MAKALAH KARAKTERISTIK KEANGGOTAAN DAN PE

MAKALAH KARAKTERISTIK KEANGGOTAAN DAN
PEMIMPIN DALAM KELOMPOK
Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Kelompok

( BC 591 A )

DISUSUN OLEH :
Fajar galuh sujiatmoko / 702011129

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas segala
rahmat dan karuniaNya yang telah di limpahkan sejak mencari ide, menyusun hingga
menyelesaikan makalah yang berjudul “Karakteristik Kelompok dan Pemimpin dalam Kelompok”.
Penyusunan makalah ini diajukan guna memenuhi tugas pada program studi Bimbingan
Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Makalah ini
tidak akan terwujud tanpa pengarahan, bimbingan dan kerja sama semua pihak yang telah turut
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.Oleh sebab itu untuk
memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa, dan khususnya
untuk para mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW.
Salatiga, 28 Mei 2014

Penulis

(ii)
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….………………… (i)
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… (ii)
DAFTAR ISI …………………………………………………….……………………. (iii)
BAB I

PENDAHULUAN. ……………………………………………...
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………….……....
1.2 Rumusan Masalah ……………………………….……..….
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………….....


BAB II ANGGOTA DAN PEMIMPIN KELOMPOK ………………....
2.1 Karakteristik Keanggotaan …………………………..…….
2.1.1 Dimensi interpersonal .......…………………...........
2.1.2 Peranan Kelompok ...............................................
2.2 Pemimpin Kelompok …………………………..…..………
2.2.1 Tipe-tipe pemimpin kelompok………………..…….
2.2.2 Peranan pemimpin kelompok…..…………….….…..
2.2.3 Kualifikasi pemimpin kelompok.……………………
BAB III PENUTUP ………………………………………..…….………
3.1 Kesimpulan …………………………………..….…….……
DAFTAR PUSTAKA

(iii)
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Jika ditinjau dari pengertiannya, kelompok merupakan sekumpulan individu yang
mempunyai hubungan tertentu yang membuat mereka saling tergantung satu sama lain

dengan ukuran - ukuran yang bermakna. Sehingga kelompok memiliki fungsi untuk
melangsungkan hidupnya, karena dengan kelompok maka manusia dapat memenuhi
kebutuhan, mengembangkan diri, mengembangkan potensi serta aktualisasi diri. Secara
umum kelompok sering diartikan sebagai kumpulan beberapa orang yang memiliki norma
dan tujuan tertentu, memiliki ikatan batin antara satu dengan yang lain, dalam aktualisasi
nyata kelompok memiliki beberapa unsur penting, salah satunya yaitu unsur pemimpin.
Kepemimpinan terjadi apabila seorang anggota dalam kelompok mempengaruhi
anggota-anggota lainnya untuk membantu kelompok mencapai tujuannya. Karena semua
anggota kelompok saling mempengaruhi satu dengan lainnya dalam waktu yang berbedabeda, setiap anggota mempunyai kesempatan untuk menjadi pemimpin. Seorang pemimpin
yang ditunjuk atau diangkat memiliki tanggung jawab tertentu
Sebagai mahasiswa / mahasiswi secara langsung maupun tidak langsung merupakan
anggota kelompok yang tentunya harus mengetahui dan mempelajari lebih dalam tentang
hakikat keanggotaan kelompok serta syarat dan peranan yang harus dimainkan anggota
kelompok tersebut, dan ada kemungkinan juga kita sebagai mahaiswa / mahasiswi akan
menjadi seorang pemimpin dalam suatu kelompok tertentu.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa peran anggota kelompok terhadap kelompoknya?
b. Apa saja karakteristik anggota kelompok?
c. Seberapa penting peranan anggota kelompok?
d. Bagaimana tipe-tipe pemimpin kelompok?

e. Apa sajakah peranan dari pemimpin kelompok?
f. Bagaimana kualifikasi pemimpin kelompok yang efektif?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui peran anggota dan ketuakelompok
b. Mengetahui karakteristik anggota kelompok
c. Mengetahui seberapa penting peranan anggota kelompok
d. Mengetahui tipe-tipe pemimpin kelompok.

e. Mengetahui peranan pemimpin kelompok.
f. Mengtetahui kualifikasi pemimpin kelompok yang efektif.

