisah

48399

26872

2901

2050

21595

-

14. Medan Barat

51212

14793

4995

1325

25801

-

15. Medan Timur

765

18075

5485

3824

13565

-

16. Medan Perjuangan

71529

27756

2462

1196

14983

-

17. Medan Tembung

108675

40875

2179

917

9340

-

18. Medan Deli

100530

8386

2536

478

12243

-

46
Universitas Sumatera Utara

19. Medan Labuhan

90849

24944

6281

29

7753

-

20. Medan Marelan

11494

4372

2691

227

6467

33

21. Medan Belawan

67090

19836

4893

76

3689

-

143637 43509

209646

Jumlah

1207541 418876

53

Sumber: Data diolah dari BPS Kota Medan tahun 2016
Keragaman sering juga disebut pluralitas.Kata ini biasa merujuk pada
keragaman agama dan budaya.Pluralitas adalah kondisi objektif dalam suatu
masyarakat yang terdapat di dalamnya sejumlah kelompok saling berbeda, baik strata
ekonomi, ideologi, keimanan, maupun latar belakang etnis.Medan menjadi tujuan
warga dari daerah, baik untuk bekerja mencari nafkah, menetap ataupun sekedar
singgah. Keragaman yang terjadi di Provinsi Sumatera Utara kemudian terefleksi
dalam wujud wajah kota Medan. Oleh karena itu, bisa kita bayangkan kompleksnya
kehidupan sosial dalam masyarakat yang sangat heterogen seperti ini.Tidak saja
dibutuhkan saling pengertian dan saling tolerasi dalam kehidupan beragama dan
berbudaya, tetapi juga dibutuhkan pemimpin yang kuat yang didukung oleh
masyarakatnya. Oleh karena itu, akan mustahil bisa melestarikan kestabilan
kehidupan sosial kemasyarakatan dan membawa Kota Medan ini maju dan
berkembang menjadi kota yang modren.69

A.3.1.Kota Medan Secara Kultural
Kota Medan sebagai pusat perdagangan baik regional maupun
internasional, Kota Medan telah memiliki keragaman suku (etnis), dan agama. Oleh
karenanya, budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak
69

Ibid

47
Universitas Sumatera Utara

beragamnya nilai-nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab
diyakini

tidak

satupun

kebudayaan

yang

berciri

menghambat

kemajuan

(modernisasi), dan sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya
yang heterogen, dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman
suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya,
justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di
kota Medan.70
Tabel 2.5
Perbandingan Suku Bangsa di Kota Medan
Suku Bangsa

Tahun 1930

Tahun 1980

Tahun 2000

Jawa

24,9%

29,41%

33,03%

Batak

10,7%

14,11%

-

Tionghoa

35,63%

12,8%

10,65%

Mandailing

6,43%

11,91%

9,36%

Minangkabau

7,3%

10,93%

8,6%

Melayu

7,06%

8,57%

6,59%

Karo

0,12%

3,99%

4,10%

Aceh

-

2,19%

2,78%

Sunda

1,58%

1,90%

-

Lain-lain

16,62%

4,13%

3,95%

Sumber: 1930 Dan 1980 Usman Pelly, 1983; 2000; BPS Sumut.

70

http://pemkomedan.go.id/new/hal-selayang-pandang.html diakses pada tanggal 11 Mei 2017 pukul 21.29

48
Universitas Sumatera Utara

Adanya prularisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu
primordialisme yang dapat mengganggu sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh
karenanya, tujuannya, sasarannya, strategi pembangunan kota Medan dirumuskan
dalam bingkai visi, dan misi kebudayaan yang harus dipelihara secara harmonis. 71

A.3.2. Kota Medan Secara Sosial
Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan,
keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan
penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan sarana pendidikan
kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi masyarakat
untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh pelayanan pendidikan
dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya Demikian juga halnya dengan
kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan salah satu masalahutama pengembangan
kota yang sifatnya kompleks dan multi dimensional yang penomenanya di pengaruhi
oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain :tingkat pendapatan, kesehatan,
pendidikan, lokasi, gender dan kondisi lingkungan. Kemiskinan bukan lagi dipahami
hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak
dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam
menjalani kehidupan secara martabat.72

71
72

Pramoedya A. Toer. 1998. Hoakiau di Indonesia. Jakarta: Graha Budaya, hal. 175.
Op.cit “Pemko Medan, selayang pandang”

