Index of /ProdukHukum/kehutanan

(1)

KATA

 

PENGANTAR

 

 

 

Alhamdulillahirabbil’alamin

,

 

puji

 

syukur

 

kita

 

panjatkan

 

ke

 

hadirat

 

Alah

 

SWT,

 

atas

 

rahmat

 

dan

 

ridho

NYA,

 

penyusunan

 

LAKIP

 

tahun

 

2007

 

dapat

 

diselesaikan

 

dengan

 

tepat

 

waktu.

 

Kewajiban

 

menyusun

 

LAKIP

 

didasarkan

 

pada

 

Instruksi

 

Presiden

 

Nomor

 

7

 

tahun

 

1999

 

tentang

 

Sistem

 

Akuntabilitas

 

Kinerja

 

Instansi

 

Pemerintah.

 

Tahun

 

2007

 

merupakan

 

tahun

 

ke

7,

 

Departemen

 

Kehutanan

 

menyusun

 

Laporan

 

Akuntabilitas

 

Kinerja

 

Departemen

 

Kehutanan

 

(LAKIP

 

Dephut),

 

sebagai

 

laporan

 

pertanggungjawaban

 

Departemen

 

Kehutanan

 

dalam

 

mewujudkan

 

visi,

 

misi,

 

dan

 

tujuan

 

organisasi.

  

 

Melalui

 

LAKIP

 

Dephut

 

tahun

 

2007,

 

Departemen

 

Kehutanan

 

melaporkan

 

kinerjanya

 

yang

 

diukur

 

dari

 

pencapaian

 

kinerja

 

misi,

 

sasaran,

 

program,

 

dan

 

kegiatan

 

yang

 

dilakukan

 

pada

 

tahun

 

2007,

 

sesuai

 

yang

 

tertuang

 

dalam

 

Rencana

 

Stratejik

 

Dephut

 

2005

2009

 

dan

 

Rencana

 

Kinerja

 

Dephut

 

Tahun

 

2007.

  

Pengukuran

 

pencapaian

 

kinerja

 

dilakukan

 

dengan

 

merujuk

 

pada

 

indikator

 

kinerja

 

input,

 

output,

 

dan

 

outcome,

 

yang

 

telah

 

ditetapkan

 

dan

 

direalisasikan

 

per

 

tahun.

   

LAKIP

 

Dephut

 

Tahun

 

2007

 

disusun

 

berdasarkan

 

masukan

 

dari

 

seluruh

 

unit

 

kerja

 

lingkup

 

Dephut.

   

Laporan

 

ini

 

diharapkan

 

dapat

 

memberikan

 

informasi

 

mengenai

 

seberapa

 

jauh

 

keberhasilan

 

dan

 

kegagalan

 

Departemen

 

Kehutanan

 

dalam

 

melaksanakan

 

tugas

 

dan

 

wewenangnya

 

pada

 

tahun

 

2007.

  

Semoga

 

laporan

 

ini

 

dapat

 

bermanfaat.

 

Jakarta,

      

Maret

 

2008

 

Menteri

 

Kehutanan

 

 

ttd

 

 


(2)

I KHTI SAR EKSEKUTI F

Departemen Kehutanan dalam Rencana Stratejik tahun 2005-2009

telah menetapkan visi “

Terw ujudnya kelestarian hutan bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat

”. Dari visi tersebut, telah ditetapkan 6 misi. Misi tersebut dipandang sebagai misi yang amat penting dan stratejik karena mendasari kebijakan, program, dan kegiatan Departemen Kehutanan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

Sesuai Dengan Renja Dephut tahun 2007, visi Departemen Kehutanan dicapai melalui 6 misi, 14 tujuan, dan 33 sasaran, yang dilaksanakan melalui 5 kebijakan prioritas, 10 program, dan 51 kegiatan yang dilakukan pada tahun 2007.

Sesuai pedoman penyusunan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang tertuang dalam surat keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 239/ I X/ 6/ 8/ 2003 tahun 2003, kinerja Departemen Kehutanan diukur dengan mengukur pencapaian indikator kinerja (masukan, keluaran, dan hasil) kegiatan pembangunan kehutanan yang dilakukan pada tahun 2007.

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kinerja Departemen Kehutanan pada tahun 2007 adalah sebesar 81,28% , sedangkan tahun 2006 sebesar 87,79% dan tahun 2005 sebesar 90,60% . Nilai pencapaian persentase (% ) kinerja hasil ini menurun dari tahun ketahun, tetapi hasil fisik yang didapatkan jauh lebih besar karena anggaran yang tersedia jauh lebih besar dari tahun sebelumnya. Dari total anggaran pembangunan kehutanan yang tersedia pada tahun 2007 sebesar Rp. 6.724.549.072.000,- realisasi pelaksanaannya sebesar 50,64% atau Rp. 3.405.613.613.000. Pelaksanaan anggaran ini sangat dipengaruhi oleh sistem penganggaran berbasis kinerja yang belum mantap. Pada sistem ini mekanisme pertanggungjawaban anggaran semakin kompleks dan ada ketentuan keharusan untuk seluas-luasnya melibatkan berbagai pihak dalam setiap kegiatan.

Pencapaian kinerja hasil pembangunan kehutanan tahun 2007 per program, yang nilainya masing-masing adalah sebagai berikut:


(3)

NO.

PROGRAM

Hasil

Kinerja

( % )

1 Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH 81,64

2 Peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan LH 75,00

3 Rehabilitasi dan Pemulihan cadangan SDA 80,41

4 Pengembangan Kapasitas pengelolaan SDA 80,00

5 Pemantapan keamanan dalam negeri 74,81

6 Perlindungan dan konservasi SDA 72,84

7 Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan

84,99

8 Penelitian dan Pengembangan I PTEK 81,64

9 Pendidikan Kedinasan 80,70

10 Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara 96,83

Rata-rata 81,28

Melihat pencapaian hasil di atas, Departemen Kehutanan tahun 2007 memiliki kinerja sebesar 81,28% , dibandingkan tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 7,66% (tahun 2006 sebesar 88,94% ).

Hasil-hasil yang pelaksanaan kinerja pembangunan kehutanan tahun 2007, antara lain :

1.

Program Pemantapan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya

Hutan

dengan hasil peta paduserasi provinsi Kalimantan Tengah; data dan dokumen pengukuhan kawasan hutan di 12 provinsi; penyelesaian permasalahan pengukuhan kawasan hutan di 2 provinsi; penyelesaian proses tukar menukar kawasan hutan untuk pembangunan non kehutanan di 12 lokasi; sertifikasi pengelolaan hutan produksi lestari 19 sertifikat seluas 1.774.820 ha; ekspor panel kayu 2,67 juta ton dan


(4)

wood working 1,6 juta ton; jumlah pulp yang dihasilkan tahun 2007 sebanyak 5,5 juta ton; pngkayaan dan pemeliharaan hasil pengkayaan di 4 provinsi (Sumbar, Kalbar, Kaltim, Kalsel); pnerimaan PNBP dari 16 provinsi penghasil; buku Pedoman actionplan pembangunn KPH tingkat nasional; pembangunan areal model HHBK seluas 295 ha.

2.

Program Peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan

LH

, dengan hasil data dan informasi neraca sumber daya hutan (NSDH) 33 provinsi; data luas dan persebaran penutupan lahan sebanyak 300 lembar peta; data penutupan lahan di Sumatera dan Sulawesi; data tematik kehutanan di 29 provinsi

3.

Program Rehabilitasi dan Pemulihan cadangan SDA

, dengan

hasil pembangunan Gerhan dengan hutan tanaman reboisasi seluas 28.536 ha, tanaman hutan rakyat 51.016.944 ha, tanaman hutan mangrove 2.911 ha, dan tanaman silvikultur intensif 2.276 ha, HTI 447.982 ha, Perum Perhutani 201.564 ha, hutan meranti 2.799 ha; bangunan konservasi tanah (dam, embung, sumur resapan) sebanyak 2.568 unit; pembangunan areal model hutan rakyat 500 ha, dan areal model wanatani 140 ha; rencana teknik tahunan tahun 2007 di 23 DAS; I ndonesia menanam 79 juta batang; perempuan menanam 12 juta batang; dan penanaman kemitraan dengan 32 ormas sebanyak 3,2 juta batang.

4.

Program Pengembangan Kapasitas pengelolaan SDA

, dengan

hasil pembangunan hutan kemasyarakatan tahun 2007, program HKm melibatan masyarakat sebanyak 57 Kelompok Tani terbaik (6.742 KK), dengan luas lahan 8.811,06 Ha di Lampung, DI Y, dan NTB. Untuk mendorong upaya pengentasan kemiskinan dan rehabilitasi kawasan hutan Negara, Wapres RI menetapkan target penetapan areal kerja dan ijin usaha pemanfaatan HKm seluas 400.000 Ha tahun 2009, dan 2,1 juta ha tahun 2015; pemberdayaan masyarakat (PHBM) di areal I UPHHK-HA 16.015 KK dan I UPHHK-HTI 30.557 KK; pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) 1,6 juta KK; peningkatan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan konservasi 425.764 KK di 1.333 desa; peningkatan usaha masyarakat di sekitar hutan produksi 29 provinsi, 58 desa, 1.160 KK.

5.

Program Pemantapan Keamanan Dalam Negeri

, dengan hasil

pelatihan Polisi Kehutanan Reaksi Cepat (SPORC), Diklat Polhut dan PPNS sebanyak 8.153 orang, jumlah SPORC 893 orang 11 provinsi; operasi Represif dan operasi Polhut khusus 11 paket, dengan hasil


(5)

operasi kayu 37.105 batang/ 126.928 m3, alat berat 8 unit, kapal 7 unit, truk 16 unit, mobil 3 unit, satwa 424 ekor, dan lahan perambahan 416,43 ha; rapat kerja pengamanan hutan dengan instansi terkait; penanganan perkara tindak pidana kehutanan 1 paket; pelanggaran pencurian kayu tahun 2007 sebanyak 293 kasus (2006 : 1422 kasus), kebakaran hutan 11 kasus (2006: 28 kasus), perambahan 39 kasus (2006 : 84 kasus). Terjadi penurunan kasus pelanggaran kehutanan pada tahun 2007; perbaikan tata usaha hasil hutan (SAKB, faktur, SKAU, log tracking atau barcode system).

6.

Program Perlindungan dan Konservasi SDA

, dengan hasil

pemantauan hotspot di 25 provinsi, dimana tahun 2007 jumlah hotspot yang teridentifikasi dalam kawasan hutan 343 titik, dan di lahan 1.081 titik; koordinasi pengendalian kebakaran hutan, pengendalian kebakaran lahan dan hutan di di BKSDA/ BTN rawan kebakaran di 11 porpinsi; pembentukan masyarakat peduli api di Bengkulu, Sumbar, Sumut, Sulsel, dan Kalbar; inventarisasi areal bekas kebakaran di Riau, Jambi, TN Ciremai, TN Gunung palung, dan kalimantan Tengah; Pengelolaan jasa lingkungan dan jasa wisata di 10 lokasi.

7.

Program Penelitian dan Pengembangan I PTEK

, dengan hasil

teknologi pengembangan jenis-jenis pohon dan rehabilitasi sebanyak 55 kegiatan; teknologi peningkatan produktivitas hutan sebanyak 198 kegiatan; teknologi pengelolaan dan pelestarian keanekaragaman hayati sebanyak 141 kegiatan; teknologi pembuatan, pengelolaan, pemanfaatan HHBK dan jasa hutan; tehnik pengkayaan dan inventarisasi hutan alam 17 kegiatan, dan model dan pola partisipasi masyarakat sebanyak 35 kegiatan.

8.

Program Pendidikan Kedinasan

, dengan hasil jumlah yang

terdidik di SKMA Manokwari, Diploma I V penyuluhan dan S1 kerjasama, 253 orang; jumlah aparatur yang mengikuti diklat perencanaan, pemanfaatan hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, perlindungan hutan dan pengamanan hutan, bidang administrasi kepemimpinan 3.463 orang.

