persalinan.ppt 750KB Apr 14 2011 03:27:00 PM

PERSALINAN

Persalinan Normal
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses
kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan (aterm 40
minggu), pada janin letak meman- jang dan presentasi
belakang kepala, yang dususul dengan pengeluaran
plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam
waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan atau
pertolongan buatan dan tanpa komplikasi.

Proses Persalinan





Kala I Pembukaan serviks.

Tanda-tanda dan gejala inpartu :
1.Penipisan dan pembukaan serviks.
2.Kontraksi uterus yang mengakibatkan
perubahan serviks (fre• 3.kuensi minimal 2 kali dalam 10 menit ).
• 4.Cairan lender bercampur darah (show)
melalui vagina.
• 5.Adanya HIS

1. Fase Laten
- Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks.
- Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
- Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
2. Fase Aktif
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat, memadai jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
- Dari pembukaan 4 cm hingga mencaspai pembukaan lengkap atau 10
cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara
atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara)


Proses Persalinan pada kala1


Dimulai pada waktu serviks membuka karena his: kontraksi
uterus yang teratur, makin sering, makin nyeri; disertai
pengeluaran darah-lendir (tidak lebih banyak dari darah haid).
• Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada
periksa-dalam bibir porsio tidak dapat diraba lagi). Selaput
ketuban biasanya pecah pada akhir kala
• Lamanya tergantung paritas ibu : primigravida ± 12 jam,
multigravida ± 7 jam.
• .Mekanisme pembukaan serviks adalah sebagai berikut :
kontraksi segmen atas uterus dan retraksi (regangan) segmen
bawah uterus yang mengakibatkan pembukaan serviks.
Akhirnya segmen bawah uterus makin menipis, dan segmen
atas uterus (korpus) makin menebal.

Kala pengeluaran janin
Belum bersalin

- Mules-mules teratur(1jam 5 kali)- Makin lama makin sering.
- Makin lama makin nyeri dan makin lama.
- Nyeri dimulai dari belakang
menjalar ke depan
- Tidak teratur.
- Tidak ada perubahan.
- Tidak ada perubahan.
- Nyeri terutama di depan.
-Berjalan menambah nyeri.
-Berhubungan dengan pengerasan uterus.
-Keluar darah lendir.
-Serviks mendatar dan membuka
-Bagian terbawah sudah turun.
-Kepala tidak dapat digerakkan
pada waktu mules.
 

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR YANGMEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR DI DESA SEMBORO KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2011

2 53 20

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

HUBUNGAN ANTARA DOWN SYNDROME DENGAN TINGKAT FUSI TULANG ULNA PADA ANAK LAKI-LAKI USIA 14 TAHUN

0 22 17

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu (study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 22 0

Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas 3 SD Kelas 3 Suyanto Suyoto 2011

4 108 178

ANALISIS NOTA KESEPAHAMAN ANTARA BANK INDONESIA, POLRI, DAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 SEBAGAI MEKANISME PERCEPATAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERBANKAN KHUSUSNYA BANK INDONESIA SEBAGAI PIHAK PELAPOR

1 17 40

KOORDINASI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DENGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) DAN BANK INDONESIA (BI) DALAM UPAYA PENANGANAN BANK BERMASALAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

3 32 52