BAB II

KARAKTERISTIK KEANGGOTAAN DAN PEMIMPIN KELOMPOK
2.1 Karakteristik Keanggotaan
2.1.1 Dimensi interpersonal
Dimensi interpersonal yaitu merupakan suatu karakteristik yang sangat
berpengaruh terhadap keefektifan suatu kelompok dalam menjalankan perannya
masing - masing, didalamnya mencakup :
A. Perbedaan Individual

Perbedaan individual mencakup :
1. Perbedaan usia
2. Perbedaan suku bangsa
3. Perbedaan jenis kelamin
4. Perbedaan pendidikan
5. Perbedaan pekerjaaan
6. Perbedaan pendapatan
7. Perbedaan kepribadiaan
8. Heterogenitas kelompok, dll.
B. Kebutuhan dan Proses Interpersonal
Kebutuhan Interpersonal yaitu kebutuhan yang ingin didapat dari setiap
individu dalam kelompok tersebut. Dalam kebutuhan interpersonal terdapat 3
macam kebutuhan yang bisa dicapai setiap individu, antara lain :
1. Inclusion :
Setiap individu ingin masuk dan menjadi bagian dari kelompok.
2. Control :
Setiap individu ingin mengendalikan orang lain dalam suatu tatanan hierarkis.
3. Affection :
Setiap individu ingin memperoleh keakraban emosional dari setiap anggota
kelompok yang lain.

Proses Interpersonal yaitu proses yang dibutuhkan dari setiap individu
untuk dapat melakukan proses interaksi dengan baik terhadap anggota kelompok
yang lain. 3 proses tersebut diantaranya :
a. Keterbukaan (disclosure) : setiap individu harus saling terbuka terhadap
anggota kelompok yang lain.

b. Percaya : setiap individu harus saling percaya terhadap kinerja anggota
kelompok yang lain.
c. Empati : setiap anggota kelompok harus saling mengerti tentang keadaan
emosional anggota kelompok lain, merasa simpatik dan mencoba
menyelesaikan masalah.
2.1.2 Peranan Kelompok
Peranan yang dimainkan oleh tugas kelompok dapat membantu penyelesaian
tugas kelompok, memelihara suasana emosional yang baik, atau hanya menampilkan
kepentingan individu saja. Peranan kelompok di bagi menjadi 3 :
1. Peranan Tugas Kelompok :
Tugas kelompok adalah memecahkan masalah atau melahirkan gagasan gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan upaya memudahkan dan
mengkoordinasi kegiatan yang menunjang tercapainya tujuan kelompok. Setiap
anggota boleh saja menjalankan lebih dari satu peranan dalam komunikasi
kelompok. Contoh - contoh peranan dalam kelompok yaitu :

a. Initiator - contributor
Menyarankan atau mengusulkan kepada kelompok gagasan - gagasan baru atau
cara baru yang berkenaan dengan masalah atau tujuan kelompok. Usul dapat
berupa saran tentang tujuan kelompok yang baru atau definisi masalah yang
baru, pemecahan masalah,

atu prosedur baru dalam menjalankan suatu

kelompok dalam menyelesaikan tugasnya.
b. Information seeker (pencari informasi)
Meminta penjelasan saran yang diajukan ditinjau dari kecermatannya,
otoritasnya dan fakta yang berkenaan dengan masalah yang dibicarakan.
c. Opinion Seeker
Bukan hanya menanyakan fakta suatu kasus, tetapi juga memberi penjelasan
mengenai nilai yang relevan dengan usaha kelompok, tetapi juga penjelasan
mengenai nilai yang relevan dengan usaha kelompok atau nilai - nilai yang
mendasari saran yang diajukan atau saran alternatif.
d. Information giver (pemberi informasi)
Memberikan fakta atau menghubungkan pengalamannya sendiri dengan masalah
kelompok.