9.

Program Peningkatan Pengaw asan dan Akuntabilitas Aparatur

Negara

, dengan hasil laporan hasil pemeriksaan reguler, PNBP,

khusus, lainnya, pencermatan kerjasama dan BLN, aset I KMN, evaluasi pencapaian DI PA th 2007, evaluasi pencermatan lainnya 369 LHA;


(6)

laporan evaluasi SAKI P dan SAI ; laporan pembinaan wilayah 15 provinsi.

10.

Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan

Kepemerintahan

, dengan hasil arahan kebijakan Departemen

kehutanan 288 dokumen; penerimaan negara bukan pajak Dana Reboisasi 1.358,78 milyar, PSDH 670,09 milyar, I HPH dan I HPHTI 76,01 milyar; fasilitasi konvensi internasional dan internalisasi konvensi internasional dan perencanaan kehutanan 33 propinsi; kerjasama lintas sektor dan international (Fleg, MOU dengan I nggris, China, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Norwegia); penyusunan peraturan perundang-undangan bidang kehutanan; Laporan perkembangan kredit KUK DAS, KUPA, KUHR

Penegakan hukum masalah hutan dan lingkungan masih menjadi masalah besar yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan. Kejahatan bidang kehutanan sangat komplek dan dampaknya tidak dirasakan secara langsung secara singkat tetapi dampak yang ditimbulkan jangka panjang. Tidak efektifnya penegakan hukum terutama disebabkan oleh kurangnya kemauan untuk melakukan tindakan. Sebaliknya, justru banyak faktor yang mendukung lemahnya penegakan hukum, antara lain: lemahnya kelembagaan, peraturan perundangan yang kurang realistis, lemahnya sistem pengawasan serta penyalahgunaan wewenang.

Menghadapi permasalahan tersebut diatas, maka Departemen kehutanan akan terus meningkatkan kinerjanya, terutama kinerja dari 5 kebijakan prioritas dan dijabarkan ke daalam 19 fokus kegiatan yang telah ditetapkan. Peningkatan kinerja ini akan tercapai dengan meningkatkan kerjasama dengan semua pihak (stakeholders), terutama dengan masyarakat di dalam dan sekitar hutan.


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. . . i

IKHTISAR EKSEKUTIF. . . ii

DAFTAR ISI. . . vii

DAFTAR TABEL. . . viii

DAFTAR GRAFIK. . . ix

I. PENDAHULUAN. . . 1

A. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI. . . 1

B. STRUKTUR ORGANISASI. . . 1

C. LINGKUNGAN STRATEGIS YANG BERPENGARUH. . . 3

II. PERENCANAAN STRATEJIK. . . A. RENCANA STRATEJIK. . . 8

1. VISI. . . 8

2. MISI. . . 8

3. TUJUAN . . . 8

4. SASARAN. . . 10

5. CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN. . . 10

B. RENCANA KINERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2007. . . 18

III. AKUNTABILITAS KINERJA. . . 19

A. PENGUKURAN KINERJA . . . 19

1. KINERJA PROGRAM PEMBANGUNAN KEHUTANAN. . . 21

2. KINERJA MISI PEMBANGUNAN KEHUTANAN . . . 28

3. KINERJA VISI PEMBANGUNAN KEHUTANAN. . . 34

B. ASPEK KEUANGAN. . . 35

C. PERMASALAHAN . . . 36


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Misi, Jumlah Sasaran, Program, dan Jumlah Kegiat an Sesuai Renst ra Dephut 2005-2009

dan Renj a Dephut 2007. . . 19 Tabel 2. Hasil Pengukuran Kinerj a Program. . . 21 Tabel 3. Hasil Pengukuran Kinerj a Sasaran, t uj uan, dan misi

Pembangunan Kehut anan Tahun 2007. . . 29 Tabel 4. Alokasi dan Realisasi Anggaran Depart emen Kehut anan


(9)

DAFTAR GRAFIK

Graf ik 1. Sebaran Pegawai Depart emen Kehut anan


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Mat rik Renst ra-Kl Depart emen Kehut anan

Tahun 2005-2009 . . . 38

Lampiran 2. Rencana Kinerj a Tahunan Tahun 2007 . . . 47

Lampiran 3. Pengukuran Kinerj a Kegiat an . . . 68


(11)

I. PENDAHULUAN

A.

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI

Berdasarkan Keppres Nomor 187/ M Tahun 2004 Tent ang Susunan Kabinet Indonesia Bersat u, t elah dit unj uk Ment eri Kehut anan yang t ergabung didalam Ment eri Negara Kabinet Indonesia Bersat u, unt uk membant u melaksanakan sebaik–baiknya t ugas Presiden didalam menyelenggarakan kekuasaan pemerint ahan negara.

Sement ara it u, berdasarkan Perat uran Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 t ent ang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tat a Kerj a Kement erian Negara RI, disebut kan bahwa Ment eri memimpin Depart emen dan berada di bawah dan bert anggung j awab kepada Presiden. Depart emen adalah unsur pelaksana Pemerint ah.

Depart emen Kehut anan mempunyai t ugas membant u Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerint ahan di bidang kehut anan. Dalam melaksanakan t ugasnya, Depart emen Kehut anan menyel enggarakan f ungsi:

1. perumusan kebij akan nasional, kebij akan pelaksanaan, dan kebij akan t eknis di bidang kehut anan;

2. pelaksanaan urusan pemerint ahan sesuai dengan bidang t ugasnya;

3. pengelolaan barang milik/ kekayaan negara yang menj adi

t anggungj awabnya;

4. pengawasan at as pelaksanaan t ugasnya;

5. penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pert imbangan di bidang t ugas dan f ungsinya kepada Presiden.

B.

STRUKTUR ORGANISASI

Unt uk dapat menampung t ugas dan f ungsi pokok t ersebut di at as, maka t elah dit et apkan susunan organisasi Depart emen sesuai Perat uran Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005, sebagai berikut :

a. Ment eri;

b. Sekret aris Jenderal; c. Direkt orat Jenderal; d. Inspekt orat Jenderal ; e. Badan dan/ at au Pusat ; f . St af Ahli.

Susunan organisasi Depart emen Kehut anan dit et apkan didalam perat uran Ment eri Kehut anan Nomor P. 13/ Menhut -II/ 2005 t ent ang Organisasi Dan


(12)

Tat a Kerj a Depart emen Kehut anan. Tugas set iap unit kerj a di dalam susunan organisasi Depart emen Kehut anan, adalah sebagai berikut :

1. Sekret ariat Jenderal mempunyai t ugas melaksanakan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan t ugas dan administ rasi Depart emen.

2. Direkt orat Jenderal Perlindungan Hut an dan Konservasi Alam mempunyai t ugas merumuskan dan melaksanakan kebij akan dan st andarisasi t eknis di bidang perl indungan hut an dan konservasi alam. 3. Direkt orat Jenderal Rehabilit asi Lahan dan Perhut anan Sosial

mempunyai t ugas merumuskan sert a melaksanakan kebij akan dan st andarisasi t eknis di bidang rehabilit asi lahan dan perhut anan sosial. 4. Direkt orat Jenderal Bina Produksi Kehut anan mempunyai t ugas

merumuskan sert a melaksanakan kebij akan dan st andardisasi t eknis di bidang pembinaan produksi kehut anan.

5. Inspekt orat Jenderal mempunyai t ugas melaksanakan pengawasan t erhadap pelaksanaan t ugas di lingkungan Depart emen.

6. Badan Pl anologi Kehut anan mempunyai t ugas melaksanakan

penyusunan perencanaan makro di bidang kehut anan dan pemant apan kawasan hut an.

7. Badan Penelit ian dan Pengembangan Kehut anan mempunyai t ugas melaksanakan penelit ian dan pengembangan di bidang kehut anan

.

8. St af Ahli Bidang Kelembagaan mempunyai t ugas memberikan t elaahan

mengenai masalah kelembagaan dan sumberdaya manusia.

9. St af Ahli Bidang Ekonomi mempunyai t ugas memberikan t elaahan mengenai masalah ekonomi kehut anan.

10. St af Ahli Bidang Lingkungan mempunyai t ugas memberikan t el aahan mengenai masalah lingkungan hidup.

11. St af Ahli Bidang Kemit raan mempunyai t ugas memberikan t elaahan mengenai masalah kemit raan kehut anan.

12. St af Ahli Bidang Penanganan Perkara Kehut anan mempunyai t ugas memberikan t elaahan mengenai masalah perkara kehut anan.

St rukt ur organisasi Depart emen Kehut anan adalah sebagai berikut :

MENTERI KEHUTANAN

SETJEN ITJEN

BALITBANG BAPLAN

DITJEN PHKA DITJEN RLPS

DITJEN BPK


(13)

C.

LINGKUNGAN STRATEGIS YANG BERPENGARUH

Depart emen Kehut anan dalam melaksanakan t ugas, f ungsi dan wewenangnya, dipengaruhi oleh kondisi lingkungan st rat ej ik, baik int ernal maupun ekst ernal. Lingkungan int ernal berasal dari aspek-aspek sumberdaya manusia (SDM), perat uran perundang-undangan, sarana dan prasarana, keuangan, dan kelembagaan. Sedangkan lingkungan ekst ernal berasal dari aspek-aspek ekologi, sosial, dan ekonomi, karena pembangunan kehut anan ke depan dit uj ukan unt uk mewuj udkan pengel olaan hut an l est ari yang dapat memberikan kesej aht eraan bagi masyarakat yang secara umum t ercermin pada kondisi ekologi, sosial, dan ekonomi.

1. Lingkungan

Internal

a. Aspek Sumber Daya manusia

SDM sangat berpengaruh dal am pencapaian suat u program. Berdasarkan dat a 28 Desember 2007, j umlah pegawai Depart emen Kehut anan sebanyak 17. 170 orang. Berdasarkan pendidikan, pegawai Depart emen Kehut anan dapat diklasif ikasikan sebagai berikut : 78 orang S3, 845 orang S2, 4. 192 orang S1/ D4, 587 orang D3, 10. 251 orang SLTA, 648 orang SLTP, dan 569 orang SD. Kondisi pegawai berdasarkan pendidikan dapat dilihat dalam graf ik berikut :

Gr af i k 1. Sebar an Pegawai Depar t emen Kehut anan ber dasar kan Pendi di kan dan Jeni s Kel ami n

Peningkat an kompet ensi SDM Depart emen Kehut anan t el ah dilakukan melalui pendidikan f ormal dan pelat ihan di dalam dan luar negeri. Sedangkan unt uk meningkat kan kinerj a pegawai agar lebih prof esional di bidang t ugasnya, para pegawai Depart emen

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000

S3 S2 S1/D4 D3 SLTA SLTP SD

Perempuan Laki-laki


(14)

Kehut anan dianj urkan unt uk menit i karir di j abat an f ungsional (j abf ung).

a.

Aspek Peraturan Perundangan

Perangkat perundang-undangan memberikan legit imasi yang diperlukan Depart emen Kehut anan dalam melaksanakan wewenang dan t anggungj awabnya dengan mengingat pembat asan-pembat asan t ert ent u yang diberlakukan. Ket ent uan perundang-undangan yang berlaku berupa produk legalilasi yang dicapai melalui berbagai t ahap dan proses sert a melibat kan banyak pihak yang berkepent ingan. Dengan demikian dapat dikat akan bahwa secara prosedural ket ent uan perundang-undangan, dalam kont eks kehut anan menj adi domain Depart emen, t elah mencerminkan perhat ian, harapan, persepsi dari unsur-unsur pemangku kepent ingan mengenai t ugas pokok dan f ungsi Depart emen Kehut anan.

b.

