PEMBERDAYAAN GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 DELANGGU
PEMBERDAYAAN GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
DI SD NEGERI 1 DELANGGU
Tri Asmawulan 1), Yetty Sarjono 2), Sabar Narimo 3)
1)
Email: [email protected]
2)
Dosen Tetap Prodi Pendidikan Akuntansi, FKIP-UMS
3)
Dosen Tetap Prodi Pendidikan Akuntansi, FKIP-UMS
ABSTRACT
T
his study aims to: 1) Describe the teacher profile in public
elementary school 1 Delanggu; 2) Describe the teacher
empowerment in public elementary school 1 Delanggu; 3) Describe
the implementation of Curriculum 2013 in public elementary school 1
Delanggu.
This research is qualitative. Informants in this study were principals and teachers
in primary school 1 Delanggu. Data was collected through interviews,
observation and documentation. Data analysis techniquesused in this research ist
he analysis of interactive models, namely data reduction, data display and
conclusion. Remedy to test the credibility of the data using triangulation
techniques.
The results ofthis study: 1) Profile of teachers in primary schools 1 Delanggu
good enough indicated by 80% of teacher education has met the qualifying
standard. But in primary school 1 Delanggu not have teachers BK; 2) In terms of
empowerment, there is a lack of professional competence that teachers do not do
research, as well as the teacher's ability to operate a computerless. There is also
a shortage in teachers' personal competence a reless disciplined time; 3)
Implementation of Curriculum 2013 in primary school 1 Delanggu in planning
have constraints on the availability of textbooks to support learning activities.
While the implementation of primary school 1 Delanggu implement Curriculum
2013 is not in accordance with the time scheduled by the government. Even so,
primay school 1 Delanggu been able to implement Curriculum 2013 in the
learning processwell. For the evaluation, because the first year of implementing
the new curriculum in 2013, so it can not be evaluated as normative and
summative.
Keywords: Empowerment, Teacher, Curriculum 2013
2003 Tentang Sistem Pendidikan
PENDAHULUAN
Keinginan
terwujudnya
Nasional pasal 4 ayat 6, yang
pendidikan nasional yang berkualitas
digunakan sebagai pegangan untuk
tertuang di dalam Undang-Undang
menyelenggarakan pendidikan yang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
berkualitas: “Pendidikan diseleng145
garakan
dengan
semua
komponen
melalui
memberdayakan
peran
masyarakat
serta
mengajar dalam proses pembelajaran
dapat terus ditingkatkan. Guru yang
dalam
mampu bekerja secara profesional
penyelenggaraan dan pengendalian
salah satunya dipengaruhi oleh pola
mutu layanan pendidikan”.
pemberdayaan guru. Guru yang tidak
Ada banyak faktor yang
mempengaruhi
faktor
mutu
sumber
pendidikan,
dari
perkembangan
ilmu
manusia
pengetahuan dan teknologi. Dengan
merupakan salah satu faktor yang
kata lain, agar guru tetap profesional
terpenting, terutama tenaga edukatif,
perlu ada sistem pemberdayaan yang
yaitu
baik, tersistem, dan berkelanjutan
guru
Kemampuan
daya
diberdayakan akan selalu ketinggalan
yang
berkualitas.
seorang
guru
(Suyanto, 2007: 28).
merupakan faktor keberhasilan dari
Pemerintah
melalui
suatu kurikulum yang ingin dicapai.
Kementerian
Apabila kemampuan guru tinggi,
Kebudayaan
maka guru akan cepat menangkap
memberlakukan
dan beradaptasi dengan kurikulum
Kurikulum 2013. Kurikulum 2013
yang ada sehingga kurikulum dapat
berbasis kompetensi memfokuskan
diterapkan secara maksimal. Namun
pada
bila kemampuan guru rendah maka
kompetensi tertentu oleh peserta
guru tidak akan dengan mudah
didik. Oleh karena itu, Kurikulum
beradaptasi dengan kurikulum yang
2013
ada sehingga pelaksanaan kurikulum
kompetensi dan seperangkat tujuan
menjadi terhambat.
pembelajaran
yang
dinyatakan
sedemikian
rupa
sehingga
Jabatan guru sebagai jabatan
Pendidikan
Kemendikbud)
dan
telah
implementasi
pemerolehan
mencakup
kompetensi-
sejumlah
profesional menuntut guru untuk
pencapaiannya dapat diamati dalam
terus meningkatkan kualitas Sumber
bentuk perilaku atau ketrampilan
Daya Manusia (SDM) sesuai dengan
peserta didik sebagai suatu kriteria
perkembangan
ilmu
keberhasilan. Kegiatan pembelajaran
teknologi
perlu diarahkan untuk membantu
kualitas
peserta didik menguasai sekurang-
pengetahuan
sehingga
jaman,
dan
kuantitas
dan
146
kurangnya tingkat minimal, agar
fokus dalam penelitian ini adalah:
mereka dapat mencapai tujuan-tujuan
Bagaimana
yang telah ditentukan, sesuai dengan
dalam implementasi Kurikulum 2013
konsep
dan
di SD Negeri 1 Delanggu. Secara
pengembangan bakat. Setiap peserta
khusus penelitian ini difokuskan
didik harus diberi kesempatan untuk
pada
mencapai
berikut:1)Bagaimanakah profil guru
belajar
tuntas
tujuan
sesuai
dengan
pemberdayaan
tiga
sub
fokus,
guru
sebagai
kemampuan dan kecepatan belajar
SD
masing-masing (Mulyasa, 2013:68).