e. Opinion giver (pemberi pendapat)
Menyatakan pendapatnya yang relevan dengan saran yang diajukan atau saran
alternatif kepada kelompok.
f. Elaborator (penjabar)
Menjabarkan saran - saran dengan contoh - contoh atau dengan makna yang
lebih luas, memberikan dasar rasional dari saran yang sudah dibuat dan berusaha
menyimpulkan saran itu jika diambil oleh kelompok.
g. Summarizer (penyimpul)
Mengumpulkan gagasan, saran dan komentar anggota kelompok dan keputusan
kelompok untuk menentukan di mana posisi kelompok. Dalam hal ini maka
kelompok sedang dalam proses berpikir atau bahkan mungkin tidak.
h. Disagreer (pembantah)
Memberikan pandangan yang berbeda, mengajukan bantahan, menunjukkan
kesalahan fakta. Ia mungkin membantah pendapat, nilai, sentiment, keputusan
atau prosedur.
2. Peranan Individu
Merupakan usaha kelompok untuk memuaskan kebutuhan yang tidak relevan
dengan tugas kelompok yang “berpusat pada individu” antara lain :
a. Aggressor

Merendahkan status yang lain, menyerang kelompok, iri hati pada kontribusi
yang lain.
b. Blocker (penghambat)
Bersikap negatif, kepala batu, selalu menolak, membantah, menentang tanpa
alasan kuat, berusaha mempertahankan atau membuka kembali permasalahan
yang sudah ditolak kelompok.
c. Recognition Seeker (pencari muka)
Berusaha menarik perhatian, sering membual, memuji diri.
d. Self Confessor (pengungkap diri)
Menggunakan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan, wawasan, ideologi
yang bersifat pribadi dan tidak behubungan dengan kelompok.
e. Playboy
Tidak acuh terhadap proses kelompok, bersikap sinisme, bermain - main, acuh
tak acuh, dll.
f. Dominator

Menegaskan otoritas dan superioritas, mengendalikan kelompok atau anggota anggota tertentu.
g. Help Seeker
Menarik simpati anggota kelompok lain dengan menyalahkan lingkungan,
mengungkapkan rasa tidak aman, kebingungan atau ketidaktahuan.

h. Special Interest Pleader (sponsor kepentingan khusus)
Berbicara atas nama “orang kecil”, menyembunyikan prasangka dengan
stereotip yang sesuai kebutuhan individual.
2.2 Pemimpin Kelompok
2.2.1 Tipe – tipe Kepemimpinan
Ada berbagai macam tipe kepemimipinan dalam kelompok, dan masing-masing
tipe mempunyai pengaruh yang berbeda pada para anggotanya. Kurt Lewin (dalam
Hansen, Warner, dan Smith, 1976) mengemukakan tiga macam tipe kepemimpinan,
yaitu : otoriter, demokratis, dan bebas atatu laissez-faier. Tipe-tipe kepemimpinan ini
dikenal dengan tipe-tipe klasik.
1. Kepemimpinan Otoriter (Leader-Centered)
Tipe ini menganggap bahwa para anggota kelompoknya tidak mampu
melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan kelompok atau mengadakan
perubahan-perubahan. Ia berpendapat bahwa anggota kelompok akan mengalami
kesulitan karena tidak mampu mengarahkan diri oleh sebab itu memerlukan
bantuan seorang ahli.
Ciri – ciri pemimpin otoriter :
a. Pemimpin mengarahkan proses kelompok dan perilaku anggota kelompok
b. Membantu integrasi kelompok dengan memberikan penjelasan-penjelasan
c. Berpendapat satu-satunya orang didalam kelompok yang memahami masalah

yang sedang dibicarakan.
Dari ciri-ciri yang disebutkan itu Nampak jelas bahwa tipe kepemimpinan
otoriter ini bertentangan dengan tugas konselor dalam membantu dalam kelompok.
Tetapi ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa tipe kepemimpinan ini tetap

berguna bagi konselor karena akan melindungi konselor untuk membuka diri pada
kelompok.

2. Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan yang berorientasi pada kelompok (group-centered).
Pemimpin yang demokratis menolak tanggung jawab tunggal untuk mengarahkan
kelompok untuk mengambil keputusan terakhir. Ia memberi kepercayaan kepada
para anggotanya, dan menciptakan situasi yang menunjang sehingga anggota dapat
mencapai pengertian terhadap diri sendiri dan dapat mengembangkan potensinya.
Ini tidak berarti bahwa pemimpin membiarkan kelompok berbuat semaunya. Tetapi
pemimpin bekerjasama dengan kelompok dan merumuskan tujuan-tujuan
kelompok dan cara-cara kerja kelompok. Pemimpin demokratis membangi
tanggung jawab bersama dengan para anggota kelompok, ia tidak memandang
dirinya sebagai seorang yang dapat membantu proses perkembangan anggotanya.
Ciri-ciri pemimpin demokratis :
a. Merumuskan kebijakan-kebijakan melalui diskusi dan keputusan kelompok.
b. Memberi dorongan dan membantu anggota kelompok untuk berinteraksi.
c. Mempertimbangkan perasaan-perasaan dan kebutuhan-kebutuhan anggota lain
3. Kepemimpinan Laissez-Faier
Tipe kepemimpinan Laissez-Faier juga disebut dengan kepemimpinan
“planless” atau sama saja dengan tidak ada pemimpin. Pemimpin ini berpendapat
tanggung jawab anggota-anggota kelompok untuk mengarahkan kelompok sesuai
dengan kepentingan mereka. Dalam hal ini pemimpin sama saja dengan anggota
kelompok yang lain. Tidak ada perencanaan atau prosedur tertentu, semuanya
terserah pada para anggota. Dengan kata lain pemimpin tidak sama sekali tidak ikut
mengambil bagian dalam pembuatan keputusan-keputusan dalam kelompok. Para
konselor yang baru memulai tugasnya biasanya terjerumus ke dalam tipe
kepemimpinan ini dalam usahanya untuk bersikap “non-directive”. Juga ada
kecenderungan bagi pemimpin yang ingin disukai oleh pengikutnya untuk

menggunakan tipe ini. Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Mahler
(1969) cara seperti itu tidak membawa hasil karena anggota kelompok tidak belajar
apa-apa dari tipe kepemimpinan itu.
Penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli seperti Lewin, Lippit, dan White
(dalam Johnson dan Johnson, 1987), menunjukan bahwa tipe-tipe kepemimpinan
tersebut mempunyai pengaruh terhadap bagaimana kelompok itu berfungsi.
Percobaan terhadap satu kelompok anak-anak berusia 10 dan 11 tahun yang
dipimpin oleh 3 orang pemimpin yang menggunakan 3 tipe kepemimpinan dan
berlangsung dalam waktu tertentu menunjukan hasil yang berbeda.
a. Pemimpin Otoriter, mereka lebih bergantung pada pemimpin dan lebih
egosentris dalam hubungan dengan teman sebaya mereka.
b. Pemimpin Demokratis, anggota kelompok yang sama menunjukan perilaku
yang lebih berinisiatif, lebih bersahabat, dan bertanggung jawab, serta tetap
melanjutkan bekerja meskipun kelompok keluar ruangan. Minat terhadap
pekerjaan mereka dan kualitas hasil pekerjaan mereka lebih tinggi.
c. Pemimpin Laissez-faire, kelompok lebih agresif sama seperti kelopok otoriter.
Hanya sebagian kecil yang menyukai tipe kepemimpinan Laissez-faire .
Kebencian muncul 30 kali lipat lebih banyak dalam kelompok otoriter
daripada kelompok demokratis. Hampir semua anggota kelompok menyukai
tipe kepemimpinan demokratis.
2.2.2 Peranan Pemimpin Kelompok
Secara umum Johnson dan Johnson (1987) mengkategorikan peranan
pemimpin kelompok dalam dua fungsi, yaitu peranan yang berkalitan dengan
tugas-tugas kelompok (task functions) dan peranan yang berkaitan dengan
pemeliharaan suasana kelompok (maintenance functions). Masing-masing fungsi
tersebut mencakup perilaku-perilaku tertentu.
1. Task Functions
Task Functions adalah peranan pemimpin untuk membantu kelompok memilih
dan merumuskan tujuan-tujuan bersama kelompok, dan melaksanakan kegiatankegiatan untuk pencapaian tujuan. Untuk dapat melaksanakan tugas itu Johnson

dan Johnson (1987) mengemukakan bahwa pemimpin kelompok harus dapat
berfungsi sbb :
a. Pemberi Informasi dan Pendapat
Memberikan fakta, ide-ide, pendapat, saran, dan informasi yang ada
hubungannya untuk membantu kelompok.
b. Pemulai
Mengusulkan tujuan-tujuan dan tugas-tugas kelompok untuk memulai
kegiatan kelompok.