Aspek Sarana dan Prasarana

Dalam melaksanakan t ugas pokok dan f ungsinya, Depart emen Kehut anan memiliki berbagai f asilit as ut ama, ant ara l ain:

Tanah senil ai Rp 84, 51 Milyar

Peralat an dan mesin senilai Rp 1, 74 t rilyun

Gedung dan bangunan senilai Rp 340, 28 Milyar

Jalan, irigasi dan j aringan senilai Rp 35, 23 Milyar

Asset t et ap lainnya senilai Rp 39, 28 Milyar

d. Aspek Sumber Daya Keuangan

Sumber daya keuangan merupakan f akt or yang menent ukan dalam pelaksanaan t ugas dan f ungsi guna merealisasikan t uj uan dan sasaran organisasi yang t elah dit et apkan. Pada t ahun 2007 t ot al al okasi anggaran Depart emen Kehut anan adalah sebesar Rp6. 724. 549. 072. 000, 00. Anggaran ini dibagi kedalam 2 j enis sumber anggaran, yait u yang t ercant um dalam DIPA 29 sebesar Rp2. 503. 920. 399. 000, 00 dan dalam DIPA 69 Luncuran sebesar Rp1. 259. 672. 026. 000, 00, dan DIPA 69 Murni sebesar Rp2. 960. 956. 647. 000, 00.

e. Aspek Kelembagaan

Penyelenggaraan kehut anan, selain dilakukan oleh pemerint ahan pusat (sesuai susunan organisasi di at as), j uga dil akukan oleh pemerint ahan daerah.

Sesuai dengan Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 t ent ang Kehut anan dan UU No. 32 Tahun 2004 t ent ang Pemerint ahan Daerah, Penyelenggaraan Kehut anan di daerah t erdiri dari :


(15)

1. Desent ralisasi/ pelimpahan wewenang dan t anggung j awab berada di Provinsi dan Kabupat en/ Kot a;

2. Dekonsent rasi yang dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Depart emen Kehut anan;

3. Perbant uan, t ugas-t ugas pusat dilaksanakan oleh daerah. Dalam melaksanakan dekonsent rasi, Depart emen Kehut anan memiliki 180 UPT yang t erdiri dari Balai Pengelolaan DAS (36 unit ); Bal ai Pemant apan Kawasan Hut an (17 unit ); Bal ai Pengelolaan Hut an Mangrove (2 unit ); Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (8 unit ), Balai Konservasi Sumberdaya Alam (19 unit ), Balai Besar Taman Nasional (8 unit ) Balai Taman Nasional (42 unit ), Balai Pemant auan Pemanf aat an Hut an Produksi (18 unit ), Balai Besar Lit bang (2 unit ), Balai Lit bang Kehut anan (14 unit ), Balai Persut eraan Alam (1 unit ), Balai Diklat Kehut anan (7 unit ), Balai Perbenihan dan Tanaman Hut an (6 unit ).

Unt uk mencapai sinkronisasi-koordinasi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kehut anan di pusat dan daerah melalui Keput usan Ment eri Kehut anan No. SK. 103/ Menhut -II/ 2004, Depart emen kehut anan membent uk Pusat Pengendalian Pembangunan Kehut anan Regional di 4 Regional, masing-masing: Regional I wilayah Sumat ra; Regional II wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara; Regional III wilayah Kalimant an, Regional IV wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua.

2. Lingkungan Eksternal

a. Aspek Ekologi

Sampai dengan t ahun 2007, dari kawasan hut an Indonesia seluas 120, 35 j ut a ha, yang t elah dit unj uk oleh Ment eri Kehut anan adalah seluas 109, 9 j ut a ha. Kawasan hut an t ersebut t erdiri dari hut an konservasi seluas 23, 24 j ut a ha, hut an lindung seluas 29, 1 j ut a ha, hut an produksi t erbat as seluas 16, 21 j ut a ha, hut an produksi seluas 27, 74 j ut a ha, dan hut an produksi yang dapat dikonversi seluas 13, 67 j ut a ha.

Berdasarkan hasil-hasil penelit ian, hut an dan perairan Indonesia memiliki kekayaan alam hayat i yang t inggi, t ercermin dengan keanekaragaman j enis sat wa dan f lora. Sej auh ini kekayaan t ersebut diindikasikan dengan j umlah mamalia 515 j enis (12% dari j enis mamalia dunia), 511 j enis rept ilia (7, 3% dari j enis rept ilia dunia), 1. 531 j enis burung (17% j enis burung dunia), 270 j enis amphibi, 2. 827 j enis binat ang t ak bert ulang, dan 38. 000 j enis t umbuhan (Bappenas, 2003).


(16)

Populasi dan dist ribusi kekayaan t ersebut saat ini mengalami penurunan sebagai akibat pemanf aat an Sumber Daya Hut an (SDH) yang kurang bij aksana ant ara lain: pemanf aat an yang berlebihan (f lora/ f auna), perubahan perunt ukan kawasan hut an (legal dan illegal), bencana alam, dan kebakaran hut an.

b.

Aspek Sosial

Berdasarkan sensus penduduk BPS t ahun 2003, mengindikasikan j umlah penduduk Indonesia mencapai 220 j ut a orang. CIFOR (2004) dan BPS (2000) menggambarkan bahwa kurang lebih 48, 8 j ut a diant aranya t inggal di sekit ar kawasan hut an dan sekit ar 10, 2 j ut a orang diant aranya t ergolong dalam kat egori miskin. Penduduk yang bermat a pencaharian langsung dari hut an sekit ar 6 j ut a orang dan sebanyak 3, 4 j ut a orang diant aranya bekerj a di sekt or swast a kehut anan. Secara t radisi, pada umumnya masyarakat t ersebut memiliki mat a pencaharian dengan memanf aat kan produk-produk hut an, baik kayu maupun bukan kayu (al. rot an, damar, gaharu, l ebah madu).

Keadaan pendidikan dan kesehat an penduduk sekit ar hut an pada umumnya t idak sebaik di perkot aan. Akses t erhadap f asilit as t ersebut di at as dapat dikat akan rendah. Seiring dengan kondisi t ersebut , sanit asi perumahan dan lingkungan sert a f asilit as umum masih kurang memadai. Dengan meningkat nya j umlah dan kepadat an penduduk di dalam dan sekit ar kawasan hut an, kondisi kualit as sosial penduduk di sekit ar hut an secara umum menurun.

c. Aspek

Ekonomi

Pemanf aat an hut an secara komersial t erut ama di hut an alam, yang dimul ai sej ak t ahun 1967, t elah menempat kan kehut anan sebagai penggerak perekonomian nasional. Indonesia t elah berhasil merebut pasar ekspor kayu t ropis dunia yang diawali dengan ekspor log, kayu kergaj ian, kayu lapis, dan produk kayu lainnya. Selama 1992 - 1997 t ercat at devisa sebesar US$ 16. 0 milyar, dengan kont ribusi t erhadap PDB t ermasuk indust ri kehut anan rat a-rat a sebesar 3, 5 % (BPS, 2004).

Pada t ahun 2003 ekspor kehut anan secara resmi dilaporkan sej umlah US$ 6, 6 milyar at au sekit ar 13, 7 % dari nilai seluruh ekspor non migas. Ekspor t ersebut t erdiri dari kayu lapis, kayu gergaj ian, dan kayu olahan sebesar US$ 2, 8 milyar, pul p and paper sebesar US$ 2, 4 milyar dan f urnit ure sebesar US$ 1, 1 milyar dan sisanya berasal dari kayu olahan lain. Tet api menurut perkiraan, karena t idak t ercat at seluruhnya j uml ah t ersebut dapat mencapai lebih dari US$ 8, 0 milyar, (CIFOR, 2003).

Sungguhpun demikian masa keemasan indust ri kehut anan mulai t ahun 1990 mengalami penurunan. Hal t ersebut digambarkan


(17)

ant ara lain dengan penurunan j umlah unit pengusahaan hut an (HPH) dari 560 unit (t ahun 1990) dengan ij in produksi 27 j ut a m3, menj adi 270 unit HPH (t ahun 2002) dengan ij in produksi 23, 8 j ut a m3. Penurunan berlanj ut pada t ahun 2003 dengan ij in produksi 6, 8 j ut a m3 dan t ahun 2004 dengan ij in produksi 5, 8 j ut a m3. Penerimaan pemerint ah dari pungut an Dana Reboisasi (DR), Bunga Jasa Giro DR, Provisi Sumber Daya hut an (PSDH), dan Iuran Hak Pengusahaan Hut an pada t ahun 2007 Rp. 2, 10 t rilyun.

Pembangunan kehut anan sej auh ini memiliki kont ribusi yang besar t erhadap pembangunan wilayah. Hal ini dit unj ukkan dengan t erbukanya wilayah-wilayah t erpencil melalui ket ersedian j alan HPH bagi masyarakat di dalam dan sekit ar hut an, bert ambahnya kesempat an kerj a, peningkat an pendapat an pemerint ah daerah dan masyarakat .


(18)

II. PERENCANAAN

STRATEJIK

A.

RENCANA STRATEJIK

1.

VISI

Sesuai dengan UU No. 41 t ahun 1999 t ent ang Kehut anan pasal 3, kondisi hut an dan kehut anan Indonesia sert a perset uj uan DPR-RI periode 2004-2009, visi pembangunan kehut anan dit et apkan sebagai berikut :

‘ Ter wuj udnya Penyel enggar aan Kehut anan unt uk Menj ami n Kel est ar ian Hut an dan Peningkat an Kemakmur an Rakyat ’

Berdasarkan visi t ersebut , Depart emen Kehut anan menyelenggarakan pengurusan hut an unt uk memperoleh manf aat yang opt imal dan lest ari sert a unt uk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanj ut an.

2. MISI

Berdasarkan UU No. 41 t ahun 1999 t ent ang Kehut anan dan UU No. 5 t ahun 1990 t ent ang Sumberdaya Alam Hayat i dan Ekosist emnya sert a perset uj uan DPR-RI periode 2004-2009 t anggal 1 Desember 2004, Depart emen Kehut anan t elah menet apkan 6 misi dalam pembangunan kehut anan, yait u:

1) Menj amin keberadaan hut an dengan luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional.

2) Mengopt imalkan aneka f ungsi hut an dan ekosist em perairan yang meliput i f ungsi konservasi, lindung dan produksi kayu, non kayu dan j asa lingkungan unt uk mencapai manf aat lingkungan sosial , budaya dan ekonomi yang seimbang dan lest ari.

3) Meningkat kan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS). 4) Mendorong peran sert a masyarakat .

5) Menj amin dist ribusi manf aat yang berkeadilan dan berkelanj ut an. 6) Memant apkan koordinasi ant ara pusat dan daerah.

3. TUJUAN

Tuj uan yang dit et apkan Depart emen Kehut anan berdasarkan misi yang diemban, adalah sebagai berikut :

Tuj uan dari misi 1: Menj amin keberadaan hut an dengan l uasan


(19)

a. Terselenggaranya pengukuhan kawasan hut an;

b. Terj amin dan opt imal nya luas dan f ungsi kawasan hut an.

Tuj uan dari misi 2: Mengopt imalkan aneka f ungsi hut an dan

ekosist em perairan yang meliput i f ungsi konservasi, lindung dan produksi kayu, non kayu dan j asa lingkungan unt uk mencapai manf aat lingkungan sosial, budaya dan ekonomi yang seimbang dan lest ari, adalah unt uk:

a. Terselenggaranya pengat uran dan pengurusan pengelolaan hut an;

b. Terselenggaranya pengat uran dan pengurusan rehabilit asi dan reklamasi hut an;

c. Termanf aat kannya sumber daya alam hayat i dan ekosist emnya berdasarkan prinsip kelest arian;

d. Terselenggaranya pengat uran dan pengurusan perencanaan kehut anan;

e. Berperan akt if dalam memanf aat kan perj anj ian global t ent ang kehut anan dan lingkungan;

f . Meningkat kan ef ekt if it as pengelolaan hut an di propinsi, kabupat en/ kot a;

g. Terselenggaranya penelit ian dan pengembangan, pendidikan dan lat ihan, sert a penyuluhan kehut anan.

Tuj uan dari misi 3: Meningkat kan daya dukung Daerah Aliran Sungai

(DAS), adalah unt uk memulihkan, mempert ahankan, dan meningkat kan f ungsi hut an dan lahan unt uk mendukung sist em penyangga kehidupan.