49
Universitas Sumatera Utara

A.3.3. Kota Medan Secara Pendidikan73
Secara umum Pendidikan penduduk kota Medan Rata-rata lama sekolah
sebesar 11 tahun program wajib belajar 9 tahun telah dicapai di Kota Medan, di mana
rata-rata penduduk Medan sudah menyelesaikan pendidikan sampai dengan jenjang
pendidikan kelas 2 SLTA.
Berkemampuan baca tulis yang lebih baik dibandingkan kemampuan baca
tulis rata-rata penduduk Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari persentase melek huruf
penduduk Medan sebesar 99,65 persen dibandingkan penduduk Sumatera Utara yang
sebesar 98,82 persen.
Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Medan cukup tinggi yaitu 11 tahun
atau memu- tuskan berhenti ketika selesai di kelas 2 SLTA, dibandingkan rata-rata
lama sekolah penduduk Sumatera Utara secara keseluruhan sebesar 9,03 tahun,
ternyata penduduk Medan bersekolah lebih lama. Sedangkan angka partisipasi
sekolah untuk kelompok umur 7-12 tahun, 13- 15 tahun, dan 16-18 tahun hampir
selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Pencapaian di bidang pendidikan terkait erat dengan indikator pendidikan,
salah satunya adalah rasio guru murid. Pada jenjang pendidi- kan setingkat SD di
Medan untuk tahun ajaran 2015/2016 seorang guru rata-rata mengajar 15 murid.
Semakin tinggi jenjang pendidikan, terli- hat beban seorang guru semakin sedikit
dimana jenjang pendidikan SLTP rata-rata seorang guru hanya mengajar 14 murid,
sedangkan tingkat SLTA/MA seorang guru hanya mengajar sekitar 12 orang murid.

73

Sensus Ekonomi. 2016. Statistik Daerah Kota Medan. BPS Medan.hal 6

50
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.6
Indikator Pendidikan di Medan
Uraian

2013

2014

2015

99,57

99,83

99,65

7-12

99,35

99,55

99,61

13-15

93,16

97,47

99,23

16-18

78,34

79,97

76,60

10,90

10,88

11,00

Angka Melek Huruf (%)
Angka Partisipasi Sekolah (%)

Rata2 lama sekolah (tahun)

Sumber : Susenas 2013-2015, BPS Provinsi Sumatera Utara

A.3.4. Kota Medan Ketenagakerjaan 74
Dari total penduduk usia kerja (15 tahun keatas), hampir dua pertiganya
termasuk dalam angkatan kerja yaitu sebesar 60,28 persen. Tingkat partisipasi
angkatan kerja ini turun dibandingkan dua tahun sebelumnya yaitu sebesar 64,74
persen. Dari angkatan kerja yang ada terdapat 11,00 persen yang sedang mencari
pekerjaan atau yang sering disebut pengangguran.

74

Ibid. BPS Kota Medan. hal 5

51
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.7
Statistik Ketenagakerjaan Medan
Uraian

2013

2014

2015

TPAK (%)

64,74

60,41

60,28

Tingkat Pengangguran (%)

10,01

9,48

11,00

Bekerja (%)

89,99

90,52

89,00

UMK (000 Rp)

1 650

1 851

2 037

Bekerja di sektor A (%)

4,25

3,74

3,90

Bekerja di sektor M (%)

20,21

20,80

20,60

Bekerja di sektor S (%)

75,54

75,46

75,50

Sumber : Sakernas 2013-2015, BPS Provinsi Sumatera Utara
Pasar tenaga kerja Medan juga ditandai dengan tingginya angka kesempatan
kerja. Hal ini dapat dilihat pada tingginya persentase penduduk usia kerja yang
bekerja yang besarnya sekitar 89,00 persen. Jika dicermati tingkat pengangguran
berkisar 9-11 persen dalam tiga tahun terakhir, yaitu 10,01 persen pada tahun 2013,
9,48 persen pada tahun 2014 dan terbesar 11,00 persen pada tahun 2015.
Berdasarkan perbandingan menurut tiga sektor utama, pilihan bekerja di
sektor jasa-jasa (S)masih mendominasi pasar kerja di Medan dengan persentase
sebesar 75,50 persen pada tahun 2015, yang diikuti oleh sektor industri (M) dengan
persentase 20,60 persen. Sementara pekerja sektor pertanian (A) hanya sebanyak 3,90
persen.

52
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.8
Penduduk 15 Tahun keatas Menurut Status Ketenagakerjaan, Tingkat
Pengangguran Terbuka dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja diKota Medan Tahun
2013-2015
Status Ketenagakerjaan

2013

2014

2015

(1)

(2)

(3)

(4)

I. Angkatan Kerja

1 004 899

974 951

984 037

1. Bekerja

904 331

882 514

875 794

2. Pengangguran

100 568

92 437

108 243

II. Bukan Angkatan Kerja

547 285

639 033

648 453

1. Sekolah

180 045

204 342

238 838

2. Mengurus Rumahtangga

306 184

346 441

318 706

3. Lainnya

61 056

88 250

90 909

III. Jumlah Penduduk 15 Tahun

1 552 184

1 613 984

1 632 490

ke atas
Tinat Pengangguran Terbuka (%)

10,01

9,48

11,00

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)

64,74

60,41

60,28

Sumber : Sakernas Survei Angkatan Kerja Nasional, 2013-2015

53
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.9
Upah Minimum Regional Menurut Lapangan Usaha Kota Medan Tahun
2013 -2015 (Rupiah)
Lapangan Usaha

2013

2014

2015

(1)

(3)

(4)

(5)

