PERANAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN TE

TUGAS MATA KULIAH
PEMBANGUNAN PERTANIAN REGIONAL
(GPW 3207)
ANALISIS SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN TEGAL

Dibuat Oleh:
Nama

: Fathi Almirhea

NIM

: 14/364998/GE/07768

Dosen

: Dr. Lutfi Muta’ali

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

2016

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN TEGAL
Kabupaten Tegal merupakan salah satu kabupaten yang masuk dalam
bagian administrasi Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Tegal, menurut Badan
Pusat Statistik (BPS), memiliki luas wilayah 878,79 km2. Wilayah Kabupaten
Tegal seluruhnya berada pada ketinggian antara 0-1600 mdpl. Secara umum,
topografi wilayah Kabupaten Tegal dapat dibagi menjadi 3 bagian, bagian utara
merupakan wilayah dengan topografi landai yang mencakup dataran pantai utara
Jawa. Selanjutnya adalah bagian tengah yang memiliki topografi landai hingga
berbukit. Terakhir adalah wilayah dengan topografi bergunung yang berada disisi
selatan Kabupaten Tegal. Wilayah bergunung ini disebabkan letaknya yang
berada dilereng tengah dari Gunung Slamet.
Kondisi fisik wilayah Kabupaten Tegal yang beraneka ragam
menyebabkan kabupaten ini dianugerahi lahan yang cukup subur dan sangat
cocok dijadikan kawasan pertanian. Jenis pertanian yang ada pun bermacammacam, mulai dari persawahan, perkebunan, kehutanan, dan lain sebagainya.
Apabila dilihat dari klasifikasi iklim Junghuhn, maka komoditas yang bisa
ditanam di Kabupaten Tegal adalah komoditas tanaman pangan seperti padi,
jagung, ketela. Dapat juga ditanami dengan komoditas perkebunan seperti tebu,
kelapa, dan lainnya pada bagian utara. Pada daerah tengah, bisa dijadikan

kawasan pertanian untuk komoditas sayuran dan buah-buahan, sama halnya
dengan bagian selatan yang merupakan kawasan pegunungan.
Sektor pertanian di Kabupaten Tegal dapat dikatakan masih menjadi sektor
utama yang menopang pendapatan daerah, meskipun saat ini tidak lagi menjadi
sektor nomor satu dalam menyumbang pendapatan daerah. Struktur ekonomi
Kabupaten Tegal menurut data yang diolah dari BPS ditopang oleh industri,
perdagangan, hotel, dan restoran, serta pertanian. Dalam hal ini sektor pertanian
masuk dalam tiga besar sektor yang banyak menyumbang pendapatan regional.
Kontribusi sektor pertanian pada tahun 2010 mencapai 14,14% dan terus naik
hingga pada tahun 2015 menjadi 16,77%. Sedangkan sektor industri memiliki
kontribusi PDRB sebesar 28,46% pada tahun 2010, dan meningkat cukup pesat
hingga 36,81% ditahun 2015.
Berdasarkan data olahan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi, sektor
pertanian di Kabupaten Tegal menempati urutan ke-4 dengan nilai 0,42. Artinya
bahwa sektor pertanian tidak terlalu memberikan sumbangan yang begitu besar
terhadap pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, sektor pertanian masih dirasa
cukup mampu menjadi sektor andalan bagi Kabupaten Tegal karena sumbangsih
pendapatannya yang cukup besar, yakni sebesar Rp3.869.869,00 pada tahun 2015.
Dari besaran PDRB tersebut, sektor pertanian berada diposisi ketiga dengan nilai
PDRB tertinggi, di bawah industri pengolahan dan perdagangan, hotel, dan restoran.