2)Bagaimanakah pemberdayaan guru
Dalam
Kurikulum
2013
SD
Negeri
1
Negeri
Delanggu;
1
Delanggu;
kemampuan dan kreativitas guru
3)Bagaimanakah
sangat
Kurikulum 2013 di SD Negeri 1
dinanti,
dalam
rangka
menumbuhkembangkan kemampuan
implementasi
Delanggu.
siswa dalam berkomunikasi secara
Sesuai
dengan
fokus
efektif, berpikir jernih dan kritis,
penelitian tersebut, maka tujuan
mempertimbangkan segi moral suatu
penelitian
permasalahan, menjadi warga negara
Mendeskripsikan profil guru SD
yang
Negeri
bertanggung
kemampuan
mengerti
1
adalah:
1)
Delanggu;
2)
mencoba
untuk
toleran
terhadap
guru di SD Negeri 1 Delanggu; 3)
berbeda,
Mendeskripsikan
dan
pandangan
jawab,
ini
yang
Mendeskripsikan
pemberdayaan
implementasi
kemampuan hidup dalam masyarakat
Kurikulum 2013 di SD Negeri 1
yang mengglobal, memiliki minat
Delanggu.
luas dalam kehidupan,
memiliki
kesiapan untuk bekerja, memiliki
METODE PENELITIAN
kecerdasan sesuai bakat/minatnya,
Penelitian
serta
dengan
memiliki
rasa
bakat/minatnya
tanggung
jawab
terhadap lingkungan.
Mengacu
ini
merupakan
penelitian kualitatif, dengan desain
penelitianadalah etnografi, dimana
peneliti meneliti perilaku-perilaku
pada
latar
belakang penelitian tersebut, maka
guru di SD Negeri 1 Delanggu yang
terkait dengan pemberdayaan guru.
147
Penelitian ini dilaksanakan
Sedangkan dokumentasi digunakan
di SD Negeri 1 Delanggu.Pemilihan
untuk melihat kesesuaian dokumen
lokasi penelitian ini lebih didasarkan
dengan hasil wawancara, selain itu
karena SD Negeri 1 Delanggu
juga digunakan pada pengambilan
merupakan salah satu SD unggulan
gambar.
di Delanggu. Selain itu lokasi juga
dekat sehingga memudahkan peneliti
HASIL DAN PEMBAHASAN
Guru-guru di SD Negeri 1
dalam pengambilan data.
dalam
Delanggu yang berjumlah 21 guru,
penelitian ini yaitu hasil wawancara
17 diantaranya adalah S1 pendidikan,
dengan kepala sekolah, wakil kepala
2 guru D3 pendidikan, dan 2 guru
sekolah serta guru di SD Negeri 1
non
Delanggu. Selain itu data yang lain
Undang-Undang RI No 14 tahun
dihasilkan dari hasil observasi serta
2005 tentang guru dan dosen, BAB
dokumentasi yang berkaitan dengan
IV, bagian kesatu pasal 8 dan 9 yang
pemberdayaan guru di SD Negeri 1
pada intinya berisi tentang syarat
Delanggu
menjadi
Sumber
data
serta
implementasi
pendidikan.
seorang
Sesuai
guru
dengan
haruslah
Kurikulum 2013. Sedangkan nara
memiliki kualifikasi akademik, yang
sumber
diperoleh
atau
informan
dalam
melalui pendidikan
di
penelitian ini yaitu kepala sekolah,
perguruan tinggi program sarjana
dan 8 guru di SD Negeri 1 Delanggu.
atau diploma 4.
Metode pengumpulan data
Berdasarkan
Undang-
menggunakan
Undang tersebut guru-guru di SD
metode wawancara, observasi, dan
Negeri 1 Delanggu sudah memenuhi
dokumentasi.
wawancara
syarat sebagai seorang guru, dimana
mewawancarai
90% gurunya memiliki kualifikasi
kepala sekolah maupun guru kelas di
akademik yang sesuai yaitu sarjana,
SD Negeri 1 Delanggu. Metode
dan 17 orang guru yang memiliki
observasi
untuk
gelar sarjana pendidikan. Hanya saja
mengamati proses kegiatan belajar
masih terdapat 2 orang guru yang
yang
kualifikasinya kurang sesuai yaitu
dilakukan
digunakan
dengan
Metode
untuk
digunakan
berlangsung
dikelas.
148
Ita Astuti,S.Hum dan Diniyat i
pengetahuan, keterampilan, nilai dan
Widi. L, S.Sos. Selain itu juga
sikap
ada
jenjang
kebiasaan berpikir dan bertindak
pendidikannya kurang yaitu Sri
dalam menjalankan profesi sebagai
Fajari, A.Ma.Pd dan Sudarmin,
guru.
2
guru
yang
yang
direfleksikan
Hal
A.Ma.Pd
Di SD Negeri 1 Delanggu
penelitian
ini
sesuai
dalam
dengan
Belousa, Inga (2012)
tidak memiliki guru BK. Hal ini
bahwa
kurang sesuai dengan pendapat dari
profesional
Rochman
(Dalam
keseimbangan antara kemampuan
Warsini, 2013) pakar terkemuka di
mengajar, memahami peserta didik,
Indonesia dalam bidang bimbingan
serta memiliki kepribadian dan sikap
dan
yang baik.
Natawijaya
konseling,
bahwa
di
SD
diperlukan seorang guru BK ataupun
guru
dapat
dikatakan
apabila
memiliki
Kemampuan
guru
dalam
psikolog.Rasio guru dan siswa yang
merencanakan
ditemukan pada penelitian ini adalah
jaran terlihat dari RPP yang dibuat
1:19, dengan jumlah tiap rombel
oleh guru. Guru-guru di SD Negeri 1
maksimal 35 siswa.