Tuj uan dari misi 4: Mendorong peran sert a masyarakat , adal ah

unt uk:

a. Terbangunnya masyarakat unt uk berperan sert a dalam pembangunan kehut anan;

b. Mewuj udkan aparat ur kehut anan yang bersih dan berwibawa.

Tuj uan dari misi 5: Menj amin dist ribusi manf aat yang berkeadilan

dan berkel anj ut an, adalah unt uk mewuj udkan ket ahanan usaha di bidang kehut anan.

Tuj uan dari misi 6: Memant apkan koordinasi ant ara pusat dan

daerah, adalah unt uk mewuj udkan sinkronisasi perat uran perundangan.


(20)

4. SASARAN

Sasaran priorit as pencapaian visi j angka menengah Depart emen Kehut anan (2005-2009), adalah sebagai berikut :

1) Tercapainya desent ralisasi pembangunan kehut anan yang didukung oleh st akeholder dan dapat meningkat kan kesej aht eraan masyarakat sert a mendorong pelest arian sumberdaya hut an;

2) Pemberant asan pencurian kayu dan perdagangan kayu ilegal; 3) Penerapan prinsip pengelolaan hut an lest ari ant ara lain dengan

membangun minimal sat u unit pengelol aan hut an di set iap provinsi:

4) Penambahan pembangunan hut an t anaman sehingga mencaapai seluas 5 j ut a ha dan rehabilit asi hut an dan lahan seluas 5 j ut a ha;

5) Pembent ukan 20 unit Taman Nasional mmodel;

6) Revit alisasi dan pengembangan hut an rakyat t erut ama di l uar pulau Jawa;

7) Revit alisasi 282 DAS priorit as agar berf ungsi secara opt imal;

8) Pengembangan aneka usaha kehut anan non kayu dan j asa lingkungan secara komersial;

9) Peningkat an penyerapan t enaga t enaga kerj a sebesar 3-10% dan pendapat an masyarakat di dalam dan sekit ar hut an sebesar 3-4%; 10) Pengukuhan kawasan hut an sel uas 12 j ut a ha.

Berdasarkan visi dan misi Depart emen Kehut anan dan dengan mempert imbangkan kekuat an, kelemahan, peluang, dan ancaman, maka sesuai dengan t uj uan di at as, t elah dit et apkan sasaran pembangunan kehut anan selama 5 t ahun (2005-2009) sej umlah 35 sasaran.

5. CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN

Cara unt uk mencapai t uj uan dan sasaran t ersebut di at as, dilakukan melalui kebij akan, program, dan kegiat an pokok, sebagai berikut :

a. Kebijakan

Unt uk mencapai sasaran pembangunan j angka menengah sebagaimana diuraikan sebelumnya, Depart emen Kehut anan menet apkan 5 kebij akan priorit as periode 2005-2009, yang


(21)

dit et apkan melalui surat Keput usan Ment eri Kehut anan No. SK. 456/ Menhut -VII/ 2004, yait u sebagai berikut :

1) Pemberant asan pencurian kayu di hut an negara dan perdagangan kayu illegal; Kebij akan ini dimaksudkan :

a) Menegakkan kepast ian hukum dibidang kehut anan. b) Mendorong iklim usaha di bidang kehut anan secara

sah dan benar.

c) Meningkat kan part isipasi berbagai pihak sert a masyarakat dalam melest arikan hut an.

d) Menj amin keberadaan hut an sebaagai model

pembangunan.

2) Revit alisasi sekt or kehut anan khususnya indust ri kehut anan; kebij akan ini dimaksudkan :

a) Mencipt akan indust ri kehut anan yang t angguh dan mampu bersaing secara global sert a mewuj udkan st rukt ur indust ri pengolahan kayu yang ef isien dan berwawasan lingkungan yang dapat menghasilkan produk bernilai t inggi dan berdaya saing global.

b) Mewuj udkan produk kehut anan yang memenuhi st andar nasional dan int ernasional, t ermasuk st andar PHL. c) Meningkat kan penyerapan t enaga kerj a.

d) Meningkat kan pendapat an masyarakat dan negara. e) Mewuj udkan PHL mendukung pengembangan indust ri

kehut anan.

3) Rehabilit asi dan konservasi sumber daya hut an; kebij akan ini dimaksudkan :

a) Menj aga dan memelihara keut uhan ekosist em hut an dan f ungsinya.

b) Mempercepat pemulihan hut an dan l ahan krit is, t ermasuk rehabilit asi hut an mangrove dan hut an pant ai.

c) Meningkat kan daya dukung lingkungan lokal, nasional, dan gl obal .

d) Meningkat kan manf aat hut an bagi kesej aht eraan masyarakat .

e) Meningkat kan part isipasi masyarakat dalam memelihara hut an dan berusaha di sekt or kehut anan.


(22)

f ) Meningkat kan pennyerapan t enaga kerj a. g) Meningkat kan dan menj aga daya dukung DAS.

4) Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekit ar kawasan hut an; kebij akan ini dimaksudkan :

a) Meningkat kan peran sert a masyarakat dal am

pembangunan kehut anan.

b) Meningkat kan akses masyarakat set empat dal am pemanf aat an hut an.

c) Meningkat kan lapangan pekerj aaan bagi masyarakat set empat .

d) Meningkat kan kesej aht eraan masyarakat sekit ar hut an.

5) Pemant apan kawasan hut an; kebij akan ini dimaksudkan: a) Menj amin keberadaan kawasan hut an dan penut upan

hut an.

b) Menj amin berj alannya unit -unit pengelolaan hut an unt uk berbagai pemanf aat an hut an dan hasil hut an. c) Menj amin int ensif ikasi pengelol aan hut an dan hasil

hut an.

d) Menj amin kelest arian usaha dan daya dukung

kehidupan dari hut an.

6) Kebij akan Pendukung; kebij akan ini dimaksudkan :

a) Menj amin t erselenggaranya proses desent ralisasi pembangunan kehut anan yang mendukung t erwuj udnya kesej aht eraan masyarakat dan pengel olaan hut an lest ari.

b) Menj amin ket ersediaan rencana-rencana kehut anan yang menj adi acuan pelaksanaan kegiat an pembangunan kehut anan.

c) Menj amin kesinambungan Lit bang IPTEK. d) Menj amin keberlanj ut an pengembangan SDM.

e) Menj amin kesinambungan monit oring evaluasi

pengendalian dan pengawasan t erhadap pelaksanaan kegiat an pembangunan kehut anan.


(23)

Kebij akan t ersebut didasari oleh kehendak Depart emen Kehut anan unt uk t et ap mement ingkan perlindungan pemanf aat an Sumber Daya Alam Hayat i (SDAH) secara lest ari dengan t idak mengurangi kont ribusi kehut anan t erhadap perekonomian Nasional, t erut ama pengembangan ekonomi skala pedesaan.

Langkah ini diharapkan selain meningkat kan peran produksi hasil hut an bukan kayu (Non Ti mber For est Pr oduct / NTFP) dan j asa lingkungan j uga dapat mendorong peningkat an penyerapan t enaga kerj a dan peningkat an usaha kecil sekt or kehut anan t erut ama yang berada di sekit ar hut an.

Dismaping itu, untuk mengimplementasikan sasaran strategis

setiap kebijakan prioritas pembangunan kehutanan di atas,

melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

421/ Menhut-I I / 2006 ditetapkan fokus-fokus Kegiatan

Pembangunan Kehutanan untuk setiap kebijakan prioritas,

meliputi :

1.

Pemberantasan penebangan liar (illegal logging) dan

perdagangan kayu illegal, dengan dua fokus kegiatan,

yaitu:

a.

Pengamanan Kawasan Hutan

b.

Penertiban Peredaran Hasil Hutan

2.

Revitalisasi sektor kehutanan khususnya industri

kehutanan, dengan empat fokus kegiatan, meliputi

a.

Pengelolaan Pemanfaatan Hutan Alam Produksi

b.

Pengelolaan Pemanfaatan Hutan Tanaman

c.

Pengelolaan Kawasan Yang Belum Dibebani Hak

d.

Restrukturisasi I ndustri Primer Kehutanan

3.

Rehabilit asi dan konservasi sumberdaya hut an.

a.

Rehabilitasi Hutan dan Lahan

b.

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

c.

Pengendalian Kebakaran Hutan

d.

Pengelolaan Kawasan Konservasi (KPA/ KSA/ TB dan

Hutan Lindung)

e.

Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Produk

Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL).

f.

Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alat

4.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekit ar

hut an.

a.

Pengembangan Hutan Rakyat

b.

Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu


(24)

5.

Pemant apan kawasan hut an.

a.

Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan

b.

Pengembangan I nformasi Sumberdaya Hutan

c.

Pembent ukan Wilayah Pengelolaan Kawasan Hut an

b. Program

Berdasarkan visi, misi, t uj uan, sasaran dan kebij akan, Depart emen Kehut anan menet apkan 10 program pembangunan kehut anan periode 2005-2009 yang t elah diint egrasikan kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009. Program-program t ersebut adalah sebagai berikut :

1) Program Pemant apan Keamanan Dalam Negeri;

2) Program Pemant apan Pemanf aat an Pot ensi Sumberdaya Hut an;

3) Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Al am; 4) Program Rehabilit asi dan Pemulihan Cadangan Sumberdaya

Alam;

5) Program Pengembangan Kapasit as Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup;

6) Program Peningkat an Akses Inf ormasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup.

7) Program Pendidikan Kedinasan;

8) Program Penelit ian Pengembangan dan Ilmu Penget ahuan Teknologi;

9) Program Peningkat an Pengawasan dan Akunt abilit as Aparat ur Negara.

10) Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan

Kepemerint ahan

Pada t at aran pelaksanaan kebij akan priorit as Depart emen Kehut anan dan program j angka menengah nasional , dit uangkan dalam kegiat an pokok Depart emen Kehut anan.

c.

Kegiatan prioritas

Kegiat an priorit as yang mendukung kebij akan priorit as pembangunan Depart emen Kehut anan t ahun 2007 adalah sebagai berikut :

1) Pemberant asan pencurian kayu (illegal logging) dan perdagangan kayu illegal, dengan kegiat an pokok ant ara lain:

a) Penyempurnaan perat uran perundangan dan kerj asama pemberant asan kej ahat an kehut anan dan meningkat nya


(25)

kegiat an-kegiat an operasi penanggulangan illegal logging sesuai Inpres Nomor 4 t ahun 2005.

b) Tersedianya basis dat a sebagai bahan kaj ian bagi pelaksanaan pemberant asan pencurian kayu (illegal logging dan perusakan hut an lain) dalam rangka t ert ib t at a usaha hasil hut an dan pemenuhan bahan baku indust ri primer yang l egal.

c) Meningkat nya penert iban penggunana peralat an eksploit asi di hut an alam maupun di areal-areal Ij in Penebangan Kayu (IPK)

d) Terbit nya pedoman-pedoman dalam rangka penert iban perdagangan hasil hut an ilegal di lingkup int ernal dan ekst ernal Depart emen.

2) Revit alisasi sekt or kehut anan khususnya indust ri kehut anan, dengan kegiat an pokok ant ara lain :

a) Deregulasi perat uran-perat uran menyangkut hut an t anaman yang berisikan insent if dan desinsent if sert a deregulasi alokasi pembangunan hut an t anaman.

b) Pengembangan dan pembinaan usaha hut an t anaman skala kecil dengan j enis unggulan lokal.

c) Berkembangnya kelembagaan dan invest asi unit kel ola usaha pemanf aat an hasil hut an sert a promosi melalui program Revit alisasi Pert anian, Perikanan, dan Kehut anan (RPPK) sert a pengembangan kaj ian rest rukt urisasi dan pemolaan indust ri hasil hut an.

d) Tersedianya sist em inf ormasi pengelolaan hut an produksi yang didukung dat a yang handal.