Namun, jika ditengok dari laju produktivitas, sektor pertanian cenderung
menjadi sektor yang cukup lambat dalam berproduksi. Nilainya hanya 2,44, jauh
dibawah sektor pengangkutan dan komunikasi, industri, bangunan, jasa, keuangan,
serta perdagangan, hotel, dan restoran. Hal ini disebabkan karena sektor pertanian
merupakan sektor yang paling lama dalam perputaran modal. Tidak seperti sektor
lainnya yang dalam satu hari bisa menghasilkan produk dan pendapatan yang cukup
besar, sektor pertanian membutuhkan waktu paling tidak 3-6 bulan untuk
berproduksi. Selain faktor waktu yang cukup lama dalam perputaran modal, sektor
pertanian juga sektor yang paling rentan terhadap kegagalan. Banyak faktor yang
menyebabkan kegagalan dalam pertanian, antara lain faktor fisik, cuaca, hingga
teknologi. Kegagalan tersebut yang akhirnya membuat nilai produksi dari sektor
pertanian menjadi menurun. Terlebih hambatan-hambatan yang ada tidak segera
diatasi oleh pemerintah terkait.
Sektor pertanian di Kabupaten Tegal dilihat dari nilai Location Quotient (LQ)
pada tahun 2015 masuk dalam kategori sektor yang potensial untuk dijadikan sektor
basis. Nilai LQ untuk sektor pertanian pada tahun 2015 adalah 1, meningkat dari
tahun 2010 yang hanya bernilai 0,73. Dalam hal ini sebenarnya pemerintah
Kabupaten Tegal dan stakeholder terkait telah mampu melihat potensi pertanian yang
ada di Kabupaten Tegal. Selama ini sektor industri menjadi sektor nomor satu di

Kabupaten Tegal dalam menyumbang pendapatan regional. Industri di Kabupaten
Tegal bahkan sudah terkenal hingga internasional berupa produk-produk manufaktur
serta produk industri olahan. Akan tetapi, tidak selamanya sektor industri bisa
bertahan terhadap perubahan ekonomi regional, nasional, maupun global. Dengan
kata lain, Kabupaten Tegal butuh sektor lain yang mampu menjadi pengaman apabila
sektor industri tidak mampu lagi bersaing di kancah regional atau global. Salah satu
yang akhirnya dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Tegal adalah sektor
pertanian. Sektor ini dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi pertumbuhan. Akan
tetapi dari segi pengembangan sektor basis, nilai LQ dari sektor pertanian bisa
dibilang mengalami peningkatan tiap tahunnya. Ke depan, apabila pemerintah serius
mengembangkan pertanian di Kabupaten Tegal, sektor ini tentu akan bisa seperti
sektor industri dan yang lain. Optimisme ini pun didukung dari perhitungan tipologi
klassen yang mana sektor pertanian masuk dalam kuadran sektor yang berkembang
cepat. Nilai laju pertumbuhan rata-rata sektor pertanian di Kabupaten Tegal
mencapai 28,12% , jauh lebih besar dari laju pertumbuhan ditingkat provinsi yang
hanya sebesar 12,77%. Hanya saja kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Tegal
bernilai 16,09%. Kalah dari sektor industri serta perdagangan, hotel, dan restoran.
Meski demikian, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Tegal
dengan kontribusi pertanian terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah tidak terpaut
jauh, selisihnya hanya 1,52%.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Tegal
untuk mengembangkan sektor pertanian agar menjadi sektor yang lebih maju dan
mampu bersaing dalam kancah nasional maupun global. Salah satunya adalah dengan

melakukan spesialisasi komoditas pertanian yang ada. Kabupaten Tegal memiliki
berbagai macam komoditas pertanian dengan produk utamanya adalah tanaman
pangan seperti padi, jagung, ketela, kacang, dan lainnya. Komoditas lain adalah
pertanian sayuran yang cukup beraneka ragam. Produk sayuran ini rata-rata tumbuh
di wilayah selatan Kabupaten Tegal yang memiliki topografi berbukit dan bergunung.
Dilihat dari segi produksi dan produktivitasnya, sub sektor tanaman sayuran
cenderung memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding sub sektor tanaman pangan.
Terdapat beberapa jenis sayuran yang bisa dikembangkan untuk menjadi komoditas
utama, antara lain bawang merah, daun bawang, kentang, kubis, wortel, dan cabai.
Keenam komoditas ini cenderung mengalami peningkatan produktivitas dari tahun
2010 hingga 2015. Hanya komoditas bawang merah yang mengalami penurunan
produktivitas dari 141,04 kg/ha menjadi 101,48 kg/ha. Untuk komoditas kubis,
produktivitasnya yang paling tinggi diantara yang lain, yakni 120,34 kg/ha ditahun
2010, kemudian meningkat menjadi 167,03 kg/ha.
Melihat data-data tersebut layak kiranya jika Kabupaten Tegal bisa berfokus
dalam pengembangan sub sektor tanaman sayuran, terkhusus sayuran kubis. Sayuran