Delanggu semuanya sudah memiliki
Standar rasio minimal guru
kegiatan
pembela-
silabus dan RPP sebagai acuan dalam
dan siswa untuk SD sesuai dengan
melaksanakan
PP No. 7 tahun 2008 pasal 17
jaran, dan guru juga melaksanakan
tentang guru yaitu 1:20, dengan
kegiatan pembelajaran sesuai degan
jumlah maksimal untuk tiap rombel
RPP yang dibuat.
kegiatan
Kemampuan
yaitu 39 siswa. Memperhatikan rasio
pembela-
guru
dalam
guru dengan siswa di SD Negeri 1
pengelolaan pembelajaran peserta
Delanggu sudah memenuhi standar
didik di SD Negeri 1 Delanggu salah
ketetapan.
satunya terlihat dari metode yang
Guru
dalam
yang
pemikiran
profesional,
guru-guru
SD
Negeri 1 Delanggu adalah guru yang
memiliki
penguasaan
digunakan
dalam
pembelajaran.
Selain metode ceramah, juga dengan
cara
praktek,
eksperimen,
terhadap
149
permainan,
diskusi
kelompok
serta quiz.
penelitian
Aini
(2014)
bahwametode
yang
digunakan
kegiatan
yaitu
penataan
ruang
hendaknya dapat
Hal ini juga sesuai dengan
dalam
dan
pembelajaran
ceramah,
demonstrasi,
diskusi,
penugasan,
dan
kondisi,
memenuhi 4
yaitu
aksebilitas,
mobilitas, interaksi, dan variasi
kerja
siswa.
penataan
Dengan
tempat
duduk
dalam
siswa
menjadi lebih menarik.
Untuk
Delanggu
variasi
sehingga kegiatan pembelajaran
praktek.
Guru-guru di SD Negeri 1
kelas
pengetahuan,
menilai
ketrampilan serta
mengajar
sikap, guru di SD Negeri 1
media,
Delanggu menggunakan beberapa
tidak hanya menggunakan buku-
teknik, yaitu dengan tes tertulis,
buku dan LKS saja. Media dari
hasil
bahan
kerja, dan catatan anakdot.
menggunakan
alam
berbagai
juga
digunakan,
karya,
selain itu guru maupun siswa juga
Hal
observasi,
ini
sesuai
unjuk
dengan
membuat APE sendiri sebagai
teknik
media pembelajaran.
disampaikan oleh Paryono (2014)
Susunan tempat duduk di
penilaian
bahwa
ada
beberapa
yang
teknik
SD Negeri 1 Delanggu tidak
penilaian yang dapat dilakukan
selalu berjajar kebelakang seperti
untuk
yang biasa, tetapi berganti-ganti,
pengetahuan,
sikap
serta
seperti
ketrampilan,
diantaranya
yaitu
melingkar,
letter
U,
mengukur
kelompok besar, kelompok kecil,
observasi,
dan model standing seringkali
lisan,produk,
mempengaruhi
proyek.
semangat
serta
tes
aspek
tertulis
dan
portofolio,
dan
antusias siswa terhadap kegiatan
Guru-guru di SD Negeri 1
pembelajaran yang disajikan oleh
Delanggu sudah cukup banyak
guru.
mengikuti kegiatan pelatihan dan
Hal
ini
sesuai
dengan
seminar
sebagai
wujud
Suyanto (2013) bahwa suasana
150
peningkatan
kompetensi
profesional mereka.
Sulistyowati
Sejalan dengan penelitian
Vasiliki S. Fotopoulopou
bahwa
Sesuai
peningkatan
(2011)
kompetensi
penelitian
(2013)
pengembangan
tentang
kompetensi
kepribadian guru bahwa faktor
terpenting
dari
seorang
guru
profesional dapat dilakukan dengan
adalah
mengikuti
kegiatan
seminar,
dengan kepribadian yang baik
pelatihan,
melakukan
inovasi
itulah seorang guru bisa menjadi
mengajar,
serta
penggunaan
seorang pendidik yang baik bagi
teknologi bau dalam pendidikan.
kepribadiannya.
Karena
anak didiknya.
Tetapi dalam hal melakukan
Kompetensi sosial guru-guru
penelitian ilmiah atau PTK masih
di SD Negeri 1 Delanggu terlihat
kurang. Selain itu meskipun di SD
bahwa guru-guru di SD Negeri 1
Negeri 1 Delanggu sudah dilengkapi
Delanggu memiliki jiwa sosial yang
dengan
baik antara guru, murid, sesama guru
Wifi
pengembangan
sebagai
sarana
profesional
guru,
tetapi beberapa guru mengaku masih
kesulitan mengoperasikan komputer.
Berdasarkan
maupun dengan lingkungan sekitar.
Dalam
penelitian
Lane
Kathleen (2004) bahwa hubungan
hasil
sosial dengan rekan kerja tercipta
wawancara dan observasi peneliti
dengan adanya kontrol diri maupun
dengan kepala sekolah maupun guru-
kerjasama yang baik dengan orang
guru di SD Negeri 1 Delanggu,
lain. Kontrol diri dan kerjasama
terlihat bahwa guru-guru di SD
sangat diperlukan dalam hubungan
Negeri
memiliki
sosial karena hal tersebut mendorong
sebagai
seseorang untuk mengontrol emosi
1
kepribadian
Delanggu
yang
baik
seorang guru. Tetapi beberapa guru
memiliki sikap tidak tepat waktu,
dan memahami orang lain.