3) Rehabilit asi dan konservasi sumberdaya hut an, dengan kegiat an pokok ant ara lain :

a) Meningkat nya kapasit as kelembagaan pengel olaaan DAS dan RHL dengan didukung basis dat a dan inf ormasi t ent ang penut upan lahan dan t ingkat erosi t anah.

b) Terselenggaranya kegiat an konservasi t anah yang ef ekt if dengan didukung ol eh sist em monit oring dan evaluasi yang berkelanj ut an.

c) Terlat ihnya kader-kader ormas dan mit ra bidang RHL sert a t erlaksananya penanaman sebanyak 1 j ut a bat ang bibit pada set iap wilayah kerj a BP-DAS.

d) Deregulasi t ent ang pemanf aat an Taman Nasional, dan t erselenggaranya pengelolaan TN Model yang didukung oleh st akeholders.


(26)

e) Terbit nya rencana-rencana pengelolaan KSA/ KPA/ TB, pembinaan habit at dan berkembangnya pengel olaan KSA/ KPA/ TB kolaborat if bersama masyarakat / mit ra. f ) Meningkat nya kegiat an invent arisasi j asa lingkungan

dalam rangka pengembangan basis dat a sert a pengel olaan publikasi pemanf aat an j asa lingkungan dan wisat a alam.

g) Terbit nya penyempurnaan perat uran perundangan bidang kebakaran lahan dan hut an sert a penyuluhan dan kampanyenya.

h) Terbit nya regulasi penangkaran f lora dan sat wa liar sert a pemanf aat an dan perdagangan sumberdaya alam yang dilindungi sert a pengelolaan/ pembinaan habit at spesies yang dilindungi dan yang t idak dilindungi.

4) Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekit ar kawasan hut an, dengan kegiat an pokok ant ara lain :

a) Berkembangnya upaya-upaya pengelolaan hut an rakyat t erut ama diluar Pulau Jawa.

b) Tersedianya dat a dna inf ormasi kondisi ekonomi dan sosial-budaya masyarakat sekit ar kawasan hut an dalam rangka pengembangan kelembagaan dan kemit raan masyarakat dalam usaha-usaha kehut anan dan pemanf aat an j asa lingkungan.

c) Berkembangnya model-model usaha kehut anan non kayu dan model hut an kemasyarakat an pada DAS priorit t as di 10 provinsi yait u Bengkulu, Lampung, DIY, NTB, NTT, Kalimant an Barat , Kalimant an Tengah, Kalimant an Selat an, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selat an.

d) Deregulasi perat uran perundangan pemanf aat an Jasa Lingkungan Wisat a Alam (JLWA) dan Tumbuah dan Sat wa Liar (TSL) dan t erbit nya pedoman dan krit era pemanf aat an JLWA dan TSL.

e) Terbent uknya Lembaga Keuangan Al t ernat if (LKA) unt uk invest asi/ pemodalan unt uk usaha pemanf aat an lingkungan, wisat a al am dan TSL oleh masyarakat .

5) Pemant apan kawasan hut an, dengan kegiat an pokok ant ara lain :

a) Terbit nya krit eria dan st andar penyusunan NSDH (Nerara Sumber Daya Hut an) sert a t erbukanya NSDH


(27)

t ahun 2006 sesuai dengan st andar dan krit eria yang berlaku.

b) Penunj ukan kawasan hut an Provinsi Riau, Kepulauan Riau, Kal t eng, Goront alo, Maluku Ut ara, Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat dan penunj ukan kawasan hut an part ial di 30 lokasi.

c) Penet apan kawasan hut an seluas 6 j ut a ha.

d) Tersedianya sist em inf ormasi kehut anan yang memuat dat a dan inf ormasi spat ial dan non spat ial pemanf aat an hut an, penut upan lahan dan perubahan f ungsi kawasan hut an.

e) Terbit nya rencana aksi pembangunan KPH dan f asilit asi st rukt urisasi inst it usi pengelola KPH, sert a implement asi rancangan pembangunan KPH model sebanyak 21 unit .

6) Kebij akan Penunj ang

a) Terselenggaranya pengembangan DIKLAT Kehut anan yang menghasilkan SDM kehut anan handal.

b) Opt imalisasi penerimaan, verif ikasi pelaksanaan anggaran dan perbendahaaraan sert a pengurusan dan pengembangan pengadaan sarana dan prasarana.

c) Terselenggaranya monit oring dan evaluasi barang dan invent aris milik negara dengan opt imal.

d) Kerj asama bilat eral dan mult ilat eral bidang kehut anan berj alan dengan baik.

e) Kordinasi penyusunan rencana rencana kegiat an dan anggaran pembangunan kehut anan di set iap t ingkat an (Pusat , Provinsi, Kab/ Kot a) dengan sekt or l ain.

f ) Desent ralisasi pembangunan kehut anan unt uk

menj amin t erj adinya peningkat an kesej aht eraan masyarakat sekit ar hut an dan pengel olaan hut an lest ari.

g) Terselenggaranya pelaksanaan PDRB hij au di beberapa daerah.

h) Tersusunnya rencana pembangunan dan rencana makro kegiat an kehut anan yang diacu semua pihak.

Visi, misi, t uj uan, sasaran, kebij akan, dan program Depart emen Kehut anan selama 5 t ahun (2005–2009) t ersaj i dalam lampiran 1. Rencana St rat ej ik.


(28)

B.

RENCANA KINERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2007

Pembangunan Kehut anan t ahun 2007 merupakan kelanj ut an Pembangunan Kehut anan t ahun 2005 dan 2006 yang menekankan pada upaya pemberant asan pencurian kayu dan perdagangan kayu illegal , revit alisasi sekt or kehut anan khususnya indust ri kehut anan, rehabilit asi dan konservasi SDA, pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekit ar kawasan hut an sert a pement apan kawasan hut an. Kelima f okus t ersebut merupakan penj abaran Keput usan Ment eri Kehut anan No. SK. 456/ Menhut -VII/ 2004 t ent ang Lima Kebij akan Priorit as Bidang Kehut anan dalam Program Pembangunan Nasional Kabinet Indonesia Bersat u sert a t elah dij abarkan dalam Rencana St rat egis Kement erian Negara/ Lembaga (Renst ra-KL) Depart emen Kehut anan t ahun 2005-2009 (Perat uran Ment eri Kehut anan no. P. 04/ Menhut -II/ 2005 t anggal 14 Pebruari 2005).

Kebij akan t ersebut didasari oleh kehendak Depart emen Kehut anan unt uk t et ap mement ingkan perlindungan pemanf aat an Sumber Daya Alam Hayat i (SDAH) secara lest ari yang t idak mengurangi kont ribusi kehut anan t erhadap perekonomian Nasional, t erut ama pengembangan ekonomi skala pedesaan. Kegiat an-kegiat an pembangunan kehut anan pada dasarnya dirancang sebagai bagian dari kegiat an-kegiat an pokok yang t ert uang dal am Renst ra Depart emen Kehut anan periode 2005-2009, dan disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2004-2009, sert a Rencana Kerj a Pemerint ah (RKP) Tahun 2007 t ermasuk didalamnya 9 (t uj uh) priorit as pembangunan nasional t ahun 2007 yait u: 1) Penanggulangan kemiskinan, 2) Peningkat an kesempat an kerj a, invest asi dan ekspor, 3) Revit alisasi pert anian dal am art i luas dan pedesaan, 4) Peningkat an aksesibilit as dan kualit as pendidikan dan kesehat an, 5) Penegakan hukum dan HAM, pemberant asan korupsi, dan ref ormasi birokrasi, 6) Pemant apan kemampuan pert ahanan, pemant apan keamanan dan ket ert iban sert a penyelesaian konf lik, 7) Mit igasi dan Penanggulangan Bencana; 8) Percepat an pembangunan insf rast rukt ur, sert a 9) Pembangunan Daerah Perbat asan dan wilayah t erisolir.

Kegiat an-kegiat an pembangunan kehut anan t ahun 2007 t ercat at sebanyak 35 kegiat an pokok yang diarahkan unt uk menunj ang 5 (lima) kebij akan priorit as Depart emen Kehut anan.

Dalam mencapai visi pembangunan kehut anan maka Depart emen Kehut anan pada t ahun 2007 mempunyai 6 misi, 14 t uj uan, 31 sasaran, yang akan dicapai melalui 5 kebij akan priorit as, 10 program, dan 149 kegiat an pembangunan kehut anan.


(29)

III. AKUNTABILITAS

KINERJA

A.

PENGUKURAN KINERJA

Unt uk menget ahui kinerj a Depart emen Kehut anan pada t ahun 2007, maka pada laporan ini dilakukan pengukuran kinerj a t erhadap misi, sasaran, program, dan kegiat an yang dilakukan Depart emen Kehut anan pada t ahun 2007. Sesuai dengan Rencana St art ej ik Depart emen Kehut anan 2005-2009 dan Rencana Kinerj a Depart emen Kehut anan t ahun 2007, misi, sasaran, program, dan kegiat an yang diukur kinerj anya adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Misi , Juml ah Sasar an, Pr ogr am, dan Juml ah Kegi at an sesuai Renst r a Dephut 2005-2009 dan Renj a Dephut 2007

Misi Jumlah Tujuan

Jumlah Sasaran

Kebijakan

Prioritas Program

Kegiatan Pokok 1 Menj amin

keberadaan hut an dengan luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional.

2 5 Pemant apan Kawasan Hut an

• Pemant apan Pemanf aat an Pot ensi SDH • Peningkat an

Kualit as dan Akses

Inf ormasi SDA dan LH

4

2 Mengopt imalkan aneka f ungsi hut an dan ekosist em perairan yang meliput i f ungsi konservasi, lindung dan produksi kayu, non kayu dan j asa lingkungan unt uk mencapai manf aat lingkungan sosial, budaya dan ekonomi yang seimbang dan lest ari.

7 18 ƒ Pemberant asan pencurian kayu di dalam hut an negara dan perdagangan kayu illegal

ƒ Revit alisasi sekt or kehut anan t ermasuk indust ri kehut anan

ƒ Rehabilit asi dan Konservasi Sumberdaya hut an

ƒ Pemant apan kawasan hut an

ƒ Kebij akan Pendukung

- Pemant apan Pemanf aat an Pot ensi SDH • Rehabilit asi

dan Pemulihan Cadangan SDA • Pengembanga

n Kapasit as Pengelolaan SDA

• Pemant apan Keamanan Dalam Negeri • Perlindungan dan Konservasi SDA

• Lit bang dan IPTEK

24

3 Meningkat kan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS)

1 1 Rehabilit asi dan konservasi hut an

• Rehabilit asi dan Pemulihan Cadangan SDA


(30)

Misi Jumlah Tujuan

Jumlah Sasaran

Kebijakan Prioritas

Program Jumlah Kegiatan 4 Mendorong peran

sert a masyarakat .

2 4 oPemberdayaan

ekonomi masyarakat di dalam dan sekit ar hut an

oKebij akan

pendukung

• Peningkat an Kualit as dan Akses

Inf ormasi SDA dan LH

• Rehabilit asi dan Pemulihan Cadangan SDA • Pendidikan

Kedinasan • Peningkat an

pengawasan dan

akunt abilit as aparat ur negara

7

5 Menj amin dist ribusi manf aat yang

berkeadilan dan berkelanj ut an.

1 1 Pemberdayaan ekonomi

masyarakat di dalam dan sekit ar hut an

• Pemant apan Pemanf aat an Pot ensi SDH

1

6 Memant apkan koordinasi ant ara pusat dan daerah.

1 2 Kebij akan pendukung

• Peningkat an pengawasan dan

akunt abilit as aparat ur negara. • Pengembanga

n Kapasit as Pengelolaan SDA

15

Σ 6 14 33 5+1 10 51

Pada t ahun 2007, Depart emen Kehut anan melaksanakan seluruh misi dan t uj uan yang ada di dalam Renst ra, yait u 6 misi dan 14 t uj uan. Sasaran yang ingin dicapai pada t ahun 2007 sebanyak 33 sasaran Renst ra. Misi, t uj uan dan sasaran t ersebut dicapai melalui pelaksanaan 10 program dan 5 kebij akan priorit as. Sesuai Renj a 2007, maka pada t ahun 2007 dilaksanakan sebanyak 51 kegiat an pokok.