1. Pertanian

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1 732 500

1 732 000

1 944 075

1 815 000

2 036 000

2 342 550

-

-

-

-

-

-

1 815 000

1 815 000

2 036 650

1 815 000

2 036 000

2 240 700

1 735 500

1 765 500

1 999 620

1 815 000

2 036 000

2 342 220

1 815 000

1 815 000

2 036 650

1 815 000

2 036 000

2 342 550

2. Pertambangan/
Penggalian
3. Industri

4. Listrik,Gas & Air
Minum
5. Bangunan/ Konstruksi

6. Perdagangan, Hotel ,
Restoran
7. Angkutan

54
Universitas Sumatera Utara

8. Bank & Lembaga
Keuangan
9. Jasa Lainnya

10. Jasa Kesehatan
Manusia
Upah Minimum Kota

1 815 000

1 815 000

2 036 650

1 815 000

2 036 000

2 342 550

1 815 000

1 815 000

2 036 650

1 815 000

2 036 000

2 240 700

1 815 000

1 815 000

2 036 650

1 815 000

2 036 000

2 240 700

1 650 000

1 851 500

2 037 000

Medan (UMK)
Sumber : Statistik Daerah Kota Medan 2016

A.3.5 Kota Medan Secara Kesehatan
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Medan dinilai dari
pemberian ASI pada anak buat perkembangan bayi. Didalamnya terdapat zat gizi
dengan komposisi paling tepat dan juga antibodi yang akan membuat bayi menjadi
sehat. Diharapkan para ibu dapat memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama
dan dengan makanan tambahan sampai umur 2 tahun. Pemberian ASI di Medan
sudah cukup baik, di mana pemberian ASI lebih dari 5 bulan mencapai 96,49
persen.75
Persentase tertinggi penolong kelahiran di Medan dilakukan oleh bidan yaitu
mencapai 56,85 persen, sedangkan yang ditolong bukan tenaga medis sudah tidak ada
lagi. Hal ini menunjukkan tingkat pengetahuan penduduk di bidang kesehatan cukup
75

Ibid

55
Universitas Sumatera Utara

tinggi dengan memahami pentingnya keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
Sementara itu, balita yang proses kelahirannya ditolong oleh dokter mencapai 43,15
persen.76
Menurut data yang bersumber dari Dinas Kesehatan Kota Medan jumlah
balita dengan status gizi buruk dan kurang semakin berkurang dari tahun ke tahun
yaitu dari 1.087 orang pada tahun 2013 menjadi 979 orang pada tahun 2015.77
Tabel 2.10
Statistik Kesehatan Medan
Uraian

2013

2014

2015

Lama Disusui
0 bulan

0,40

1,09

3,51

1 - 5 bulan

13,83

15,62

27,85

6 - 11 bulan

23,96

21,32

33,96

12 - 17 bulan

29,70

21,25

25,25

18 - 23 bulan

11,95

23,42

9,42

Rata-rata Pemberian ASI (bln)

13,67

13,78

9,04

Rata-rata Pemberian ASI

3,44

3,44

3,26

Dokter

34,44

36,57

43,15

Bidan

64,50

60,15

56,85

Eksklusif (bulan)
Penolong Kelahiran (%)

76
77

Ibid
Ibid

56
Universitas Sumatera Utara

Tenaga Medis Lain

0,75

2,94

0,00

Dukun, Lainnya

0,31

0,34

0,00

72,37

72,18

72,28

Angka Harapan Hidup (tahun)

Sumber : Susenas 2013-2015, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Tabel 2.11
Prevalensi Gizi Menurut Status Gizi dan Kecamatan di Kota Medan
Tahun 2015
Kecamatan

(1)

Gizi Baik

Gizi Kurang

Gizi Buruk

(2)

(3)

(4)

01. Medan Tuntungan

6 406

29

1

02. Medan Johor

11 923

34

7

03. Medan Amplas

13 753

24

1

04. Medan Denai

18 391

72

9

05. Medan Area

10 315

42

3

06. Medan Kota

10 013

23

0

07. Medan Maimun

5 578

33

1

08. Medan Polonia

4 570

39

2

09. Medan Baru

6 500

12

0

10. Medan Selayang

16 396

24

4

11. Medan Sunggal

16 466

62

8

12. Medan Helvetia

15 425

11

10

57
Universitas Sumatera Utara

13. Medan Petisah

9 460

27

2

14. Medan Barat

6 263

26

3

15. Medan Timur

13 827

9

0

16. Medan Perjuangan

15 749

43

6

17. Medan Tembung

12 336

78

9

18. Medan Deli

18 365

47

2

19. Medan Labuhan

9 838

115

18

20. Medan Marelan

17 369

25

20

21. Medan Belawan

13 397

93

5

252 340

868

111

Kota Medan
Sumber : Medan Dalam Angka, 2016

Itulah gambaran umum tentang kondisi kesehatan masyarakat Kota Medan
yang berkaitan dengan pola hidup sehat dan bersih (PHBS), di antaranya yaitu dengan
jumlah penduduk kota medan sebanyak 2.210.624 penduduk.