Dalam
hal
sarana
dan
yang terlihat dari guru tidak langsung
prasarana sudah baik. Hal ini terlihat
memasuki ruangan meskipun bel
dari sudah
sudah berbunyi.
sarana dan prasarana ruang di SD
terpenuhinya
standar
Negeri 1 Delanggu. Selain itu juga
151
sudah terlihat dari adanya silabus dan
media, serta setting tempat duduk
RPP
pengajaran
yang bervariasi dapat memfasilitasi
Kurikulum 2013. Tetapi di SD
siswa untuk aktif dalam kegiatan
Negeri 1 Delanggu belum dilengkapi
pembelajaran.
sebagai
bahan
dengan LCD sehingga menghambat
Sesuai dengan agenda yang
guru yang ingin menggunakan media
sudah ditetapkan oleh pemerintah
audio
yaitu evaluasi formatif sampai tahun
visual
dalam
kegiatan
pembelajaran. Selain itu juga kendala
belajar
yang dihadapi dalam perencanaan
sumatif pada tahun belajar 2016
kegiatan
pembelajaran
yaitu
secara
buku-buku
paket
menentukan
ketersediaan
sebagai
2015-2016
penunjang
kegiatan
pembelajaran.
menyeluruh
dan
evaluasi
untuk
kelayakan
dokumen,
kurikulum,
SD Negeri 1 Delanggu baru
dan
ide,
implementasi
maka SD Negeri 1
Delanggu yang juga baru tahun
menerapkan Kurikulum 2013 pada
pertama
Juli 2014. Yang berarti bahwa
2013 belum dapat dievaluasi secara
implementasi Kurikulum 2013 baru
formatif dan sumatif.
tahun pertama dilaksanakan. Hal ini
KESIMPULAN
menerapkan
Kurikulum
dengan pertimbangan bahwa untuk
Profil guru di SD Negeri 1
menerapkan sebuah kurikulum baru,
Delanggu sudah cukup baik yang
banyak yang harus dipelajari terlebih
ditunjukkan oleh 80% pendidikan
dahulu
guru
sehingga
pada
saat
sudah
memenuhi
standar
menerapkan kurikulum 2013 tersebut
kualifikasi. Tetapi di SD Negeri 1
tidak banyak mengalami kendala.
Delanggu belum memiliki guru BK.
Jika dilihat dari keragaman
Dalam hal pemberdayaan, terdapat
metode, media, setting kelas serta
kekurangan
teknik evaluasi yang dilakukan oleh
profesional
guru-guru di SD Negeri 1 Delanggu,
melakukan
penelitian,
serta
maka implementasi Kurikulum 2013
kemampuan
guru
dalam
di SD Negeri 1 Delanggu sudah
mengoperasikan komputer kurang.
dilaksanakan dengan baik. Metode,
Selain itu juga terdapat kekurangan
pada
yaitu
kompetensi
guru
tidak
152
dalam kompetensi pribadi guru yaitu
diagendakan
kurang disiplin waktu. Implementasi
Meskipun begitu, SD Negeri 1
Kurikulum 2013 di SD Negeri 1
Delanggu
Delanggu
mengimplementasikan
dalam
perencanaan
oleh
pemerintah.
sudah
dapat
Kurikulum
mengalami
kendala
pada
2013 di dalam proses pembelajaran
ketersediaan
buku-buku
paket
dengan
sebagai
penunjang
pembelajaran.
Sedangkan
kegiatan
pada
baik.
evaluasinya,karena
pertama
2013,
menerapkan
dievaluasi
2013
waktunya tidak sesuai dengan yang
baru
menerapkan
pelaksanaan, SD Negeri 1 Delanggu
Kurikulum
Untuk
sehingga
secara
tahun
Kurikulum
belum
dapat
normatif
dan
sumatif.
DAFTAR PUSTAKA
Bogler, Ronit and Anit Somech. 2004. Influence of Teacher Empowerment on
Teachers’ Organizational Commitment, Professional Commitment and
Organizational Citizenship Behavior in Schools.Teaching and Teacher
Education Journal. 20 (2004) 277–289
Harpell, Jody V; Andrews, Jac J W. 2010. Administrative Leadership in the Age
of Inclusion: Promoting Best Practices and Teacher Empowerment. The
Journal of Educational Thought; Autumn 2010; 44,2; Proquest Research
Library.
Inga, Belousa. 2012. Teachers View on Social and Emotional Aspect of
Pedagogical Competence. Journal of Social Science 8.2:163-169
Klecker, Beverly J; Loadman, William E. 1998. Defining and Measuring the
Dimensions of Teacher Empowerment in Restructuring Public Schools.
Education; Spring 1998; 118,3; Proquest Research Library.
Lane, Kathleen. 2004. Secondary Teacher’s Views on Social Competence:Skills
Essential for Success. The Journal of Special Education. 38.3:174-186
153
Romanish, Bruce. 1993. Teacher Empowerment As the Focus School
Restructuring.
The
School
Community
Journal,
Vol.3,
No.1,
Spring/Summer
Short, Paula M; Rinehart, James; Eckley, Mona. 1999. The Relationship of
teacher Empowerment and Principal Leadership Orientation. Educational
Research Quarterly; June 1999; 22,4; proquest Research Library.