Pengukuran kinerj a dilakukan dengan cara melihat prosent ase realisasi t erhadap t arget yang t elah dit et apkan. Target yang dit et apkan, t elah diuraikan didalam indikat or kinerj a unt uk set iap kegiat an yang dilaksanakan. Pada laporan ini, indikat or kinerj a yang diukur adalah indikat or input (masukan), out put (keluaran), dan out come (hasil).

Hasil pengukuran kinerj a t erhadap misi, sasaran, program dan kegiat an, dapat dilihat pada t abel RKT (Rencana Kerj a Tahunan), PKK (Pengukuran Kinerj a Kegiat an), dan PPS (Pengukuran Pencapaian Sasaran), sebagaimana


(31)

1. KINERJA PROGRAM PEMBANGUNAN KEHUTANAN

Pengukuran kinerj a program pembangunan kehut anan, dapat diuraikan sebagai berikut :

ƒ Program yang diselenggarakan Depart emen Kehut anan t ahun 2007 ada sebanyak 10 program.

ƒ Pencapaian indikat or kinerj a suat u program dihit ung dengan merat a-rat akan pencapaian indikat or kinerj a kegiat an-kegiat an yang dilaksanakan unt uk mencapai program dimaksud.

ƒ Pencapaian kinerj a suat u program dihit ung dengan merat a-rat akan pencapaian kinerj a indikat or masukan, keluaran dan hasil dari program t ersebut .

ƒ Hasil pengukuran kinerj a program dapat dilihat pada t abel 2 berikut :

Tabel 2. Hasi l Pengukur an Kiner j a Pr ogr am Pencapaian kinerja

No Program Jumlah

Kegiatan Masukan Keluaran Hasil

1 2 3 4 5 6

1 Pemant apan Pemanf aat an pot ensi SDH

12 49, 51 82, 20 81, 64

2 Peningkat an kualit as dan akses inf ormasi SDA dan LH

2 43, 42 100, 00 75, 00

3 Rehabilit asi dan Pemulihan cadangan SDA

5 56, 31 78, 33 80, 41

4 Pengembangan Kapasit as pengelolaan SDA

1 31, 97 100, 00 80, 00

5 Pemant apan keamanan dalam negeri

3 36, 48 93, 33 74, 81

6 Perlindungan dan konservasi SDA

8 37, 31 85, 75 72, 84

7 Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerint ahan

13 73, 59 96, 79 84, 99

8 Penelit ian dan Pengembangan IPTEK

1 80, 30 98, 14 81, 64

9 Pendidikan Kedinasan 3 77, 54 80, 70 80, 70 10 Peningkat an

Pengawasan dan Akunt abilit as Aparat ur Negara

3 76, 34 98, 35 96, 83


(32)

ƒ Dari t abel di at as dapat disimpul kan hal-hal sebagai berikut :

1)

Pencapaian kinerj a hasil pembangunan kehut anan t ahun 2007 sebesar 81, 28%, sedangkan pada t ahun 2006 sebesar 88, 94%, dan t ahun 2005 sebesar 90, 46%. Dari dat a t ersebut menunj ukkan bahwa pencapaian kinerj a program Dephut mengalami penurunan rat a-rat a sebesar 5, 21%.

2)

Program 1: Pemant apan Pemanf aat an Pot ensi Sumber Daya Hut an

- Program ini bert uj uan unt uk meningkat kan kinerj a

pengel olaan hut an al am dan hut an t anaman secara lest ari, meningkat kan produksi hasil hut an non kayu, meningkat kan kinerj a indust ri perkayuan agar mampu bersaing di pasar int ernasional, dan mewuj udkan prakondisi pengelolaan hut an yang mant ap melalui pengukuran, penat aan bat as, sert a penyiapan unit -unit pengel olaan hut an.

- Pencapaian kinerj a program ini digambarkan dengan nilai

rat a-rat a sebesar 81, 64%, dengan hasil pel aksanaan program ant ara lain :

Pet a paduserasi provinsi Kalimant an Tengah

Dat a dan dokumen pengukuhan kawasan hut an di 12 provinsi

Penyelesaian permasalahan pengukuhan kawasan hut an di 2 provinsi

Surat Keput usan penet apan kawasan hut an sebanyak 75 buah

Pet a kawasan hut an yang sesuai dengan pet a dasar t emat ik kehut anan di seluruh Indonesia.

Penyelesaian proses t ukar menukar kawasan hut an unt uk pembangunan non kehut anan di 12 lokasi

Penyelesaian masalah pert anahan dalam kawasan hut an di 10 lokasi

Rencana pemanf aat an areal eks HPH/ HTI unt uk HHBK 4 provinsi

Unit manaj emen hut an t anaman 11 lokasi

Penilaian kinerj a pembangunan hut an alam

Sert if ikasi pengelol aan hut an produksi lest ari 19 sert if ikat seluas 1. 774. 820 ha

Ekspor panel kayu 2, 67 j ut a t on dan wood working 1, 6 j ut a t on


(33)

Jumlah pulp yang dihasilkan t ahun 2007 sebanyak 5, 5 j ut a t on

Pengkayaan dan pemeliharaan hasil pengkayaan di 4 provinsi (Sumbar, Kal bar, Kalt im, Kalsel)

Penyempurnaan Permenhut penggant i Kepmenhut No. 326/ Menhut -II/ 2003

Sist em inf ormasi penat ausaahaan PSDH/ DR secara online 1 paket

Penerimaan PNBP dari 16 provinsi penghasil

Buku Pedoman act ionplan pembangunn KPH t ingkat nasional

Modul lokalat ih personil pelaksana KPH model 6 j udul

Pembangunan areal model HHBK seluas 295 ha

- Hambat an dan permasalahan yang mempengaruhi

pencapaian kinerj a, ant ara lain:

• Penyelesaian penet apan kawasan hut an

• Penat aan bat as kawasan hut an

3)

Program 2: Peningkat an kualit as dan akses inf ormasi SDA dan LH

- Program ini bert uj uan unt uk menyiapkan dat a dan inf ormasi

sumberdaya hut an yang lengkap, akurat , baik spat ial maupun bukan spat ial bagi kepent ingan pengambilan kebij akan dan perancanaan pembangunan kehut anan.

- Kinerj a program ini pada t ahun 2007 sebesar 75, 00%, dengan

hasil program ant ara lain :

• Dat a dan inf ormasi neraca sumber daya hut an (NSDH) 1 j udul

• Dat a luas dan persebaran penut upan lahan sebanyak 300 lembar pet a

• Dat a penut upan lahan di Sumat era dan Sulawesi

• Dat a digit al kont ur 300 lembar

• Dat a t emat ik kondisi kawasan hut an provinsi 300 lembar

• Dat a t emat ik kehut anan di 29 provinsi

4)

Program 3: Rehabilit asi dan Pemulihan cadangan SDA

- Program ini bert uj uan unt uk meningkat kan penut upan hut an

pada lahan krit is di 282 DAS priorit as, meningkat kan lapangan kerj a dalam pembangunan hut an rakyat , hut an kemasyarakat an, dan meningkat kan usaha perbenihan.


(34)

- Pencapaian kinerj a program pada t ahun 2007 sebesar

80, 41%, dengan 5 kegiat an pokok.

- Hasil dari pelaksanaan program adalah kegiat an:

Pembangunan Gerhan dengan hut an t anaman reboisasi seluas 28. 536 ha, t anaman hut an rakyat 51. 016. 944 ha, t anaman hut an mangrove 2. 911 ha, dan t anaman silvikult ur int ensif 2. 276 ha, HTI 447. 982 ha, Perum Perhut ani 201. 564 ha, hut an merant i 2. 799 ha.

Bangunan konservasi t anah (dam, embung, sumur resapan) sebanyak 2. 568 unit

Pembangunan areal model hut an rakyat 500 ha, dan areal model wanat ani 140 ha

Rencana t eknik t ahunan t ahun 2007 di 23 DAS

Pembangunan perbenihan masyarakat 6 unit

Dat a dan inf ormasi perbenihan 4 BPTH

Indonesia menanam 79 j ut a bat ang

Perempuan menanam 12 j ut a bat ang

Penanaman kemit raan dengan 32 ormas sebanyak 3, 2 j ut a bat ang

5) Program 4: Pengembangan Kapasit as pengelolaan SDA

- Program ini bert uj uan unt uk meningkat kan pengembangan

kelembagaan penyuluhan kehut anan, pemberdayaan masyarakat madani kehut anan, sert a pengembangan kapasit as kelembagaan pengel olaan hut an dan ekosist emnya.

- Nilai pencapaian kinerj a program ini, yait u sebesar 80, 00%,

dengan hasil program ant ara lain :

Pembangunan hut an kemasyarakat an t ahun 2007 seluas 50 ha

Hasil evaluasi tahun 2007, program HKm melibatan masyarakat sebanyak 57 Kelompok Tani terbaik (6.742 KK), dengan luas lahan 8.811,06 Ha di Lampung, DI Y, dan NTB. Untuk mendorong upaya pengentasan kemiskinan dan rehabilitasi kawasan hutan Negara, Wapres RI menetapkan target penetapan areal kerja dan ijin usaha pemanfaatan HKm seluas 400.000 Ha tahun 2009, dan 2,1 juta ha tahun 2015Hut an kemasyarakat n/ SF 250 ha.


(35)

Pemberdayaan masyarakat (PHBM) di areal IUPHHK-HA 16. 015 KK dan IUPHHK-HTI 30. 557 KK

Pengelolaan hut an bersama masyarakat (PHBM) 1, 6 j ut a KK

Peningkat an ekonomi masyarakat di sekit ar kawasan konservasi 425. 764 KK di 1. 333 desa

Peningkat an usaha masyarakat di sekit ar hut an produksi 29 provinsi, 58 desa, 1. 160 KK.

6) Program 5: Pemant apan Keamanan Dalam Negeri

- Program ini bert uj uan unt uk meningkat kan koordinasi dengan aparat ur penegak hukum(Kepolisian, Kej aksanaan dan Kehakiman) unt uk menanggulangi pencurian kayu pada kawasan hut an negara dan prakt ek-prakt ek penyelundupan kayu ke luar negeri, sert a menyeret pelakunya ke pengadilan.

- Kinerj a program ini yait u sebesar 74, 81%, dengan hasil pelaksanaan program ant ara lain :

Penyusunan rencana penyidikan dan perlindungan 10 j udul

Pelat ihan Polisi Kehut anan Reaksi Cepat (SPORC), Diklat Polhut dan PPNS sebanyak 8. 153 orang, j umlah SPORC 893 orang 11 provinsi.

Operasi Represif dan operasi Polhut khusus 11 paket , dengan hasil operasi kayu 37. 105 bat ang/ 126. 928 m3, alat berat 8 unit , kapal 7 unit , t ruk 16 unit , mobil 3 unit , sat wa 424 ekor, dan lahan perambahan 416, 43 ha.

Rapat kerj a pengamanan hut an dengan inst ansi t erkait

Penanganan perkara t indak pidana kehut anan 1 paket

Advokasi penanganan perkara 1 paket

Pelanggaran pencurian kayu t ahun 2007 sebanyak 293 kasus (2006 : 1422 kasus), kebakaran hut an 11 kasus (2006: 28 kasus), perambahan 39 kasus (2006 : 84 kasus). Terj adi penurunan kasus pelanggaran kehut anan pada t ahun 2007

Perbaikan t at a usaha hasil hut an (SAKB, f akt ur, SKAU, log t racking at au barcode syst em)


(36)

7) Program 6: Perlindungan dan Konservasi SDA

- Program ini bert uj uan unt uk meningkat kan perlindungan,

pencegahan, dan penanggulangan kebakaran hut an, pengel olaan Taman Nasional dan pengelolaan kawasan konservasi lainnya.