A.4 Pemerintah Kota Medan
Pemerintah daerah Kota Medan adalah Walikota beserta perangkat daerah
otonomnya yang lain sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Secara umum,
struktur organisasi Pemerintah Kota medan dapat kita lihat sebagai berikut:

58
Universitas Sumatera Utara

Sumber Data BPS kota Medan 2016.78
Keterangan:
-

Dzulmi Eldin

: Walikota

-

Akhyar Nasution

: Wakil Walikota

o Syaiful Bahri, Sekretaris Daerah Kota Medan.
o Abdul Azis, Sekretaris DPRD Kota Medan
o Widiya Alrahman, Kepala Bappeda Kota Medan
o Farit Wajedi, Inspektorat Daerah Kota Medan
o Usma Polita Nasution, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan
o Hasan Basri, Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan
o Pulungan

Harahap,

Staf

Ahli

Wali

Kota

Medan

Bidang

Kemasyarakatan dan SDM
78

https://www.google.com/pemerintahkota medan struktur pemerintah kota medan. Diakses pada 20 mei 2017

59
Universitas Sumatera Utara

o Tunggar, Staf Ahli Wali Kota Medan Bidang Pemerintahan, Hukum,
dan Politik.
o Ikhwan Habibi Daulay, Asisten Administrasi Umum Pada Sekda Kota
Medan.
Pemerintahan kota Medan yang dipimpin oleh seorang Walikota dan wakil
Walikota yang dipilih oleh masyarakat dengan salah satu tujuan untuk menjalankan
Administrasi pemerintah kota medan yang terdiri atas 21 kecamatan dengan 151
Kelurahan dan terbagi dalam 2.001 satuan lingkungan setempat atau lingkungan.
Kecematan dengan jumlah kelurahan terbanyak yaitu kecamatan medan Area dan
Medan kota dengan 12 kelurahan. Sedangkan kecamatan medan polonia dan Medan
Marelan hanya terdiri atas 5 kelurahan. Lingkungan terbanyak juga ada di kecamatan
Medan Area yaitu sebanyak 172 lingkungan, sedangkan kecamatan Medan Polonia
hanya terdiri atas 46 lingkungan. 79
Tabel 2. 12
Statistik Pemerintahan di Medan
Wilayah

2013

2014

2015

Kecamatan

21

21

21

Kelurahan

151

151

151

2014

2015

Administrasi

Jumlah PNS

2013

Golongan I

161

169

172

Golongan II

2 457

2 337

2 531

Golongan III

7 537

7 842

8 332

Golongan IV

8 094

7 742

7 324

Statistik Daerah Kota Medan 2016
79

BPS kota Medan.2016. diakses pada 20 Mei 2017 pukul 04.29 wib

60
Universitas Sumatera Utara

Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan Kota Medan bertambah dari
18.090 orang pada tahun 2014 menjadi 18.259 orang pada tahun 2015. Dilihat
berdasarkan komposisi pegawai menurut golongan, pada tahun 2015 mayoritas
pegawai berada pada golongan III yaitu sebanyak 8.332 orang (45,38%), diikuti oleh
golongan IV sebanyak 7.324 orang (39,89%), golongan II sebanyak 2.531 orang
(13,79%) dan golongan I sebanyak 172 orang (0,94%). 80

A.4.1 Visi dan Misi Pemerintah Kota Medan
Semboyan Pemerintah Kota Medan "Medan Rumah Kita". Dengan Visi dan
Misi sebagai berikut:81
Visi
"Menjadi Kota Masa Depan yang Multikultural, Berdaya Saing, Humanis, Sejahtera
dan Religius"
Misi
1. Kerjasama Menumbuh kembangkan stabilitas, kemitraan, partisipasi dan
kebersamaan dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan kota.
2. Kreatifitas dan Inovasi Meningkatkan efisiensi melalui deregulasi dan
debirokratisasi sekaligus penciptaan iklim investasi yang semakin
kondusif termasuk pengembangan kreatifitas dan inovasi daerah guna
meningkatkan kemampuan kompetitif serta komparatif daerah.
3. Kebhinekaan Mengembangkan kepribadian masyarakat kotabersarakan
etika dan moralitas keberagaman agama dalam bingkai kebhinekaan.
4. Penanggulangan Kemiskinan Meningkatkan percepatan dan perluasan
program penanggulangan kemiskinan.

80
81

Statistik Daerah Kota Medan.2016.BPS Kota Medan. Diakses pada 23 Mei 2017 pukul 12.09
http://pemkomedan.go.id/hal-visi-dan-misi.html.diakses pada 20 mei 2017 Pukul 20.09 wib

61
Universitas Sumatera Utara

5. Multikulturalisme Menumbuh kembangkan harmonisasi, kerukunan,
solidaritas, perstuan dan kesatuan serta keutuhan sosial, berdasarkan
kebudayaan daerah dan identitas lokal multikulturalisme.
6. Tata Ruang Kota yang Konsisten Menyelenggarakan tata ruang kota yang
konsisten serta didukung oleh ketersediaan infrastruktur dan utilitas kota
yang semakin modern dan berkelanjutan.
7. Peningkatan Kesempatan Kerja Mendorong peningkatan kesempatan kerja
dan pendapatan masyarakat melalui peningkatan taraf pendidikan dan
kesehatan masyarakat secara merata dan berkeadilan.
8. Smart City Mengembangkan Medan sebagai Smart City.