Vasiliki S. Fotopoulopou. 2011. Teachers’ Perceptions of Professionalism and
Professional Development:
A Case Study in Greece.World Journal of
Education Vol. 1. 1;40-52
==================
154
DI SD NEGERI 1 DELANGGU
Tri Asmawulan 1), Yetty Sarjono 2), Sabar Narimo 3)
1)
Email: [email protected]
2)
Dosen Tetap Prodi Pendidikan Akuntansi, FKIP-UMS
3)
Dosen Tetap Prodi Pendidikan Akuntansi, FKIP-UMS
ABSTRACT
T
his study aims to: 1) Describe the teacher profile in public
elementary school 1 Delanggu; 2) Describe the teacher
empowerment in public elementary school 1 Delanggu; 3) Describe
the implementation of Curriculum 2013 in public elementary school 1
Delanggu.
This research is qualitative. Informants in this study were principals and teachers
in primary school 1 Delanggu. Data was collected through interviews,
observation and documentation. Data analysis techniquesused in this research ist
he analysis of interactive models, namely data reduction, data display and
conclusion. Remedy to test the credibility of the data using triangulation
techniques.
The results ofthis study: 1) Profile of teachers in primary schools 1 Delanggu
good enough indicated by 80% of teacher education has met the qualifying
standard. But in primary school 1 Delanggu not have teachers BK; 2) In terms of
empowerment, there is a lack of professional competence that teachers do not do
research, as well as the teacher's ability to operate a computerless. There is also
a shortage in teachers' personal competence a reless disciplined time; 3)
Implementation of Curriculum 2013 in primary school 1 Delanggu in planning
have constraints on the availability of textbooks to support learning activities.
While the implementation of primary school 1 Delanggu implement Curriculum
2013 is not in accordance with the time scheduled by the government. Even so,
primay school 1 Delanggu been able to implement Curriculum 2013 in the
learning processwell. For the evaluation, because the first year of implementing
the new curriculum in 2013, so it can not be evaluated as normative and
summative.
Keywords: Empowerment, Teacher, Curriculum 2013
2003 Tentang Sistem Pendidikan
PENDAHULUAN
Keinginan
terwujudnya
Nasional pasal 4 ayat 6, yang
pendidikan nasional yang berkualitas
digunakan sebagai pegangan untuk
tertuang di dalam Undang-Undang
menyelenggarakan pendidikan yang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
berkualitas: “Pendidikan diseleng145
garakan
dengan
semua
komponen
melalui
memberdayakan
peran
masyarakat
serta
mengajar dalam proses pembelajaran
dapat terus ditingkatkan. Guru yang
dalam
mampu bekerja secara profesional
penyelenggaraan dan pengendalian
salah satunya dipengaruhi oleh pola
mutu layanan pendidikan”.
pemberdayaan guru. Guru yang tidak
Ada banyak faktor yang
mempengaruhi
faktor
mutu
sumber
pendidikan,
dari
perkembangan
ilmu
manusia
pengetahuan dan teknologi. Dengan
merupakan salah satu faktor yang
kata lain, agar guru tetap profesional
terpenting, terutama tenaga edukatif,
perlu ada sistem pemberdayaan yang
yaitu
baik, tersistem, dan berkelanjutan
guru
Kemampuan
daya
diberdayakan akan selalu ketinggalan
yang
berkualitas.
seorang
guru
(Suyanto, 2007: 28).
merupakan faktor keberhasilan dari
Pemerintah
melalui
suatu kurikulum yang ingin dicapai.
Kementerian
Apabila kemampuan guru tinggi,
Kebudayaan
maka guru akan cepat menangkap
memberlakukan
dan beradaptasi dengan kurikulum
Kurikulum 2013. Kurikulum 2013
yang ada sehingga kurikulum dapat
berbasis kompetensi memfokuskan
diterapkan secara maksimal. Namun
pada
bila kemampuan guru rendah maka
kompetensi tertentu oleh peserta
guru tidak akan dengan mudah
didik. Oleh karena itu, Kurikulum
beradaptasi dengan kurikulum yang
2013
ada sehingga pelaksanaan kurikulum
kompetensi dan seperangkat tujuan
menjadi terhambat.
pembelajaran
yang
dinyatakan
sedemikian
rupa
sehingga
Jabatan guru sebagai jabatan
Pendidikan
Kemendikbud)
dan
telah
implementasi
pemerolehan
mencakup
kompetensi-
sejumlah
profesional menuntut guru untuk
pencapaiannya dapat diamati dalam
terus meningkatkan kualitas Sumber
bentuk perilaku atau ketrampilan
Daya Manusia (SDM) sesuai dengan
peserta didik sebagai suatu kriteria
perkembangan
ilmu
keberhasilan. Kegiatan pembelajaran
teknologi
perlu diarahkan untuk membantu
kualitas
peserta didik menguasai sekurang-
pengetahuan
sehingga
jaman,
dan
kuantitas
dan
146
kurangnya tingkat minimal, agar
fokus dalam penelitian ini adalah:
mereka dapat mencapai tujuan-tujuan
Bagaimana
yang telah ditentukan, sesuai dengan
dalam implementasi Kurikulum 2013
konsep
dan
di SD Negeri 1 Delanggu. Secara
pengembangan bakat. Setiap peserta
khusus penelitian ini difokuskan
didik harus diberi kesempatan untuk
pada
mencapai
berikut:1)Bagaimanakah profil guru
belajar
tuntas
tujuan
sesuai
dengan
pemberdayaan
tiga
sub
fokus,
guru
sebagai
kemampuan dan kecepatan belajar
SD
masing-masing (Mulyasa, 2013:68).