kubis dipilih karena melihat produktivitasnya yang tertinggi dibanding dengan yang
lain. Selain itu, di Jawa Tengah sendiri belum ada pemasok terbesar dari sayuran
kubis. Berbeda dengan bawang merah dan kentang yang produsennya sudah dikuasai
oleh Brebes untuk bawang merah dan Wonosobo untuk komoditas kentang.
Sehingga jika Kabupaten Tegal ingin melakukan spesialisasi guna menaikan
keunggulan komparatifnya, alternatif yang bisa dipilih adalah dengan
mengembangkan komoditas kubis. Alternatif lain adalah pengembangan tanaman
obat-obatan seperti jahe, lengkuas, kunyit, kencur, dan lain-lain. Pengembangan
tanaman obat-obatan sebenarnya sudah dimulai beberapa tahun ini. Terlihat dari
dibukanya wisata kesehatan jamu yang terletak di Desa Kalibakung, Kecamatan
Balapulang. Objek wisata ini didirikan bertujuan untuk menyukseskan program
pengembangan tanaman jamu sebagai tanaman kesehatan yang dibuat oleh Gubernur
Jawa Tengh pada tahun 2012. Bagi Kabupaten Tegal, pendirian objek wisata
kesehatan jamu sebenarnya bisa dijadikan titik balik dalam pengembangan tanaman
obat-obatan. Selama ini potensi tanaman obat-obatan kurang diperhatikan oleh
pemerintah maupun masyarakat, padahal apabila komoditas ini dikembangkan lebih
jauh, dapat meningkatkan pendapatan regional dari sektor pertanian. Produksi
tanaman obat-obatan di Kabupaten Tegal setiap tahunnnya mengalami fluktuasi.
Ditahun 2010 produksinya mencapai 969.305 kg dan ditahun 2015 produksinya
menurun ke angka 887.202 kg.

Tanaman obat-obatan merupakan komoditas yang menarik untuk
dikembangkan sebab harga jualnya yang lumayan tinggi serta permintaannya yang
jarang menurun.Terlebih apabila komoditas ini dijadikan sebagai komoditas ekspor,
maka luasan pasarnya bisa menjangkau seluruh benua. Adanya potensi
pengembangan tanaman obat-obatan seharusnya bisa dilirik oleh pemerintah,
masyarakat, maupun investor. Lahan pertanian yang relatif subur tentu memudahkan

pula dalam pengembangan komoditas ini. Lebih dari itu, pengembangan komoditas
tanaman obat-obatan nantinya juga mampu mendongkrak pariwisata jamu yang
sudah ada di Kabupaten Tegal.
Komoditas lain yang menjadi komoditas pertanian utama di Kabupaten Tegal
adalah melati. Melati merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan teh, baik
teh kering maupun teh kemasan. Kabupaten Tegal sudah sejak lama terkenal sebagai
kabupaten penghasil teh terbaik. Setidaknya ada 4 perusahaan besar penghasil teh
skala nasional, yakni Sosro (Teh Poci), Tong Tji, 2 Tang, dan Teh Gopek. Keempat
perusahaan tersebut mengambil melati segar dari kebun-kebun yang ada di
Kabupaten Tegal. Hal ini kiranya mampu menjaga pendapatan dari sektor industri
pengolahan dan pertanian tetap terjaga. Sebab selama ini bahan baku utama dari
keempat perusahaan tersebut belum bisa dipenuhi oleh Kabupaten Tegal. Kabupaten
Tegal belum memiliki perkebunan teh sendiri sehingga mengharuskan membeli ke

daerah lain. Keharusan untuk membeli ke daerah lain akan berakibat pada keluarnya
sejumlah uang dari Kabupaten Tegal. Untuk itu, perlu kiranya jika Kabupaten Tegal
mengembangkan melati sebagai bahan baku kedua industri teh agar uang yang ada
tetap berada di Kabupaten Tegal. Pengembangan perkebunan melati di Kabupaten
Tegal kiranya harus terus dilakukan agar melati produksi Kabupaten Tegal tidak
hanya mampu memenuhi kebutuhan perusahaan teh yang ada didaerahnya, tetapi
juga mampu memenuhi kebutuhan produksi teh di daerah lain.
Sektor pertanian sebenarnya merupakan sektor yang prospektif
dikembangkan di Kabupaten Tegal. Sektor ini mampu mendorong sektor-sektor lain
agar lebih maju. Efek pengganda dari sektor pertanian pada tahun 2015 adalah yang
paling tinggi dibanding yang lain, mencapai 736,95. Artinya jika ada peningkatan
disektor basis pertanian sebesar Rp1,00, maka aka nada peningkatan pendapatan pada
sektor non basis sebesar Rp736,95. Dengan kata lain sektor pertanian dapat dijadikan
sektor andalan guna memacu perkembangan sektor lainnya yang ada di Kabupaten
Tegal. Sudah sepatutnya Kabupaten Tegal mau melirik sektor pertanian untuk
dikembangkan lebih jauh sebagai sektor basis atau sektor unggulan. Masih
melimpahnya lahan pertanian ditunjang dengan kesuburannya mampu mendorong
produksi dari komoditas yang ada. Kiranya pemerintah perlu memberikan insentif
kepada rumah tangga tani yang berjumlah 179.536 agar mereka tetap
mempertahankan pekerjaannya. Dari segi teknologi dan rantai distribusi pun perlu