A.4.2 Lambang Kota Medan

Gambar 2.2
Lambang Kota Medan

Pengertian lambang kota Medan adalah 17 biji padi berarti tanggal 17 dari
hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. 8 bunga kapas berati bulan 8 dari
tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.4 tiang dan 5 bahagian dari

62
Universitas Sumatera Utara

perisai berarti tahun 45 dari Proklamasi Indonesia. Satu bambu runcing yang terletak
dibelakang perisai adalah lambang perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia,
dan lima bahan-bahan pokok yang terpenting dihadapan bambu runcing berarti
Kemakmuran serta Keadilan Sosial yang merata ada dihadapan kita. Bintang yang
bersinar lima adalah Bintang Nasional yang berarti bahwa hidup penduduk Kota
Medan khususnya dan Indonesia umumnya akan bersinar-sinar bahagia dan lepas
dari kemiskinan dan kemelaratan. Lima sinar bintang berarti lima bahan pokok
terpenting yang diekspor dari Kota Medan dan lima bahagian perisasi berarti
Pancasila yang menjadi Dasar Negara Republik Indonesia. Kota Medan juga
mempunyai motto yaitu: Bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk Kemajuan Dan
Kemakmuran Medan Kota Metropolitan.82

Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal
Kota Medan telah memiliki keragaman suku (etnis), dan agama. Oleh karenanya,
budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilainilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun
kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan (modernisasi), dan sangat diyakini
pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen, dapat menjadi
potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik,
nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru memberikan kontribusi
besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di Kota Medan. Adanya
prularisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu primordialisme
yang dapat mengganggu sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh karenanya, tujuannya,
sasarannya, strategi pembangunan Kota Medan dirumuskan dalam bingkai visi dan
misi kebudayaan yang harus dipelihara secara harmonis.83

82
83

http://pemkomedan.go.id/new/hal-lambang-kota-medan.html diakses pada tanggal 24 Mei 2017
Ibid

63
Universitas Sumatera Utara

Adapun fungsi Pemerintah Kota Medan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam
lima sifat, yaitu:84
1. Pemberian pelayanan
2. Fungsi pengaturan (Penetapan perda)
3. Fungsi Pembangunan
4. Fungsi Perwakilan (konsolidasi dengan Pemerintah Provinsi/Pusat)
5. Fugsi koordinasi dan perencanaan pembangunan kota.

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi
daerah, pemerintah Kota Medan menyelenggarakan dua bidang urusan, yaitu:
1.

Urusan pemerintahan teknis yang pelaksanaannya diselenggarakan oleh
dinas-dinas daerah.

2.

Urusan pemerintahan umum, yang terdiri dari:
a. Kewenangan mengatur yang diselenggarakan bersama-sama dengan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, sebagai badan
eksekutifkota.
b. Kewenangan yang tidak bersifat mengatur (segala sesuatu yang dicakup
dalam

kekuasaan

melaksanakan

kesejahteraan

umum),

yang

diselenggarakan oleh walikota/ wakil walikota, sebagai pimpinan tertinggi
badan eksekutif kota.

Maka berdasarkan fungsi dan kewenangan tersebut, walikota Medan
membawahi (Pimpinan eksekutif tertinggi) seluruh instansi pelaksana eksekutif kota
Medan, seperti salah satunya instansi Dinas kesehatan kota medan yang
bertanggungjawab dengan program yang telah dibuat dan disepakati di antaranya

84

Ibid

64
Universitas Sumatera Utara

menjalankan dan mengimplementasikan Perda No. 3 tahun 2014 tentang kawasan
tanpa rokokdan dengan sesuai Substansi Perda kota medan Pelaksanaan oleh Dinas
Kesehatan Kota Medan adalah dengan cara memberikan Pembinaan dan Pengawasan
yang telah diatur dalam Pasal 15 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014
Tentang Kawasan Tanpa Rokok terhadap sarana kesehatan yang ada di Kota Medan.
Pembinaan dan Pengawasan kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas merokok
oleh Dinas Kesehatan Kota Medan meliputi 3 tahap, yaitu bimbingan, penyuluhan,
dan pemantauan. Berikut upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota
Medan :85
a. Bimbingan
Dinas Kesehatan Kota Medan dalam melakukan bimbingan dengan
menyampaikan implementasi peraturan daerah yang telah dibuat oleh pemerintah
secara langsung kepada sarana-sarana kesehatan dan memberikan teguran tertulis dan
sanksi administrasi jika tidak melaksanakan peraturan yang telah dibuat. Dengan
mengadakan pertemuan dengan pimpinan sarana kesehatan dan turun langsung
ketempat sarana-sarana kesehatan dengan memberikan stiker larangan merokok, hal
ini terbukti dengan dilaksanakannya oleh sarana-sarana kesehatan dengan melakukan
pemasangan stiker larangan merokok di area sarana kesehatan. Pemasangan stiker
bertujuan

untuk

memberikan

penjelasan

bahwa

adanya

area

yang tidak

diperbolehkannya melakukan kegiatan merokok di sarana-sarana kesehatan. Demi
terjaganya lingkungan yang sehat dari asap rokok. Dengan memberikan sosialisasi
terhadap setiap pimpinan saran kesehatan oleh Dinas Kesehatan bertujuan agar
terlaksanannya peraturan daerah mengenai kawasan tanpa rokok dan kawasan
terbatas merokok.
b. Penyuluhan
85

Dinas Kesehatan Kota Medan.2013 “Lampiran hasil lapangan Dinkes Kota Medan”.