2)Bagaimanakah pemberdayaan guru
Dalam
Kurikulum
2013
SD
Negeri
1
Negeri
Delanggu;
1
Delanggu;
kemampuan dan kreativitas guru
3)Bagaimanakah
sangat
Kurikulum 2013 di SD Negeri 1
dinanti,
dalam
rangka
menumbuhkembangkan kemampuan
implementasi
Delanggu.
siswa dalam berkomunikasi secara
Sesuai
dengan
fokus
efektif, berpikir jernih dan kritis,
penelitian tersebut, maka tujuan
mempertimbangkan segi moral suatu
penelitian
permasalahan, menjadi warga negara
Mendeskripsikan profil guru SD
yang
Negeri
bertanggung
kemampuan
mengerti
1
adalah:
1)
Delanggu;
2)
mencoba
untuk
toleran
terhadap
guru di SD Negeri 1 Delanggu; 3)
berbeda,
Mendeskripsikan
dan
pandangan
jawab,
ini
yang
Mendeskripsikan
pemberdayaan
implementasi
kemampuan hidup dalam masyarakat
Kurikulum 2013 di SD Negeri 1
yang mengglobal, memiliki minat
Delanggu.
luas dalam kehidupan,
memiliki
kesiapan untuk bekerja, memiliki
METODE PENELITIAN
kecerdasan sesuai bakat/minatnya,
Penelitian
serta
dengan
memiliki
rasa
bakat/minatnya
tanggung
jawab
terhadap lingkungan.
Mengacu
ini
merupakan
penelitian kualitatif, dengan desain
penelitianadalah etnografi, dimana
peneliti meneliti perilaku-perilaku
pada
latar
belakang penelitian tersebut, maka
guru di SD Negeri 1 Delanggu yang
terkait dengan pemberdayaan guru.
147
Penelitian ini dilaksanakan
Sedangkan dokumentasi digunakan
di SD Negeri 1 Delanggu.Pemilihan
untuk melihat kesesuaian dokumen
lokasi penelitian ini lebih didasarkan
dengan hasil wawancara, selain itu
karena SD Negeri 1 Delanggu
juga digunakan pada pengambilan
merupakan salah satu SD unggulan
gambar.
di Delanggu. Selain itu lokasi juga
dekat sehingga memudahkan peneliti
HASIL DAN PEMBAHASAN
Guru-guru di SD Negeri 1
dalam pengambilan data.
dalam
Delanggu yang berjumlah 21 guru,
penelitian ini yaitu hasil wawancara
17 diantaranya adalah S1 pendidikan,
dengan kepala sekolah, wakil kepala
2 guru D3 pendidikan, dan 2 guru
sekolah serta guru di SD Negeri 1
non
Delanggu. Selain itu data yang lain
Undang-Undang RI No 14 tahun
dihasilkan dari hasil observasi serta
2005 tentang guru dan dosen, BAB
dokumentasi yang berkaitan dengan
IV, bagian kesatu pasal 8 dan 9 yang
pemberdayaan guru di SD Negeri 1
pada intinya berisi tentang syarat
Delanggu
menjadi
Sumber
data
serta
implementasi
pendidikan.
seorang
Sesuai
guru
dengan
haruslah
Kurikulum 2013. Sedangkan nara
memiliki kualifikasi akademik, yang
sumber
diperoleh
atau
informan
dalam
melalui pendidikan
di
penelitian ini yaitu kepala sekolah,
perguruan tinggi program sarjana
dan 8 guru di SD Negeri 1 Delanggu.
atau diploma 4.
Metode pengumpulan data
Berdasarkan
Undang-
menggunakan
Undang tersebut guru-guru di SD
metode wawancara, observasi, dan
Negeri 1 Delanggu sudah memenuhi
dokumentasi.
wawancara
syarat sebagai seorang guru, dimana
mewawancarai
90% gurunya memiliki kualifikasi
kepala sekolah maupun guru kelas di
akademik yang sesuai yaitu sarjana,
SD Negeri 1 Delanggu. Metode
dan 17 orang guru yang memiliki
observasi
untuk
gelar sarjana pendidikan. Hanya saja
mengamati proses kegiatan belajar
masih terdapat 2 orang guru yang
yang
kualifikasinya kurang sesuai yaitu
dilakukan
digunakan
dengan
Metode
untuk
digunakan
berlangsung
dikelas.
148
Ita Astuti,S.Hum dan Diniyat i
pengetahuan, keterampilan, nilai dan
Widi. L, S.Sos. Selain itu juga
sikap
ada
jenjang
kebiasaan berpikir dan bertindak
pendidikannya kurang yaitu Sri
dalam menjalankan profesi sebagai
Fajari, A.Ma.Pd dan Sudarmin,
guru.
2
guru
yang
yang
direfleksikan
Hal
A.Ma.Pd
Di SD Negeri 1 Delanggu
penelitian
ini
sesuai
dalam
dengan
Belousa, Inga (2012)
tidak memiliki guru BK. Hal ini
bahwa
kurang sesuai dengan pendapat dari
profesional
Rochman
(Dalam
keseimbangan antara kemampuan
Warsini, 2013) pakar terkemuka di
mengajar, memahami peserta didik,
Indonesia dalam bidang bimbingan
serta memiliki kepribadian dan sikap
dan
yang baik.
Natawijaya
konseling,
bahwa
di
SD
diperlukan seorang guru BK ataupun
guru
dapat
dikatakan
apabila
memiliki
Kemampuan
guru
dalam
psikolog.Rasio guru dan siswa yang
merencanakan
ditemukan pada penelitian ini adalah
jaran terlihat dari RPP yang dibuat
1:19, dengan jumlah tiap rombel
oleh guru. Guru-guru di SD Negeri 1
maksimal 35 siswa.