- Kinerj a program ini pada t ahun 2007 digambarkan dari

pencapaian kinerj a 8 kegiat an yang rat a-rat anya sebesar 72, 84%. Pencapaian kinerj a t ahun 2007 mengalami penurunan dibandingkan t ahun 2006 sebesar 83, 58%.

- Beberapa hambat an yang mempengaruhi hasil pencaapaian

kinerj a ant ara lain : pengembangan 20 TN model/ mandiri karena belum t ersedianya pola opt imalisasi pengelolaan TN model dan mandiri; dan pengembangan kerj asama kemit raan bidang KSDAHE karena belum t erselesaikannya kasus t umpang t indih kawasan.

- Hasil pelaksanaan program ini ant ara lain:

Pemant auan hot spot di 25 provinsi, dimana t ahun 2007 j umlah hot spot yang t erident if ikasi dalam kawasan hut an 343 t it ik, dan di lahan 1. 081 t it ik

Koordinasi pengendalian kebakaran hut an

Pengendalian kebakaran lahan dan hut an di di

BKSDA/ BTN rawan kebakaran di 11 porpinsi

Pembent ukan masyarakat peduli api di Bengkulu, Sumbar, Sumut , Sulsel , dan Kalbar

Invent arisasi areal bekas kebakaran di Riau, Jambi, TN Ciremai, TN Gunung palung, dan kalimant an Tengah

Pengelolaan j asa lingkungan dan j asa wisat a di 10 lokasi

Pengkaj ian kebij akan perburuan sat wa liar 8) Program 7: Penelit ian dan Pengembangan IPTEK

- Program ini bert uj uan unt uk menyelenggarakan penelit ian

dalam rangka mendukung peningkat an pengelolaan hut an.

- Kinerj a program ini t ahun 2007 sebesar 81, 64%, sement ara

pada t ahun 2006 sebesar 90, 44%.

- Hasil kinerj a program ant ara lain:

Teknologi pengembangan j enis-j enis pohon dan


(37)

Teknologi peningkat an produkt ivit as hut an sebanyak 198 kegiat an

Teknologi pengel olaan dan pelest arian keanekaragaman hayat i sebanyak 141 kegiat an

Teknologi pembuat an, pengelol aan, pemanf aat an HHBK dan j asa hut an

Tehnik pengkayaan dan invent arisasi hut an alam 17 kegiat an

Model dan pola part isipasi masyarakat sebanyak 35 kegiat an

9) Program 8: Pendidikan Kedinasan

- Program ini bert uj uan unt uk meningkat kan kualit as

penyelenggaraan dan pengel ol aan diklat , pengembangan t enaga kediklat an, sert a pengembangan organisasi kediklat an.

- Pencapaian kinerj a program ini pada t ahun 2006 sebesar

80, 70%, sedangkan t ahun 2006 sebesar 97, 24%.

- Hasil kinerj a program ini ant ara lain:

Jumlah yang t erdidik di SKMA Manokwari, Diploma IV penyuluhan dan S1 kerj asama, 253 orang

Jumlah aparat ur yang mengikut i diklat perencanaan, pemanf aat an hut an, rehabilit asi hut an dan lahan, konservasi sumber daya alam hayat i dan ekosist emnya, perlindungan hut an dan pengamanan hut an, bidang administ rasi kepemimpinan 3. 463 orang

10) Program 9: Peningkat an Pengawasan dan Akunt abilit as Aparat ur Negara

- Program ini bert uj uan unt uk meningkat kan kinerj a aparat ur

pemerint ahan dalam menj alankan t ugas pembangunan dan pelayanan umum t erhadap masyarakat , sert a pengendalian t erhadap kinerj a pemerint ah.

- Kinerj a program ini t ahun 2007 sebesar 96, 83%, sedangkan

t ahun 2006 sebesar 86, 06%

- Hasil kinerj a program ini ant ara lain:

Laporan hasil pemeriksaan reguler, PNBP, khusus, lainnya, pencermat an kerj asama dan BLN, aset IKMN, evaluasi pencapaian DIPA t h 2007, evaluasi pencermat an lainnya 369 LHA


(38)

Laporan evaluasi SAKIP dan SAI

Laporan pembinaan wilayah 15 provinsi

11) Program 10: Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerint ahan

- Program ini bert uj uan unt uk meningkat kan pembinaan dan pengembangan perencanaan, pengembangan SDM dan kepegawaian, pengembangan hukum dan kerj asama luar negeri, sert a pengendalian pembangunan kehut anan.

- Pencapaian kinerj a program pada t ahun 2007, yait u sebesar 84, 99%, sedangkan t ahun 2006 sebesar 89, 86%.

- Hasil dari program ini ant ara lain:

Arahan kebij akan Depart emen kehut anan 288 dokumen

Penerimaan negara bukan paj ak Dana Reboisasi 1. 358, 78 milyar, PSDH 670, 09 milyar, IHPH dan IHPHTI 76, 01 milyar

Fasilit asi konvensi int ernasional dan int ernalisasi konvensi int ernasional dan perencanaan kehut anan 33 propinsi

Kerj asama lint as sekt or dan int ernat ional (Fleg, MOU dengan Inggris, China, Jepang, Korea Selat an, Amerika Serikat , dan Norwegia)

Penyusunan perat uran perundang-undangan bidang

kehut anan

Laporan perkembangan kredit KUK DAS, KUPA, KUHR

Tersedianya sarana dan prasaran kehut anan

Pengendalian pembangunan kehut anan di t ingkat provinsi

2. KINERJA MISI PEMBANGUNAN KEHUTANAN

Depart emen Kehut anan pada t ahun 2007 melaksanakan 6 misi pembangunan, dengan 8 t uj uan dan 19 sasaran. Pencapaian kinerj a misi dihit ung dari rat a-rat a pencapaian kinerj a t uj uan. Pencapaian kinerj a t uj uan dihit ung dari rat a-rat a pencapaian kinerj a sasarannya. Sedangkan perhit ungan kinerj a sasaran dihit ung berdasarkan rat a-rat a pencaapaian kinerj a kegiat an. Hasil dari pencapaian kinerj a sasaran, t uj uan, dan misi pembangunan kehut anan t ahun 2007, dapat dilihat pada Tabel 3 berikut .


(39)

Tabel 3. Hasi l pengukur an ki ner j a sasar an, t uj uan, dan mi si pembangunan kehut anan t ahun 2007

MISI TUJUAN SASARAN KINERJA

SASARAN

KINERJA TUJUAN

KINERJA MISI

1. Menj amin Keberadaan hut an dengan luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional

1. Terselengga-ranya

pengukuhan kawasan hut an

1. Tersedianya dat a dan inf ormasi sumber daya hut an (SDH) sert a inf ormasi lokasi pemanf aat an hut an di seluruh Indonesia yang lebih

berkualit as (akurat , mut akhir, dapat dipert anggungj awabk an) sebgaai bahan pengambilan kebij akan

pengelolaan hut an lest ari

75, 00 63, 89 64, 44

2. Tercapainya

penunj ukkan kawasan hut an di Indonesia dan penet apannya seluas 30% dari seluruh kawasan hut an

41, 67

2. Terj amin dan opt imalnya luas dan f ungsi kawasan hut an.

Penggunaan dan perubahan kawasan hut an di seluruh Indonesia t erkendali

66, 11 66, 11

1. Terselengga-ranya

pengat uran dan pengurusan pengelolaan hut an

1. Terkelolanya kawasan hut an bekas HPH dan HPHTI

75, 00 91, 63 85, 85

2. Terwuj udnya

hut an t anaman yang produkt if

100, 00

3. Tercapainya

pengelolaan hut an lest ari

100, 00 2. Mengopt imalkan

aneka f ungsi hut an dan ekosist em perairan yang meliput i f ungsi konservasi, lindung dan produksi kayu, non kayu dan j asa lingkungan unt uk mencapai manf aat lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi yang seimbang dan

lest ari 4. Terwuj udnya

ef isiensi Indust ri Primer Kehut anan

100, 00

5. Tidak t erj adi pelanggaran t at a usaha hasil hut an

100, 00

6. Tidak t erj adi pencurian kayu skala besar di hut an negara

74, 81

2. Terseleng-garanya Pengat uran dan pengurusan rehabilit asi dan

Tersedianya bibit yang memenuhi persyarat an unt uk RHL t ersedia dan t ersebar di


(40)

MISI TUJUAN SASARAN KINERJA SASARAN

KINERJA TUJUAN

KINERJA MISI

reklamasi hut an kabupat en sesuai kebut uhan

3. Termanf aat kan sumber daya alam hayat i dan ekosist emnya berdasarkan prinsip kelest arian.

1. Terbent uknya dan beroperasinya Taman Nasional Model

66, 67 63, 16

2. Tercapainya

pengelolaan dan pemanf aat an

kawasan KPA/ KSA/ TB secara ef ekt if

50, 00

3. Terwuj udnya

pengendalian kebakaran hut an yang ef ekt if di Kalimant an dan Sumat era

85, 71

4. Tercapainya

pengelolaan SDAH secara lest ari

50, 29

4. Terseleng-garanya penga- t uran dan pengurusan perencanaan kehut anan

Terwuj udnya rencana-rencana kehut anan yang menj adi acuan dalam implement asi kegiat an pembangunan kehut anan dan sekt or lain

100, 00 100, 00

5. Terwuj ud nya pemant apan pengelolaan hut an di provinsi, kabupat en/ kot a

1. Terbangun dan beroperasinya KPH di set iap provinsi

100, 00 83, 87

2. Tercapainya

peningkat an ef ekt if it as pengelolaan dan pemanf aat an hut an lindung

62, 50

3. Tercapainya

peningkat an

pemanf aat an TSL dan j asa lingkungan secara opt imal

89, 12

6. Terseleng-garanya peneli-t ian danpengem-bangan, pendidik an dan lat ihan sert a penyuluhan kehut anan

Terwuj udnya RISTEK kehut anan yang menj adi acuan pembangunan nasional


(41)

MISI TUJUAN SASARAN KINERJA SASARAN KINERJA TUJUAN KINERJA MISI

3. Meningkat kan daya dukung daerah aliran sungai

1. Memulihkan, mempert ahan-kan dan meningkat kan f ungsi hut an dan lahan unt uk mendukung sist em penyangga kehidupan

Terkendainya erosi, sediment asi dan banj ir di DAS Priorit as

77, 50 86, 25 86, 25

Tercapainya

perbaikan penut upan lahan krit is di DAS priorit as, t ermasuk perlindungan Daerah Tangkapan Air (DTA)

95, 00

4. Mendorong peran sert a masyarakat

1. Terbangunnya masyarakat unt uk t urut berperan sert a dalam

pembangunan kehut anan

Tercapainya penambahan hut an rakyat dan hut an t anaman rakyat

100, 00 89, 90 82, 32

Tercapainya

pemanf aat an hasil hut an non kayu secara opt imal dan lest ari

93, 12

Terwuj udnya daerah

penyangga kawasan konservasi yang berf ungsi menj aga keut uhan kawasan

75, 00

Terwuj udnya

kemampuan dan peran masyarakat madani dalam upaya Rehabilit asi Hut an dan Lahan (RHL) meningkat

85, 00

5 . Menj amin Dist ribusi Manf aat yang berkeadilan dan berkelanj ut an

Mewuj udkan ket ahanan usaha di bidang kehut anan

Berkembangnya model pengelolaaan hut an berbasis masyarakat

80, 00 80, 00 80, 00

6. Memant apkan koordinasi Pusat dan Daerah

1. Mewuj udkan sinkronisasi perat uran perundangan, kebij akan, rencana dan penganggaran, koordinasi pembangunan, dan

kesekret ariat an pembangunan kehut anan

1. Tercapainya penegakan hukum dan penanggulangan kej ahat an kehut anan secara ef ekt if


(1)

URAI AN I NDI KATOR CAPAI AN ( % ) Pemanfaatan HHBK dapat

meningkatkan penyerapan tenaga kerja setempat sebesar 3% , dan kesejahteraan masyarakat setempat meningkat