65
Universitas Sumatera Utara

Pada tahap penyuluhan Dinas Kesehatan melakukan pertemuan yang
dilakukan bersama pimpinan sarana kesehatan dengan memberikan penyuluhan
masalah kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas merokok. Dan memberikan
arahan tentang bahaya

rokok bagi

kesehatan. Dinas Kesehatan Kota Medan

memberikan tanggung jawab kepada setiap pimpinan saran kesehatan untuk
menjalankan peraturan mengenai kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas
merokok. Dengan diberikannya tanggung jawab kepada setiap Kepala atau pimpinan
sarana kesehatan bertujuan untuk memberikan kewajiban agar mematuhi segala
peraturan, demi terlaksananya Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Kawasan Tanpa Rokok.
c. Pemantauan
Dalam tahap ini Dinas Kesehatan turun langsung ke sarana kesehatan dengan
melakukan pengawasan sacara langsung terhadap pihak atau indivudu yang
melakukan pelanggaran mengenai kawasan tanpa rokok dan kawasan

terbatas

merokok. Dinas Kesehatan memberikan teguran tertulis kepada pihak atau yang
melakukan pelanggaran. Dalam menjalankan kegiatan tersebut Dinas Kesehatan Kota
Medan bergabung dengan tim pemantau yaitu :
1) IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
2) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
3) Stikes Yarsi Kota Medan
4) Semua kepala daerah dari SKPD Kota Medan (Satuan Kerja Perangkat
Daerah)
Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai upaya dalam menjalankan
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok,

66
Universitas Sumatera Utara

yakni dalam Pasal 15 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014, Dinas
Kesehatan Melakukan Pengawasan. Dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Medan
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap sarana-sarana kesehatan yang ada di
Kota Medan. Dinas Kesehatan Kota Medan turun langsung pertama ke semua saranasarana kesehatan dengan memberikan arahan kepada setiap sarana-sarana kesehatan
dan semua instansi pemerintah, Pendidikan maupun masyarakat dikota medan.

B. Profil DPRD Kota Medan

B.1. Sejarah DPRD Kota Medan
Keterwakilan masyarakat Kota Medan di parlemen pada saat Dewan
Perwakilan rakyat Gotong Rorong (DPRGR) berjalan pada tahun 1968 sampai
1971.Pusat perkantoran Parlemen Kota Medan pada saat itu bertempat di belakang
Balai Kota lama yang sekarang menjadi Hotel grand Aston jalan Balai Kota
Medan.Kantor DPR GR pada saat itu berada di lantai dua berbagi dengan sekertariat
yang berkantor di lantai satu.86
Pada tahun 1971 ketika DPR GR diubah menjadi Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kota Medan, pusat perkantoran masih dilangsungakn dibelakang
Balai Kota Medan.Pada tahun1975, di masa pemerintahan orde baru, digagas
pembangunan Gedung DPRD Medan di Jalan Kapten Maulana Lubis. Dengan restu
Gubernur Sumatera Utarasaat itu Marah Halim, pembangunan gedung DPRD Medan
dimulai dengan peletakan abut pertama tanggal 26 Juni 1975 yang dilakukan oleh
Walikota Medan M. Saleh Arifin.87
Setahun kemudian pada tahun 1976, gedung DPRD Medan berlantai tiga
86

Memori DPRD Kota Medan Masa Jabatan 2009-2014 hal 6
Dr. Sadu Wasistiono,M.S, Etika hubungan legislatif-eksekutif dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah,
bndung. Alqaprint.2001. hal:18

87

67
Universitas Sumatera Utara

yang

berhadapan

dengan

kantor

Walikota

Medan

Sekarang

diresmikan,

peresmiannya langsung dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada saat
itu Amir Mahmud. Prasasti peresmian gedung DPRD saat itu diletakan dilantai dua
persis di ruang tamu yang kemudian dijadikan ruang pimpinan DPRD Medan. Dan
secara resmi pada tahun 1976, anggota DPRD Medan berkantor di Gedung baru
tersebut setelah Sembilan tahun berkantor di belakang Balai Kota Medan.Setelah
sebelas kali masa kepemimpinan di DPRD Medan, gedung yang dibangun pada masa
pemerintahan orde baru diruntuhkan.88
Pada periode 2004-2009 sejumlah anggota DPRD Medan menggagas renovasi
gedung DPRD Medan.Namun rencana itu batal dilakukan dan berujung dengan opsi
pembangunan gedung baru.Pada tahun 2012 di masa kepemimpinan ketua DPRD
Medan Drs. Amiruddin, masa bahkti 2009-2014, Gedung DPRD Kota Medan
dibangun delapan lantai dengan anggaran mencapai 90 milliarlebih.

Berikut ini adalah tokoh-tokoh yang pernah memimpin Kota Medan dari tahun
1968-2019:89

88
89

1. T. Ginagan Harahap, SH

: 1957 S/D 28-2-1961

2. Irawady

: 28-2-1961 s/d 28-5-1966

3. Alwi St. Sinaro

: 28-5-1966 s/d 1-3-1969

4. DR. hj. Djanius Djamin,

: 1-3-1969 s/d 1971

5. Nas Sebayang

: 7-10-1971 s/d 11-7-1977

6. Haji B. Hutasuhut

: 11-7-1977 s/d 1982.1982 s/d 1987

7. Haluddin Harahap

: 1987 s/d 1992

8. Daryatmo

: 1992 s/d 12-2-1995

9. M. Abduh, MAP, SH

: 1995 s/d 1997

Ibid. hal 19
Op.cit. Pemko. “Nama-nama Mantan Walikota Medan.”