c. Pemberi Arah dan Pembagi Peranan
Membuat rencana-rencana mengenai cara-cara memusatkan perhatian
terhadap tugas-tugas kelompok yang harus dilakukan.
d. Peringkas
Menggabungkan ide-ide yang berhubungan dan menyimpulkan serta
meringkas pokok-pokok materi yang didiskusikan.
e. Menjadi Koordinator
Menunjukan hubungan antara berbagai ide yang masuk dan menyimpulkan
serta menciptakan kegiatan-kegiatan yang harmonis dari berbagai
subkelompok dan anggota.
f. Pembuat Diagnosis
Mencari

sumber-sumber

kesulitan

yang

dialami

kelompok

yang

menghambat dalam mencapai tujuan-tujuannya.
g. Pemberi Semangat
Mendorong tercapainya kualitas kerja kelompok yang tinggi.
h. Penguji Kenyataan
Menilai beberapa alternative pemecahan masalah, dan menterapkannya
pada situasi nyata untuk melihat apakah hal itu dapat dilaksanakan.
Peranan-peranan tersebut memusatkan pada aspek-aspek pemecahan
masalah secra cermat untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok.
2. Maintenance Functions
Maintenance Functios adalah peranan pemimpin untuk memelihara kelompok
dengan memelihara hubungan-hubungan pribadi para anggota kelompok. Untuk

melaksanakan fungsi tersebut pemimpin kelompok harus dapat menjalankan peranperan sebagai berikut :
a. Pendorong Partisipasi
Mendorong setiap anggota untuk berpartisipasi, menghargai sumbangansumbangan pendapat, menunjukan sikap menerima, terbuka terhadap ideide anggota lain, ramah, dan responsive terhadap anggota kelompok.
b. Penyelarasan dan Pendamai
Mendorong anggota kelompok untuk menganalisis secara konstruktif
terhadap perbedaan-perbedaan pendapat mereka, mencari mufakat terhadap
hal-hal yang tidak disetujui.
c. Pengendor Tekanan
Menghilangkan tekanan-tekanan dan membuat suasana segar dalam
kelompok dengan membuat lelucon, memberikan waktu istirahat dll.
d. Penolong Komunikasi
Menunjukan ketrampilan-ketrampilan komunikasi yang baik, dan merasa
yakin bahwa setiap anggota memahami apa yang dikatakan anggota lain.
e. Penilai Suasana
Menanyakan perasaan-perasaan anggota menegenai cara kerja kelompok
dan hubungannya dengan anggota lain dan mengungkapkan perasaannya
sendiri.
f. Pengamat Proses
Menilai efektifitas kerja kelompok.
g. Perumus Kriteria
Mengemukakan kriteria dan tujuan-tujuan kelompok untuk membuat
anggota kelompok sadar terhadap tujuan kegiatan dan kemajuan yang ingin
dicapai.
h. Pendengar yang aktif
Mendengarkan dan melayani dengan penuh perhatian , dapat menerima
pendapat,

dan

membicarakan

dengan

kelompok

bila

terjadi

ketidaksepakatan.
i. Pembangun Kepercayaan
Menerima

dan

mendukung

keterbukaan

angota-anggota

lain,

dan

mendorong anggota untuk mengambil resiko dan mengemukakan pendapat.
j. Pemecahan Masalah Antarpribadi

Mengadakan

diskusi

pertentangan

antar

terbuka
anggota

untuk

membicarakan

kelompok

dan

pertentangan-

memecahkannya

serta

meningkatkan kebersamaan.