Delanggu semuanya sudah memiliki
Standar rasio minimal guru
kegiatan
pembela-
silabus dan RPP sebagai acuan dalam
dan siswa untuk SD sesuai dengan
melaksanakan
PP No. 7 tahun 2008 pasal 17
jaran, dan guru juga melaksanakan
tentang guru yaitu 1:20, dengan
kegiatan pembelajaran sesuai degan
jumlah maksimal untuk tiap rombel
RPP yang dibuat.
kegiatan
Kemampuan
yaitu 39 siswa. Memperhatikan rasio
pembela-
guru
dalam
guru dengan siswa di SD Negeri 1
pengelolaan pembelajaran peserta
Delanggu sudah memenuhi standar
didik di SD Negeri 1 Delanggu salah
ketetapan.
satunya terlihat dari metode yang
Guru
dalam
yang
pemikiran
profesional,
guru-guru
SD
Negeri 1 Delanggu adalah guru yang
memiliki
penguasaan
digunakan
dalam
pembelajaran.
Selain metode ceramah, juga dengan
cara
praktek,
eksperimen,
terhadap
149
permainan,
diskusi
kelompok
serta quiz.
penelitian
Aini
(2014)
bahwametode
yang
digunakan
kegiatan
yaitu
penataan
ruang
hendaknya dapat
Hal ini juga sesuai dengan
dalam
dan
pembelajaran
ceramah,
demonstrasi,
diskusi,
penugasan,
dan
kondisi,
memenuhi 4
yaitu
aksebilitas,
mobilitas, interaksi, dan variasi
kerja
siswa.
penataan
Dengan
tempat
duduk
dalam
siswa
menjadi lebih menarik.
Untuk
Delanggu
variasi
sehingga kegiatan pembelajaran
praktek.
Guru-guru di SD Negeri 1
kelas
pengetahuan,
menilai
ketrampilan serta
mengajar
sikap, guru di SD Negeri 1
media,
Delanggu menggunakan beberapa
tidak hanya menggunakan buku-
teknik, yaitu dengan tes tertulis,
buku dan LKS saja. Media dari
hasil
bahan
kerja, dan catatan anakdot.
menggunakan
alam
berbagai
juga
digunakan,
karya,
selain itu guru maupun siswa juga
Hal
observasi,
ini
sesuai
unjuk
dengan
membuat APE sendiri sebagai
teknik
media pembelajaran.
disampaikan oleh Paryono (2014)
Susunan tempat duduk di
penilaian
bahwa
ada
beberapa
yang
teknik
SD Negeri 1 Delanggu tidak
penilaian yang dapat dilakukan
selalu berjajar kebelakang seperti
untuk
yang biasa, tetapi berganti-ganti,
pengetahuan,
sikap
serta
seperti
ketrampilan,
diantaranya
yaitu
melingkar,
letter
U,
mengukur
kelompok besar, kelompok kecil,
observasi,
dan model standing seringkali
lisan,produk,
mempengaruhi
proyek.
semangat
serta
tes
aspek
tertulis
dan
portofolio,
dan
antusias siswa terhadap kegiatan
Guru-guru di SD Negeri 1
pembelajaran yang disajikan oleh
Delanggu sudah cukup banyak
guru.
mengikuti kegiatan pelatihan dan
Hal
ini
sesuai
dengan
seminar
sebagai
wujud
Suyanto (2013) bahwa suasana
150
peningkatan
kompetensi
profesional mereka.
Sulistyowati
Sejalan dengan penelitian
Vasiliki S. Fotopoulopou
bahwa
Sesuai
peningkatan
(2011)
kompetensi
penelitian
(2013)
pengembangan
tentang
kompetensi
kepribadian guru bahwa faktor
terpenting
dari
seorang
guru
profesional dapat dilakukan dengan
adalah
mengikuti
kegiatan
seminar,
dengan kepribadian yang baik
pelatihan,
melakukan
inovasi
itulah seorang guru bisa menjadi
mengajar,
serta
penggunaan
seorang pendidik yang baik bagi
teknologi bau dalam pendidikan.
kepribadiannya.
Karena
anak didiknya.
Tetapi dalam hal melakukan
Kompetensi sosial guru-guru
penelitian ilmiah atau PTK masih
di SD Negeri 1 Delanggu terlihat
kurang. Selain itu meskipun di SD
bahwa guru-guru di SD Negeri 1
Negeri 1 Delanggu sudah dilengkapi
Delanggu memiliki jiwa sosial yang
dengan
baik antara guru, murid, sesama guru
Wifi
pengembangan
sebagai
sarana
profesional
guru,
tetapi beberapa guru mengaku masih
kesulitan mengoperasikan komputer.
Berdasarkan
maupun dengan lingkungan sekitar.
Dalam
penelitian
Lane
Kathleen (2004) bahwa hubungan
hasil
sosial dengan rekan kerja tercipta
wawancara dan observasi peneliti
dengan adanya kontrol diri maupun
dengan kepala sekolah maupun guru-
kerjasama yang baik dengan orang
guru di SD Negeri 1 Delanggu,
lain. Kontrol diri dan kerjasama
terlihat bahwa guru-guru di SD
sangat diperlukan dalam hubungan
Negeri
memiliki
sosial karena hal tersebut mendorong
sebagai
seseorang untuk mengontrol emosi
1
kepribadian
Delanggu
yang
baik
seorang guru. Tetapi beberapa guru
memiliki sikap tidak tepat waktu,
dan memahami orang lain.