dibenahi. Pembaruan teknologi pertanian akan menolong para petani dari segi
efisiensi dan efektivitas pada saat musim tanam maupun pasca tanam. Sedangkan
pembenahan rantai distribusi akan mampu meningkatkan nilai jual komoditas yang
ada sehingga kesejahteraan para petani kian membaik.

LAMPIRAN
a. Data PDRB Kabupaten Tegal dan Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 dan 2015
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

PDRB Kabupaten Tegal (dalam juta)


Sektor

2010
Rp1.120.896,00
Rp177.827,00
Rp2.258.450,00
Rp42.703,00
Rp422.839,00
Rp2.469.906,00
Rp469.418,00
Rp490.925,00
Rp483.065,00
Rp7.936.029,00

Pertanian
Pertambangan dan penggalian
Industri
Listrik, gas, dan air bersih
Bangunan
Perdagangan,hotal, dan restoran

Pengangkutan dan komunikasi
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
Jasa-jasa
Total

PDRB Propinsi Jawa Tengah (dalam juta)

2015
Rp3.869.869,00
Rp1.138.618,00
Rp8.496.556,00
Rp25.438,00
Rp1.935.916,00
Rp3.999.444,00
Rp1.319.043,00
Rp696.558,00
Rp1.598.108,00
Rp23.079.550,00

2010
Rp86.372.006,00
Rp4.302.563,00
Rp146.155.157,00
Rp4.645.499,82
Rp27.124.582,00
Rp86.998.136,00
Rp26.298.747,00
Rp15.899.731,00
Rp46.599.865,00
Rp444.396.286,82

2015
Rp157.498.000,00
Rp23.019.000,00
Rp357.508.670,00
Rp1.447.000,00
Rp103.405.450,00
Rp135.032.840,00
Rp61.519.850,00
Rp49.159.640,00
Rp51.988.010,00
Rp940.578.460,00

b. Struktur Ekonomi Kabupaten Tegal dan Jawa Tengah tahun 2010 dan 2015 serta Pergeserannya
Sektor
Pertanian
Pertambangan dan
penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, gas & air bersih
Bangunan
Perdagangan, hotel &
restoran
Pengangkutan dan
komunikasi
Keuangan, persewaan & jasa
perusahaan
Jasa-jasa

Kabupaten Tegal

Provinsi Jawa Tengah

2010
14,12

2015
16,77

2010
19,44

2015
16,74

2,24

4,93

0,97

2,45

28,46
0,54
5,33

36,81
0,11
8,39

32,89
1,05
6,10

38,01
0,15
10,99

31,12

17,33

19,58

14,36

5,92

5,72

5,92

6,54

6,19

3,02

3,58

5,23

6,09

6,92

10,49

5,53

c. Laju Produktivitas Menurut Sektor PDRB Kabupaten Tegal 2015
No
1
2
3
4
5

Sektor
Pertanian
Pertambangan dan penggalian
Industri
Listrik, gas, dan air bersih
Bangunan

6 Perdagangan,hotal, dan restoran
7 Pengangkutan dan komunikasi
8 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
9 Jasa-jasa

LPE 2015
2,78
2,10
6,66
-1,35
5,54
4,12
8,88
8,26
4,40

PDRB 2015

r

Rp3.869.869,00
Rp1.138.618,00
Rp8.496.556,00
Rp25.438,00
Rp1.935.916,00
Rp3.999.444,00
Rp1.319.043,00
Rp696.558,00
Rp1.598.108,00