2.2.3

Kualifikasi Pemimpin Kelompok yang Efektif
Untuk dapat menjadi pemimpin kelompok yang efektif diperlukan syarat-

syarat tertentu yang mencangkup syarat kepribadian dan ketrampilan-ketrampilan
tertentu.
1. Ciri- ciri Kepribadian Pemimpin Kelompok yang efektif
a. Keberanian
Keberanian merupakan ciri-ciri pribadi yang terpenting dalam pemimpin
kelompok yang efektif. Pemimpin menunjukan keberanian dalam
kesediaanya untuk mengorbankan waktu, mengakui kesalahan dan
kekurangan, secara terus menerus melakukan penilaian terhadap diri sendiri,
terus terang dan jujur terhadap anggota kelompok dan menyatakan
kekhawatiran dan harapan-harapannya

mengenai proses

kelompok.

Pemimpin tidak boleh memanfaatkan perannya untuk melindungi dirinya
sendiri, harus bertindak jujur dan terus terang.
b. Dapat dijadikan contoh
Menjadi contoh merupakan salahsatu perilaku terbaik. Perilaku pemimpin
kelompok mempengaruhi anggota. Melalui perilaku dan sikap-sikapnya
pemimpin

dapat

menciptakan

norma-norma

kelompok,

misalnya

keterbukaan, kesungguhan dalam mencapai tujuan, mau menerima orang
lain dan mau menanggung resiko.
c. Kehadiran
Kehadiran ini tidak hanya secara fisik, tetapi kehadiran secara emosional.
Kehadiran secara emosional berarti berarti ikut merasakan kepedihan,

perjuangan dan kegembiraan anggota. Dengan keterlibatan emosional
secara penuh dengan kelompok pemimpin akan lebih mampu mengasihi dan
bersikap empati terhadap para anggotanya.
d. Menghagai dan Memperdulikan
Pemimpin kelompok tidak dibenarkan untuk memanfaatkan kelompok
untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi atau mengekploitasi anggota untuk
menaikan harga dirinya. Perilaku mempedulikan meliputi menghargai,
mempercayai, dan membuat orang lain berarti.
e. Keterbukaan
Agar efektif, pemimpin kelompok harus terbuka terhadap diri sendiri,
terbuka pada anggota lain. Keterbukaan dari pemimpin akan mendorong
semangat keterbukaan dalam kelompok yang membuat para anggota lebih
terbuka

dalam

menyatakan

perasaan-perasaandan

pandangan-

pandangannya, dan hal ini akan membuat proses kelompok menjadi lebih
lancar.
f. Tidak Mempertahankan Diri dalam mengahadapi serangan
Pemimpin

kelompok harus mengahadapi kritik dengan hati terbuka.

Pemimpin kelompok yang mudah panik, yang merasa tidak aman, yang
terlalu peka terhadap balikan yang negative, dan terlalu tergantung terhadap
balikan yang negative, dan yang terlalu tergantung pada persetujuan
kelompok akan menghadapi kesukaran dalam melaksanakan fungsi
kepemimpinannya.
g. Kesadaran Diri
Seorang pemimpin kelompok yang mempunyai pengertian terbatas tentang
dirinya, tidak mungkin dapat menumbuhkan kesadaran diri pada klienkliennya.

Oleh

karena

itu

pemimpin

kelompok

harus

berusaha

meningkatkan kesadaran dirinya termasuk kebutuhan-kebutuhannya dan
dorongan-dorongannya, dan menggunakan interaksinya dengan kelompok.
i. Rasa Humor
Kelompok membutuhkan lelucon untuk membuat suasana segar dan untuk
mengurangi ketegangan. Pemimpin yang dapat menikmati humor dan
menggunakan secara efektif dalam proses kelompok berarti telah membuat
bantuan yang tak ternilai pada kelompok.
2. Ketrampilan Pemimpin Kelompok

a. Kemampuan mendengar secara aktif
Kemampuan mendengar secara aktif mencangkup ketrampilan untuk dapat
mengartikan pesan-pesan verbal maupun non-verbal yang disampaikan oleh
anggota kelompok.
b. Kemampuan untuk merefleksi
Kemampuan