68
Universitas Sumatera Utara

10. Syamsi Harahap

: Juli 1997 s/d 1999

11. Tom Adlin Hajar

: Juli 1999 s/d Juli 2004

12. H. Syahdansyah Putra

: Juli 2004 s/d Juli 2009

13. Denni Ilham Panggabean, SH : Juli 2009 s/d Juli 2010
14. H. Amiruddin

: Juli 2010 s/d Juli 2014

15. Henry jhon Hutagulung, SE, SH: Juli 2014 s/d Juli 2019

B.2. Visi dan Misi DPRD Kota Medan90

Visi
Sesuai fungsi, tugas dan wewenang DPRD untuk masa bakti tahun 2014
sampai

2019 mempunyai

Visi: “Terwujudnya

kehidupan masyarakat

dan

pemerintahan Kota Medan yang demokratis, aspiratif, transparan dan akuntabel”.
Misi
1. Pengembangan implementasi nilai-nilai demokrasi kehidupan masyarakat dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
2. Peningkatan efektifitas penyerapa dan perumusan aspirasi masyarakat.
3. Pengembangan transparansi penyelenggaraan pemerintahan daerah.
4. Peningkatan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.
5. Pengembangan berbagai Perda dan menjamin adanya kepastian hukumdan
perlindungan serta ketertiban masyarakat.

9090

http://dprd-medankota.go.id/” Visi-Misi Dprd Kota Medan.”diakses tgl 2 mei 2017 pukul 07.00 wib

69
Universitas Sumatera Utara

B.3. Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan
Dalam hal penguatan Lembaga Legislatif undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 dan undang-undang Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
Lembaga legislatif daerah telah mengalami perubahan dan peningkatan fungsi serta
peran yang sangat berarti dalam hal:91
a. DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan
sebagai penyelenggara pemerintahan daerah.
b. Membentuk peraturan daerah kabupaten bersama Kepala Daerah.
c. Membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah
mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten yang diajukan
oleh Kepala Daerah.
d. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan
anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten.
e. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Daerah dan/atau wakil
Kepala Daerah kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur untuk
mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/atau pemberhentian.
f. Memilih wakil Kepala Daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil
Kepala Daerah.
g. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah
kabupaten terhadap rencana perjanjian internasional di daerah.
h. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang
dilakukan oleh pemerintah daerahkabupaten.
i. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerahdalam
penyelenggaraan pemerintahan daerahkabupaten.
j. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan daerah lain atau

91

Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah” Tatib Legislatif”.

70
Universitas Sumatera Utara

dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dandaerah.
k. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

B.4. Wewenang dan Tugas DPRD Kota Medan
Dewan perwakilan rakyat daerah adalah unsur pemerintah kota yang
susunanya mencerminkan perwakilan seluruh rakyat daerah, bersama-sama kepala
daerah menjalankan tugas wewenang pemerintah daerah di bidang legislatif. Dalam
menjalankan wewenang dan tugas DPRD secara rinci diatur dalam Keputusan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah No. 09/ KEP DPRD/ Tahun 2004 tentang Peraturan Tata
Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan sebagaimana tertera dalam
Bab V, Pasal 30 yang menyatakan bahwa DPRD mempunyai tugas dan wewenang: 92
1. Membentuk peraturan daerah yang dibahas dengan kepala daerah untuk
mendapat persetujuanbersama.
2. Menetapkan APBD bersama dengan kepaladaerah.
3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan
anggaran pendapatan dan belanja daerah, peraturan kepala daerah,
kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan
daerah dan kerjasama internasional didaerah.
4. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Daerah dan/atau wakil
Kepala Daerah kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur untuk
mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/ataupemberhentian.
5. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah
kabupaten terhadap rencana perjanjian internasional didaerah.

92

http://dprd-medankota.go.id/profil/ Tentang Wewenang dan tugas DPRD KotaMedan.diakses tgl 2 mei 2017
pukul 07.45 wib

71
Universitas Sumatera Utara

6. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah dalam
penyelenggaraan tugas desentralisasi.
7. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalamundang- undang.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD
merupakan lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai penyelenggara
pemerintahan di daerah. DPRD terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan
umum yang dipilih melalui pemilihan umum. Tugas dan wewenang DPRD
disesuaikan dengan undang-undang maupun PP No.16 tahun 2010 tentang tata tertib
yang kemudian ditindak lanjuti sampai ke DPRD. Sedangkan fungsi lembaga DPRD
terdiri dari tiga fungsi yakni fungsi legislasi, fungsi controlling, dan fungsi
budgeting.93
1. Anggaran
Fungi Angaran DPRD diwujudkan dalam membahas dan menyetujui
rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah bersama kepala
daerah.
2. Pengawasan
Fungsi Pengawasan diwujudkan dalam mengatasi pelaksanaan peraturan
daerah dan APBD.
3. Legislasi
Fungsi Legislasi diwujudkan dalam membentuk peraturan daerah
bersama kepala daerah.
Fungsi legislasi diantaranya adalah :94
1. fungsi untuk membentuk peraturan daerah (Perda) bersama kepala daerah
(DPRD adalah policy maker, bukan policy implementator),