0,34

Laju Produktivitas
2,44
1,76
6,32
-1,69
5,20
3,78
8,54
7,92
4,06

d. Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tegal 2015
No

Sektor

Distribusi Presentase
PDRB

Laju Pertumbuhan
Ekonomi

Sumber-Sumber
Pertumbuhan Ekonomi

Rangking

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pertanian
Pertambangan dan penggalian
Industri
Listrik, gas, dan air bersih
Bangunan
Perdagangan,hotal, dan restoran
Pengangkutan dan komunikasi
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
Jasa-jasa

0,15
0,04
0,33
0,01
0,08
0,16
0,05
0,03
0,05

2,78
2,10
6,66
-1,35
5,54
4,12
8,88
8,26
4,40

0,42
0,09
2,21
-0,01
0,42
0,64
0,46
0,22
0,23

4
8
1
9
5
2
3
7
6

e. Location Quotient Kabupaten Tegal
No.

Kabupaten Tegal

Sektor

1

Pertanian

2010
0,73

2015
1,00

2

Pertambangan dan penggalian

2,31

2,02

3
4
5

Industri
Listrik, gas, dan air bersih
Bangunan

0,87
0,51
0,87

0,97
0,72
0,76

6

Perdagangan,hotal, dan restoran

1,59

1,21

7

Pengangkutan dan komunikasi

1,00

0,87

8

Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

1,73

0,58

9

Jasa-jasa

0,58

1,25

f. Multiplier Effect Menurut Sektor di Kabupaten Tegal tahun 2010 dan 2015
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor
Pertanian
Pertambangan dan penggalian
Industri
Listrik, gas, dan air bersih
Bangunan
Perdagangan,hotal, dan restoran
Pengangkutan dan komunikasi
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
Jasa-jasa
Total

PDRB Kabupaten Tegal (dalam juta)
2010
2015
Rp1.120.896,00
Rp3.869.869,00
Rp177.827,00
Rp1.138.618,00
Rp2.258.450,00
Rp8.496.556,00
Rp42.703,00
Rp25.438,00
Rp422.839,00
Rp1.935.916,00
Rp2.469.906,00
Rp3.999.444,00
Rp469.418,00
Rp1.319.043,00
Rp490.925,00
Rp696.558,00
Rp483.065,00
Rp1.598.108,00
Rp7.936.029,00
Rp23.079.550,00

PDRB Propinsi Jawa Tengah (dalam juta)
2010
2015
Rp86.372.006,00
Rp157.498.000,00
Rp4.302.563,00
Rp23.019.000,00
Rp146.155.157,00
Rp357.508.670,00
Rp4.645.499,82
Rp1.447.000,00
Rp27.124.582,00
Rp103.405.450,00
Rp86.998.136,00
Rp135.032.840,00
Rp26.298.747,00
Rp61.519.850,00
Rp15.899.731,00
Rp49.159.640,00
Rp46.599.865,00
Rp51.988.010,00
Rp444.396.286,82
Rp940.578.460,00

Sektor Basis
2010
2015
-421.535,30
5.244,07
100.991,83
573.786,69
-351.588,83
-275.853,29
-40.256,34
-10.067,93
-61.551,79
-601.406,89
916.293,27
686.060,47
-225,03
-190.507,25
206.987,60
-509.702,21
-349.115,40
322.446,34

Sektor Non Basis
2010
2015
1.542.431,30
3.864.624,93
76.835,17
564.831,31
2.610.038,83
8.772.409,29
82.959,34
35.505,93
484.390,79
2.537.322,89
1.553.612,73
3.313.383,53
469.643,03
1.509.550,25
283.937,40
1.206.260,21
832.180,40
1.275.661,66

ME
2010
2015
-3,66
736,95
0,76
0,98
-7,42
-31,80
-2,06
-3,53
-7,87
-4,22
1,70
4,83
-2087,02 -7,92
1,37
-2,37

g. Shift Share Kabupaten Tegal tahun 2010 dan 2015
No.

Sektor

1

Pertanian

2

Pertambangan dan penggalian

3

Industri

4

Listrik, gas, dan air bersih

5

Bangunan

6

Perdagangan,hotal, dan restoran

7

Pengangkutan dan komunikasi

8

Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

9

Jasa-jasa
Total

PDRB Propinsi Jawa Tengah (dalam juta)

PDRB Kabupaten Tegal (dalam juta)

2010
Rp1.120.896,00
Rp177.827,00
Rp2.258.450,00
Rp42.703,00
Rp422.839,00
Rp2.469.906,00
Rp469.418,00
Rp490.925,00
Rp483.065,00