untuk

mengungkapkan

kembali

inti

dari

apa

yang

dikemukakan oleh orang lain sehingga yang bersangkutan dapat melihat
kembali apa yang dikatakannya.
c. Kemampuan merangkum
Pada akhir setiap pertemuan pemimpin kelompok membuat rangkuman.
Kemampuan

rangkum

ini

berguna

untuk

memberikan

gambaran

keseluruhan hasil suatu pertemuan dan memberi arah pada pertemuan
selanjutnya.
d. Kemampuan menjadi fasilitator
Pemimpin kelompok dapat membantu proses kelompok dengan cara :
Membantu

para

anggota

untuk

secara

terbuka

menyatakan

kekhawatiran dan harapan-harapan mereka.
Secara aktif berusaha menciptakan suasana aman dan penuh
penerimaan sehingga orang akan menaruh kepercayaan satu dengan
lainnya dengan demikian menyangkut keproduktivitasan kelompok.
Memberikan dorongan dan bantuan bila anggota mengungkapkan
masalah yang sifatnya pribadi.
Berusaha mengurangi ketergantungan kelompok dengan pemimpin.
Mendorong anggota untuk mengungkapkan pertentangan dan perbedaan
secara terbuka.
Tujuan fasilitator adalah membantu kelompok mencapai tujuan-tujuannya,
dan terpenting adalah untuk membuka komunikasi yang jelas antara
anggota-anggota

kelompok

serta

membantu

mereka

meningkatkan

tanggung jawab sesuai dengan tujuan kelompok.
e. Kemampuan bertanya
Ketrampilan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk merangsang
berfikir dan melakukan tindakan, untuk memperjelas permasalahan, serta
mengurangi ketegangan perasaan. Pemimpin kelompok sebaikny tidak
mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai sebab-sebab terjadinya

perilaku atau pertanyaan yang bersifat interograsi karena pertanyaan seperti
itu akan membuat orang merasa diadili.
f. Kemampuan menarik hubungan
Pemimpin yang memiliki kemampuan menarik hubungan, memiliki tujuan
untuk meningkatkan interaksi anggota dan meningkatkan kohesifitas
kelompok.
g. Kemampuan memberi dukungan
Kemampuan member dukungan diperlukan bila anggota kelompok
menghadapi suatu krisis, merasaterancam, berusahan melakukan perubahan
perilaku secara konstruktif tetapi masih merasa tak menentu. Dukungan
diberikan pada waktu yang tepat dan porsi yang pas.
h. Kemampuan untuk menghalangi
Pemimpin mempunya tanggung jawab untuk menghalangi aktifitas-aktifitas
tertemtu dari anggota kelompok, misalnya terus menerus menggosip, ikut
campur urusan pribadi anggota lain dan merusak kepercayaan. Ketrampilan
ini memerlukan ketrampilan dan bertindak langsung.
3.1 KESIMPULAN
Kelompok adalah sekumpulan orang orang yang terdiri dari tiga orang atau
lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara satu sama lainnya.
Setiap anggota kelompok memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda-beda,
kebutuhan yang berbeda-beda yang harus diseimbangkan antara satu dengan yang
lainnya agar kelompok dapat berjalanan dengan efektif. Disini pemimpin dalam
kelompok merupakan hal yang sangat penting karena tanpa adanya pemimpin
kelompok tidak dapat mencapai tujuan kelompok secara efektif. Menurut hasil
penelitian Lewin, Lippit, dan White (Johnson dan Johnson, 1987), kepemimpinan
demokratis mempunyai pengaruh yang baik terhadap perilaku anggota kelompok
yaitu lebih berinisiatif, bersahabat terhadap anggota yang lain, bertanggung jawab,
minat bekerja, dan kualitas pekerjaan yang lebih tinggi dibanding bila dipimpin
oleh pemimpin yang menggunakan tipe otoriter atau laissez-faire.

DAFTAR PUSTAKA
http://prima-k-u-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-35150-Umum-Komunikasi
%20Kelompok.html, (diunduh pada 22 mei 2014, 19.00)
Romlah Tatiek .1989. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok.Jakarta : P2LPTK.
http://artikata.com/arti-336093-konstruktif.html (diunduh pada 23 mei 2014, 10.53)