Dalam
hal
sarana
dan
yang terlihat dari guru tidak langsung
prasarana sudah baik. Hal ini terlihat
memasuki ruangan meskipun bel
dari sudah
sudah berbunyi.
sarana dan prasarana ruang di SD
terpenuhinya
standar
Negeri 1 Delanggu. Selain itu juga
151
sudah terlihat dari adanya silabus dan
media, serta setting tempat duduk
RPP
pengajaran
yang bervariasi dapat memfasilitasi
Kurikulum 2013. Tetapi di SD
siswa untuk aktif dalam kegiatan
Negeri 1 Delanggu belum dilengkapi
pembelajaran.
sebagai
bahan
dengan LCD sehingga menghambat
Sesuai dengan agenda yang
guru yang ingin menggunakan media
sudah ditetapkan oleh pemerintah
audio
yaitu evaluasi formatif sampai tahun
visual
dalam
kegiatan
pembelajaran. Selain itu juga kendala
belajar
yang dihadapi dalam perencanaan
sumatif pada tahun belajar 2016
kegiatan
pembelajaran
yaitu
secara
buku-buku
paket
menentukan
ketersediaan
sebagai
2015-2016
penunjang
kegiatan
pembelajaran.
menyeluruh
dan
evaluasi
untuk
kelayakan
dokumen,
kurikulum,
SD Negeri 1 Delanggu baru
dan
ide,
implementasi
maka SD Negeri 1
Delanggu yang juga baru tahun
menerapkan Kurikulum 2013 pada
pertama
Juli 2014. Yang berarti bahwa
2013 belum dapat dievaluasi secara
implementasi Kurikulum 2013 baru
formatif dan sumatif.
tahun pertama dilaksanakan. Hal ini
KESIMPULAN
menerapkan
Kurikulum
dengan pertimbangan bahwa untuk
Profil guru di SD Negeri 1
menerapkan sebuah kurikulum baru,
Delanggu sudah cukup baik yang
banyak yang harus dipelajari terlebih
ditunjukkan oleh 80% pendidikan
dahulu
guru
sehingga
pada
saat
sudah
memenuhi
standar
menerapkan kurikulum 2013 tersebut
kualifikasi. Tetapi di SD Negeri 1
tidak banyak mengalami kendala.
Delanggu belum memiliki guru BK.
Jika dilihat dari keragaman
Dalam hal pemberdayaan, terdapat
metode, media, setting kelas serta
kekurangan
teknik evaluasi yang dilakukan oleh
profesional
guru-guru di SD Negeri 1 Delanggu,
melakukan
penelitian,
serta
maka implementasi Kurikulum 2013
kemampuan
guru
dalam
di SD Negeri 1 Delanggu sudah
mengoperasikan komputer kurang.
dilaksanakan dengan baik. Metode,
Selain itu juga terdapat kekurangan
pada
yaitu
kompetensi
guru
tidak
152
dalam kompetensi pribadi guru yaitu
diagendakan
kurang disiplin waktu. Implementasi
Meskipun begitu, SD Negeri 1
Kurikulum 2013 di SD Negeri 1
Delanggu
Delanggu
mengimplementasikan
dalam
perencanaan
oleh
pemerintah.
sudah
dapat
Kurikulum
mengalami
kendala
pada
2013 di dalam proses pembelajaran
ketersediaan
buku-buku
paket
dengan
sebagai
penunjang
pembelajaran.
Sedangkan
kegiatan
pada
baik.
evaluasinya,karena
pertama
2013,
menerapkan
dievaluasi
2013
waktunya tidak sesuai dengan yang
baru
menerapkan
pelaksanaan, SD Negeri 1 Delanggu
Kurikulum
Untuk
sehingga
secara
tahun
Kurikulum
belum
dapat
normatif
dan
sumatif.
DAFTAR PUSTAKA
Bogler, Ronit and Anit Somech. 2004. Influence of Teacher Empowerment on
Teachers’ Organizational Commitment, Professional Commitment and
Organizational Citizenship Behavior in Schools.Teaching and Teacher
Education Journal. 20 (2004) 277–289
Harpell, Jody V; Andrews, Jac J W. 2010. Administrative Leadership in the Age
of Inclusion: Promoting Best Practices and Teacher Empowerment. The
Journal of Educational Thought; Autumn 2010; 44,2; Proquest Research
Library.
Inga, Belousa. 2012. Teachers View on Social and Emotional Aspect of
Pedagogical Competence. Journal of Social Science 8.2:163-169
Klecker, Beverly J; Loadman, William E. 1998. Defining and Measuring the
Dimensions of Teacher Empowerment in Restructuring Public Schools.
Education; Spring 1998; 118,3; Proquest Research Library.
Lane, Kathleen. 2004. Secondary Teacher’s Views on Social Competence:Skills
Essential for Success. The Journal of Special Education. 38.3:174-186
153
Romanish, Bruce. 1993. Teacher Empowerment As the Focus School
Restructuring.
The
School
Community
Journal,
Vol.3,
No.1,
Spring/Summer
Short, Paula M; Rinehart, James; Eckley, Mona. 1999. The Relationship of
teacher Empowerment and Principal Leadership Orientation. Educational
Research Quarterly; June 1999; 22,4; proquest Research Library.
Vasiliki S. Fotopoulopou. 2011. Teachers’ Perceptions of Professionalism and
Professional Development:
A Case Study in Greece.World Journal of
Education Vol. 1. 1;40-52
==================
154