2015
Rp3.869.869,00
Rp1.138.618,00
Rp8.496.556,00
Rp25.438,00
Rp1.935.916,00
Rp3.999.444,00
Rp1.319.043,00
Rp696.558,00
Rp1.598.108,00

2010
Rp86.372.006,00
Rp4.302.563,00
Rp146.155.157,00
Rp4.645.499,82
Rp27.124.582,00
Rp86.998.136,00
Rp26.298.747,00
Rp15.899.731,00
Rp46.599.865,00

2015
Rp157.498.000,00
Rp23.019.000,00
Rp357.508.670,00
Rp1.447.000,00
Rp103.405.450,00
Rp135.032.840,00
Rp61.519.850,00
Rp49.159.640,00
Rp51.988.010,00

Rp7.936.029,00

Rp23.079.550,00

Rp444.396.286,82

Rp940.578.460,00

Perubahan PDRB

Perubahan

Kab. Tegal

PDRB Jawa Tengah

Rp2.748.973,00

Rp71.125.994,00

Rp960.791,00

Rp18.716.437,00

Rp6.238.106,00

Rp211.353.513,00

-Rp17.265,00

-Rp3.198.499,82

Rp1.513.077,00

Rp76.280.868,00

Rp1.529.538,00

Rp48.034.704,00

Rp849.625,00

Rp35.221.103,00

Rp205.633,00

Rp33.259.909,00

Rp1.115.043,00
Rp15.143.521,00

Rp5.388.145,00
Rp496.182.173,18

h. Kinerja Ekonomi Kabupaten Tegal tahun 2010 dan 2015
No.

Sektor

1

Pertanian

2

Pertambangan dan penggalian

3

Industri

4

Listrik, gas, dan air bersih

5

Bangunan

6

Perdagangan,hotal, dan restoran

7

Pengangkutan dan komunikasi

8

Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

9

Jasa-jasa
Total

PDRB Kabupaten Tegal (dalam juta)
2003
2010

Rp1.120.896,00
Rp177.827,00
Rp2.258.450,00
Rp42.703,00
Rp422.839,00
Rp2.469.906,00
Rp469.418,00
Rp490.925,00
Rp483.065,00

Rp3.869.869,00
Rp1.138.618,00
Rp8.496.556,00
Rp25.438,00
Rp1.935.916,00
Rp3.999.444,00
Rp1.319.043,00
Rp696.558,00
Rp1.598.108,00

Rp7.936.029,00

Rp23.079.550,00

KPN

a
1,82

KPP
b

PN

PEK

c
3,45

c-a
1,63

1,34

2,45

3,23

6,40

1,05

4,29

5,40

2,45

0,33

3,76

1,32

1,65

2,76

0,31

-1,81

0,60

0,28

-1,52

-0,40
3,58

5,35

1,12

KPK
a-b
-0,29

3,81

2,12

1,70

4,58

0,77

2,46

1,55

-0,56

1,62

0,07

-0,50

0,62

2,34

0,22

2,81

0,47

0,69

1,81

3,09

0,98

1,42

-1,67

-0,70

0,42

1,12
21,84

-1,00

3,31

2,19

1,19

2,31

i. Pertumbuhan Ekonomi Rata-Rata dan Kontribusi Rata-Rata PDRB Kabupaten Tegal serta Provinsi Jawa Tengah Menurut
Sektor
No

Sektor

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pertanian
Pertambangan dan penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, gas & air bersih
Bangunan
Perdagangan, hotel & restoran
Pengangkutan dan komunikasi
Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
Jasa-jasa
Total

PDRB Kabupaten Tegal(dalam juta)
2010
2015
Rp1.120.896,00
Rp3.869.869,00
Rp177.827,00
Rp1.138.618,00
Rp2.258.450,00
Rp8.496.556,00
Rp42.703,00
Rp25.438,00
Rp422.839,00
Rp1.935.916,00
Rp2.469.906,00
Rp3.999.444,00
Rp469.418,00
Rp1.319.043,00
Rp490.925,00
Rp696.558,00
Rp483.065,00
Rp1.598.108,00
Rp7.936.029,00
Rp23.079.550,00

Pertumbuhan Ekonomi Rata- Kontribusi PDRB RataRata (%)
Rata (%)
16,09
28,12
4,24
44,97
34,68
30,34
0,22
-9,84
7,61
35,56
20,86
10,12
5,77
22,95
3,83
7,25
6,71
27,03

j. Tipologi Klassen Sektor Pertanian di Kabupaten Tegal
yik>yi

yik12,27%)

Berkembang Cepat)

rik