Rencana inventarisasi potensi pengembangan HHBK pada 31 wilayah BPDAS

Data dan informasi produksi HHBK 1 paket

1 paket 100,00

Pengembangan tanaman agroforestry dalam rangka penanganan kawasan perbatasan negara di 7 provinsi (NAD, Kepri, Kalbar, Kaltim, Sulut, NTT dan I rjabar)

Rencana pengembangan tanaman agroforestry dalam rangka penanganan kawasan perbatasan negara, di 7 provinsi (NAD, Kepri, Kalbar, Kaltim, Sulut, NTT dan I rjabar)

data dan informasi kelola sosial, pengelolaan hutan berbasis masyarakat 35 UM

32 UM 91,43

Meningkatnya kapasitas kelembagaan usaha HHBK melalui penguatan jejaring kerja dan usaha HHBK dan temu usaha tani, serta bimbingan teknik dan pelatihan peserta model pengembangan usaha HHBK

Pemeliharaan dan pengembangan tanaman HHBK seluas 2.605 ha

4.1.3 Terwujudnya daerah penyangga kawasan konservasi yang berfungsi menjaga keutuhan kawasan

Kawasan penyangga berfungsi optimal, masyarakat yang tinggal di daerah penyangga sejahtera dan terlibat dalam pengelolaan kawasan

Regulasi pengelolaan kawasan penyangga di sekitar kawasan konservasi

Supervisi pengembangan daerah penyangga di KSA, KPA, TB 5 lokasi

5 lokasi 100,00

Rencana-rencana pengembangan daerah penyangga di sekitar kawasan konservasi Kemampuan masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan daerah penyangga di sekitar kawasan konservasi meningkat

4.1.4 Terwujudnya kemampuan dan peran masyarakat madani dalam upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) meningkat

Kemampuan dan peran masyarakat madani dalam upaya Rehablitasi Hutan dan Lahan (RHL) meningkat secara nyata

Pedoman kerjasama Dephut dengan mitra Areal model wanatani 150 ha 150 ha 100,00

terselenggaranya pengembangan kader ormas melalui pelatihan dalam rangka pengembangan RHL swadaya

Terealisasinya penanaman bibit oleh kader-kader ormas di wilayah kerja BP-DAS


(2)

URAI AN I NDI KATOR CAPAI AN ( % ) Terselenggaranya fasilitas dalam rangka

penandatangan MoU

5.1.1 Berkembangnya model pengelolaan hutan berbasis masyarakat

Pengelolaan hutan berbasis masyarakat dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja setempat sebesar 3% dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebesar 4%

Tersusunnya peraturan-peraturan, penyusunan sistem insentif dan disinsentif, serta penetapan areal kerja HKm model pada 12 propinsi

Hutan kemasyarakatan dan tanaman agroforestry di perbatsasan negara 12 provinsi

3 provinsi 25,00

Terselenggaranya fasilitasi penguatan kelembagaan, pengembangan usaha, dan pemantapan kawasan dalam rangka pengembangan HKm sebagai unit model HKm pada 12 provinsi, seluas 25.000 ha

Terselengaranya fasilitasi penguatan dan pengembangan kelembagaan Pemda dan masyarakat dalam pengembangan HKm Terselenggaranya insentif pengembangan dan pemeliharaan unit areal kerja HKm, 22 unit areal kerja HKm pada 19 provinsi.

6.1.1 Tercapainya penegakan hukum dalam penanggulangan kejahatan kehutanan secara efektif

Produk hukum bidang kehutanan dapat diimplementasikan secara efektif

Regulasi dan deregulasi desentralisasi pembangunan kehutanan secara menyeluruh

tersusunnya Draft RUU, RPP, Permenhut 40 buah

21 buah 52,50

Penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan bidang kehutanan diterapkan dengan tegas dan adil

Produk hukum bidang kehutanan ditetapkan sesuai kebutuhan dan perkembangan pembangunan kehutanan

Penegakan hukum dan peraturan perundangan bidang kehutanan diterapkan dengan tegas dan adil

6.1.2 Desetralisasi / regulasi pembangunan kehutanan secara menyeluruh dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian hutan

Regulasi dan deregulasi desentralisasi pembangunan kehutanan

Sosialisasi produk hukum 2 paket 1 paket 50,00

Sinkronisasi pembangunan kehutanan pusat dan daerah

Produk hukum desentralisasi dapat

tersosialisasikan dan diimplementasikan secara Tercapainya desentralisasi

pembangunan kehutanan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian hutan


(3)

URAI AN I NDI KATOR CAPAI AN ( % ) 6.1.3 Tersedianya dana, sarana,

prasarana yang proporsional untuk mendukung pembangunan kehutanan

Pendanaan pembangunan kehutanan sesuai dengan prioritas, teralokasi dengan benar dan sesuai dengan tata waktu

Regulasi dan deregulasi pengelolaan pendanaan pembangunan kehutanan

Arahan kebijakan anggaran Dephut 288 dokumen

288 dokumen 100,00

pendanaan pembangunan kehutanan sesuai dengan prioritas, teralokasi dengan benar, dan sesuai dengan tata waktu

Laporan hasil monev keuangan dan kegiatan pembangunan 26 buku

24 buku 92,31

Kemajuan pelaksanaan anggaran diketahui setiap periode 3 bulan

Tersusunnya dokumen hasil evaluasi dan monitoring dan kegiatan

Penyelenggaraan pembangunan kehutanan terpadu dan terkoordinasi di setiap regional

Tercapainya koordinasi pembangunan kehutanan antara pusat dengan daerah (pusat- propinsi-kabupaten)

Laporan dan masukan kepada pimpinan dan stakeholder dalam koordinasi dan sinkronisasi pembangunan kehutanan 36 judul

36 judul 100,00

Regulasi dan deregulasi pembangunan kehutanan

Regulasi dan deregulasi sinkronisasi pembangunan kehutanan di pusat dan daerah Desentralisasi pembangunan

kehutanan berjalan dengan benar dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta kelestarian hutan

Tercapainya sinkronisasi proses perencanaan kehutanan antara pusat dan daerah

Hasil musyawarah rencana pembangunan propinsi dan reginal

Desentralisasi pembangunan kehutanan berjalan

Pengelolaan dana kehutanan sesuai prioritas, dan alokasi dana berjalan sesuai aturan

Regulasi dan deregulasi pengelolaan keuangan tersusunnya pedoman pengurusan pengelolaan keuangan 59 buku

54 buku 96,43

Pengelolaan dana kehutanan sesuai prioritas, dan alokasi dana berjalan sesuai aturan

tersusunnya data setoran DR, PSDH, I I UPH, TP GR 40 buku

38 buku 95,00

Terlaksananya pembinaan dan pengelolaan admnistrasi keuangan


(4)

URAI AN I NDI KATOR CAPAI AN ( % ) Tertibnya administasi dan penatausahaan PNBP

Telaksananya pembinaan dan penatausahaan optimalisasi PNBP

Sarana dan prasarana pendukung pembangunan kehutanan tersedia secara proporsional pada setiap instansi kehutanan pusat dan daerah

Kriteria dan indikator publikasi dapat tersusun sesuai perkembangan pembangunan Dephut

terlaksananya pengadaan dan pemantauan barang dan jasa, sistem kearsipan, dan BI MN 22 paket

20 paket 100,00

Penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa dapat terlaksana sesuai peraturan perundangan yang berlaku

I nventarisasi kebutuhan sarana dan prasarana dapat dilaksanakan

Laporan hasil monitoring barang inventaris milik negara

Sarana dan prasarana pendukung pembangunan kehutanan tersedia pada setiap instansi kehutanan pusat dan daerah

I nformasi pembangunan kehutanan berlangsung secara objektif, didukung dengan data yang benar dan disajikan secara terus menerus kepada stakeholders nasional dan global

Regulasi dan deregulasi pengelolaan informasi kehutanan

Berita kehutanan di media cetak dan elektronik 12 bulan

12 bulan 100,00

Pertemuan forwahut, sosialisasi, lokakarya penanganan kasus, pembinaan dan partisipasi 25 paket

25 paket 100,00

Penyebaran informasi kehutanan melalui media masa berjalan efektif dan mutakhir

I nformasi pembangunan kehutanan berlangsung secara obyektif, didukung dengan data yang benar, dan disajikan secara terus menerus kepada para pihak nasional daninternasional


(5)

URAI AN I NDI KATOR CAPAI AN ( % ) Organisasi dan tata laksana institusi

kehutanan pusat dan daerah berjalan efektif dan responsif sesuai tuntutan pembangunan kehutanan pada setiap tingkatan

Regulasi dan deregulasi pengembangan organisasi dan ketatalaksanaan

Tersusunnya 15 draft Permenhut dan 1 RPP urusan Bidang Kehutanan 15 buah

15 buah 100,00

Organisasi dan tata laksana institusi kehutanan pusat dan daerah berjalan efektif dan responsif sesuai tuntutan pembangunan kehtanan di semua tingkatan

6.2.1 Berperan aktif dalam melaksanakan ketentuan dan kesepakatan global yang berkaitan dengan kehutanan

Terselenggaranya pertemuan -pertemuan bilateral, regional, dan sub regional bidang kehutanan

Laporan perkembangan, pemantauan dan evaluasi kerjasama bilateral, regional, dan pertemuan/ sidang 14 judul

11 78,57

Kerjasama dan dukungan internasional bidang kehutanan meningkat

Ditandatanganinya agreement/ kesepakatam di berbagai fokus (pemberantasan illegal logging, peningkatan kapasitas SDM dan teknologi, dll) Terwujudnya pertukaran informasi dan pengetahuan dalam kerangka kerjasama bilateral, regional dan sub regional Kerjasama dan dukungan internasional bidang kehutanan meningkat

6.3.1 Terwujudnya SDM kehutanan yang berkualita, kompeten, serta terdistribusi secara proporsional

Misi dan program kehutanan dapat berjalan dengan benar dan tercapai

SK Menteri/ deregulasi tentang pengembangan SDM kehutanan dan kesetaraan gender

Buku evaluasi impelementasi PUG dibidang kehutanan 2 buku

2 buku 100,00

Tercapainya kesetaraan hak dan kewajiban bagi seluruh SDM kehutanan

Terselenggaranya pengembangan SDM dan penyelenggaraan admnistrasi kepegawaian sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

Proses penilaian dan pengurusan administrasi kepegawaian 39 paket

39 paket 100,00

Terselenggaranya diklat SDM kehutanan sesuai kebutuhan

Berkembangnya institusi UPT kehutanan di daerah dapat berjalan secara efektif Peran aktif I ndonesia dalam

tataran global bidang kehutanan dan SDAH serta kerjasama internasional yang berkontribusi positif pada pembangunan kehutanan nasional


(6)

URAI AN I NDI KATOR CAPAI AN ( % ) Peraturan perundangan pengembangan SDM

dapat tersusun melalui koordinasi inter dan antar sektor

Misi dan program pengembangan SDM kehutanan dan kesetaraan gender dapat berjalan dengan benar dan tercapai

6.3.2 Kualitas dan kuantitas pengawasan penyelenggaraan pembangunan kehutanan meningkat

Regulasi dan deregulasi penyelenggaraan pengawasan aparatur negara

Buku UPKPT, dokumen PKPT dan buku data dan informasi pengawasan 6 judul

6 judul 100,00

Jumlah kasus penyelewengan/ KKN menurun drastis dan signifikan

Kualitas dan kuantitas pengawasan penyelenggaraan pembangunan kehutanan meningkat

Laporan hasil pemantauan dan pengawasan 18 judul

18 judul 100,00

Pembangunan kehutanan dapat terselenggara lebih efektif dan efisien

Laporan dan rekomendasi hasil pengawasan Laporan hasil pemeriksaan 404 LHA 384 LHA 95,05

Koordinasi dansinkronisasi pengawasan dengan lembaga pengawasan daerah meningkat Terbentuknya PNS kehutanan

yang dapat menjalankan tugas secara benar sesuai dengan ketentuan dan kompetensinya