93
94

Ibid.hal 121
Ibid. hal 122

72
Universitas Sumatera Utara

2. fungsi strategis yang menempatkan DPRD sebagai "lembaga terhormat"
dalam mengemban amanah dan memperjuangkan aspirasi rakyat.
3. merupakan "fungsi perjuangan" untuk menentukan keberlangsungan serta
masa depan daerah.
4. merupakan suatu proses untuk mengakomodasi berbagai kepentingan para
pihak/stakeholders. Arti penting fungsi legislasi DPRD diantaranya bersama
kepala daerah merupakan fungsi pembuat Perda. Yang mana Perda
menentukan arah pembangunan dan pemerintahan di daerah. Perda sebagai
dasar perumusan kebijakan publik di daerah. Perda sebagai kontrak sosial di
daerah. Perda sebagai pendukung pembentukan perangkat daerah dan susunan
organisasi.
B.5. Hak-Hak DPRD dalam Menjalankan Fungsinya95
1. Hak Interpelasi; ialah hak DPRD untuk meminta keterangan kepada kepala
daerah mengenai kebijakan pemerintah daerah yang penting dan strategis
yang berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah danNegara.
2. Hak Angket; ialah pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD untuk melakukan
penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu kepala daerah yang penting
dan strategis yang berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah dan
Negara, yang diduga bertentangan dengan peraturanperundang-undangan.
3. Hak menyatakan pendapat; ialah hak DPRD untuk menyetakan pendapat
terhadap kebijakan kepala daerah atau mengenai kejadian luar biasa yang
terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai
tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hakangket dapat diatur dalam
Peraturan Tata Tertib DPRD yang berpedoman pada peraturan perundangundangan.
95

Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Pasal 4 ayat .Tentang Pemerintahan Daerah hak angota legislatif”

73
Universitas Sumatera Utara

Hak Anggota DPRD Kota Medan
o Mengajukan rancangan Perda.
o Mengajukan pertanyaan.
o Menyampaikan usul dan pendapat.
o Memilih dan dipilih.
o Membela diri.
o Imunitas.
o Protokoler.
o Keuangan dan administratif.96

B.6. Alat kelengkapan DPRD Kota Medan
Sesuai dengan peraturan pemerintah daerah Nomor 16 tahun 2010 tentang
pedoman penyusunan peraturan dewan perawakilan rakyat daerah tentang tatatertib
dewan perwakilan rakyat daerah, bahwa alat kelengkapan DPRD terdiri dari
pimpinan, badan musyawarah, komisi, badan legislasi, badan anggaran, dan bandan
penghormatan yang diperlukan pada saat rapat paripurna.97

1. Pimpinan DPRD Kota Medan
Kedudukan Pimpinan dalam Dewan bisa dikatakan sebagai juru Bicara
Parlemen. Fungsi pokoknya secara umum adalah mewakili DPRD secara simbolis
dalam berhubungan dengan lembaga eksekutif, lembaga-lembaga tinggi negara lain,
dan lembaga-lembaga internasional, serta memimpin jalannya administratif
kelembagaan secara umum, termasuk memimpin rapat-rapat paripurna dan
menetapkan sanksi atau rehabilitasi.98 Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Pimpinan
memiliki tugas-tugas yang bisa dibagi ke dalam tiga kategori.Tugas di lingkungan
96

Ibid.hal 123
Undang-undang nomor 16 tahun 2010 tentang” pedoman penyusunan Peraturan DPRD dan tata tertib.
98
B.N Marbun, DPR-RI, Pertumbuhan dan cara kerjanya. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. 1992. Hal 9-10
97

74
Universitas Sumatera Utara

internal pimpinan, tugas di lingkungan internal dan eksternal DPRD: 99
Adapun tugas di lingkungan internal Pimpinan adalah:
a. Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja antara Ketua dan
Wakil Ketua, serta mengumumkannya kepada Rapat Paripurna; dan
b. Mengadakan Rapat Pimpinan DPRD sekurang-kurangnya sekali sebulan
dalam rangka melaksanakan tugasnya;

Adapun tugas di lingkungan Internal DPRD:
a. Menentukan kebijaksanaan Alat KelengkapanDPRD;
b. Memimpin rapat DPRD sesuai dengan ketentuan Peraturan Tata Tertib serta
menyimpulkan persoalan yang dibicarakan dalamrapat;
c. Mengadakan konsultasi dengan pimpinan fraksi apabila dipandang perlu,
dalam mengawasi pelaksanaan tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh
Sekretaris Jenderal dengan dibantu oleh Badan Urusan Rumah Tangga;
dan Menetapkan sanksi atau rehabilitasi kepada Anggota Dewan yang
melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik.

Adapun tugas di lingkungan eksternal DPRD:
a. Mengadakan konsultasi dengan Presiden dan pimpi